• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KINERJA UMKM (STUDI KASUS PADA

PELAKU UMKM RUMAH MAKAN PADANG DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG)

OLEH

YENNY JESICA 150521171

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

PENGARUH MODAL MANUSIA, MODAL SOSIAL, MODAL PELANGGAN DAN KEUNGGULAN BERSAING TERHADAP KINERJA UMKM PADA

RUMAH MAKAN PADANG DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal manusia, modal sosial, modal pelanggan dan keunggulan bersaing terhadap kinerja usaha pada pelaku UMKM Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang. Sampel penelitian ini adalah 35 reponden dengan metode sampel jenuh. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis linear berganda. Hasil uji serempak menunjukkan bahwa modal intelektual (modal manusia, modal sosial, modal pelanggan) dan keunggulan bersaing secara serempak berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang. Sedangkan pengujian secara parsial modal manusia dan modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang, tetapi modal pelanggan dan keunggulan bersaing secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang. Dari hasil koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,562 hal ini berarti 56,2% variabel kinerja usaha dapat dijelaskan oleh variabel modal manusia, modal sosial, modal pelanggan dan keunggulan bersaing sedangkan sisanya sebesar 43,8 % diperoleh dari variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Pelanggan, Keunggulan Bersaing, Kinerja UMKM

(3)

ABSTRACT

THE IMPACT OF HUMAN CAPITAL SOCIAL CAPITAL CUSTOMER CAPITAL AND COMPETITIVE ADVANTAGE TO UMKM

PERFORMANCE ON RUMAH MAKAN PADANG IN THE DISTRICTS OF MEDAN SELAYANG

This research aims to determine the impact of human capital, social capital, customer capital and competitive advantage on UMKM performance of Rumah Makan Padang in the districts of Medan Selayang. The sample of this research is 35 respondents with saturated sampling method. The analytical method used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results of simultaneous test showed that intelectual capital (human capital, social capital, customer capital) and competitive advantage have a positive and significant impact on UMKM performance of Rumah Makan Padang in the districts of Medan Selayang. Meanwhile, partial testing of human capital and sosial capital have a positive and significant impact on UMKM performance of Rumah Makan Padang in the districts of Medan Selayang, but partial testing of customer capital and competitive advantage have a positive and not significant impact on UMKM performance of Rumah Makan Padang in the districts of Medan Selayang. The coefficient of determination obtained value Adjusted R Square (R2) 0,562 it means 56,2% of business performance can be explained by human capital, social capital, customer capital and competitive advantage, while the rest of 43,8%

comes from other variables not examined in this research.

Keyword: Human Capital, Social Capital, Customer Capital, Competitive Advantage, Business Performance

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modal Intelektual dan Keunggulan Bersaing Terdahap Kinerja UMKM (Studi Kasus pada Pelaku UMKM Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang)” disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skrispsi ini belum sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hal yang peneliti alami dan menerima dukungan dari pihak-pihak yang tak henti memberikan bimbingan, saran, motivas dan doa. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih sebesarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si, selaku a/n Ketua Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing. Peneliti

mengucapkan terima kasih yanng sebesar-besarnya karena telah banyak

(5)

meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan pengalaman kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan terselesaikan.

4. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA, selaku Dosen Penguji I, serta Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Penguji II. Penulis mengucapkan terima kasih atas kesediaan Ibu dan Bapak dalam memberikan saran serta nasehat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen, serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

6. Teristimewa rasa terima kasih terdalam untuk kedua orangtua tercinta, Ayahanda Edyan Fatria Piliang dan Ibunda Betri Wati Guci yang selalu mendoakan dan mendukung peneliti tiada henti untuk terus maju dan meraih kesuksesan dalam hidup terlebih saat proses penyelesaian masa kuliah.

7. Kepada tante Liza, tante Lenny, Uda Denny, Abang Fuad, adik-adik saya Eka, Akmal, Ilham dan seluruh keluarga terimakasih atas doa dan motivasinya selama mengerjakan penelitian ini.

8. Kepada seluruh teman-teman Lasma Matondang, Rugun Monika Tambunan, Nancy Sitanggang, Candra Hutagaol, Sugi, Afrida, Icha, Emi, Cici, Astry dan seluruh teman-teman Manajemen Ekstensi, angkatan 2015 yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada pihak-pihak lain baik keluarga, saudara, dan teman yang tak dapat disebutkan satu per satu disini , saya pun turut mengucapkan terima kasih atas

(6)

doa dan dukungan yang telah diberikan kepada saya sehingga skripsi saya dapat selesai dengan baik.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Serta penulis berharap saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.

Medan, Oktober 2017 Peneliti

Yenny Jesica 150521171

(7)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Definisi Modal Intelektual ... 10

2.1.2 Komponen Modal Intelektual. ... 11

2.2 Keunggulan Bersaing ... 16

2.2.1 Definisi Keunggulan Bersaing ... 16

2.2.2 Dimensi Keunggulan Bersaing. ... 19

2.3 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ... 21

2.3.1 Definisi UMKM ... 21

2.3.2 Kinerja UMKM. ... 23

2.3.3 Dimensi Kinerja Usaha. ... 24

2.4 Penelitian Terdahulu ... 25

2.5 Kerangka Konseptual ... 28

2.6 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.3.1 Data Primer ... 32

3.3.2 Data Sekunder ... 32

3.4 Batasan Operasional ... 32

3.5 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.7 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.7.1 Populasi ... 35

3.7.2 Sampel ... 37

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 37

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Metode Analisis Deskriptif ... 38

(8)

3.10.1 Uji Validitas ... 41

3.10.2 Uji Reliabilitas ... 44

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 44

3.11.1 Uji Normalitas ... 45

3.11.2 Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.11.4 Uji Multikolinearitas ... 46

3.12 Uji Hipotesis ... 46

3.12.1 Koefisien Determinasi (𝑅2) ... 46

3.12.2 Uji-t (Uji Parsial) ... 47

3.12.3 Uji F (Uji Secara Serempak) ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 49

4.2 Analisis Deskriptif ... 49

4.2.1 Karakteristik Responden ... 50

4.3 Deskriptif Variabel ... 51

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Manusia. ... 51

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Sosial ... 54

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Pelanggan ... 60

4.3.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keunggulan Bersaing ... 65

4.3.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Usaha ... 68

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 71

4.4.1 Uji Normalitas. ... 71

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 73

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 74

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ... 76

4.6 Uji Hipotesis ... 78

4.6.1 Uji Signifikan (Uji F) ... 78

4.6.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 79

4.6.3 Uji Koefisien Determinasi ... 80

4.7 Pembahasan ... 81

4.7.1 Pengaruh Modal Manusia Terhadap Kinerja UMKM ... 81

4.7.2 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja UMKM ... 83

4.7.3 Pengaruh Modal Pelanggan Terhadap Kinerja UMKM ... 84

4.7.4 Pengaruh Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja UMKM ... 85

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 93

(10)

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Pertumbuhan UMKM di Kota Medan ... 2

1.2 Tingkat Pendidikan Pelaku UMKM Rumah Makan Padang ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.2 Pengukuran Skala Likert ... 35

3.3 Data Jumlah Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang ... 36

3.4 Data Jumlah Rumah Makan Padang di Jalan SM. Raja Medan ... 40

3.5 Validasi Tiap Pertanyaan ... 41

3.6 Statistik Realibilitas ... 44

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 50

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 51

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Manusia ... 51

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Sosial ... 54

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Pelanggan ... 60

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keunggulan Bersaing ... 65

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja UMKM ... 68

4.9 Hasil Uji Normalitas ... 73

4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 74

4.11 Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ... 76

4.12 Hasil Regresi Linear Berganda ... 77

4.13 Hasil Uji F Signifikansi Simultan (Uji F) ... 79

4.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 80

4.15 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ... 81

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Histogram Uji Normalitas ... 71

4.2 Plot Uji Normalitas ... 72

4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas ... 75

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 94

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 100

3 Hasil Regresi Analisis Linear Berganda ... 102

4 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 102

5 Normal P-Plot ... 103

6 Uji Normalitas Pendekatan ... 103

7 Scatter Plot Uji Heteroskedastisitas ... 104

8 Uji Glejser Heteroskedastisitas ... 104

9 Uji Nilai Tolerance dan VIP ... 105

10 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 105

11 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 106

12 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ... 106

13 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Modal Manusia ... 107

14 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Modal Sosial ... 108

15 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Modal Pelanggan. ... 109

16 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Keunggulan Bersaing ... 110

17 Distribusi Jawaban Pernyataan Responden Variabel Kinerja Usaha ... 111

(13)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dan bisnis saat ini telah mengalami pergeseran, yaitu dari ekonomi berbasis sumber daya ke ekonomi berbasis pengetahuan atau kreativitas. Pergeseran tersebut terjadi karena ekonomi berbasis sumber daya yang selama ini dipandang cukup efektif dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis dianggap telah gagal mengadaptasi dan mengakomodasi berbagai perubahan lingkungan bisnis. Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat pun semakin mengalami peningkatan seperti sifat manusia yang tidak puas, pertambahan penduduk yang semakin meningkat, kemajuan ilmu teknologi dan informasi, perubahan taraf hidup yang semakin meningkat, dan kebudayaan yang semakin maju sehingga kebutuhan yang bervariasi dan beranekaragam membuat perkembangan ekonomi kreatif di arus pembangunan ekonomi modern ini harus membuat inovasi–inovasi sehingga membuat perkembangan ekonomi kreatif semakin meningkat (Dongoran, 2016).

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) selaku basis usaha kerakyatan merupakan alternatif yang tepat diterapkan di era globalisasi saat ini guna menyeimbangi dampak ekonomi global pada masyarakat. Fenomena krisis moneter Indonesia yang terjadi pada tahun 1997/1998 membuktikan bahwa perekonomian masyarakat masih mampu bertahan dengan baik meski saat itu banyak usaha-usaha besar yang gulung tikar karena pailit didera pahitnya krisis yang terjadi.

(14)

Jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat ini berjumlah 99.8 dari total usaha ekonomi yang ada di kota Medan, data Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 60,4 juta atau 87,5 persen dari total tenaga kerja keseluruhan (Indonesia). Kenyataan ini telah membuktikan bahwa keberadaan UMKM sangat berpengaruh besar pada roda perekonomian nasional. Menilik data yang disajikan oleh BPS dapat dinterpretasikan bahwa secara umum UMKM memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pertumbuhan perekonomian kota Medan khususnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan UMKM di kota Medan dalam kurun 3 tahun (2014-2016), yaitu :

Tabel 1.1

Jumlah pertumbuhan UMKM di kota Medan

Tahun Unit UMKM

2014 82.888

2015 86.063

2016 99.002

Sumber : (BPS:2016)

UMKM juga mempunyai peran penting dalam meningkatkan kemajuan perekonomian suatu negara dan masyarakat dengan banyaknya disediakannya lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan daerah dimana UMKM itu berada. Namun keberadaan UMKM ini akan terkalahkan oleh perusahaan besar yang memiliki produk atau jasa yang lebih berkualitas dan memilik daya saing yang lebih tinggi jika saja UMKM tidak menggunakan modal intelektual di dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu UMKM harus merubah strategi bisnisnya menjadi strategi bisnis yang berbasis ilmu pengetahuan agar

(15)

seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada umumnya, wirausahawan masih mempunyai kecenderungan menggunakan conventional based dalam menjalankan usahanya. Sehingga produk yang dihasilkan masih mengandung teknologi yang belum berkembang. Abidin (2000) menyatakan bahwa jika wirausaha tersebut mengikuti perkembangan terkini, yaitu fokus pada pengelolaan intellectual capital secara maksimal, maka wirausaha yang ada di Indonesia akan dapat bersaing dengan menggunakan keunggulan kompetitif yang diperoleh melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh intellectual capital yang dimiliki oleh wirausaha.

Intellectual capital (modal intelektual) merupakan suatu aktiva yang tidak berwujud (intangibles). Menurut Hidayat dalam Dewi (2011) modal intelektual telah menyebabkan pergeseran dalam paradigma melakukan bisnis, sumber kekuatan akan bergeser dari modal fisik menjadi sumber daya manusia, dari sumber daya alam menuju sumber daya pengetahuan, dari posisi sosial seseorang menjadi proses hubungan, dan dari kekuatan pemegang saham menjadi kekuatan pelanggan. Modal intelektual yang bersifat abstrak dan tidak nyata diakui sangat penting bagi wirausaha sebagai penggerak utama dalam pengembangan bisnis.

Oleh karena itu, modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai dalam dunia bisnis modern.

Modal intelektual setiap perusahaan berbeda-beda dan akan sulit untuk ditiru oleh perusahaan lain karena modal intelektual ini merupakan pembeda atau dapat dikatakan ciri khas dari suatu perusahaan atas produk atau jasa yang dihasilkan sebagai cara untuk menggungguli para pesaingnya di pasar. Namun

(16)

modal intelektual ini harus membutuhkan interaksi yang positif dari modal sosial, modal teknologi dan interaksi pelanggan agar modal intelektual ini dapat diperoleh secara maksimal karena model lingkungan sosial, pelanggan dan teknologi merupakan komponen bisnis utama yang harus saling berinteraksi dengan baik satu sama lainnya agar tujuan perusahaan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dapat terpenuhi.

Khalique et al. (2011) menyatakan bahwa ada enam komponen utama modal intelektual, yaitu human capital (modal manusia), customer capital (modal pelanggan), structural capital (modal struktural), social capital (modal sosial), technologi capital (modal teknologi) dan spritual capital (modal spiritual).

Beberapa ahli dan peneliti mengidentifikasi komponen modal intelektual secara berbeda-beda. Namun komponen model intelektual yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa human capital (modal manusia), sosial capital (modal sosial), dan customer capital (modal pelanggan).

Wu et al. (2008) dalam Prester menyatakan bahwa modal intelektual merupakan sumber daya yang penting dalam keunggulan bersaing. Dari beberapa komponen modal intelektual, komponen human capital secara umum dapat dinyatakan sebagai komponen penting dibandingkan dengan komponen modal intelektual lainnya yang didasarkan pada kompetensi seperti pendidikan, skill, pengetahuan, attitude seperti motivasi, kepemimpinan, perilaku, dan intellectual aguility seperti inovasi, kreativitas, fleksibilitas, adaptabilitas. (Bontis et al, 1999;

Tovstiga dan Tulugurova, 2007).

Kompetensi merupakan salah satu indikator dari human capital yaitu

(17)

pendidikan, skill, dan pengetahuan yang memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan usaha rumah makan padang ini. Secara umum pendidikan didefinisikan sebagai segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Tingkat pendidikan memungkinkan manusia mengembangkan skill dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan.

Hal ini dapat ditunjukan oleh hasil pra survey yang dilakukan terhadap 10 orang pemilik rumah makan padang di kecamatan Medan Selayang.

Tabel 1.2

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Kategori Frekuensi Persentase

1 SD 0 0%

2 SMP 2 20%

3 SMA 7 70%

4 D3 0 0%

5 S1 1 10%

Total 10 100%

Sumber : Data Pra Survey: (2017)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar pelaku UMKM rumah makan padang tersebut rata-rata memiliki tingkat pendidikan akhirnya adalah tingkat SMA dengan persentase sebesar 70%, tingkat SMP dengan persentase sebesar 20% dan tingkat S1 dengan persentase sebesar 10%.

Keunggulan bersaing ini sendiri merupakan konsep yang merujuk pada kemampuan suatu perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya untuk menciptakan nilai. Keunggulan bersaing dapat diciptakan maupun ditingkatkan dengan penerapan strategi bersaing yang tepat, salah satunya dengan pengelolaan sumber daya secara efektif dan efisien. Semua perusahaan, khususnya dalam hal ini UMKM harus dapat bersaing dan ingin menjadi yang terdepan dalam era

(18)

persaingan saat ini. Untuk mewujudkan itu UMKM harus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang handal, penguasaan pengetahuan yang tinggi, dan penguasaan perkenomian.

Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu setiap wirausaha harus memiliki keunggulan yang menjadi kekuatan bagi dirinya dan harus memperbaiki kelemahannya agar akhirnya menghasilkan keunggulan dalam bersaing. Keunggulan bersaing adalah suatu manfaat yang ada ketika suatu perusahaan mempunyai dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya lebih baik dibandingkan dengan para kompetitor terdekat (Saiman, 2009).

Salah satu usaha yang banyak digeluti para pengusaha adalah bisnis rumah makan karena menganggap bahwa usaha tersebut paling menjanjikan. Hal ini dikarenakan bahwa makan merupakan kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi setiap individu. Cara pemenuhan kebutuhan primer tersebut berbeda beda oleh setiap individu. Pemenuhannya bisa dengan memilih rumah makan bercita rasa internasional maupun bercita rasa tradisional.

Rumah makan padang merupakan salah satu usaha yang banyak di geluti. Hal itu memicu persaingan yang ketat antara rumah makan padang.

Padahal jika dilihat dari jenis produk yang ditawarkan rumah makan padang memiliki diferensiasi yang sangat sedikit, bahkan cenderung sama. Dengan

(19)

demikian rumah makan harus memiliki keunggulan dalam bersaing agar dapat terus bertahan dan berkembang.

Pengetahuan modal intelektual memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan usaha rumah makan padang ini. Secara umum pengetahuan didefenisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui atau berkenaan dengan sesuatu. Pengetahuan memungkinkan manusia mengembangkan keterampilan yang berguna bagi kehidupan. Beberapa bentuk pengetahuan yang harus dimiliki seorang pengusaha yaitu mengenai usaha yang akan dirintis dan pengetahuan akan lingkungan usaha disekitarnya yang akan mempengaruhi kegiatan berwirausaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan kepribadian dan kemampuan diri, dan pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis (Suryana, 2006:4).

