• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pendidikan. Dalam proses pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pendidikan. Dalam proses pembelajaran"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. LATAR BELAKANG

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan khususnya di Indonesia adalah lemahnya proses pendidikan. Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kedalam kemampuan mengingat dan menghafal, tanpa dituntut untuk memahami informasi yang di ingatnya itu untuk menghubungkannya.

Kegagalan-kegagalan dalam proses pembelajaran jika kita kaji lebih lanjut terjadi karena beberapa hal, pertama karna keterbatasan media pembelajaran, kedua kurangnya profesionalisme guru dalam pembelajaran, ketiga guru kurang memaksimalkan strategi-strategi yang ada dalam pembelajaran. Dimana kita ketahui guru merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran agar proses pembelajaran bias lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Pembelajaran akan sangat bermakna jika dengan pembelajaran tersebut, siswa lebih mengerti dan memahami pembelajaran lebih baik. Sehingga dengan hal tersebut siswa lebih semangat dan memiliki minat yang besar dalam belajar.

Tantangan seorang guru adalah bagaimana merumuskan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kemampuan siswa dan suasana

(2)

siswa agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Karna strategi yang digunakan seorang guru akan sangat menentukan hasil dari proses pembelajaran tersebut. Joni ( 1983 ) berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Berbicara mengenai model-model pembelajaran, banyak sekali model-model pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru.

Keseluruhan proses pendidikan disekolah dapat dilihat dari kegiatan belajar sebagai kegiatan yang paling pokok. Dikatakan demikian, sebab proses penanaman nilai dan pengetahuan yang dilakukan siswa disekolah di upayakan melalui kegiatan belajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ruhimat (2011 : 124) yaitu: “belajar merupakan aktifitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak tadinya yang tidak terampil menjadi terampil”.

Kegiatan belajar sebagai pokok dari proses pendidikan disekolah,

harus dilaksananakan dalam lingkungan dan suasana yang menarik, sehingga

siswa bersungguh-sungguh untuk melakukan kegiatan belajar. Disinilah

peran penting seorang guru untuk menciptakan proses pembelaaran yang

menarik sebagaimana yang dikemukakan diatas. Guru yang mampu

melaksanakan tanggung jawab terhadap proses pembelajaran, khususnya

yang berkenaan dengan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan serta

sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, berarti guru telah berupaya

(3)

membantu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan optimal. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru berkenaaan dengan tanggung jawabnya untuk menciptakan proses pembelajaran yang aktif adalah menggunakan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Siswa terkadang sering mengalami kejenuhan dan bosan saat menerima pelajaran IPS di dalam kelas, hal tersebut pada akhirnya menyebabkan rendah nya hasil belajar, yaitu tidak mencapai (KKM) Yang sudah di tetapkan oleh sekolah yaitu 75.00. hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS terpadu di kelas VIII MTs Negeri Ngabang Kabupaten Landak belum mendapatkan hasil yang maksimal.

Kenyataan yang peneliti temukan di MTs Negeri Ngabang kabupaten landak menemukan hal yang berbeda di karnakan berdasarkan pra observasi di ketahui bahwa guru IPS belum sepenuhnya menggunakan strategi dan model pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran,

Maka peneliti tertarik untuk menggunakan strategi elaborasi untuk

meningkatakan hasil belajar. Abdul Hamid (2008: 89) mengemukakan

bahwa” strategi elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan

dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang

sederhana menuju harapan yang kompleks dengan mengembangkan

pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang

menjadi ide-ide yang terintegrasi. Selanjutnya menurut Trianto (2009: 136)

mengatakan bahwa: “strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian

sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu

(4)

membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui.

Jadi dapat disimpulkan bahwa startegi elaborasi adalah suatu proses pengorganisasian materi yang sederhana atau informasi yang baru menjadi lebih bermakna dan kompleks. Dengan strategi ini, siswa akan dapat mengembangkan seluruh potensi kreativitasnya dalam rangka menambah informasi yang penting terhadap suatu konsep, mempercantik suatu produk atau memperdalam dan memperluas suatu teori. Untuk melatih siswa melakukan elaborasi guru dapat meminta siswa mencari lebih banyak informasi tentang bahan ajar yang diberikan di dalam kelas atau di laboratorium, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.

Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad dan Abdul Haris, 2013:

14). Zuldafrial (2009: 7) mengatakan, “hasil belajar adalah munculnya pemahaman, munculnya pengertian dan munculnya respon yang berakal”.

Jadi hasil belajar adalah perilaku yang ditimbulkan oleh siswa dari

setiap pembelajaran yang telah dipelajari dengan memiliki berbagai

pengetahuan yang lebih luas. Dengan menggunakan strategi elaborasi dalam

proses pembelajaran, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

Hasil belajar yang diharapkan adalah kemampuan kognitif siswa yang ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diperoleh dari menjawab tes hasil belajar pada materi tertentu yang telah dipelajari yaitu hasil evaluasi formatif, yang mana hasil belajar ini dilaksanakan pada tengah-tengah program pengajaran atau setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok pembahasan terakhir.

