• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPEB: 409/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang

Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Universitas Pendidikan Indonesia

NENDEN SANIDIANTI FAUDILAH

0907316

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

(StudiPadaBagian Tata Usaha PusatVulkanologidanMitigasiBencanaGeologi)

NENDEN SANIDIANTI F 0907316

Skripsiinitelahdisetujuidandisahkanoleh:

1. Pembimbing

Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd NIP. 19510518 197803 1 001

2. Ketua Program Studi

Dr. Vanessa Gaffar, SE. Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(3)

Pengaruh Kohesivitas Kelompok

Terhadap Motivasi Kerja Pegawai

(Studi Pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi)

Oleh

Nenden Sanidianti Faudilah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nenden Sanidianti Faudilah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

ABSTRAK

Nenden Sanidianti Faudilah (0907316), “Pengaruh Kohesivitas Kelompok Terhadap Motivasi Kerja Pegawai “. (Studi Pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd

Permasalahan yang dikaji adalah menurunya motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang ditandai dengan tingginya tingkat ketidakhadiran dan keterlambatan. Permasalahan ini penting untuk segera ditangani karena akan berdampak pada produktivitas organisasi.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kohesivitas kelompok, motivasi kerja pegawai dan pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja. Aspek yang diteliti yaitu kohesivitas kelompok dan motivasi kerja.

Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory. Jumlah populasi 61 orang. Didapat 38 responden sample dengan menggunakan teknik slovin Angket yang digunakan adalah model skala likert. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson dan analisis regresi sederhana.

Hasil menunjukan kohesivitas kelompok berada pada katagori tinggi dan motivasi kerja berada pada kategori sedang. Perhitungan korelasi sebesar 0,602 dapat diartikan terdapat korelasi yang tinggi antara kohesivitas kelompok dengan motivasi kerja. Didapat persamaan Y=14,103 + 0,538 dan KD=36,3% dari perhitungan regresi sederhana yang berarti pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap motivasi kerja sebesar 36,3%, sedangkan sisanya 63,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Saran yang diberikan oleh penulis, kohesivitas kelompok dimiliki oleh pegawai saja tidak cukup untuk meningkatkan motivasi kerja, maka perlu ada perhatian yang lebih baik lagi dari organisasi.

(5)

ABSTRACT

Nenden Sanidianti Faudilah (0907316), The Influence of Group Cohesiveness towards

Employee’s Motivation (Study at The Division of Administration of Pusat Vulakanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)”, under the guidance of Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd.

Issues that were examined in this study is the low motivation of the employees of Administration Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi that showed by high levels of absenteeism and tardiness. Problems like this are considered important to be addressed because it will have an impact on organizational productivity.

The purpose of this research is to determine how the images group cohesiveness, the employee’s motivation and how the group cohesiveness influence the employee’s motivation. Aspects examined in this study is the group cohesiveness and employee’s motivation.

The method of this research is using survey explanatory. The amount of employees is 61, the sample of 38 people was taken by using Slovin sampling techniques. Questionnaire used was a questionnaire Likert scale models. The analysis technique used is the Pearson correlation coefficient and simple regression analysis.

Results showed that the group cohesiveness at high category and employee’s motivation at the middle category. the calculation of correlation of 0.602 means there is a high corelation between cohesiveness groups with employee’s motivation. Simple regression analysis of the calculation results obtained equation Y = 14.103 + 0.538 and KD = 36.3% means that the influence of group cohesiveness on employee’s motivation by 36.3%, while the remaining 63.7% is influenced by other daktor not examined.

Advice given by the author, the work group cohesiveness is owned by the employee alone is not enough to increase the motivation to work, then there needs to be a better attention from the organization.

(6)

i 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 11

1.3 Rumusan Masalah... 11

1.4 Tujuan Penelitian... 12

1.5 Manfaat Hasil Penelitian... 12

BAB II TINJAUAN, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori... 14

2.1.1 Motivasi Kerja... 14

2.1.1.1 Pengertian Motivasi... 14

2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja... 15

2.1.1.3 Pendekatan-Pendekatan Teori Motivasi Kerja... ... 18

2.1.2 Kohesivitas Kelompok ... 29

2.1.2.1 Definisi Kohesivitas Kelompok... 29

2.1.2.2 Komponen Kohesivitas Kelompok... 31

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok... 31

2.1.2.4 Kelompok Kerja... 34

2.1.3 Pengaruh Kohesivitas Kelompok Terhadap Motivasi Kerja... 42

2.2 Penelitian Terdahulu... 44

2.3 Kerangka Pemikiran... 46

(7)

ii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian... 55

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian... 55

3.2.1 Metode Penelitian... 55

3.2.2 Desain Penelitian... 56

3.3 Operasional Variabel... 56

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 60

3.4.1 Sumber Data... 60

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data... 61

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 62

3.5.1 Populasi... 62

3.5.2 Sampel... 63

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel... 64

3.6 Uji Validitas dan Uji Realibilitas... 64

3.6.1 Uji Validitas... 64

3.6.2 Uji Realibilitas... 68

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 71

3.7.1 Menentukan Nilai Angket... 71

3.7.2 Methode Successive Intervals (MSI)... 74

3.7.3 Analisis Korelasi Sederhana... 75

3.7.4 Analisis Regresi Sederhana... 77

3.7.5 Koefisien Determinasi... 78

3.7.6 Uji Hipotesis... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 81

(8)

iii

4.1.1.1 Gambaran Umum Bagian Tata Usaha PVMBG... 84

4.1.1.2 Visi dan Misi... 85

4.1.1.3 Struktur Organisasi... 87

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden... 88

4.3 Analisis Data... 93

4.3.1 Pengukuran Kohesivitas Kelompok Variabel X... 93

4.3.2 Pengukuran Motivasi Kerja Variabel Y... 95

4.4 Hasil Penelitian... 98

4.4.1 Gambaran Kohesivitas Kelompok (Variabel X) Pada Bagian Tata Usaha PVMBG... 98

4.4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Keterkaitan Kelompok... 98

4.4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Stabilitas Keanggotaan... 101

4.4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Interaksi Kelompok... 104

4.4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Tantangan Kelompok... 106

4.4.2 Gambaran Motivasi Kerja (Variabel Y) Pada Bagian Tata Usaha PVMBG... 110

4.4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Need for Achievement... 110

4.4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Need for Affiliation... 114

4..4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Need for Dominance... 117

(9)

iv

4.6 Analisis Deskriptif... 122

4.7 Analisis Korelasi... 123

4.8 Analisis Regresi Linier Sederhana... 125

4.9 Analisis Hipotesis Penelitian... 127

4.10 Pembahasan Hasil Penelitian... 129

4.10.1 Pembahasan Motivasi Kerja Pegawai... 129

4.10.2 Pembahasan Penilaian Kohesivitas Kelompok Kerja... 132

4.10.3 Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai... 134

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 136

5.2 Saran... 138

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai Bagian Tata

Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

Januari – Desember 2012... 3

Tabel 1.2 Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Pegawai Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Januari – Desember 2012... 5

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu... 44

Tabel 3.1 Operasional Variabel Kohesivitas Kelompok ... 57

Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Kerja... 59

Tabel 3.3 Jenis Data... 60

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kohesivitas Kelompok (X).. 67

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y)... 68

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kohesivitas Kelompok & Motivasi Kerja Pegawai... 70

Tabel 3.7 Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data... 72

Tabel 3.8 Pengubahan Data Ordinal Ke Interval... 75

Tabel 3.9 Interprestasi Besarnya Koesifien Korelasi... 76

Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 88

Tabel 4.2 Data Pegawai Berdasarkan Usia... 89

Tabel 4.3 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 90

Tabel 4.4 Data Pegawai Berdasarkan Masa Kerja... 91

(11)

vi

Kedekatan Dengan Rekan Kerja Selama Menyelesaikan

Pekerjaan Kantor... 99

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat

Keinginan Untuk Mengenal Rekan Kerja Dalam Satu

Kelompok... 100

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat

Kebersamaan Yang Terjalin Antara Sesama Rekan Kerja... 100

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Rasa

Bangga Menjadi Anggota Pada Bagian Tata Usaha PVMBG.. 102

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Bertahan (Loyal) Pada Divisi Bagian Tata Usaha PVMBG... 102

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Menjadi Bagian Pada Divisi Bagian Tata Usaha PVMBG.. 103

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Frekuensi

Komunikasi Rekan Kerja... 104

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Berpartisipasi Dalam Menyelesaikan Tugas Kantor... 105

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Solidaritas

Dalam Membantu Permasalahan Kantor Rekan Kerja... 106

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Bekerjasama Dengan Rekan Kerja... 107

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Teradap Pernyataan Tingkat Keinginan

(12)

vii

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Menyeleaikan Masalah Pekerjaan Yang Sulit... 108

Tabel 4.17 Rekapitulasi Skor Variabel Kohesivitas Kelompok (X)... 109

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Mencapai Target Kerja... 111

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Unggul Dalam Bekerja... 112

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Menunjukan Prestasi Kerja Yang Baik... 112

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Pengharapan

Atas Penghargaan Dari Setiap Pekerjaan Yang Dilakukan... 113

Tabel 4.22 Tanggapan Reseponden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Bersosialisasi Dengan Rekan Kerja... 114

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Memahami Orang Lain... 115

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Kepercayaan

Terhadap Rekan Kerja... 116

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Keinginan untuk Mendapatkan

Penghorrmatan Dari Orang Lain... 116

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Keinginan Untuk

Menduduki Jabatan Yang Lebih Tinggi... 118

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

(13)

viii

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan

Untuk Memiliki Pengaruh Dalam Lingkungan Kerja... 119

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan Untuk Mengendalikan Orang Lain... 120

Tabel 4.30 Rekapitulasi Skor Variabel Motivasi Kerja (Y)... 121

Tabel 4.31 Output Deskriptif Statistik... 123

Tabel 4.32 Output Korelasi... 124

Tabel 4.33 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r... 125

Tabel 4.34 Analisi Regresi Sederhana... 125

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hasil Kuesioner Pra Penelitian... 7

Gambar 1.2 Faktor Penurunan Motivasi Kerja... 8

Gambar 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok... 36

Gambar 2.2 Kerangka Kelompok... 38

Gambar 2.1 Productivity Circle... 47

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... 48

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian... 53

Gambar 3.1 Garis Kontinum Variabel X dan Y... 73

Gambar 4.1 Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 88

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 89

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.... 90

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 92

Gambar 4.5 Daerah Kriterium Variabel X (Kohesivitas Kelompok )... 95

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Perilaku pegawai merupakan salah satu aspek penting bagi sebuah

organisasi. Kinerja suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh perilaku pegawai yang

ada di dalamnya, karena pegawai merupakan subyek dalam proses kinerja suatu

organisasi. Kinerja individu secara umum ditentukan oleh motivasi, kemampuan

dan lingkungan kerja (Griffin, 2004:38).

Kesuksesan organisasi dapat dilihat dari motivasi kerja yang tinggi pada

setiap pegawainya, karena pada hakikatnya pegawai memerlukan motivasi agar

dapat bekerja secara optimal. Motivasi penting karena ada hal yang menyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan

antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi dapat menciptakan gairah kerja,

karena dengan motivasi kerja yang tinggi pegawai akan lebih giat dalam

melaksanakan pekerjaan, sebaliknya jika motivasi kerja rendah pegawai kurang

semangat bekerja, mudah menyerah dan kesulitan dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran motivasi kerja

merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi, baik itu pada organiasi profit

maupun organiasi non profit seperti instansi pemerintah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terletak di Jl.

Diponogoro No. 57 Bandung merupakan instansi pemerintah yang berada di

bawah naungan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut Peraturan

Menteri dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tangggal 18 November 2010 pasal

(16)

(PVMBG) mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan,

perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.

