• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2017-2021 KOTA BIMA, NUSA TENGGARA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2017-2021 KOTA BIMA, NUSA TENGGARA BARAT"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti RTRW, RPJMD, RP2KP, RTBL, RISPAM, SSK dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala

(2)

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bima

Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kota berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota serta mengatur keseimbangan dan keserasian Peruntukan ruang. Pada bagian ini akan diuraikan pemanfaatan ruang Kota Bima secara menyeluruh terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Tabel 5.1 Arahan RTRW Kota Bima

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

A. Pusat Pelayanan Kota (PPK)

Pusat pelayanan kota meliputin tiga bagaian yang terdiri dari pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan.

Pusat pelayanan Kota meliputi, pusat pelayanan Kota Bima di Kecamatan Rasanae Barat, sebagian Kecamatan Asakota dan sebagian Kecamatan Mpunda yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala nasional serta pariwisata skala regional.

B. Sub Pusat Pelayanan Kota ( SPPK )

Sub Pusat Pelayanan Kota dikembangkan untuk mendukung Pusat Pelayanan Kota. Sub pusat pelayanan kota diarahkan pada:

a. Kelurahan Penatoi, Kelurahan Sadia dan Kelurahan Sambinae dan berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, administrasi umum, dan pendidikan skala regional;

b. Sub pusat pelayanan kota di Kecamatan Raba yang meliputi Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Rabadompu Timur, dan Kelurahan Rabadompu Barat dan berfungsi sebagai pusat kegiatan industri kecil dan kerajinan serta pusat pelayanan kesehatan skala regional; dan

c. Sub pusat pelayanan kota di Kelurahan Oi Fo’o dan Kelurahan Nitu Kecamatan Rasanae Timur yang berfungsi sebagai pusat peruntukan industri.

C. Pusat Lingkungan ( PL )

Pusat Lingkungan Kota berfungsi untuk mendukung sub pusat pelayanan kota. Pusat lingkungan di Kota Bima berada pada :

a. Kelurahan Jatiwangi yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal;

b. Kelurahan Mande yang berfungsi sebagai pusat pendidikan dan pusat perdagangan jasa skala regional;

c. Kelurahan Manggemaci yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal serta sebagai pusat pelayanan umum;

A. Kawasan Lindung

1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya.

Kawasan Sempadan Pantai

Kawasan sempadan pantai diarahkan pada sepanjang pesisir pantai bagian barat Kota Bima yang meliputi tiga kecamatan dan tiga kelurahan yaitu Kecamatan Mpunda, Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat, dan melewati Kelurahan Kolo, Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung, dan Kelurahan Dara. Kawasan sempadan pantai sendiri berdasarkan Perda No.11 Tahun 2006 tentang RTRW Propinsi NTB untuk kawasan perkotaan adalah (1) dengan gelombang dari atau sama dengan 2 meter sejauh 30-75 meter dari pasang tertinggi secara proporsional sesuai bentuk, letak dan kondisi fisik

pantai, dengan gelombang,(2) dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter lebar sempadan antara 50-100 meter dari garis pasang tertinggi ke arah darat, dan di sesuwaikan dengan kondisi fisik pantai. Rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai di Kota Bima sebagaimana dilakukan melalui:

1. Penguasaan kawasan sempadan pantai oleh pemerintah dengan batas antara 10

-100 meter (sepuluh sampai dengan saratus) dari titik pasang air laut tertinggi kearah

darat secara proporsional sesiai degan bentuk,letak serta kondisi fisik pantai, dan

diperkuat statusnya

2. Perwujudan lahan-lahan sempadan pantai dapat dilakukan dengan cara partisipatif

masyarakat atau penertiban terutama di kawasan lindung yang membahayakan

kelangsungan penduduk yang tinggal di kawasan sekitarnya

3. Peningkatan keanekaragaman jenis tanaman dengan tanaman tahunan yang berakar

panjang

4. Pemanfaatan kawasan sempadan pantai menjadi kegiatan rekreasi yang bersifat

publik

5. Pengaturan penempatan bangunan-bangunan perlindungan terhadap rawan bencana

gempa dan atau gelombang tsunami

6. Kawasan sempadan pantai yang sudah dikuasai pemerintah, tetapi sudah

(3)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

perdagangan dan jasa skala lokal;

e. Kelurahan Kodo dan sekitarnya yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, pusat perdagangan dan jasa skala lokal, pusat pelayanan kesehatan skala lokal, dan simpul transportasi skala lokal; dan

f. Kelurahan Kolo yang berfungsi sebagai pusat pariwisata bahari, pusat perdagangan dan jasa skala lokal, dan pusat pelayanan kesehatan skala lokal.

7. Kegiatan budidaya yang diperbolehkan pada kawasan sempadan pantai adalah:

a. Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti lapangan rumput, lapangan olahraga,dan/atau preservasi sumber daya alam

b. Fasilitas dan pelayanan sosial, seperti tempat ibadah dan/atau pusat informasi wisata. c. Fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti

puskesmas

d. Wisata dan rekreasi, seperti rekreasi pasif (taman) dan rekreasi alam (pantai).

Kawasan Sempadan Sungai

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi fungsi sungai dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu dan merusak kondisi sungai dan mengamankan aliran sungai.

Kriteria jalur sempadan sungai adalah:

 Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan

 Sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 m di kanan kiri sungai kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan

 Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m

 Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m

 Sekurang-kurangnya 30 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m.

Adapun rencana pengelolaan kawasan sempadan sungai di Kota Bima dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

1. Penguasaan kawasan sempadan sungai oleh pemerintah dengan batas antara 3- 10 meter dan diperkuat statusnya

2. Perwujudan lahan-lahan sempadan sungai dapat dilakukan dengan cara partisipatif masyarakat, atau penertiban terutama di kawasan lindung yang membahayakan kelangsungan penduduk yang tinggal di kawasan sekitarnya

3. Pengawasan dan Pengendalian kawasan sempadan sungai yang telah dikuasai oleh pemerintah

(4)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

5. Kawasan sempadan sungai yang sudah dikuasai pemerintah, tetapi sudah dimanfaatkan oleh masyarakat, maka bangunannya dapat dibongkar

6. Kegiatan budidaya yang diperbolehkan pada kawasan sempadan sungai di Kota Bima adalah:

a. Ruang Terbuka Hijau (RTH), seperti pemakaman, lapangan rumput, lapangan olahraga, dan/atau lahan untuk menjual tanaman hias di ruang terbuka;

b. Fasilitas dan pelayanan sosial, seperti tempat ibadah dan/atau pusat informasi wisata;

c. Fasilitas dan pelayanan kesehatan, seperti puskesmas;

d. Wisata dan rekreasi, seperti rekreasi aktif (taman bermain dan/atau jogging track) dan rekreasi pasif (taman).

Adapun kawasan sempadan sungai yang berada di Kota Bima meliputi sungai besar dan sungai kecil yaitu, sungai Lampe, Sungai Dodu, Sungai Nungga, Sungai Kendo, Sungai Busu, Sungai Jatiwangi, Sungai Romo, Sungai Padolo, dan Sungai Melayu.

Kawasan Sempadan Mata Air

Kriteria untuk kawasan lindung ini yaitu kawasan di sekitar mata air dengan radius sekurang-kurangnya 200 m. Perlindungan untuk kawasan sekitar mata air dapat dilakukan melalui membangun batas pengaman terhadap mata air dari pencemaran lingkungan serta dengan mempertahankan kelestarian lingkungan dengan penanaman pohon di sekitar mata air. Pemerintah Kota Bima sendiri melalui instansi terkait perlu melakukan monitoring serta sosialisi kepada masyarakat khususnya penduduk disekitar mata air agar lebih menjaga keberadaan mata air serta membina masyarakat dalam pengelolaan keberadaan mata air.

Kawasan sekitar mata air di Kota Bima meliputi :

a. Mata air Temba Serinci I, Temba Serinci II, Oi Wontu, Temba Ongge, Temba Rombo I, dan Temba Rombo II di kelurahan Rontu.

b. Mata air Oi Mbo I dan Oi Mbo II di kelurahan Kumbe.

c. Mata air Mpangga, Na’a I, dan Na’a II di kelurahan Jatibaru.

d. Mata air Nungga di Kelurahan Nungga.

(5)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Nungga Kelurahan Nungga, Oi Niu Kelurahan Dara, Temba Serinci I, Temba Serinci II, Oi Wontu, Temba Ongge, Temba Rombo I, Temba Rombo II, Oi Mbo I, Oi Mbo II, Mpangga, Na’a I, dan kawasan mata air Na’a II pada radius minimum kurang lebih 25 - 100 meter dari titik mata air.

2. Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota

penetapan kawasan ruang terbuka hijau minimal 30 % (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota terdiri dari:

a. menerapkan ketentuan luas ruang terbuka hijau publik minimal 20% (dua puluh persen) dan ruang terbuka hijau privat minimal 10% (sepuluh persen);

b. mengembangkan ruang terbuka hijau berupa lahan konservasi dan resapan air, hutan kota, taman kota, tempat pemakaman umum, serta lapangan olahraga;

c. merevitalisasi dan memantapkan kualitas ruang terbuka hijau yang ada;

d. mengembangkan ruang terbuka hijau secara berjenjang mulai dari skala lingkungan hingga skala kota sesuai dengan standar kebutuhan ruang terbuka hijau;

e. mempertahankan jalur-jalur hijau yang berada di sepanjang jaringan jalan;

f. meminimalisir alih fungsi ruang terbuka hijau yang ada;

g. menetapkan secara tegas batas-batas kawasan ruang terbuka hijau;

h. meningkatkan aksesibilitas antarkawasan ruang terbuka hijau dengan kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan, serta kawasan dengan fasilitas umum lainnya; dan

i. melibatkan dan meningkatkan peran masyarakat dalam penyediaan, peningkatan kualitas, dan pemeliharaan ruang terbuka hijau baik publik maupun privat.

RTH public di Kota Bima di kontribusi oleh, RTH taman lingkungan, RTH Taman Kota, RTH Sempadan sungai, RTH Sempadan Jalan, RTH sempadan pantai, Hutan kota, RTH lapangan, TPU, Jalur Hijau, dan RTH Kawasan Fungsional.

3. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya merupakan tempat serta ruang di sekitar bangunan yang bernilai budaya dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas berada di Kota Bima, yang mempunyai manfaat tinggi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan cagar budaya ini diharapkan dapat melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional, serta keragaman bentuk geologi, yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia.

(6)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Ha meliputi:

1)

Kawasan cagar budaya Istana Kesultanan Bima ( Museum Asi Mbojo ) di Kelurahan Paruga.

2)

Kawasan cagar budaya Makam Datuk Dibanta Tolobali Kelurahan Sarae.

3)

Kawasan cagar budaya Kompleks Danataraha Keluahan Dara.

Sedangkan bentuk pengelolaan kawasan cagar budaya di Kota Bima dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini:

1. Mempertahankan keberadaannya dan dijaga kelestariannya melalui upaya konservasi bangunan dan lingkungan

2. Membangun infrastruktur pendukung di sekitar Kawasan Cagar Budaya yang berfungsi menjaga kelestarian kawasan

Kegiatan-kegiatan budidaya yang diperbolehkan di sekitar kawasan cagar budaya adalah sebagai berikut:

a. Perdagangan skala lokal, seperti warung dan kios

b. Kantor pemerintah, seperti kantor kelurahan

c. Fasilitas dan institusi sosial, seperti tempat ibadah, museum, dan/atau lembaga pelayanan sosial

d. Fasilitas dan pelayan kesehatan, seperti puskesmas

e. Industri, seperti industri kecil dan/atau industri kerajinan rumah tangga;

f. Pelayanan dan jasa kendaraan bermotor, seperti halte.

g. Wisata, seperti rekreasi aktif (tempat bermain) dan/atau rekreasi pasif (taman)

B. Kawasan Budidaya

1. Kawasan Peruntukan Permukiman

Pengembangan kawasan peruntukan perumahan untuk memenuhi kebutuhan ruang bermukim dan tempat tinggal bagi masyarakat kota. Pengembangan kawasan peruntukan perumahan sebesar 1.255 Ha dan dilakukan melalui:

a. pengembangan perumahan dengan kepadatan tinggi pada sekitar kawasan pusat kota meliputi Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Paruga, Kelurahan Dara, Kelurahan Sarae, Kelurahan Nae, Kelurahan Monggonao, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan Pane, Kelurahan Penatoi, Kelurahan Lewirato, Kelurahan Mande, Kelurahan Santi, Kelurahan Rabadompu Barat, Kelurahan Rabadompu Timur, Kelurahan Penaraga,Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Sadia;

(7)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Matakando, Rite, Penanae, Rabangodu Selatan;

c. pengembangan perumahan dengan kepadatan rendah diarahkan di kawasan pinggiran kota meliputi Kelurahan Kolo, Ntobo, Kendo, Nungga, Lelamase, Dodu, Lampe, Oi Fo’o, Nitu, Kodo;

d. pengembangan Kasiba (Kawasan Siap Bangun) dan Lisiba (Lahan Siap Bangun) pada kawasan yang belum terbangun yang dilengkapi dengan prasarana pendukungnya seperti jalan lingkungan, prasarana air minum, prasarana pengolahan limbah, jaringan telekomunikasi, dan penerangan;

e. merelokasi kampung di Wadu Mada Masa Kelurahan Oi Fo’o ke lokasi yang lebih produktif dan lebih baik.

2. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan Jasa

Pengembangan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa dilakukan untuk melayani kebutuhan barang dan jasa dalam skala regional, dan skala lokal bagi masyarakat kota dan regional Pulau Sumbawa dan Nusa Tenggara Timur. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala nasional dan regional dilakukan di Kelurahan Paruga, Kelurahan Dara, Kelurahan Sarae, Kelurahan Tanjung dengan luas kawasan kurang lebih sebesar 74 Ha. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional dan lokal dilakukan di Kelurahan Nae, Kelurahan Monggonao, Kelurahan Sambinae, Kelurahan Penaraga, Kelurahan Rabangodu Utara. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa dilakukan melalui:

a. pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan konsep superblok di lingkungan Bina Baru Kelurahan Dara

b. penyediaan ruang parkir yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kegiatan perdagangan dan jasa

c. pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang

d. pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian di sekitar kota;

e. penyediaan areal parkir yang memadai dan tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas

f. penyediaan RTH minimal 30% (tigapuluh persen) pada kawasan perdagangan dan jasa

g. penyediaan jaringan prasarana wilayah kota meliputi jaringan energi dan kelistrikan, jaringan hidran pemadam kebakaran, jaringan telekomunikasi, jaringan air limbah, jaringan persampahan, dan jaringan drainase secara memadai dan

h. penyediaan IPAL untuk limbah B3.

3. Kawasan Peruntukan Perkantoran

(8)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

kawasan sebesar 46 Ha. Kawasan peruntukan perkantoran dilakukan di Kelurahan Penatoi, Kelurahan Sadia, Kelurahan Lewirato, Kelurahan Rabangodu Selatan, kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan Paruga, dan Kelurahan Dara.

4. Kawasan Peruntukan Industri

Lokasi Pengembangan Kawasan industri dan pergudangan di Kota Bima diarahkan pada :

• Pengembangan Kawasan industri marmer dengan skala nasional dan internasional berlokasi di Kelurahan Oi Fo’o dan sekitarnya dengan luasan 46,94 Ha.

• Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan di Kelurahan Tanjung, industri garam rakyat di Kelurahan Dara dan Kelurahan Paruga, dan industri pengolahan hasil pertanian di Kelurahan Jatiwangi dengan luas sebesar 14 Ha.

• Pengembangan Kawasan industri kecil atau industri tenunan tradisional dengan skala regional dan lokal belokasi di Kelurahan Ntobo, Kelurahan Nitu, Rabadompu Barat, Kelurahan Rabadompu Timur, Kelurahan Kumbe dan didukung oleh kegiatan industri tenun di seluruh kelurahan di kota.

Adapun rencana pengembangan kawasan industri di lakukan melalui :

• Pengembangan industri bernilai ekonomi tinggi yang ramah lingkungan.

• Pengembangan kawasan industri pengolahan pada komoditas barang setengah jadi untuk membangkitkan jumlah tenaga kerja yang relatif besar.

• Pemanfaatan teknologi industri tepat guna yang memperhatikan kemampuan produksi lokal, tenaga keja lokal, dan modal.

• Melakukan kegiatan kajian penataan ruang industry seperti pembuatan peta lokasi potensi industri , perencanaan relokasi potensi industri, pembinaan dan pengembangan industri kecil menengah, serta promosi investasi bagi pengembangan industri pertanian dan penangulangan pencemaran industri.

• Pengembangan infra struktur penunjang seperti jalan, air minum, dan bangunan penunjang lainnya.

• Pembuatan Rencana Detai Kawasan Industri khusus untuk industri yang yang dapat menimbulkan dampak penting.

Adapun untuk pengembangan kawasan pergudangan dipusatkan di Lingkungan Kampung Sumbawa Kelurahan Tanjung, sampai Lingkungan Bina Baru Kelurahan Dara.

(9)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Bima adalah :

1. Pengembangan kawasan wisata alam (pantai/bahari) diarahkan pada kawasan pesisir pantai Ni’u sampai Amahami Kelurahan Dara, kawasan pantai Kolo dan sekitarnya, dengan luas kawasan sebesar kurang lebih 72 Ha.

2. Pengembangan kawasan pariwisata belanja khususnya produk kerajinan dilakukan di Kelurahan Ntobo, Kelurahan Rabadompu Timur dan Kelurahan Nitu.

3. Pengembangan kawasan wisata budaya diarahkan di Kelurahan Paruga, Kelurahan Sarae, Kelurahan Nitu, Kelurahan Ntobo dan Kelurahan Melayu.

4. Pengembangan kawasan pariwisata religi diarahkan di Kelurahan Paruga dan Kelurahan Pane.

5. Pengembagan kawasan wisata kuliner diarahkan di Kelurahan Dara, Kelurahan Paruga, Kelurahan Sadia, dan Kelurahan Manggemaci.

pengembangan kawasan pariwisata dilakukan melalui:

• penataan kawasan pariwisata di Kota..

• mempertahankan budaya lokal dan bangunan bersejarah yang ada.

• pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata di Kota melalui pengadaan sarana promosi dan sistem informasi pariwisata, pameran, pentas seni, festival budaya, serta acara kepariwisataan lainnya.

• pengembangan program paket-paket pariwisata yang sudah ada dan yang akan dikembangkan di Kota.

• membangkitkan industri pariwisata di Kota dalam upaya menarik investor.

• pembangunan infrastuktur pendukung untuk mempermudah jangkauan terhadap destinasi pariwisata.

• penyusunan Rencana Induk Pariwisata dan DED (Detail Engineering Design) untuk kawasan pariwisata.

6. Kawasan Peruntukkan Ruang Terbuka non Hijau

Pengembangan kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) juga dilakukan dalam rangka mendukung fungsi kegiatan perkantoran dan kegiatan permukiman, serta terselenggaranya keserasian kehidupan lingkungan dan sosial.

Arahan Pengembangan kawasan RTNH dilakukan melalui:

• penyediaan RTNH pekarangan pada masing-masing pekarangan selain lahan di luar bangunan baik untuk pekarangan permukiman maupun non permukiman; dan

(10)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

parkir pada kawasan perdagangan dan kawasan umum lainnya serta areal di sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

7. Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana dikembangkan untuk memberikan ruang yang aman sebagai tempat berlindung dan tempat penampung penduduk sementara dari bencana banjir dan tanah longsor, bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi, bencana gempa bumi, serta bencana kebakaran. Rencana pengembagan untuk kawasan peruntukan ruang evakuasi adalah sebagai berikut:

a. pengembangan ruang evakuasi bencana banjir pada kawasan pinggir sungai berupa bangunan fasilitas umum, ruang serbaguna, kantor kelurahan dan bangunan lain yang memungkinkan untuk menampung korban bencana.

b. pengembangan ruang evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami pada kawasan pesisir pantai Kota di Paruga Nae dan Lapangan Sambinae.

c. pengembangan ruang evakuasi bencana gempa bumi dilakukan pada:

• bagian timur (Kecamatan Rasanae Timur di Lapangan Lampe dan Lapangan Kodo, Kecamatan Raba di lapangan Pahlawan Raba serta bangunan lainnya yang memungkinkan untuk menampung korban bencana).

• bagian tengah (Kecamatan Mpunda) di Lapangan SMK 2, Lapangan Kantor Walikota Bima, dan bangunan sosial, serta bangunan lain yang memungkinkan untuk menampung korban bencana.

• bagian barat (Kecamatan Rasanae Barat di Gedung Paruga Nae dan Satdion Manggemaci dan Kecamatan Asakota di Lapangan SPMA, bangunan sosial, dan bangunan lain yang memungkinkan untuk menampung korban bencana.

d. pengembangan ruang evakuasi bencana kebakaran pada kawasan padat ditetapkan pada lokasi bangunan fasilitas umum, ruang serbaguna kantor kelurahan, dan bangunan lain yang memungkinkan untuk menampung korban bencana.

e. Pemanfaatan ruang dan bangunan publik untuk kepentingan evakuasi korban bencana diatur oleh Pemerintah Daerah melalui kerjasama dan/atau sesuai dengan kesepakatan.

8. Kawasan Peruntukan Ruang Bagi Sektor Informal

(11)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

Dara,taman lapangan Pahlawan Raba, Kompleks Paruga Nae, Jalan Sulawesi, Jalan Flores, Jalan Sultan Kaharuddin, Jalan Sultan Salahuddin, Jalan Mujair, Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Martadinata, Jalan Gadjah Mada.

Dan untuk pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal, dilarang pada Jalan Soekarno Hatta.

Rencana pengembangan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal dilakukan melalui:

a. penyediaan ruang parkir yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kawasan dengan kegiatan sektor informal.

b. penataan kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal pada lokasi-lokasi yang ditetapkan.

c. pembuatan aturan pemasangan iklan luar ruang.

9. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum

Kawasan peruntukan pelayanan umum terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan. Pengembangan Kawasan pendidikan Dasar dan Menengah lebih ditekankan pada pusat pelayanan lingkungan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan maupun fasilitas pendidikannya masih kurang. Adapun rencana pengembangan kawasan pendidikan, diarahkan di Kelurahan Mande, Kelurahan Sadia, kelurahan Sambinae, Kelurahan Santi, Kelurahan Sarae, dan Kelurahan Rabangodu Utara, dengan luas kawasan kurang lebih sebesar 81, 26 Ha.

Adapun untuk pengembangan kawasan kesehatan di Kota Bima, di arahkan di Kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Monggonao, Kelurahan Sambinae, Kelurahan Nae, Kelurahan Paruga, Kelurahan Sadia, Kelurahan Penanae, Kelurahan Jatiwangi dan Kelurahan Kodo, dengan luas kawasan keseluruhan kurang lebih sebesar 15 Ha.

Pengembangan kawasan peruntukan kesehatan dilakukan melalui antara lain :

a. Pengembangan status Rumah Sakit dari tipe B menjadi tipe A

b. Pengembangan Puskesmas di setiap Kecamatan, dan

c. Pengembangan Posyandu di tiap Kelurahan.

Rencana Pengembangan Kawasan Peribadatan kurang lebih seluas 23 Ha, yang dilakukan pada:

• Masjid Raya dan Pusat Kajian Islam(Islamic Centre)yang berlokasi di Kelurahan Pane dan Kelurahan Paruga.

• Gereja di Kelurahan Rabangodu Selatan dan Kelurahan Tanjung.

• Pura b di Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat.

(12)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

10. Kawasan Peruntukan Pertahanan Keamanan

Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi :

a. Komando Distrik Militer (Kodim) 1608/BIMA; dan

b. Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh wilayah kota.

Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan diarahakan di Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan Sambinae, Kelurahan Sadia, Kelurahan Monggonao, Klurahan Rabangodu Utara.

11. Kawasan Peruntukan Pertanian

Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan dengan luas 2.253 (dua ribu dua ratus lima puluh tiga) hektar yang terdiri dari :

a.Irigasi setengah teknis seluas 1.374 (seribu tiga ratus tujuh puluh empat) hektar;

b.Irigasi non PU seluas 645 (enam ratus empat puluh lima) hektar;

c.Irigasi tadah hujan seluas 234 (dua ratus tiga puluh empat) hektar.

Kawasan peruntukan pertanian holtikultura tersebar di seluruh kecamatan dengan tanaman unggulan mangga dan sawo dengan luas 5.363 (lima ribu tiga ratus enam puluh tiga) hektar.

(1) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana tersebar di seluruh kecamatan dengan komoditi unggulan sapi.

(2) Penetapan kawasan peruntukan lahan pertanian sebagai lahan sawah berkelanjutan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

(3) Pengembangan lahan pertanian tanaman pangan dan budidaya tanaman hortikultura dilakukan di Kelurahan Dodu, Kelurahan Lampe, Kelurahan Kumbe, Kelurahan Kodo, Kelurahan Rite, Kelurahan Rabadompu Timur dan Rabadompu Barat, Kelurahan Penanae, Kelurahan Kendo, Kelurahan Ntobo, Kelurahan Nungga, Kelurahan Mande, Kelurahan Panggi, Kelurahan Sambinae, dan Kelurahan Jatibaru.

(4) Kawasan peruntukan perkebunan seluas 3.632 Ha, dengan komoditi unggulan jambu mete dan kelapa yang tersebar pada Kelurahan Ntobo, Kelurahan Jatibaru, Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan Nitu, Kelurahan Nungga, Kelurahan Lelamase, Kelurahan Lampe, Kelurahan Matakando, dan Kelurahan Kolo.

(13)

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang

ternak, dan pengembangan industri pengolahan hasil ternak.

Kawasan peruntukan perikanan meliputi: perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengolahan hasil perikanan;

• Pengembangan kawasan peruntukan perikanan tangkap dan air payau dilakukan di Kelurahan Kolo, Kelurahan Jatiwangi, Kelurahan Melayu, Kelurahan Tanjung, dan Kelurahan Dara;

• Pengembangan kawasan peruntukan perikanan budidaya dilakukan di Kelurahan Dodu, Matakando, Nungga, Kelurahan Melayu, Kelurahan Jatiwangi, dan Kelurahan Panggi;

• Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan dilakukan di Kelurahan Kolo, Kelurahan Melayu dan Tanjung.

12. Kawasan Peruntukan Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan terdiri dari pertambangan mineral logam dan batuan.

Kawasan peruntukan pertambangan meliputi pertambangan mineral logam di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota dengan potensi seluas 520 Ha, pertambangan batuan jenis marmer di Kelurahan Oi Fo’o, Kelurahan Nitu dan Kelurahan Rontu dengan potensi seluas 1.021 Ha, serta pertambangan batuan jenis lainnya (pasir, sirtu, batu, tanah urug, dll) di Kelurahan Rontu, Kelurahan Sambinae, dan Kelurahan Sadia dengan potensi seluas 2.746 Ha.

Kawasan peruntukan pertambangan mineral logam sebagaimana dilaksanakan setelah ditetapkannya Wilayah Pertambangan (WP) berdasarkan usulan penetapan WP.

Kawasan peruntukan pertambangan dilakukan melalui:

a. pengembangan pertambangan bernilai ekonomi tinggi yang ramah lingkungan;

b. pengembangan pertambangan rakyat yang mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang relatif besar;

c. pemanfaatan teknologi tepat guna yang memperhatikan kemampuan produksi lokal, tenaga kerja lokal, dan modal;

d. melakukan kegiatan kajian penataan ruang pertambangan seperti pembuatan peta lokasi potensi tambang, perencanaan kawasan tambang dan penanggulangan pencemaran tambang;

e. pengembangan infrastruktur penunjang seperti jalan, air minum, dan bangunan penunjang lainnya; dan

f. pembuatan Rencana Detail Kawasan Tambang khusus untuk pertambangan yang menimbulkan dampak penting.

(14)

Kawasan strategis dikembangkan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan wilayah dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada dengan secara berdaya guna dan berkelanjutan. Kawasan strategis juga menjadi wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh signifikan dalam lingkup kota maupun regional di bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan.

Kawasan strategis kota memiliki fungsi antara lain::

• Mendorong keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota secara berkelanjutan;

• Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan;

• Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan penyusunan rencana rinci tata ruang kota.

Berikut akan dibahas kawasan strategis yang telah ditetapkan oleh RTRW Kota Mataram 2011 – 2031.

Tabel 5.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kota Bima Berdasarkan RTRW KAWASAN

STRATEGIS

SUDUT

KEPENTINGAN

FUNGSI LOKASI

Kawasan Pantai Amahami -Niu

Pertumbuhan Ekonomi

Pariwisata Kelurahan

Dara(Kec.Rasanae Barat), Kelurahan Jatiwangi (Kec. Asakota), Kelurahan Kolo (Kec. Asakota)

Kawasan Pasar Raya

Pertumbuhan Ekonomi

Perdagangan dan Jasa

Kelurahan Sarae, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Dara, dan Keluraan Paruga.

Kawasan Oi Fo’o

Pertumbuhan Ekonomi

Industri dan Pertambangan

Kelurahan Nitu, dan Kelurahan Rontu.

Kawasan Asi Mbojo dan Sekitarnya

Sosial Budaya Wisata sejarah/Religi

Kelurahan Paruga, Kelurahan Sarae, Kelurahan Melayu, dan Kelurahan Dara.

Kawasan Hutan Maria, dan Kawasan Nanga Nae Kapenta

Fungsi dan Daya Dukung

Lingkungan Hidup

Konservasi Kelurahan Lampe, Kelurahan Jatibaru, dan Kelurahan Kolo.

Sumber: RTRW Kota Bima 2011 – 2031

(15)

Tabel 5.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Bima Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

Merup

PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG WILAYAH A. Perwujudan Pusat Pelayanan

1.

Pusat Pelayanan Kota a

.

Penataan kawasan pantai

Amahami – Niu Kelurahan Dara Ya

APBN/APBD KementerianPU, Dinas PU

b .

Reklamasi panati Ni’u

-Amahami Kelurahan Dara

Ya

c

Penyusunan Rencana tata ruang kawasan perdagangan dan jasa

Kelurahan Tanjung, kelurahan Dara, Kelurahan PU, Dinas PU

d

Pembangunan kawasan perdagangan Superblock Bina Baru

Kelurahan Tanjung, kelurahan Dara, Kelurahan PU, Dinas PU

e

Peningkatan sarana dan prasarana pusat pelayanan kota

Kelurahan Tanjung, kelurahan Dara, Kelurahan Sarae dan Kelurahan Paruga

Ya

APBN/APBD KementerianPU, Dinas PU

2. Sub Pusat Pelayanan Lingkungan

a .

Pembangunan fasilitas perdagangan dan jasa skala lokal

Kelurahan Jatiwangi

Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

b .

Peningkatan faslitas perdagangan dan jasa skala local termasuk area

pengembangan sector informal

Kelurahan Mande

Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

c Penataan kawasan permukiman Kelurahan Mande

Ya APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

d Penyediaan sarana dan prasarana pejalan kaki

Kelurahan Mande

Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU e

. Penataan kawasan Paruga Nae

Kelurahan Manggemaci

Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

f .

Penataan dan revitalisasi

Satdion Manggemaci Kelurahan manggemaci

Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

g .

Pengembangan pusat perdagangan dan jasa skala

local Kelurahan Santi

Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

l

Pembangunan sarana dan prasarana pendukung permukiman seperti peningkatan jalan, pembanguinan jaringan air bersih, dll)

Kelurahan kolo Ya

APBN/APBD Kementerian PU, Dinas PU

B. Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota

B .1. Program Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi darat

(16)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

jaringan jalan tiap-tiap lingkungan di setiap kelurahan di Kota Bima

Dephub, Dishub, DisPU

B.2. Program Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air Kota

a Konservasi Sumber Daya Air meliputi :

1)Perlindungan dan pelestarian SDA

2)Pengelolaan kualitas air; 3)Pengendalian pencemaran air

Kota Bima

b Pendayagunaan Sumber Daya Air, meliputi :

1

Penataan, penyediaan,

penggunaan, dan

pengembangan air baku, terdiri atas :

Ya

-kerjasama terpadu pengadaan air baku antar wilayah melalui Sistem Pengelolaan Air Minum PDAM Bima

pemantapan air permukaan meliputi pengembangan kolam retensi untuk mendukung ketersediaan air baku

Kota Bima

pengaturan pemanfaatan air tanah pada wilayah kota secara berkelanjutan

c Pengendalian Daya Rusak Air, meliputi :

1 pengembangan sistem pengendalian banjir, terdiri atas

-normalisasi aliran sungai-sungai utama, yaitu Sungai Lampe, Sungai Padolo, Sungai Melayu, dan Sungai Jatibaru beserta anak-anak sungainya yang sekaligus berfungsi sebagai drainase primer

Kecamatan Rasanae Barat, Kecamatan

pengembangan kolam retensi untuk menampung dan menghambat kecepatan aliran air hujan

di Kelurahan Rontu,

Kelurahan Penanae, Kelurahan Monggonao, Matakando dan Kelurahan

membatasi kegiatan fisik dan/atau non fisik pada hulu dan hilir wilayah sungai

Kota Bima

pemulihan fungsi lingkungan hidup dan sistem prasarana

sumberdaya air Kota Bima

Ya

APBN/APBD

(17)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

dengan melakukan pengurangan laju angkutan sedimen sejajar pantai

BLH

B.3. Program Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Air Minum

a

Pengembangan kapasitas terpasang pada sistem penyediaan air minum, meliputi

Kota Bima

1 penambahan jaringan prasaranaperpipaan Kota Bima

Ya

pembuatan sumur dan/atau pompa untuk kegiatan non permukiman yang belum terlayani oleh prasarana perpipaan

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementrian PU, Dinas PU,

3

pencegahan pengambilan air tanah secara berlebihan serta pengaturan pemanfaatan air sungai sebagai salah satu sumber air minum

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementrian PU, Dinas PU,

4

penyediaan air baku yang berasal dari air tanah dilakukan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementrian PU, Dinas PU,

b Pemerataan jaringan distribusi ke pelanggan, meliputi

1 pemeliharaan pelayanan

jaringan distribusi yang telah ada Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementrian PU, Dinas PU

2

pengembangan jaringan distribusi baru pada seluruh wilayah kota

Kota Bima

Ya

APBN/APBD KementrianPU, Dinas PU,

3 penyebaran hidran-hidran umum

pada seluruh wilayah kota Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementrian PU, Dinas PU,

4

pengaturan pengambilan air tanah secara berlebihan serta pemanfaatan air sungai

Kota Bima

Ya

APBN/APBD KementrianPU, Dinas PU,

B.4.Program Pengembangan Sistem Persampahan Kota

a

penambahan unit Tempat Penampungan Sementara (TPS) berupa kontainer

peningkatan intensitas sarana pengangkutan dan perluasan jangkauan pelayanan

pengembangan dan pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kelurahan Oi Fo’o sampai dengan beroperasinya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional di Kecamatan Woha Kabupaten Bima

memilah jenis sampah organik dan anorganik untuk dikelola melalui konsep 3R (Reduce, Recycle, Reuse)

(18)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

meningkatkan peran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan

penyusunan aturan-aturan yang tegas mengenai pembuangan sampah

B.5. Program Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Kota

a

mengembangkan jaringan air limbah komunal setempat yang dikelola oleh masyarakat dan/atau kerjasama dengan pihak lain

mengembangkan tangki septik secara kolektif pada kawasan perumahan tipe kecil serta tangki septik secara individu pada kawasan perumahan tipe sedang dan tipe besar

Kota Bima

B.6. Program PengembanganSarana dan Prasarana Pejalan Kaki

a

Penyediaan sarana dan prasarana pejalan kaki dan sepeda dilakukan di Jalan Sultan Salahuddin, Jalan Sultan Kaharudin, Jalan Martadinata, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Gajah Mada, Jalan Sudirman, Jalan Kedondong, Jalan Blimbing, Jalan Gatot Subroto, Jalan Ir. Sutami, Jalan Pelita Sambinae, Jalan Seruni, Jalan Anggrek, Jalan Datuk Dibanta, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Patimura

Menata jalur pejalan kaki sesuai dengan standar keamanan dan kenyamanan pada trotoar untuk memperkecil konflik antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor

Menetapkan dimensi jalur pejalan kaki pada trotoar sesuai dengan fungsi jalan

(19)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

Menyediakan jalur jalan sepeda yang dapat digabung dengan jalur pejalan kaki dengan dimensi yang ditentukan sesuai kebutuhan

Merencanakan jalur pejalan kaki yang melintasi jalur jalan kendaraan pada titik terdekat yang dilengkapi dengan rambu lalu lintas dan marka jalan

Kecamatan

f Menyediakan jalur pejalan kaki di kawasan sempadan sungai

Kecamatan

B.7. Program Pengembangan Sistem Drainase

a

penyediaan saluran drainase pada kawasan terbangun dan kawasan rawan genangan

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

b

pengembangan dan penataan sistem aliran Sungai Melayu, Sungai Padolo, Sungai Romo sebagai saluran utama

Kecamatan Rasanae Barat, Kecamatan

pengembangan sistem pengendalian banjir lintas kota-kabupaten dari hilir-hulu di bawah koordinasi Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi NTB untuk sungai yang sering menimbulkan banjir di wilayah Kota

normalisasi sungai di kawasan perumahan atau pusat kegiatan dengan cara pengerukan pada sungai yang dangkal, pelebaran sungai, serta pengamanan di kawasan sepanjang sempadan sungai

Kota Bima

Ya

APBN/APBD PU,Dinas PUKementerian

e

normalisasi saluran yang sudah tidak mampu menampung air hujan maupun air limbah dengan memperlebar saluran dan/atau memperdalam dasar saluran

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

f

membangun tanggul-tanggul beberapa sungai yang dekat dengan perumahan penduduk sesuai tinggi elevasi yang dianjurkan

Kota Bima

Ya

(20)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

membatasi kegiatan budidaya terbangun pada hulu sungai secara ketat

pembangunan saluran drainase permanen pada kawasan perumahan padat dengan menerapkan konsep gravitasi dan mengikuti bentuk kontur alam

menyediakan ruang yang memadai pada kanan-kiri saluran drainase untuk kegiatan perawatan dan pemeliharaan saluran secara berkala

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

J

pengembangan jaringan drainase sistem tertutup di kawasan perkantoran, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan industri, jalan-jalan utama, dan kawasan yang mempunyai lebar jalan yang kecil

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

k

pengembangan jaringan drainase sistem terbuka di kawasan perumahan dan di sepanjang jaringan jalan

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

l

membangun sistem drainase tertutup dan terbuka pada kanan-kiri jalan dengan arah pengaliran disesuaikan dengan kondisi topografi setempat

Kota Bima

Ya

APBN/APBD PU,Dinas PUKementerian

B.8. Program Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana

a .

Mengembangkan jalur-jalur evakuasi untuk menjauhi lokasi-lokasi genangan dan bencana banjir yang melalui Jalan Jenderal Sudirman (dari Terminal Dara menuju Dana Taraha) – Jalan Pelita Sonco Tengge Sambinae, Jalan Gatot Subroto Kelurahan Santi, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Gatot Subroto Kelurahan Sambinae, Jalan Ir. Sutami serta jalur-jalur evakuasi yang mengarah ke utara melalui Jalan Melayu –

APBN/APBD Depsos, Dinas Sosial

b .

Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana gelombang pasang/tsunami dan abrasi pantai yang mengarah ke timur melalui Jalan Pelita Sonco Tengge, Jalan Jend. Sudirman Danataraha, Jalan Gatot Subroto, dan jalan di sepanjang pesisir pantai

APBN/APBD Depsos, Dinas Sosial

c .

Mengembangkan jalur-jalur evakuasi bencana gempa bumi pada setiap ruas jalan di wilayah Kota

Kota Bima

Ya

(21)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG WILAYAH

1 1. Pengelolaan Kawasan Resapan Air

a .

Pemberian dukungan terhadap siklus hidrologi, seperti pengembangan tanaman keras atau tahunan yang memiliki akar yang berfungsi menyimpan air

Kota Bima

Pengawasan dan pengendalian pada kawasan resapan air melalui pemberian wewenang dan tanggungjawab kepada pemerintahan kecamatan dan kelurahan, pada wilayah terkait kawasan resapan air.

Kota Bima

Pencegahan kegiatan budidaya yang menurut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dapat mengganggu fungsi lindung

Kota Bima

mengembalikan fungsi sebagai kawasan lindung secara bertahap apabila kawasan resapan air mengalami kerusakan

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

2 2. Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai

a .

Penguasaan kawasan sempadan sungai oleh pemerintah dengan batas antara 3 - 10 meter dan diperkuat

Perwujudan lahan-lahan sempadan sungai dapat dilakukan dengan cara partisipatif masyarakat, atau penertiban terutama di kawasan yang membahayakan kelangsungan penduduk yang tinggal di sekitarnya

Kota Bima

Pengawasan dan pengendalian terhadap kawasan sempadan sungai yang telah dikuasai pemerintah

Kota Bima

Ya

APBN/APBD KementerianPU,Dinas PU

d .

Kawasan sempadan sungai yang dikuasai oleh masyarakat dapat dilakukan dengan cara penggantian sesuai dengan kesepakatan

Pembangunan jalan inpeksi untuk pemeliharaan sempadan sungai 3 3. Pengelolaan Kawasan

(22)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

Penguasaan kawasan sempadan pantai oleh pemerintah dengan batas antara 10 - 100 meter dan diperkuat statusnya

Kota Bima

Ya

APBN/APBD KementerianPU,Dinas PU

b .

Perwujudan lahan-lahan sempadan pantai dilakukan dengan cara partisipatif masyarakat atau penertiban terutama di kawasan yang membahayakan kelangsungan penduduk yang tinggal di sekitarnya

Peningkatan keanekaragaman jenis tanaman dengan tanaman tahunan yang berakar panjang

Kota Bima

Sosialisasi perwujudan kawasan

Sempadan Pantai Kota Bima

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU

e .

Pengaturan penempatan bangunan-bangunan

perlindungan terhadap rawan bencana gempa dan atau

Penyusunan Rencana Tata

Ruang Kawasan Sekitar Pantai Kota Bima

Ya

Pembangunan jalan inpeksi untuk pemeliharaan sempadan pantai

Mempertahankan dan menjaga kelestarian Kawasan Cagar Budaya

Pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan cagar budaya untuk menjaga kelestariannya

Kelurahan

Mempertegas batas-batas dan memberikan batasan fisik pada kawasan Konservasi dan cagar Budaya, seperti pembangunan pagar, dan tanda atau papan

5 5. Pengembangan Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

a .

Pengembangan ruang terbuka hijau Kota Bima sebesar 20% dari luas Kota Bima untuk ruang terbuka publik berupa taman, lapangan olah raga, lapangan bermain

(23)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

tutupan vegetasi sebesar 10% dari total luas Kota Bima

c .

Penyusunan Peraturan Pelimpahan penguasaan dan atau memberikan Kewenangan dalam pengawasan dan pengendalian kawasan lindung pada masyarakat, Lembaga Non Pemerintah

Tersebar di Kota Bima

Sosialisasi perwujudan Kawasan Lindung

Tersebar di Kota Bima

Pembentukan lembaga/tim khusus yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, swasta dan pemerintah di semua

B..Perwujudan Kawasan Budidaya 1 1. Pengembangan Kawasan

Hutan Produksi APBN/APBD

Dephut, Dinas Kehutanan

a .

pemanfaatan hutan produksi ditujukan untuk kesinambungan produksi dengan memperhatikan kualitas lingkungan melalui pencegahan kerusakan tanah dan penurunan kesuburan tanah, mempertahankan bentang alam serta menjaga ketersediaan air

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Dephut, Dinas Kehutanan.

b .

pengembangan kegiatan budidaya hutan yang dapat mendorong terwujudnya kegiatan industri pengolahan hasil hutan, dengan pengembangan jenis tanaman hutan industry

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Dephut, Dinas Kehutanan.

c .

penggunaan kawasan hutan produksi untuk kegiatan di luar budidaya hutan dan hasil hutan yang penggunaannya untuk kepentingan umum dan bersifat strategis, dilakukan dengan memperhatikan asas konservasi tanah dan air serta mempertimbangkan luas dan jangka waktu

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Dephut, Dinas Kehutanan.

d .

percepatan rehabilitasi kawasan hutan produksi yang mempunyai tingkat kerapatan tegakan rendah

Kota Bima

Ya

APBN/APBD Dephut, Dinas Kehutanan.

2 2. Pengembangan Kawasan Peruntukkan Perumahan

a .

Pengembangan kegiatan permukiman dengan kepadatan tinggi dilakukan pada sekitar kawasan pusat kota atau pusat pelayanan kota

Kota Bima

Ya

APBN/APBD KementerianPU,Dinas PU

b .

Pengembangan kegiatan permukiman dengan kepadatan rendah dilakukan pada kawasan pinggiran kota

Kota Bima

Ya

(24)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

Pembangunan Kasiba (kawasan siap bangun) dan Lisiba (lahan siap bangun) di daerah yang belum terbangun dengan mempersiapkan lahan siap bangun dan pembuatan prasarana permukiman pendukungnya seperti jalan lingkungan, prasarana air bersih dan/atau limbah, jaringan telekomunikasi, dan penerangan

Kota Bima

Kegiatan perdagangan dan jasa dan pelayanan yang ada di kawasan perumahan harus dibatasi untuk skala pelayanan lingkungan

Kegiatan perdagangan dan jasa dan pelayanan yang ada di kawasan perumahan harus menyediakan lahan parkir, setidaknya sama dengan luas bangunan yang digunakan untuk kegiatannya

Merelokasi kampong di Wadu Mada Masa, kelurahan Oi Fo’o

Kecamatan Rasanae Timur

Ya

APBN/APBD Kementerian PU,Dinas PU 3 3. Pengembangan Kawasan Peruntukkan

Perdagangan dan Jasa a

.

Reklamasi terbatas pantai Amahami dan Bina Baru

Ya

b .

pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dengan konsep superblok di lingkungan Bina Baru Kelurahan Dara

Kecamatan

penyediaan ruang parkir yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kegiatan perdagangan dan jasa

Kecamatan

pembuatan aturan pemasangan

iklan luar ruang Kota Bima

Ya

pengembangan perdagangan dengan komoditi yang diproduksi kegiatan industri yang ada dan mendukung sektor pertanian di sekitar Kota

penyediaan areal parkir yang memadai dan tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas

Tersebar di Kota Bima

penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) minimal 30% (tigapuluh porsen) pada kawasan perdagangan dan jasa

Tersebar di Kota Bima

penyediaan jaringan prasarana wilayah kota meliputi jaringan energi/kelistrikan, jaringan hidran, jaringan telekomunikasi, jaringan air limbah, jaringan persampahan, dan jaringan

(25)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

i. penyediaan instalasi pengolahan limbah

Tersebar di Kota Bima

Untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala regional diarahkan ke kelurahan Paruga, Kelurahan Dara, Kelurahan Sarae dan Kelurahan Tanjung

Kecamatan

Untuk kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal diarahkan ke Kelurahan Nae, Kelurahan Monggonao, Kelurahan Sambinae, Kelurahan Penaraga, Kelurahan Rabangodu Utara

Kecamatan

4 4. Pengembangan Kawasan Peruntukkan Perkantoran

a

Mempertahankan fungsi kawasan Perkantoran Pemerintah dan swasta

Kota Bima perkantoran di Kelurahan Penatoi, Kelurahan Sadia, Kelurahan Lewirato, Kelurahan Rabangodu Selatan, kelurahan Rabangodu Utara, Kelurahan Manggemaci, Kelurahan Paruga, dan Kelurahan Dara

Kecamatan

5 5. Pengembangan Kawasan Peruntukkan Ruang Bagi Kegiatan Sektor Informal

a .

penyediaan ruang parkir yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kawasan dengan kegiatan sektor informal peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal dilakukan di areal rekreasi sepanjang pantai Niu-Lawata-Amahami Kelurahan Dara, taman lapangan Pahlawan Raba, Kompleks Paruga Nae, Jalan Sulawesi, Jalan Flores, Jalan Sultan Kaharuddin, Jalan Sultan Salahuddin, Jalan Mujair, Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Martadinata, Jalan Gadjah Mada

Kota Bima

Pembuatan aturan pemasangan

iklan luar ruang Kota Bima

Ya

APBN/APBD

Kementerian PU,Dinas PU

6 6. Pengembangan Kawasan Peruntukkan Ruang Terbuka Non Hijau

a. Penyediaan RTNH pekarangan dilakukan pada masing-masing pekarangan selain lahan di luar bangunan baik untuk pekarangan perumahan ataupun non perumahan

Kota Bima berupa lahan parkir pada kawasan perdagangan dan

Kota Bima

Ya

APBN/APBD

(26)

No. Indikasi Program Strategis Lokasi

kawasan umum lainnya, serta areal di sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

C.Perwujudan Kawasan Strategis Kota

1. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi Cepat Bidang Pariwisata

a.

Penyusunan Rencana Induk dan DED Kawasan wisata pantai Amahami – Niu dan sekitarnya,

Kelurahan Dara.

Pembangunan sarana prasarana pariwisata berdasarkan Rencana Induk dan DED Kawasan Amahami - Niu

Pembangunan coastal road sepanjang pesisir pantai Amahami – Niu BIdang Perdagangan dan Jasa

a. Pembangunan Pusat PerdaganganSuper Block Bina Baru Kelurahan Dara. Ya

b. Revitalisasi kawasan perdagangan dan jasa yang ada

Kelurahan

c. Revitalisasi pasar induk Kalurahan Paruga

d. Peningkatan sarana prasarana di sekitar pelabuhan Bima

Kelurahan

2.Kawasan Strategis dari Sudut Kepantingan Sosial Budaya

a. Revitalisasi Kawasan Istana Kesultanan Bima dan sekitarnya

Kelurahan

3. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fusngsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

a.

Penataan Kawasan lindung dan kawasan hutan produksi di Kecamatan Rasanae Timur dan Dinas PU, BLH

(27)

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Pada sub bab ini akan membahas arahan pembangunan berdasarkan RPJMD Kota Bima yang telah ditetapkan. Berdasakan RPJMD Kota Bima visi dan misi pembangunan daerah adalah:

Visi Kota Bima

Terwujudnya Kota Bima Sebagai Kota Perdagangan Dan Jasa Yang Beriman, Maju, Adil dan Sejahtera

Untuk mencapai Visi Kota Bima maka terdapat 4 (empat) Misi yang yang diturunkan dari visi tersebut yang meliputi :

1. Membentuk manusia yang BERIMAN melalui penguatan serta peningkatan nilai-nilai ajaran agama untuk membentuk karakter manusia yang religius sehingga dapat membendung dan membentengi dari nilai-nilai yang merusak moral dan aqidah serta tetap mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal.

2. Mewujudkan manusia yang MAJU melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sehingga mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, memiliki daya saing, dan menguasai teknologi, didukung oleh tingkat kesehatan baik jasmani maupun rohani, mental-spiritual 3. Mewujudkan masyarakat yang ADIL melalui pembangunan yang merata dimana masyarakat

memiliki akses dan tingkat pelayanan pemerintahan yang prima.

4. Menjadikan masyarakat SEJAHTERA berbasiskan pembangunan ekonomi lokal dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan diikuti perluasan akses ekonomi dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang berdaya saing dengan dukungan stabilitas sosial politik dan keamanan.

Dalam menerapkan visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya, terlebih dahulu harus diidentifikasi strategi ketercapaian dari misi dan arah kebijakan juga harus ditetapkan sebelumnya. Dalam RPJMD Kota Bima 2013 – 2018 telah direncanakan strategi dan arah kebijakan yang akan dikembangkan di Kota Bima dalam jangka waktu 2013 – 2018. Adalah sebagi berikut.

Tabel 5.4 Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD KotaBima 2013 - 2018

NO STRATEGI

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Misi 1 :

Membentuk manusia yang BERIMAN melalui penguatan serta peningkatan nilai-nilai ajaran agama untuk membentuk karakter manusia yang religius sehingga dapat membendung dan membentengi dari nilai-nilai yang merusak moral dan aqidah serta tetap mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal

Sosialisasi dan fasilitasi

peningkatan pemahaman tentang ZIS dan nilainilai keagamaan

Pemberdayaan BAZNAS Daerah

Peningkatan

pengelolaan zakat, infaq dan shodaqah

Program Pembinaan dan Peningkatan Pelayanan Keagamaan dan Sosial Kemasyarakatan

Advokasi dan fasilitasi peningkatan pengamalan nilai toleransi dan kerukunan hidup

Penguatan peran FKUB

Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan

Advokasi dan Promosi nilai-nilai budaya lokal

 Pemberdayaan lembaga adat dan sanggar budaya

 Promosi budaya

(28)

NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Misi 2 :

Mewujudkan manusia yang MAJU melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia

sehingga mempunyai tingkat intelektualitas yang tinggi, memiliki daya saing, dan menguasai teknologi, didukung oleh tingkat kesehatan baik jasmani maupun rohani, mental-spiritual

Promosi dan fasilitasi penuntasan

wajib belajar •

Bantuan pendidikan bagi siswa miskin

• Peningkatanpenuntas an wajib belajar

Program Wjib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun

Program Pendidikan Menengah

Program Manajemen Pendidikan

Promosi dan fasilitasi peningkatan penerapan TIK pada sekolah •

Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru terhadap

penggunaan TIK

• Peningkatan sarana dan prasarana TIK

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Promosi, Fasilitasi, advokasi dan koordinasi peningkatan mutu pendidikan

• Peningkatan sarana dan prasarana

• Peningkatan

kompetensi guru dan tenaga kependidikan

-Peningkatan IPM Peningkatan Angka Harapan Hidup

• Peningkatan daya beli masyarakat

• Peningkatan pemerataan pendidikan.

1. Program promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat

2. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM

4. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja

5. Program Pendidikan Anak Usia Dini

6. Program Pendidikan Informal

(29)

NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Perluasan Kesempatan Kerja dan Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja

• Peningkatan kesempatan kerja

• Penigkatan kualitas tenaga kerja

1. Peogram peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja

2. Program peningkatan kesempatan kerja

3. Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

Peningkatan keterpaduan program penanggulangan kemiskinan.

• Penguatan peran TKPKD

• Pengurangan jumlah penduduk miskin

1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

2. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

3. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

4. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan/ Kelurahan

5. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan

Promosi, Fasilitasi dan Advokasi Peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu

•Peningkatan

pelayanan kesehatan ibu dan anak

•Peningkatan sarana dan prassarana pelayanan kesehatan

•Peningkatan dan Pemerataan

Pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin

•Peningkatan pelayanan gizi keluarga

•Peningkatan

penyehatan lingkungan

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

2. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana/prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan

janringannya

3. Program obat dan perbekalan kesehatan

4. Program perbaikan gizi masyarakat

5. Program standarisasi pelayanan kesehatan

6. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

Misi 3 :

(30)

NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Fasilitasi dan Promosi untuk meningkatkan pelayanan air bersih

•Peningkatan pelayanan air bersih

•Perlindungan sumber mata air

1. Program pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

2. Program penyediaan dan pengolahan air baku

Fasilitasi dan stimulasi penanganan rumah tidak layak huni .

•Pengembangan Data Base Perumahan

•Peningkatan penanganan rumah tidak layak huni

1. Program pengembangan perumahan

2. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

3. Program peningkatan keberdayaan Masyarakat Pedesaan/Kelurahan

Meningkatkan aksesibilitas kawasan pedesaan dan wilayah miskin

•Peningkatan sarana dan prasarana pedesaan

•Peningkatan prasarana jalan

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

2. Program Pembangunan Sarana Ekonomi Pedesaan

Promosi dan fasilitasi pengembangan sistem akuntabilitas kinerja

• Peningkatan system perencanaan dan

• Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur sipil Negara.

Program Peningkatan Pengembangan system Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Promosi fasilitasi, advokasi peningkatan pengelolaan keuangan darah sesuai standar akuntabilitas Pemerintah

• Peningkatan penganggaran, penata ushaan dan pelaporan keuangan daerah

• Peningkatan pendapatan daerah

1. Program peningkatan dan pengembangan

pengelolaan

2. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksaan dan Aparatur

3. Program Peningkatan Sistem Pengawasa Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

4. Program, Peningkatan PengembanganSistem pelaporan Capaian Kinarja dan Keuangan

(31)

NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Promosi dan Fasilitasi Percepatan reformasi birokrasi •

Peningkatan dan percepatan implementasi roadmap reformasi birokrasi

• Peningkatan pelayanan perijinan

1. Program Peningatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan

Misi 4 :

Menjadikan masyarakat SEJAHTERA berbasiskan pembangunan ekonomi lokal dengan penyediaan infrastruktur yang memadai dan diikuti perluasan akses ekonomi dalam upaya penguatan struktur ekonomi lokal yang berdaya saing dengan dukungan stabilitas sosial politik dan keamanan

Fasilitasi, Promosi dan koordinasi Pengembangan Sektor Unggulan •

Peningkatan Pembangunan Pertanian Kehutanan Perikanan

• Peningkatan Produktifitas sector perdagangan besar dan eceran

• Peningkatan

pembangunan sector Perhubungan dan Pergudangan

1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan.

2. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan.

3. Program Pengembangan Budidaya Perikanan.

4. Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

5. Program Penciptaan Iklim UKM Yang Kondusif

6. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

7. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial.

Pemberdayaan UMKM • Peningkatan Kualitas Pelaku usaha ekonomi produktif

• Perluasan kesempatan kerja dan berusaha

• Peningkatan pendapatan perkapita

1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

2. Program peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

3. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

4. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM

5. Program Peningkatan Efisiensi Perdangan dalam Negeri

Peningkatan Keterampilan &

Produktifitas •

Peningkatan

penggunaan teknologi produksi

•Peningkatan

(32)

-NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Keterampilan

Fasilitas, Promosi dan advoksi peningkayan produksi pangan dan hasil-hasil pertanian

•Peningkatan

Produktifitas pertanian

•Peningkatan

produktifitas perikanan

•Peningkatan ketahan pengan

1. Program peningkatan produksi pertanian / perkebunan

2. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan Irigasi, Rawa dan jaringan Lainnya

3. Program peningkatan ketahanan Pangan

4. Program pemberdayaan penyuluhan pertanian pertanian, perkebunan Lapangan

Fasilitasi penyediaan infrastruktur Perkotaan yang merata dan bermutu

•Peningkatan

kemantapan jalan dan jembatan

•Peningkatan kualitas sanitasi lingkungan

•Peningkatan jaringan irigasi

•Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan

•Peningkatan utilitas perkotaan

•Penataan kawasan perkotaan.

1. Program pembangunan jalan dan jembatan

2. Program rehabilitasi/ pemeliharaan jalan danjembatan

3. Program

pengembanganperumahan

4. Program penigkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

5. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya.

6. Program pemberdayaan komunitas perumahan

7. Program peningkatann sarana dan prasarana perhubungan

8. Program

pembangunaninfrastruktur pedesaan

9. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

(33)

NO STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM

Fasilitasi, Promosi dan Advokasi Penurunan Angka dan Indeks Kriminalitas

•Peningkatan

Peranserta Masyarakat dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban

•Peningkatan koordinasi penyelesaian tindak kriminalitas

•Peningkatan kerjasama dan koordinasi

Pemerintah daerah dengan aparat keamanan

1. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan

pencegahan tindak criminal

2. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT)

Advokasi, Fasilitasi, promosi dan koordinasi pencegahan dan pemberantasan narkoba

•Peningkatan pemahaman

masyarakat dan anak sekolah tentang bahaya narkoba

•Peingkatan kerjasama dan koordinasi dengan BNN Daerah dalam pemberantasan Peredaran Narkoba

-Sumber: Review RPJMD Kota Bima 2013 – 2018 (Tahun 2016)

Untuk bagian keuangan, secara garis besar Indikasi rencana program prioritas Pemerintah Kota Bima berisi program-program baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka menengah maupun untuk pemenuhan layanan SKPD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Adapun pagu indikatif sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan. Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan atau pagu indikatif selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi SKPD dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD, termasuk menjabarkannya ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.

Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing urusan sesungguhnya tidak hanya didukung oleh pendanaan yang bersumber dari APBD Pemerintah Kota Bima namun juga oleh sumber pendanaan lainnya (APBN, APBD Provinsi, dan Sumber-sumber pendanaan lainnya). Namun demikian, pencantuman pendanaan hanya bersumber dari APBD Pemerintah Kota Bima. dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5 Program Wajib dan Indikasi Program RPJMD Kota Bima 2013 – 2018

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)

Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013

Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD

Target Rp.

URUSAN WAJIB 748.830

Pendidikan 131.179

Program Pendidikan Anak

Usia Dini IPM 71,72 74,31

(34)

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)

Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013

Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD

Target Rp.

APK Anak Usia Dini 79,32 84,09

APM Anak Usia Dini 79,30 82,55

Jumlah Anak Usia Dini 4.090 4.332

Program Pendidikan Non

Formal Angka Melek Huruf 95,91 100

521.373.675

Angka rata-rata lama

sekolah 10,22 thn 12 Thn

Program Wajib Belajar Pendididkan Dasar Sembilan Tahun

Rata2 Nilai Ujian Nasional

SD 5,91 8,51

61.431.732.362

Rata-rata nilai Ujian

Nasional SMP 5,96 8,16

IPM 71,72 74,31

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Per 1000 Penduduk SD

97,6 106,60

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Per 1000 Penduduk SMP

104,0 128,24

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SD 97,6 106,60

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMP 104,0 128,24

Angka Partisipasi Murni

(APM) SD 97,6 105,60

Angka Partisipasi Murni

(APM) SMP 103,9 128,22

Program pendidikan Menengah

Rata-rata Nilai Ujian

Nasional SMA 5,5 7,34

19.801.368.081

Rata-rata Nilai Ujian

Nasional SMK 5,0 6,94

Angka Kelulusan SMA 2.948 3.094

Angka Partisipasi Kasar

(APK) SMA 99,30 101,90

Angka Partisipasi Kasar

(35)

Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan

INDIKATOR KINERJA PROGRAM (Outcomes)

Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD (Thn 0) 2013

Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD

Target Rp.

Angka Partisipasi Murni

(APM) SMA 99,28 101,90

Angka Patisipasi Murni

(APM) SMK 38,84 40,90

Angka Putus Sekolah

SMA 16,0 6,00

Angka Putus Sekolah

SMK 39,0 15,00

Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan tenaga Kependidikan

Rasio guru perkelas rata-rata per 1000 jumlah murid dan rasio guru

1;28 1;23

6.338.755.290

Guru yang memenuhi

kualifikasi pendidik SMK 486 38

Persentase sekolah yang

menerapkan…. 645 2.170

IPM 71,72 74,31

Program manajemen pelayanan pendidikan

Persentase sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis……..

14,95 40 1.628.055.170

Program Penataan Peraturan perundang-undangan

Persentase Sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis……..

14,95 40 36.042.000

Kesehatan 73.524.776.158

Program obat dan

perbekalan kesehatan IPM 71,72 74,31

14.702.765.153

Usia Harapan Hidup 68,88 70,25 Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

Persentase penduduk miskin penerima kartu jaminan kesehatan…..

65 % 90%

10.215.473.275

Usia Harapan Hidup 68,88 70,25

IPM 71,72 74,31

Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien 1,54% 5% Program Pengawasan Obat

dan Makanan

% Pengawasan sarana

obat dan makanan di…. 50% 75% 88.921.759

Program Pengembangan Obat Asli Indonesia

% Pengawasan sarana

obat asli daerah 50% 75% 20.159.198

Program promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat

% Rumah Tangga yang

melaksanakan PHBS 54,50% 58%

637.894.518

Gambar

Tabel 5.2Identifikasi Kawasan Strategis Kota Bima Berdasarkan RTRW
Tabel 5.3Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Bima Terkait Pembangunan
Tabel 5.4Strategi dan Arah Kebijakan RPJMD KotaBima 2013 - 2018
Tabel 5.5Program Wajib dan Indikasi Program RPJMD Kota Bima  2013 – 2018
+6

Referensi

Dokumen terkait

keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, 6.3 ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN.. selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka

Raba Kota Bima Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Nelayan Kecamatan Asakota Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Nelayan KSN Teluk Bima. Peningkatan Kualitas Permukiman

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan upaya untuk memastikan bahwa pada tahap awal penyusunan kebijakan rencana program prinsip-prinsip pembangunan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan ( Readiness Criteria ) yang mencakup antara

alam tuntunan dan pemeliharaan TUHAN jualah, Penyusunan Review Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Tahun 2017-2021

3.21 Rencana Luas Pemanfaatan Ruang Kabupaten Rote Ndao 3.22 Indikasi Program Pembangunan RTRW Kabupaten Rote Ndao 3.23 Arahan RTRW Kabupaten Rote Ndao untuk Bidang Cipta Karya