Penggunaan strategi elaborasi biasa menjadi penyebab meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips terpadu.melalui strategi elaborasi ini di harapkan dapat mendorong kreatifitas dalam rangka menambah informasi yang baru menjadi lebih bermakna dan kompleks sehingga hasil belajar siswa ips terpadu meningkat.

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara strategi elaborasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Negeri Ngabang Kabupaten Landak.

B. MASALAH PENELITIAN

Masalah umum dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan strategi elaborasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Negeri Ngabang Kabupaten Landak?”.

Berdasarkan masalah umum diatas, maka dijabarkan ke dalam sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan strategi elaborasi pada mata pelajaran IPS

Terpadu di kelas VIII Mts Negeri Ngabang Kabupaten Landak ?.

(6)

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VIII MTs setelah menggunakan strategi elaborasi pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII Mts Negeri Ngabang Kabupaten Landak ?.

3. Apakah terdapat hubungan dari strategi elaborasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Negeri Ngabang Kabupaten Landak ?.

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “hubungan strategi elaborasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTS Negeri Ngabang Kabupaten Landak.

Adapun tujuan secara khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang :

1. Pelaksanaan strategi elaborasi pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII MTs Negeri Ngabang Kabupaten Landak.

2. Hasil belajar siswa kelas VIII setelah menggunakan strategi elaborasi pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII Mts Negeri Ngabang Kabupaten Landak.

3. Hubungan dari penggunaan strategi belajar elaborasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII Mts Negeri Ngabang Kabupaten Landak.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis yaitu:

(7)

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharap kan dapat menjadi masukkan yang bermanfaat bagi pengembangan strategi elaborasi dalam upaya tenaga kependidikan untuk meningkatkan hasil belajar yang efektif dalam mencapai kesuksesan dalam belajar khususnya materi sejarah.

2. Manfaat praktis

Ada beberapa manfaat praktis dalam penelitian ini. Manfaat-manfaat praktis tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut bagi:

a. Bagi siswa

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ips terpadu. Dengan ini mereka dapat memperoleh informasi penting tentang strategi elaborasi dalam upaya mendukung pencapaian hasil belajar.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan yang objektif tentang strategi elaborasi yang mempengaruhi hasil belajar.

c. Bagi Kepala sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi atau acuan

pelaksanaan pendidikan IPS Terpadu, khususnya mengenai

pelaksanaan strategi elaborasi dan sebagai masukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dalam.

(8)

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini dimaksudkan memberi batasan- batasan sehingga dapat menghindari penafsiran yang berbeda. Dalam bagian ini akan dikemukan hal-hal yang berkaitan dengan variabel penelitian dan definisi operasional.

1. Variabel Penelitian

Kegiatan penelitian memerlukan objek untuk dijadikan fokus pengamatan sehingga memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Objek pengamatan itu disebut variabel penelitian. Hamid Darmadi (2014;14) menyatakan;“Variabel Penelitian adalah Suatu atribut, nilai-nilai, sifat dari objek-objek, individu dan atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi antara satu dengan lainnya yang telah di tentukan oleh peneliti untuk di pelajari dan di cari informasinya serta di tarik kesimpulan dalam suatu penelitian”. Sugiyono (2012: 61) mengatakan: “variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diamati”. Sedangkan Dennis E. Hinkle (1998: 2) mengatakan: “ a variabel is characteristick that can on different values for direfferent number of a group being sudied”, yang artinya variabel adalah suatu karakteristik yang tidak sama nilainya dan setiap anggota yang berbeda dari kelompok belajar.

Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah gejala yang

menjadi titik sasaran yang akan diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini

(9)

melibatkan dua variabel yaitu strategi elaborasi sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

a. Variabel bebas

Menurut Sugiyono (2012: 61) “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.” Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah “strategi pembelajaran elaborasi oleh guru dalam pembelajaran Elaborasi terdiri komponen strategi elaborasi, sebagaimana dik oleh Degeng (1999: 52) Dengan aspek dan indikatornya sebagai berikut :

1. Urutan elaborasi

a. Penyajian isi bidang studi pada tingkat umum ke arah yang lebih rinci.

b. Perincian materi di buat apabila ada dua atau lebih.

2. Urutan prasyarat belajar

a. Urutan prasyarat adalah struktur yang menunjukan konsep, prosedur atau prinsip mana yang harus dipelajari sebelum konsep, prosedur atau prinsip lain bisa dipelajari.

b. Guru berkewajiban untuk memeriksa atau menanyakan apakah siswa sudah paham dengan meteri tersebut

3. Rangkuman

a. Tinjauan kembali terhadap apa yang telah dipelajari.

b. Rangkuman dibuat karena sangat penting untuk mempertahankan retensi (daya ingat).

