No. Daftar FPEB: 409/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI
(Studi Pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang
Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
NENDEN SANIDIANTI FAUDILAH
0907316
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI
(StudiPadaBagian Tata Usaha PusatVulkanologidanMitigasiBencanaGeologi)
NENDEN SANIDIANTI F 0907316
Skripsiinitelahdisetujuidandisahkanoleh:
1. Pembimbing
Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd NIP. 19510518 197803 1 001
2. Ketua Program Studi
Dr. Vanessa Gaffar, SE. Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Kohesivitas Kelompok
Terhadap Motivasi Kerja Pegawai
(Studi Pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi)
Oleh
Nenden Sanidianti Faudilah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Nenden Sanidianti Faudilah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Nenden Sanidianti Faudilah (0907316), “Pengaruh Kohesivitas Kelompok Terhadap Motivasi Kerja Pegawai “. (Studi Pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), dibawah bimbingan Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd
Permasalahan yang dikaji adalah menurunya motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang ditandai dengan tingginya tingkat ketidakhadiran dan keterlambatan. Permasalahan ini penting untuk segera ditangani karena akan berdampak pada produktivitas organisasi.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran kohesivitas kelompok, motivasi kerja pegawai dan pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja. Aspek yang diteliti yaitu kohesivitas kelompok dan motivasi kerja.
Penelitian ini menggunakan metode survey explanatory. Jumlah populasi 61 orang. Didapat 38 responden sample dengan menggunakan teknik slovin Angket yang digunakan adalah model skala likert. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson dan analisis regresi sederhana.
Hasil menunjukan kohesivitas kelompok berada pada katagori tinggi dan motivasi kerja berada pada kategori sedang. Perhitungan korelasi sebesar 0,602 dapat diartikan terdapat korelasi yang tinggi antara kohesivitas kelompok dengan motivasi kerja. Didapat persamaan Y=14,103 + 0,538 dan KD=36,3% dari perhitungan regresi sederhana yang berarti pengaruh kohesivitas kelompok kerja terhadap motivasi kerja sebesar 36,3%, sedangkan sisanya 63,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Saran yang diberikan oleh penulis, kohesivitas kelompok dimiliki oleh pegawai saja tidak cukup untuk meningkatkan motivasi kerja, maka perlu ada perhatian yang lebih baik lagi dari organisasi.
ABSTRACT
Nenden Sanidianti Faudilah (0907316), “The Influence of Group Cohesiveness towards
Employee’s Motivation (Study at The Division of Administration of Pusat Vulakanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)”, under the guidance of Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd.
Issues that were examined in this study is the low motivation of the employees of Administration Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi that showed by high levels of absenteeism and tardiness. Problems like this are considered important to be addressed because it will have an impact on organizational productivity.
The purpose of this research is to determine how the images group cohesiveness, the employee’s motivation and how the group cohesiveness influence the employee’s motivation. Aspects examined in this study is the group cohesiveness and employee’s motivation.
The method of this research is using survey explanatory. The amount of employees is 61, the sample of 38 people was taken by using Slovin sampling techniques. Questionnaire used was a questionnaire Likert scale models. The analysis technique used is the Pearson correlation coefficient and simple regression analysis.
Results showed that the group cohesiveness at high category and employee’s motivation at the middle category. the calculation of correlation of 0.602 means there is a high corelation between cohesiveness groups with employee’s motivation. Simple regression analysis of the calculation results obtained equation Y = 14.103 + 0.538 and KD = 36.3% means that the influence of group cohesiveness on employee’s motivation by 36.3%, while the remaining 63.7% is influenced by other daktor not examined.
Advice given by the author, the work group cohesiveness is owned by the employee alone is not enough to increase the motivation to work, then there needs to be a better attention from the organization.
i 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 11
1.3 Rumusan Masalah... 11
1.4 Tujuan Penelitian... 12
1.5 Manfaat Hasil Penelitian... 12
BAB II TINJAUAN, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori... 14
2.1.1 Motivasi Kerja... 14
2.1.1.1 Pengertian Motivasi... 14
2.1.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja... 15
2.1.1.3 Pendekatan-Pendekatan Teori Motivasi Kerja... ... 18
2.1.2 Kohesivitas Kelompok ... 29
2.1.2.1 Definisi Kohesivitas Kelompok... 29
2.1.2.2 Komponen Kohesivitas Kelompok... 31
2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok... 31
2.1.2.4 Kelompok Kerja... 34
2.1.3 Pengaruh Kohesivitas Kelompok Terhadap Motivasi Kerja... 42
2.2 Penelitian Terdahulu... 44
2.3 Kerangka Pemikiran... 46
ii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian... 55
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian... 55
3.2.1 Metode Penelitian... 55
3.2.2 Desain Penelitian... 56
3.3 Operasional Variabel... 56
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 60
3.4.1 Sumber Data... 60
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data... 61
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 62
3.5.1 Populasi... 62
3.5.2 Sampel... 63
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel... 64
3.6 Uji Validitas dan Uji Realibilitas... 64
3.6.1 Uji Validitas... 64
3.6.2 Uji Realibilitas... 68
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 71
3.7.1 Menentukan Nilai Angket... 71
3.7.2 Methode Successive Intervals (MSI)... 74
3.7.3 Analisis Korelasi Sederhana... 75
3.7.4 Analisis Regresi Sederhana... 77
3.7.5 Koefisien Determinasi... 78
3.7.6 Uji Hipotesis... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 81
iii
4.1.1.1 Gambaran Umum Bagian Tata Usaha PVMBG... 84
4.1.1.2 Visi dan Misi... 85
4.1.1.3 Struktur Organisasi... 87
4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden... 88
4.3 Analisis Data... 93
4.3.1 Pengukuran Kohesivitas Kelompok Variabel X... 93
4.3.2 Pengukuran Motivasi Kerja Variabel Y... 95
4.4 Hasil Penelitian... 98
4.4.1 Gambaran Kohesivitas Kelompok (Variabel X) Pada Bagian Tata Usaha PVMBG... 98
4.4.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Keterkaitan Kelompok... 98
4.4.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Stabilitas Keanggotaan... 101
4.4.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Interaksi Kelompok... 104
4.4.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Tantangan Kelompok... 106
4.4.2 Gambaran Motivasi Kerja (Variabel Y) Pada Bagian Tata Usaha PVMBG... 110
4.4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Need for Achievement... 110
4.4.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Need for Affiliation... 114
4..4.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Dimensi Need for Dominance... 117
iv
4.6 Analisis Deskriptif... 122
4.7 Analisis Korelasi... 123
4.8 Analisis Regresi Linier Sederhana... 125
4.9 Analisis Hipotesis Penelitian... 127
4.10 Pembahasan Hasil Penelitian... 129
4.10.1 Pembahasan Motivasi Kerja Pegawai... 129
4.10.2 Pembahasan Penilaian Kohesivitas Kelompok Kerja... 132
4.10.3 Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai... 134
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 136
5.2 Saran... 138
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai Bagian Tata
Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Januari – Desember 2012... 3
Tabel 1.2 Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Pegawai Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Januari – Desember 2012... 5
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu... 44
Tabel 3.1 Operasional Variabel Kohesivitas Kelompok ... 57
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Kerja... 59
Tabel 3.3 Jenis Data... 60
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kohesivitas Kelompok (X).. 67
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y)... 68
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Kohesivitas Kelompok & Motivasi Kerja Pegawai... 70
Tabel 3.7 Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data... 72
Tabel 3.8 Pengubahan Data Ordinal Ke Interval... 75
Tabel 3.9 Interprestasi Besarnya Koesifien Korelasi... 76
Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin... 88
Tabel 4.2 Data Pegawai Berdasarkan Usia... 89
Tabel 4.3 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 90
Tabel 4.4 Data Pegawai Berdasarkan Masa Kerja... 91
vi
Kedekatan Dengan Rekan Kerja Selama Menyelesaikan
Pekerjaan Kantor... 99
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat
Keinginan Untuk Mengenal Rekan Kerja Dalam Satu
Kelompok... 100
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat
Kebersamaan Yang Terjalin Antara Sesama Rekan Kerja... 100
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Rasa
Bangga Menjadi Anggota Pada Bagian Tata Usaha PVMBG.. 102
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Bertahan (Loyal) Pada Divisi Bagian Tata Usaha PVMBG... 102
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Menjadi Bagian Pada Divisi Bagian Tata Usaha PVMBG.. 103
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Frekuensi
Komunikasi Rekan Kerja... 104
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Berpartisipasi Dalam Menyelesaikan Tugas Kantor... 105
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Solidaritas
Dalam Membantu Permasalahan Kantor Rekan Kerja... 106
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Bekerjasama Dengan Rekan Kerja... 107
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Teradap Pernyataan Tingkat Keinginan
vii
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Menyeleaikan Masalah Pekerjaan Yang Sulit... 108
Tabel 4.17 Rekapitulasi Skor Variabel Kohesivitas Kelompok (X)... 109
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Mencapai Target Kerja... 111
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Unggul Dalam Bekerja... 112
Tabel 4.20 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Menunjukan Prestasi Kerja Yang Baik... 112
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Pengharapan
Atas Penghargaan Dari Setiap Pekerjaan Yang Dilakukan... 113
Tabel 4.22 Tanggapan Reseponden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Bersosialisasi Dengan Rekan Kerja... 114
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Memahami Orang Lain... 115
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Kepercayaan
Terhadap Rekan Kerja... 116
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Terhadap Keinginan untuk Mendapatkan
Penghorrmatan Dari Orang Lain... 116
Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Keinginan Untuk
Menduduki Jabatan Yang Lebih Tinggi... 118
Tabel 4.27 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
viii
Tabel 4.28 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan
Untuk Memiliki Pengaruh Dalam Lingkungan Kerja... 119
Tabel 4.29 Tanggapan Responden Terhadap Pernyataan Tingkat Keinginan Untuk Mengendalikan Orang Lain... 120
Tabel 4.30 Rekapitulasi Skor Variabel Motivasi Kerja (Y)... 121
Tabel 4.31 Output Deskriptif Statistik... 123
Tabel 4.32 Output Korelasi... 124
Tabel 4.33 Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r... 125
Tabel 4.34 Analisi Regresi Sederhana... 125
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hasil Kuesioner Pra Penelitian... 7
Gambar 1.2 Faktor Penurunan Motivasi Kerja... 8
Gambar 2.1 Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok... 36
Gambar 2.2 Kerangka Kelompok... 38
Gambar 2.1 Productivity Circle... 47
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... 48
Gambar 2.3 Paradigma Penelitian... 53
Gambar 3.1 Garis Kontinum Variabel X dan Y... 73
Gambar 4.1 Karakter Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 88
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 89
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.... 90
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja... 92
Gambar 4.5 Daerah Kriterium Variabel X (Kohesivitas Kelompok )... 95
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian
Perilaku pegawai merupakan salah satu aspek penting bagi sebuah
organisasi. Kinerja suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh perilaku pegawai yang
ada di dalamnya, karena pegawai merupakan subyek dalam proses kinerja suatu
organisasi. Kinerja individu secara umum ditentukan oleh motivasi, kemampuan
dan lingkungan kerja (Griffin, 2004:38).
Kesuksesan organisasi dapat dilihat dari motivasi kerja yang tinggi pada
setiap pegawainya, karena pada hakikatnya pegawai memerlukan motivasi agar
dapat bekerja secara optimal. Motivasi penting karena ada hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi dapat menciptakan gairah kerja,
karena dengan motivasi kerja yang tinggi pegawai akan lebih giat dalam
melaksanakan pekerjaan, sebaliknya jika motivasi kerja rendah pegawai kurang
semangat bekerja, mudah menyerah dan kesulitan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peran motivasi kerja
merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi, baik itu pada organiasi profit
maupun organiasi non profit seperti instansi pemerintah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi terletak di Jl.
Diponogoro No. 57 Bandung merupakan instansi pemerintah yang berada di
bawah naungan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut Peraturan
Menteri dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tangggal 18 November 2010 pasal
(PVMBG) mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan,
perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana geologi.
Sebagaimana tugasnya, PVMBG bertugas menyelenggarakan fungsi pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan, perekayasaan,
pemetaan tematik dan analisis resiko bencana geologi, serta peringatan dini
aktivitas gunungapi dan potensi gerakan tanah dan pemberian rekomendasi teknis
mitigasi bencana geologi. Dengan tugas dan tanggung jawab yang besar maka
diperlukan motivasi kerja yang tinggi pada pegawai PVMBG dalam
melaksanakan setiap pekerjaannya. Apabila motivasi kerja pegawai rendah maka
tugas-tugas PVMBG akan terbengkalai dan menyebabkan kinerja yang buruk
pada instansi tersebut.
Pada hakikatnya pegawai yang memiliki motivasi tinggi akan bekerja
dengan giat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas – tugasnya serta
memiliki gairah kerja yang tinggi, Karena motivasi mengacu pada proses dimana
usaha seseorang diberi energi, diarahkan dan berkelanjutan menuju tercapainya
suatu tujuan (Robbins, 2010:109). Pegawai yang mempunyai motivasi kerja yang
tinggi juga akan memaksimalkan potensi yang dimilkinya dengan
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas. Namun pada pegawai Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi khususnya Bagian Tata Uasaha ditemukan fenomena
adanya kecenderungan penurunan motivasi kerja pada pegawai.
Motivasi yang rendah dapat mengakibatkan kinerja pegawai yang
menurun, hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor pendukung seperti
keterlambatan yang tinggi. Terlebih pada tingkat absensi sangat penting untuk
menjadi salah satu tolak ukur tinggi atau rendahnya motivasi. Seperti yang
duingkapkan oleh Wibisono (2011:142) :
“Tingkat absensi merupakan masukan penting bagi proses perencanaan kapasitas yang mengindikasikan keberadaan dan keahlian pegawai ketika dibutuhkan. Pengukuran absensi juga dapat mengetahui moral dan sikap pegawai dalam perusahaan.”
Dengan demikian daftar absensi Bagian Tata Usaha PVMB menjadi salah
satu tolak ukur yang dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya motivasi
kerja pada Pegawai. Berikut adalah rekapitulasi absensi Bagian Tata Usaha
PVMBG :
Tabel 1.1
Rekapitulasi Ketidakhadiran Pegawai Bagian Tata Usaha
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Benana Geologi Januari 2012 – Desember 2012
Data diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan persentase
ketidakhadiran pegawai Bagian Tata Usaha dari bulan Januari 2012 sampai
dengan bulan Desember 2012. Hal ini dapat terlihat jelas dari awal tahun
mengalami peningkatan persentase kemangkiran dari 6% pada bulan Januari 2012
hingga 13% pada bulan Juli, sempat terjadi penurunan presentase kemangkiran
dari bulan September – Oktober, namun pada bulan selanjutnya November dan
Desember 2012 terjadi peningkatan tingkat kemangkiran kerja yang signifikan.
Berdasarkan data yang telah diolah diatas dapat dilihat bahwa gairah atau
semangat kerja pegawai cukup rendah hal ini dapat menimbulkan motivasi kerja
yang rendah pula.
Selain melihat dari data ketidakhadiran pegawai hal yang perlu
diperhatikan juga adalah persentase keterlambatan pegawai yang terjadi pada
Bagian Tata Usaha PVMBG. Berikut merupakan data rekapitulasi tingkat
keterlambatan pegawai pada Bagian Tata Usaha PVMBG (Januari-Desember
2012).
Tabel 1.2
Rekapitulasi Tingkat Keterlambatan Pegawai
Agustus 61 19 1178 360 30%
September 61 20 1240 331 26%
Oktober 61 22 1364 368 27%
November 61 20 1240 372 30%
Desember 61 20 1240 362 29%
Data Diolah
Sumber : SIAP (Sistem Informasi Absent Pegawai) PVMBG
Dari data diatas dapat dilihat persentase keterlambatan pegawai dari bulan
Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah persentase keterlambatan bulan
Januari sebesar 18% meningkat secara berkala setiap bulannya, sampai akhir
tahun 2012 yaitu pada bulan Desember presentase jumlah keterlambatan sebesar
29%. Peningkatan persentase keterlambatan kerja pegawai dapat disebabkan oleh
kurang semangat atau kurang bergairahnya pegawai untuk masuk kerja. Hal ini
menjadi perhatian karena penurunan gairah kerja dapat menyebabkan motivasi
kerja yang rendah pada pegawai.
Motivasi kerja yang rendah pada pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG
jika tidak segera diatasi akan menyebabkan penurunan kinerja dan akan
menyebabkan produktivitas organisasi juga menurun, hal ini tentu sangat
merugikan bagi PVMBG. Meskipun PVMBG merupakan instansi pemerintah
yang tidak berorientasi pada profit, namun produktivitas organisasi harus
diperhatikan secara serius, mengingat tugas utama PVMBG yang berkaitan
dengan masyarakat luas sehingga memerlukan kinerja yang tinggi pada setiap
pegawainya, sehingga motivasi kerja yang tinggi diperlukan pegawai untuk dapat
Selain rekapitulasi absensi dan keterlambatan, diperlukan alat ukur yang
lebih fokus untuk menilai tingkat motivasi kerja pegawai Bagian Tata Usaha
PVMBG, maka dari itu dilakukan observasi atau survei pra penelitian untuk lebih
memperlihatkan kondisi yang sebenernya terjadi pada pegawai. Seperti yang di
ungkapkan oleh Wibisono (2011:146) :
“Pengukuran motivasi dan komitmen secara langsung dapat dilakukan melalui penilaian dan survei, dimana pendekatan survei dan penilaian dapat digunakan untuk mengidentifikasikan derajat motivasi dan komitmen dalam bekerja”
Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti dengan cara
menyebarkan kuesioner pra penelitian kepada 20 pegawai Bagian Tata Usaha
PVMBG terdapat hasil yang dapat menggambarkan keadaan yang terjadi pada
pegawai Bagian Tata Usaha PVMB. Berikut hasil jawaban kuesioner pra
penelitian:
Sumber: Olahan Data Rekapitulasi Angket Prapenelitian, 2013
Hasil Kuesioner Pra Penelitian
Dari keempat pernyataan tersebut terdapat indikasi yang menunjukan
adanya masalah dengan motivasi kerja pegawai pada Bagian Tata Usaha
PVMBG. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan motivasi kerja yang
cenderung rendah pada pegawai, berikut disajikan hasil kuesioner pra
penelitian terakhir yang memaparkan faktor-faktor utama penyebab penurunan
motivasi kerja:
Sumber: Olahan Data Rekapitulasi Angket Prapenelitian, 2013
Gambar 1. 2
Faktor Penurunan Motivasi Kerja
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa faktor dominan yang
menyebabkan penurunan motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata Usaha
PVMBG adalah hubungan dengan rekan kerja/kelompok dan kondisi lingkungan
fisik kantor. Gambaran tersebut menjelaskan bahwa pegawai merasa kurang
bergairah atau motivasi dalam bekerja dikarenakan kedua faktor tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti faktor yang paling
kerja/ kelompok atau yang lebih sering disebut dengan kohesivitas kelompok.
Kohesivitas kelompok merupakan keeratan suatu kelompok, keadaan yang lekat
antar individu didalam kelompok. Sedangkan menurut Robbins (2009 : 335)
“kohesivitas adalah sejauh mana anggota kelompok tertarik satu sama lain dan
termotivasi untuk terus berada dalam kelompok tersebut.”
Kinerja organisasi bergantung pada seluruh aspek yang ada di dalam
organisasi tersebut, begitu pula dengan kelompok kerja yang ada di dalam suatu
organiasi, kelompok kerja yang kohesif dapat pula meningkatkan kinerja
organisasi yang bersangkutan, hal ini didukung oleh pernyataan Cummings
(Wibowo 2012:2) „Suatu organisasi bergantung pada berbagai jenis kelompok
kolaboratif untuk mengembangkan produk, meningkatkan pelayanan dan
mengelola operasi‟. Baik itu organisasi profit maupun non profit seperti instansi
pemerintah memerlukan kelompok kerja yang kohesif untuk mencapai tujuan dan
menyelesaikan tugas organisasi. Hariandja (2006:120) mengungkapkan bahwa,
“Kelompok kerja adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam
suatu saling ketergantungan antara satu dan yang lain serta berinteraksi secara
langsung dalam pekerjaan sehari-hari dalam upaya pencapaian tujuan bersama” .
Kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini ialah Bagian Tata Usaha
yang diibaratkan sebagai kelompok besar bagian dari Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi. Anggota Bagian Tata Usaha PVMBG yang merupakan
pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG merupakan orang-orang yang bekerjasama
adanya kohesivitas dalam kelompok agar tujuan dalam kelompok tersebut dapat
terwujud.
Kohesivitas kelompok sangat erat kaitannya dengan produktivitas, hal ini
dikarenakan kohesivitas kelompok yang tinggi akan membangun motivasi kerja
yang tinggi dan sebagai akibat dari motivasi kerja yang tinggi adalah
produktivitas organisasi yang tinggi pula “Penelitian secara konsisten
menunjukkan bahwa hubungan antara kekompakan dan produktivitas tergantung
pada kinerja yang terkait dan norma-norma yang ditetapkan oleh kelompok”
(Robbins, 2009:335), untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi pada suatu
kelompok diperlukan adanya kohesivitas kelompok. Suatu kelompok kerja
haruslah bisa menciptakan kondisi yang sinergi antar individu maupun individu
dengan kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan
terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas dan terbuka.
Maka dari itu kohesivitas kelompok penting untuk meningkatkan motivasi
kerja pegawai karena pada dasarnya individu membutuhkan suatu hubungan kerja
yang saling mengahargai, saling membantu dan bekerja sama, sehingga akan
menciptakan suatu kelompok yang dapat membuat anggotanya merasa nyaman
untuk berada dalam kelompok tersebut dan termotivasi untuk lebih giat dalam
menyelesaikan pekerjaan.
Pentingnya kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja juga dapat
dilihat dari banyaknya penelitian terdahulu yang membahas mengenai peran
berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi, salah satunya adalah penelitian The
Relationship of Perceived Motivational Climate to Cohesion and Collective
Efficacy in Elite Female Teams oleh Jean Philippe Heuze (2006).
Melihat fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai motivasi kerja pegawai serta kohesivitas kelompok yang
terjadi pada pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG. Adapun judul dari penelitian
ini adalah “Pengaruh Kohesivitas Kelompok terhadap Motivasi Kerja
Pegawai (Studi pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Fokus dari penelitian ini ialah masalah motivasi kerja yang menurun pada
pegawai Divisi Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Motivasi kerja yang rendah dapat menyebabkan penurunan kinerja pada pegawai
karena berkurangnya semangat atau gairah kerja, hal ini tentu dapat berdampak
pada tujuan organisasi.
Melihat latar belakang dan fenomena yang ada, di duga salah satu faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata
Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi adalah kohesivitas
kelompok.
Kelompok kerja yang kohesif akan memberikan semangat dan gairah
kerja yang tinggi pada pegawai, karena pada kelompok yang kohesif terdapat
anggota kelompok. Hal ini tentu akan menyebabkan motivasi yang tinggi di dalam
kelompok yang kohesif.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah peneliti membatasi
masalah untuk melakukan penelitian ini dengan memfokuskan penelitian pada
masalah yang berkaitan dengan motivasi kerja pegawai yang menurun di duga
karena faktor kekohesivan kelompok kerja. Maka dapat di rumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kohesivitas kelompok pada pegawai Bagian Tata
Usaha PVMBG?
2. Bagaiamana gambaran motivasi kerja pegawai Bagian Tata Usaha
PVMBG?
3. Bagaimana pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja
PVMBG?
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1. Gambaran kohesivitas kelompok pada pegawai Bagian Tata Usaha
PVMBG.
2. Gambaran motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG.
3. Pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pada pegawai
1.5Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak organisasi
dan pihak akademis.
1. Bagi pihak organisasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sebagai bahan pertimbangan organisasi untuk mangatasi masalah yang
berkaitan dengan motivasi kerja pegawai.