Sangat penting bagi UMKM memanfaatkan pengetahuan secara efisien dan meningkatkan potensi untuk berinovasi guna memperoleh keunggulan dalam bersaing. Dengan demikian pengelolaan modal intelektual menjadi hal utama bagi perkembangan usaha rumah makan padang di masa depan .

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan dengan melihat fenomena masalah yang terjadi, maka penulis tertarik meneliti uraian tersebut lebih jauh yang dituangkan dalam penelitian dengan judul : "Pengaruh Modal Intelektual dan Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja UMKM".

(Studi Kasus pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang).

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, penulis dapat mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut :

1. Apakah modal manusia berpengaruh terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang?

2. Apakah modal sosial berpengaruh terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang?

3. Apakah modal pelanggan berpengaruh terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang?

4. Apakah modal intelektual (modal manusia, modal sosial, modal pelanggan) dan keunggulan bersaing secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang?

5. Apakah keunggulan bersaing berpengaruh terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang peneltian yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai beriikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal manusia terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal sosial terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal pelanggan terhadap

(21)

kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal intelektual dan keunggulan bersaing secara bersama-sama terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi yang terpercaya dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang pentingnya modal intelektual dalam menjalankan bisnis yang dapat mempengaruhi tingkat keunggulan bersaing khususnya pada kinerja UMKM.

2. Bagi Pelaku UMKM

Sebagai informasi dan bahan masukan atau acuan bagi pelaku UMKM khususnya bagi pengusaha rumah makan padang di kecamatan Medan Selayang bagaimana pentingnya modal intelektual terhadap keunggulan bersaing pada kinerja UMKM tersebut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dimanfaakan sebagai bahan referensi ataupun rujukan pada penelitiaan selanjutnya yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dibahas pada penelitian ini, yaitu modal intelektual dan keunggulan bersaing pada kinerja UMKM.

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Definisi Modal Intelektual

Modal intelektual (intellectual capital) menjadi aset utama yang menentukan keberhasilan dalam persaingan bisnis (Bontis & Serenko 2009).

Aset ini terletak pada keterampilan yang dimiliki oleh karyawan, potensi mesin dan peralatan, kemampuan untuk menambah nilai bagi pelanggan, kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan pemasok, dan kemampuan untuk menguntungkan masyarakat (Chen et al., 2005; Bontis, Keow, &

Richardson, 2000).

Dapat dinyatakan bahwa modal intelektual (IC) merupakan suatu konsep penting yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan dan mendeskripsikan aset tak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan demikian modal intelektual merupakan pengetahuan yang memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan memberikan kontribusi pada keunggulan kompetitif perusahaan.

Modal intelektual didefinisikan tentang proses produksi dalam perusahaan (Stewart,2007), kemampuan untuk menciptakan dan mengembangkan ide-ide baru, kemampuan mengimplementasikan inovasi teknologi dan sebagai kemampuan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing (Bontis & Serenko, 2009).

(23)

Intellectual capital didasarkan pada sumber heterogen berbasis pengetahuan yang memisahkan modal intelektual menjadi komponen- komponennya dan kemudian menganalisa masing-masing secara terpisah (Shakina and Bykova, 2011).

Modal intelektual membantu organisasi untuk menciptakan produk dan nilai tambah pada layanan bagi para pelanggan. Tidak ada keraguan bahwa ekonomi berbasis pengetahuan sekarang akan bergeser ke ekonomi berbasis modal intelektual. Dalam perekonomian berbasis modal intelektual, aset yang tidak berwujud dianggap sebagai tulang punggung organisasi.

Modal Intelektual merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial capitalnya. Modal Intelektual (Intellectual capital) oleh Naphiet dan Ghoshal (1998) mengacu kepada pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial, seperti sebuah organsiasi, komunitas intelektual, atau praktek profesional. Modal intelektual mewakili sumber daya yang bernilai dan kemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada pengetahuan.

2.1.2 Komponen Modal Intelektual 1. Modal Manusia ( Human Capital)

Sawarjuwono dan Kadir (2003) mendefenisikan Modal manusia ialah lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah sumber innovation dan improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Modal manusia juga merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi atau

(24)

perusahaan. Modal manusia mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Modal manusia akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.

Sementara Bontis (2002) mendefinisikan human capital sebagai berikut:

Modal manusia dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompentensi dan keterampilan karyawannya secara efisien. Oleh karena itu, modal manusia al merupakan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis.

Dengan memiliki karyawan yang berkeahlian dan berketerampilan, maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan juga akan meningkatkan persepsi pasar.

Modal manusia merupakan komponen utama dari modal intelektual yang berdasarkan pada seperangkat ilmu pengetahuan, skill, pengalaman dan kemampuan dari para pekerja yang dapat menghasilkan nilai bagi organisasi.

(Bontis et al., 2000; Bueno et al., 2004; and Khalique, 2012).

Dimensi modal manusia adalah :

a. Kompetensi seperti pendidikan, keahlian profesional, pengetahuan b. Attitude seperti motivasi, kepemimpinan, pola perilaku

c. Intellectual aguility seperti inovasi, kreativitas, fleksibilitas, adaptabilitas

(25)

(Bontis, 1998; Bontis et al, 1999; Tovstiga dan Tulugurova, 2007).

2. Modal Sosial (Social Capital)

Coleman dalam Fukuyama (2002:12) mendefenisikan social capital yakni kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama dalam berbagai kelompok dan organisasi. Teori tentang modal sosial menyatakan bahwa jaringan hubungan merupakan sebuah sumber daya yang dapat digunakan untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Para anggota jaringan “modal”, misalnya dalam bentuk istimewa yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,akses informasi, ketersediaan, peluang, dan status sosial.

Burt dalam Suparman (2012) mendefinisikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain.

Adapun Putnam (2000) mendefinisikan, modal sosial adalah penampilan organisasi sosial seperti jaringan-jaringan dan kepercayaan yang memfasilitasi adanya koordinasi dan kerjasama bagi keuntungan bersama.

Partha dalam Suparman (2012) mendefenisikan, modal sosial sebagai hubungan-hubungan yang tercipta dan norma norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama.

Dimensi modal sosial adalah :

(26)

a. Kepercayaan (trust) adalah kecenderungan untuk menepati yang telah dikatakan baik secara lisan dikatakan baik secara lisan maupun tulisan.

Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain, dengan keyakinan bahwa yang bersangkutan akan menepati janji atau memenuhi kewajiban. Hal ini meliputi adanya kejujuran (honesty), kewajaran (fairness), toleransi (tolerance) dan kemurahan hati (generosity).

b. Jaringan sosial (network) yang meliputi adanya partisipasi (participations), pertukaran timbal balik (reciprocity), solidaritas yaitu kesediaan untuk secara ikut menanggung suatu konsekuensi sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah, kerjasama (collaboration) dan keadilan (equity).

c. Norma (norm) terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai, harapan- harapan dan tujuan-tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang. Norma-norma bersumber dari agama, panduan moral, maupun standar-standar sekuler seperti halnya kode etik profesional.

Norma dibangun dan tumbuh berkembang berdasarkan sejarah kerjasama di masa lalu dan diterapkan untuk mendukung iklim kerjasama. Norma dapat diartikan pra-kondisi maupun produk dari kepercayaan sosial.

3. Modal Pelanggan (Customer Capital)

Modal pelanggan merupakan sumber daya yang dikaitkan hubungan eksternal perusahaan dengan konsumen, supplier atau partner dalam Research and Depelopment (R&D) (Starovic & Marr, 2004), meliputi brand, konsumen,

(27)

loyalitas konsumen nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, kesepakatan lisensi dan kontrak-kontrak yang mendukung. Pengelolaan customer capital yang baik akan menyebabkan kompetensi dalam aktivitas organisasi atau respon terhadap perubahan pasar dapat dikembangkan. Jika sebuah organisasi menjadi fokus terhadap konsumen dan menjadi penentu pasar, maka organisasi tersebut akan menciptakan rutinitas dan proses organisasi yang efisien serta dapat melayani konsumen dengan baik.

Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut. Onge memberi definisi customer capital sebagai kedalaman (penetrasi), kelebaran (cakupan), dan keterkaitan (loyalty) dari perusahaan. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut.

Modal pelanggan muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan atau seseorang akan memutuskan membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualitas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi teknis. Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang perusahaan belajar dengan dan dari pelanggan serta pemasoknya. Pengetahuan yang dimiliki bersama adalah bentuk tertinggi customer capital. (Sugeng, 2002: 206).

Edvinsson dalam Brinker (2000) menyarankan pengukuran beberapa hal

(28)

berikut ini yang terdapat dalam modal pelanggan, yaitu:

a. Customer Profile. Siapa konsumen kita, dan bagaimana mereka berbeda dari konsumen yang dimiliki oleh pesaing. Hal potensial apa yang kita miliki untuk meningkatkan loyalitas, mendapatkan pelanggan baru, dan mengambil pelanggan dari pesaing.

b. Customer Duration. Seberapa sering kita berbalik pada kita, Apa yang kita ketahui tentang bagaimana dan kapan pelanggan akan menjadi pelanggan yang loyal. Serta seberapa sering frekuensi komunikasi kita dengan pelanggan.

c. Customer Role. Bagaimana kita mengikutsertakan pelanggan ke dalam desain produk, produksi dan pelayanan.

d. Customer Support. Program apa yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan.

e. Customer Success. Berapa besar rata-rata setahun pembelian yang dilakukan oleh pelanggan.

2.2 Keunggulan Bersaing

2.2.1 Defenisi Keunggulan Bersaing

Menurut Penrose dalam Hameed (2009), keunggulan bersaing dapat juga berasal dari sumber daya yang dimiliki perusahaan, perspektif ini dikenal dengan Resource Based View (RBV) atau perspektif berbasis sumber daya yang dicetuskan. Keunggulan bersaing dapat dicapai dengan menciptakan skala ekonomis, meningkatkan kapabilitas manajemen dan kapasitas teknologi.

Keunggulan bersaing pada dasarnya merupakan sesuatu yang dinamis, dan tidak

(29)

dapat dipertahankan. Hal ini disebabkan karena persaingan hari ini dan persaingan di masa yang akan datang haruslah dipandang sebagai persaingan dengan dinamika yang tinggi dan bukan merupakan sesuatu yang statis sehingga membutuhkan strategi yang tepat.

Menurut Bernardin & Russel (2008), keunggulan bersaing adalah berhubungan dengan kemampuan suatu organisasi memformulasikan strategi yang menempatkannya pada posisi yang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri. Perusahaan memperoleh keunggulan bersaing jika mampu mengungkit kapabilitasnya secara efektif. Kapabilitas tersebut termasuk aset pisik dan finansial, kompetensi, proses organisasi, atribut perusahaan, informasi, pengetahuan, yang dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan mendesain dan mengimplementasikan strategi bersaingnya.

Keunggulan bersaing juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang memberikan peluang untuk memberikan nilai yang lebih kepada pelanggannya dari pada kompetitor (Ghos et al, 2016).

Perusahaan mengalami keunggulan bersaing ketika tindakan-tindakan dalam suatu industri atau pasar menciptakan nilai ekonomi dan ketika beberapa perusahaan bersaing terlibat dalam tindakan serupa (Barney, 2010:9).

Keunggulan bersaing adalah suatu manfaat yang ada ketika suatu perusahaan mempunyai dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya lebih baik dibandingkan dengan para kompetitor terdekat (Saiman, 2009:124).

Keunggulan bersaing muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka

(30)

menerima nilai lebih dari transaksi yang dilakukan dengan sebuah organisasi pesaingnya (Nasution, 2011).

Keunggulan bersaing diharapkan mampu untuk mencapai laba sesuai rencana, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta melanjutkan kelangsungan hidup suatu usaha (Saiman, 2014:128).

Untuk memperoleh dan memelihara keunggulan bersaing dibutuhkan modal manusia yang memiliki kapabilitas berupa komitmen dan kompetensi, yang berwujud dalam kreativitas, inovasi bersemangat, dan efektif serta efisien dalam membangun customer value dan uniqueness.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dari suatu persaingan yang tidak diinginkan seperti berikut ini:

1. Banyaknya usaha yang bersaing

2. Ukuran serupa dari usaha yang bersaing

3. Kapabilitas yang serupa dari usaha yang bersaing 4. Penurunan permintaan dari produk industri 5. Turunnya harga produk atau jasa di industri

6. Ketika konsumen dapat beralih merek dengan mudah 7. Ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi 8. Ketika hambatan untuk memasuki pasar rendah

9. Ketika biaya tetap tinggi diantara perusahaan yang bersaing 10. Saat produk dapat dihancurkan

11. Ketika saingan melebihi kapasitas 12. Ketika permintaan konsumen turun

(31)

13. Ketika saingan memiliki kelebihan persediaan 14. Ketika saingan menjual produk atau jasa serupa, dan

15. Ketika merger menjadi hal umum di industri (David, 2011:108).

2.2.2 Dimensi Keunggulan Bersaing

Menurut Safarnia et al (2011) dimensi keunggulan bersaing sebagai berikut:

1. Innovation Differentiation (Diferensiasi Inovasi)

Strategi diferensiasi inovasi menggabungkan pembelajaran dan inovasi.

Artinya, pembelajaran terjadi melalui penelitian dan pengembangan, inovasi menggunakan pembelajaran untuk menghasilkan produk dan proses inovatif yang berbeda dari pada pesaing, dan strategi diferensiasi inovasi memungkinkan perusahaan untuk menemukan kembali dirinya sendiri dan tetap berada di depan pesaing secara konstan dengan menembus pasar yang ada atau berkembang ke pasar yang baru. Dengan demikian, strategi diferensiasi inovasi secara efektif berkontribusi terhadap pertumbuhan dalam hal kinerja perusahaan. Diferensiasi ini juga memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing dan mencoba menciptakan posisi unik di benak pelanggan berdasarkan fitur produk yang unik.

2. Marketing Differentiation (Diferensiasi Pemasaran)

Dalam hal ini, diferensiasi pemasaran mengacu pada kemampuan penginderaan pasar dan pelanggan yang digunakan perusahaan untuk menghubungkan pelanggan dengan perusahaan (Hari 1994). Contohnya, bekerja untuk memberikan nilai tukar yang lebih besar melalui branding,

(32)

periklanan, tenaga penjualan, dan teknik pemasaran unik lainnya).

3. Low-cost Strategy (Strategi biaya rendah)

Perusahaan fokus pada pengurangan biaya melalui efisiensi operasional.

Contohnya, memanfaatkan fasilitas yang ada dan belajar bagaimana mengurangi biaya melalui otomasi, modernisasi, pemanfaatan kapasitas, atau skala ekonomi. Pengurangan efisiensi, pengendalian, perencanaan, dan varians mewakili elemen kunci dari strategi biaya rendah, Untuk tujuan ini, Rust et al. (2002) berpendapat bahwa penekanan biaya berkaitan dengan standardisasi dan efisiensi operasional. karena fokusnya adalah pada pemeliharaan dan pengurangan biaya, biaya rendah seharusnya tidak berkontribusi terhadap pertumbuhan, namun harus menggarisbawahi operasi yang efisien yang mengurangi "lemak" dalam praktik bisnis.

Syarat-syarat strategis untuk mencapai keunggulan bersaing mencakup kemampuan merumuskan strategi bauran pemasaran (4P) yang meliputi:

a. Strategi Produk

Berkaitan dengan produk secara utuh atau keseluruhan mulai darimana, kualitas, manfaat, spesifikasi, bentuk, isi, pembungkus, dan atribut produk lainya.intinya, produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan tepat untuk jangka panjang, baik produk yang berupa fisik maupun jasa.

b. Strategi Harga

Setelah strategi produk tercapai, selanjutnya adalah menetapkan strategi harga-harga adalah sejumlah nilai (dapat diukur dengan uang) yang harus

(33)

dibayar oleh konsumen untuk membeli atau menikmati produk dan jasa tersebut.

c. Strategi Tempat dan Distribusi

Adalah cara perusahaan menyalurkan produk dari tempatnya sampai ketangan konsumen akhir secara efisien dan efektif, sehingga tidak mengganggu strategi harga.

d. Strategi Promosi

Mencakup usaha mempromoikan seluruh produk atau jasa yang dimilikinya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.3 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.3.1 Defenisi UMKM

Badan Pusat Statistik (BPS) mengelompokkan UMKM berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha yang memiliki 1-4 orang tenaga kerja dikelompokkan sebagai usaha mikro, 5-19 orang tenaga kerja sebagai usaha kecil 20-99 orang tenaga kerja sebagai usaha menengah dan bila mencapai 100 orang tenaga kerja atau lebihh digolongkan sebagai usaha besar (Wismiarsi, 2008:6).

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga

(34)

ratus juta rupiah)

2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau Universitas Sumatera Utara

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

(35)

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Menurut Berry dalam Rahayu (2005) ada terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UMKM, yaitu:

1. Kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif.

2. Sebagai bagian dari dinamikanya, UMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan tekhnologi.

3. Bahwa UMKM sering diyakini memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar.

2.3.2 Kinerja UMKM

Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi (Ranto, 2007: 19).

Menurut Srimindarti (2006) kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi kinerja adalah prestasi yang dicapai suatu organisasi atau entitas dalam periode akuntansi tertentu yang diukur berdasarkan perbandingan dengan berbagai standar Kinerja organisasi merupakan ukuran keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Ukuran kinerja organisasi dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Ukuran kinerja kuantitatif berupa capaian-capaian keuangan (ROE, ROA, ROI), produksi (jumlah barang terjual, rasio biaya operasional), pemasaran (jumlah

(36)

pelanggan), dan efisiensi. Ukuran kinerja kualitatif berupa kedisiplinan, kualitas pencapaian tujuan, persepsi pimpinan terhadap capaian organisasi, perilaku individual dalam organisasi, dan efektivitas (Purnomo dan Lestari, 2010).

Hal ini juga didukung (Ismail et al, 2010), yang menyatakan bahwa pada dasarnya kinerja suatu usaha dapat diklasifikasi dalam 2 aspek yaitu aspek kuantitatif yang merupakan aspek keuangan dan aspek kualitatif yang merupakan aspek non keuangan (Ismail et al, 2010). Aspek keuangan meliputi tingkat penjualan, keuangan, keuntungan, produktivitas, pertambahan nilai produk dan pangsa pasar (Neely, 2005; Falshaw et al, 2006). Selanjutnya, aspek non finansial yang dimaksud adalah kepuasan konsumen, pengembangan sumberdaya manusia dan kepuasan kerja karyawan (Wang & Lo, 2003; Neely, 2005).

Sousa, et al (2006) mengklasifikasikan beberapa ukuran kinerja untuk perusahaan kecil dan menengah: Pertama, ukuran kinerja berdasarkan balanced scorecard dan terdiri dari proses bisnis internal, inovasi keuangan dan pembelajaran serta konsumen. Kedua, ukuran kinerja berdasarkan Kaiser-Meyer- Olkin (KMO) yang terdiri dari strategi, produktivitas, keuangan, inovasi, pembelajaran karyawan, dan kepuasan. Ketiga, ukuran kinerja berdasarkan performance measurement system yang terdiri dari keuangan, kualitas, pelatihan karyawan, inovasi dan konsumen.

2.3.4 Dimensi Kinerja Usaha

Kinerja organisasi merupakan ukuran keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Menurut BPKP dalam Abdullah (2014:145) ukuran kinerja organisasi didasarkan pada dua dimensi yaitu:

(37)

1. Ukuran Kuantitif

Adalah berkaitan dengan jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

Indikatornya adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pendapatan, pertumuhan jumlah, pertumbuhan laba.

2. Ukuran Kualitatif

Adalah berkaitan dengan mutu yang dihasilkan, baik berupa kedisiplinan tenaga kerja, kualitas dari pencapaian tujuan, perilaku individu, efektivitas dari kegiatan bisnis dan ketelitian kerja.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain:

Tabel 2.1 PenelitianTerdahulu

No. Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian Variabel Teknik

Analisis Data Hasil Penelitian 1 Indah

(2017)

Pengaruh Modal Intelektual terhadap Keunggulan Bersaing serta Implikasinya terhadap Kinerja organisasi

Dependen:

Keunggulan Bersing Independen:

Modal Intelektual

1. Analisis Deskriptif 2. Analisis

Verifikatif

1. Terdapat pengaruh secara simultan modal manusia (Human Capital), modal struktural (Structural Capital) dan modal pelanggan (Costumer Capital) terhadap keunggulan bersaing.

2. Terdapat pengaruh modal manusia (Human Capital) terhadap keunggulan bersaing.

3. Terdapat pengaruh Modal struktural (Structural Capital) Terhadap

keunggulan bersaing.

4. Terdapat pengaruh Modal pelanggan (Costumer Capital) terhadap keunggulan bersaing

(38)

Lanjutan Tabel 2.1

No. Peneliti/

Tahun

Judul

Penelitian Variabel Teknik

Analisis Data Hasil Penelitian 5. Terdapat pengaruh

keunggulan bersaing terhadap kinerja organisasi.

2. Zuliyati dan Delima (2017)

Intellectual Capital dan Kinerja UMKM.

Dependen:

Kinerja UMKM Independen:

Intellectual Capital

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM.

3. Supeno et al

(2015)

The Effects of Intellectual Capital, Strategic Flexibility, and Corporate Culture on Company Performance:

A Study on Small and Micro-Scaled Enterprises (SMEs) in Gerbangkertos usila Region, East Java

Dependen:

Company Performance Independen:

1.Intellectual capital 2.Strategic Flexybility 3.Coorporate Culture

Multiple Regression Analysis

Modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja usaha.

4. Khalique, et. al (2015)

Intellectual Capital in Small and Medium Enterprises in Pakistan

Dependen:

Organizational Performance Independen:

Intellectual Capital

Multiple Regression Analysis

Modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja usaha.

5. Mardiana dan Hariyati (2014)

Pengaruh Modal Manusia, Modal Struktural, Modal Pelanggan terhadap kinerja bisnis

Dependen : Kinerja Bisnis Independen:

1.Modal Manusia 2.Modal Struktura 3.Modal

Pelanggan

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal manusia, modal struktural, dan modal pelanggan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, sedangkan modal intelektual (modal manusia dan modal pelanggan dan modal struktural) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha 6. Khalique,e

t. al (2014)

Intellectual Capital in SMEs Operating in Boutique Sector in Kuching, Malaysia

Dependen : 1.Organizational Performance

Independen:

1.Intellectual Capital

Multiple Regression Analysis

Modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja usaha.

(39)

Lanjutan Tabel 2.1

No. Peneliti/

Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik

Analisis Data Hasil Penelitian 7. Daou, et. al

(2013)

Towards a better understandingof intellectual Capital in Mexican SMEs

Dependen:

1. Competitive Advantage

Independen:

1. Intellectual Capital

Multiple Group Analysis

Modal intelektual berpengaruh positif terhadap

keunggulan bersaing.

8. Khalique, et. al (2013)

Predicting the Impact of

Intellectual Capital Management on the Performance of SMEs in Electronics Industry in Kuching, Sarawak

Dependen:

1. SMEs Performance

Independen:

1. Intellectual Capital

Multiple Regression Analysis

Modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja UMKM.

9. Safarnia, et. al (2011)

Review of Competitive Intellegence &

Competitive Advantage in Industrial Estates Companies In The Kerman City.

Dependen:

1. Organizational Performance

Independen:

1. Competitive Intellegence 2. Competitive Advantage

Multi Group Analy

Kecerdasan kompetitif memiliki hubungan yang kuat dengan keunggulan kompetitif di dalam organisasi perusahaan .

10. Kocoglu et.

al (2009)

The Relationship Between Firm Intellectual Capital and the

Competitive Advantage.

Dependen : Competitive Advantage Independen : Intellectual Capital

Multi Group Analysis

1. Human capital secara positif mempengaruhi keunggulan kompetitif.

2. Pengaruh positif modal organisasi terhadap keunggulan kompetitif.

3. Modal relasional secara positif mempengaruhi keunggulan kompetitif.

4. Pengaruh positif modal intelektual terhadap perumusan strategi dan pengaruh positif perumusan strategi terhadap keunggulan kompetitif.

5. Bahwa inovasi berpengaruh positif terhadap keunggulan kompetitif melalui modal relasional.

(40)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2010:60). Variabel yang akan diteliti antara lain kinerja UMKM sebagai variabel terikat, modal manusia, modal sosial, modal pelanggan dan keunggulan bersaing sebagai variabel bebas.

Menurut Srimindarti (2006) kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi kinerja adalah prestasi yang dicapai suatu organisasi atau entitas dalam periode akuntansi tertentu yang diukur berdasarkan perbandingan dengan berbagai standar. Banyak faktor mempengaruhi prestasi perusahaan kecil diantaranya adalah pengaruh faktor internal dan eksternal (Wang dan Wong, 2004).

Keberhasilan tergantung kemampuan dalam mengelola kedua faktor ini melalui analisis faktor lingkungan serta pembentukan dan pelaksanaan strategi usaha.

Menurut Bernardin & Russel (2008), keunggulan bersaing adalah berhubungan dengan kemampuan suatu organisasi memformulasikan strategi yang menempatkannya pada posisi yang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam industri. Perusahaan memperoleh keunggulan bersaing jika mampu mengungkit kapabilitasnya secara efektif. Kapabilitas tersebut

(41)

termasuk aset fisik dan finansial, kompetensi, proses organisasi, atribut perusahaan, informasi, pengetahuan, yang dikendalikan oleh perusahaan yang memungkinkan perusahaan mendesain dan mengimplementasikan strategi bersaingnya.

Mertinsdan Will (2007) menyatakan bahwa pengelolaan intellectual capital menjadi hal utama bagi perkembangan perusahaan. Dengan mengelola komponen- komponen intellectual capital seperti human capital, social capital, dan customer capital dengan baik, maka perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khalique, et al. (2013), variabel- variabel modal intelektual seperti human capital, social capital, customer capital dan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM di Malaysia. Selanjutnya (Khalique et al, 2014) juga melakukan penelitian dengan variable human capital, social capital, customer capital, dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM butik di Malaysia Penelitian yang dilakukan oleh Indriastuti dan Arifah (2012) juga memiliki hasil yang sama, yaitu modal intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM.

Berdasarkan landasan teori dan tinjauan pustaka yang ada, maka kerangka konseptual dari penelitian ini disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keunggulan Bersaing

Modal Sosial Modal Manusia

(X1)

Modal Pelanggan

Kinerja UMKM

(42)

2.6 Hipotesis Penelitian

1. Modal manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

2. Modal sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

3. Modal pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

4. Keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

5. Modal Intelektual (modal manusia, modal sosial modal pelanggan) dan Keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM pada Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang.

(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya (Juliandi, 2013:14). Variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas (independent variable) yaitu variabel modal manusia (X1), modal sosial (X2), modal pelanggan (X3), keunggulan bersaing (X4) terhadap variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel Kinerja UMKM (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada para pelaku UMKM Rumah Makan Padang di Kecamatan Medan Selayang. Waktu penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan Oktober 2017.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data digunakan sebagai acuan yang objektif dalam proses pembuatan keputusan untuk memecahkan suatu masalah oleh pengambil keputusan. Peneliti menggunakan dua (2) jenis data dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

Gambar

Tabel 2.1  PenelitianTerdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual Keunggulan Bersaing Modal Sosial Modal Manusia  (X1) Modal Pelanggan  Kinerja UMKM
Gambar 4.2  Plot Uji Normalitas
Tabel 4.10   Uji Multikolinearitas   Model  Collinearity Statistics Tolerance VIF  1  (Constant)  Modal Manusia   .328  3.049  Modal Sosial   .619  1.615  Modal Pelanggan   .394  2.538  Keunggulan Bersaing  .215  4.644
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini, Anda diajak menyelesaikan masalah program linear dengan cara membuat gra¿k himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear, menentukan model matematika dari soal

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diungkapkan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Promosi, Kepercayaan, dan Kualitas

Kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas pasien melalui kepuasan pasien pengguna BPJS kesehatan pada Rumah Sakit Umum

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas responden menilai Sangat Setuju (SS) pada pernyataan kualitas layanan universitas sebagai berikut: Ruang kuliah nyaman dan tenang

promosi untuk memperkenalkan perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan yang disediakan agar dapat dimanfaatkan masyarakat umum Kabupaten Dairi sebagai sumber informasi

Risiko terjadinya keluhan kesehatan pada pengasah batu akik tidak terlepas dari beberapa faktor yaitu faktor perilaku, dimana didalam perilaku meliputi

Tingginya angka perilaku kerja kontraproduktif dikalangan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai tidak tetap di Indonesia dapat dilihat dari indikasi meningkatnya

Penalaan parameter kendali PI D untuk mengendalikan kecepatan motor DC yang dipakai pada perancangan ini mampu memberikan respon pengendalian yang paling ideal, dengan nilai K p =