Sebagaimana tugasnya, PVMBG bertugas menyelenggarakan fungsi pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan, perekayasaan,

pemetaan tematik dan analisis resiko bencana geologi, serta peringatan dini

aktivitas gunungapi dan potensi gerakan tanah dan pemberian rekomendasi teknis

mitigasi bencana geologi. Dengan tugas dan tanggung jawab yang besar maka

diperlukan motivasi kerja yang tinggi pada pegawai PVMBG dalam

melaksanakan setiap pekerjaannya. Apabila motivasi kerja pegawai rendah maka

tugas-tugas PVMBG akan terbengkalai dan menyebabkan kinerja yang buruk

pada instansi tersebut.

Pada hakikatnya pegawai yang memiliki motivasi tinggi akan bekerja

dengan giat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas – tugasnya serta

memiliki gairah kerja yang tinggi, Karena motivasi mengacu pada proses dimana

usaha seseorang diberi energi, diarahkan dan berkelanjutan menuju tercapainya

suatu tujuan (Robbins, 2010:109). Pegawai yang mempunyai motivasi kerja yang

tinggi juga akan memaksimalkan potensi yang dimilkinya dengan

bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas. Namun pada pegawai Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi khususnya Bagian Tata Uasaha ditemukan fenomena

adanya kecenderungan penurunan motivasi kerja pada pegawai.

Motivasi yang rendah dapat mengakibatkan kinerja pegawai yang

menurun, hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor pendukung seperti

(17)

keterlambatan yang tinggi. Terlebih pada tingkat absensi sangat penting untuk

menjadi salah satu tolak ukur tinggi atau rendahnya motivasi. Seperti yang

duingkapkan oleh Wibisono (2011:142) :

“Tingkat absensi merupakan masukan penting bagi proses perencanaan kapasitas yang mengindikasikan keberadaan dan keahlian pegawai ketika dibutuhkan. Pengukuran absensi juga dapat mengetahui moral dan sikap pegawai dalam perusahaan.”

Dengan demikian daftar absensi Bagian Tata Usaha PVMB menjadi salah

satu tolak ukur yang dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya motivasi

kerja pada Pegawai. Berikut adalah rekapitulasi absensi Bagian Tata Usaha

PVMBG :

Tabel 1.1

Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai Bagian Tata Usaha

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Benana Geologi Januari 2012 – Desember 2012

(18)

Data diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan persentase

ketidakhadiran pegawai Bagian Tata Usaha dari bulan Januari 2012 sampai

dengan bulan Desember 2012. Hal ini dapat terlihat jelas dari awal tahun

mengalami peningkatan persentase kemangkiran dari 6% pada bulan Januari 2012

hingga 13% pada bulan Juli, sempat terjadi penurunan presentase kemangkiran

dari bulan September – Oktober, namun pada bulan selanjutnya November dan

Desember 2012 terjadi peningkatan tingkat kemangkiran kerja yang signifikan.

Berdasarkan data yang telah diolah diatas dapat dilihat bahwa gairah atau

semangat kerja pegawai cukup rendah hal ini dapat menimbulkan motivasi kerja

yang rendah pula.

Selain melihat dari data ketidakhadiran pegawai hal yang perlu

diperhatikan juga adalah persentase keterlambatan pegawai yang terjadi pada

Bagian Tata Usaha PVMBG. Berikut merupakan data rekapitulasi tingkat

keterlambatan pegawai pada Bagian Tata Usaha PVMBG (Januari-Desember

2012).

Tabel 1.2

Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Pegawai

(19)

Agustus 61 19 1178 360 30%

September 61 20 1240 331 26%

Oktober 61 22 1364 368 27%

November 61 20 1240 372 30%

Desember 61 20 1240 362 29%

Data Diolah

Sumber : SIAP (Sistem Informasi Absent Pegawai) PVMBG

Dari data diatas dapat dilihat persentase keterlambatan pegawai dari bulan

Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 mengalami peningkatan yang

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase keterlambatan bulan

Januari sebesar 18% meningkat secara berkala setiap bulannya, sampai akhir

tahun 2012 yaitu pada bulan Desember presentase jumlah keterlambatan sebesar

29%. Peningkatan persentase keterlambatan kerja pegawai dapat disebabkan oleh

kurang semangat atau kurang bergairahnya pegawai untuk masuk kerja. Hal ini

menjadi perhatian karena penurunan gairah kerja dapat menyebabkan motivasi

kerja yang rendah pada pegawai.

Motivasi kerja yang rendah pada pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG

jika tidak segera diatasi akan menyebabkan penurunan kinerja dan akan

menyebabkan produktivitas organisasi juga menurun, hal ini tentu sangat

merugikan bagi PVMBG. Meskipun PVMBG merupakan instansi pemerintah

yang tidak berorientasi pada profit, namun produktivitas organisasi harus

diperhatikan secara serius, mengingat tugas utama PVMBG yang berkaitan

dengan masyarakat luas sehingga memerlukan kinerja yang tinggi pada setiap

pegawainya, sehingga motivasi kerja yang tinggi diperlukan pegawai untuk dapat

(20)

Selain rekapitulasi absensi dan keterlambatan, diperlukan alat ukur yang

lebih fokus untuk menilai tingkat motivasi kerja pegawai Bagian Tata Usaha

PVMBG, maka dari itu dilakukan observasi atau survei pra penelitian untuk lebih

memperlihatkan kondisi yang sebenernya terjadi pada pegawai. Seperti yang di

ungkapkan oleh Wibisono (2011:146) :

“Pengukuran motivasi dan komitmen secara langsung dapat dilakukan melalui penilaian dan survei, dimana pendekatan survei dan penilaian dapat digunakan untuk mengidentifikasikan derajat motivasi dan komitmen dalam bekerja”

Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara

menyebarkan kuesioner pra penelitian kepada 20 pegawai Bagian Tata Usaha

PVMBG terdapat hasil yang dapat menggambarkan keadaan yang terjadi pada

pegawai Bagian Tata Usaha PVMB. Berikut hasil jawaban kuesioner pra

penelitian:

Sumber: Olahan Data Rekapitulasi Angket Prapenelitian, 2013

(21)

Hasil Kuesioner Pra Penelitian

Dari keempat pernyataan tersebut terdapat indikasi yang menunjukan

adanya masalah dengan motivasi kerja pegawai pada Bagian Tata Usaha

PVMBG. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan motivasi kerja yang

cenderung rendah pada pegawai, berikut disajikan hasil kuesioner pra

penelitian terakhir yang memaparkan faktor-faktor utama penyebab penurunan

motivasi kerja:

Sumber: Olahan Data Rekapitulasi Angket Prapenelitian, 2013

Gambar 1. 2

Faktor Penurunan Motivasi Kerja

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa faktor dominan yang

menyebabkan penurunan motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata Usaha

PVMBG adalah hubungan dengan rekan kerja/kelompok dan kondisi lingkungan

fisik kantor. Gambaran tersebut menjelaskan bahwa pegawai merasa kurang

bergairah atau motivasi dalam bekerja dikarenakan kedua faktor tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti faktor yang paling

(22)

kerja/ kelompok atau yang lebih sering disebut dengan kohesivitas kelompok.

Kohesivitas kelompok merupakan keeratan suatu kelompok, keadaan yang lekat

antar individu didalam kelompok. Sedangkan menurut Robbins (2009 : 335)

“kohesivitas adalah sejauh mana anggota kelompok tertarik satu sama lain dan

termotivasi untuk terus berada dalam kelompok tersebut.”

Kinerja organisasi bergantung pada seluruh aspek yang ada di dalam

organisasi tersebut, begitu pula dengan kelompok kerja yang ada di dalam suatu

organiasi, kelompok kerja yang kohesif dapat pula meningkatkan kinerja

organisasi yang bersangkutan, hal ini didukung oleh pernyataan Cummings

(Wibowo 2012:2) „Suatu organisasi bergantung pada berbagai jenis kelompok

kolaboratif untuk mengembangkan produk, meningkatkan pelayanan dan

mengelola operasi‟. Baik itu organisasi profit maupun non profit seperti instansi

pemerintah memerlukan kelompok kerja yang kohesif untuk mencapai tujuan dan

menyelesaikan tugas organisasi. Hariandja (2006:120) mengungkapkan bahwa,

“Kelompok kerja adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam

suatu saling ketergantungan antara satu dan yang lain serta berinteraksi secara

langsung dalam pekerjaan sehari-hari dalam upaya pencapaian tujuan bersama” .

Kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini ialah Bagian Tata Usaha

yang diibaratkan sebagai kelompok besar bagian dari Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi. Anggota Bagian Tata Usaha PVMBG yang merupakan

pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG merupakan orang-orang yang bekerjasama

(23)

adanya kohesivitas dalam kelompok agar tujuan dalam kelompok tersebut dapat

terwujud.

Kohesivitas kelompok sangat erat kaitannya dengan produktivitas, hal ini

dikarenakan kohesivitas kelompok yang tinggi akan membangun motivasi kerja

yang tinggi dan sebagai akibat dari motivasi kerja yang tinggi adalah

produktivitas organisasi yang tinggi pula “Penelitian secara konsisten

menunjukkan bahwa hubungan antara kekompakan dan produktivitas tergantung

pada kinerja yang terkait dan norma-norma yang ditetapkan oleh kelompok”

(Robbins, 2009:335), untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi pada suatu

kelompok diperlukan adanya kohesivitas kelompok. Suatu kelompok kerja

haruslah bisa menciptakan kondisi yang sinergi antar individu maupun individu

dengan kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan

terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas dan terbuka.

Maka dari itu kohesivitas kelompok penting untuk meningkatkan motivasi

kerja pegawai karena pada dasarnya individu membutuhkan suatu hubungan kerja

yang saling mengahargai, saling membantu dan bekerja sama, sehingga akan

menciptakan suatu kelompok yang dapat membuat anggotanya merasa nyaman

untuk berada dalam kelompok tersebut dan termotivasi untuk lebih giat dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Pentingnya kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja juga dapat

dilihat dari banyaknya penelitian terdahulu yang membahas mengenai peran

(24)

berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi, salah satunya adalah penelitian The

Relationship of Perceived Motivational Climate to Cohesion and Collective

Efficacy in Elite Female Teams oleh Jean Philippe Heuze (2006).

Melihat fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai motivasi kerja pegawai serta kohesivitas kelompok yang

terjadi pada pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG. Adapun judul dari penelitian

ini adalah “Pengaruh Kohesivitas Kelompok terhadap Motivasi Kerja

Pegawai (Studi pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Fokus dari penelitian ini ialah masalah motivasi kerja yang menurun pada

pegawai Divisi Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Motivasi kerja yang rendah dapat menyebabkan penurunan kinerja pada pegawai

karena berkurangnya semangat atau gairah kerja, hal ini tentu dapat berdampak

pada tujuan organisasi.

Melihat latar belakang dan fenomena yang ada, di duga salah satu faktor

yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata

Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah kohesivitas

kelompok.

Kelompok kerja yang kohesif akan memberikan semangat dan gairah

kerja yang tinggi pada pegawai, karena pada kelompok yang kohesif terdapat

(25)

anggota kelompok. Hal ini tentu akan menyebabkan motivasi yang tinggi di dalam

kelompok yang kohesif.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah peneliti membatasi

masalah untuk melakukan penelitian ini dengan memfokuskan penelitian pada

masalah yang berkaitan dengan motivasi kerja pegawai yang menurun di duga

karena faktor kekohesivan kelompok kerja. Maka dapat di rumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kohesivitas kelompok pada pegawai Bagian Tata

Usaha PVMBG?

2. Bagaiamana gambaran motivasi kerja pegawai Bagian Tata Usaha

PVMBG?

3. Bagaimana pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja

PVMBG?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1. Gambaran kohesivitas kelompok pada pegawai Bagian Tata Usaha

PVMBG.

2. Gambaran motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG.

3. Pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pada pegawai

(26)

1.5Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak organisasi

dan pihak akademis.

1. Bagi pihak organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

sebagai bahan pertimbangan organisasi untuk mangatasi masalah yang

berkaitan dengan motivasi kerja pegawai.

2. Bagi Pihak Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan

pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang manajemen, khususnya

manajemen sumber daya manusia, mengenai lingkungan kerja yang

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek kajian pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent)

adalah kohesivitas kelompok, sedangkan variabel terikat (dependent) adalah

motivasi kerja pegawai. Subjek kajian dalam penelitian ini adalah pegawai Divi

Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Penelitian ini dilakukan di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

Geologi yang beralamat di Jalan Ponogoro No. 57 Bandung karena berdasarkan

data dan informasi yang ada motivasi kerja pada pegawai Divisi Tata Usaha Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurun yang merupakan masalah

dan harus segera diatasi.

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode survey

explanatory. Metode survey explanatory merupakan penelitian yang menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh satu variabel dengan

variabel lainnya” (Sugiyono, 2007:10).

Sedangkan analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

dan verifikatif. Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat

(28)

kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pada pegawai Divisi Tata Usaha

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sedangkan analisis verifikatif

adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik yang penekanannya

untuk mengungkapkan perilaku variabel penelitian.

3.2.2 Desain Penelitian

“Desain penelitian adalah rencana yang dibuat oleh peneliti sebagai

kegiatan yang akan dilaksanakan” (Arikunto 2006:51).

Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat kausal (sebab-akibat).

Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab

dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya menggunakan

metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan

mempengaruhi dependent variable. Penelitian ini akan mengungkap sebab-akibat

dari independent variable yaitu kohesivitas kelompok dan dependent variable

yaitu motivasi kerja pegawai Divisi Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi.

3.3 Operasional Variabel

Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa “variabel adalah sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Sehingga

(29)

1. Variabel Independent (X)

Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Menurut

Sugiyono (2012:4) “variabel independent adalah variabel bebas yang

keberadaannya tidak dipengaruhi variabel-variabel lainnya”.

2. Variabel Dependent (Y)

Variabel dependent adalah variabel yang tidak bebas (terikat), yang

keberadaannya merupakan suatu yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh

variabel independent (Sugiyono, 2012:4).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Kohesivitas Kelompok

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

(30)
(31)

Tabel 3.2

Operasional Variabel Motivasi Kerja

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

(32)

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber

aslinya. Data primer secara khusus dikumpilkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan

yang menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

Tabel 3.3 Jenis Data

No Keterangan Jenis Data

1 Rekapitulasi Absensi Ketidakhadiran Pegawai Sekunder 2 Rekapitulasi Keterlambatan Pegawai Sekunder

3 Angket Pra Penelitian Primer

4 Jumlah Pegawai yang diteliti Primer

5 Wawancara tentang motivasi dan kelompok kerja Primer untuk

(33)

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Kualitas data hasil penelitian tergantung dari kualitas instrumen penelitian

dan kualitas pengumpulan data. Data yang didapat pada penelitian diperoleh dari

penelitian lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research).

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan

yang adauntuk diteliti. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara

langsung dengan sebagian besar pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG

maupun dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan gabungan dari pertanyaan yang terstruktur untuk

mendapatkan informasi dari responden. Pertanyaan yang terstruktur

bermanfaat agar data yang didapat dari responden dapat dibandingkan

dengan responden lain, mempercepat proses pengambilan informasi dan

memudahkan dalam memproses data-data tersebut. Kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana

responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih

dari sejumlah alternatif.

c. Observasi

Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan

(34)

dilakukan oleh peneliti ke kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan informasi yang

dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi

yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (20012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

keimpulannya.” Secara lebih singkat Arikunto menjelaskan bahwa “Populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian” (2010:173).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Bagian Tata Usaha

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang berjumlah 61 orang.

Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang

bekerja pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana

(35)

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.

Senada dengan pernyataan diatas, menurut Arikunto (2010:174) “sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Bila dalam suatu penelitian

terdapat populasi yang besar dan tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti

keseluruhan populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut.

Untuk menentukan jumlah sampel dari suatu populasi perlu dilakukan

suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husain Umar (2009:59),

mengungkapkan bahwa “ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan

bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik

Slovin”.

Rumus : n =

(Umar Husein, 2009:78)

Dimana

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

D : Presisi yang ditetapkan menggunakan 0,01

Jumlah Populas Pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG 61 orang. Maka jumlah

(36)

n =

n =

=

37, 89  38

Berdasarkan perhitungan diatas telah diketahui sampel pada penelitian ini

berjumlah 38 responden.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2012:81), mengemukakan bahwa “teknik sampling adalah

merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan

digunakan dalam penelitian”.

Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan dalam suatu

penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan penelitian ini

menggunakan teknik Simple Random Sampling. “Simple Random Sampling

adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.” (Sugiyono, 2012 :82)

3.6 Uji Validitas dan Uji Realibilitas

3.6.1 Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsinya. Menurut Arikunto (2010:211) “validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

(37)

yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat. Tujuan dari uji validitas ialah

untuk mengetahui ketepatan dan kehandalan kuesioner yang mempunyai arti

bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu dengan

mengkorelasi tiap butir pertanyaan dengan skor total kemudian dikonsultasikan

dengan tabel nila r dengan taraf signifikan 95%. Instrumen valid jika hasil

korelasi skor tiap butir soal dengan skor lebih besar dengan nilai tabel sebaliknya.

Terdapat dua macam validitas sesuai dengan pengujiannya, yaitu (1)

Validitas eksternal dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut

sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang

dimaksud, dan (2) Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuian antara

bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.

Validiatas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas eksternal

dengan menggunakan rumus product moment, yaitu:

(38)

Dimana :

= Korelasi Product Moment

N = Jumlah populasi

∑X = Jumlah skor butir (X)

∑Y = Jumlah skor variabel (Y)

= Jumlah skor butir kuadrat (X)

= Jumlah skor variabel kuadrat (Y)

∑XY = Jumlah perkalian utir (X) dan skor variabel (Y)

Harga menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang

dikorelasikan. Setiap korelasi mengandung tiga makna korelasi yaitu (1) Tidak

adanya korelasi (2) arah korelasi, (3) besarnya korelasi.

Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika > r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid

Jika < r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan

fasilitas software SPSS 17.0 for wimdows.

Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden,

responden yang digunakan merupakan responden yang peneliti ambil secara acak

(39)

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kohesivitas Kelompok (X)

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 dengan SPSS 17.0 for windows

Tingkat signifikansi pada penilitian ini adalah 5% dengan n=30-28 maka r

tabel sebesar 0,374. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua

kuesioner atau bulir pertanyaan dapat digunakan sebagai pertanyaan karena

semuanya valid atau semua rhitung > rtabel. Maka dari itu untuk penelitian ini

menggunakan 12 bulir pertanyaan untuk kuesioner variabel kohesivitas kelompok

(X)

No.Bulir rhitung rtabel Keterangan

1 0,729 0,374 Valid

2 0,694 0,374 Valid

3 0,690 0,374 Valid

4 0,761 0,374 Valid

5 0,707 0,374 Valid

6 0,492 0,374 Valid

7 0,752 0,374 Valid

8 0,587 0,374 Valid

9 0,639 0,374 Valid

10 0,723 0,374 Valid

11 0,687 0,374 Valid

(40)

Tabel 3. 5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y)

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 dengan SPSS 17.0 for windows

Berdasarkan tabel diatas dapat itarik kesimpulan bahwa seluruh bulir

pertanyaan valid sehingga semua bulirnya dapat digunakan sebagai alat ukur

untuk variabel motivasi kerja (variabel Y) yang akan diteliti.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika

tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Setiap alat pengukur seharusnya

memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari

waktu ke waktu. Arikunto (2010:221) mengungkapkan bahwa “reliabilitas

menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapa dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul karena instrumen tersebut sudah baik”.

Instrumen reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas

No.Bulir rhitung rtabel Keterangan

(41)

artinya dapat dipercaya. Uji validitas bertujan untuk menunjukan suatu pengertian

bahwa suatu instrumen ckup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas mempunyai

dua jenis yaitu (1) reliabilitas eksternal jika ukuran atau kriteriumnya berada

diluar instrumen dan (2) reliabilitas internal jika perhitungan dilakukan

berdasarkan data dari instrumen tersebut.

Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal suatu instrumen yaitu

dengan teknik pararel dan teknik ulang, seangkan reliabilitas internal diperoleh

dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai

(misal : 0-100 atau 0-10) atau yang terbemtuk skala (misal 1-3, 1-5 atau 1-7 dan

seterusnya, maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

Sugiyono (2012:361)

Dimana :

r11 = Nilai reliabilitas

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Si = Jumlah Varians skor tiap-tiap item

St = Jumlah varians total

Rumus variansnya adalah :

Sugiyono, (2012:362)

� = − 1 1 −�� �

�� =

�t − ��

(42)

Dimana :

St = Varians total

∑Xt2 = Jumlah kuadrat skor total

(∑Xt) = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

N = Jumlah responden

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika r 11 > r tabel, maka instrument angket dinyatakan reliabel

2. Jika r hitung ≤ r table, maka instrument angket dinyatakan tidak reliable

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan

fasilitas software SPSS 17.0 for Windows.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Kohesivitas Kelompok & Motivasi Kerja Pegawai

Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

Variabel X 0,880 0,374 Reliabel

Variabel Y 0,808 0,374 Reliabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 dengan SPSS 17.0 for windows

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel X dan variabel Y pada tabel 3.6

diatas menunjukan bahwa keduanya dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel ,

dengan memperhatikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas diatas , penulis

dapat menyimpulkan bahwa instrumen pada penelitian ini dinyatakan valid dan

(43)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi

informasi, sehinga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah

dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan

dengan kegiatan penelitian. Tujuan dilakukannya pengolahan dan analisis data

dalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis

yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi sederhana, hal tersebut mengingat tujuan penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pegawai

Bagian Tata Usaha PVMBG.

3.7.1 Menentukan Nilai Angket

1) Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul setelah diisi oleh

responden seperti memeriksa kelengkapan pengisian angket dan pemeriksaan

jumlah lembaran

2) Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrument berdasarkan pada

pembobotan untuk jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang

terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban negatif rangking

pertama dimulai dari skor terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau

bobot untuk setiap jawaban positif diberi nilai 5-4-3-2-1 dan untuk jawaban

negatif diberi skor 1-2-3-4-5. Pengukuran dalam kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan skala Likert yaitu kuesioner

(44)

setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya tinggal memberi

tanda checklist pada kolom tanggapan sesuai dengan pendapat responden

masing-masing

3) Tabulating adalah menghitung hasil scoring, yang dituangkan kedalam tabel

rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel

rekapitulasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data

Responden Skor Item

1 2 3 4 n

1 2 3 4 n

4) Rancangan Analisis Deskriptif

yaitu mengolah data dari angket dengan menggunakan langkah-langkah

sebagagai berikut :

1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus :

SK = ST X JB X JR

Dimana :

ST : Skor Tertinggi

JB : Jumlah Bulir

JR : Jumlah Responden

2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium

(45)

= + + .... +

Dimana :

: jumlah skor hasil angket variabel x

− : jumlah skor angket masing-masing responden

3. Membuat daerah kategori kontinum

Untuk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara keseluruhan

yang diharapkan responden, maka peneliti menggunakan daerah kategori

sebagai berikut :

Tinggi = ST x JB x JR

Sedang = SD x JB x JR

Rendah = SR x JB x JR

Dimana :

ST : skor tertinggi

JB : jumlah bulir

JR : jumlah responden

5) Menentukan garis kontinum dan menentukan daerah letak skor untuk variabel

kohesivitas kelompok (X) dan variabel motivasi kerja (Y).

Gambar 3.1

Garis Kontinum Variabel X dan Y

Sedang

Rendah Tinggi

Sangat Tinggi Sangat

(46)

3.7.2 Methode Successive Intervals (MSI)

Data penelitian dari penyebaran kuesioner memilki tingkat pengukuran

ordinal. Sehingga untuk melakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan

korelasi pearson’s product moment memerlukan data dengan skala pengukuran

interval. Berikut adalah cara transformasi data dari skala ordinal ke interval

menggunakan methode successive intervals. Methode successive intervals adalah

suatu metode untuk mentransformasikan data ordinal menjadi interval agar dapat

dilakukan analisis secara parametik. Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perhatikan setiap butir dan menentukan banyaknya frekuensi berdasarkan

banyaknya orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5

b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut proposisi dengan mennggunakan rumus : Pi = f/N

c. Dengan mengggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk

setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

d. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

e. Menghitung scala Value (VS) dengan rumus :

Scale Value =

f. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :

Y = NS + k K = [1 + | N | ]

Langkah-langkah diatas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat seperti

(47)

Tabel 3.8

Pengubahan Data Ordinal Ke Interval

Kriteria / Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi

Proporsi

Proporsi Kumulatif

Nilai

Scala Value

3.7.3 Analisis Korelasi Sederhana

Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka

langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis

korelasi. Pada penelitian ini digunakan analisis korelasi sederhana (Bivariate

Correlation) yang berguna untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua

variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi

sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua

variabel. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang

positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila

kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan

Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan

paling besar (-1≤ r ≥ 1) artinya jika :

R = 1, hubungan antara X dan Y sempurna positif (mendekati

(48)

R = -1, hubungan antara X dan Y sempurna negatif (mendekati

-1, hubungan sangat kuat dan negatif

R = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien

korelasi pearson (perason’s product Moment Coeficient of Corelation). Adapun

rumus Pearson’s Product Moment adalah sebagai berikut :

=

Sugiyono, 2012:228

Untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y maka dapat

dilihat pada tabel derajat hubungan antar variabel seperti berikut:

Tabel 3. 9

Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah / Lemah Dapat Diabaikan

0,20-0,399 Rendah / Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat / Tinggi

0,80-1,000 Sangat Kuat / Sangat Tinggi

(49)

3.7.4 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang

digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung

yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas.

Dalam penelitian ini digunakan jenis analisis regresi sederhana. Menurut

Sugiyono (2012:261) “regresi sederhana didasarkan hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependent”. Persamaan

umum regresi sederhana adalah :

Y = a + bX

Dimana :

Y = Subyek dalam variabel yang diprediksikan

a = harga Y bila X = 0 (harga konstanta)

b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada

variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi

penurunan.

X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

(50)

Harga b dihitung dengan rumus :

Sugiyono, 2012:262

3.7.5 Koefisien Determinasi

Dengan terdapatnya angka perhitungan koefisien korelasi, maka akan

didapat besarnya angka koefisien determinasi, dimana akan dinyatakan besarnya

kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Koefisien determinasi digunakan untuk

menghitung besarnya peranan tau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap

variabel terikat (variabel Y). Koefisien determinasi dihitung dengan cara

mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100% dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Sugiyono, 2012:231

Sebelum nilai digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu

harus diuji apakah nilai-nilai ini terletak dalam daerah penerimaan atau

penolakan Ho.

3.7.6 Uji Hipotesis

Sebelum membuat kesimpulan, langkah terakhir yang harus dilakukan

adalah melakukan pengujian atas tingkat keberartian hasil perhitungan tersebut.

(51)

Tingkat keberartian ini diuji dengan uji hipotesis. Rumus yang digunakan peneliti

untuk menguji hipotesis yaitu uji signifikan dengan korelasi (uji t student), yaitu :

Sugiyono, (2012:184)

Dimana :

t = Distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2

r = koefisien korelasi

n = banyaknya sampel

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (kohesivitas

kelompok) dan variabel Y (motivasi), maka dibutuhkan hipotesis yang memenuhi

syarat. Adapun hipotesa yang dapat diajukan adalah :

: ρ > 0 Korelasi tidak berarti,

Artinya tidak redapat pengaruh yang signifikan antara

kohesivitas kelompok dengan motivasi kerja pegawai Bagian

Tata Usaha Pusat Vukanoogi dan Mitigasi Bencana Geologi.

: ρ ≤ 0 Korelasi berarti,

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan anatara kohesivitas

kelompok dengan motivasi kerja pegawai Bagian Tata Usaha

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Dimana ρ merupakan koefiseien korelasi antara variabel X dan variabel Y,

kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :

Jika ≥ , maka ditolak, diterima

t =

� �

(52)

Jika ,maka diterima, ditolak

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kohesivitas kelompok pada pegawai Bagian Tata Usaha Pusat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berada pada kategori tinggi.

Hal ini dapat dilihat dari nilai keseluruhan rekapitulasi skor variabel

kohesivitas kelompok yang jika dikonsultasikan pada daerah kontinum

berada pada kategori tinggi, selain itu dapa dilihat dari tanggapan positif

yang diberikan responden terhadap pernyataan yang diajukan. Hal ini

menunjukan bahwa pegawai sudah memiliki kohesivitas kelompok yang

tinggi dengan keenam indikator yang membentuk kohesivitas kelompok,

yaitu indikator komitmen, daya tarik, keukatan sosial, kerjasama

kelompok, komunikasi dan tantangan pekerjaan untuk kemajuan.

2. Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pada

pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG berada pada kategori sedang. Hal ini

dapat dilihat dari hasil perhitungan rekapitulasi skor motivasi kerja yang

telah penulis teliti, semua indikator yang digunakan sebagai alat ukur

motivasi kerja jika diakumulatifkan kemudian di konsultasikan pada

(54)

PVMBG berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa perlu

ada perhatian terkait motivasi kerja pegawai.

3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan antara

kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata

Usaha PVMBG sebagaimana ditunjukan oleh hasil uji koefisien korelasi

dan regresi sederhana yang telah diteliti. Pada penelitian ini juga

menunjukan bahwa korelasi kohesivitas kelompok dan motivasi kerja

berada pada kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan

korelasi sebesar 0,602 dapat diartikan terdapat korelasi yang kuat/tinggi

(55)

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis

mengemukakan beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kohesivitas kelompok sebagai berikut:

a. Untuk membenahi dan meningkatkan kohesivitas kelompok menjadi lebih

baik lagi, perlu adanya evaluasi terhadap seluruh dimensi terutama

indikator interaksi kelompok dan tantangan pekerjaan untuk kemajuan.

Alangkah lebih baik jika aspek-aspek tersebut didukung dari pribadi

pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG. Para pegawai perlu meningkatkan

keinginan untuk berinteraksi dan perlu meningkatkan keinginan untuk

meneriama tantangan dalam menyelesaikan pekerjaan.

b. Perlu dilakukan cara atau tindakan yang dapat mengingatkan atau

memberitahukan para pegawai bahwa kohesivitas kelompok pada suatu

organisasi merupakan hal yang penting dengan cara memberikan

tugas-tugas yang dapat mempersatukan individu-individu dalam kelompok untuk

lebih erat berkomunikasi.

c. Selanjutnya tindakan yang mungkin dilakukan adalah atasan harus lebih

memperhatikan lagi pegawainya karena kohesivitas yang tinggi tidak bisa

hanya didukung dari personal diri karyawan namun juga harus ada

(56)

2. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis juga

mengemukakan saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi

kerja pegawai sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan memang bukanlah hal yang

mudah, karena motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu berbeda-beda.

Namun bertolak dari dimensi-dimensi yang mempengaruhi motivasi kerja

seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya terlihat bahwa perlu ada

perhatian khusus mengenai dimensi kebutuhan untuk mendominasi (needs

for dominance), yakni terlihat pada aspek keinginan untuk mengendalikan

orang lain, aspek tersebut cukup penting untuk meningkatkan gairah atau

semangat kerja pada diri setiap pegawai.

b. Perlu dilakukan cara atau tindakan yang dapat mengingatkan atau

memberitahukan para pegawai bahwa motivasi kerja pada suatu organisasi

merupakan hal yang penting, dengan penyuluhan atau seminar-seminar

motivasi yang dilakukan oleh manajemen organisasi guna meningkatkan

motivasi kerja pegawai.

3. Dalam penelitian ini, penulis hanya meniliti faktor kohesivitas kelompok yang

mempengaruhi motivasi kerja. Masih banyak faktor lain yang secara teoritis

dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Oleh karena itu, perlu adanya

penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi

Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Desler, Garry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Indeks

Desler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi sepuluh jilid 1, Jakarta : PT. Indeks

Danim, Sudarwan. Prof Dr. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektifitas

Kelompok. Jakarta : PT Rineka Cipta

Forsyth, Donelson R. 2010. Group Dynamics 5th Edition. USA : Wadsworth

Greenberg, Jerald. 2011. Behaviour in Organization. England : Pearson Education Limited

Griffin, W Ricky. 2004. Manajemen Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Hariandja, Efendi Tua Marihot. 2006. Perlaku Organisasi. Bandung : Unpar Press

Hasibuan, S.P Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi. Jakarta : Bumi Aksara

Indrawijaya, I Adam Drs. 2009. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Istijanto, M.M. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Ivancevich, John M, Konopaske, Matteson, Michael T. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga

Mondy, R. Wayne. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Robbins, P Stephen. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat

(58)

Sedarmayanti, Prof. 2011. Manajemen dan Komponen Terikat Lainnya. Bandung : Refika Adita

Solihin Agus, Taufiqurrohman Roni, dkk. 2012. Profil Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi. Jakarta : Kementrian Energi Dan Sumber

Daya Mineral

Sugiyono, Prof DR. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. Prof DR. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. Prof DR. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sutermeister, Robert A. 1967. People And Productivity, USA : McGraw-Hill

Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali

Wibisono, Serman. 2011. Manajemen Kinerja Korporasi & Organisasi. Jakarta : Erlangga

Sumber Internet :

Deetlefs, J.P. 1989. Journal Of The South Institute Of Mining And Metallurgy. [Online]. Tersedia www.saimm.co.za/Journal/v089n07p201.pdf.

(Diakses pada tanggal 15 Maret 2013)

Ginting, Ulina Sri. 2009. Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap

Semangat Kerja Karyawan di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas

Sumatra Utara. [Online]. Tersedia dalam

http://pdfebooksreder.com/ebook-+group+cohesio-pdf-7.html (Diakses pada tanggal 13 Januari 2013)

Heuze, Philippe-Jean. 2006. Journal Of Applied Sport Psychology : The Relationships of Perceived Motivational Climate to Cohesion and Collective Efficacy in Elite Female Teams. [Online]. Tersedia www-sens.ujf-grenoble.fr/publis/Heuze_etal_JASP06.pdf

(59)

Oktaviansyah, Achmad Dwiyanto. 2007. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok

Dan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Terhadap Organisasi Pada Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tesis Jurusan

Ilmu-ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. [Online]. Tersedia

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub

(Diakses pada Tanggal 1 Desember 2012)

Rutkoski, K Gregorgy. 1983. Journal of Personality and Social Psychology :

Group Cohesiveness, Social Norms, Bystander Intervention. [Online].

Tersedia www.communicationcache.com (Diakses pada tanggal 19 Desember 2012)

Shin. Soo-Young. Journal of Behaviour Studies in Bussines : Moderating Effect

of Group Cohessiveness in Competency-Performance Relationship:

Amulti-Level Study. [Online]. Tersedia

www.aabri.com/manuscripts/09155.pd (Diakses pada tanggal 20 Februari 2013).

Wibowo, Arief. 2012. Pengaruh Persepsi Individu tentang Kohesivitas Kelompok

Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor BPK RI. Thesis

Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. [Online]. Tersedia

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub.

Gambar

Tabel 4.28
Tabel 1.1 Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai
Tabel 1.2 Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Pegawai
Gambar 1. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Dari dalam negeri, pemerintah memberikan insentif beru- pa PPh final 0% atas dividen yang diperoleh subjek pajak luar negeri dan PPh final 0.1% atas keuntungan karena

Values Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Dependent Konsep Diri Independent Variables 100 Perpustakaan Unika..

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pemanfaatan Situs Kesultanan Deli Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Berbasis Multikultural. (Penelitian

[r]

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Dalam praktiknya, istilah penilaian kinerja ( performance appraisal ) dan evaluasi kinerja ( performance evaluation ) dapat digunakan secara bergantian atau bersamaan karena

Analisis yang akan dilakukan adalah analisis penanggulangan longsoran tebing sungai di Dukuh Jetis Desa Kutosari Kecamatan Kebumen, sekitar 20,60 km dari muara1. Lokasi ini

12 Instansi memberikan kesempatan yang sama kepada Pegawai untuk dapat mengembangkan karir.. 13 Saya merasa senang ketika atasan memuji hasil