• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN BEBERAPAJENIS BIOCHAR DALAM MENGURANGI PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.) SKRIPSI OLEH:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN BEBERAPAJENIS BIOCHAR DALAM MENGURANGI PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.) SKRIPSI OLEH:"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN BEBERAPAJENIS BIOCHAR DALAM MENGURANGI PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.)

SKRIPSI

OLEH:

BARITA RAYMOND LUMBANTORUAN 130301185

AGROEKOTEKNOLOGI - ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

OLEH:

BARITA RAYMOND LUMBANTORUAN 130301185

AGROEKOTEKNOLOGI - ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah SatuSyaratUntukDapatMembuatSkripsi di Program StudiAgroekoteknologiFakultasPertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(3)

JudulPenelitian :Pemanfaatan Beberapa Jenis Biochar dalam mengurangi pemupukan NPK PadaTanaman Jagung (Zea mays L.)

Nama : Barita Raymond Lumbantoruan

NIM : 130301185

Program Studi :Agroekoteknologi Minat : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh:

Dosen Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Benny Hidayat, SP., MP .) (Ir. Hardy Guchi, MP .) NIP. 197606052010121001 NIP. 195608121986031001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(Dr. Ir. Sarifuddin, M.P.) NIP. 196509031993031014

(4)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan taraf perlakuan yaitu (B1) 100% NPK 2 gram, (B2) 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram, (B3) 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram, (B4) 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram, (B5) 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram, (B6) 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram, (B7) 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100%, (B8) 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram, (B9) 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram dengan menggunakan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk NPK ditambah dengan beberapa jenis sumber Biochar mampu meningkatkan pH tanah dan serapan hara P tanaman, Pemberian Biochar tongkol Jagung dengan penurunan dosis NPK menjadi 75 % Mampu meningkatkan pH di tanah Ultisol, pemberian Biochar sekam Padi dengan penurunan dosis NPK menjadi 50%

Mampu meningkatkan serapan Hara P.

Kata Kunci : Tanah Ultisol, Biochar, Pupuk NPK, Sekam Padi, Kolobot Jagung.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta 13 Agustus 1995 anak dari Bapak Hapoltahan Lumbantoruan dan Ibu Hotna Lubis., Penulis merupakan putra ke 1 dari 3 bersaudara., Tahun 2007 penulis lulus dari SD N 173271 Siborong borong kemudian melanjutkan sekolah di SMP N 1 Siborong borong serta lulus tahun 2010. Penulis kemudian melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Siborong borong dan lulus tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur SBMPTN di Universitas Sumatera Utara (USU). Penulis memilih jurusan Agroteknologi dan minat ilmu tanah.

Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT Asian Agri Cabang Gunung Melayu pada tahun 2016. Penulis melaksanakan penelitian di Rumah Kasa Fakultas Pertanian USU.

(6)

atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini tepat pada waktunya.

Ada pun judul dari usulan penelitian ini adalah“Pemanfaatan Beberapa Sumber Biochar Dalam Mengurangi Pemupukan NPK padaTanaman jagung ( Zea mays L.)”yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk dapat membua tskripsi di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada ketua komisi pembimbing yaitu Bapak Benny Hidayat, SP., MP dan anggota komisi pembimbing Ir. Hardy Guchi, MP yang telah membantu dan membimbing penulis, serta kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian usulan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan usulan penelitian ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,oktober 2018

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

HipotesisPenelitian ... 3

KegunaanPenulisan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol ... 4

Unsurhara NPK ... 6

Biochar ... 8

BAHAN DAN METODE PENELITIAN TempatdanWaktuPenelitian ... 12

AlatdanBahanPenelitian ... 12

MetodePenelitian... 12

Parameter Penelitian... 14

PELAKSANAAN PENELITIAN Pengambilan Contoh Tanah ... 15

PersiapanMedia Tanam ... 15

Persiapan Bahan Biochar... 15

AplikasiPerlakuan ... 15

Penanaman ... 16

Pemeliharaan ... 16

Pemanenan ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 17

Pembahasan ... 27

(8)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL No JudulHalaman

1. Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar 17 2.Uji Kontras Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar 17 3. Kadar Kapasitas Tukar Kation tanah akibat beberapa dosis biochar 18 4. Kadar C organic tanah akibat beberapa dosis biochar 19 5. Kadar Serapan Hara N Tanaman akibat beberapa dosis biochar 19 6.Kadar Serapan Hara P Tanaman akibat beberapa dosis biochar 20 7. Uji Kontras Serapan Hara P tanaman akibat beberapa dosis biochar 21 8.Kadar Serapan Hara K Tanaman akibat beberapa dosis biochar 21 9.Kadar Tinggi Tanaman akibat beberapa dosis biochar 22 10.Kadar Jumlah daun Tanaman akibat beberapa dosis biochar 23 11. Kadar Berat BasahTajuk Tanaman akibat beberapa dosis biochar 23

12. Kadar Berat Kering Tajuk Tanaman akibat beberapa dosis biochar 24 13. Berat Basah Akar Tanaman akibat beberapa dosis biochar 25 14. Kadar Berat Kering Akar Tanaman akibat beberapa dosis biochar 25 .

(10)

1. Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar 35 2. Tabel Anova Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar 35 3.Kadar KTK tanah akibat beberapa dosis biochar 36 4.TabelAnova Kadar KTK tanah akibat beberapa dosis biochar 36 .

5.Kadar C organic tanah akibat beberapa dosis biochar 37 6.Tabel Anova Kadar C organic tanah akibat beberapa dosis biochar 37 7.Kadar Serapan hara N tanah akibat beberapa dosis biochar 38 8.Tabel Anova Serapan Hara N Tanaman akibat beberapa dosis biochar 38 9.Kadar Serapan hara P tanaman akibat beberapa dosis biochar 39 10.Uji Kontras Serapan Hara P Tanaman akibat beberapa dosis biochar 39 11.Kadar Serapan hara K tanaman akibat beberapa dosis biochar 40 12.Tabel Anova Serapan Hara K Tanaman akibat beberapa dosis biochar 40 13.Tinggi tanaman akibat beberapa dosis biochar 41 14.TabelAnovaTinggiTanaman akibat beberapa dosis biochar 41 15.Jumlah daun tanaman akibat beberapa dosis biochar 42 16.Tabel Anova Jumlah DaunTanaman akibat beberapa dosis biochar 42 17.Kadar Berat BasahTajuk tanaman akibat beberapa dosis biochar 43 18.Tabel Anova Jumlah Daun Tanaman akibat beberapa dosis biochar 43 19.Kadar Berat Kering Tajuk tanaman akibat beberapa dosis biochar 44 20.Tabel Anova Jumlah DaunTanaman akibat beberapa dosis biochar 44 21.Kadar Berat Basah Akar tanaman akibat beberapa dosis biochar 45 22. Tabel Anova Berat Basah Akar Tanaman akibat beberapa dosis biochar 45

(11)

24.Tabel Anova Berat Kering Akar Tanaman akibat beberapa dosis Biochar 46

25. AnalisiAwal 47

\

(12)

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan, produksi tanaman jagung dari tahun ke tahun di sumatera utara semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya penduduk.

Produksi tertinggi di sumatera utara terdapat pada Karo (456.649 ton) sedangkan terendah terdapat pada Nias Barat (60 ton). Sedangkan pada sumatera utara pada 2009 menghasilkan 1.166.548 ton, pada 2010 meningkat menjadi 1.377.718 ton.

( BPS, 2015 )

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman jagung adalah dengan pemupukan. Banyak jenis pupuk organik dan anorganik yang beredar di pasaran, pemupukan adalah salah satu kegiatan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Pupuk NPK adalah pupuk majemuk yang dibuat dengan mencampurkan unsur-unsur pupuk yaitu N, P, dan K. Untuk mengurangi biaya pemupukan sering digunakan pupuk majemuk sebagai alternatif dari pemakaian pupuk tunggal.

Kebutuhan unsur hara untuk satu jenis tanaman tergantung dari umur tanaman, jenis tanaman dan iklim (Hasibuan, 2006).

Aplikasi pupuk NPK dilakukan setiap musim tanam, mengakibatan tingginya akumulasi N, P, dan K didalam tanah Tingginya akumulasi unsur hara di dalam tanah mengakibatkan rendahnya unsur hara yang tersedia didalam tanah, Dengan rendahnya unsur N, P, dan K tersedia bagi tanaman didalam tanah, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan ketersediaan N, P, dan K dalam tanah. salah

(13)

2

satu upaya untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara didalam tanah yakni dengan menggunakan biochar (Lehmann dan Joseph, 2009).

Biochar merupakan arang hitam hasil dari proses pemanasan biomassa pada keadaan oksigen terbatas atau tanpa oksigen. Biochar juga merupakan bahan organik yang memiliki sifat stabil dapat dijadikan pembenah tanah lahan kering.

Pemilihan bahan baku biochar ini didasarkan pada produksi sisa tanaman yang melimpah dan belulm termanfaatkan (Dermibas, 2004).

Untuk saat ini produksi biomassa yang sangat melimpahdan kurang termanfaatkan ialah sekam padi. Sekam sebagai limbah penggilingan padi jumlahnya mencapai 20-23% dari gabah. Produksi Gabah Kering Giling (GKG) mencapai 71,29 juta ton, maka jumlah sekam yang dihasilkan di Indonesia sekitar 16,39 juta ton (BPS, 2015).

Pemberian biochar mampu meningkatkan serapan nitrogen, fosfor, dan kalium. Adanya hara tanaman, luas permukaan, dan daya serap alami biochar yang tinggi dan kapasitas biochar untuk bertindak sebagai media untuk mikroorganisme diidentifikasi sebagai alasan utama biochar sebagai bahan untuk memperbaiki sifat fisik (Sudjana, 2014).

Biochar dapat memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologi tanah.

Pencucian pupuk N dapat dikurangi secara signifikan dengan pemberian biochar tersebut ke dalam media tanam. Biochar lebih efektif menahan unsur hara untuk ketersediaannya bagi tanaman dibanding bahan organik lain seperti sampah dedaunan, kompos atau pupuk kandang. Biochar juga menahan P yang tidak bisa diretensi oleh bahan organik tanah biasa, biochar juga menyediakan media tumbuh yang baik bagi berbagai mikroba tanah (Gani, 2009).

(14)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemanfaatan Beberapa Biochar dalam mengurangi pemakaian pupuk NPK pada tanaman jagung ( Zea mays L ) Hipotesis Penelitian

Pemberian biochar dapat mengurangi pemakaian pupuk NPK hingga 50 % dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Jagung (Zea mays L.)

Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan informasi bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(15)

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol

Ultisol merupakan tanah mineral yang berkembang dan mengalami pelapukan lanjut dan pencucian yang intensif. Adanya pencucian yang intensif menyebabkan tanah ini bereaksi masam dan kejenuhan basa rendah sampai kelapisan bawah. Di Indonesia ultisol banyak ditemukan didaerah bertopografi datar sampai berbukit pada ketinggian 50 m sampai 350 m dari permukaan laut, suhu tanah rata-rata lebih dari 8oC dan curah hujan tahunan antara 2500mm- 3500mm,Tanah ini dibentuk oleh proses pelapukan dan pembentukan tanah yang sangat intensif karena berlangsung dalam lingkungan iklim tropika dan subtropika yang bersuhu panas dan bercurah hujan tinggi (Notohadiprawiro, 2006).Pada umumnya Ultisol berwarna kuning kecoklatan hingga merah.Warna tanah pada horizon argilik sangat bervariasi dengan hue dari 10YR hingga 10R, nilai 3−6 dan kroma 4−8 Pada klasifikasi lama ultisol diklasifikasikan sebagai Podsolik Merah Kuning (PMK) (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).

Ultisol dicirikan oleh adanya akumulasi liat pada horizon bawah permukaan sehingga mengurangi daya resap air dan meningkatkan aliran permukaan dan erosi tanah. Erosi merupakan salah satu kendala fisik pada tanah ultisol dan sangat merugikan karena dapat mengurangi kesuburan tanah. Hal ini karena kesuburan tanah ultisol sering kali hanya ditentukan oleh kandungan bahan organik pada lapisan atas. Bila lapisan ini tererosi maka tanah menjadi miskin bahan organik dan hara. Tanah ultisol mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dicirikan oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan kedalaman tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa rendah.

(16)

Pada umumnya tanah ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na, dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation rendah, dan peka terhadap erosi (Ratna, 2016).

Tanah ultisol dicirikan dengan agregat kurang stabil, permeabilitas, bahan organik dan tingkat kebasaan rendah. Tekstur tanah berliat, mengandung mineral sekunder kaolinit yang sedikit tercampur gibsit dan montmorilonit, pH tanah rata- rata 4,2-4,8, Ultisol memiliki kesuburan rendah disebabkan karena pH yang masam, kandungan N, P, K, Ca, Mg, S dan Mo yang rendah serta kandungan Al, Fe dan Mn yang tinggi (Endriani dkk, 2013),

Stabilitas agregat tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang sangat penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung, karena stabilitas agregat tanah mempengaruhi aerasi tanah. Kompos dapat meningkatkan stabilitasi agregat tanah, karena kompos merupakan sumber bahan organik yang kaya dengan hara N, P dan K dapat disumbangkan kedalam tanah dan secara fisik juga seperti memperbaiki sifat fisika tanahkarena adanya asam- asam organik sebagai perangsang terbentuknya ikatan-ikatan antara pertikel- partikel tanah membentuk agregat (Utomo, 2008).

Ciri tanah ultisol yang terutama menjadi kendala bagi budidaya tanaman ialah bahan organik rendah dan itupun terlonggok dalam lapisan permukaaan tipis (lapisan A tipis) dan dengan sendirinya kadar N pun rendah serta terbatas dalam lapisan permukaan itu (Notohadiprawiro, 2006).

Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

(17)

6

Indonesia. Sebaran terluas terdapat di Kalimantan (21.938.000 ha), diikuti di Sumatera (9.469.000 ha), Maluku dan Papua (8.859.000 ha), Sulawesi (4.303.000 ha), Jawa (1.172.000 ha), dan Nusa Tenggara (53.000 ha)

(Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).

Sebaran tanah ultisol di Sumatera yang terluas yaitu terdapat di wilayah provinsi Riau dan di ikuti dengan provinsi Sumatera Utara dengan luas mencapai 1.524.414 ha. Pada umumnya tanah ultisol mempunyai potensi yang cukup besar dalam hal sebarannya yang cukup luas di daerah Sumatera Utara. Tanah Ultisol mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan bagi perluasan lahan pertanian untuk tanaman pangan asal dibarengi dengan pengelolaan tanaman dan tanah yang tepat ( Mulyani dkk, 2010).

Unsur Hara NPK

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan pupuk sumber hara N, P, dan K yang lebih direspons oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh oleh petani, sehingga diperlukan informasi tentang ketersediaan hara di dalam tanah agar diketahui unsur hara yang kahat di tanah tersebut. Kegiatan ini memberikan hasil yang optimal tergantung pada beberapa faktor, di antaranya takaran dan jenis pupuk yang digunakan. Jenis dan takaran pupuk ini banyak digunakan untuk

mengkaji tanggap (respons) tanaman terhadap tindakan pemupukan (Nurdin dkk, 2009).

Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk yang mengandung unsur N yang sangat penting bagi tanaman, maka penyediaannya sangat diperhatikan sekali oleh para petani. Sumber N utama tanah adalah dari bahan organik melalui

(18)

proses mineralisasi NH4 + dan NO3¯. Selain itu N dapat juga bersumber dan atmosfir (78% N melalui curah hujan, 8 - 10% N tanah), penambatan (fiksasi) oleh mikroorganisme tanah baik secara simbiosis dengan tanaman maupun hidup bebas. Walaupun sumber ini cukup banyak secara alami, namun untuk memenuhi kebutuhan tanaman maka diberikan tambahan dalam bentuk pupuk, seperti Urea, ZA, dan lainnya, juga dapat diberikan dalam bentuk pupuk kandang atau pupuk hijau,Pupuk Urea selain menyumbang N tersedia dalam bentuk N-NH4 + , juga menambah N tanah total sebagai N cadangan ( Isnaini, 2005).

Hara N, P, dan K merupakan hara esensial bagi tanaman dan sekaligus menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K E. Tuherkih dan I.A. Sipahutar 78 akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan menurunnya kualitas produksi

(Rauf et al., 2000),

Pemupukan P yang dilakukan terus menerus tanpa menghiraukan kadar P tanah yang sudah jenuh telah pula mengakibatkan menurunnya tanggap tanaman terhadap pemupukan P (Goenadi, 2006) dan tanaman yang dipupuk P dan K saja tanpa disertai N, hanya mampu menaikkan produksi yang lebih rendah

(Winarso, 2005)

Pupuk K merupakan hara makro, yang diserap tanaman dalam jumlah yang banyak. Hara K berfungsi dalam proses fotosintesis dengan memperlancar proses masuknya CO2 lewat stomata, transport fotosintat, air dan gula, serta dalam sintesis protein dan gula (Dibb, 1988). Hara K diserap tanaman dalam

(19)

8

bentuk ion K+ dan jumlahnya dalam tanah cukup bervariasi (Mutscher, 1995;

Havlin et al., 1999). Kalium dalam tanah berada dalam bentuk K dalam larutan, K dapat dipertukarkan dan K tidak dapat dipertukarkan. Pada tanah lahan kering hara K dalam kondisi rendah. Pemberian pupuk K dalam bentuk MOP Rusia dapat meningkatkan kadar K terekstrak HCl 25% dan NH4Oac 1N pH 7.

(Nursyamsi et al., 2005).

Biochar

Biochar adalah arang hitam hasil dari proses pemanasan biomassa pada keadaan oksigen terbatas atau tanpa oksigen. Biochar merupakan bahan organik yang memiliki sifat stabil dapat dijadikan pembenah tanah lahan kering (Tambunan dkk, 2014). Biochar adalah bahan padat yang diperoleh dari karbonisasi dari biomassa. Biochar merupakan substansi arang kayu yang berpori (porous), sering juga disebut charcoal atau agrichar. Karena berasal dari makhluk hidup kita sebut arang hayati (Wahyuni, 2014).Biochar terdiri dari kumpulan struktur karbon yang heterogen dengan unsur anorganik yang entrained dan juga struktur kimia relik potensial dari bahan baku induk, volatil dan abu suling yang terkait (Spokas dkk, 2011).

Biochar adalah zat berpori halus dan berpori yang dihasilkan oleh pirolisis lambat biomassa pada suhu rendah sampai sedang (450 sampai 650 ° C) di bawah kondisi oksigen yang terbatas ( Park dkk, 2011).Biochar umumnya didefinisikan sebagai bahan organik hangus, diproduksi dengan maksud untuk secara sengaja diaplikasikan pada tanah untuk menyerap karbon dan memperbaiki sifat tanah (Verheijen dkk, 2009).

(20)

Biochar adalah produk karbon sangat ringan. Namun, biocharberbeda dari yang lain karena diberikan dalam tanah sebagai pembenah tanah dan bermanfaat bagi lingkungan. Biochar juga dapat meningkatkan kelembaban dan kesuburan tanah pertanian serta bias bertahan ribuan tahun di dalam tanah (Ratna, 2016).

Salah satu dari kegunaa Biochar adalah untuk mengurangi efek negatif dari limbah dan logam berat yang ada di dalam tanah, biochar merupakan bahan yang berpotensi untuk di aplikasi pada tanah tercemar. Biochar mempunyai kemampuan secara fisik dan kimia untuk menghilangkan keaktifan logam berat dan juga dapat mensuplay sejumlah hara, dan ini tergantung kepada teknik produksi biochar. (Hidayat,2015).

Sederhananya, biochar adalah produk yang kaya akan karbon Diperoleh saat biomassa, seperti kayu, Kotoran atau daun, dipanaskan secara tertutup Wadah dengan sedikit atau tidak tersedia udara. Di Istilah yang lebih teknis, biochar diproduksi oleh Yang disebut dekomposisi termal organik Bahan di bawah pasokan oksigen terbatas (O2), Dan pada suhu yang relatif rendah (<700 ° C).

Proses ini sering mencerminkan produksi Arang, yang merupakan salah satu yang paling kunoTeknologi industri yang dikembangkan oleh umat manusia.

(Lehmann and Stephen, 2009).

Biochar bermutu ditentukan oleh bahan baku dan proses pirolisis.

Kompisisi biochar; heteroatom, diantaranya carbon 15-70%, hara makro (N, P, K, Ca, Mg) dan mikro (Zn, Cu, Mn), kalsit (CaCO3), permukaannya dikelilingi oleh gugus fungsional yang bersifat ampoter. Amelioran biochar tahan lama setelah aplikasi dapat meningkatkan kesuburan dan memulihkan kerusakan (degradasi)

(21)

10

tanah. Selain itu biochar mengurangi pencemaran lingkungan dari timbunan biomasa pertanian serta mengurangi emisi karbondioksida (Latuponu dkk, 2012).

Di samping efek positifnya untuk mengurangi emisi danmenambah pengikatan gas rumah kaca, aplikasi biochar ke tanah akan memberikan keuntungan melalui peningkatan produksi tanaman dan kesuburan tanah (Gani, 2009). Biochar merupakan salah satu solusi cepat untuk mengurangi pengaruh pemanasan global yang berasal dari lahan pertanian dan juga merupakan salah satu alternatif untuk mengelola limbah pertanian dan perkebunan

(Sujana dan Nyoman, 2015).

Tongkol jagung merupakan salah satu limbah pertanian yang sangat potensial dimanfaatkan untuk dijadikan arang aktif, karena limbah tersebut sangat banyak dan terbuang percuma. Dalam bahan ini juga mengandung kadar unsur karbon 43,42% dan hidrogen 6,32% dengan nilai kalornya berkisar antara 14,7- 18,9 MJ/kg. Selama ini masyarakat cenderung memanfaatkan limbah tongkol jagung hanya sebagai bahan pakan ternak, bahan bakar atau terbuang percuma.

Untuk menghindari hal ini perlu adanya pemanfaatan limbah tongkol jagung tersebut, salah satunya yaitu sebagai bahan baku arang aktif (Amin dkk, 2016).

Biochar dapat mempengaruhi transformasi nitrogen (N) tanah dan telah ditunjukkan untuk mengurangi emisi N2O di lapangan mempengaruhi tingkat nitrifikasi, mengubah fiksasi N biologis dan mengubah tingkat pelindian Ntanah (Taghizadeh-Tossi dkk, 2011).Biochar mempunyai sifat adsorpsi yang lebih besar terhadap kationmelalui oksidasi permukaan dibanding melalui adsorpsi oleh bahan organik biasa (Gani, 2009).

(22)

Biochar memberikan kesempatan unik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi penggunaan nutrisi dengan menggunakan bahan yang tersedia secara lokal dan terbarukan secara berkelanjutan. Adopsi pengelolaan biochar tidak memerlukan sumber daya baru, namun membuat penggunaan sumber daya yang ada lebih efisien dan lebih sadar lingkungan. Petani di agroekosistem sumber dayaterbatasMampu mengubah residu organik dan bahan bakar biomassa menjadi biochar tanpa mengurangi perolehan energi sambil memberikan pengembalian investasi yang cepat(Lehmann and Stephen, 2009).

Pencucian pupuk N dapat dikurangi secara signifikan dengan pemberian biochar ke dalam media tanam (Sujana dan Nyoman, 2015).

Kebanyakan biochar diproduksi di bawah 550 ° CAwalnya mengandung berbagai non-aromatikSenyawa organik di bagian dalam dan dalamPermukaan luar. Senyawa organik iniTidak terlalu stabil. Biochar juga bisa menyerap berbagai macamSenyawa organik tanah (Lehmann and Stephen, 2009).

Dalam jangka panjang biochar tidak mengganggu keseimbangan karbon- nitrogen, tapi bisa menahan dan menjadikan air dan nutrisi lebih tersedia bagi tanaman. Bila digunakan sebagai pembenah tanah bersama pupuk organik dan inorganik, biochar dapat meningkatkan produktivitas, serta retensi dan ketersediaan hara bagi tanaman (Gani, 2009).

(23)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa dan di analisis di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah,serta Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan yang dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah klobot jagung tongkol jagung,sekam padi dan jerami padi sebagai bahan baku biochar, Tanah sebagai media tanam, Pupuk NPK sebagai perlakuan taraf, Benih jagung sebagai tanaman indikator, bahan-bahan kimia lainnya untuk keperluan analisis, dan label sebagai penanda perlakuan.

Ada pun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Drum pyrolisis sebagai alat untuk membuat biochar, cangkul untuk mengambil sampel tanah, goni sebagai wadah pengambilan bahan baku biochar, polybag sebagai wadah penanaman, timbangan analitik untuk menimbang bahan, pH meter untuk mengukur ph tanah, dan beberapa peralatan tambahan untuk keperluan analisis.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan Taraf Perlakuan :

B1= 100% NPK 400 Kg/Ha ( Setara dengan 2 gram/polybag NPK majemuk ) tanpa biochar

B2= 75% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1,5 gram/polybag majemuk) + biochar tongkol jagung 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

(24)

B3= 75% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1,5 gram/polybag majemuk) + biochar klobot jagung 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

B4= 75% NPK (setara dengan 1,5 gram/polybag majemuk) + sekam padi 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

B5= 75% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1,5 gram/polybag majemuk) + jerami padi 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

B6= 50% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1 gram/polybag majemuk) + biochar tongkol jagung 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

B7= 50% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1 gram/polybag majemuk ) + biochar klobot 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha)

B8= 50% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1 gram/polybag majemuk) + sekam padi 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

B9= 50% NPK 400 Kg/Ha (setara dengan 1 gram/polybag majemuk ) + jerami padi 100 gram/pot ( setara dengan 20 ton biochar/ha )

Jumlah ulangan : 3 ulangan Jumlah tanaman seluruhnya : 27 tanaman Ukuran polybag : 40 x 30 cm Maka diperoleh 27 Susunan perlakuan :

B1 B2 B9

B3 B1 B2

B7 B3 B3

B9 B5 B4

B5 B8 B1

B6 B4 B6

(25)

14

B8 B7 B5

B4 B6 B7

B2 B9 B8

Metode linier yang digunakan adalah

Yij = µ + Ti + Bj +ε ij ; i = 1, 2, 3 ... t

Yij = respon atau nilai pengamatan dari perlakuan ke i dan ulangan ke j µ = nilai tengah umum

Ti = pengaruh perlakuan ke-i Bj = pengaruh blok ke-j

ε ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-

Data-data yang diperoleh dianalisis dan diuji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Kontras pada taraf 5%.

Parameter Pengamatan

1. pH (H2O) tanah menggunakan pH meter (1:1)

2. Kapasitas Tukar Kation (KTK) dengan ekstraksi Amonium asetat 3. C-Organik (%) dengan metode walkey and black

4. Serapan hara N,P,K 5. Tinggi tanaman 6. Jumlah Daun 7. Berat Basah Tajuk 8. Berat Kering Tajuk 9. Berat Basah Akar 10. Berat Kering Akar

(26)

Pelaksanaan Penelitian 1. Pengambilan Contoh Tanah

Pengambilan tanah ultisol dilakukan di Desa Tanah Abang, Kecamatan Galang,Kabupaten Deli Serdang.Provinsi Sumatera Utara Tanah diambil secara acak pada kedalaman 0-20 cm dan dikompositkan lalu dikeringanginkan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Kemudian dilakukan analisis awal pengukuran C-organik (metodeWalkley and Black),pH H2O (metode elektrometri), dan Kapasitas Tukar Kation (KTK),

2. Persiapan Media Tanam

Bahan tanah yang telah kering udara dan diayak lalu dimasukkan pada setiap polybag setara dengan 10 kg tanah kering oven dan disusun sesuai bagan percobaan.

3. Persiapan Bahan Biochar

Bahan biochar yaitu klobot jagung,tongkol jagung,sekam padi dan jerami padi, Bahan biochar dicincang sekitar 5cm, setelah itu dijemur sampai kering, sekitar 5 hari. Potongan klobot jagung dan tongkol jagung selanjutnya dimasukkan dalam drum dan ditata agar tidak terdapat ruang kosong, lalu dibakar secara tidak langsung dalam kondisi kedap oksigen selama ± 2jam dengan bahan bakar kayu. Setelah 2 jam api dimatikan kemudian drum dibiarkan menjadi dingin selama 24 jam. Biochar tersebut kemudian diayak dengan ayakan 10 mesh

4. Tanaman Pada percobaan ini digunakan tanaman jagung varietas Pioner .Tanaman dipanen pada pertumbuhan vegetatif maksimum, yaitu 40 hari setelah tanam.

(27)

16

5. Aplikasi Perlakuan

Biochar dicampur dan diberi pupuk merata dengan tanah sesuai perlakuan di dalam polybag lalu diinkubasi selama 3 minggu . Pupuk NPK sesuai dengan dosis perlakuan yang di berikan 1 minggu sebelum benih jagung ditanam.

6. Penanaman

benih jagung ditanam sebanyak 2 benih/pot. Penjarangan dilakukan 1 minggu setelah tanam dengan meninggalkan 1 tanaman yang baik.

7. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari sesuai dengan kondisi lapangan dan dilakukan penyiangansecara manual, yaitu dengan mencabut langsung gulma yang ada di dalam polybag.

8. Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada akhir masa vegetatif dengan memotong tanaman bagian atas (tajuk) dan memisahkan akar dari tanah. kemudian dikeringkan pada oven dengan temperatur 70˚ C.

(28)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Sifat Kimia Tanah pH Tanah

Data pengamatan pH tanah pada 8 MST dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 1. Dari hasil analisis sidik ragam pH tanah adalah nyata.

Tabel 1 . Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1100% NPK 2 gram

5,60 B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 6,23 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 6,06 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 5,33 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 6,13 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 6,10 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 5,76 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 6,23 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 6,20

Dari data yang diperoleh (Tabel 1.) diketahui bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan pH tanah.

Berdasarkan hasil analisis uji kontras ortogonal ( Tabel 2 ) diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 2 . Uji Kontras Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 2,48 0,31 3,21 2,51 3,71 *

B1 vs B2B3B4B5B6B7B8B9 1 0,44 0,44 4,60 4,41 8,29 * B2B3B4B5 vs B6B7B8B9 1 0,11 0,11 1,10 4,41 8,29 tn

B2 vs B3B4B5 1 0,34 0,34 3,52 4,41 8,29 tn

B3 vs B4B5 1 0,22 0,22 2,30 4,41 8,29 tn

B4 vs B5 1 0,96 0,96 9,93 4,41 8,29 **

B6 vs B7B8B9 1 0,00 0,00 0,03 4,41 8,29 tn

B7 vs B8B9 1 0,41 0,41 4,19 4,41 8,29 tn

B8 vs B9 1 0,00 0,00 0,02 4,41 8,29 tn

Galat 18 1,74 0,10

Total 26 4,22

Keterangan : * Nyata, ** Sangat nyata, tn Tidak nyata

(29)

18

Berdasarkan hasil uji lanjut Kontras Ortogonal, diketahui bahwa pemberian biochar sekam padi berbeda sangat nyata dengan jerami padi dan tanpa perberian biochar berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya. Data tertinggi terdapat pada perlakuan B2 (tongkol jagung) sebesar 6.23 sedangkan terendah terdapat pada B4 ( sekam padi ) sebesar 5.33.

KTK Tanah

Data pengamatan KTK tanah pad a 8 MST dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 . Kadar Kapasitas Tukar Kation tanah akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

( mmos/100 g )

B1 100% NPK 2 gram 29,30

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100

gram 31,68

B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 28,26 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 24,26 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 31,40 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 28,92 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 27,37 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 30,20 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 33,47

Dari data yang diperoleh (Tabel 3.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Kapasitas tukar kation (KTK). Kadar KTK tertinggi terdapat pada perlakuan B9 ( Jerami ) sebesar 33.47 mmos/100 gr sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B4 ( Sekam Padi ) sebesar 24.26 mmos/100 g.

(30)

C organik

Data pengamatan C organik tanah pada 8 MST dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 . Kadar C organik tanah akibat beberapa dosis biochar Perlakuan

Rataan ( % )

B1 100% NPK 2 gram 0,33

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 0,42 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 0,46 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 0,46 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 0,39 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 0,41 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 0,46 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 0,58 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 0,75

Dari data yang diperoleh (Tabel 4.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan C organik tanah.

Kadar C organik tertinggi terdapat pada perlakuan B9 (Biochar Jerami padi ) sebesar 0,75 % sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B1 ( Tanpa Biochar) sebesar 0,33 .

Serapan Hara N

Data pengamatan Serapan Hara N tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 5 .

Tabel 5 . Kadar Serapan Hara N Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 1,29

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 0,85 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 1,08 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 1,23 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 1,10 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 0,84 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 0,82 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 1,18

(31)

20

Dari data yang diperoleh (Tabel 5.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Serapan Hara N,.

Kadar Serapan Hara N tertinggi terdapat pada perlakuan B1 (Tanpa Biochar ) sebesar 1,293 % sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B7 ( Biochar klobot Jagung) sebesar 0,823%

Serapan Hara P

Data pengamatan Serapan Hara P tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 . Kadar Serapan Hara P Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 0,139

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 0,075 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 0,096 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 0,140 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 0,114 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 0,098 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 0,091 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 0,156 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 0,138

Dari data yang diperoleh (Tabel 6.) diketahui bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Serapan Hara P tanaman. Berdasarkan hasil analisis uji kontras ortogonal ( Tabel 7 ) diperoleh data sebagai berikut.

(32)

Tabel 7 . Uji Kontras Serapan Hara P tanaman akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 0,018 0,002 3,335 2,510 3,705 * B1 vs B2B3B4B5B6B7B8B9 1 0,002 0,002 2,442 4,414 8,285 tn B2B3B4B5 VS B6B7B8B9 1 0,001 0,001 1,789 4,414 8,285 tn B2 vs B3B4B5 1 0,004 0,004 5,544 4,414 8,285 * B3 vs B4B5 1 0,002 0,002 2,690 4,414 8,285 tn B4 vs B5 1 0,001 0,001 1,494 4,414 8,285 tn B6 vs B7B8B9 1 0,002 0,002 3,070 4,414 8,285 tn B7 vs B8B9 1 0,006 0,006 8,902 4,414 8,285 * B8 vs B9 1 0,001 0,001 0,749 4,414 8,285 tn

Galat 18 0,012 0,001

Total 26 0,03

Keterangan : * Nyata, ** Sangat nyata, tn Tidak nyata

Berdasarkan hasil uji lanjut Kontras Ortogonal, diketahui bahwa pemberian biochar tongkol jagung + 1,5g NPK berbeda nyata dengan biochar klobot jagung + 1,5g NPK ,,sekam padi + 1,5g NPK , jerami padi + 1,5g NPK dan perberian biochar klobotl jagung + 1g NPK sangat berbeda nyata dengan biochar sekam padi + 1g NPK. Dan Biochar jerami padi + 1 g NPK , Data tertinggi terdapat pada perlakuan B8 (Sekam padi + 1g NPK) sebesar 0,156%

sedangkan terendah terdapat pada B2 ( tongkol jagung + 1,5 g NPK ) sebesar 0,075

Serapan Hara K

Data pengamatan Serapan Hara K tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 8

Tabel 8 . Kadar Serapan Hara K Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 3,09

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 2,70 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 2,86 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 3,11 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 3,23 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 2,75 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 2,94 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 3,85 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 3,93

(33)

22

Dari data yang diperoleh (Tabel 8.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Serapan Hara K tanaman Kadar Serapan Hara K tertinggi terdapat pada perlakuan B9 (Biochar jerami padi + 1g NPK ) sebesar 3,93% sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B2 ( Biochar tongkol Jagung + 1,5g NPK) sebesar 2,70%.

Tinggi Tanaman

Data pengamatan Tinggi tanaman pada 8 MST dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 9

Tabel 9 . Kadar Tinggi Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 117,40

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 113,77 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 129,55 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 115,43 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 93,43 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 115,17 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 115,70 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 103,87 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 97,67

Dari data yang diperoleh (Tabel 9.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Tinggi tanaman.,.

Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan B3 (Biochar klobot jagung + 1,5g NPK ) sebesar 129,550 cm sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B5 ( Biochar jerami padi + 1,5g NPK) sebesar 93,433 cm

Jumlah Daun

Data pengamatan Jumlah Daun tanaman pada 8 MST dari masing-masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 10

(34)

Tabel 10 . Kadar Jumlah daun Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 11,33

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 11,00 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 11,33 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 11,00 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 10,00 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 10,67 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 10,00 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 10,67 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 10,00

Dari data yang diperoleh (Tabel 10.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan jumlah daun tanaman. Daun terbanyak terdapat pada perlakuan B1 (tanpa biochar) dan B3 (Biochar klobot jagung + 1,5g NPK ) sebesar 11,333 sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B5 ( Biochar jerami padi + 1,5g NPK) dan B7 (Biochar klobot jagung + 1g NPK) sebesar 10,000

Berat Basah Tajuk

Data pengamatan Serapan Hara K tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 11

Tabel 11 . Kadar Berat Basah Tajuk Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 77,27

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 99,90 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 122,27 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 68,73 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 62,23 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 97,43 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 94,87 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 51,93 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 45,53

(35)

24

Dari data yang diperoleh (Tabel 11) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Berat Basah tajuk tanaman. Bobot basah tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan B3 sebesar 122,267 g dan terendah terdapat pada perlakuan B5 sebesar 62,233 g

Berat Kering Tajuk

Data pengamatan Berat kering tajuk tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada tabel 12

Tabel 12 . Kadar Berat Kering Tajuk Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 27,70

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 42,10 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 35,50 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 20,77 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 7,23 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 56,27 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 36,33 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 22,63 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 11,23

Dari data yang diperoleh (Tabel 12.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Berat kering tajuk.

Bobot kering tajuk tertinggi terdapat pada perlakuan B6 sebesar 56,267 g dan terendah terdapat pada perlakuan B5 sebesar 7,233 g

Berat Basah Akar

Data pengamatan Berat basah akar tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 13

(36)

Tabel 13 . Berat Basah Akar Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 9,87

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 17,73 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 27,80 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 9,63 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 6,60 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 15,37 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 12,03 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 6,07 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 5,43

Dari data yang diperoleh (Tabel 13.) diketahui bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Berat basah akar,.

Bobot Basah akar tertinggi terdapat pada perlakuan B3 sebesar 27,800 g dan terendah terdapat pada perlakuan B9 sebesar 5,433 g.

Berat Kering Akar

Data pengamatan Berat Kering akar tanaman pada 8 MST dari masing- masing perlakuan dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14 . Kadar Berat Kering Akar Tanaman akibat beberapa dosis biochar

Perlakuan Rataan

B1 100% NPK 2 gram 2,60

B2 75%NPK 1,5 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 9,27 B3 75% NPK 1,5 gram+ Biochar klobot jagung 100 gram 10,00 B4 75% NPK 1,5 gram+ Biochar sekam padi 100 gram 5,73 B5 75% NPK 1,5 gram + Biochar jerami padi 100 gram 3,33 B6 50% NPK 1 gram + Biochar tongkol jagung 100 gram 10,80 B7 50% NPK 1 gram + Biochar klobot jagung 100% 8,83 B8 50% NPK 1 gram + Biochar sekam padi 100 gram 2,97 B9 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram 1,40

(37)

26

Dari data yang diperoleh (Tabel 14.) diketahui bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai rataan Berat kering Akar.,.

Bobot Kering akar tertinggi terdapat pada perlakuan B6 sebesar 10,800 g dan terendah terdapat pada perlakuan B9 sebesar 1,400 g.

(38)

Pembahasan

Pada pemberian Dosis 100% NPK tanpa pemberian biochar dapat dilihat bahwa nilai pH tanah meningkat dari analisis awal sebesar 5,60 Hal ini terjadi karena pemberian pupuk NPK berfungsi unuk meningkat kan nilai pH tanah.

Pada pemberian Dosis 75% NPK dengan pemberian beberapa jenis Biochar dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK di tambah dengan biochar dapat meningkatkan nilai pH tanah,Berdasar kan analisis awal nilai pH tanah cenderung meningkat dibandingkan pada pemberian dosis NPK tanpa menggunakan Biochar. Hal ini terjadi karena perberian biochar adalah salah satu cara paling efektik dalam menetralkan Ph tanah, hal ini terjadi karena pemberian biochar dalam tanah dapat meningkatkan asam asam organik dalam tanah yang kemudian membentuk senyawa kompleks yang dapat mengikat AL bebas dalam tanah sehingga AL dalam tanah menjadi berkurang, akibatnya pH tanah menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan Indranada 1995 menyatakan bahwa pemberian bahan organik dapat meningkatkan pH dengan menetralkan Al dengan membentuk senyawa kompleks Al organik dalam tanah.

Pada pemberian Dosis 50% NPK dengan pemberian beberapa jenis Biochar dapat dilihat bahwa pemberian pupuk NPK di tambah dengan biochar dapat meningkatkan nilai pH tanah,Berdasar kan analisis awal nilai pH tanah cenderung meningkat dibandingkan pada pemberian dosis NPK 100% tanpa menggunakan Biochar Hal ini terjadi karena perberian biochar adalah salah satu cara paling efektik dalam menetralkan Ph tanah, hal ini terjadi karena pemberian biochar dalam tanah dapat meningkatkan asam asam organik dalam tanah yang

(39)

28

tanah sehingga AL dalam tanah menjadi berkurang, akibatnya pH tanah menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan Indranada 1995 menyatakan bahwa pemberian bahan organik dapat meningkatkan pH dengan menetralkan Al dengan membentuk senyawa kompleks Al organik dalam tanah

Pemberian beberapa jenis biochar dengan dosis NPK tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai KTK tanah, Ultisol merupakan tanah yang memiliki kadar KTK yang rendah, dengan pemberian Biochar dapat meningkatkan KTK dalam tanah. Sesuai yang dikemukakan Mukhlis dkk (2011) bahwa besarnya KTK suatu tanah ditentukan oleh faktor-faktor berikut yaitu 1) tekstur tanah, tanah bertekstur liat akan memilki nilai KTK lebih besar dibandingkan tanah yang bertekstur pasir. Hal ini karena liat merupakan koloid tanah, 2) kadar bahan organik, oleh karena sebagian bahan organik merupakan humus yang berperan sebagai koloid tanah, maka semakin banyak bahan organik akan semakin besar KTK tanah, 3) jenis mineral liat yang terkandung di tanah, jenis mineral liat sangat menentukan besarnya KTK tanah. Berdasarkan analisis awal pemberian biochar meningkat pada seluruh perlakuan ,KTK tertinggi terdapat pada perlakuan B9 sebesar 33.47 mmos/100 gr

Pemberian beberapa jenis biochar dan dosis NPK mampu meningkatkan Kandungan C-organik tanah dibanding tanpa biochar tetapi secara keseluruhan meskipun tidak signifikan mengalami kenaikan, nilai C organik meningkat dibanding analisis awal penelitian sebesar 0,39%. Hal ini sesuai dengan penelitian ( Wang et al., 2015; Yu et al., 2015) Aplikasi kompos, biochar dan pupuk kimia dapat meningkatkan C organik dibanding tanpa pemupukan. Dariah (2015)

(40)

fungsi), namun dibutuhkan dosis yang relatif tinggi, yaitu berkisar 5-20 ton/ha dan seringkali dibutuhkan pemberian yang kontinyu.

Serapan N, P dan K terbanyak oleh tanaman jagung berlangsung selama pertumbuhannya, terutama pada fase vegetatif. Aplikasi beberapa jenis biochar dan dosis NPK bagi tanaman tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan serapan N dan K bagi tanaman. Hal ini terjadi karena N dan K tersedia yang rendah. Serapan N tertinggi terdapat pada aplikasi NPK 200 gram tanpa biochar dan menurun seiringan dengan penurunan dosis NPK sedangkan K tertinggi terdapat pada perlakuan 50% NPK 1 gram + Biochar jerami padi 100 gram yaitu 3,93. Hal ini sesuai dengan penelitian (Putri, 2017) bahwa Pemberian biochar tidak memberikan efek yang signifikan terhadap serapan N tanaman jagung.

Namun peran biochar sebagai pembenah tanah mengandung unsur hara K yang dapat memperbaiki keterserapan hara K dan pertumbuhan tanaman. Menurut Widiowati,et al (2012) kalium yang terkandung dalam biochar dapat berada dalam larutan tanah sehingga mudah diserap oleh tanaman dan juga peka terhadap pencucian.

Pada pengamatan tinggi tanaman aplikasi pemberian beberapa jenis Biochar dan dosis NPK mengalami pengaruh yang nyata, dari tabel tinggi tanaman, pada perlakuan B3 (Biochar klobot jagung + 1,5g NPK ) sebesar 129,550 cm sedangkan terendah terdapat padat perlakuan B5 ( Biochar jerami padi + 1,5g NPK) sebesar 93,433 cm. Hal ini sependapat dengan penelitian Rostaliana et al (2012) menyatakan bahwa biochar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan panjang tanaman.

(41)

30

Parameter pertumbuhan vegetatif tanaman yang diamat pada penelitian ini ialah berat basah dan berat kering tajuk. Pengukuran berat Basah dan berat kering merupakan bagian dari pengukuran biomassa tumbuhan. Biomassa tanaman merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk mendiskripsikan dan mengetahui pertumbuhan suatu tanaman karena biomassa tanaman relatif mudah diukur dan merupakan gabungan dari hampir semua peristiwa yang dialami oleh suatu tanaman selama siklus hidupnya (Sitompul dan Guritno, 1995). Oleh karena itu, parameter ini barangkali merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang paling representatif. Bobot basah tajuk tertinggi pada parameter pengamatan berada pada perlakuan B3 sebesar 122,267 gram dan terendah pada perlakuan B9 sebesar 45,533 gram, bobot kering taujuk tertinggi pada perlakuan B6 sebesar 56,27 dan terendah pada perlakuan B9 sebesar 11,23

Pada pengamatan Berat kering akar, aplikasi pemberian beberapa jenis Biochar dan dosis NPK tidak mengalami pengaruh yang nyata, dari tabel berat kering akar, Bobot Kering akar tertinggi terdapat pada perlakuan B6 sebesar 10,800 g dan terendah terdapat pada perlakuan B9 sebesar 1,400 g, Bobot kering tanaman bertambah disebabkan oleh pembentukan biomassa tanaman dan kandungan unsur hara yang ditahan oleh biochar dalam tanah lebih lama yang mendukung untuk pembentukan tanaman. Hal ini sesuai Rostaliana et al (2013) yang mengatakan bahwa penambahan biochar kedalam tanah dapat menambah berat biomasa kering oven atau berat kering pada berbagai tanaman.

Aplikasi pemberian beberapa jenis biochar dan dosis NPK mengalami pengaruh yang nyata, bobot basah akar tertinggi terdapat pada perlakuan B3 sebesar 27,80 gram dan terendah pada perlakuan B9 sebesar 5,43 gram. Dari hasil

(42)

penelitian diperoleh bahwa nilai bobot basah akar terdapat pada dosis NPK terendah, hal ini menunjukkan bahwa aplikasi NPK dapat meningkatkan bobot basah tanaman. Perbaikan kualitas tanah dengan pupuk kimia dan berbagai amandemen berupa biochar dapat memperbaiki infiltrasi, pergerakan air, kadar air dalam tanah dan tanaman (USDA, 2008).

(43)

DAFTAR PUSTAKA

BPS., 2015. Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota Sumatera Utara. Dinas Pertanian Sumatera Utara,Medan.

Demirbas, A. (2004a) „Determination of calorific values of bio-chars and pyro- oils from pyrolysis of beech trunkbarks‟, Journal of Analytical and Applied Pyrolysis, vol 72, pp215–219

Endriani, Sunarti, dan Ajidirman. 2013. Pemanfaatan Biochar Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Soil Amandement Ultisol Sungai Bahar-Jambi. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jambi:Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Vol. 15, No. 1, Hal. 39-46.

Gani, A. 2009. Potensi Arang Hayati “Biochar” sebagai Komponen Teknologi Perbaikan Produktivitas Lahan Pertanian. Iptek Tanaman Pangan Vol. 4

No. 1. 2009.

Hasibuan, 2006. Pupuk dan Pemupukkan. USU Press, Medan.

Hidayat, B. 2015. Remediasi Tanah Tercemar Logam Berat Dengan Menggunakan Biochar. Jurnal Pertanian Tropik Vol.2, No.1. April 2015.

(7) : 31- 41

Indranada, H. K. 1989. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara, Jakarta.

Isnaini, S., 2005. Kandungan amonium dan kalium tanah dan serapannya serta hasil padi akibat perbedaan pengolahan tanah yang di pupuk nitrogen dan kalium pada`tanah sawah. Jurnal ilmu-Ilmu Pertanian. Volume 7, No. 1, Halaman: 23 – 34.

Latuponu, H., Dj. Shiddiq., A. Syukur., dan E. Hanudin. 2012. Pemanfaatan Limbah Sagu sebagai Bahan Aktif Biochar untuk Meningkatkan P Tersedia dan Pertumbuhan Jagung di Ultisol. Jurnal Pembangunan Pedesaan Vol. 12 No. 2, Desember 2012. hal 136 – 143.

Lehmann, J. 2009. Amazonian Dark Earths: Wim Sombroek’s Vision. WI Woods et al. (eds). London.

Lehmann, J., and S. Joseph. 2009. Biochar For Enviromental Management : Science and Technology. Sterling,Va. Earthscan. London.

Mukhlis, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah: Teori dan Aplikasi. USU Press. Medan

Mulyani, A., A. Rachman., dan A. Dairah. 2010. Penyebaran Lahan Masam, Potensi dan Ketersediaannya Untuk Pengembangan Pertanian.dalam

(44)

Prosiding Simposium Nasional Pendayagunaan Tanah Masam. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. Hal: 23-34 Notohadiprawiro, T., 2006. The relationshipsof consitency indices to some other

properties of red-yellow podzolic soils ofIndonesia. Proc. The second Asean Soil Conf. Vol. II : 1-17.

Nurdin, P. Maskepe, Z. Ilahude, dan F. Zakaria, 2009.Pertumbuhan dan hasil jagung yang dipupuk N, P, dan Kpada tanah vertisol isimu utara Kabupaten Gorontalo. Diambil dari Jurnal Tanah Tropik. Vol. 14. No. 1.

Hal : 49-56.

Nursyamsi, D dan Suprihati. 2005. Sifat-sifat Kimia dan Mineralogi Tanah serta Kaitannya dengan Kebutuhan Pupuk untuk Padi, Jagung dan Kedelai.

Bulletin Agronomi. Vol. 33 No.3. Hal. 40-47

Prasetyo, B.H. Dan D.A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, Dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 2006. Hal.

39-47.

Ratna, N.,E. 2016. Pengaruh Dosis Pupuk Organonitrofos Plus, Pupuk Anorganik, Dan Biochar Terhadap Pertumbuhan Dan Serapan Hara N, P, K Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) Pada Tanah Ultisols Taman Bogo. http://ejournal.unila.ac.id/tphp. Diakses : 12 Oktober 2018.

Rauf, A.W., T. Syamsuddin, S. R. Sihombing. 2000. Peranan Pupuk NPK pada Tanaman Padi. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian No.

01/LPTP/IRJA/99-00. Hal. 1-9

Rostaliana, Pevi, Priyono, Prawito, Edhi, Turmudi. 2013. “Pemanfaatan Biochar untuk Perbaikan Kualitas Tanah dengan Indikator Tanaman Jagung Hibrida dan Padi Gogo pada Sistem Lahan Tebang Bakar”.

https://core.ac.uk/display/35321926 Diakses : 12 Oktober 2018.

Sitompul, S.M. dan B. Guritno.1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Spokas, K.A., J.M.,Novak and R.T.,Venterea. 2011. Biochar‟s role as an alternative N-fertilizer: ammonia capture. Plant Soil (2012) 350:35–42.

Sudajana, B. 2014. Pengaruh Biochar Dan Npk Majemuk Terhadap Biomas Dan Serapan Nitrogen Di Daun Tanaman Jagung (Zea mays) Pada Tanah Typicdystrudepts. Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa.

Karawang: Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. Vol. 3 No.1 Hal : 63-66.

Juni 2014.

(45)

34

Sujana, I., P., dan I. Nyoman, L.,S.,P., 2015. Pengelolaan Tanah Ultisol Dengan Pemberian Pembenah Organik Biochar Menuju Pertanian Berkelanjutan.

Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati. Denpasar: Agrimeta:

Jurnal Pertanian Berbasis Keseimbangan Ekosistem. Vol. 05 No. 09 Hal.01-69. April 2015.

USDA. 2008. Soil Quality Indicators. USDA Natural Resources Conservation Services

Verheijen, F.G.A., Jeffery, S., Bastos, A.C., van der Velde, M., and Diafas, I.

2009. Biochar Application to Soils - A Critical Scientific Review of Effects on Soil Properties, Processes and Functions. EUR 24099 EN, Office for the Official Publications of the European Communities, Luxembourg, 149pp.4

Wang, J., Wang, X., Xu, M., Feng, G., Zhang, W., Yang, X., ans Huang, S. 2015.

Contributions of Wheat and Maize Residues to Soil Organic Carbon Under Long-Term Rotation in North China. Scientific Reports. 5:11409 | DOi:

10.1038/srep11409: 1-12.

Widowati., Asnah., Dan Sutoyo. 2012. Pengaruh Penggunaan Biochar Dan Pupuk Kalium Terhadap Pencucian Dan Serapan Kalium Pada Tanaman

Jagung. Jurnal Agroekoteknologi FP

USU.http;//jurnal.usu.ac.id/Agroteknologi/. Diakses : 12 Oktober 2018.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Edisi Pertama. Gava Media. Yogyakarta. Hlm 65.

(46)

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar

perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 5,60 5,70 5,50 16,80 5,60

B2 6,20 6,30 6,20 18,70 6,23

B3 6,30 6,30 5,60 18,20 6,07

B4 5,50 5,30 5,20 16,00 5,33

B5 6,10 6,10 6,20 18,40 6,13

B6 6,20 6,00 6,10 18,30 6,10

B7 6,30 5,90 5,10 17,30 5,77

B8 6,70 5,70 6,30 18,70 6,23

B9 6,10 6,10 6,40 18,60 6,20

Total 55,00 53,40 52,60 161,00 53,67

Rataan 6,11 5,93 5,84 17,89 5,96

Lampiran 2 : Uji Kontras Kadar pH tanah akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 2,48 0,31 3,21 2,51 3,71 *

B1 vs B2B3B4B5B6B7B8B9 1 0,44 0,44 4,60 4,41 8,29 * B2B3B4B5 vs b6b7b8b9 1 0,11 0,11 1,10 4,41 8,29 tn

B2 vs B3B4B5 1 0,34 0,34 3,52 4,41 8,29 tn

B3 vs B4B5 1 0,22 0,22 2,30 4,41 8,29 tn

B4 vs B5 1 0,96 0,96 9,93 4,41 8,29 **

B6 vs B7B8B9 1 0,00 0,00 0,03 4,41 8,29 tn

B7 vs B8B9 1 0,41 0,41 4,19 4,41 8,29 tn

B8 vs B9 1 0,00 0,00 0,02 4,41 8,29 tn

Galat 18 1,74 0,10

Total 26 4,22

Keterangan : FK = 35,557 KK = 0,13 %

* = Nyata tn = Tidak nyata

(47)

36

Lampiran 3 : Kadar KTK tanah akibat beberapa dosis biochar perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 33,08 26,96 27,86 87,90 29,30

B2 31,43 29,29 34,33 95,05 31,68

B3 31,11 22,51 31,17 84,79 28,26

B4 23,01 26,34 23,45 72,79 24,26

B5 28,69 29,05 36,45 94,20 31,40

B6 32,64 29,70 24,42 86,75 28,92

B7 24,63 24,36 33,13 82,12 27,37

B8 21,70 28,14 40,75 90,60 30,20

B9 38,48 37,94 24,00 100,42 33,47

Total 264,77 254,29 275,55 794,62 264,87

Rataan 29,42 28,25 30,62 88,29 29,43

Lampiran 4 : Tabel Anova Kadar KTK tanah akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 175,31 21,91 0,74 2,51 3,71 tn

Galat 18 536,07 29,78

Total 26 711,38

Keterangan : FK = 866,147 KK = 1,01%

* = Nyata tn = Tidak nyata

(48)

Lampiran 5 : Kadar C organik tanah akibat beberapa dosis biochar perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 0,34 0,25 0,39 0,98 0,33

B2 0,52 0,33 0,42 1,27 0,42

B3 0,60 0,42 0,37 1,39 0,46

B4 0,42 0,41 0,55 1,38 0,46

B5 0,65 0,22 0,30 1,17 0,39

B6 0,59 0,26 0,39 1,24 0,41

B7 0,48 0,42 0,47 1,37 0,46

B8 0,41 0,97 0,37 1,75 0,58

B9 0,81 0,77 0,68 2,26 0,75

Total 4,82 4,05 3,94 12,81 4,27

Rataan 0,54 0,45 0,44 1,42 0,47

Lampiran 6 : Tabel Anova Kadar C organik tanah akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 0,38 0,05 1,82 2,51 3,71 tn

Galat 18 0,47 0,03

Total 26 0,84

Keterangan : FK = 0,225 KK = 0,23%

* = Nyata tn = Tidak nyata

(49)

38

Lampiran 7 Kadar Serapan hara N tanah akibat beberapa dosis biochar

perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 1,39 1,46 1,03 3,88 1,29

B2 0,68 0,74 1,11 2,54 0,85

B3 1,10 0,87 1,28 3,25 1,08

B4 0,94 0,86 1,89 3,69 1,23

B5 0,76 1,33 1,22 3,31 1,10

B6 0,99 0,81 0,72 2,52 0,84

B7 0,94 0,79 0,74 2,47 0,82

B8 1,18 1,30 1,05 3,53 1,18

B9 1,03 1,06 1,36 3,45 1,15

Total 9,00 9,22 10,40 28,62 9,54

Rataan 1,00 1,02 1,16 3,18 1,06

Lampiran 8 : Tabel Anova Serapan Hara N Tanaman akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 0,78 0,10 1,35 2,51 3,71 tn

Galat 18 1,30 0,07

Total 26 2,07

Keterangan : FK = 1,124 KK = 0,26%

* = Nyata tn = Tidak nyata

(50)

Lampiran 9 : Kadar Serapan hara P tanaman akibat beberapa dosis biochar

perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 0,17 0,13 0,12 0,42 0,14

B2 0,07 0,07 0,09 0,23 0,08

B3 0,13 0,08 0,08 0,29 0,10

B4 0,11 0,12 0,19 0,42 0,14

B5 0,08 0,14 0,12 0,34 0,11

B6 0,11 0,09 0,09 0,29 0,10

B7 0,11 0,08 0,08 0,27 0,09

B8 0,14 0,18 0,15 0,47 0,16

B9 0,13 0,11 0,17 0,41 0,14

Total 1,05 0,99 1,10 3,14 1,05

Rataan 0,12 0,11 0,12 0,35 0,12

Lampiran 10 : Uji Kontras Serapan Hara P Tanaman akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 0,02 0,00 3,33 2,51 3,71 *

B1 vs B2B3B4B5B6B7B8B9 1 0,00 0,00 2,44 4,41 8,29 tn B2B3B4B5 vs b6b7b8b9 1 0,00 0,00 1,79 4,41 8,29 tn

B2 vs B3B4B5 1 0,00 0,00 5,54 4,41 8,29 *

B3 vs B4B5 1 0,00 0,00 2,69 4,41 8,29 tn

B4 vs B5 1 0,00 0,00 1,49 4,41 8,29 tn

B6 vs B7B8B9 1 0,00 0,00 3,07 4,41 8,29 tn

B7 vs B8B9 1 0,01 0,01 8,90 4,41 8,29 **

B8 vs B9 1 0,00 0,00 0,75 4,41 8,29 tn

Galat 18 0,01 0,00

Total 26 0,03

Keterangan : FK = 0,014 KK = 0.08%

* = Nyata tn = Tidak nyata

(51)

40

Lampiran 11 : Kadar Serapan hara K tanaman akibat beberapa dosis biochar

perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 4,19 2,95 2,13 9,26 3,09

B2 2,46 2,24 3,39 8,09 2,70

B3 4,21 2,33 2,02 8,57 2,86

B4 2,58 2,68 4,06 9,32 3,11

B5 2,47 3,16 4,05 9,68 3,23

B6 3,14 2,64 2,48 8,26 2,75

B7 3,33 2,68 2,82 8,83 2,94

B8 3,97 4,23 3,36 11,56 3,85

B9 4,35 3,39 4,06 11,80 3,93

Total 30,71 26,29 28,36 85,37 28,46

Rataan 3,41 2,92 3,15 9,49 3,16

Lampiran 12 : Tabel Anova Serapan Hara K Tanaman akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 4,84 0,60 1,12 2,51 3,71 tn

Galat 18 9,68 0,54

Total 26 14,52

Keterangan : FK = 9,997 KK = 0.41%

* = Nyata tn = Tidak nyata

(52)

Lampiran 13 :Tinggi tanaman akibat beberapa dosis biochar perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 139,50 108,20 104,50 352,20 117,40

B2 129,10 108,70 103,50 341,30 113,77

B3 100,5 120,10 139,00 259,10 129,55

B4 113,60 127,90 104,80 346,30 115,43

B5 69,70 105,60 105,00 280,30 93,43

B6 124,60 103,90 117,00 345,50 115,17

B7 99,50 128,60 119,00 347,10 115,70

B8 105,10 103,30 103,20 311,60 103,87

B9 101,40 88,50 103,10 293,00 97,67

Total 882,50 994,80 999,10 2876,40 1001,98

Rataan 110,31 110,53 111,01 319,60 111,33

Lampiran 14 : Tabel Anova Tinggi Tanaman akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 3216,63 402,08 0,50 2,51 3,71 tn Galat 18 14378,79 798,82

Total 26 17595,42

Keterangan : FK = 11349,351 KK = 2,68%

* = Nyata tn = Tidak nyata

(53)

42

Lampiran 15 : Jumlah daun tanaman akibat beberapa dosis biochar

perlakuan Ulangan

total Rataan

I II lll

B1 11,00 11,00 12,00 34,00 11,33

B2 11,00 11,00 11,00 33,00 11,00

B3 9,00 11,00 14,00 34,00 11,33

B4 10,00 11,00 12,00 33,00 11,00

B5 8,00 11,00 11,00 30,00 10,00

B6 10,00 10,00 12,00 32,00 10,67

B7 8,00 11,00 11,00 30,00 10,00

B8 11,00 11,00 10,00 32,00 10,67

B9 10,00 9,00 11,00 30,00 10,00

Total 88,00 96,00 104,00 288,00 96,00

Rataan 9,78 10,67 11,56 32,00 10,67

Lampiran 16 : Tabel Anova Jumlah Daun Tanaman akibat beberapa dosis biochar

SK DB JK KT F Hitung F 5% F1% KET

Perlakuan 8 7,33 0,92 0,51 2,51 3,71 tn

Galat 18 32,67 1,81

Total 26 40

Keterangan : FK = 113,778 KK = 0,41%

* = Nyata tn = Tidak nyata

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa berat kering akar tanaman yang tertinggi terdapat pada pemberian kascing 150 g/8.5 kg BTKO sebesar 8.633 g yang berbeda nyata dengan

Bobot Kering Total Tanaman dan RGR Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemupukan NPK dan pupuk paitan memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter bobot kering total

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu penyiangan pada tanaman jagung berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering jagung pipil per sampel, dan bobot kering

Tabel 13 menunjukkan perlakuan jarak tanam menghasilkan rerata berat kering pipilan jagung yang tidak beda nyata, sedangkan perlakuan dosis pupuk urea menghasilkan

Berdasarkan hasil analisis ragam pada pengamatan pertumbuhan menunjukkan terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan dosis pupuk NPK dengan pupuk kandang sapi

Perlakuan dosis pada berat segar akar dan berat kering akar tidak berpengaruh nyata, sedangkan perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap berat segar akar dan

Dari hasil penelitian pupuk Anorganik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 8 MST, bobot kering akar dan bobot pipilan kering, tetapi tidak berpengaruh

Teks tersebut membahas tentang tanaman jagung (Zea mays L.) sebagai komoditas pangan strategis di Indonesia, yang produktivitasnya dipengaruhi oleh faktor agronomis seperti pemupukan