• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh : Liza Putri Renata

1006077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan

“Menjahit” Terhadap Kesiapan

Kerja di

Konfeksi

Oleh Liza Putri Renata

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Liza Putri Renata 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN “MENJAHIT” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI

Menyetujui, Dosen Pembimbing I

Dr. Hj. Mally Maeliah, M.Pd NIP. 19550929 198303 2 002

Dosen Pembimbing II

Dra. Cucu Ruhidawati, M.Si NIP. 19601219 198601 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

(4)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera ... 7

1. Tujuan Pembelajaran Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) ... 7

2. Materi Pelatihan Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) .... 8

B. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) ... 35

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit... 36

D. Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 37

E. Kerangka Berfikir ... 42

F. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

1. Lokasi ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 47

(5)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

G. Prosedur dan Tahap Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59

1. Identitas Responden ... 59

2. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit (Variabel X) ... 61

3. Kesiapan Kerja Di Konfeksi (Variabel Y) ... 64

4. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi ... 66

5. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi ... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 69

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 71

3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 72

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 74

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 74

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 74

3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 74

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 74

B. Saran ... 75

1. Warga Belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) ... 75

2. Instruktur Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP)……… 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 78

A. Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 79

B. Tabel Konversi Data ... 94

C. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 102

D. Instrumen Penelitian ... 110

(6)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Standar Penggunaan Nomor Jarum Sesuai Bahan ... 12

3.1 Interpretasi Nilai r ... 50

3.2 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r ... 56

4.1 Jenis Kelamin Responden ... 59

4.2 Usia Responden ... 59

4.3Pendidikan Terakhir Responden ... 60

4.4Motivasi Mengikuti Pelatihan Menjahit ... 60

4.5Alasan Mengikuti Pelatihan Menjahit ... 60

4.6Hasil Pengukuran Variabel X ... 61

4.7Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 62

4.8Analisis Data Hasil Belajar Pelatihan Menjahit ... 62

4.9Hasil Pengukuran Variabel Y ... 64

4.10Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 65

4.11Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 66

4.12Hasil Uji Normalitas Variabel X dan Variabel Y ... 67

(7)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Hasil Belajar Pelatihan Menjahit (Variabel X) ... 64 4.2 Kesiapan Kerja di Konfeksi ... 66 4.3 Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja

(8)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

(9)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Mesin Jahit Industri ... 10

2.2 Bagian-bagian Mesin Jahit Industri ... 10

2.4 Kumparan Benang dan Rumah Kumparan (Sekoci) ... 11

2.5 Memasukkan dan Memasang Kumparan Pada Sekoci ... 11

2.6 Pemasangan Jarum Pada Mesin Jahit ... 12

2.6 Cara Mengeluarkan Benang Bawah ... 13

2.3 Mesin Obras ... 14

2.3 Mesin Lubang kancing ... 15

2.7 Teknik Menjahit Kupnat ... 20

2.8 Teknik Menjahit Tutup Tarik Biasa ... 21

2.9 Teknik Menjahit Tutup Tarik Jepang ... 21

2.10 Teknik Menjahit Saku Dalam ... 22

2.11 Teknik Menjahit Ban Pinggang ... 23

2.12 Teknik Pemasangan Kancing Kait... 24

2.13 Teknik Menyambungkan Bagian Bahu ... 24

2.14 Teknik Memasang Saku Tempel ... 25

2.15 Teknik Menyambungkan Kerah Board Pada Blus ... 26

2.16 Teknik Menyambungkan Lengan ... 27

2.17 Penyelesaian Kelim Menggunakan Selusup dan Tusuk Flanel ... 28

2.18 Teknik Pemasangan Kancing Bertangkai ... 29

2.19 Teknik Pemasangan Kancing Lubang Dua ... 29

2.20 Posisi Sandaran Tempat Duduk Saat Menjahit ... 33

2.21 Tinggi Meja Kerja Saat Menjahit ... 33

(10)

Liza Putri Renata, 2014

(11)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR PELATIHAN MENJAHIT TERHADAP KESIAPAN KERJA DI KONFEKSI

ABSTRAK

Pelatihan Menjahit merupakan program keahlian menjahit yang diberikan kepada para eks korban penyalahgunaan Napza yang berusia 14 s.d 26 tahun yang bertujuan menyiapkan warga belajar untuk mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian menjahit (Tata Busana). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kontribusi hasil belajar Pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan alat pengumpulan data menggunakan tes dan angket. Populasi dalam penelitian ini yaitu alumni warga belajar Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) angkatan 2013 dengan sampel total berjumlah 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit pada umumnya berada pada kriteria cukup, berdasarkan pengetahuan yang ditinjau dari pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan menjahit dan keselamatan kerja. Simpulan dari penelitian menunjukkan bahwa kontribusi hasil belajar Pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi pada warga belajar umumnya berada pada kriteria cukup.

(12)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

CONTRIBUTION OF LEARNING READINESS TRAINING TO WORK IN SEWING CONFECTION

ABSTRACT

Training sewing is a skill training program which given to former drug abusers aged 14 to 26 years which aims to prepare citizens to be able to learn and develop competence in the sphere of expertise sewing (dressmaking). This study aimed to obtain data on the contribution of learning outcomes Sewing Training to work in the confection readiness. The method used was a descriptive analytic method with data collection tool using tests and questionnaires. The population in this study are graduate of the residents learned of Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera (BRSPP) class of 2013 with the total sample, totaling 26 people. The results showed that the Sewing Training learning outcomes in general are at sufficient criteria, based on the knowledge in terms of material knowledge, knowledge of a sewing machine, a technique to correct the interference at machines, sewing skills and safety. Conclusions of the study indicate that the contribution of learning outcomes Sewing Training to work in the confection on the readiness of citizens to learn in general are on the sufficient criteria.

(13)

Liza Putri Renata, 2014

(14)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu

perkembangan potensi dan kemampuan warga belajar agar bermanfaat bagi

kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara, seperti

yang diungkapkan oleh Suryosubroto (2010, hlm. 2), pendidikan dipandang

mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam

perkembangan warga belajar. Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur pendidikan

formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Menurut pendapat

Coombs dalam Suryosubroto (2010, hlm.14), Pendidikan nonformal merupakan

kegiatan pendidikan yang terorganisasi, diselenggarakan di luar pendidikan

persekolahan, diselenggarakan secara tersendiri atau merupakan bagian penting

dari suatu kegiatan yang lebih luas dengan maksud memberikan layanan khusus

kepada warga belajar di dalam mencapai tujuan belajar.

Pendidikan nonformal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki

tugas yakni membelajarkan warga belajar agar memiliki dan mengembangkan

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan aspirasi guna meningkatkan taraf hidupnya

di masa yang akan datang. Salah satu bentuk pendidikan nonformal adalah

Pelatihan. Soebagio Atmowirio (2002, hlm. 35) menjelaskan bahwa “Pelatihan adalah pembelajaran yang dipersiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang

meningkat”. Pengertian pelatihan menurut Andrew E Sikula adalah “Suatu proses (kegiatan) pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur sistematis

dan terorganisasi dimana orang-orang selain manajer mempelajari pengetahuan

dan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu”, dari kedua pengertian pelatihan diatas dapat ditafsirkan bahwa pelatihan merupakan proses atau kegiatan

pembelajaran dalam jangka pendek yang mempelajari keterampilan dan

pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu, salah satunya warga belajar

memiliki kompetensi dalam membuat busana sehingga mempermudah

(15)

2

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hasil yang dicapai warga belajar dalam suatu pelatihan menurut Sudjana (1996,

hlm. 35) meliputi :

1. Perubahan taraf hidup yang ditandai oleh perolehan pekerjaan atau wirausaha, peningkatan pendapatan, penampilan diri, dll

2. Mengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan hasil belajar. 3. Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pembangunan di masyarakat.

Pelatihan yang terdapat pada Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera

merupakan Pelatihan dengan program keahlian menjahit yang diberikan kepada

para eks korban penyalahgunaan Napza yang berusia 14 s.d 26 tahun. Pelatihan

Menjahit merupakan salah satu bentuk pembinaan yang bertujuan menyiapkan

warga belajar untuk mampu berkompetensi dan mengembangkan diri dalam

lingkup keahlian menjahit (Tata Busana) sebagaimana yang tercantum dalam

silabus kegiatan bimbingan keterampilan Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera

(BRSPP) (2010, hlm 1) yaitu :

Warga belajar memahami teori pengetahuan bahan, mampu mengatasi gangguan pada mesin jahit, mengerti dan menguasai dasar-dasar menjahit dengan jelas dan benar, menggunakan cara atau teknik menjahit dengan benar, dan memahami keselamatan kerja dalam praktik menjahit.

Warga belajar yang mengikuti Pelatihan Menjahit diharapkan akan

tumbuh keyakinan dalam dirinya bahwa dirinya memiliki kemampuan dan juga

berhak untuk dihargai ketika bersosialisasi di lingkungan asalnya. Warga belajar

dibina agar memiliki kemampuan atau skill yang optimal agar mampu memasuki

lapangan kerja sesuai kriteria yang dibutuhkan di bidang busana. Selain itu warga

belajar diharapkan memiliki kemampuan baik dari segi pengetahuan, sikap dan

keterampilan dalam membuat busana serta mengalami perubahan-perubahan

tingkah laku dalam dirinya sendiri yang disebut dengan hasil belajar. Seperti yang

dikemukakan oleh Nana Sudjana (2011, hlm. 22), bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”. Hasil belajar pelatihan menjahit dapat ditinjau berdasarkan

kemampuan warga belajar dalam menguasai teori pengetahuan bahan, teknik

(16)

3

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

belajar dari pelatihan menjahit diharapkan dapat dijadikan sebagai alat ukur untuk

menilai apakah warga belajar siap untuk bekerja di usaha konfeksi.

Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya

siap untuk memberi respons atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu

situasi. Slameto (2010, hlm. 113), seperti yang diungkapkan Slameto,

“Penyesuaian kondisi pada saat tertentu berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respons. Kondisi tersebut mencakup setidaknya 3 aspek yaitu (1) kondisi

fisik, mental, dan emosional (2) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan (3)

keterampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari”. Sebagai kesiapan warga belajar untuk bekerja di konfeksi ditunjang oleh kondisi fisik,

kematangan mental, dan motivasi pada diri warga belajar. Kesiapan kerja warga

belajar merupakan suatu kondisi yang membuat warga belajar siap untuk dapat

langsung bekerja setelah menyelesaikan pendidikannya di Balai Rehabilitasi

Pamardi Putera. Pelatihan menjahit yang diikuti warga belajar diharapkan dapat

membekali warga belajar untuk bersiap memasuki dunia kerja sesuai dengan

kemampuan dan keterampilan yang didapat pada saat pelatihan.

Konfeksi merupakan jenis pekerjaan atau usaha dibidang busana yang

dapat dimasuki oleh warga belajar setelah mengikuti Pelatihan Menjahit di Balai

Rehabilitasi Pamardi Putera. Menurut Rulanti (1999, hlm. 22 ) “Konfeksi adalah jenis kegiatan pembuatan usaha secara massal atau dalam jumlah banyak, tidak

diukur menurut ukuran pemesan tetapi menggunakan ukuran yang telah

dibakukan seperti S,M,L, dan XL”.

Pemikiran yang telah diuraikan di atas dijadikan dasar pemikiran bagi

penulis untuk melakukan penelitian tentang Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan

“Menjahit” terhadap Kesiapan kerja di Konfeksi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah yang terkait dengan penelitian ini disusun

(17)

4

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Pelatihan menjahit merupakan wahana pembinaan bagi para eks korban

penyalahgunaan Napza untuk menyiapkan warga belajar agar mampu

berkompetensi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian menjahit

(Tata busana).

2. Hasil belajar pelatihan menjahit dapat memberikan sumbangan berupa ilmu

yang berkaitan dengan teori menjahit serta keterampilan menjahit dan

keselamatan kerja pada pembuatan busana.

3. Kesiapan kerja di konfeksi dapat dimiliki oleh warga belajar yang telah

mengikuti pelatihan Menjahit di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera.

4. Konfeksi merupakan jenis usaha secara massal atau dalam jumlah banyak,

tidak diukur menurut pemesan tetapi menggunakan ukuran yang telah

dibakukan seperti S,M,L, dan XL dengan kualitas jahitan yang terdiri dari

tingkatan rendah, sedang, dan tinggi serta sistem kerja borongan dan ban

berjalan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini disusun untuk mendapatkan

kejelasan dari tujuan penelitian yang akan dicapai. Rumusan Masalah menurut

Sugiyono (2011, hlm. 58) , bahwa: ”Rumusan masalah merupakan suatu

pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Berapa besar kontribusi hasil belajar pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi?”

Uraian diatas menggambarkan luasnya permasalahan di dalam penelitian

ini, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk memudahkan dalam

melaksanakan penelitian, maka dalam penelitian ini penulis batasi pada , “Berapa

besar kontribusi hasil pelatihan Menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi

ditinjau dari pelatihan menjahit busana sekolah seragam wanita”

(18)

5

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai

kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi.

Secara lebih spesifik, tujuan yang hendak dicapai sesuai permasalahan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Hasil balajar pelatihan menjahit ditinjau dari :

a. Pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan penguasaan tentang

pengetahuan bahan, pengetahuan mesin jahit, dan teknik memperbaiki

gangguan pada mesin.

b. Pengetahuan keselamatan kerja

c. Keterampilan menjahit yang berkaitan dengan penguasaan teknik menjahit rok

dan blus

2. Kesiapan kerja di konfeksi pada warga belajar pelatihan menjahit Balai

Rehabilitasi Pamardi Putera yang ditinjau dari kesiapan fisik, kesiapan mental,

dan kesiapan emosional.

3. Kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi.

4. Besarnya kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di

konfeksi.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yaitu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yang bertujuan untuk mendapatkan

gambaran tentang masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang dan berpusat

pada masalah yang aktual. Alat pengumpulan data berupa tes dan angket.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap

kesiapan kerja di usaha konfeksi, secara teoritis dan praktis di harapkan dapat

(19)

6

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Secara teoritis (Pengembangan ilmu): Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan masukan untuk mengembangkan ilmu, memperkaya

kepustakaan ilmiah, dan diharapkan menjadi bahan kajian lebih lanjut bagi

peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis (Kegunaan praktis): Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan dalam upaya meningkatkan program pembelajaran dan

pengembangan materi Pelatihan Menjahit.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada warga belajar

tentang hasil belajar pelatihan menjahit sebagai bekal kesiapan bekerja di usaha

konfeksi.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penulisan dalam penilitian mengenai hasil belajar

pelatihan menjahit sebagai kesiapan kerja di usaha konfeksi, secara sistematis

dapat diuraikan menjadi beberapa bagian : Bab I berisi Pendahuluan, yang

mencangkup Latar Belakang, Identifikasi Masalah Penelitian, Rumusana Masalah

Penelitian, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur

Organisasi Skripsi. Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencangkup Tinjauan

Pembelajaran Pelatihan Menjahit, Hasil Belajar Pelatihan Menjahit, Kesiapan

Kekerja di usaha konfeksi, Pertanyaan Penilitian, Kerangka berfikir, dan Hipotesis

Penelitian. Bab III berisi Metodologi Penelitian yang mencangkup tentang,

Lokasi, Sampel Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan data, Teknik

pengolahan data dan Penafsiran data. Bab IV berisi Hasil penelitian dan

Pembahasan, yang mencangkup tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan

(20)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian membutuhkan data dan informasi yang akurat dari sumber yang

terpercaya sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk menjawab masalah

penelitian dan menganalisis pertanyaan. Data informasi yang dibutuhkan tersebut

dapat diperoleh dari populasi dan sampel pada lokasi penelitian.

1. Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi

Putera (BRSPP) yaitu di Jln.Maribaya No.22 Lembang. Lokasi ini dipilih dengan

pertimbangan jarak lokasi dekat dengan tempat tinggal penulis sehingga

memudahkan penulis dalam mengumpulkan data.

2. Populasi

Populasi merupakan data yang diperlukan dalam suatu proses penelitian

sebagaimana pendapat Sugiyono (2010, hlm. 117) populasi adalah “Wilayah

generalisiasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah warga belajar yang mengikuti pelatihan menjahit di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun

ajaran 2013. Jumlah populasi yang terdaftar dan aktif mengikuti proses

pembelajaran pada pelatihan menjahit ini sebanyak 26 orang.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel menurut

Sugiyono (2010, hlm. 117) adalah: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Winarno Surakhmad (2008, hlm. 93)

mengemukakan “Sampel adalah bagian dari populasi untuk mewakili seluruh

populasi”. Sampel penelitian dapat diambil sebagian ataupun seluruh bagian populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sejumlah dengan populasi.

(21)

46

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

ini yaitu 26 warga belajar yang telah selesai mengikuti pelatihan menjahit di Balai

Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun 2013.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian untuk

mendapatkan data dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, metode ini bertujuan

untuk pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang serta berpusat pada

permasalahan yang aktual. Penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini

diharapkan dapat menjawab masalah yang ada pada penelitian dengan cara

mengumpulkan, menyusun, dan menjelaskan data tentang kontribusi hasil belajar

pelatihan menjahit terhadap kesiapan kerja di konfeksi.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman

penafsiran antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang

terdapat pada judul penelitian ini, sehingga penulis merasa perlu membuat definisi

operasional. Istilah-istilah yang terdapat pada judul “KONTRIBUSI HASIL

BELAJAR PELATIHAN MENJAHIT TERHADAP KESIAPAN KERJA DI

KONFEKSI” seperti berikut ini :

1. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

a. Kontribusi adalah “Sumbangan variabel terhadap variabel lain (Suprian

A.S,1996, hlm. 4)

b. Hasil belajar menurut Nana Sudjana (2011, hlm. 22), yaitu “Hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.

c. Pelatihan menjahit yaitu pelatihan yang terdapat pada Balai Rehabilitasi Sosial

Pamardi Putera yang merupakan salah satu bentuk pembinaan program

keterampilan keahlian menjahit yang diberikan kepada para eks korban

penyalahgunaan Napza yang berusia 14 s.d 26 tahun.

(22)

47

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

a. Kesiapan menurut Slameto (2010, hlm. 113) yaitu: “Keseluruhan kondisi

sesorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban didalam

cara tertentu terhadap suatu kondisi.

b. Konfeksi yaitu Jenis usaha mikro kecil dan menengah yang bergerak dalam

bidang pembuatan busana secara massal atau dalam jumlah banyak, tidak

diukur menurut badan sesorang atau pemesan melainkan menggunakan ukuran

yang telah dibakukan seperti S,M,L, dan XL.

Definisi operasional dari judul Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi mengacu pada pengertian yang telah

dikemukakan di atas yaitu penelitian secara mendalam dilakukan untuk mengukur

keseluruhan kondisi warga belajar yang mencakup kesiapan untuk menjadi tenaga

kerja setelah menyelesaikan masa pelatihan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi

Putera.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

memperoleh data dalam melakukan penelitian. Instrumen harus dapat

mengukur/menilai secara objektif, dengan pengertian lain bahwa nilai/informasi

yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai. Instrumen

penelitian dalam penelitian ini yaitu berupa tes untuk memperoleh data tentang

hasil belajar pelatihan menjahit dan angket untuk memperoleh data tentang

kesiapan bekerja di konfeksi.

E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data pada suatu penelitian mengacu pada cara yang

dilakukan untuk memperoleh data yang benar-benar valid, lengkap dan objektif.

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. Tes

Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat latihan yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2009, hlm. 76).

(23)

48

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

menjahit sebagai variabel X pada warga belajar Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi

Putera tahun 2013

2. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna

(Riduwan, 2009, hlm. 71). Pada penelitian ini penggunaan angket dimaksudkan

untuk mengumpulkan data tentang kesiapan kerja di konfeksi pada warga belajar

Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera tahun 2013 sebagai variabel Y.

F. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Pengolahan data berorientasi pada permasalahan pada penelitian yaitu

untuk mengetahui kontribusi hasil belajar pelatihan menjahit terhadap kesiapan

kerja di konfeksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu :

1. Verifikasi data

Verifikasi data yaitu pemeriksaan dan pemilihan lembar jawaban yang

benar-benar dapat diolah lebih lanjut.

2. Pemberian skor jawaban dengan kriteria sebagai berikut :

Pemberian skor setiap jawaban tes dan angket kemampuan menjahit pada

warga belajar berpedoman pada skala likert, yaitu jawaban diberi nilai tertinggi 5

dan terendah 1 atau modifikasi dengan skor yang sama dan setiap jawaban yang

benar diberi skor 1 dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.

3. Mentabulasi angka

Mentabulasi angka yaitu mentabulasi nilai dari setiap item jawaban

responden untuk memperoleh skor mentah dari seluruh responden untuk variabel

X (hasil belajar pelatihan menjahit) dan variabel Y (kesiapan kerja di konfeksi).

4. Penjumlahan skor

Penjumlahan dari jawaban setiap pertanyaan untuk memperoleh skor

mentah.

5. Menentukan rumus statistika

Menentukan rumus statistika yang akan digunakan dalam pembuktian

(24)

49

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dan variabel Y, menghitung persamaan regresi linier sederhana dan menghitung

kebenaran regresi, mencari koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas ini dimaksudkan apakah instrumen penelitian mempunyai

kelas kebenaran, ketepatan atau tidak sebagai alat ukur, yang dilakukan dengan

cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji

validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi momen produk

(product moment) atau metode pearson yang diberi notasi “r”, sebagai berikut:

√{ }{ }

M.Hariwijaya

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

X = Jumlah skor butir item seluruh responden

Y = Jumlah skor total seluruh butir item dari seluruh responden

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Skor total

n = Jumlah responden

Kemudian harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan

menggunakan uji t untuk menetukan taraf signifikannya menggunakan rumus

sebagai berikut:

Kritera pengujian: instrumen penelitian dikatakan valid bila

t

hitung>

t

tabel

dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen hasil belajar pelatihan menjahit

(variabel X), sebagai contoh pada item pertanyaan no.1 terlihat bahwa nilai r (M.Hariwijaya,2011, hlm. 89)

(25)

50

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

didapat sebesar 0,53 dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung = 2,16 > ttabel

(95%) =1.77 pada taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item

pertanyaan no.1 pada variabel X dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan

item pertanyaan variabel X semua item yang berjumlah 25 dinyatakan valid

dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk = n-2.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesiapan kerja di konfeksi

(variabel Y), sebagai contoh item no.1 terlihat bahwa nilai r didapat sebesar 0,47

dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung = 1,84 > ttabel (95%) =1.77 pada

taraf kepercayaan 95% sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan no.1

pada variabel Y dinyatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan

variabel Y semua item yang berjumlah 25 dinyatakan valid dengan tingkat

kepercayaan 95% dan dk = n-2.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji realibilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrumen

cukup dipercaya atau tidak. Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus sebagai berikut :

Si = Jumlah varians skor tiap-tiap

= Varians total

n = Jumlah item

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas menggunakan

bahan interpretasi nilai r dari Zaenal Arifin (2011, hlm. 257) sebagai berikut:

(26)

51

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

0,200-0,399 Rendah

<0,200 Sangat rendah

Harga r yang diperoleh dari perhitungan diuji dengan menggunakan uji

t-student untuk menentukan signifikansinya, dengan rumus sebagai berikut:

t = r

Kriteria pengujian instrumen : instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

bila

t

hitung>

t

tabel pada taraf kepercayaan 95%..

Hasil perhitungan reliabelitas variabel X diperoleh dari nilai =0,91 yang

berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung

= 7,6 > ttabel (95%) =1.77 pada taraf kepercayaan 95%. Hasil perhitungan

reliabilitas variabel Y diperoleh nilai =0,95 yang berada pada kriteria sangat

tinggi dan setelah dilakukan uji-t diperoleh thitung = 10,54 > ttabel (95%) =1.77,

maka variable Y dikatakan reliabel dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

c. Pengolahan Data Identitas Responden

Persentasi data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat

besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan pada responden, karena

jumlah jawaban responden tiap item berbeda. Rumus yang digunakan untuk

mencari persentase mengutip pendapat Anas Sudjono(2011:34) :

P =

x 100

(Anas Sudjono,2011, hlm. 34)

Keterangan :

P : Jumlah presentase yang dicari

f : Banyaknya frekuensi yang dimaksud

n : Sampel

(27)

52

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kemudian data ditafsirkan setelah dipersentasikan dengan menggunakan

kriteria berdasarkan batasan-batasan sebagai berikut:

Keterangan : Skor data yang ditafsirkan adalah data yang presentasenya

paling besar.

d. Uji Normalitas Distribusi

Uji normalitas distribusi skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi,

yakni untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan

mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan uji Chi Kuadrat.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Menentukan rentang skor ( R ), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

R = skor maksimum – skor minimum (Riduwan, 2004, hlm.115)

b) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan

sturgess

BK = 1 + 3,3 log n (Sudjana, 2005, hlm.47)

Keterangan:

Bk = Banyaknya Kelas n = Jumlah Responden

c) Menggunakan panjang interval (P) :

P = R (Sudjana, 2005, hlm.47) Bk

Keterangan:

P = Panjang kelas

(28)

53

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Bk = Banyaknya kelas

d) Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y

e) Menghitung Mean (M) skor

(2) Menentukan angka baku (Z) dengan rumus:

Z =

(Riduwan, 2004, hlm.121)

Keterangan : Z = Angka Baku X = Nilai rata-rata S = Simpangan Baku

(3) Menentukan batas luas tiap kelas interval (L) dengan rumus:

(29)

54

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

(5) Menghitung besarnya distribusi Chi-kuadrat dengan rumus :

=

(Riduwan, 2004, hlm.121)

Keterangan: 2

= Chi Kuadrat

fo = Data frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi/kuesioner) fe = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal jika 2

hitung < 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk = d-3) pada taraf nyata α = 0,05

begitu juga sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika 2 hitung < 2 tabel.

Jika pada uji normalitas diketahui kedua variabel X dan Y berdistribusi normal,

maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametric, sebaliknya jika

salah satu atau kedua variabel X dan Y berdistribusi tidak normal maka

menggunakan uji statistik non parametric.

e. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi, untuk mengetahui adanya hubungan fungsional

antara sebuah variabel predikator (bebas) atau variabel yang memberikan

sumbangan dilambangkan dengan X, dengan variabel kriterium (terikat) atau

variabel yang memperoleh sumbangan yang dilambangkan dengan Y, persamaan

regresi linier sederhana adalah ̂ = a + bX dimana harga a dan b diperoleh dari :

Y = Jumlah skor total seluruh butir item dari seluruh responden

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Skor total

(30)

55

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Variabel X sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar

Pelatihan Menjahit, sedangkan variabel Y sebagai variabel terikat yaitu Kesiapan Kerja

di Konfeksi, untuk menguji lineritas regresi, menggunakan rumus :

a) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK) dari masing-masing sumber

variabel

b) Membuat table analisis (ANAVA)

c) Memasukkan harga-harga dari perhitungan rata-rata jumlah kuadrat (RJK) ke

dalam daftar ANAVA

Perolehan hasil penelitian regresi linieritas diuji degan menggunakan uji

fisher, dengan tujuan untuk mengetahu tingkat keberanian perolehan persamaan

linieritas, rumus yang digunakan yaitu :

F =

Kriteria pengujian : Jika Fhitung > Ftabel maka linieritas data signifikan atau

berarti pada taraf kepercayaan 95%.

f. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan cara mencari koefisien korelasi antara kedua variabel, dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dari pearson, sebagai berikut:

r = n (∑XY) – (∑X) (∑Y)

√ n ∑X2 –(∑X2) ∑Y2–(∑Y2 ) (Arifin Zainal, 2012, hlm.254) Keterangan:

r = Koefisien Korelasi

X = Jumlah skor butir item seluruh responden

(31)

56

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

∑X =Jumlah skor item

∑Y = Skor total

n = Jumlah responden

Harga r yang diperoleh dari perhitungan koefisien korelasi harus diuji

tingkat signifikansinya yaitu dengan menggunakan rumus uji statistik t-student

sebaagai berikut :

pada tingkat kesiapan 95%. Besar koefisien korelasi menurut Zaenal Arifin

(2011:257) diinterpretasikan sebagai berikut :

Antara 0,000-0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi)

g. Uji Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya hubungan variabel X dengan variabel Y. Rumus koefisien

menurutRiduwan (2004:139), sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari

(32)

57

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi yang diperoleh dalam

teknik pengujian statistik yaitu :

Prosedur penelitian yaitu serangkaian kegiatan yang ditempuh dalam

penelitian secara bertahap dan berkesinambungan. Prosedur penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dilakukan untuk merencanakan dan mengumpulkan

bahan sebagai bekal penelitian. Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang

dilakukan sebelum melakukan pelaksanaan penelitian,tahap persiapan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengamatan lapangan dan mempelajari berbagai macam literature

seperti buku sebagai sumber acuan untuk pembuatan outline

b. Menentukan masalah dan merumuskan masalah

c. Pembuatan outline penelitian

Tahap pelaksanaan dilakukan untuk pelaksanaan penelitian pada

(33)

58

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

dilaksanakannya seminar I dan seluruh hasil perbaikan disetujui, maka dilakukan

tahap pelaksanaan sebagai berikut :

a. Penyebaran instrumen penelitian

b. Pengumpulan kembali instrumen penelitian

c. Pemeriksaan data dan pengolahan data penelitian

d. Pembuatan pembahasan hasil penelitian

e. Pembuatan simpulan dan saran

f. Seminar tahap II

g. Tahap perbaikan draft skripsi hasil seminar II

3. Tahap Akhir

Tahap akhir merupakan proses terakhir yang harus dilakukan yaitu skripsi

(34)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi”.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Hasil penelitian mengenai hasil belajar Pelatihan Menjahit yang diperoleh

warga belajar Balai Rehabilitasi Pamardi Putera (BRSPP) berdasarkan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan pada Pelatihan Menjahit. Hasil belajar Pelatihan

Menjahit ditinjau dari pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan pengetahuan

bahan, pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin,

keterampilan menjahit, dan keselamatan kerja pada umumnya responden kurang

dari setengahnya berada pada kriteria cukup.

2. Kesiapan Kerja di Konfeksi

Hasil penelitian mengenai kesiapan kerja di konfeksi kurang dari

setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

warga belajar mempunyai kesiapan yang cukup untuk dapat bekerja di konfeksi.

Kesiapan kerja di konfeksi yang berada pada kriteria cukup dipengaruhi oleh minat

dan motivasi dalam diri warga belajar, pengalaman belajar dan faktor lingkungan

baik keluarga, sekolah ataupun pergaulan warga belajar di masyarakat keluarga.

3. Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan Menjahit

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi positif yang

signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi positif yang

signifikan dari hasil belajar Pelatihan Menjahit (variabel X) terhadap kesiapan

kerja di konfeksi (variabel Y).

(35)

75

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Hasil belajar Pelatihan Menjahit memberikan kontribusi yang rendah

terhadap kesiapan kerja di konfeksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil

belajar Pelatihan Menjahit belum sepenuhnya memberikan sumbangan terhadap

kesiapan kerja di konfeksi.

B. Saran

Saran penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis

mengajukan saran yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan

masukan bagi pihak yang berkepentingan di dalam pembelajaran Pelatihan

Menjahit. Saran ini penulis tunjukkan kepada :

1. Warga belajar Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera

(BRSPP)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit

ditinjau dari pengetahuan menjahit yang berkaitan dengan pengetahuan bahan,

pengetahuan mesin jahit, teknik memperbaiki gangguan pada mesin, keterampilan

menjahit, dan keselamatan kerja pada umumnya responden kurang dari

setengahnya berada pada kriteria cukup. Hasil penelitian tersebut hendaknya

dijadikan motivasi agar warga belajar mampu meningkatkan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan dalam menjahit busana dengan cara memanfaatkan potensi yang

ada pada diri warga belajar serta senantiasa menjadikan bekal untuk kembali

bersosialisasi di masyarakat salah satunya untuk menjadi tenaga kerja di konfeksi.

2. Instruktur Pelatihan Menjahit Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putera

(BRSPP)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Pelatihan Menjahit

terhadap kesiapan kerja di konfeksi berada pada kriteria cukup. Instruktur Pelatihan

Menjahit diharapkan lebih memotivasi warga belajar dalam meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh untuk dapat dijadikan

bekal kesiapan kerja di konfeksi. Instruktur diharapkan dapat meningkatkan

potensi warga belajar untuk mengoptimalkan keterampilan menjahit dengan

memberikan bimbingan dan latihan, sehingga dapat memotivasi warga belajar

(36)

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amaden, C. (1997). A Guide To Fashion Sewing. Los Angeles : Fashion Design Department The Fashion Institute Of Design and Merchandising

Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung : Rineka Cipta

Budiningsih, A. (2013). Pemeliharaan Mesin Jahit. Bogor : CV Bina Pustaka

Ernawati, dkk. (2008). TATA BUSANA. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Gardiner, W. (2003). The Encyclopedia Of Sewing Techniques. China : Midas Printing International

Hariwijaya M, T (2011). Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis. Jakarta : PT. SUKA BUKU

Hwie, NH. (1998). Mengukur, Menggambar, Memotong dan Menjahit Pakaian. Semarang : PT. Mandiri

Imban, S. (2003). Membuat Rok. Jakarta : Balai Pustaka

Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung : Alfabeta

Muhidin, SA. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Bandung : Alfabeta

Riduwan M.B.A. (2004). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan

Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta

Riyanto Arifah, A. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo

(37)

77

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Subianto S, dkk. (2010). Terampil Membuat Pakaian Wanita. Jakarta : Meutia Cipta Sarana DPP Ikatan Penata Busana Indonesia

Sudjana. N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. (2000). Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Sinar Grafika Offset

Suprian, AS. (2002). Statistik I dan II. Bandung : FPTK UPI

Suryosubroto, B. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia, No.20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung : Fokus Media

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Wancik, MH. (2003). Bina Busana Petunjuk lengkap Penyelesaian Jahitan Pakaian

Wanita (Finishing). Jakarta : PT. Gramedia

Zaenab, S (2008). Kontribusi Hasil Belajar Kursus Menjahit Tingkat Terampil

Terhadap Minat Membuka Usaha Modiste. (FPTK UPI) : Tidak diterbitkan

(38)

78

Liza Putri Renata, 2014

Kontribusi Hasil Belajar Pelatihan “Menjahit” Terhadap Kesiapan Kerja Di Konfeksi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar                                                                                                         Halaman
Tabel 3.1 Interpretasi nilai
Tabel 3.2 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi r

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan definisi kepemimpinan yaitu proses memengaruhi orang lain yaitu guru untuk mencapai tujuan bersama (tujuan SMK) secara efektif dan

Ketidakhadiran dalam Pembuktian Kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima sebagaimana pada butir 3 diatas, maka perusahaan saudara dinyatakan Mengundurkan

terhadap penyeludupan barang palsu dan bajakan di bidang kepabeanan ditinjau dari. segi hukum internasional, judul skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga

PROFIL KONDISI FISIK ATLET TENIS MEJA KLUB GANI ARTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kebudayaan Suku Batak Toba Kristen Protestan, salah satu suku yang ada di Indonesia, yang masih menjalankan kebudayaan asli leluhur dalam kehidupan mereka, dan memiliki partuturan

Salah satu contohnya, sebelum komputer banyak digunakan jika akan membuat surat atau dokumen lainnya kita biasa menggunakan mesin tik dan sekarang hampir dapat dipastikan fungsi

Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai. glikosida dan aglikon flavonoid yang mungkin terdapat dalam

PENGARUH CAMEL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA SEKTOR PERBANKAN INDONESIA PERIODE 2009-2013.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |