• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Bojonagara Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Bojonagara Bandung)."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

(2)

ABSTRAK

Kecenderungan masyarakat yang tidak membayar pajak atau membayar pajak yang tidak sesuai dengan penghasilan dapat dicegah dengan memaksimalkan pengawasan dan pemeriksaan pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak. Penulis mengambil judul “Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Bojonagara Bandung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bojonagara Bandung.Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada pemeriksa pajak di KPP Pratama Bojonagara. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, uji hipotesis dan analisis koefisien determinasi. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0.Hasil penelitian memperoleh kesimpulan pertama bahwa pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Bojonagara termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian skor aktual 80% dari skor ideal. Kesimpulan kedua menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berperan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Bojonagara, dengan tingkat pengaruh sebesar 58% sedangkan sisanya 42% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PENGESAHAN ...

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELTIAN ...

KATA PENGANTAR ...

1.2 Identifikasi Masalah ... ...

1.3 Tujuan Penelitian ...

1.4 Kegunaan Penelitian...

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

(4)

2.1.1 Fungsi Pajak ...

2.1.2 Asas-Asas Pemungutan Pajak ...

2.1.3 Teori Pemungutan Pajak...

2.1.4 Pembagian Pajak ...

2.1.5 Tata Cara Pemungutan Pajak...

2.2 Pemeriksaan Pajak ...

2.2.1 Tujuan Pemeriksaan Pajak ...

2.2.2 Tahapan Persiapan Pemeriksaan Pajak ...

2.2.3 Ruang Lingkup Pelaksanaan Pemeriksaan ...

2.2.4 Kriteria Pemeriksaan Pajak ...

2.2.5 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak ...

2.2.6 Standar Penyusunan dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan ...

2.2.7 Jenis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak ...

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak ...

2.4 Kerangka Pemikiran ...

2.5 Pengembangan Hipotesis ...

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ...

3.1.1 Visi, Misi, Janji dan Motto KPP Pratama Bojonagara ...

3.1.2 Sejarah Singkat KPP Pratama Bojonagara ...

(5)

3.2 Metode Penelitian ...

3.2.1 Operasional Variabel Penelitian ...

3.2.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...

3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...

3.2.4 Uji Validitas...

3.2.5 Uji Reliabilitas ...

3.3 Metode Analisis Data ...

3.3.1 Regresi Linear Sederhana ...

3.3.2 Pengujian Hipotesis ...

3.3.3 Koefisien Determinasi ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...

4.1.1 Hasil Uji Validitas ...

4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ...

4.1.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ...

4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Pemeriksaan

Pajak di KPP Pratama Bojonagara ...

4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan

Wajib Pajak di KPP Pratama Bojonagara ...

4.2 Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

di KPP Pratama Bojonagara ...

(6)

4.2.2 Pengujian Hipotesis ...

4.2.3 Koefisien Determinasi ...

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...

5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE)

67

68

70

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... itian

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Bojonagara ... 29

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...

Tabel 3.2 Skor Penelitian Kuesioner ...

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Pajak (X) ...

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ...

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ...

Tabel 4.4 Kriteria Tanggapan Responden ...

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Prioritas pemeriksaan SPT

lebih bayar Wajib Pajak ...

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan SPT lebih bayar

yang disampaikan Wajib Pajak menjadi fokus utama KPP ...

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan permohonan

restitusi sesuai prioritas ...

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Efek positif dari pengembalian

pendahuluan kelebihan pembayaran pajak ...

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan SPT rugi sudah

diurutkan sesuai dengan besarnya kerugian dan melalui

pemeriksaan single tax ...

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang SPT rugi yang terdapat

transaksi signifikan diberikan kompensasi sesuai

(9)

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan rutin WP yang

melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,

atau pembubaran usaha ...

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksa mengusulkan

penghapusan NPWP dan/ atau pencabutan PKP terhadap WP

yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya ...

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Membuat SP2 baru bagi WP

yang merubah tahun, metode pembukuan, atau penilaian ulang

aktiva tetap ...

Tabel 4.14Tanggapan Responden Tentang Surat teguran dan sanksi

administratif bagi WP yang tidak menyampaikan SPT ...

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Tentang Sanksi administrasi bagi WP

yang menyampaikan SPT melewati batas waktu ...

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan SPT Tahunan

PPh berdasarkan analisis risiko dibuat menurut profil WP, data

internal / eksternal secara komputerisasi ...

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Tentang Mengenai Pemeriksaan Pajak

di KPP Pratama Bojonagara ...

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Tentang Membuat laporan keuangan

dan menyampaikan SPT tepat waktu ...

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Tentang Melunasi kekurangan pajak ...

(10)

pajak sudah diberi izin ...

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Tentang Membayar denda

keterlambatan pajak ...

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Tentang Laporan keuangan WP sudah

diaudit ...

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Tentang Tidak curang dalam mengisi

SPT untuk permohonan restitusi dan kompensasi pajak ...

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Tentang Tidak menyalahgunakan

NPWP ...

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Tentang Tidak Menyalahgunakan

Pengukuhan PKP ...

Tabel 4.26 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan

Wajib Pajak di KPP Pratama Bojonagara ...

Tabel 4.27 Hasil Analisis Regresi ...

Tabel 4.28 Hasil Uji Hipotesis ... 62

63

63

64

64

65

65

66

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Kuesioner Penelitian

LAMPIRAN B Skor Kuesioner

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus

menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan

tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam

pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam

negeri berupa pajak. (Waluyo, Perpajakan Indonesia, 2011:2).

Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah membutuhkan

sumber daya dan pembiayaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu pajak sebagai

salah satu sumber pendapatan negara menjadi salah satu hal yang penting untuk

diperhatikan. Peningkatan pembangunan nasional dari sektor pajak sangat

dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan wajib pajak (Jotopurnomo dan Mangoting,

Tax & Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013).

Kepatuhan Wajib Pajak menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam

menyelenggarakan perpajakannya, dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban

perpajakannya sesuai dengan kebenarannya (Rahayu, Modul Perpajakan

Lanjutan, 2010:137). Suatu pemenuhan kewajiban perpajakan, yang harus

(13)

2 BAB I PENDAHULUAN

tunggakan pajak dan perkembangan pembayaran atau penyetoran pajak terutang

disebut kepatuhan (Nasucha, Reformasi Administrasi Publik, 2004:38).

Menurut Amin Laili salah satu Pegawai Direktorat Jenderal Pajak,

Kepatuhan wajib pajak adalah faktor penting dalam merealisasikan target

penerimaan pajak. Semakin tinggi kepatuhan Wajib Pajak, maka penerimaan

pajak akan semakin meningkat, demikian pula sebaliknya. Oleh karenanya,

menumbuhkan kepatuhan Wajib Pajak sudah seharusnya menjadi agenda utama

Direktorat Jenderal Pajak (DJP), selain memacu kinerja pegawai agar memiliki

kemampuan, dedikasi, wawasan, dan tanggung jawab sebagai penyelenggara

Negara di bidang perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak pada dasarnya mencakup;

kepatuhan mencatat atau membukukan transaksi usaha, kepatuhan melaporkan

kegiatan usaha sesuai peraturan yang berlaku, serta kepatuhan terhadap aturan

perpajakan lainnya misalnya kepatuhan atas pemindahan tempat terdaftar Wajib

Pajak dari satu KPP ke KPP lain. Di antara ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang

paling mudah diamati adalah kepatuhan melaporkan kegiatan usaha, karena

seluruh wajib pajak berkewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).

Dari seluruh Wajib Pajak terdaftar, masalah kepatuhan yang paling serius dan

paling banyak jumlahnya adalah Wajib Pajak yang tidak membuat dan

menyampaikan laporan kegiatan usaha secara periodik, baik laporan bulanan

maupun tahunan.

(http://www.pajak.go.id/content/article/membangun-kepatuhan-menuju-masyarakat-sadar-pajak)

Setiap Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk memenuhi dan

(14)

3 BAB I PENDAHULUAN

Pajak akan mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak, menghitung dan atau

memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang, menyetor pajak,

melaporkan penyetoran tersebut kepada Direktur Jenderal Pajak, serta menetapkan

sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian SPT (Surat Pemberitahuan)

dengan baik dan benar. (Rahayu, Modul Perpajakan Lanjutan, 2010:101)

Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan

akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax

avoidance, yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran pajak ke kas negara.

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk melaksanakan

kewajiban perpajakannya, maka sesuai Pasal 29 Undang-Undang Nomor 28 tahun

2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktorat Jenderal

Pajak berwenang untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dan melakukan

penegakkan peraturan perpajakan (law enforcement) melalui pemeriksaan pajak

(tax audit), penyidikan pajak (tax investigation) dan penagihan pajak (tax

collection). (Singgih, Tesis Program Magister Akuntansi, 2010).

Menurut Rahayu (2010:245) dalam buku “Modul Perpajakan Lanjutan”, pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan self assessment

system yang dilakukan oleh wajib pajak, dan harus berpegang teguh pada

Undang-Undang Perpajakan. Dengan menggunakan sistem pemungutan pajak self

assessment system, maka akan menimbulkan peluang bagi wajib pajak untuk

melakukan tindakan kecurangan, manipulasi perhitungan jumlah pajak, dan

penggelapan pajak yang seharusnya dibayarkan. Terutama pajak yang dianggap

(15)

4 BAB I PENDAHULUAN

pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka

memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada wajib pajak dan

tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang

perpajakan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah

diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksaan adalah serangkaian

kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang

dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar

pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Setiawan dan Musri dalam buku “Tax Audit dan Tax Review” (2007:27) menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeriksaan dimulai dari persiapan pemeriksaan,

pengamatan di lapangan, tanya jawab dan pengolahan data, serta pada akhirnya

membuat kesimpulan berupa ada tidaknya perbedaan antara data SPT dan fakta

berupa data yang telah diolah. Pelaksanaan pemeriksaan juga dapat ditinjau dari

dokumen perusahaan, yaitu dengan meminjam data terkait guna melakukan kajian

atau telaah atas perusahaan yang akan dilakukan pemeriksaan.

Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan sumber pendapatan dari

sektor pajak tidak saja ditentukan oleh kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak

dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya, tetapi juga

(16)

5 BAB I PENDAHULUAN

pemeriksaan kebenaran laporan yang disampaikan oleh Wajib Pajak guna rasa

keadilan dalam penegakan hukum pajak. (Singgih, Tesis Program Magister

Akuntansi, 2010).

Kepatuhan wajib pajak bisa tercermin dalam nilai selisih antara rencana

penerimaan pajak dengan realisasi penerimaan pajak. Maka, apabila semua Wajib

Pajak menaati dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, maka

seharusnya realisasi penerimaan pajak tidak kurang dari target penerimaan pajak

yang sudah direncanakan.

Kecenderungan masyarakat yang tidak mau membayar pajak atau

membayar pajak yang tidak sesuai dengan penghasilan sebenarnya bisa

diminimalisir dengan memaksimalkan pengawasan dan pemeriksaan pajak oleh

Kantor Pelayanan Pajak setempat seperti pemeriksaan SPT yang telah

disampaikan Wajib Pajak, pemeriksaan dokumen usaha dan sebagainya. Oleh

karena itu, penelitian mengenai peranan pemeriksaan pajak dalam meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak masih penting untuk dilakukan.

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian pada salah satu KPP Pratama yang selanjutnya

dituangkan dalam penulisan skripsi dengan judul “Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi kasus pada KPP Pratama Bojonagara

(17)

6 BAB I PENDAHULUAN

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, penulis

merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan pajak pada KPP Pratama Bojonagara

Bandung?

2. Sejauh mana peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian adalah mengumpulkan data-data yang dijadikan bahan

penulisan skripsi.

Berdasarkan uraian identifikasi masalah, tujuan diadakannya penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pemeriksaan pajak KPP

Pratama Bojonagara Bandung.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan pemeriksaan pajak terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian terkait kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bojonagara

Bandung diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang

(18)

7 BAB I PENDAHULUAN

1. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang

perpajakan khususnya peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib

Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.

2. Bagi penulis

Penulis dapat mengembangkan pengetahuan dan teori yang dimiliki tentang

kepatuhan Wajib Pajak serta menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam

praktiknya. Selain itu, penelitian ini dilakukan guna memenuhi salah satu

persyaratan sidang sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

3. Bagi pihak lain

Bagi pembaca, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan

informasi mengenai peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib

Pajak. Hasil penelitian ini juga bisa menjadi referensi untuk melakukan

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Bojonagara

termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian skor

aktual 80% dari skor ideal.

2. Pemeriksaan pajak berperan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak

yang terdaftar di KPP Pratama Bojonagara, dengan tingkat pengaruh

sebesar 58% sedangkan sisanya 42% dipengaruhi oleh variabel-variabel

lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang sudah ditarik, peneliti mencoba

memberikan beberapa saran antara lain:

1. KPP Pratama Bojonagara perlu meningkatkan pemeriksaan pajak karena

hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang masih

cukup rendah.

2. Petugas pemeriksa pajak di KPP Pratama Bojonagara perlu ditambahkan

(20)

71 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa menganalisis variabel lain bisa

berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak,

misalnya dengan meneliti kegiatan-kegiatan sosialisasi perpajakan oleh

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Jotopurnomo, Cindy dan Yenni Mangoting. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra. Tax &

Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013.

Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Meliala, Tulis S. dan Francisca Widianti Oetomo. 2012. Perpajakan dan Akuntansi

Pajak. Edisi 7. Jakarta: Semesta Media.

Nasucha., Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Rahayu, Siti Kurnia. 2008. Modul Perpajakan Lanjutan. Bandung: Unikom.

Setiawan, Agus dan Basri Musri. 2007. Tax Audit dan Tax Review. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Singgih, Shintya Tantri. 2010. Pengaruh Strategi Pelayanan, Penyuluhan dan Penegakan Hukum terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur. Tesis Program Magister

Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha

Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

(22)

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi 10-Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Gambar

Tabel 4.21 Tanggapan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil disolusi menunjukkan bahwa semakin besar jumlah konsentrasi albumin yang digunakan dalam kombinassebagai penyalut maka semakin besar penghambatan pelepasan

Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 13 Tahun

Pembakaran yang terjadi merupakan reaksi kimia antara oksigen di dalam udara dengan senyawa hidrokarbon di dalam bahan bakar yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga untuk mesin

Berdasarkan alasan tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Hasil pembelajaran siswa dalam menulis karangan deskripsi bahasa Jerman

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengembangan terdiri dari metode pra tugas, metode dalam jabatan dan presentasi

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tanggapan pengelola dan wisatawan mengenai keberadaan pedagang di Taman Wisata Alam Cimanggu berdasarkan pelayanan

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam