LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PENERAPAN IPTEKS
DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI BAGI GURU- GURU KELAS LIMA DI SEKOLAH DASAR
DI KABUPATEN BULELENG
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. (Ketua) NIP. 196609081991022002
Dr. I Gede Budasi, M.Ed., Dip.App.Lin (Anggota 1) NIP. 195812311985031022
Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2) NIP. 198805172012122002
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksnaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 152/UN48.15/LPM/2015 tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA 2015
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa kami panjatkan, sehingga kegiatan P2M yang berjudul “Diseminasi dan Pelatihan Penggunaan Media Audio Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Lagu Kreasi Bagi Guru-Guru Kelas Lima di Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng” dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Dalam kesempatan ini, kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan P2M ini, antara lain:
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, yang dalam hal ini melalui LPM telah menyalurkan dana DIPA tahun 2015 untuk pelaksanaan P2M ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala DIKNAS Kabupaten Buleleng, Kepala UPP Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Banjar, Seririt, Busungbiu, dan Gerokgak, staf Diknas, dan Bapak Kepala Sekolah di 9 SD yang telah mengijinkan para guru pengampu Bahasa Inggris dan telah mendukung dan menyambut baik kegiatan P2M ini. Pelaksana juga mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada semua panitia dan peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan P2M ini.
Kepada semua pihak yang terlibat, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kami ucapkan terimakasih banyak.Semoga semua kebaikannya mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Pelaksana yakin bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan ini diterima dengan senang hati.
Singaraja, 7 Oktober 2015 Ketua Pelaksana,
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.
NIP. 196609081991022002
iv DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Muka ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ……… iii
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel………. v
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Analisis Situasi ... … 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... … 2
1.3 Tujuan Kegiatan ………. 3
1.4 Manfaat Kegiatan ………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran ... 5
2.2 Hakikat dan Peranan Lagu... …. 7
BAB III METODE PELAKSANAAN ……… 10
3.1Khalayak Sasaran Antara yang Strategis ... …… 10
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan ……… ….. 10
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah ………. 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 14
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan ………. 14
4.2 Pembahasan ……… ….. 22
BAB V PENUTUP……….. 25
5.1 Simpulan ……… 25
5.2 Saran ………... 25
Daftar Pustaka... …. 26
Lampiran………. 28
Lampiran A Absensi Peserta Kegiatan dan Panitia ………. 28
Lampiran B Foto-Foto Kegiatan ……….. 31
Lampiran C Peta Lokasi Daerah Sasaran ……….... 36
Lampiran D Susunan Acara Kegiatan ……….. 37
Lampiran E Materi Pelatihan ……… 38
Lampiran F Kisi-Kisi Kuesioner ……….. 58
Lampiran G Daftar Kuesioner ……….. 59
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi dan Pelatihan
15
Tabel 4.2 Kriteria Efektivitas 16
Tabel 4.3 Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Pengetahuan
17
Tabel 4.4 Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam merancang Pembelajaran
18
Tabel 4.5 Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
19
Tabel 4.6 Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Pembelajaran (Skenario Pembelajaran)
21
Tabel 4.7 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 21 Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas Lima di 5 SD 22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bali sudah dimulai sejak dua dasa warsa yang lalu, yakni sejak tahun 1994. Pun halnya sekarang dengan pemberlakuan kurikulum 2013, walaupun secara eksplisit mata pelajaran bahasa Inggris tidak diatur dalam kurikulum, namun bahasa Inggris tetap diijinkan untuk diajarkan di SD sebagai mata pelajaran muatan lokal. Sampai saat ini, pemerintah Propinsi Bali melalui Dinas Pendidikan masih tetap memberikan perhatian yang besar terhadap pengajaran bahasa Inggris di SD. Hal ini dapat dibuktikan dari wawancara dengan 9 kepala SD di Kabupaten Buleleng bahwa mereka masih memberikan 2 jam pelajaran untuk pembelajaran bahasa Inggris dari kelas 4 sampai dengan kelas 6.
Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa manakala perhatian untuk tetap mengajarkan bahasa Inggris di SD, kebijakan ini tidak diikuti dengan usaha maksimal untuk menyiapkan tenaga pengajar dan fasilitas yang memadai. Hasil wawancara Ratminingsih dan Budasi (2012; 2014) membuktikan bahwa guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran inovatif, mereka hanya mengandalkan buku teks dengan visualisasi gambar yang ada di dalamnya.
Mereka mengakui walaupun ada komputer dan LCD di sekolah, fasilitas tersebut belum digunakan karena belum tersedia CD pembelajaran. Dari hasil wawancara 9 guru bahasa Inggris di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng (Ratminingsih &
Budasi, 2014), para guru menegaskan bahwa mereka sangat memerlukan media pembelajaran untuk memaksimalkan pembelajaran dan membuat pelajaran lebih menarik dan memotivasi peserta didik. Disamping itu mereka juga menegaskan perlunya diberikan pelatihan terkait penggunaan fasilitas tersebut, sehingga mereka bisa menggunakan media tersebut dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat diupayakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yakni berupa diseminasi penggunaan media audio pembelajaran dan pelatihan cara mengimplementasikannya serta penyediaan falilitas CD audio bagi semua peserta P2M tahun 2015.
2
Dengan melibatkan peserta, yakni para guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris dari 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng dalam kegiatan tersebut, mereka dapat menimba ilmu tentang konsep pembelajaran PAKEM, teknik lagu kreasi, media audio melalui diseminasi. Selanjutnya, dengan pelatihan penggunaan CD audio tersebut melalui kegiatan modeling, yakni dari video pembelajaran implementasi CD audio di kelas lima SD, mereka dapat menimba pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran. Yang terpenting dari kegiatan diseminasi adalah adanya peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan media audio CD tersebut melalui kegiatan simulasi kelompok
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas, beberapa permasalahan yang teridentifikasi adalah:
a) Pembelajaran hanya memfokuskan buku teks (textbook) dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran bahasa Inggris menjadi kegiatan rutinitas yang tidak variatif dan membosankan peserta didik anak-anak.
b) Pembelajaran belum mengarah pada pembelajaran yang PAKEM dan inovatif yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenagkan dan dapat membuat anak-anak termotivasi belajar.
c) Belum adanya media audio pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral padahal fasilitas pendukung yaitu komputer, laptop dan LCD tersedia di sekolah.
d) Belum adanya CD yang berisi lagu-lagu kreasi yang dapat memperkenalkan komponen kebahasaan, yaitu kosakata, struktur gramatika, dan pengucapan yang dapat menghadirkan pembelajaran bahasa yang lebih menarik dan menyenangkan.
e) Masih kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media audio CD melaksanakan pembelajaran yang PAKEM.
Mengacu pada masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka dua rumusan permasalahan utama yang diangkat pada pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut:
3
a) Perlupeningkatan pengetahuan guru tentang konsep pembelajaran PAKEM dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif berupa lagu-lagu kreasi.
b) Perlupeningkatan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral.
1.3 Tujuan Kegiatan
Sesuai dengan analisis situasi dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep pembelajaran PAKEM dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif berupa lagu-lagu kreasi.
b) Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral.
1.4 Manfaat Kegiatan
Melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, manfaat yang dapat dipetik oleh beberapa pihak adalah sebagai berikut:
a) Bagi Guru Bahasa Inggris Sekolah Dasar
Kegiatan P2M ini akan memberikan masukan yang berharga berupa pengetahuan dan keterampilan praktis bagi guru-guru bahasa Inggris dalam rangka mengupayakan pembelajaran yang memanfaatkan media yang lebih variatif dan inovatif, sehingga siswa yang diajar dapat meningkatkan konsentrasi dan ketertarikan mereka belajar, yang akan berdampak pada peningkatkan hasil belajar.
b) Bagi Sekolah
Kegiatan P2M ini akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas guru bahasa Inggris dari segi penambahan pengetahuan dan
4
keterampilan praktis melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik, yaitu melalui strategi pembelajaran yang lebih inovatif yang dilengkapi dengan penggunaan media audio berupa CD lagu-lagu kreasi. Dengan menggunakan media yang lebih inovatif, yang berisi lagu-lagu kreasi akan berdampak langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris khususnya dan mutu pendidikan secara umum di sekolah tersebut.
c) Bagi Siswa Sekolah Dasar
Dengan adanya penggunaan meia audio yang digunakan guru dalam memvariasikan pelajaran disertai dengan pembaharuan dalam cara guru mengajarkan bahasa Inggris melalui lagu-lagu yang terdapat di CD audio, pembelajaran bahasa Inggris akan menjadi lebih menyenangkan, sehingga siswa lebih semangat, tertantang dan termotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
d) Bagi UNDIKSHA
Sebagai sebuah LPTK, yang salah satu dari Tri Dharma adalah melakukan pengabdian pada masyarakat, kegiatan P2M ini akan menjadi salah satu wujud kepedulian Undiksha untuk berperan aktif secara berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas SDM (guru) di Propinsi Bali pada umumnya dan di Kabupaten Buleleng khususnya, untuk selalu mengupayakan perbaikan kualitas pendidikan.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Communication Technology) memberikan batasan, yaitu media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Secara lebih spesifik, Heinrich, dkk.
mengemukakan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi (dalam Arsyad, 2011:3).
Lebih jauh Arsyad (2011) menjelaskan bahwa apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Gagne
& Briggs (1979) memaparkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari buku,modul,teks terprogram, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik yang digunakan dalam menyampaikan informasi, yaitu berupa materi pembelajaran kepada peserta didik.
Media pembelajaran memegang peranan penting dalam menyukseskan pembelajaran. Yassaei (2012) menyatakan bahwa salah satu cara yang paling terkenal untuk menciptakan konteks bermakna untuk pembelajaran bahasa Inggris adalah melalui penggunaan media, yang dapat ditampilkan melalui berbagai format, seperti cetak, audio, dan visual. Hamalik (dalam Arsyad, 2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
6
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Kemp (1980 dalam Ramendra dan Ratminingsih, 2006; 2007) menegaskan beberapa kontribusi dari pemanfaatan AVA sebagai media pembelajaran sebagai berikut:
(1) Membuat pendidikan lebih produktif, yaitu dengan menggunakan AVA dapat meningkatkan capaian pembelajaran karena AVA dapat menyediakan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang tidak perlu dijelaskan oleh guru.
(2) Membuat pendidikan lebih individual, yaitu melalui penyediaan berbagai variasi AVA, pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan kesenangan siswa.
(3) Membuat pembelajaran lebih cepat, yaitu dapat menjembatani adanya gap yang ditemui di dalam dengan di luar kelas.
(4) Memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua siswa, dalam situasi apa pun dan di mana pun.
(5) Membuat pembelajaran lebih ilmiah, bahwa pemanfaatan AVA adalah merupakan satu komponen dari teknologi pembelajaran.
Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris, Scott dan Ytreberg (2000) menjelaskan bahwa dunia fisik merupakan cara utama untuk menyampaikan makna kepada anak-anak. Oleh karena itu, berbagai variasi penggunaan alat bantu sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa asing. Pelajaran akan jauh lebih mudah dan lebih menarik jika benda-benda atau objek serta bahasa digunakan secara optimal dalam menyampaikan makna. Csabay (2006:24) menambahkan bahwa motivasi sangat penting dalam belajar bahasa dengan membawa sesuatu yang luar biasa dan baru dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Csabay, Shin (2006) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar diperlukan adanya alat pendukung berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka atau objek-objek lain yang berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau lagu yang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah dipahami.
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat proses
7
pembelajaran berhasil. Media yang dikemas dengan menarik dapat memotivasi siswa untuk mau dan mempertahankan belajarnya, mempermudah proses belajar, membuat pembelajaran efektif dan efisien, dan kemudian meningkatkan hasil belajar.
2.2 Hakikat dan Peranan Lagu
Lagu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak mereka menyadari kehidupannya. Melalui lagu, manusia bisa mendapatkan kesenangan, hiburan, dan bahkan belajar bahasa. Terkait dengan hal ini, Schoepp mengemukakan bahwa telah menjadi bagian yang integral dari pengalaman berbahasa manusia (Schoepp, 2008).
Griffee (1992:3) menyatakan: “Songs refer to pieces of music that have words” . Flattum (2008) menegaskanlagu sebagai suatu kombinasi antara melodi dan lirik yang ditambah dengan harmoni, irama atau bit. Lagu memiliki struktur yang biasanya berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus. Cox (dalam Wickham, 2013) menambahkan bahwa lagu adalah bentuk lain dari puisi yang diiringi musik dan berisi pola ritmis dan pengulangan-pengulangan, yang oleh El- Nahhal (2011) dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat pada lagu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu adalah suatu kombinasi musik yang terdiri dari melodi dan lirik atau sebuah komposisi kata dan musik, yang memiliki harmoni, irama, dan bit serta memiliki struktur yang berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus, yang bisa diiringi dengan instrumen musik atau tanpa instrumen yang dapat memudahkan anak-anak memahami pesan yang terkandung di dalamnya.
Para ahli pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing mengakui bahwa lagu mempunyai manfaat yang besar dalam pembelajaran. Shtakser (2012) menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa musik dan lagu digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Alasan utamanya adalah bahwa musik dan lagu dapat menciptakan atmosfer belajar yang baik dalam kelas. Siswa merasakan lagu sebagai bagian yang menghibur daripada sebuah tugas, sehingga belajar kosakata melalui lagu memberikan kesenangan hati dan menghilangkan kebosanan.
8
Brewster, dkk. (2007) menekankan bahwa lagu merupakan strategi yang ideal untuk belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulangan- pengulangan kosakata dan struktur bahasa serta irama yang dapat meningkatkan ketertarikan mereka dalam belajar. Malley (dikutip oleh Murphey, 1993) mengemukakan dua manfaat utama penggunaan musik dan lagu dalam pembelajaran bahasa, yakni lagu mudah dihafalkan dan sangat memotivasi pebelajar. Sementara, Murphey menambahkan bahwa musik dan lagu lama disimpan dalam ingatan, dan dapat menjadi bagian dari diri kita serta mudah dimanfaatkan di dalam kelas.
Secara lebih rinci Murphey (1993: 3) mengemukakan beberapa alasan mengapa guru perlu menggunakan lagu sebagai instrumen pengajaran, sebagai berikut:
Song appears to precede and aid the development of language in young children, works on our short and long term memory, may strongly activate the repetition mechanism of the language acquisition device, is more motivating than other texts, relaxing, short, self-contained texts, recordings, and films that is easy to handle in a lesson.
Dalam kutipan di atas Murphey menegaskan bahwa lagu mengarahkan dan membantu perkembangan bahasa anak-anak, dapat bekerja pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang, mengaktifkan mekanisme pengulangan alat pemerolehan bahasa, lebih memotivasi dibandingkan dengan teks lain, merilekskan, dan biasanya pendek dan mengandung teks yang mudah digunakan dalam pebelajaran.
Griffee (1992:4) mengklasifikasikan enam (6) kategori keuntungan penggunaan lagu dan musik dalam kelas bahasa, yaitu (1) Classroom atmosphere, yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan situasi rileks pada siswa, dan suasana kelas yang menyenangkan, (2) Language input, yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan pajanan irama bahasa, (3) Cultural input, yaitu lagu dan musik (khususnya musik pop) merupakan refleksi dari pembuatnya pada masa dan tempat tertentu, yang di dalamnya memberikan pengenalan budaya, (4) Text, yaitu lagu digunakan sebagai teks pembelajaran, seperti halnya puisi, cerita pendek, dan novel, (5) Supplement, yaitu lagu digunakan sebagai pelengkap dari buku teks, dan (6) Teaching and Student interest, yaitu lagu dapat digunakan
9
untuk mengajarkan percakapan, kosakata, struktur gramatika, lafal, latihan pola, dan pemantapan ingatan, serta dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa.
Sementara, Paul (2003: 58) menegaskan:
Songs add a whole dimension to children’s classes, and make it easier for the children to remember words and patterns and natural chunks of language. Songs can add feeling and rhythm to language practice that might otherwise be flat, help children remember things more easily, and draw children more deeply into a lesson.
Kutipan di atas mengungkapkan bahwa lagu menambah dimensi keseluruhan kelas dan membuat anak-anak lebih mudah mengingat kata-kata dan pola-pola serta potongan-potongan natural dari bahasa (chunks of language). Lagu dapat menambah rasa dan irama terhadap latihan kebahasaan yang biasanya datar saja, membantu mereka mengingat berbagai hal lebih mudah, dan melibatkan mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran.
Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu memiliki berbagai manfaat untuk mengajarkan bahasa secara lebih menyenangkan yang dapat mempermudah siswa mengingat kata, pola bahasa, dan potongan-potongan natural dari bahasa, serta dapat melibatkan perasaan mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran. Berbagai manfaat dari lagu secara umum dapat dilihat dari beberapa sumber, yakni linguistik, psikologis/afektif, kognitif, dan sosial.
10 BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Khalayak Sasaran Antara yang Strategis
Peserta yang akan menjadi khalayak sasaran strategis dari kegiatan P2M ini adalah guru-guru bahasa Inggris di SDdi 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng.
Masing-masing kecamatan akan diwakili oleh 3 orang guru dari 3 SD yang berbeda, sehingga jumlah guru yang akan dilibatkan adalah 27 orang guru. Dari total 27 guru, 9 orang guru adalah mereka yang sudah menjawab kuesioner dalam penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014), yang telah memberikan bukti-bukti bahwa memang benar mereka belum mampu memaksimalkan pembelajaran bahasa Inggris dan belum mempunyai CD audio pembelajaran di sekolahnya walaupun terdapat komputer, laptop dan LCD. Sisanya sebanyak 18 orang adalah para guru dari SD yang lain untuk memberikan imbas dan pengetahuan serta keterampilan dalam memanfaatkan media audio sebagai sarana untuk menunjang dan memvariasikan strategi pembelajaran bahasa Inggris agar dapat membuat pembelajaran lebih PAKEM.
Hasil penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014) membuktikan masalah- masalah media pembelajaran yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di 9 sekolah dasar di 9 kecamatan dan pengembangan media audio yang telah dibuktikan dalam penelitian juga menjadi dasar bahwa kegiatan P2M ini mendesak untuk dilaksanakan agar para guru di Kabupaten Buleleng dapat meningkatkan kualitas pembelajarahn bahasa Inggris di sekolah mereka masing- masing.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah berupa in-service training program yaitu diseminasi dan pelatihan kepada para guru bahasa Inggris di sekolah dasar di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Mereka diberikan informasi terkait dengan konsep pembelajaran PAKEM, strategi pembelajaran dengan lagu terutama lagu kreasi, dan media pembelajaran, pelatihan berupa simulasi penggunaan media dalam pembelajaran yang dilanjutkan dengan pendampingan
11
dan observasi kelas terkait implementasi media audio berupa lagu-lagu kreasi dalam pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:
a) Penyemaian informasi, berupa landasan teoretis tentang konsep pembelajaran PAKEM.
b) Penyemaian informasi terkait dengan kajian teroretis tentang hakikat dan peranan menggunakan lagu-lagu kreasi khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris.
c) Pemberian model guru yang mengimplementasikan media audio CD pembelajaran berisi lagu-lagu kreasi melalui penayangan video.
d) Simulasi pembelajaran dengan menggunakan media audio berisi lagu kreasi
e) Penyebaran angket untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan efektivitas diseminasi dan pelatihan yang diikuti.
f) Pendampingan dan observasi kelas sebanyak masing-masing 3 sesi (2 sesi pembelajaran dan 1 sesi tes akhir).
12 3.3 Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah yang akan dilakukan dapat dilihat pada bagan alir di berikut:
Dari bagan di atas, terdapat 4 jenis kegiatan inti dalam kegiatan P2M ini, yaitu (1) diseminasi informasi terkait dengan pembelajaran PAKEM, strategi pembelajaran melalui lagu, jenis lagu khususnya lagu kreasi, dan media pembelajaran, (2) simulasi pembelajaran setelah mencermati model yang mengimplementasikan media audio CD berbasis lagu kreasi melalui video rekaman, (3) survei mini melalui penyebaran angket untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan kegiatan yang telah dilaksanakan, dan (4) Pendampingan
Penyemaian informasi tentang
konsep Pembelajaran PAKEM Ceramah dan tanya jawab Diseminasi
Ceramah dan tanya jawab Penyemaian informasitentang
pembelajaran melalui lagu
Penyemaian informasitentang
penggunaan media pembelajaran Ceramah dan tanya jawab
Diskusi kelas tentang tayangan video model pembelajaran yang mengimplementasikan lagu kreasi
Memberikan model pembelajaran yang
mengimplementasikan media audio berbasis lagu kreasi melalui video
Praktek menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan media audio berbasislagu kreasi
Simulasi Simulasi pembelajaran dengan
menggunakan media audio berbasis lagu oleh para guru
Pengisian lembar angket oleh guru-guru peserta kegiatan P2M
Penyebaran angket terkait dengan pendapat guru tentang pelaksanaan diseminasi dan pelatihan
Survei mini
Pendampingan dan Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan media audio berbasis lagu yang telah
disediakan oleh tim pelaksana.
Pendampingan dan Observasi kelas
13
dan observasi kelas terkait implementasi media audio yang telah disediakan tim pelaksana dalam pembelajaran di kelas yang diwakili oleh 5 representasi area sekolah di Kabupaten Buleleng, yaitu Buleleng Barat (Kecamatan Gerokgak), Buleleng Timur (Kecamatan Kubutambahan), Buleleng Tengah (Kecamatan Sawan), Buleleng Utara (Kecamatan Buleleng), dan Buleleng Selatan (Kecamatan Sukasada).