2. Bagi Pihak Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan
pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang manajemen, khususnya
manajemen sumber daya manusia, mengenai lingkungan kerja yang
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek kajian pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent)
adalah kohesivitas kelompok, sedangkan variabel terikat (dependent) adalah
motivasi kerja pegawai. Subjek kajian dalam penelitian ini adalah pegawai Divi
Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Penelitian ini dilakukan di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi yang beralamat di Jalan Ponogoro No. 57 Bandung karena berdasarkan
data dan informasi yang ada motivasi kerja pada pegawai Divisi Tata Usaha Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menurun yang merupakan masalah
dan harus segera diatasi.
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode survey
explanatory. “Metode survey explanatory merupakan penelitian yang menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh satu variabel dengan
variabel lainnya” (Sugiyono, 2007:10).
Sedangkan analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
dan verifikatif. Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat
kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pada pegawai Divisi Tata Usaha
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Sedangkan analisis verifikatif
adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik yang penekanannya
untuk mengungkapkan perilaku variabel penelitian.
3.2.2 Desain Penelitian
“Desain penelitian adalah rencana yang dibuat oleh peneliti sebagai
kegiatan yang akan dilaksanakan” (Arikunto 2006:51).
Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat kausal (sebab-akibat).
Desain penelitian kausal digunakan untuk membuktikan hubungan antara sebab
dan akibat dari beberapa variabel. Penelitian kausal biasanya menggunakan
metode eksperimen yaitu dengan mengendalikan independent variable yang akan
mempengaruhi dependent variable. Penelitian ini akan mengungkap sebab-akibat
dari independent variable yaitu kohesivitas kelompok dan dependent variable
yaitu motivasi kerja pegawai Divisi Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.
3.3 Operasional Variabel
Sugiyono (2012:3) menyatakan bahwa “variabel adalah sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Sehingga
1. Variabel Independent (X)
Variabel independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Menurut
Sugiyono (2012:4) “variabel independent adalah variabel bebas yang
keberadaannya tidak dipengaruhi variabel-variabel lainnya”.
2. Variabel Dependent (Y)
Variabel dependent adalah variabel yang tidak bebas (terikat), yang
keberadaannya merupakan suatu yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh
variabel independent (Sugiyono, 2012:4).
Tabel 3.1
Operasional Variabel Kohesivitas Kelompok
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Tabel 3.2
Operasional Variabel Motivasi Kerja
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya. Data primer secara khusus dikumpilkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan
yang menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari
sumbernya. Data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Tabel 3.3 Jenis Data
No Keterangan Jenis Data
1 Rekapitulasi Absensi Ketidakhadiran Pegawai Sekunder 2 Rekapitulasi Keterlambatan Pegawai Sekunder
3 Angket Pra Penelitian Primer
4 Jumlah Pegawai yang diteliti Primer
5 Wawancara tentang motivasi dan kelompok kerja Primer untuk
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Kualitas data hasil penelitian tergantung dari kualitas instrumen penelitian
dan kualitas pengumpulan data. Data yang didapat pada penelitian diperoleh dari
penelitian lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research).
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan
yang adauntuk diteliti. Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara
langsung dengan sebagian besar pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG
maupun dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan gabungan dari pertanyaan yang terstruktur untuk
mendapatkan informasi dari responden. Pertanyaan yang terstruktur
bermanfaat agar data yang didapat dari responden dapat dibandingkan
dengan responden lain, mempercepat proses pengambilan informasi dan
memudahkan dalam memproses data-data tersebut. Kuesioner yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana
responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih
dari sejumlah alternatif.
c. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan
dilakukan oleh peneliti ke kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi
yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (20012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
keimpulannya.” Secara lebih singkat Arikunto menjelaskan bahwa “Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian” (2010:173).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Bagian Tata Usaha
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang berjumlah 61 orang.
Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan yang
bekerja pada Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Senada dengan pernyataan diatas, menurut Arikunto (2010:174) “sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Bila dalam suatu penelitian
terdapat populasi yang besar dan tidak memungkinkan peneliti untuk meneliti
keseluruhan populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Untuk menentukan jumlah sampel dari suatu populasi perlu dilakukan
suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah n. Husain Umar (2009:59),
mengungkapkan bahwa “ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan
bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik
Slovin”.
Rumus : n =
(Umar Husein, 2009:78)
Dimana
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
D : Presisi yang ditetapkan menggunakan 0,01
Jumlah Populas Pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG 61 orang. Maka jumlah
n =
n =
=
37, 89 38Berdasarkan perhitungan diatas telah diketahui sampel pada penelitian ini
berjumlah 38 responden.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Sugiyono (2012:81), mengemukakan bahwa “teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian”.
Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan dalam suatu
penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan penelitian ini
menggunakan teknik Simple Random Sampling. “Simple Random Sampling
adalah teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.” (Sugiyono, 2012 :82)
3.6 Uji Validitas dan Uji Realibilitas
3.6.1 Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsinya. Menurut Arikunto (2010:211) “validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data
dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat. Tujuan dari uji validitas ialah
untuk mengetahui ketepatan dan kehandalan kuesioner yang mempunyai arti
bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu dengan
mengkorelasi tiap butir pertanyaan dengan skor total kemudian dikonsultasikan
dengan tabel nila r dengan taraf signifikan 95%. Instrumen valid jika hasil
korelasi skor tiap butir soal dengan skor lebih besar dengan nilai tabel sebaliknya.
Terdapat dua macam validitas sesuai dengan pengujiannya, yaitu (1)
Validitas eksternal dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut
sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang
dimaksud, dan (2) Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuian antara
bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.
Validiatas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas eksternal
dengan menggunakan rumus product moment, yaitu:
Dimana :
= Korelasi Product Moment
N = Jumlah populasi
∑X = Jumlah skor butir (X)
∑Y = Jumlah skor variabel (Y)
= Jumlah skor butir kuadrat (X)
= Jumlah skor variabel kuadrat (Y)
∑XY = Jumlah perkalian utir (X) dan skor variabel (Y)
Harga menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang
dikorelasikan. Setiap korelasi mengandung tiga makna korelasi yaitu (1) Tidak
adanya korelasi (2) arah korelasi, (3) besarnya korelasi.
Keputusan uji validitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika > r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid
Jika < r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid
Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan
fasilitas software SPSS 17.0 for wimdows.
Pengujian validitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden,
responden yang digunakan merupakan responden yang peneliti ambil secara acak
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Variabel Kohesivitas Kelompok (X)
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 dengan SPSS 17.0 for windows
Tingkat signifikansi pada penilitian ini adalah 5% dengan n=30-28 maka r
tabel sebesar 0,374. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua
kuesioner atau bulir pertanyaan dapat digunakan sebagai pertanyaan karena
semuanya valid atau semua rhitung > rtabel. Maka dari itu untuk penelitian ini
menggunakan 12 bulir pertanyaan untuk kuesioner variabel kohesivitas kelompok
(X)
No.Bulir rhitung rtabel Keterangan
1 0,729 0,374 Valid
2 0,694 0,374 Valid
3 0,690 0,374 Valid
4 0,761 0,374 Valid
5 0,707 0,374 Valid
6 0,492 0,374 Valid
7 0,752 0,374 Valid
8 0,587 0,374 Valid
9 0,639 0,374 Valid
10 0,723 0,374 Valid
11 0,687 0,374 Valid
Tabel 3. 5
Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 dengan SPSS 17.0 for windows
Berdasarkan tabel diatas dapat itarik kesimpulan bahwa seluruh bulir
pertanyaan valid sehingga semua bulirnya dapat digunakan sebagai alat ukur
untuk variabel motivasi kerja (variabel Y) yang akan diteliti.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Setiap alat pengukur seharusnya
memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari
waktu ke waktu. Arikunto (2010:221) mengungkapkan bahwa “reliabilitas
menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapa dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul karena instrumen tersebut sudah baik”.
Instrumen reliabilitas akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas
No.Bulir rhitung rtabel Keterangan
artinya dapat dipercaya. Uji validitas bertujan untuk menunjukan suatu pengertian
bahwa suatu instrumen ckup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas mempunyai
dua jenis yaitu (1) reliabilitas eksternal jika ukuran atau kriteriumnya berada
diluar instrumen dan (2) reliabilitas internal jika perhitungan dilakukan
berdasarkan data dari instrumen tersebut.
Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal suatu instrumen yaitu
dengan teknik pararel dan teknik ulang, seangkan reliabilitas internal diperoleh
dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai
(misal : 0-100 atau 0-10) atau yang terbemtuk skala (misal 1-3, 1-5 atau 1-7 dan
seterusnya, maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut :
Sugiyono (2012:361)
Dimana :
r11 = Nilai reliabilitas
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si = Jumlah Varians skor tiap-tiap item
St = Jumlah varians total
Rumus variansnya adalah :
Sugiyono, (2012:362)
� = �− 1 1 −� ��� �
�� =
�t − ���
Dimana :
St = Varians total
∑Xt2 = Jumlah kuadrat skor total
(∑Xt) = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total
N = Jumlah responden
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika r 11 > r tabel, maka instrument angket dinyatakan reliabel
2. Jika r hitung ≤ r table, maka instrument angket dinyatakan tidak reliable
Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus diatas menggunakan
fasilitas software SPSS 17.0 for Windows.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Kohesivitas Kelompok & Motivasi Kerja Pegawai
Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
Variabel X 0,880 0,374 Reliabel
Variabel Y 0,808 0,374 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2013 dengan SPSS 17.0 for windows
Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel X dan variabel Y pada tabel 3.6
diatas menunjukan bahwa keduanya dinyatakan reliabel karena nilai rhitung > rtabel ,
dengan memperhatikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas diatas , penulis
dapat menyimpulkan bahwa instrumen pada penelitian ini dinyatakan valid dan
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehinga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah
dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan penelitian. Tujuan dilakukannya pengolahan dan analisis data
dalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis
yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi sederhana, hal tersebut mengingat tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pegawai
Bagian Tata Usaha PVMBG.
3.7.1 Menentukan Nilai Angket
1) Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul setelah diisi oleh
responden seperti memeriksa kelengkapan pengisian angket dan pemeriksaan
jumlah lembaran
2) Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrument berdasarkan pada
pembobotan untuk jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang
terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban negatif rangking
pertama dimulai dari skor terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau
bobot untuk setiap jawaban positif diberi nilai 5-4-3-2-1 dan untuk jawaban
negatif diberi skor 1-2-3-4-5. Pengukuran dalam kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan skala Likert yaitu kuesioner
setiap pertanyaan telah disediakan dan responden hanya tinggal memberi
tanda checklist pada kolom tanggapan sesuai dengan pendapat responden
masing-masing
3) Tabulating adalah menghitung hasil scoring, yang dituangkan kedalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel
rekapitulasi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data
Responden Skor Item
1 2 3 4 n
1 2 3 4 n
4) Rancangan Analisis Deskriptif
yaitu mengolah data dari angket dengan menggunakan langkah-langkah
sebagagai berikut :
1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus :
SK = ST X JB X JR
Dimana :
ST : Skor Tertinggi
JB : Jumlah Bulir
JR : Jumlah Responden
2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium
= + + .... +
Dimana :
: jumlah skor hasil angket variabel x
− : jumlah skor angket masing-masing responden
3. Membuat daerah kategori kontinum
Untuk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara keseluruhan
yang diharapkan responden, maka peneliti menggunakan daerah kategori
sebagai berikut :
Tinggi = ST x JB x JR
Sedang = SD x JB x JR
Rendah = SR x JB x JR
Dimana :
ST : skor tertinggi
JB : jumlah bulir
JR : jumlah responden
5) Menentukan garis kontinum dan menentukan daerah letak skor untuk variabel
kohesivitas kelompok (X) dan variabel motivasi kerja (Y).
Gambar 3.1
Garis Kontinum Variabel X dan Y
Sedang
Rendah Tinggi
Sangat Tinggi Sangat
3.7.2 Methode Successive Intervals (MSI)
Data penelitian dari penyebaran kuesioner memilki tingkat pengukuran
ordinal. Sehingga untuk melakukan analisis kuantitatif dengan menggunakan
korelasi pearson’s product moment memerlukan data dengan skala pengukuran
interval. Berikut adalah cara transformasi data dari skala ordinal ke interval
menggunakan methode successive intervals. Methode successive intervals adalah
suatu metode untuk mentransformasikan data ordinal menjadi interval agar dapat
dilakukan analisis secara parametik. Langkah-langkah untuk melakukan
transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perhatikan setiap butir dan menentukan banyaknya frekuensi berdasarkan
banyaknya orang yang menjawab skor 1,2,3,4,5
b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya
disebut proposisi dengan mennggunakan rumus : Pi = f/N
c. Dengan mengggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk
setiap proporsi kumulatif yang diperoleh
d. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
e. Menghitung scala Value (VS) dengan rumus :
Scale Value =
f. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus :
Y = NS + k K = [1 + | N | ]
Langkah-langkah diatas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat seperti
Tabel 3.8
Pengubahan Data Ordinal Ke Interval
Kriteria / Unsur 1 2 3 4 5
Frekuensi
Proporsi
Proporsi Kumulatif
Nilai
Scala Value
3.7.3 Analisis Korelasi Sederhana
Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka
langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis
korelasi. Pada penelitian ini digunakan analisis korelasi sederhana (Bivariate
Correlation) yang berguna untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua
variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Koefisien korelasi
sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua
variabel. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang
positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila
kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.
Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan
Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan
paling besar (-1≤ r ≥ 1) artinya jika :
R = 1, hubungan antara X dan Y sempurna positif (mendekati
R = -1, hubungan antara X dan Y sempurna negatif (mendekati
-1, hubungan sangat kuat dan negatif
R = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan
Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan koefisien
korelasi pearson (perason’s product Moment Coeficient of Corelation). Adapun
rumus Pearson’s Product Moment adalah sebagai berikut :
= √
Sugiyono, 2012:228
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y maka dapat
dilihat pada tabel derajat hubungan antar variabel seperti berikut:
Tabel 3. 9
Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah / Lemah Dapat Diabaikan
0,20-0,399 Rendah / Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat / Tinggi
0,80-1,000 Sangat Kuat / Sangat Tinggi
3.7.4 Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi adalah teknik analisis yang meliputi metode-metode yang
digunakan untuk memprediksi nilai-nilai dari satu atau lebih variabel tergantung
yang dihasilkan adanya pengaruh satu atau lebih variabel bebas.
Dalam penelitian ini digunakan jenis analisis regresi sederhana. Menurut
Sugiyono (2012:261) “regresi sederhana didasarkan hubungan fungsional ataupun
kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependent”. Persamaan
umum regresi sederhana adalah :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel yang diprediksikan
a = harga Y bila X = 0 (harga konstanta)
b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi
penurunan.
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Harga b dihitung dengan rumus :
Sugiyono, 2012:262
3.7.5 Koefisien Determinasi
Dengan terdapatnya angka perhitungan koefisien korelasi, maka akan
didapat besarnya angka koefisien determinasi, dimana akan dinyatakan besarnya
kontribusi variabel X terhadap variabel Y. Koefisien determinasi digunakan untuk
menghitung besarnya peranan tau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap
variabel terikat (variabel Y). Koefisien determinasi dihitung dengan cara
mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100% dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Sugiyono, 2012:231
Sebelum nilai digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu
harus diuji apakah nilai-nilai ini terletak dalam daerah penerimaan atau
penolakan Ho.
3.7.6 Uji Hipotesis
Sebelum membuat kesimpulan, langkah terakhir yang harus dilakukan
adalah melakukan pengujian atas tingkat keberartian hasil perhitungan tersebut.
Tingkat keberartian ini diuji dengan uji hipotesis. Rumus yang digunakan peneliti
untuk menguji hipotesis yaitu uji signifikan dengan korelasi (uji t student), yaitu :
Sugiyono, (2012:184)
Dimana :
t = Distribusi student dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2
r = koefisien korelasi
n = banyaknya sampel
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (kohesivitas
kelompok) dan variabel Y (motivasi), maka dibutuhkan hipotesis yang memenuhi
syarat. Adapun hipotesa yang dapat diajukan adalah :
: ρ > 0 Korelasi tidak berarti,
Artinya tidak redapat pengaruh yang signifikan antara
kohesivitas kelompok dengan motivasi kerja pegawai Bagian
Tata Usaha Pusat Vukanoogi dan Mitigasi Bencana Geologi.
: ρ ≤ 0 Korelasi berarti,
Artinya terdapat pengaruh yang signifikan anatara kohesivitas
kelompok dengan motivasi kerja pegawai Bagian Tata Usaha
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Dimana ρ merupakan koefiseien korelasi antara variabel X dan variabel Y,
kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
Jika ≥ , maka ditolak, diterima
t =
� �Jika ≤ ,maka diterima, ditolak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kohesivitas kelompok pada pegawai Bagian Tata Usaha Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berada pada kategori tinggi.
Hal ini dapat dilihat dari nilai keseluruhan rekapitulasi skor variabel
kohesivitas kelompok yang jika dikonsultasikan pada daerah kontinum
berada pada kategori tinggi, selain itu dapa dilihat dari tanggapan positif
yang diberikan responden terhadap pernyataan yang diajukan. Hal ini
menunjukan bahwa pegawai sudah memiliki kohesivitas kelompok yang
tinggi dengan keenam indikator yang membentuk kohesivitas kelompok,
yaitu indikator komitmen, daya tarik, keukatan sosial, kerjasama
kelompok, komunikasi dan tantangan pekerjaan untuk kemajuan.
2. Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pada
pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG berada pada kategori sedang. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan rekapitulasi skor motivasi kerja yang
telah penulis teliti, semua indikator yang digunakan sebagai alat ukur
motivasi kerja jika diakumulatifkan kemudian di konsultasikan pada
PVMBG berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa perlu
ada perhatian terkait motivasi kerja pegawai.
3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan antara
kohesivitas kelompok terhadap motivasi kerja pada pegawai Bagian Tata
Usaha PVMBG sebagaimana ditunjukan oleh hasil uji koefisien korelasi
dan regresi sederhana yang telah diteliti. Pada penelitian ini juga
menunjukan bahwa korelasi kohesivitas kelompok dan motivasi kerja
berada pada kategori tinggi, hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan
korelasi sebesar 0,602 dapat diartikan terdapat korelasi yang kuat/tinggi
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis
mengemukakan beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kohesivitas kelompok sebagai berikut:
a. Untuk membenahi dan meningkatkan kohesivitas kelompok menjadi lebih
baik lagi, perlu adanya evaluasi terhadap seluruh dimensi terutama
indikator interaksi kelompok dan tantangan pekerjaan untuk kemajuan.
Alangkah lebih baik jika aspek-aspek tersebut didukung dari pribadi
pegawai Bagian Tata Usaha PVMBG. Para pegawai perlu meningkatkan
keinginan untuk berinteraksi dan perlu meningkatkan keinginan untuk
meneriama tantangan dalam menyelesaikan pekerjaan.
b. Perlu dilakukan cara atau tindakan yang dapat mengingatkan atau
memberitahukan para pegawai bahwa kohesivitas kelompok pada suatu
organisasi merupakan hal yang penting dengan cara memberikan
tugas-tugas yang dapat mempersatukan individu-individu dalam kelompok untuk
lebih erat berkomunikasi.
c. Selanjutnya tindakan yang mungkin dilakukan adalah atasan harus lebih
memperhatikan lagi pegawainya karena kohesivitas yang tinggi tidak bisa
hanya didukung dari personal diri karyawan namun juga harus ada
2. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis juga
mengemukakan saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
kerja pegawai sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan memang bukanlah hal yang
mudah, karena motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu berbeda-beda.
Namun bertolak dari dimensi-dimensi yang mempengaruhi motivasi kerja
seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya terlihat bahwa perlu ada
perhatian khusus mengenai dimensi kebutuhan untuk mendominasi (needs
for dominance), yakni terlihat pada aspek keinginan untuk mengendalikan
orang lain, aspek tersebut cukup penting untuk meningkatkan gairah atau
semangat kerja pada diri setiap pegawai.
b. Perlu dilakukan cara atau tindakan yang dapat mengingatkan atau
memberitahukan para pegawai bahwa motivasi kerja pada suatu organisasi
merupakan hal yang penting, dengan penyuluhan atau seminar-seminar
motivasi yang dilakukan oleh manajemen organisasi guna meningkatkan
motivasi kerja pegawai.
3. Dalam penelitian ini, penulis hanya meniliti faktor kohesivitas kelompok yang
mempengaruhi motivasi kerja. Masih banyak faktor lain yang secara teoritis
dapat mempengaruhi motivasi kerja pegawai. Oleh karena itu, perlu adanya
penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Desler, Garry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Indeks
Desler, Garry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi sepuluh jilid 1, Jakarta : PT. Indeks
Danim, Sudarwan. Prof Dr. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektifitas
Kelompok. Jakarta : PT Rineka Cipta
Forsyth, Donelson R. 2010. Group Dynamics 5th Edition. USA : Wadsworth
Greenberg, Jerald. 2011. Behaviour in Organization. England : Pearson Education Limited
Griffin, W Ricky. 2004. Manajemen Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Hariandja, Efendi Tua Marihot. 2006. Perlaku Organisasi. Bandung : Unpar Press
Hasibuan, S.P Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi. Jakarta : Bumi Aksara
Indrawijaya, I Adam Drs. 2009. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Istijanto, M.M. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Ivancevich, John M, Konopaske, Matteson, Michael T. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga
Mondy, R. Wayne. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Robbins, P Stephen. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
Sedarmayanti, Prof. 2011. Manajemen dan Komponen Terikat Lainnya. Bandung : Refika Adita
Solihin Agus, Taufiqurrohman Roni, dkk. 2012. Profil Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi. Jakarta : Kementrian Energi Dan Sumber
Daya Mineral
Sugiyono, Prof DR. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. Prof DR. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. Prof DR. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sutermeister, Robert A. 1967. People And Productivity, USA : McGraw-Hill
Umar, Husein. 2009. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali
Wibisono, Serman. 2011. Manajemen Kinerja Korporasi & Organisasi. Jakarta : Erlangga
Sumber Internet :
Deetlefs, J.P. 1989. Journal Of The South Institute Of Mining And Metallurgy. [Online]. Tersedia www.saimm.co.za/Journal/v089n07p201.pdf.
(Diakses pada tanggal 15 Maret 2013)
Ginting, Ulina Sri. 2009. Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap
Semangat Kerja Karyawan di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan. Skripsi Jurusan Psikologi Universitas
Sumatra Utara. [Online]. Tersedia dalam
http://pdfebooksreder.com/ebook-+group+cohesio-pdf-7.html (Diakses pada tanggal 13 Januari 2013)
Heuze, Philippe-Jean. 2006. Journal Of Applied Sport Psychology : The Relationships of Perceived Motivational Climate to Cohesion and Collective Efficacy in Elite Female Teams. [Online]. Tersedia www-sens.ujf-grenoble.fr/publis/Heuze_etal_JASP06.pdf
Oktaviansyah, Achmad Dwiyanto. 2007. Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok
Dan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Terhadap Organisasi Pada Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tesis Jurusan
Ilmu-ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. [Online]. Tersedia
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub
(Diakses pada Tanggal 1 Desember 2012)
Rutkoski, K Gregorgy. 1983. Journal of Personality and Social Psychology :
Group Cohesiveness, Social Norms, Bystander Intervention. [Online].
Tersedia www.communicationcache.com (Diakses pada tanggal 19 Desember 2012)
Shin. Soo-Young. Journal of Behaviour Studies in Bussines : Moderating Effect
of Group Cohessiveness in Competency-Performance Relationship:
Amulti-Level Study. [Online]. Tersedia
www.aabri.com/manuscripts/09155.pd (Diakses pada tanggal 20 Februari 2013).
Wibowo, Arief. 2012. Pengaruh Persepsi Individu tentang Kohesivitas Kelompok
Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor BPK RI. Thesis
Jurusan Ilmu- ilmu Sosial Universitas Gajah Mada. [Online]. Tersedia
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub.