AKUNTANSI MANAJEMEN
LANJUTAN
DOSEN : Tanti Arfianti Dewi
AKUNTANSI
PERTANGGUNG JAWABAN
MATERI PERTEMUAN I
DEFINISI
Desentralisasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban
Gagasan : setiap orang yang mempunyai wewenang mengendalikan biaya atau pendapatan sebagai pusat pertanggungjawaban tersendiri.
Laporan prestasi pelaksanaan berasal dari pusat
pertanggungjawaban terbawah menuju ke atas, dilihat
dari anggaran, aktual dan variannya.
METODE PENGUMPULAN HPP l
Pusat pertanggung
jawaban
Pusat Biaya
Pusat Laba
Pusat Investasi Rate of Return R/L kontribusi
Varian Alat Evaluasi
Akuntansi Keuangan Vs Akuntansi Manajemen
• Konsep hasil sisa (Residual income): adalah hasil netto di atas tingkat pengembalian minimum atas aktiva
operasi. Kelemahan : tidak dapat digunakan untuk membandingkan 2 divisi yang besarnya berbeda.
• Pengendalian Tingkat Pengembalian (ROI) :
• Meningkatkan Penjualan
• Mengurangi Biaya
• Mengurangi Aktiva
CONTOH KASUS
Contoh :
Hasil Operasi netto (EBIT) = $ 20,000
Penjualan = $ 200,000
Rata-rata aktiva operasi = $ 100,000 Tingkat pengembalian minimum 15%
Jawab :
ROI = 20%
Hasil sisa = $ 5,000
HARGA TRANSFER MATERI PERTEMUAN
3
PENGERTIAN HARGA TRANSFER
Harga perpindahan barang/jasa antara 2 pusat laba atau lebih, harga barang atau jasa antara unit-unit atau antar pusat pertanggung jawaban dalam suatu organisasi
Mengapa melakukan transfer ? Karena untuk
meminimalkan resiko dan memaksimalkan laba
DAMPAK HARGA TRANSFER
1
. dampak kepada divisi
• keuntungan perusahaan tidak berkurang
• Dampak terhadap ukuran kinerja divisi
• Harga yang dikenakan untuk barang yang di transfer mempengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi penjual, laba divisi tersebut sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi
2. Dampak kepada perusahaan
• Jika ia mempengaruhi divisi dan ia mempengaruhi pajak penghasilan divisi-divisi yang bertindak secara
independen mungkin menetapkan HT memaksilmalkan
laba divisi
RUMUS HT
(TANPA MENGGUNAKAN ABC)
Perhitungan mark up :
BIAYA-BIAYA(SELAIN)B.PRODUKSI= XXXX
LABA YANG DI HARAPKAN X PERKIRAAN TOTAL AKTIVA PADA AWAL TAHUN = XXXX +
HASIL XXXX /X100%
B. PRODUKSI XXXX
RUMUS HT
(TANPA MENGGUNAKAN ABC)
PERHITUNGA N HARGA TRANSFER:
BIAYA PRODUKSI = XXXX MARK UP X LYD = XXXX +
HARGA TRANSFER XXXX /
VOLUME UNIT XXXX
HT PER UNIT XXXX
CONTOH KASUS
HOKI CO MEMILIKI 2 DIVISI, DIVISI A DAN B YANG DI BENTUK SEBAGAI PUSAT LABA DIVISI A MENGHASILKAN SUKU CADANG Q DAN DI JUAL DI PASAR LUAR SEBESAR 10% DAN SISANYA DI TRANSFER KE DIVISI B
MANAJER DIVISI A DAN B SEDANG MEMPERTIMBANGKAN PENENTUAN HARGA TRANSFER SUKU CADANG Q UNTUK ANGGARAN TAHUN YANG DATANG MENURUT ANGGARAN DIVISI A AKAN BEROPERASI PADA KAPASITAS NORMAL 100 0 UNIT DENGAN TAKSIRAN BIAYA PENUH UNTUK 1 TAHUN ANGGARAN YANG AKAN DATANG ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
BIAYA PRODUKSI= RP. 200.000.000 BIAYA ADM & UMUM= RP. 50.000.000 BIAYA PEMASARAN= RP. 20.000.000 TOTAL BIAYA DIVISI A RP. 270.000.000
TOTAL AKTIVA YANG DI PERKIRAKAN PADA AWAL TAHUN ANGGARAN ADALAH RP. 1.000.000.000 DAN LABA YANG DI HARAPKAN YANG DINYATAKAN DALAM ROI ADALAH 20% TENTUKAN HARGA TRANSFER SUKU CADANG Q??
KASUS
HOKI CO MEMILIKI 2 DIVISI, DIVISI A DAN B YANG DI BENTUK
SEBAGAI PUSAT LABA DIVISI A MENGHASILKAN SUKU CADANG Q DAN DI JUAL DI PASAR LUAR SEBESAR 20% DAN SISANYA DI
TRANSFER KE DIVISI B
MANAJER DIVISI A DAN B SEDANG MEMPERTIMBANGKAN PENENTUAN HARGA TRANSFER SUKU CADANG Q UNTUK
ANGGARAN TAHUN YANG DATANG MENURUT ANGGARAN DIVISI A AKAN BEROPERASI PADA KAPASITAS NORMAL 10.000 UNIT
DENGAN TAKSIRAN BIAYA PENUH UNTUK 1 TAHUN ANGGARAN YANG AKAN DATANG ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
BIAYA PRODUKSI= RP. 250.000.000 BIAYA ADM & UMUM= RP. 50.000.000 BIAYA PEMASARAN= RP. 20.000.000 TOTAL BIAYA DIVISI A RP. 320.000.000
TOTAL AKTIVA YANG DI PERKIRAKAN PADA AWAL TAHUN ANGGARAN ADALAH RP. 2.000.000.000 DAN LABA YANG DI HARAPKAN YANG DINYATAKAN DALAM ROI ADALAH 25%
TENTUKAN HARGA TRANSFER SUKU CADANG Q??
BIAYA PERSEDIAAN MATERI PERTEMUAN
4
Biaya Persediaan
Setiap bagian aset di perusahaan pasti mempunyai biaya (cost) begitu juga dengan persediaan. Secara
garis besarnya biaya yang terjadi pada persediaan adalah:
• Biaya penyimpanan
(holding cost/carrying cost),
• Biaya pemesanan/pembelian
(ordering cost/procurement cost)
• Biaya yang timbul akibat perusahaan kehabisan persediaan
(stock-out cost/shortage cost).
Analisa Persediaan
Dalam melakukan pengendalian persediaan, harus dilakukan analisa terhadap persediaan. Analisa persediaan dapat dilakukan dengan beberapa metode
yaitu:
1) Economic Order Quantity (EOQ) 2) Reorder Point (ROP)
3) Safety Stock (SS)
Economic Order Quantity (EOQ) (Part 1)
Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan sebagai
jumlah pembelian yang optimal (Riyanto, 2015).
Artinya setiap kali memesan bahan baku, perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan. Tujuan Economic Order Quantity, adalah agar kuantitas persediaan yang dipesan baik
dan total biaya persediaan dapat diminimumkan
sepanjang periode perencanaan produksi.
Reorder Point (ROP) (Part 2)
Reorder point dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain dengan:
1) Perusahaan setiap hari membutuhkan 150 unit bahan mentah. Kebutuhan ini akan diantar atau
dikirim oleh pengantar 10 hari setelah perusahaan memesan atau menelepon
(lead time).
Jawab:
Reorder Point = 150 x 10 = 1.500 unit
Reorder Point (ROP) (Part 3)
2) Menetapkan jumlah penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan persentase tertentu.
Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50% dari penggunaan selama “lead time”, dan
ditetapkan bahwa “lead time”-nya adalah 5 minggu, sedangkan kebutuhan material setiap
minggunya adalah 40 unit.
Jawab:
Reorder Point = (5 x 40) + 50% (5 x 40) = 200 + 100 = 300 unit
Reorder Point (ROP) (Part 4)
3) Dengan menetapkan penggunaan selama “lead time” dan ditambah dengan penggunaan selama
periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 minggu.
Jawab:
Reorder Point = (5 x 40) + (4 x 40) = 200 + 160 = 360 unit
Safety Stock (Part 1)
Safety stock diartikan sebagai persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang dilakukan perusahaan agar
tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat
diperlukan guna mengantisipasi membludaknya
permintaan akibat dari permintaan yang tak terduga.
Safety Stock (Part 2)
Besarnya safety stock dapat dihitung dengan memperhitungkan beberapa faktor penentu, seperti:
a. Penggunaan bahan baku rata-rata, artinya harus diketahui dahulu berapa rata-rata penggunaan bahan baku perusahaan.
b. Faktor waktu, yang digunakan untuk menyediakan persediaan pengaman tersebut.
c. Biaya yang digunakan, artinya besarnya biaya
yang dibebankan untuk melakukan persediaan
pengaman.
Safety Stock (Part 3)
Standar kuantitas safety stock yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Persediaan minimum, yang diperlukan oleh perusahaan dan tidak boleh kurang dari yang sudah ditetapkan.
b. Besarnya pesanan standar, merupakan biaya pesanan yang dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
c. Persediaan maksimum, jumlah persediaan maksimal.
d. Tingkat pemesanan kembali, rupakan jumlah pemesanan kembali pada saat dibutuhkan.
e. Administrasi persediaan.
Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian persediaan dapat diterapkan mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Beberapa sistem pengendalian
menurut Sartono (2014: 453-456):
a. Model Just In Time (JIT) b. Model Outsourcing
c. Sistem Pengendalian ABC
d. Metode Material Requirement Planning (MRP)
JUST IN TIME (JIT)
MATERI PERTEMUAN 5
Just in time ( JIT )
Sistem JIT bermanfaat untuk :
1. Meningkatkan keterlacakkan biaya
2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk 3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya produk 4. Mengubah prilaku dan relatif pentingnya BTKL 5. Mempengaruhi system penentuan harga pokok
produk pesanan dan proses
6. Mempengaruhi otomatisasi
Keuntungan & kelemahan JIT
Salah satu keuntungan JIT terletak pada
pengurangan jumlah investasi yang melekat dalam persediaan bahan bakudan barang jadi sehingga perusahaan manufacture tidak perlu menyediakan
fasilitas gudang yang besar
Salah satu kelemahan JIT adanya ketertundaan penerimaan bahan yang terpenting dapat
mengakibatkan operasi pabrik yang bisa terhenti
Penentuan Harga Transfer
Definisi : Harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli
(buying divison).
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai
tujuan, antara lain:
• Memberi informasi yang relevan kepada masing- masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
• Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita- cita perusahaan yaitu meningkatkan laba unit
usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan.
• Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha secara individual.
• Mudah dimengerti dan dikelola sebagai suatu
sistem penentuan harga.
Prinsip dasar penentuan harga transfer
Bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar.
Harga transfer berdasarkan harga pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling independen. Barang-barang
yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah
harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar,
misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga
kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak
ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-
based transfer price).
Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam
memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk,
jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih
tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi
kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak
akan pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi
internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang
bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan
transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan.
Pertama, pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung
memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain dalam
perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat
pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga
transfer yang dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit
yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli.
Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik,
yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Harga Transfer pada Perusahaan Multinasional
Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan).
Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama dengan
meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun
seringkali menjadi sekunder ketika transfer internasional terlibat.
Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan pajak total atau
memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah
pajak atau bea dari suatu negara.
CONTOH
Biaya variable perunit Rp.800.000
Biaya tetap pertahun Rp.600.000.000
Investasi dalam modal kerja dan fasilitas produksi Rp. 2.400.000.000
Tarif kembalian investasi 10%
Divisi MIRA mentransfer seluruh produknya ke divisi ADNAN. Struktur biaya divisi MIRA
dalam memproduksi produk adalah sbb:
Harga transfer produk divisi MIRA yang ditransfer ke divisi ADNAN dihitung sbb: Untuk setiap unit produk yang ditransfer oleh divisi MIRA, Divisi ADNAN dibebani harga sebesar Rp. 800.000 perunit Setiap bulan divisi ADNAN dibebani tambahan beban :
◦
biaya tetap sebesar Rp. 50.000.000 (Rp. 600.000.000 : 12 bulan)
◦
Laba sebesar Rp. 20.000.000 (10%x Rp. 2.400.000) : 12 bulan
Jika dalam suatu bulan Divisi MIRA mentransfer 10.000 unit produk ke divisi ADNAN, beban yang ditanggung oleh divisi ADNAN dalam bulan tersebut dihitung sbb:
Biaya variable 2.000 x Rp. 800.000 Rp. 1.600.000.000
Biaya tetap Rp. 50.000.000
Laba Rp. 20.000.000
--- +
Harga Transfer Rp. 1.670.000.000
Dengan metode harga transfer beban tetap bulanan, divisi penjual sebagai captive supplier
tidak dipengaruhi kinerjanya oleh volume penjualan divisi pembeli. Walaupun divisi tidak
mentransfer produk ke divisi pembeli divisi
pembeli dijamin SELALU mendapatkan laba.
TITIK IMPAS / BEP
MATERI PERTEMUAN 6
Pemahaman analisis biaya volume laba
Analisa biaya volume laba (cost volume profit analysis) adalah menyajikan informasi kepada
manajemen tentang dampak perubahan biaya, pendapatan, volume dan bauran produk terhadap laba. Analisis CVP berfokus pada hubungan biaya
volume laba dan dampak dari pola perilaku biaya terhadap pengambilan keputusan. Pemahaman
terhadap pola perilaku biaya perusahaan akan mempermudah pengambilan keputusan manajemen
dalam hal penetapan harga produk, penerimaaan/penolakan pesanan,analisis
penghematan biaya, dan promosi atas lini produk
yang lebih menguntungkan.
Titik Impas (BEP) Dalam Unit
Salah satu bentuk analisis CVP yang populer adalah perhitungan titik impas perusahaan. Titik
impas (Break Even Point /BEP) adalah suatu titik yang menunjukkan volume pendapatan yang tidak
menimbulkan laba atau rugi. Pada saat BEP, pendapatan total sama dengan biaya total sehingga
besarnya laba sama dengan nol. Analisis impas membuat perusahaan menelaah pola perilaku biaya
tetap dan biaya variabel.
CONTOH
Penjualan (1.000 x Rp 3.000) Rp 3.000.000 Biaya variabel (1.000 x Rp1800) Rp (1.800.000)
Marjin kontribusi Rp 1.200.000
Biaya tetap Rp 720.000
Laba operasi Rp480.000
Jika X adalah unit yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya adalah:
0 = 3.000X - 1.800 X - 660.000 1.200X = 720.000
X = 600
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 600 unit produk. Hal ini juga dapat dibuktikan dari perhitungan berikut ini:
Penjualan (600 x Rp 3.000) Rp 1.800.000 Biaya variabel (600 x Rp1.800) Rp (1.080.000)
Marjin kontribusi Rp 720.000
Biaya tetap Rp 720.000
Laba operasi Rp 0
Titik Impas (BEP) Dalam Rupiah/Nominal Penjualan
Untuk menghitung BEP dalam nominal, biaya variabel dianggap sebagaipersentase penjualan. Namun, penjualan pada BEP juga
dapat dihitung secara singkat
Penjualan pada BEP = biaya tetap x (harga/marjin kontribusi) Penjualan pada BEP = biaya tetap/rasio marjin kontribusi
Dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, rasio marjin kontribusi dapat digunakan untuk menentukan dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba,yaitu dengan mengalikan rasio marjin kontribusi dengan perubahan penjualan. Rasio marjink ontribusi
merupakan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi biaya tetap
dan menghasilkan bagian laba
Analisis Multi Produk
Analisis multi produk memerlukan adanya asumsi terkait dengan bauran penjualan(sales mix), yaitu kombinasi berbagai produk yang dihasilkan/dijual
perusahaan.
Dengan menentukan suatu bauran penjualan tertentu, analisis multi produk dapat diubah ke
dalam analisis produk tunggal. Namun untuk analisis CVP kita harus menggunakan bauran
penjualan dalam unit
ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA
MATERI PERTEMUAN 7
Pemahaman biaya volume laba untuk pengambilan
keputusan
Berdasarkan hasil analisis biaya volume laba sebagai alat perencanaan laba yang menunjukkan bahwa dengan penerapan biaya volume laba maka akan dapat memudahkan perusahaan dalam pengambilan
keputusan dalam penjualan.
Pembuatan Grafik hubungan biaya volume laba
Titik impas merupakan pertemuan antara grafik
penghasilan total dengan grafik biaya total dalam satu bidang sumbu tegak (penjualan/biaya dalam Rp) dan sumbu datar (volume penjualan/produksi dalam unit).
Sebelum membuat grafik terlebih dahulu dibuat perhitungan penghasilan total pada berbagai tingkat
volume kegiatan (penjualan/produksi)dalam jarak
kapasitas tertentu.
Contoh:
Harga jual per unit Rp 2.000 Biaya variabel per unit Rp 500 Biaya tetap total dalam jarak kapasitas 0-200 unit Rp 180.000
Kolom 2 = kolom1 x harga per unit
Kolom 4 = kolom 1 x biaya variabel per unit Kolom 5 = kolom 3 + kolom 4
Kolom 6 = kolom 2 – kolom 5
• Garis penghasilan total dibuat dengan menarik sebuah garis yang
memotong titik-titik hubungan antara volume penjualan dalam unit (kolom 1) dengan penjualan total (kolom 2).
• Garis biaya total dengan carai menarik garis yang memotong titik-titik
hubungan antara volume penjualan (kolom 1) dalam unit dengan biaya dalam rupiah (kolom 5).
• Garis penghasilan total berpotongan dengan garis biaya total pada sebuah titik yang disebut: TITIK IMPAS. Jarak antara garis penghasilan total dengan garis biaya total di daerah sebelum titik impas disebut daerah RUGI,
sedangkan di atas titik impas disebut daerah LABA.
HUBUNGAN BIAYA VOLUME LABA
Analisis Hubungan Biaya, Volume dan Laba Analisis Biaya Volume Laba(Analisis Titik Impas) Yakni
merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga
jual,volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka
pendek.
PEMAHAMAN BIAYA VOLUME LABA
Analisis biaya volume laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendaliaan. Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan. Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang
mendsari hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena signifikansiume mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan
perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya- volume-laba merupakan persoalan yang kompleks karena hubungan- hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya
atau sebagian diluar kendali manajemen.
ANALISIS VOLUME LABA
Volume laba merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu manajer
dalam perencanaan laba jangka pendek
PERILAKU BIAYA
MATERI PERTEMUAN 8
Pemahaman Hubungan Perilaku Biaya dan Model Penggunaan Sumber Daya
Aktivitas
• Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, baik
perusahaan jasa maupun manufaktur dituntut untuk melakukan perencanaan, perhitungan dan analisis biaya yang dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan mampu meningkatkan
efesiensi dan efektifitas kinerja perusahaan dan mampu
memprediksi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.
• Kunci keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan dan memenangkan setiap persaingan usaha adalah bagaimana perusahaan mampu lebih efesien, ekonomis dan produktif dalam menghasilkan output (produk).
• Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi.
Ekuivalen kas artinya sumber non kas dapat ditukar dengan
barang atau jasa yang diinginkan.
Penilaian Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring
dengan perubahan output.
Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama harus dipertimbangkan batasan waktu. Kemudian, harus diidentifikasi sumber-sumber daya yang dibutuhkan dan output aktivitas. Terakhir, harus diukur input dan
output dan ditentukan pengaruh perubahan output
pada biaya aktivitas.
Batasan Waktu
Untuk menentukan suatu biaya apakah biaya tersebut biaya tetap atau biaya variabel bergantung pada batasan waktu. Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang, semau biaya adalah variabel; dalam jangaka pendek, paling tidak satu biaya adalah tetap.
Sebagai contoh, pengajuan suatu penawaran untuk mendapatkan satu pesanan khusus mungkin hanya membutuhkan waktu satu bulan. Waktu satu bulan tersebut merupakan waktu yang cukup lama untuk
membuat suatu penawaran dan menghasilkan
pesanan.
Sumber Daya dan Ukuran Output
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan. Sumber
daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan bakar, tenaga kerja, dan modal. Input-input ini digabungkan untuk memproduksi suatu output.
Penggerak Tingkat Non Unit
Penggerak tingkat non unit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain selain unit berubah. Contohnya meliputi penyusutan pabrik, gaji
manajer pabrik, dan biaya menjalankan departemen
pembelian.
Aktivitas, Penggunaan
Sumber Daya, dan Perilaku Biaya
Sumber daya fleksibel
Sumber daya fleksibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan ; sumber daya ini diperoleh dari pihak luar, dimana istilah perolehan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang
untuk membeli sejumlah sumber daya tertentu.
Sumber Daya yang Terikat
Sumber daya yang terikat adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan ; mereka didapat dengan
menggunakan kontrak eksklusif atau implicit untuk memperoleh sejumlah tertentu sumber daya, tanpa memandang apakah jumlah
sumber daya yang tersedia digunakan secara penuh atau tidak
Biaya Bertahap
Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu pada titik
tertentu naik ketingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang
output yang sama. hal-hal yang menunjukkan perilaku bertahap, harus dibeli dalam jumlah
tertentu
Penilaian Biaya Manajerial
Metode ini memiliki banyak bentuk . beberapa manajer secara sederhana menentukan biaya aktifitas tertentu ke kategori tetap dan lainnya ke kategori variabel, tidak menghiraukan kemungkinan adanya biaya campuran. Jadi, suatu perusahaan kimia
mungkin memperlakukan bahan baku dan utilitas sebagai biaya lainnya sebagai biaya tetap. Bahkan
tenaga kerja, yang merupakan suatu contoh tradisional dan umum dari biaya variable
berdasarkan unit, mungkin saja di perlukan sebagai
biaya tetap pada perusahaan ini.
Contoh Soal :
Penggunaan Sumber Daya Dan Perilaku Biaya
Kaylin Manufacturing Company memiliki memiliki tiga staf utang usaha, bertanggungjawab atas pemprosesan faktur pembelian. Masing-masing dibayar dengan gaji tetap sebesar $30.000 dan mampu memproses 5.000 per tahun (jika bekerja secara efisien). Selain gaji, kaylin mengeluarkan $9.000 pertahun untuk formulir, perangko, cek dan lain sebagainya (15.000 faktur diproses). Selama tahun berjalan, 12.500 faktur telah diproses.
Diminta:
1. Hitunglah tarif aktivitas untuk aktivitas pesanan pembelian. Bagilah aktivasi tersebut kedalam komponen tetap dan variable.
2. Hitunglah total ketersediaan aktivitas dan bagilah kedalam penggunaan aktivitas dan aktivitas tidak dipakai.
3. Hitunglah total biaya sumber daya yang dipasok dan bagilah kedalam penggunaan aktivitas dan aktivitas tidak terpakai.
1. Tariff aktivitas =(3×$30.000)+$9.000)/15.000=$6,60/faktur Tarif aktivitas tetap = $90.000/15.000 = $6,00/faktur
Tarif aktivitas variable = $9.000/15.000 = $0,60/faktur
2. Ketersediaan aktivitas = penggunaan aktivitas + aktivitas tidak terpakai 15.000 faktur = 12.500 faktur + 2.500 faktur 3. Biaya sumber daya yang dipasok = biaya aktivitas yang digunakan + biaya aktivitas
tidak terpakai
$90.000 + ($0,60 × 12.500) = ($0,60 × 12.500) + ($6,00 × 2.500)
$97.500 = $82.500 + $15.000
solusi
Keputusan Bauran Produk
Bauran produk (disebut juga variasi produk) merupakan satu set produk dan unit produk yangditawarkan penjual bagi pembeli. Misalnya
bauran produk Sony terdiri dari : produk audio, produk video, produk komputer,produk game,
produk software (musik/film)Bauran produk memiliki lebar, panjang, kedalaman dan
konsistensinya.
Lini Produk
Lini Produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini Produk menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari beberapa produk dengan berbagai
variasi ukuran, tipe warna, kualitas atau harga.Line dept ( kedalaman lini ) mengacu pada jumlah varian produk
dalam satu lini. Line consistency ( konsistensi lini ) mengacu pada seberapa dekat hubungan antar produk
dalam satu lini. Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini) mengacu pada presentase penjualan atau
keuntungan yang dapat diambil dari seberapa kecil produk dalam satu lini. Beberapa lini produk berbeda
yang dijual oleh satu perusahaan disebut witdh of
product mix (rentang bauran produk)
Keputusan Lini Produk Lini produk adalah sekelompok produk yang saling terkait karena melakukan fungsi yang sama ( mirip ), dijual kepada kelompok
pelanggan yabg sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau memiliki kisaran harga tertentu. Setiap lini produk biasanya dikelola eksekutif
yang berbeda.
1. Analisis lini produk
Manajer lini perlu mengetahui penjualan dan laba dari setiap barang yang ada dalam lininya dan bagaimana lini produknya jika dibandingkan dengan lini produk pesaing.
2. Panjang Lini Produk
Masalah yang dihadapi oleh manajer lini produk adalah menentukan panjang lini produk yang optimal. Lini produk dikatakan terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan laba dengan menambah barang, lini produk disebut terlalu panjang apabila manajer dapat menaikkan laba dengan mengeluarkan barang dari lini produk
3. Keputusan Melebarkan Lini
Setiap lini produk perusahaan meliput bagian tertentu dari keseluruhan bagian yang mungkin diliput. Perusahaan dapat melebarkan lininya ke bawah, ke atas atau keduanya.
Bauran Produk
Bauran produk ( product mix ) adalah rangkaian dari semua lini produk dan barang yang ditawarkan dijual tertentu. Bauran produk Terdiri dari semua lini produk dan barang yang ditawarkan penjual
tertentu. Suatu bauran produk perusahaan memiliki 4 dimensi penting yaitu :luas, panjang, kedalaman, dan konsistensi Dimensi bauran produk ini memberikan kemudahan untuk menentukan strategi produk. Perusahaan dapat meningkatkan bisnisnya dalam 4 cara, yaitu ;
a) Perusahan dapat menambah lini produknya.
b) Perusahaan memperpanjang lini produk yang sudah ada dengan yang lebih lengkap.
c) Perusahaan menambah keragaman tiap produknya sehingga memperdalam bauran produk.
d) Perusahaan dapat menambah atau mengurangi lini produknya,
tergantung apakah perusahaan ingin memiliki reputasi kuat dalam
satu bidang atau dalam beberapa bidang.
BIAYA KUALITAS
MATERI PERTEMUAN 9
Informasi Biaya Kualitas
Pelaporan biaya kualitas memiliki tujuan utama untuk meningkatkan dan memberi dasar perencanaan
pengendalian, dan pembuatan keputusan manajerial.
Sebagai contoh: dalam mengkualitaskan penerapan program pemilihan pemasok untuk menghasilkan
kualitas masukan bahan, seorang manajer akan memerlukan penilaian terhadap:
• Biaya kualitas untuk setiap kelompok
• Tambahan biaya yang berhubungan dengan program tersebut.
• Penghematan yang di ptoyeksikan untuk setiap
elemen dan setiap kelompok
Mengukur Biaya Kualitas
Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs) adalah biaya-biaya yang tersedia untuk dapat diperoleh dari catatan akuntansi
perusahaan. Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden costs) adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk (biaya
oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi)
metode penelitian pasar (market research method),dan fungsi kerugian kualitas Taguchi (Taguchi quality loss function)
Total biaya kegagalan eksternal = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)
Metode Pengali (multiplier method)Metode pengali mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.
Metode Penelitian Pasar
Metode penelitian pasar formal digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar. Survei pelanggan dan wawancara dengan anggota tim penjualan perusahaan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik terhadap besarnya biaya tersembunyi perusahaan.
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi
Fungsi kerugian Taguchi mengasumsikan setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas yang tersembunyi. Selanjutnya, biaya kualitas yang tersembunyi meningkat
secara kuadrat saat nilai aktual menyimpang daari nilai target.
L(y) = k (y-T)²
k = konstanta porporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal perusahaan y = nilai aktual dari karakteristik kualitas,
T = nilai target dari karakteristik kualitas, L = kerugian kualitas.
Pelaporan Informasi Biaya Kualitas
Sebuah sistem pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Langkah pertama dan paling sederhana dalam
menciptakan sistem semacam itu adalah menilai biaya kualitas aktual saat ini.
Laporan Biaya Kualitas
Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keungan perusahaan dapat dinilai lebih mudah dengan menampilkan biaya-biaya sebagai
persentase dari penjualan aktual. Tampilan 1-3, sebagai contoh, melaporkan biaya kualitas Ladd Lighting Corporation yang
mencangkup hampir 15 persen dari penjualan untuk tahun fiskal 2008.
Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, biaya kualitas sebaiknya kurang dari 2,5 persen. Ladd Lighting Corporation memiliki kesempatan yang baik untuk meningkatkan laba dengan mengurangi
biaya kualitas.
Produktivitas: Pengukuran dan Pengendalian
Efisiensi produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi: (1) Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak
satu input pun yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output, dan (2) atas bauran-bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis
sehingga disebut efisiensi teknis.
Pengukuran Produk Parsial
Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah
efisiensi produktif telah meningkat atau menurun.
Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial
Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input
Rasio produktivitas = Output /Input
Ukuran-Ukuran Parsial dan dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif
Untuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran produktivitas yang aktual berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya. Periode sebelumnya disebut dengan periode dasar dan menjadi acuan ataua standar bagi pengukuran perubahan
efiseiensi produktif. Keunggulan Ukuran Parsial
Kelemahan Ukuran Parsial
Ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat
menyesatkan. Penurunan produktivitas suatu input mungkin diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang lainnya. Pertama, kemungkinan
terjadi trade-off menyebabkan perlu adanya ukuran produktivitass total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas
Pengertian Akuntansi Biaya Lingkungan
Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian biaya-biaya ke
dalam pengambilan keputusan usaha serta mengkomunikasikan hasilnya kepada para stockholders perusahaan.
Akuntansi Biaya Lingkungan (ECA) dengan menelusuri 2 jenis :
a) Biaya tidak langsung (tambahan lingkungan) yaitu biaya yang harus dialokasikan pada biaya obyek, misalnya biaya pelatihan lingkungan, gaji untuk manager eksekutif lingkungan, sertifikasi ISO 14000).
b) Biaya langsung (tambahan lingkungan) yaitu biaya yang dapat ditelusuri secara langsung dari biaya proyek, misalnya biaya energi dari sebuah produk, gaji, biaya buruh proses, pembelian bahan mentah produksi)
Pengertian Ekoefisiensi
Ekoefisiensi adalah suatu prinsip yang mengefisiensikan energi dan bahan yang tidak tergunakan menjadi lebih tergunakan didalam proses produksi sehingga dapat menekan bahkan meminimalkan tingkat energi dan bahan yang terbuang.
Penyebab Ekoefisiensi :
a) Permintaan pelanggan akan produk yang lebih bersih
b) Pegawai yang lebih baik dan produktivitas yang lebih besar c) Biaya modal yang lebih rendah dan asuransi yang lebih
rendah
d) Keuntungan sosial yang signifikan sehingga citra perusahaanmenjadi lebih baik
e) Inovasi dan peluang baru
f) Pengurangan biaya dan keunggulan bersaing
Biaya lingkungan berbasis fungsi atau berbasis aktivitas
a) Penghitungan biaya berbasis fungsi membentuk suatu kelompok biaya lingkungan dan menghitung tingkat/tarifnya dengan menggunakan penggerak tingkat unit seperti jumlah jam tenaga kerja atau jam mesin.
b) Penghitungan berbasis aktivitas membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan kemudian menghitung tingkat/tarif aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk membebankan biaya lingkungan ke produk berdasarkan
penggunaan aktivitas Penilaian Biaya Siklus Hidup
Biaya produk lingkungan dapat menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan pembenahan produk perusahaan. Pembenahan produk meliputi
praktik mendesain, membuat, mengolah, dan mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak buruknya terhadap lingkungan.
Siklus hidup suatu produk meliputi:
a) Ekstraksi sumber daya b) Pembuatan produk c) Penggunaan produk
d) Daur ulang dan pembuangan.
e) Pengemasan produk (merupakan bagian siklus hidup produk yang sering tidak disebutkan).
Analisis Nilai Proses
Analisis nilai proses merupakan sesuatu yang mendasar dalam akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas; lebih berfokus pada aktivitas dibanding pada biaya, dan lebih menekankan pada kinerja sistem
secara keseluruhan dibanding kinerja individu.
Analisis Penggerak
Analisis Aktivitas a) Aktivitas apa yang dilakukan
b) Bagaimana aktivitas dilakukan
c) Waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas d) Penilaian terhadap aktivitas.
INVESTASI MODAL
MATERI PERTEMUAN 10
Investasi modal
Teori dan Konsep Investasi Modal A. Investasi Ada 2 Macam:
1) Outonomous Invesment (Investasi Tetap) 2) Inoced Invesment (Investasi Terpacu)
Investasi tetap adalah investasi yang besarnya tidak tergantung pada besarnya pendapatan.Investasi terpacu adalah investasi yang besarnya tergantung pada
pendapatan. Investasi tetap umumnya digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang bersifat tetap seperti: mesin,bangunan, tanah, investasi untuk mendirikan usaha. Investasi ini tidak ditentukan dengan pendapatan,tetapi dapat meningkatkan pendapatan nasional. Investasi terpacu investasi yang besarnya tergantung pendapatan nasional artinya jika pendapatan
meningkat maka investasi akan meningkat pula
Investasi modal
B.Investasi Modal
Investasi modal adalah penanaman modal untuk biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu, dari investasi tersebut yang dapat berupa capital gain/loss dan yield. Alasan seorang investor melakukan investasi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang serta untuk menghindari merosotnya nilai kekayaan yang dimiliki.
Saham merupakan salah satu alternatif dalam aset finansial. Kebutuhan akan informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan investasi dalam aset finansial di pasar modal sangat
dibutuhkan oleh investor.
Investasi modal
Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal sangat dibutuhkan oleh investor. Suatu pendekatan dalam menganalisis harga saham dipasar modal yang dapat
membantu investor dalam membuat keputusan investasi adalah pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan secara fundamental mendasarkan analisanya pada suatu anggapan bahwa setiap saham mempunyai nilai intrinstik dihasilkan. Salah satu indikator yang dapat digunakan yaitu apabila semakin rendah harga suatu saham maka semakin bagus untuk melakukan
investasi, hal tersebut dikarenakan harga saham dapat terjangkau oleh kemampuan investor dan
memiliki nilai resiko yang kecil
Teori investasi
C. Teori Investasi
Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang
dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept),
karena dihitung selama satu internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah
barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang
modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya
4 kriteria investasi
1. Payback Period
Payback period (periode pulang pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika
waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun kita
harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang baru menguntungkan
dalam jangka panjang (>5 tahun).
2. Benefit / cost ratio (B/C Ratio)
` B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output yang dihasilkan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan
4 kriteria investasi
3. Net Present Value (NPV)
Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.
4 kriteria investasi
4. Internal Rate of return ( IRR )
Internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan
berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang di inginkan (r).
jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga sebaliknya. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
4 kriteria investasi
Menghitung ROI atau Tingkat Pengembalian Investasi
Menghitung ROI atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu hal penting bagi
seorang wirausaha atau investor. Finansialku akan berbagi cara menghitung ROI atau Tingkat
Pengembalian Investasi
Cara Menghitung ROI atau Tingkat Pengembalian Investasi
Cara perhitungan ROI sangat sederhana, misal Anda berinvestasi sebesar Rp 1.000.000, kemudian investasi tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.100.000, maka ROI nya adalah 1,1.
Rumus yang digunakan untuk perhitungannya adalah:
ROI = Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam
Pendapatan yang dihasilkan dapat berupa arus kas yang diterima setiap periode atau pendapatan
dalam jumlah besar (lumpsum). Dalam beberapa investasi, jumlah dana atau pendapatan yang
dihasilkan disebut juga dengan yield.
Contoh perhitungan
Contoh perhitungan yang sedikit lebih rumit. Bapak A membeli sebuah rumah sebesar 500.000.000 dan mengeluarkan uang dimuka (DP) sebesar 100.000.000. Bapak A sangat beruntung karena rumahnya disewa oleh sebuah perusahaan dan Bapak A mendapatkan
pendapatan sebesar 15.000.000 per tahun. Maka ROI investasi rumah yang dilakukan Bapak A
adalah 15% (15.000.000 / 100.000.000).
Roi, npv, irr
• Roi adalah : Besaran yang harus ada ketika anda investasi atau pada saat anda meminta pendanaan
kepada investor
• Npv Adalah : merupakan nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih
antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. Jika npv . 0 maka
investasi dikatakan feasible (layak)
• Irr adalah : merupaan tingkat diskon rate yang
menghasilkan npv sama dengan no. jika hasil
perhitungan prr lebih besar dari discount factor
dapat dikatakan investasi yang dilakukan layak
A. Pemahaman perhitungan NPV
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,‐. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
Dalam perhitungan NPV, dapat dilakukan dengan menggunakan rumus dan menggunakan cash flow diagram.
PV = 16.949.153 + 14.363.689 + 12.172.617 + 10.315.778 + 8.742.184 + 6.556.638
= 69.100.059
NPV = PV – OO = 69.100.059 – 75.000.000 = – 5.899.941 RUMUS:
A. Pemahaman perhitungan IRR
Suatu pabrik mempertimbangkan usulan investasi sebesar Rp 130.000.000 tanpa nilai sisa dapat menghasilkan arus kas per tahun Rp 21.000.000 selama 6 tahun. Diasumsikan RRR sebesar 13 %, hitunglah IRR!
Dicoba dengan faktor diskonto 10 %…
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal NPV = (21.000.000 x 5.8979) – 130.000.000
NPV = Rp 659.000,00
Dicoba dengan faktor diskonto 12 %
NPV = (Arus kas x Faktor Diskonto) – Investasi Awal NPV = (21.000.000 x 5,7849 ) – 130.000.000
NPV = RP -6.649.000,00
Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00…
Artinya tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan ketepatannya dilakukan Interpolasi sbb :
Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan OI 10% 130659000 130659000
12% 123351000 130000000
2% 7308000 659000
IRR = 10% + (659.000/7.308.000) x 2%
IRR = 10,18%
Kesimpulan :
Proyek investasi sebaiknya ditolak Karena IRR < 13 %
Jenis jenis anggaran dalam perusahaan
MATERI PERTEMUAN 11
Anggaran perusahaan
aset-aset, dana yang dimiliki perusahaan yang berupa fisik maupun non-fisik guna memenuhi estimasi-estimasi keuangan pada kebutuhan suatu
operasi kegiatan yang bertujuan untuk pemproyeksikan pengoperasian perusahaan
tersebut dalam bentuk keuangan
Ciri-ciri anggaran perusahaan
Dinyatakan dalam satuan ruang
Umumnya mencakup kurun waktu satu periode .
Mengandung komitmen manajemen yang baik di pejabat tinggi
perusahaan dalam mengelola keuangan dan
anggaran perusahaan.
Fungsi’jenis’tipe anggaran
Hubungan anggaran perusahaan
hubungan peranggaran dengan manajemen Hubungan antara budget dengan akuntansi
Hubungan antara budget budget dengan statiska dan
matematika
Contoh kasus
Contoh : PT Agung Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang konveksi, pada akhir
bulan desember manajemen PT Agung Jaya hendak menyusun anggaran pemakaian bahan
baku untuk produksi Dress wanita “DS001”
untuk bulan januari 2013. Berikut adalah
anggaran produksi Dress wanita “DS001” untuk
bulan januari 2013.
lanjutan
Adapun standar kebutuhan bahan baku untuk membuat dress adalah 2 m kain dan 3
buah manik. Harga kain per meter adalah Rp.60.000,- sedangkan satu buah manik
adalah Rp.3.000,-
Penyelesaian
Lanjutan penyelesaian
(1)
20.000 = 10.000 x 2
(2)1.200.000.000=20.000 x 60.000
(1)
30.000 = 10.000 x 3
(2)90.000.000 = 30.000 x 3.000
Jadi total biaya untuk pemakaian bahan baku adalah 2.000 m kain
seharga Rp.1,2 M dan 30.000 buah manik seharga Rp.90.000.000,-
SUMBER DAYA AKTIVITAS
MATERI PERTEMUAN 12
Sumber Daya Aktivitas
Metode penggunaan sumber daya aktivitas memiliki tiga kategori sumber daya yaitu:
1. Sumber daya yang diperoleh karena digunakan dan diperlukan,
2. Sumber daya yang diperoleh di muka (periode tunggal atau jangka pendek), 3. Sumber daya yang diperoleh di muka
(kapabilitas pelayanan multiperiode).
Pemahaman Hubungan Perilaku Biaya dan Model Penggunaan Sumber Daya
Aktivitas
• Kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur dituntut untuk melakukan perencanaan, perhitungan dan analisis biaya yang dikeluarkan dengan tujuan agar perusahaan mampu meningkatkan efesiensi dan efektifitas kinerja perusahaan dan mampu memprediksi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.
• Kunci keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan dan memenangkan setiap persaingan usaha adalah bagaimana
perusahaan mampu lebih efesien, ekonomis dan produktif dalam menghasilkan output (produk).
• Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
saat ini atau masa yang akan datang bagi organisasi. Ekuivalen kas
artinya sumber non kas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang
diinginkan.
Penilaian Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah istilah umum untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring
dengan perubahan output.
Dalam menilai perilaku biaya, pertama-tama harus dipertimbangkan batasan waktu. Kemudian, harus diidentifikasi sumber-sumber daya yang dibutuhkan
dan output aktivitas. Terakhir, harus diukur input dan output dan ditentukan pengaruh perubahan
output pada biaya aktivitas.
Sumber Daya dan Ukuran Output
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan.
Sumber daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan bakar, tenaga kerja, dan modal. Input-input ini
digabungkan untuk memproduksi suatu output.
Penggerak Tingkat Non Unit
Penggerak tingkat non unit menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain selain unit berubah. Contohnya meliputi penyusutan pabrik, gaji
manajer pabrik, dan biaya menjalankan departemen
pembelian.
Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya
Sumber daya fleksibel
Sumber daya fleksibel dipasok saat digunakan dan dibutuhkan ; sumber daya ini diperoleh dari pihak luar, dimana istilah perolehan tidak membutuhkan komitmen jangka panjang untuk membeli sejumlah sumber daya tertentu.
Sumber Daya yang Terikat
Sumber daya yang terikat adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan ; mereka didapat dengan menggunakan kontrak eksklusif atau implicit untuk
memperoleh sejumlah tertentu sumber daya, tanpa
memandang apakah jumlah sumber daya yang tersedia
digunakan secara penuh atau tidak
Biaya Bertahap
Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu pada titik
tertentu naik ketingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang
output yang sama. hal-hal yang menunjukkan
perilaku bertahap, harus dibeli dalam jumlah tertentu
Penilaian Biaya Manajerial
Metode ini memiliki banyak bentuk . beberapa manajer secara sederhana menentukan biaya aktifitas tertentu ke kategori tetap dan lainnya ke kategori variabel, tidak menghiraukan kemungkinan adanya biaya campuran. Jadi, suatu perusahaan
kimia mungkin memperlakukan bahan baku dan utilitas sebagai biaya lainnya sebagai biaya tetap. Bahkan tenaga kerja, yang merupakan suatu contoh tradisional dan umum
dari biaya variable berdasarkan unit, mungkin saja di
perlukan sebagai biaya tetap pada perusahaan ini.
Contoh Soal :
Penggunaan Sumber Daya Dan Perilaku Biaya
Kaylin Manufacturing Company memiliki memiliki tiga staf utang usaha, bertanggungjawab atas pemprosesan faktur pembelian. Masing-masing dibayar dengan gaji tetap sebesar $30.000 dan mampu memproses 5.000 per tahun (jika bekerja secara efisien). Selain gaji, kaylin mengeluarkan $9.000 pertahun untuk formulir, perangko, cek dan lain sebagainya (15.000 faktur diproses). Selama tahun berjalan, 12.500 faktur telah diproses.
Diminta:
1. Hitunglah tarif aktivitas untuk aktivitas pesanan pembelian. Bagilah aktivasi tersebut kedalam komponen tetap dan variable.
2. Hitunglah total ketersediaan aktivitas dan bagilah kedalam penggunaan aktivitas dan aktivitas tidak dipakai.
3. Hitunglah total biaya sumber daya yang dipasok dan bagilah kedalam penggunaan aktivitas dan aktivitas tidak terpakai.
Solusi:
1. Tariff aktivitas = (3×$30.000)+$9.000)/15.000
=$6,60/faktur
Tarif aktivitas tetap = $90.000/15.000 = $6,00/faktur Tariff aktivitas variable = $9.000/15.000 = $0,60/faktur
2. Ketersediaan aktivitas = penggunaan aktivitas + aktivitas tidak terpakai 15.000 faktur = 12.500 faktur + 2.500 faktur
3. Biaya sumber daya yang dipasok = biaya aktivitas yang digunakan + biaya aktivitas tidak terpakai
$90.000 + ($0,60 × 12.500) = ($0,60 × 12.500) + ($6,00 × 2.500)
$97.500 = $82.500 + $15.000
RASIO KEUANGAN
MATERI PERTEMUAN 13
RASIO KEUANGAN
Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan
(neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang
pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai
risiko dan peluang pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang
berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.
RASIO LIQUIDITAS
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi
(hutang jangka pendeknya).
Current Ratio
Quick Ratio
Cash Ratio
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dilikuidasi.
Total Debt to Total Assets Ratio
Debt to Equity Ratio
Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba (Baca pula: pengertian dan
analisis rasio profitabilitas). Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan kelangsungan hidup perusahaan.
Profit Margin
Gross Profit Margin
Return On Assets Return On Investment (ROI)
Net Profit Margin