14 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Dalam kegiatan diseminasi yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 18 April 2015 kegiatan dibuka oleh Ketua LPM Undiksha yang diwakili oleh sekretaris yaitu Bapak Dr. I Wayan Mudana, M.Pd. dalam sambutannyabeliau menegaskan pentingnya melakukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran bisa dilakukan dengan mengupayakan pemanfaatan strategi pembelajaran yang lebih menarik dan menantang peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dapat membuat peserta didik khususnya anak-anak termotivasi belajar apabila mereka dapat belajar sambil bermain. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan lagu-lagu dalam pembelajaran. Lagu bukan hanya membuat peserta didik senang belajar, tetapi juga membuat mereka rileks dan tidak cepat bosan, sehingga pelajaran yang diberikan lebih mudah dicerna dan dapat lebih lama disimpan dalam ingatan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Selanjutnya, kegiatan inti berupa diseminasi dilakukan dengan memberikan materi pelatihan berupa sejumlah pengetahuan penting terkait dengan pembelajaran PAKEM, pembelajaran melalui Lagu khususnya Lagu Kreasi, Hakikat Pemanfaatan Media Pembelajaran dan model video pembelajaran yang memanfaatkan media audio lagu kreasi (Materi pelatihan dapat dilihat pada lampiran 4).Disamping materi pelatihan, para peserta pelatihan juga diberikan contoh RPP yang dapat dijadikan model pembuatan persiapan mengajar dengan memanfaatkan media audio berbasis lagu kreasi (contoh RPPdapat dilihat pada bagian 5 dari materi pelatihan pada lampiran E). Setelah diberikan sejumlah pengetahuan konseptual terkait dengan pembelajaran inovatif melalui lagu dan pemanfaatan media audio dan model video pembelajaran, maka guru bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5-6 orang untuk mempersiapkan skenario pembelajaran khususnya terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang disimulasikan dalam kegiatan peer teaching. Mereka dapat menentukan sendiri
15
topik apa yang ingin diangkat dalam pembelajaran dan memilih lagu yang sesuai dengan topik. Para perwakilan guru dari masing-masing kelompok dari 5 kelompok yang terbentuk kemudian mensimulasikan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio dengan lagu yang mereka telah tentukan dan buatkan skenarionya.
Pada akhir sesi pelatihan, disebarkan kuesioner kepada guru untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan kegiatan diseminasi dan pelatihan.
Terdapat 15 item yang ditanyakan pada kuesioner tersebut (lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran G). Dari 15 item tersebut, 5 item untuk menjaring peningkatan pengetahuan dalam menggunakanmedia pembelajaran, 5 item untuk menjaring peningkatan keterampilan dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan media audio, dan 5 item terakhir untuk menjaring peningkatan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio. Berikut adalah tabel hasil kuesioner tersebut.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi dan Pelatihan
Item Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 66
2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 73
3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
6 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 66
7 5 3 3 5 5 4 3 3 5 5 4 4 4 5 5 59
8 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 68
9 4 4 5 4 4 3 3 3 5 4 4 1 3 4 4 55
10 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 67
11 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 69
12 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
13 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 69
14 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 69
15 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 60
16 5 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 56
16
17 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 4 5 52
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 61
19 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 66
20 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 69
21 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 71
22 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 67
23 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 68
24 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 65
25 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 64
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
27 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 66
28 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 69
Jml 134 120 122 129 126 120 113 114 125 129 120 114 120 127 128 1841
Keterangan: (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (1841/2100) x 100% = 88 % Tabel 4.2 Kriteria Efektivitas
NO PERSENTASE EFEKTIVITAS
1 85-100 SANGAT BAIK
2 70-84 BAIK
3 55-69 CUKUP
4 40-54 KURANG
5 0-39 SANGAT KURANG
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa para guru memiliki pendapat yang sangat positif terkait dengan kegiatan pelatihan. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas pelatihan adalah 88% yang berarti bahwa kegiatan pelatihan dinilai sangat baik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi dalam pembelajaran di kelas lima SD.
Secara lebih detail dapat dilaporkan bahwa dalam hal adanya peningkatan pengetahuan dalam menggunakan media audio dalam pembelajaran, hasil kuesioner item nomor 1 s.d nomor 5 membuktikan bahwa para guru menilai kegiatan diseminasi dan pelatihan sangat efektif meningkatkan pengetahuan mereka dalam menggunakan media audio dengan nilai efektivitas sebanyak 90%.
17
Dibawah ini adalah tabel hasil kuisioner terkait dengan efektivitas diseminasi dan pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan guru dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi.
Tabel 4.3Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Pengetahuan
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (631/700) x 100% = 90 %
Item
Resp 1 2 3 4 5 Total
1 5 4 4 5 5 23
2 5 5 5 5 4 24
3 5 5 5 5 4 24
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 25
6 5 5 5 4 5 24
7 5 3 3 5 5 21
8 5 4 4 4 5 22
9 4 4 5 4 4 21
10 5 4 4 5 4 22
11 5 5 5 5 4 24
12 5 5 4 4 4 22
13 5 4 4 5 5 23
14 5 5 4 5 5 24
15 5 3 5 4 4 21
16 5 2 2 4 5 18
17 4 3 4 3 3 17
18 5 4 4 4 4 21
19 5 4 4 5 5 23
20 5 4 5 5 5 24
21 5 5 4 5 5 24
22 5 5 5 5 4 24
23 4 5 5 4 4 22
24 4 5 4 5 5 23
25 5 4 4 5 5 23
26 4 4 4 4 4 20
27 4 5 5 5 4 23
28 5 4 5 5 5 24
Jml 134 120 122 129 126 631
18
Lebih jauh dalam hal peningkatan keterampilan yang dibagi menjadi dua bagian, yakni dalam merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran, hasil kuesioner dengan item no 6 s.d 10 membuktikan bahwa para guru menilai efektivitas pelatihan dalam meningkatkan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran adalah86%.Hasil kuisioner secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah.
Tabel 4.4Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam merancang Pembelajaran
Item
Resp 6 7 8 9 10 Total
1 4 4 4 4 5 21
2 5 5 5 4 5 24
3 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 25
6 4 4 4 5 4 21
7 4 3 3 5 5 20
8 5 4 4 5 5 23
9 3 3 3 5 4 18
10 4 4 4 4 5 21
11 4 5 5 4 4 22
12 4 4 4 4 4 20
13 5 4 4 5 5 23
14 5 4 4 5 4 22
15 4 3 4 4 4 19
16 4 2 2 5 5 18
17 4 3 2 2 4 15
18 4 4 4 4 4 20
19 4 4 4 5 5 22
20 5 5 5 5 5 25
21 5 4 4 5 5 23
22 4 5 5 4 4 22
23 4 4 5 4 5 22
24 4 4 4 5 4 21
25 4 4 4 4 5 21
19
26 4 4 4 4 4 20
27 4 4 4 4 5 21
28 4 4 4 5 5 22
Jml 120 113 114 125 129 601
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (601/700) x 100% = 86 % Dalam hal penilaian efektivitas kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran, para guru menilai bahwa kegiatan yang dilaksanakan sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam melaksanakan pembelajaran yang dijaring dengan item no. 11 s.d 15 dengan capaian87%.Hasil kuisioner secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah.
Tabel 4.5Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Item Resp
11 12 13 14 15 Total
1 4 4 4 5 5 22
2 5 5 5 5 5 25
3 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 5 25
6 4 4 4 5 4 21
7 4 4 4 5 5 22
8 5 4 4 5 5 23
9 4 1 3 4 4 16
10 4 4 4 4 4 20
11 4 5 5 4 5 23
12 4 4 4 4 4 20
13 5 4 4 5 5 23
14 4 4 5 5 5 23
15 4 4 4 4 4 20
16 4 4 4 4 4 20
17 4 3 4 4 5 20
18 4 4 4 4 4 20
19 4 3 4 5 5 21
20 4 4 4 4 4 20
21 4 5 5 5 5 24
20
22 4 4 5 4 4 21
23 4 5 5 5 5 24
24 4 4 4 5 4 21
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 4 4 4 20
27 5 4 4 4 5 22
28 5 4 4 5 5 23
Jml 120 114 120 127 128 609
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (609/700) x 100% = 87 %
Setelah kegiatan pelatihan yang berlangsung selama sehari, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan ke beberapa SD perwakilan, yang diselenggarakan dari tanggal 20 April 2015 sampai dengan 22 Mei 2015. Terdapat 5 SD perwakilan yang merepresentasikan wilayah Buleleng yaitu Buleleng Timur diwakili oleh SDN 1 Kubutambahan, Buleleng tengah diwakili olehSDN 1 Sangsit, Buleleng Utara diwakili oleh SDN 3 Penarukan, Buleleng selatan diwakili oleh SDN 3 Sukasada, dan Buleleng barat diwakili oleh SDN 2 Tinga- Tinga. Masing-masing SD didampingi sebanyak 3 kali, 2 kali dilakukan untuk kegiatan pendampingan, yaitu diskusi persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang mengimplementasikan media audio dan diikuti dengan observasi kelas dan 1 kali untuk kegiatan posttest atau pemberian tes formatif kepada siswa sesuai dengan tema pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam 2 kali pendampingan. Ada dua temuan penting dalam kegiatan pendampingan, yaitu (1) kompetensi guru yang dilihat dari persiapan pembelajaran yang dinilai dengan menggunakan format N1 dan keterampilan mengajar yang dinilai dengan format N2, dan (2) kompetensi siswa dilihat dari hasil belajar mereka. Berikut adalah tabel hasil analisis kompetensi mempersiapkan pembelajaran (N1):
21
Tabel 4.6 Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Pembelajaran (Skenario Pembelajaran)
NO NAMA SEKOLAH PENDAMPINGAN 1 PENDAMPINGAN 2
N1 N1
1 SD N 1 KUBUTAMBAHAN 4.1 4.8
2 SD N 3 SUKASADA 4.1 4.8
3 SD N 3 PENARUKAN 3.9 4.5
4 SD N 1 SANGSIT 4.6 4.9
5 SD N 2 TINGA-TINGA 4.6 4.5
Rata-rata 4.26 4.7
Keterangan:
Pendampingan 1 (Nilai rata-rata N1/nilai maksimal) x 100 = (4.26/5) x 100 = 85%
Pendampingan 2 (Nilai rata-rata N/nilai maksimal) x 100 = (4.7/5) x 100 = 94 % Dari tabel 4.6 di atas dapat dibuktikan bahwa selama 2 kali pendampingan kelima sekolah perwakilan di Kabupaten Buleleng, presentase kompetensi guru dalam mempersiapkan pembelajaran adalah 85%terkategori sangat baik pada pendampingan 1 dan 94% terkategori sangat baik pada pendampingan 2.
Tabel 4.7 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
NO NAMA SEKOLAH PENDAMPINGAN 1 PENDAMPINGAN 2
N2 N2
1 SD N 1 KUBUTAMBAHAN 4.5 4.7
2 SD N 3 SUKASADA 4 4.7
3 SD N 3 PENARUKAN 4.5 4.8
4 SD N 1 SANGSIT 4.6 4.8
5 SD N 2 TINGA-TINGA 4.6 4.5
Rata-rata 4.44 4.7
Keterangan:
Pendampingan 1: (Nilai rata-rata N2/nilai maksimal) x 100 = (4.44/5) x 100 =89%
Pendampingan 2: (Nilai rata-rata N2/nilai maksimal) x 100 = (4.7/5) x 100 = 94 % Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa presentase kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pendampingan 1 adalah 89% dengan kategori sangat baik. Sedangkan presentase kompetensi guru pada pendampingan 2 adalah 94% dengan kategori sangat baik.
22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran melalui pemberian bantuan berupa pendampingan ke sekolah.
Peningkatan kompetensi guru dalam menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran juga dapat dilihat dampaknya melalui hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa dari hasil post test. Tabel berikut adalah hasil post test tersebut:
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas Lima di 5 SD
NO HASIL POSTTEST RATA-RATA POSTTEST TIAP SD
1 SDN 1 Kubutambahan 90.24
2 SDN 1 Sangsit 92.73
3 SDN 2 Tinga-Tinga 88.33
4 SDN 3 Penarukan 67
5 SDN 3 Sukasada 76.9
Rata-rata 83.04
Keterangan: (Nilai rata-rata / nilai maksimal) x 100 = (83.04/100) x 100 = 83 % Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa presentase hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas 5 di 5 sekolah mitra adalah 83%dengan kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa merupakan dampak dari adanya peningkatan kompetensi guru dalam menyelenggarakan pembelajaran.Dapat disimpulkan bahwa semakin baik guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka semakin baik pula hasil belajar siswa.
4.2 Pembahasan
Hasil kuesioner membuktikan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berbasis lagu kreasi, yang dibuktikan dari hasil kuesioner bahwa para guru yang berjumlah 28 orang menilai kualitas diseminasi dan pelatihan 88% yang terkategori sangat baik. Secara lebih rinci, peningkatan pengetahuan dinilai oleh para guru sebanyak 90% sedangkan dalam hal menyiapkan pembelajaran sebanyak 86% dan dalam melaksanakan pembelajaran sebanyak 87%.
23
Hasil kuesioner dilengkapi dengan hasil observasi pembelajaran langsung melalui pendampingan sebanyak 2 kali ke 5 SD dan hasil penilaian membuktikan bahwa presentase kompetensi guru dalam menyiapkan pembelajaran 85% dan presentase melaksanakan pembelajaran 89% pada pendampingan 1. Selanjutnya, dalam pendampingan 2, presentase guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah 94% dan presentase dalam melaksanakan pembelajaran adalah 94% pada pendampingan 2. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru baik dalam menyiapkan pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran.
Selanjutnya hasil belajar siswa setelah diberikan post tes adalah 83%.Dapat dikatakan bahwa kegiatan pendampingan secara tidak langsung berdampak baik pada hasil belajar peserta didik.Temuan di atas mengindikasikan bahwa kegiatan diseminasi dan pelatihan yang dilakukan dengan langkah-langkah seperti penyemaian informasi, pemberian model video pembelajaran yang diikuti dengan simulasi dan pendampingan ke sekolah dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang memanfaatkan media audio berbasis lagu kreasi.Media pembelajaran memang benar dapat dibuktikan memiliki peran sentral dalam menyukseskan pembelajaran. Yassaei (2012) dan Arsyad (2011) mengakui bahwa media pembelajaran merupakan cara ampuh dalam menciptakan konteks yang bermakna yang dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.Scott & Ytreberg (2000) menekankan bahwa makna dapat disampaikan dengan baik melalui dunia fisik, yakni berupa bantuan media.Disamping itu, hasil observasi kelas juga membuktikan bahwa siswa lebih cepat dapat memahami pelajaran dengan bantuan media. Hal ini senada dengan Kemp (dalam Ramendra & Ratminingsih, 2006; 2007) Shin (2006), dan Ratminingsih & Budasi (2014)bahwa bantuan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat menyebabkan peserta didik lebih cepat dan mudah memahami pelajaran dan lebih produktif dalam mencapai tujuan yang ditargetkan.
Lagu adalah salah satu strategi yang memiliki kekuatan ampuh dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak-anak.Disamping merilekskan, lagu dapat
24
menampilkan fitur-fitur kebahasaan yang sangat penting seperti kosakata, gramatika, lafal dan ejaan. Lagu kreasi, yaitu lagu yang liriknya diciptakan berdasarkan tema yang harus diajarkan dengan latar belakang musik lagu-lagu anak-anak Indoneai atau Barat yang sudah dikenal memiliki kekuatan yakni memperkenalkan tema dalam konteks, sehingga kosakata, gramatika, lafal, dan ejaan dapat dengan lebih mudah dan cepat dipahami oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat El-Nahhal (2011) bahwa lagu dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat pada lagu.Disamping itu, melalui lagu, kosakata, gramatika, dan lafal ditampilkan dengan pengulangan-pengulangan sebanyak 3 kali.Hal ini dapat memudahkan siswa dalam menghafalkan kosakata dan lafal.Hal ini didukung oleh Brewster, dkk, (2007) dan Malley (dalam Murphey, 1993), Shtakser (2012), dan Wickham (2013) bahwa lagu merupakan strategi ideal dalam belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulangan- pengulangan kosakata dan struktur bahasa yang dapat memudahkan siswa memahami pesan yang terkandung dalam lagu.Irama dalam lagu dapat menghindarkan siswa dari kebosanan, karena musik dapat menghadirkan kesenangan, meningkatkan ketertarikan dan memotivasi.Hal ini juga didukung oleh Brewster, dkk.(2007) dan Malley (dalam Murphey, 1993) bahwa irama musik dapat meningkatkan ketertarikan siswa belajar dam sangat memotivasi mereka.Ratminingsih, dkk.(2013), Ratminingsih & Budasi (2014) dan Ratminingsih (2014) juga menegaskan bahwa lagu kreasi yang dikembangkan terbukti efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas 4 dan kelas 5 SD.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor utama yang menjadi kekuatan pemanfaatan lagu dalam pembelajaran, yaitu (1) faktor kognitif, yakni lagu memberikan input kebahasaan yaitu berupa kosakata, gramatika, lafal dan ejaan, dan (2) faktor non kognitif yakni berupa rilaksasi, kesenangan dan motivasi belajar. Hal ini senada dengan Griffee (1992) dan Schoepp (2008) bahwa lagu dapat memberikan language input dan text bahasa secara kognitif, dan menghadirkan classroom atmosphere yang rileks dan meningkatkan ketertarikan baik guru dan siswa (Teaching and Student interest).
25 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian temuan di atas, ada dua hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan diseminasi dan pelatihan penggunaan media audion berbasis lagu kreasi, yaitu:
(1) Adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan audio media berbasis lagu kreasi yang ditunjukkan dari persentase hasil kuesioner 88% yang menegaskan bahwa para guru menilai kegiatan diseminasi dan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi dengan sangat baik.
(2) Adanya peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga ditegaskan dengan hasil pendampingan dan observasi kelas dengan menggunakan lembar penilaian N1 dan N2 yakni dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Dalam mempersiapkan pembelajaran, hasil observasi menunjukkan peningkatan dari pendampingan 1 dengan persentase 85% menjadi 94% pada pendampingan 2, yang terkategori sangat baik. Selanjutnya, dalam melaksanakan pembelajaran, hasil observasi menunjukkan persentase 89% pada pendampingan 1 menjadi 94% pada pendampingan 2, dengan kategori sangat baik.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, beberapa hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut:
(1) Guru hendaknya terus dapat mengupayakan hasil dari kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam menggunakan media audio berbasis lagu dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
26
(2) Guru disarankan agar selalu mengupayakan membuat persiapan pembelajaran baik berupa RPP atau skenario pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini penting agar guru selalu terarah dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran.
(3) Kegiatan pelatihan dan pendampingan perlu diupayakan pemanfaatannya secara terus menerus oleh LPM sebagai salah satu strategi pengembangan profesi guru.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Brewster, J., Ellis. G.,&Girard, D. (2007).The Primary English teacher’s guide.
Essex, England: Pearson Education Limited.
Csabay, N. 2006. Using Comics Strips in Language Classes. English Teaching Forum, 44(1), 24-27.
El-Nahhal, M.M. (2011). The effectiveness of using children songs on developing the fourth graders English vocabulary in Rafah Governmental Schools.
Unpublished Thesis. Al-Azhar University, Gaza.
Flattum, J. What is A Song? (2008). Tersedia pada http://www.musesmuse.com /00000742.html (diakses tanggal 19 Mei 2012).
Gagne, R. M. and Briggs, L. J. (1979). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Griffee, D. T. (1992).Songs in action. New Jersey: Prentice-Hall International (UK) Ltd.
Murphey, T. (1993).Music and song. Oxford: Oxford University Press.
Paul, D. (2003). Teaching English to children in Asia. Hong Kong: Pearson Education Asia Ltd.
Ratminingsih, N.M.& Budasi, I G. (2014). Pengembangan media audio pembelajaran bahasa Inggris berbasis lagu kreasi di kelas lima sekolah dasar. Lapaoran Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Ratminingsih, N.M. & Budasi, I G. (2012) Pelatihan pemanfaatan lagu-lagu kreasi khusus (scripted songs) dalam pembelajaran bahasa Inggris
27
berbasis tema di sekolah dasar di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Laporan P2M. Universitas Pendidikan Ganesha.
Ramendra, D.P. & Ratminingsih, N.M. (2007). Pemanfaatan Audio-Visual Aids (AVA) dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Jurnal Penelitian danPengembangan Pendidikan. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 1(2),78- 95.
Ramendra, D.P. & Ratminingsih, N.M. (2006). Studi pemanfaatan alat bantu pembelajaran (Audio Visual Aids) dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Kota Singaraja: Upaya menguaktualisasikan kurikulum berbasis kompetensi. Laporan Penelitian.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Schoepp, K. (2008). Reasons for using songs in the ESL/EFL classroom.Terserdia pada http://iteslj.org/ Articles/Schoepp-Songs.html. (diakses tanggal 17 Oktober 2008).
Scott, W. A. & Ytreberg, L. H. (2000).Teaching English to children.New York:
Longman Group UK Ltd.
Shin, J.K. (2006). Ten helpful ideas for teaching English to young learners.
English Teaching Forum, 44(2), 2-7.
Shtakser, I.(2012). Using music and songs in the foreign language
classroom.Tersedia pada
http://www.laits.utexas.edu/hebrew/music/music.html (diakses tanggal 18 Februari 2012).
Wickham, R. (2013). Songs and poetry for young learners. Brighton Education Learning Services.
Yassaei, S. (2012). Using original video and sound effect to teach English.
English Teaching Forum, 1, 12-16.
28 LAMPIRAN
Lampiran A: Absensi Peserta Kegiatan dan Panitia
29