• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK COVID-19 TERHADAP HARGA DAN VOLUME TRANSAKSI SAHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAMPAK COVID-19 TERHADAP HARGA DAN VOLUME TRANSAKSI SAHAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

79

DAMPAK COVID-19 TERHADAP HARGA DAN VOLUME TRANSAKSI SAHAM

1Annisa Regina Hartanti

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti

annisaregina03@gmail.com

Abstract

The rapid spread of the Covid-19 outbreak had an impact on the entire world economy, including in Indonesia. This research aims to analyze whether there are significant differences in stock prices and transactions volume in automotive manufacturing companies due to the Covid-19 pandemic. This research data was collected for thirty-one days before and after the announcement of the Covid-19 virus in Indonesia. Processing the data using the paired sample t-test, through SPSS version 23.

The results of the data processing show that there is a significant difference in stock prices before and after the announcement of the Covid-19 case. Stock prices are lower than before the Covid-19 case. The transaction volume is known to have a significant difference.

Keywords : Corona Virus; Stock Price; Transactions Volume.

JEL Classification : M40, G10, I15

Submission date : July 28, 2021 Accepted date : January 28, 2022

(2)

1. PENDAHULUAN

Penyebaran wabah Covid-19 awalnya muncul di Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019. Selanjutnya pandemi mulai memasuki Indonesia pada 2 Maret 2020 dan menyebar begitu cepat dan berdampak bagi ekonomi seluruh dunia termasuk di Indonesia. Tanggapan pemerintah dan masyarakat terhadap tindakan pencegahan seperti work from home, penutupan sekolah, pembatalan serta penundaan berbagai acara pemerintah dan swasta telah memperlambat siklus bisnis. Menurut Komalasari (2020), Kepada Pikiran Rakyat, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan bahwa Purchasing Manager Indeks (PMI) manufaktur indonesia menurun menjelang akhir kuartal pertama tahun 2020. Hal ini disebabkan banyaknya kasus COVID-19, dan penurunan laba manufaktur di berbagai bidang tidak bisa dihindari.

Kapasitas (produksi) telah menurun hampir 50% di beberapa industri, dengan pengecualian industri alat medis dan farmasi.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan 30/12/2020 atau akhir tahun ini, IHSG melemah 0.95% ke level 5.979,07. Sepanjang sesi IHSG bergerak di rentang 5.962,01-6.055,97. Dibandingkan dengan akhir 2019 dengan kapitalisasi pasar Rp7.265,02 triliun, kapitalisasi pasar akhir 2020 berkurang Rp 278,08 triliun atau secara presentase berkurang 3,83 persen. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengurangan volume perdagangan dari tahun 2019 ke tahun 2020. Dikutip dari Koran Media Indonesia, Direktur Industri Maritim Alat Transportasi dan Pertahanan, Putu Juli Ardika menyebutkan industri otomotif dalam negeri juga terkena dampak pandemi COVID19.

Industri otomotif yang terganggu berimbas pada perekonomian nasional. Pada tahun 2019, industri otomotif memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB sebesar 3,98%, kecuali minyak dan gas. Menurut Ilman A. Sudarwan (2020), Kepada Bisnis.com, Tira Ardianti, Head of IR Astra International, mengatakan pembatasan investasi tahun ini sebagai upaya menjaga likuiditas pada masa pandemi. Menurutnya, ada peningkatan dampak pandemi terhadap Grup Astra. Saham adalah satuan nilai untuk instrumen- instrumen keuangan berkaitan kepemilikan suatu perusahaan. Kondisi perusahaan bisa diketahui dari perolehan laba, selanjutnya diketahui dari harga saham perusahaan.

Apabila permintaan saham perusahaan tinggi, sehingga ada kenaikan harga saham perusahaan tersebut begitu juga sebaliknya.Volume perdagangan juga harus diperhatikan untuk menentukan kondisi pasar tersebut. Volume perdagangan adalah jumlah transaksi perdagangan pada waktu tertentu. Diperlukan volume untuk menggerakkan harga saham (Sumiyana, 2007). Tingginya volume perdagangan di bursa efek menandakan bahwa kondisi pasar yang baik.

Penelitian bertujuan untuk menganalisis perbedaan harga saham dan volume perdagangan pada perusahaan Otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum pandemi COVID-19 dan pada masa pandemi COVID-19. Dimana peneliti akan menggunakan data Harga Saham dan Volume Transaksi sebelum dan pada saat kasus Covid-19 di Indonesia. Penelitian ini menggunakan perusahaan Otomotif sebagai objek penelitian dikarenakan Otomotif merupakan kebutuhan tersier bagi kebanyakan orang.

(3)

2. TINJAUAN PUSTAKA

Teori Sinyal

Menurut Ross (1977), signaling theory mendorong pihak manajer yang memiliki informasi yang lebih baik tentang perusahaan untuk membagikan informasi tersebut kepada calon investor untuk membantu menaikkan harga saham perusahaan. Tandelilin (2010) berpendapat bahwa pemecahan saham merupakan sinyal pandangan optimis manajemen bahwa harga saham dapat naik di masa depan. Signaling Theory adalah teori mengenai sinyal yang dikirimkan dari signaler ke receiver (Connelly et al., 2011).

Signaling theory yaitu telaah teori mengenai naik turunnya harga pasar untuk mempengaruhi keputusan investor, dan informasi yang muncul dan kadaan saham suatu perusahaan mempengaruhi sinyal dari pihak yang menerima keputusan investor (Fahmi, 2015). Brigham & Houston (2015) mengemukakan teori sinyal menunjukkan bahwa sinyal atau indikasi adalah tindakan manajemen perusahaan yang mengarahkan investor tentang bagaimana mereka melihat prospek perusahaan. Menurut Aprillianto et al.

(2014), follower investor ada hubungannya dengan teori sinyal, artinya sinyal dari perusahaan diterima secara tidak langsung oleh follower investor melalui tren penerimaan sinyal langsung dari teman, pihak asing, atau perusahaan.

Efficient Market Hypothesis

Menurut Markowitz (1952) hubungan antara kepercayaan dan pilihan investor dalam konteks pemilihan portofolio dengan ekspektasi atau keinginan resiko yang lebih rendah. Efficient market hypothesis memiliki 3 asumsi (La Porta et al., 2000), antara lain : 1. Beberapa investor berperilaku tidak rasional, namun perilaku mereka saat berdagangan adalah random (acak), maka berdampak saling menghilangkan dan tidak berpengaruh terhadap harga,

2. Investor diyakini akan bertindak rasional untuk menilai saham secara rasional, 3. Investor arbiter dengan tindakan rasional akan menurunkan dampak perilaku

investor yang tidak rasional terhadap harga pasar modal.

Investor bertindak rasional dapat memperkirakan saham atas dasar nilai fundamental yakni nilai sekarang dari pengembalian kas masa depan dan mendiskontokan sesuai tingkat risiko saham. Saat seorang investor mendapatkan info terbaru sehingga berpengaruh terhadap nilai fundamental saham lalu mereka akan langsung beraksi apabila mendapatkan informasi bagus (good news) akan menjalankan bid harga tinggi dan ketika informasi buruk (bad news) maka melakukan bid pada harga rendah, maksudnya adalah harga saham berfluktuasi tidak dpaat diprediksi dan secara acak, karena harga saham selalu dengan cepat menggambarkan berbagai informasi dan harga saham berfluktuasi pada tingkat harga sesuai dengan fundamental terbaru.

(4)

Saham

Ssaham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan, pemegang saham adalah pemilik perusahaan, dan semakin banyak saham yang dimilikinya, semakin besar kekuasaannya dalam perusahaan (Kasmir, 2016). Keuntungan dari saham disebut dividen, dan pembagiannya diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS. Menurut Nurmasari (2020), saham merupakan tanda penyertaan, bagian/pem ilikan seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Berdasarkan pendapat Samsul (2015), saham merupakan tanda bukti kepemilikan perusahaan, pemilik saham disebut juga pemegang saham (shareholders), bukti pihak ataupun seseorang bisa dinyatakan pemegang saham ialah jika dicatat sebagai pemegang saham dalam daftar pemegang saham. Pendapat yang dikemukakan Fahmi (2015) ialah saham sebagai tanda bukti penyertaan dalam kepemilikan saham/dana suatu perusahaan. Stok adalah persediaan siap dijual dalam bentuk selembar kertas yang secara jelas menyatakan nilai nominalnya, nama perusahaan, serta hak dan kewajiban untuk masing-masing pemegangnya.

Harga Saham

Berdasarkan pendapat Hartono (2016) harga saham adalah harga yang disepakati oleh anggota bursa yang melakukan negoisasi dan permintaan dari bid price (harga permintaan tertinggi untuk beli) dan offer price (harga penawaran terendah untuk dijual).

Darmadji & Fakhruddin (2012) mendefinisikan harga saham sebagai harga yang terjadi di bursa efek pada waktu tertentu. Harga saham mengalami naik turun secara singkat karena dimungkinkan pada penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli saham. Berdasarkan pendapat Hartono (2016) harga saham adalah harga saham yang terjadi dipasar bursa efek pada waktu tertentu ditentukan oleh pelaku pasar, permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal. Faktor yang berpengaruh terhadap harga saham yaitu (Weston et al., 1994) :

1. Laba Per Lembar Saham (EPS/ Earning Per Share)

Investor yang menanaman modalnya pada perusahaan menerima keuntungan dari sahamnya. Semakin tinggi EPS, semakin besar pengembalian investasi. Hal ini memungkinkan investor untuk berinvestasi lebih banyak untuk membantu kenaikan harga saham perusahaan.

2. Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat berpengaruh terhadap harga saham melalui :

a. Saham dan obligasi sangat kompetitif di pasar modal, sehingga ketika ada kenaikan suku bunga, investor menjual saham dan mengubah menjadi obligasi.

Hal tersebut menyebabkan harga saham turun. Begitu juga sebaliknya.

b. Ini berpengaruh terhadap laba perusahaan, sebab bunga mrupakan biaya.

Tingkat bunga yang semakin tinggi, maka keuntungan perusahaan menurun.

Suku bunga berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi, yang berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan.

(5)

3. Jumlah Pemberian Kas Dividen

Kebijakan dividen yang dibagikan ada dua, sebagian untuk laba ditahan dan sebagian berbentuk dividen. Karena faktor yang berpengaruh terhadap harga saham yaitu investor menginginkan dividen dalam jumlah besar untuk mempertahankan harga saham, meningkatkan pembayaran dividen sebagai cara menaikkan kepercayaan pemegang saham.

4. Tingkat Pengembalian dan Risiko

Seiring dengan peningkatan risiko perusahaan dan keuntungan, maka berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Sebagai aturan umum, risiko yang meningkat maka pengembalian atas saham yang diterima juga meningkat.

5. Jumlah laba yang didapatkan perusahaan

Sebagian besar investor berinvestasi pada perusahaan yang memperoleh keuntungan karena prospeknya yang baik, dengan demikian investor tertarik melakukan investasi, maka akan berpengaruh terhadap harga saham.

Volume Transaksi

Halim & Hidayat (2010) berpendapat bahwa volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu. Saham yang mempunyai volume perdagangan saham yang besar menunjukkan bahwa saham tersebut diminta oleh para investor. Menurut Suad et al. (1998) volume perdagangan adalah bagian yang diterima pada analisis teknikal. Kegiatan perdagangan dalam volume yang tinggi pada suatu bursa efek dapat ditafsirkan sebagai tanda pasar membaik (bulish).

Sedangkan berdasarkan pendapat Akbar et al. (2019) volume perdagangan saham (trading volume activity) merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham. Terdapat beberapa prinsip pada penafsiran volume perdagangan, antara lain (Umam & Sutanto, 2017) :

1. Volume perdagangan sesuai trend

Terjadi peningkatan pada aktivitas perdagangan ketika pasar dalam uptrend, dan terjadi penurunan ketika pasar dalam keadaan downtrend. Dengan demikian anda bisa menggunakan sebagai pemrediksi trend ketika itu. Transksi sebagai pengukur antusiasme penjual dan pembeli. Ketika keadaan di pasar uptrend dengan volume perdagangan rendah, ini mungkin kekurangan penjual dan antusiasme pembeli.

Lambat laun hal tersebut membawa pasar ke harga dimana penjual bersedia menjual saham mereka.

2. Aktivitas penjual dan pembeli di bursa efek dapat berpengaruh pada harga saham Salah satu penyebab harga saham turun adalah ketika ada penjual bereaksi pada berita buruk selanjutnya menjual saham yang dimiliki.

(6)

Kerangka Pemikiran

Data Sebelum COVID Data Setelah COVID

31 hari 31 hari

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran (Sumber : Diolah Penulis, 2020)

Pengembangan Hipotesis

Pasar modal sangat fluktuatif, mencerminkan kesulitan investor untuk menganalisis, memprediksi kondisi ekonomi, dan menghitung laba atas investasi dan keuntungan dari bunga (Ledenyov & Ledenyov, 2017). Merebaknya Covid-19 tidak merubah investasi menjadi prioritas utama daripada kebutuhan kesehatan sekarang ini dan menimbulkan hambatan bagi investor untuk melindungi aset (Deloitte, 2020).

Deloitte menganalisis reaksi investor terhadap pasar saham pada saat wabah Covid-19, dengan penurunan 20% pada periode terakhir 6 Maret, tetapi masih relative pada Januari dan awal Februari (Deloitte, 2020).

Pasar saham adalah tempat pemerintah dan industri yang dapat meningkatkan modal jangka panjang dan investor dapat menjual dan membeli sekuritas (Heertje, 2004) Selanjutnya, ada hubungan jangka pendek dan jangka panjang yang positif antara pasar saham yang efisien dan pertumbuhan ekonomi (Petros, 2007). Hal tersebut sesuai pernyataan pasar saham tidak akan bisa lepas dari situasi ekonomi negara (Filbert, 2017).

Dalam situasi ini, investor perlu memahami kondisi pasar lebih cepat dari biasanya dan menanggapinya sebelum mereka menghadapi situasi di mana mereka akan bertindak selama masa krisis (Deloitte, 2020). Dimana harga saham dipengaruhi oleh perubahan kondisi perekonomian negara. Penelitian Nurmasari (2020) mengemukakan harga saham mengalami penurunan sebelum adanya kasus Covid-19. Dalam kasus ini, Signalling Theory digunakan untuk memprediksi kebijakan yang diambil oleh perusahaan melalui laporan keuangan dan tahunan perusahaan, maupun pengaruhnya terhadap harga saham atas kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

(7)

H1: Diduga Ditemukan Perbedaan Signifikan Pada Harga Saham Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia Pada Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif.

Volume perdagangan tinggi dalam suatu bursa efek dianggap sebagai tanda pasar semakin bagus (Nafiah dan Indriastuti, 2017). Tapi ini tidak selalu dianggap hal baik. Hal tersebut karena ketika banyak investor menjual saham, harga saham turun dan saham diperdagangkan dengan harga rendah. Di sisi lain, ketika saham perusahaan banyak diminati investor dan investor membeli dalam jumlah besar, sehingga harga saham mengalami kecenderungan naik signifikan. Penawaran dan permintaan adalah faktor spesifik saham berdasarkan kinerja perusahaan dan sifat industri, serta faktor makro seperti suku bunga, inflasi dan nilai tukar, dan faktor non-ekonomi seperti sosial dan situasi politik, dan faktor lainnya (Midesia, 2020). Menurut Nurmasari (2020), peristiwa Covid-19 berdampak pada peningkatan volume perdagangan di bursa akibat reaksi panik investor terhadap situasi pandemi yang terjadi. Signalling Theory digunakan untuk memprediksi kebijakan yang diambil oleh perusahaan melalui laporan keuangan dan tahunan perusahaan, maupun pengaruhnya terhadap volume transaksi saham atas pengaruh kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

H2: Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Diduga Ada Perbedaan Signifikan Volume Saham yang Diperdagangkan di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif.

3. METODOLOGI

Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap harga dan volume transaksi saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis penelitian ialah penelitian kuantitatif dengan pengujian menggunakan data sekunder, berupa volume transaksi dan data harga saham dari Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif yang terdaftar di BEI (http://www.idx.co.id) dan Yahoo Finance (http://finance.yahoo.com). Periode penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2021 hingga Maret 2021 atau 31 hari sebelum dan sesudah kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini ialah perusahaan manufaktur sektor otomotif yang terdaftar di BEI sejumlah 15 perusahaan, sedangkan sampel penelitian merupakan perusahaan yang memiliki saham aktif yang diperdagangkan pada triwulan pertama tahun 2020 di BEI dan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada triwulan pertama tahun 2020 yang berjumlah 6 (enam) perusahaan.

(8)

Operasional Variabel

Variabel penelitian yang digunakan yaitu:

1. Harga Saham

Berdasarkan pendapat Brigham & Houston (2015) harga saham merupakan penentu kekayaan pemegang saham. Maksimalkan kekayaan pemegang saham berarti memaksimumkan harga saham perusahaan. Harga saham menyesuaikan arus kas masa depan yang diharapkan diterima investor rata–rata apabila investor melakukan pembelian saham. Berdasarkan pendapat Azis et al. (2015) harga saham didefinisikan sebagai harga di pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena selalu merupakan harga saham atau harga pasar adalah harga penutupan jika pasar ditutup. Dari pemahaman harga saham berdasarkan pendapat ahli, maka kesimpulannya harga saham yaitu pembentukan harga sesuai permintaan dan penawaran di pasar perdagangan saham dan sebagai closing price (harga penutupan), sehingga data untuk variabel harga saham diambil dari Closing Price yang diakses dari Yahoo Finance.

Gambar 2.

Indikator Data Penelitian Closing Price Harga Saham (Sumber: Data Diolah Yahoo Finance, 2020)

2. Volume Transaksi

Menurut Hartono (2016) volume perdagangan saham ialah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara harian. Dengan demikian dari pemahaman tersebut, bisa diambil kesimpulan volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang diperjual belikan dalam masa tertentu. Data untuk Volume Transaksi diambil dari Yahoo Finance.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Closing Price Harga Saham

HARGA SAHAM FEBRUARI HARGA SAHAM MARET

(9)

Gambar 3.

Indikator Data Penelitian Volume Transaksi Saham (Sumber: Data Diolah Yahoo Finance, 2020)

Metode Analisis

Analisis data penelitian memakai paired sample t-test sebagai pengukuran besarnya perbedaan harga saham dan volume transaksi perusahaan manufaktur sektor otomotif, sebelum ditemukan dan pengumuman adanya kasus Covid-19 pertama kali di Indonesia dan sesudahnya. Pengolahan data melalui SPSS versi 23 dengan tingkat signifikansi 0,05.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini ialah perusahaan manufaktur sektor otomotif yang tercatat di BEI sejumlah 15 (lima belas) perusahaan, metode penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu saham aktif yang diperdagangkan pada triwulan 1 tahun 2020 di BEI dan perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap pada triwulan pertama tahun 2020. Dari 15 (lima belas) perusahaan pada sektor otomotif, terdapat sembilan perusahaan yang tidak memenuhi kriteria di atas, sehingga enam perusahaan diputuskan menjadi sampel penelitian. Berikut rincian sampel perusahaan yang termasuk dalam kategori penelitian ini.

Tabel 1

Sampel Perusahaan yang Memenuhi Kriteria

No Kode Nama Perusahaan

1 ASII Astra International, Tbk. PT 2 AUTO Astra Otoparts, Tbk. PT

3 MPMX Mitra Pinasthika Mustika, Tbk. PT 4 BRAM Indo Kordsa, Tbk. PT

5 BOLT Garuda Metalindo, Tbk. PT 6 SMSM Selamat Sempurna, Tbk. PT

(Sumber: Data Diolah, 2020)

(10)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 Di Indonesia

Hasil survei ini diketahui terdapat perbedaan harga saham yang signifikan sebelum dan sesudah kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Perhitungan statistik deskriptif menghasilkan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman kasus Covid-19 ditampilkan melalui tabel 2. Harga saham pra-pengumuman kasus adalah Rp 2.631,3333, dan harga saham pasca pengumuman kasus adalah Rp 2.043,7500. Data yang dikumpulkan sebanyak 120 data sebelum dan sesudah pengumuman kasus. 120 data tersebut berasal dari penjumlahan enam sampel perusahaan otomotif yang memiliki aktivitas saham sebanyak lima hari dalam satu minggu selama satu bulan. Jika melihat rata-rata tabel 2, harga saham turun sejak pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Tabel 2

Statistik Deskriptif Harga Saham

N Rata-Rata

PAIR_X1 120 2.631,3333

PAIR_X2 120 2.043,7500

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 3 memperlihatkan hasil pengolahan data uji paired sample t-Test harga saham melalui SPSS yang menunjukkan nilai perbedaan signifikan 0.000. Hasil signifikasi < 0.05 artinya H₀ ditolak dan H₁ diterima. Dengan demikian, ada perbedaan signifikan pada harga saham perusahaan manufaktur sektor otomotif sebelum dan setelah pengumuman kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Tabel 3 memperlihatkan perbedaan rata-rata harga saham Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif yaitu 587,58333. Nilai tersebut bermakna rata-rata harga saham sebelum pengumuman lebih besar dibandingkan dengan setelah pengumuman. Hal tersebut memperlihatkan penurunan rata-rata harga saham perusahaan manufaktur sektor otomotif karena kasus Covid-19.

Tabel 3

Uji Paired Sample T-Test Harga Saham

Mean Sig (2-tailed)

Pair1 X1-X2 587,58333 .000

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 4 menunjukkan hasil olah data dari uji Wilcoxon harga saham melalui SPSS, menyatakan terdapat 111 sampel dengan harga saham sesudah pengumuman melebihi harga saham sebelum pengumuman. Hasil uji tersebut ditampilkan melalui Negative Ranks. Peringkat rata-rata negative ranks yaitu 63,65 ditampilkan Mean Rank, dan jumlah peringkat 7065,50 diperlihatkan sum of ranks. Hasil uji tersebut memperlihatkan

(11)

terdapat delapan sampel dengan harga saham sesudah pengumuman lebih rendah dibandingkan harga saham sebelum pengumuman. Hasil uji tersebut memperlihatkan Positve Ranks. Mean ranks populasi sasaran termasuk positive ranks yaitu 9,31, sum of ranks 74.50. Ada satu sampel dengan nilai harga saham sebelum dan sesudah pengumuman sama (Ties).

Tabel 4

Uji Wilcoxon Harga Saham

PAIR_X2 – PAIR_X1 N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 111a 63,65 7065,50

Positive Ranks 8b 9,31 74,50

Ties 1c

Total 120

aPAIR_X2 < PAIR_X1; bPAIR_X2 > PAIR_X1 ; cPAIR_X2 = PAIR_X1

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 5

Uji Wilcoxon Signed Rank Test

PAIR_X2 – PAIR_X1

Z -9,270

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Sesuai hasil tabel 5 Uji Wilcoxon Signed Rank Test, menunjukkan Asymp. Sig. (2- tailed) yaitu 0.000. Hasil Asymp. Sig. (0.000) < α (0,05), sehingga hasil uji tersebut memperlihatkan ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman Covid- 19, sehingga hipotesis penelitian ini terbukti, ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman pertama Covid-19 secara signifikan.

Perbedaan Volume Transaksi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif Sebelum dan Sesudah Diumumkannya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

Perhitungan statistik deskriptif volume transaksi, ditampilkan melalui tabel 6.

Volume transaksi sebelum pengumuman kasus Covid-19 bernilai rata-rata 7.063.419,17 dan sesudah diumumkan kasus bernilai rata-rata 12.518.341,67 dengan pengambilan data triwulan pertama tahun 2020. Jika diketahui dari nilai rata-rata tabel 6, ada pertambahan volume jual beli transaksi saham sesudah pengumuman kasus Covid-19.

Tabel 6

Statistik Deskriptif Volume Transaksi

N Rata-Rata

PAIR_X1 120 7.063.419,1667

PAIR_X2 120 12.518.341,6667

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

(12)

Tabel 7

Uji Paired Sample T-Test Volume Transaksi

Mean Sig (2-tailed) Pair1 X1-X2 -5.454.922,500000 .009

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 7 memperlihatkan pengolahan data uji paired sample t-Test volume transaksi melalui SPSS, hasil yang diketahui nilai signifikasi 0.009 < 0.05, sehingga H₀ ditolak dan H₂ diterima, sehingga ada perbedaan volume transaksi Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif secara signifikan sebelum dan sesudah pengumuman kasus Covid-19. Tabel 7 memperlihatkan perbedaan nilai rata-rata volume transaksi perusahaan manufaktur sektor otomotif sebelum dan sesudah pengumuman kasus Covid-19 yaitu -5.454.922,50 (negatif), sehingga volume transaksi sebelum pengumuman rata-rata bernilai lebih kecil daripada sesudah pengumuman. Dengan demikian ada kenaikan rata-rata volume transaksi saham Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif karena kasus Covid-19.

Tabel 8

Uji Wilcoxon Volume Transaksi

PAIR_X2 – PAIR_X1 N Mean Rank Sum of Ranks

Negative Ranks 48a 37,48 1729,00

Positive Ranks 64b 70,77 4529,00

Ties 8c

Total 120

aPAIR_X2 < PAIR_X1; bPAIR_X2 > PAIR_X1 ; cPAIR_X2 = PAIR_X1

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

Tabel 8 menunjukkan hasil olah data dari uji Wilcoxon volume transaksi yang dioperasikan dengan SPSS versi 23. Hasil pengujian menjelaskan bahwa terdapat 48 sampel serta volume transaksi setelah pengumuman kurang dari volume transaksi sebelum pengumuman. Hasil tes ini ditunjukkan dengan Negative Ranks. Rata-rata negative ranks yaitu 37.48 diperlihatkan Mean Rank, dan jumlah peringkat 1799.00 diperlihatkan dari Sum of Ranks. Hasil uji menampilkan ada 64 sampel serta volume transaksi setelah pengumuman lebih rendah dibandingkan volume transaksi sebelum pengumuman. Hasil uji tresebut ditampilkan dari Positve Ranks. Mean ranks populasi sasaran termasuk positive ranks yaitu 70.77 dan sum of ranks 4529.00. Ada 8 (delapan) sampel dengan nilai volume transaksi sebelum dan sesudah pengumuman sama (Ties).

Tabel 9

Uji Wilcoxon Signed Rank Test

PAIR_X2 – PAIR_X1

Z -3,963

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

(Sumber: Data Diolah SPSS 23, 2020)

(13)

Hasil tabel 9 Uji Wilcoxon Signed Rank Tes, diketahui Asymp.Sig. (two-tailed) = 0.000. Berdasarkan hasil tersebut < α (0,05), sehingga dinyatakan ada perbedaan volume transaksi sebelum dan sesudah pengumuman Covid-19. Hasil uji memperlihatkan bahwa ada perbedaan volume jual beli sebelum dan sesudah pengumuman Covid-19 dan setelah pengumuman Covid-19 pertama.

Temuan tersebut sesuai survei Nurmasari (2020) yaitu ada perbedaan signifikan antara saham PT Ramayana Lestari Sentosa dengan volume penjualan, dan penelitian Saputro (2020) yang mengemukakan bahwa harga saham syariah mengalami penurunan secara signifikan serta volume trading saham syariah mengalami peningkatan secara signifikan setelah pengumuman Covid-19 di Indonesia. Seluruh penelitian menggunakan topik harga saham dan volume transaksi menghasilkan hasil yang sama karena pada masa pandemi, sebagian investor menunjukkan kecenderungan melakukan penjualan saham yang mengakibatkan harga saham menurun, dimana para investor dengan cara menjual saham dikarenakan kecemasan psikologis investor terhadap penurunan return saham yang disebabkan Virus Covid-19. Disamping kecemasan psikologi terhadap penurunan return saham di masa pandemi Covid-19, investor harus dapat mempertimbangkan laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan selama masa pandemi Covid-19 untuk mengetahui tujuan dan kondisi perusahaan selama masa pandemi Covid-19 sebelum memutuskan untuk menjual atau membeli saham, di mana hal ini sejalan dengan Signalling Theory yang dikemukakan oleh Brigham & Houston (2015). Menurut Liu et al. (2020) ada informasi yang efektif dalam menambah sentimen pesimis investor terhadap return dan kekhawatiran akan ketidakpastian.

5. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Simpulan

Sesuai pembahasan yang sudah dikemukakan, kesimpulannya melalui uji paired sample t-test, harga saham Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif sebelum dan sesudah pengumuman kasus pertama Covid-19 di Indonesia menunjukkan perbedaan yang signifikan. Volume transaksi saham perusahaan manufaktur sektor otomotif juga memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah pengumuman kasus pertama Covid19. Kasus Covid-19 sebagai penyebab harga saham menurun signifikan, adapun volume transaksi meningkat. Dengan demikian, sebaiknya perusahaan melakukan perubahan strategi penjualan , tetapi semakin tinggi penjualan , harga saham justru semakin jatuh walaupun perusahaan menggunakan strateginya dengan sistem online agar pendapatan penjualan mengalami peningkatan dan dapat menarik investor untuk membeli saham perusahaan yang akan menyebabkan naiknya kembali harga saham perusahaan.

(14)

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian maka implikasi yang diberikam dalam penelitian ini terutama bagi perusahaan dan investor. Bagi perusahaan disarankan didalam masa pandemi covid 19 untuk memperhatikan volume transaksi yaitu dengan mengubah strategi penjualannya baik dengan melakukan promosi penjualannya secara online yaitu berupa official website dan social media sehingga dapat menarik pembeli dan dapat mempengaruhi penjualan sehingga dapat meningkatkan harga saham . Bagi Investor disarankan untuk memperhatikan volume transaksi penjualan perusahaan yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan yang dapat mempengaruhi naiknya harga saham yang telah dibeli.

Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengembangan atas variabel yang dapat membedakan transaksi penjualan saham sebelum dan sesudah Covid 19 serta dengan memperpanjang periode pengamatan, karena mengingat kondisi pasar saham di Indonesia memungkinkan dampak jangka panjang akan lebih terlihat. Untuk penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan sampel perusahaan manufaktur semua jenis sektor industri yang terdaftar di BEI, dengan demikian bisa memperkuat hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, E. P., Saerang, I. S., & Maramis, J. B. (2019). Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Kemenangan Presiden Joko Widodo Berdasarkan Keputusan Kpu Pemilu Periode 2019-2024 (Studi Pada Perusahaan BUMN Yang Terdaftar Di BEI).

JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi)., 6(2), 123–131. https://doi.org/10.35794/jmbi.v6i2.26169

Aprillianto, B., Wulandari, N., & Kurrohman, T. (2014). Perilaku Investor Saham Individual Dalam Pengambilan Keputusan Investasi: Studi Hermeneutika-Kritis. E- Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 1(1), 16–31.

Azis, M., Mintarti, S., & Nadir, M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2015). Fundamentals Of Financial Management:

Concise. Cengage Learning.

Connelly, B. L., Certo, S. T., Ireland, R. D., & Reutzel, C. R. (2011). Signaling theory:

A review and assessment. Journal of Management, 37(1), 39–67.

Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2012). Pasar Modal di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Fahmi, I. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan; Teori dan soal jawab.

Filbert, R. (2017). The Secret of Stock Market In A Century. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Halim, A., & Hidayat, N. (2010). Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume Perdagangan Dan Return Terhadap Bid-Ask Spread Saham Industri Rokok Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model Koreksi Kesalahan. The Indonesian Journal of Accounting Research, 3(1).

(15)

Hartono, J. (2016). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kedelapan. Yogyakarta:

Bpfe.

Heertje, A. (2004). Schumpeter And Methodological Individualism. Journal of Evolutionary Economics, 14(2), 153–156.

Kasmir, D. (2016). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kesembilan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

La Porta, R., Lopez‐de‐Silanes, F., & Shleifer, A. (2000). Corporate ownership around the world. The Journal of Finance, 54(2), 471–517.

Ledenyov, D., & Ledenyov, V. (2017). Investment In Capital Markets. Available at SSRN 2930848.

Liu, H., Manzoor, A., Wang, C., Zhang, L., & Manzoor, Z. (2020). The COVID-19 Outbreak And Affected Countries Stock Markets Response. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(8), 2800.

Markowitz, M. (1952). Harry, 1959, Portofolio Selection: Efficient Diversification Of Investment, New York, Jhon Wiley & Sons. Inc.

Midesia, S. (2020). Dampak Covid-19 Pada Pasar Saham Syariah Di Indonesia. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 4(1), 68–79.

Nurmasari, I. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Perubahan Harga Saham Dan Volume Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.). Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi), 3(3), 230–236.

Petros, J. (2007). The Effect Of The Stock Exchange On Economic Growth: A Case Of The Zimbabwe Stock Exchange. Research in Business and Economics Journal, 6, 1.

Ross, S. A. (1977). The determination of financial structure: the incentive-signalling approach. The Bell Journal of Economics, 23–40.

Samsul, M. (2015). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio Edisi 2. Erlangga. Jakarta.

Saputro, A. E. (2020). Analisis Harga Saham Syariah dan Volume Perdagangannya Sebelum dan Sesudah Pengumuman Covid 19. Economic Dan Education Journal, 2(2), 159–168.

Suad, H., Portofolio, D.-D. T., & Sekuritas, A. (1998). Edisi ke-3. UPP AMP YKPN.

Sumiyana, S. (2007). Noise Atau Kedatangan Informasi: Sebuah Fenomena Spesifik Perilaku Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia Studi Empiris Berbasis Data Intraday, Bursa Efek Jakarta 1999-2006. Journal of Indonesian Economy and Business, 22(3), 192–218.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan aplikasi. Kanisius.

Umam, K., & Sutanto, H. (2017). Manajemen investasi. Pustaka Setia.

Weston, J. F., Brigham, E. F., & KHALID, A. Q. (1994). Dasar-dasar Manejemen Keuangan, Jilid I.

https://www.idx.co.id Accessed on June 2021

https://finance.yahoo.com/quote/PFE?p=PFE&.tsrc=fin-srch. Accessed on June 2021 https://money.kompas.com/read/2020/03/24/180447526/7-saham-perusahaan-ini- ambles-parah-di-tengah-wabah-corona

https://www.deloitte.com/us/en/insights/economy/covid19/investment-management- impact-of-Covid-19 Accessed on June 2021

https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-01360062/dampak-virus-corona-Covid- 19-50-persen-industri-manufaktur-alami-penurunan-kapasitas

(16)

https://mediaindonesia.com/read/detail/302222-dampak-Covid-19-permintaan-industri- otomotif-nasional-anjlok

https://market.bisnis.com/read/20200504/192/1236234/dampak-corona-astra- international-asii-pangkas-separuh-belanja-modal

https://market.bisnis.com/read/20201230/7/1337006/rapor-ihsg-2020-vs-2019-turun-5- persen-kapitalisasi-pasar-amblas-rp278-triliun

Referensi

Dokumen terkait

Pekerja seks komersial melakukan komunikasi non verbal dengan memperlihatkan bahasa tubuh mereka saat berada di panggung belakang dengan lebih memberikan senyuman

[r]

Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intensitas cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah : ada interaksi antara faktor

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas outbound dapat mengembangkan kepercayaan diri bagi anak TK baik dilakukan di dalam ruangan kelas maupun di luar

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan yang menyatakan bahwa harapan tidak sesuai kenyataan, maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian secara

Pengumpulan data saham perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia selama periode pengamatan, termasuk data historis transaksi harian yaitu harga penutupan dan

mempunyai dampak bagi siswa yaitu meningkatkan pemahaman siswa, membiasakan dalam membaca, membiasakan untuk berargumen, dengan adanya pengamatan antara teori dengan

ORIGEN memperhitungkan berbagai sifat bahan nuklir (buildup, peluruhan dan pengolahan bahan radioaktif) Keluaran ORIGEN memiliki basis teks, file keluaran origen