1
PERPUSTAKAAN NASIONAL
TE
Upaya Pengurangan Risiko dan KesiapsiagaanMasyarakat terhadap
KUMPULAN ABSTRAK JURNAL
KOLEKSI E-DEPOSIT PERPUSTAKAAN
NASIONAL
TEMA GEOLOGI 2020
Penyusun: Gibran Bima G
Penyunting: Rudi Hernanda
2 PENENTUAN LOKASI TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS
LAUT SKALA KECIL DI PERAIRAN SELAT LIRUNG, TALAUD, SULAWESI UTARA
Beben Rachmat dan Delyuzar Ilahude
ABSTRAK
Selat Lirung adalah selat yang terletak antara Pulau Salibabu dan Pulau Karakelong, Kepulauan Talaud. Penelitian potensi energi arus laut telah dilakukan di lokasi ini, untuk mengkaji kemungkinan dikembangkannya Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) skala kecil (2 kW) dengan model turbin sumbu vertikal. Salah satu tahapan dalam implementasi PLTAL skala kecil adalah penentuan lokasi penempatan turbin.
Beberapa kriteria teknis yang dipersyaratkan harus dipenuhi pada tahapan ini. Untuk maksud tersebut dilakukan kajian awal dengan melakukan analisis data kedalaman laut, Sea Bottom Profiling (SBP), arus bergerak, arus insitu, pasang surut, dan meteorologi.
Data tersebut direpresentasikan dalam data kecepatan arus laut, morfologi dasar laut, kedalaman laut, durasi waktu kecepatan arus kuat, jarak terhadap garis pantai, dan pengaruh gelombang laut. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh 2 (dua) lokasi yang paling representatif. Lokasi pertama di alur antara P. Sara Besar dengan Sara Kecil pada kedalaman laut sekitar 25 m dengan kecepatan arus maksimum sebesar 1.0 m/det – 1.75 m/det. Sedangkan lokasi kedua di alur antara P. Sara Besar dengan P.
Salibabu pada kedalaman laut antara 25 m – 35 m dengan kecepatan arus maksimum sebesar 1.0 m/det – 1.3 m/det.
Kata kunci : Tenaga arus laut, turbin, kecepatan arus, morfologi dasar laut, kedalaman laut
3 Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 13, No. 3, Desember 2015
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
4 STRUKTUR GEOLOGI DI PERAIRAN PULAU BUTON SELATAN
Lukman Arifin dan Tomy Naibaho
ABSTRAK
Penelitian geofisika dengan metode seismik pantul dangkal dilakukan di perairan Pulau Buton bagian selatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kondisi geologi di bawah permukaan dasar laut. Dari data rekaman seismik diinterpretasikan bahwa stratigrafi seismik dibagi menjadi dua runtunan yaitu runtunan A dan B. Bila disebandingkan dengan geologi daratnya maka runtunan A termasuk dalam Formasi Wapulaka yang berumur Tersier dan runtunan B termasuk Formasi Sampolakosa yang berumur Kuater. Data rekaman tersebut juga menunjukkan adanya beberapa struktur geologi seperti sesar, lipatan, dan pengangkatan. Diduga struktur geologi tersebut berkembang dengan masih aktifnya proses tektonik hingga sekarang. Implikasi aktifnya tektonik ini dapat memperkaya dan meningkatkan potensi sumberdaya alam yang ada seperti migas dan aspal.
Kata kunci : seismik pantul dangkal, struktur geologi, tektonik, Perairan Pulau Buton.
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 13, No. 3, Desember 2015
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
5 STRUKTUR GEOLOGI LAUT FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR
Riza Rahardiawan dan Catur Purwanto
ABSTRAK
Tujuan penelitian seismik saluran banyak di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur adalah untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan dasar laut. Daerah penelitian merupakan daerah yang aktif secara tektonik dan diekspresikan dalam bentuk prisma akresi, vulkanik tidak aktif dan sesar-sesar aktif yang membentuk morfologi dasar laut.
Berdasarkan penafsiran stratigrafi seismik lapisan bawah permukaan dasar laut terdiri dari empat satuan batuan: Batuan Dasar, Prisma Akresi, Gunungapi Bawah Laut, dan Sedimen Klastika. Sedimen Klastika ini dibagi menjadi lima unit.
Kata kunci : seismik, morfologi dasar laut, sesar aktif, Laut Flores
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 3, Desember 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
6 LINGKUNGAN DAN EVOLUSI TEKTONIK BATUAN DAN SEDIMEN
BERDASARKAN UNSUR KIMIA UTAMA DI PERAIRAN BAYAH DAN SEKITARNYA, PROVINSI BANTEN
Ediar Usman dan Udaya Kamiludin
ABSTRAK
Pengeplotan data unsur kimia pada diagram SiO2 vs K2O untuk sampel sedimen dasar laut cenderung terjadi kenaikan SiO2 dan penurunan K2O, sehingga arah evolusi berkembang dari kalk-alkalin sedang ke kalk-alkalin rendah (toleitik). Pada sampel batuan beku dan sedimen hasil pemboran memperlihatkan pola evolusi magma sebaliknya, terjadi kenaikan SiO2 dan K2O dalam seri magma yang sama (toleitik).
Kondisi ini diperkuat oleh diagram segitiga AFM (A = Na2O+K2O; F = FeOtotal ; M
= MgO) yang menunjukkan sebagian besar sampel yang diplot berada antara toleitik dan kalk-alkalin sedang. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa batuan ini bersifat transisi antara toleitik dan kalk-alkalin sedang, dan condong ke arah seri toleitik sebagai indikasi batuan berasal dari daerah samudera. Berdasarlan pengeplotan pada diagram segitiga TiO2 – 10MnO – P2O5, lingkungan tektonik batuan beku di pantai Cibobos, sedimen dasar laut dan sedimen pemboran pada umumnya berada pada lingkungan tektonik andesit kepulauan samudera dan sebagian busur benua. Hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sedimen di daerah Bayah berhubungan dengan seri magma dengan afinitas rendah mulai toleitik hingga kalk-alkalin sedang dan batuan samudera yang menyusup ke busur kepulauan atau busur benua. Hasil ini dapat mengetahui lingkungan dan evolusi batuan sumber sehingga diharapkan bermanfaat dalam kegiatan ekplorasi sumber daya mineral dan energi di masa mendatang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sedimen di daerah Bayah berhubungan dengan seri magma dengan afinitas rendah mulai toleitik hingga kalk- alkalin sedang dan batuan samudera yang menyusup ke busur benua. Hasil ini dapat mengetahui lingkungan dan evolusi batuan sumber sehingga diharapkan bermanfaat dalam kegiatan eksplorasi sumber daya mineral dan energi di masa mendatang.
7 Kata kunci : unsur kimia utama, lingkungan tektonik, evolusi, kerak samudera dan
kontinen, perairan Bayah
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 3, Desember 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
8 ANALISIS PENTARIKHAN RADIOKARBON UNTUK PENENTUAN FLUKTUASI MUKA LAUT DI SEBELAH UTARA PULAU BANGKA
Darwin A. Siregar dan Kresna T. Dewi
ABSTRAK
Salah satu metode penentuan umur absolut batuan, fosil, sedimen atau artefak adalah menggunakan pentarikhan radiokarbon (C14) dari material organik. Data umur tersebut dapat berguna untuk menunjang berbagai penelitian terkait dengan sejarah bumi dan kehidupan manusia. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melacak fluktuasi muka laut berdasarkan data umur sedimen bawah dasar laut di sebelah utara Pulau Bangka. Hasil analisis pentarikhan radiokarbon terhadap tiga sampel sedimen menunjukkan dua umur yang berbeda. Sedimen dari bagian bawah (70-80 cm) dibawah dasar laut telah diperoleh umur 15.050± 60 SM dan 15.250 ±850 SM. Rentang waktu ini termasuk dalam segmen 2 pada saat laut naik sedang dari kedalaman -114 ke -96 m dari muka laut saat ini. Sedimen dari bagian atas (30 cm) telah diperoleh umur 6.500 ± 360 SM pada saat muka laut mendekati posisi sekarang. Studi ini memperlihatkan fluktuasi muka laut di wilayah lokal di sekitar Pulau Bangka.
Kata kunci : pentarikhan karbon, muka laut, Pulau Bangka
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 3, Desember 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
9 APLIKASI KONSEP KRIGING PADA DATA SIMULASI GANGGUAN
GEOMAGNET LOKAL
John Maspupu dan Lukman Arifin
ABSTRAK
Makalah ini membahas aplikasi konsep Kriging pada data simulasi gangguan geomagnet lokal dari 3 (tiga) stasion geomagnet (SG). Konsep ini asal mulanya dari geostatistik dan sekarang digunakan secara luas dalam analisis spasial. Metode ini juga dikenal sebagai regresi proses Gauss, prediksi Kolmogorov-Wiener atau prediksi ketakbiasan linier terbaik. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melakukan estimasi atau interpolasi gangguan geomagnet di sekitar tiga stasion geomagnet (lokasi observasi) tersebut. Untuk merealisasikan tujuan di atas ini mengunakan metode punctual kriging. Kontribusi hasil estimasi atau interpolasi gangguan geomagnet ini nantinya digunakan sebagai dasar pembuatan peta atau kontur gangguan geomagnet di sekitar ketiga lokasi observasi tersebut. Dengan demikian informasi gangguan geomagnet akan berguna dalam survei geologi di sekitar lokasi pengamatan.
Kata kunci : Konsep kriging, data simulasi, gangguan geomagnet lokal
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 3, Desember 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
10 ATENUASI WATER-BOTTOM MULTIPLE DENGAN METODE
TRANSFORMASI PARABOLIC RADON
Subarsyah dan Tumpal B. Nainggolan
ABSTRAK
Interferensi water-bottom multipel terhadap reflektor primer menimbulkan efek bersifat destruktif yang menyebabkan penampang seismik menjadi tidak tepat akibat kehadiran reflektor semu. Teknik demultiple perlu diaplikasikan untuk mengatenuasi multipel. Transformasi parabolic radon merupakan teknik atenuasi multipel dengan metode pemisahan dalam domain radon. Multipel sering teridentifikasi pada penampang seismik. Untuk memperbaiki penampang seismik akan dilakukan dengan metode transformasi parabolic radon. Penerapan metode ini mengakibatkan reflektor multipel melemah dan tereduksi setelah dilakukan muting dalam domain radon terhadap zona multipel. Beberapa reflektor primer juga ikut melemah akibat pemisahan dalam domain radon yang kurang optimal, pemisahan akan optimal membutuhkan distribusi offset yang lebar.
Kata kunci : Parabolic radon, multipel, atenuasi
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 3, Desember 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
11 POLA ANOMALI GAYABERAT DAERAH TALIABU-MANGOLE DAN
LAUT SEKITARNYA TERKAIT DENGAN PROSPEK MINYAK BUMI DAN GAS
Saultan Panjaitan dan Subagio
ABSTRAK
Anomali gayaberat di daerah penelitian merupakan anomali tertinggi di Indonesia, secara umum dikelompokkan ke dalam 2 (dua) satuan, yaitu: kelompok anomali gayaberat 160 mGal hingga 260 mGal membentuk pola rendahan/ cekungan anomali, dan kelompok anomali gayaberat 260 mGal hingga 620 mGal membentuk pola tinggian anomali. Anomali sisa 0 mGal hingga 5 mGal membentuk tinggian anomali, diduga merupakan gambaran antiklin dengan diameter 10 – 15 kilometer. Perangkap struktur migas di daerah Minaluli, Madafuhi dan Lekosula Pulau Mangole berdekatan dengan lokasi rembesan migas, sehingga diusulkan untuk dilakukan pemboran eksplorasi. Sedangkan di Pulau Taliabu, Tolong, Pena, Samuya dan Teluk Jiko masih perlu dilakukan penambahan data. Batuan reservoir terdiri dari batupasir dan batugamping Formasi Tanamu berumur Kapur Akhir, menempati daerah beranomali sisa 0 mGal hingga 5 mGal, dengan rapat massa batuan sekitar 2.65 gr/cm³. Batuan induk adalah Formasi Buya umur Jura Tengah - Jura Akhir dari serpih hitam dengan rapat massa 2.71 gr/cm³, dan dapur migas terbentuk di sekitar daerah beranomali sisa - 4 mGal hingga -28 mGal yang membentuk sub-cekungan di utara lepas pantai Pulau Mangole.
Kata kunci : gayaberat, dapur minyak, cekungan, migas, serpih hitam, anomali sisa, rapat massa, antiklin, batuan induk.
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 2, Agustus 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
12 KANDUNGAN MINERAL DI PERAIRAN BINUANGEUN, LEBAK-BANTEN
Udaya Kamiludin dan Dida Kusnida
ABSTRAK
Data dan informasi sumberdaya mineral terkait dengan batuan penyusunnya di daerah pantai dan lepas pantai masih terbatas. Untuk keberadaan sumberdaya mineral ini maka dilakukan identifikasi kandungan mineral dalam sedimen sebagai objek penelitian guna mengetahui jenis, persentase, distribusi dan perkiraan sumber batuannya. Metode penelitan meliputi pengambilan sampel sedimen, pemisahan konsentrat dulang, analisis mineragrafi butir, dan petrografi batuan. Ragam mineral di dalam endapan sedimennya terdiri dari kuarsa, magnetit, amfibol, ilmenit, felspar, glaukonit, apatit, piroksen, limonit, zirkon, fragmen batuan dan pecahan cangkang. Fraksi mineral yang dominan adalah fraksi pasir sangat halus dan lanau kasar. Secara lateral distribusi kuarsa, felspar dan piroksen relatif membesar ke arah endapan sedimen gisik pasir, tanggul gisik dan sedimen sungai dengan persentase tertinggi, masing-masing mencapai 49 %, 21 % dan 13 %. Sedangkan distribusi limonit dan zirkon membesar ke arah endapan sedimen gisik pasir dengan persentase tertinggi, masing-masing mencapai 5 % dan 2 %. Persentase tertinggi magnetit 17 %, ilmenit 23 %, apatit 3 %, fragmen batuan 51% dan pecahan cangkang 90 % umumnya terdapat dalam endapan sedimen permukaan dasar laut. Keterdapatan mineral utama dan tambahan ini diduga bersumber dari Batuan Gunungapi andesiti-basaltik, dan Formasi Batuan Sedimen berbahan volkanik. Sedangkan klastika biogeniknya bersumber dari batugamping terumbu. Hasil analisis petrogafi menunjukan bahwa fragmen batuannya memiliki kesesuaian dengan penyusun litologinya.
Kata kunci : Kandungan mineral, distribusi mineral, sumber batuan, Perairan Binuangeun.
13 Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 2, Agustus 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK
14 INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN (IKL) DI WILAYAH PERAIRAN
NATUNA TERKAIT DENGAN AKTIVITAS INDUSTRI MIGAS
Rahayu Kusuma Risdianto dan Undang Hernawan
ABSTRAK
Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) dapat digunakan untuk memantau kondisi lingkungan. Analisis Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) dilakukan di kawasan industri migas di perairan Laut Natuna. Studi ini menggunakan data penginderaan jauh dan analisa sembilan parameter kualitas air dari 15 titik lokasi untuk menyusun algoritma kualitas air. Hasil dari studi ini menunjukkan distribusi IKL tergolong kriteria baik (70- 91) dan sangat baik (91-100). Nilai IKL baik berada di bagian Utara (U) sampai Timur Laut (TL) dan Timur (T) sampai Selatan (S) dan terlihat dominan di bagian Selatan (S) sampai Utara (U). Nilai IKL sedang berada di bagian Barat Daya (BD) sampai Barat (B). Distribusi IKL sangat baik dominan berada di bagian Utara (U) sampai Timur Laut (TL), Timur (T) sampai Selatan (S) dan terlihat dominan di bagian Timur Laut (TL) sampai Timur (T).
Kata kunci : IKL, penginderaan jauh, MODIS, kualitas Air, perairan Natuna.
Nama Jurnal : Jurnal Geologi Kelautan
Volume : Volume 12, No. 2, Agustus 2014
Doi/Link : http://ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/JGK