4. Sintesis

a. Pesintetis berfungsi untuk menunjukan kaitan-kaitan diantara konsep, prosedur atau prinsip yang diajarkan.

b. Untuk keterkaitan hubungan di antara konsep.

5. Analogi

a. analogi menggambarkan persamaan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan lain yang berbeda di luar cakupan pengetahuan yang sedang dipelajari.

6. Pengaktif strategi kognitif

a. Strategi kognitif adalah ketrampilan yang diperlukan siswa untuk mengatur proses internal ketika belajar, mengingat dan berpikir.

b. Strategi Kognitif ini hendaknya di aktifkan selama pembelajran

berlangsung.

(10)

7. Kontrol belajar

a. Konsepsi mengenai kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa dalam melakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi yang dipelajari

b. Kecepatan Belajar dan Komponen Strategi pembelajaran yang di inginkan.

b. Variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2012: 61) “variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.” Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar kemampuan kognitif siswa yang ditunjukan dengan nilai atau angka yang diperoleh dari menjawab soal hasil belajar tes formatif yang dibuat oleh peneliti dan dilaksanakan oleh guru IPS pada mata pelajaran sejarah.

Dengan aspek-aspek hasil belajar sebagai berikut: (1) kognitif (2) pengetahuan; (3) pemahaman; (4) penerapan; (5) analisis; (6) sintesis; (7) evaluasi.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional, dimaksudkan untuk memperjelas variabel dan aspek-aspek yang akan diteliti atau yang menjadi fokus penelitian, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mendefinisikannya.

a. Strategi Pembelajaran Elaborasi

Strategi belajar elaborasi adalah pengorganisasian materi yang

sederhana sehingga dapat dikembang ide-ide yang sesuai dengan materi

tersebut. Penggunaan strategi elaborasi dalam pembelajaran adalah

penggunaan unsur-unsur penting dalam kegiatan belajar yang menjadi

(11)

ciri-ciri dari strategi pembelajaran elaborasi. Penggunaan strategi pembelajaran elaborasi adalah penggunaa yang secara bertahap dalam kegiatan belajar mengajar secara teratur dan sistematis. Dan faktor- faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi belajar elaborasi adalah segala sesuatu yang dapat menghambat keberhasilan pelaksanaan strategi elaborasi dalam kegiatan belajar.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dengan skor dari nilai tes formatif mengenai sejumlah materi pelajaran. Dalam hal ini yakni tes hasil belajar berupa tes formatif yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar dengan rentang kriteria sebagai berikut :

Tabel 1.1

Pedoman Interpretasi Hasil Belajar Siswa Standar Ketuntasan Minimal (SKM) Katagori

75,00 > Tuntas

<75,00 Tidak Tuntas

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya melalui fakta. Menurut Nawawi (2007: 47) mengatakan,

“hipotesis adalah suatu pendapat atau teori yang masih kurang sempurna

yang sifatnya masih sementara yakni pemecahan masalah yang mungkin

benar dan mungkin salah”. Menurut Sugiyono (2012: 96), hipotesis

(12)

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Selanjutnya menurut Arikunto (2010: 110) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah pendapat atau jawaban yang bersifat sementara yang kebenarannya masih diuji secara empiris terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis alternatif ( Ha )

Terdapat hubungan stategi elaborasi terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Negeri Ngabang Kabupaten Landak.

2. Hipotesis nol ( Ho)

Hipotesis nol dirumuskan sebagai berikut:

Tidak terdapat hubungan strategi elaborasi terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIII Mts Negeri Ngabang

Kabupaten Landak.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Manajer publik tersebut hanya dapat bekerja melaksanakan pelayananan terhadap masyarakat karena dipilih, sehingga mereka tidak bisa menunjuk seseorang untuk

pailit adalah utang yang diajukan pemohon sebagai dasar permohonan.. pailit dapat dibuktikan oleh pemohon dengan cara memberikan

Melihat angka kelahiran di RSUD DR Soedirman Kebumen pada tahun 2014 cukup tinggi yaitu 1.980 kelahiran baik yang melahirkan secara pervaginam maupun secara

Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk memperoleh usulan pengaturan brightness dan contrast yang paling optimal, sehingga dapat meningkatkan jumlah suku

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ambang deteksi dan ambang pengenalan rasa manis, preferensi rasa manis (rating kesukaan), dan asupan sukrosa harian pada grup

Kasubbag Program Menginformasikan tentang Penyusunan LKjIP kepada Sekretaris serta dilanjutkan ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup - Informasi data2 Penyusuan LKjIP yang

PBJ 1/ APBD/ Distamben/ 2015 tanggal 13 Juli 2015 dan Berita Acara Penetapan Penyedia Barang/ Jasa Nomor: 011/ BA/ Pej-PBJ 1/ APBD/ Distamben/ 2015 tanggal 13 Juli 2015, maka

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten