ABSTRACT
ABSTRAK
Kecenderungan masyarakat yang tidak membayar pajak atau membayar pajak yang tidak sesuai dengan penghasilan dapat dicegah dengan memaksimalkan pengawasan dan pemeriksaan pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak. Penulis mengambil judul “Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Bojonagara Bandung). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bojonagara Bandung.Penelitian ini menggunakan data primer berupa kuesioner yang dibagikan kepada pemeriksa pajak di KPP Pratama Bojonagara. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, uji hipotesis dan analisis koefisien determinasi. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS 20.0.Hasil penelitian memperoleh kesimpulan pertama bahwa pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Bojonagara termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian skor aktual 80% dari skor ideal. Kesimpulan kedua menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak berperan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Bojonagara, dengan tingkat pengaruh sebesar 58% sedangkan sisanya 42% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...
HALAMAN PENGESAHAN ...
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELTIAN ...
KATA PENGANTAR ...
1.2 Identifikasi Masalah ... ...
1.3 Tujuan Penelitian ...
1.4 Kegunaan Penelitian...
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
2.1.1 Fungsi Pajak ...
2.1.2 Asas-Asas Pemungutan Pajak ...
2.1.3 Teori Pemungutan Pajak...
2.1.4 Pembagian Pajak ...
2.1.5 Tata Cara Pemungutan Pajak...
2.2 Pemeriksaan Pajak ...
2.2.1 Tujuan Pemeriksaan Pajak ...
2.2.2 Tahapan Persiapan Pemeriksaan Pajak ...
2.2.3 Ruang Lingkup Pelaksanaan Pemeriksaan ...
2.2.4 Kriteria Pemeriksaan Pajak ...
2.2.5 Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak ...
2.2.6 Standar Penyusunan dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan ...
2.2.7 Jenis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak ...
2.3 Kepatuhan Wajib Pajak ...
2.4 Kerangka Pemikiran ...
2.5 Pengembangan Hipotesis ...
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ...
3.1.1 Visi, Misi, Janji dan Motto KPP Pratama Bojonagara ...
3.1.2 Sejarah Singkat KPP Pratama Bojonagara ...
3.2 Metode Penelitian ...
3.2.1 Operasional Variabel Penelitian ...
3.2.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...
3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...
3.2.4 Uji Validitas...
3.2.5 Uji Reliabilitas ...
3.3 Metode Analisis Data ...
3.3.1 Regresi Linear Sederhana ...
3.3.2 Pengujian Hipotesis ...
3.3.3 Koefisien Determinasi ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...
4.1.1 Hasil Uji Validitas ...
4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ...
4.1.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ...
4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Pemeriksaan
Pajak di KPP Pratama Bojonagara ...
4.1.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan
Wajib Pajak di KPP Pratama Bojonagara ...
4.2 Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
di KPP Pratama Bojonagara ...
4.2.2 Pengujian Hipotesis ...
4.2.3 Koefisien Determinasi ...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...
5.2 Saran ...
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS (CURRICULUM VITAE)
67
68
70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... itian
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Bojonagara ... 29
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ...
Tabel 3.2 Skor Penelitian Kuesioner ...
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pemeriksaan Pajak (X) ...
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ...
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ...
Tabel 4.4 Kriteria Tanggapan Responden ...
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Prioritas pemeriksaan SPT
lebih bayar Wajib Pajak ...
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan SPT lebih bayar
yang disampaikan Wajib Pajak menjadi fokus utama KPP ...
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan permohonan
restitusi sesuai prioritas ...
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Efek positif dari pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak ...
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan SPT rugi sudah
diurutkan sesuai dengan besarnya kerugian dan melalui
pemeriksaan single tax ...
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang SPT rugi yang terdapat
transaksi signifikan diberikan kompensasi sesuai
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan rutin WP yang
melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
atau pembubaran usaha ...
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksa mengusulkan
penghapusan NPWP dan/ atau pencabutan PKP terhadap WP
yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya ...
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Membuat SP2 baru bagi WP
yang merubah tahun, metode pembukuan, atau penilaian ulang
aktiva tetap ...
Tabel 4.14Tanggapan Responden Tentang Surat teguran dan sanksi
administratif bagi WP yang tidak menyampaikan SPT ...
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Tentang Sanksi administrasi bagi WP
yang menyampaikan SPT melewati batas waktu ...
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Tentang Pemeriksaan SPT Tahunan
PPh berdasarkan analisis risiko dibuat menurut profil WP, data
internal / eksternal secara komputerisasi ...
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Tentang Mengenai Pemeriksaan Pajak
di KPP Pratama Bojonagara ...
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Tentang Membuat laporan keuangan
dan menyampaikan SPT tepat waktu ...
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Tentang Melunasi kekurangan pajak ...
pajak sudah diberi izin ...
Tabel 4.21 Tanggapan Responden Tentang Membayar denda
keterlambatan pajak ...
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Tentang Laporan keuangan WP sudah
diaudit ...
Tabel 4.23 Tanggapan Responden Tentang Tidak curang dalam mengisi
SPT untuk permohonan restitusi dan kompensasi pajak ...
Tabel 4.24 Tanggapan Responden Tentang Tidak menyalahgunakan
NPWP ...
Tabel 4.25 Tanggapan Responden Tentang Tidak Menyalahgunakan
Pengukuhan PKP ...
Tabel 4.26 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan
Wajib Pajak di KPP Pratama Bojonagara ...
Tabel 4.27 Hasil Analisis Regresi ...
Tabel 4.28 Hasil Uji Hipotesis ... 62
63
63
64
64
65
65
66
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN B Skor Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus
menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat baik materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan
tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.
Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam
pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam
negeri berupa pajak. (Waluyo, Perpajakan Indonesia, 2011:2).
Pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah membutuhkan
sumber daya dan pembiayaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu pajak sebagai
salah satu sumber pendapatan negara menjadi salah satu hal yang penting untuk
diperhatikan. Peningkatan pembangunan nasional dari sektor pajak sangat
dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan wajib pajak (Jotopurnomo dan Mangoting,
Tax & Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013).
Kepatuhan Wajib Pajak menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam
menyelenggarakan perpajakannya, dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan kebenarannya (Rahayu, Modul Perpajakan
Lanjutan, 2010:137). Suatu pemenuhan kewajiban perpajakan, yang harus
2 BAB I PENDAHULUAN
tunggakan pajak dan perkembangan pembayaran atau penyetoran pajak terutang
disebut kepatuhan (Nasucha, Reformasi Administrasi Publik, 2004:38).
Menurut Amin Laili salah satu Pegawai Direktorat Jenderal Pajak,
Kepatuhan wajib pajak adalah faktor penting dalam merealisasikan target
penerimaan pajak. Semakin tinggi kepatuhan Wajib Pajak, maka penerimaan
pajak akan semakin meningkat, demikian pula sebaliknya. Oleh karenanya,
menumbuhkan kepatuhan Wajib Pajak sudah seharusnya menjadi agenda utama
Direktorat Jenderal Pajak (DJP), selain memacu kinerja pegawai agar memiliki
kemampuan, dedikasi, wawasan, dan tanggung jawab sebagai penyelenggara
Negara di bidang perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak pada dasarnya mencakup;
kepatuhan mencatat atau membukukan transaksi usaha, kepatuhan melaporkan
kegiatan usaha sesuai peraturan yang berlaku, serta kepatuhan terhadap aturan
perpajakan lainnya misalnya kepatuhan atas pemindahan tempat terdaftar Wajib
Pajak dari satu KPP ke KPP lain. Di antara ketiga jenis kepatuhan tersebut, yang
paling mudah diamati adalah kepatuhan melaporkan kegiatan usaha, karena
seluruh wajib pajak berkewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT).
Dari seluruh Wajib Pajak terdaftar, masalah kepatuhan yang paling serius dan
paling banyak jumlahnya adalah Wajib Pajak yang tidak membuat dan
menyampaikan laporan kegiatan usaha secara periodik, baik laporan bulanan
maupun tahunan.
(http://www.pajak.go.id/content/article/membangun-kepatuhan-menuju-masyarakat-sadar-pajak)
Setiap Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk memenuhi dan
3 BAB I PENDAHULUAN
Pajak akan mendaftarkan diri di Kantor Pelayanan Pajak, menghitung dan atau
memperhitungkan sendiri jumlah pajak yang terutang, menyetor pajak,
melaporkan penyetoran tersebut kepada Direktur Jenderal Pajak, serta menetapkan
sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian SPT (Surat Pemberitahuan)
dengan baik dan benar. (Rahayu, Modul Perpajakan Lanjutan, 2010:101)
Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan
akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax
avoidance, yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran pajak ke kas negara.
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak untuk melaksanakan
kewajiban perpajakannya, maka sesuai Pasal 29 Undang-Undang Nomor 28 tahun
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktorat Jenderal
Pajak berwenang untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dan melakukan
penegakkan peraturan perpajakan (law enforcement) melalui pemeriksaan pajak
(tax audit), penyidikan pajak (tax investigation) dan penagihan pajak (tax
collection). (Singgih, Tesis Program Magister Akuntansi, 2010).
Menurut Rahayu (2010:245) dalam buku “Modul Perpajakan Lanjutan”, pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan self assessment
system yang dilakukan oleh wajib pajak, dan harus berpegang teguh pada
Undang-Undang Perpajakan. Dengan menggunakan sistem pemungutan pajak self
assessment system, maka akan menimbulkan peluang bagi wajib pajak untuk
melakukan tindakan kecurangan, manipulasi perhitungan jumlah pajak, dan
penggelapan pajak yang seharusnya dibayarkan. Terutama pajak yang dianggap
4 BAB I PENDAHULUAN
pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka
memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada wajib pajak dan
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang
perpajakan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksaan adalah serangkaian
kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Setiawan dan Musri dalam buku “Tax Audit dan Tax Review” (2007:27) menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeriksaan dimulai dari persiapan pemeriksaan,
pengamatan di lapangan, tanya jawab dan pengolahan data, serta pada akhirnya
membuat kesimpulan berupa ada tidaknya perbedaan antara data SPT dan fakta
berupa data yang telah diolah. Pelaksanaan pemeriksaan juga dapat ditinjau dari
dokumen perusahaan, yaitu dengan meminjam data terkait guna melakukan kajian
atau telaah atas perusahaan yang akan dilakukan pemeriksaan.
Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan sumber pendapatan dari
sektor pajak tidak saja ditentukan oleh kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya, tetapi juga
5 BAB I PENDAHULUAN
pemeriksaan kebenaran laporan yang disampaikan oleh Wajib Pajak guna rasa
keadilan dalam penegakan hukum pajak. (Singgih, Tesis Program Magister
Akuntansi, 2010).
Kepatuhan wajib pajak bisa tercermin dalam nilai selisih antara rencana
penerimaan pajak dengan realisasi penerimaan pajak. Maka, apabila semua Wajib
Pajak menaati dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, maka
seharusnya realisasi penerimaan pajak tidak kurang dari target penerimaan pajak
yang sudah direncanakan.
Kecenderungan masyarakat yang tidak mau membayar pajak atau
membayar pajak yang tidak sesuai dengan penghasilan sebenarnya bisa
diminimalisir dengan memaksimalkan pengawasan dan pemeriksaan pajak oleh
Kantor Pelayanan Pajak setempat seperti pemeriksaan SPT yang telah
disampaikan Wajib Pajak, pemeriksaan dokumen usaha dan sebagainya. Oleh
karena itu, penelitian mengenai peranan pemeriksaan pajak dalam meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak masih penting untuk dilakukan.
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian pada salah satu KPP Pratama yang selanjutnya
dituangkan dalam penulisan skripsi dengan judul “Peranan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi kasus pada KPP Pratama Bojonagara
6 BAB I PENDAHULUAN
1.2 Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, penulis
merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan pajak pada KPP Pratama Bojonagara
Bandung?
2. Sejauh mana peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah mengumpulkan data-data yang dijadikan bahan
penulisan skripsi.
Berdasarkan uraian identifikasi masalah, tujuan diadakannya penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan pemeriksaan pajak KPP
Pratama Bojonagara Bandung.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan pemeriksaan pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian terkait kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Bojonagara
Bandung diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang
7 BAB I PENDAHULUAN
1. Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
perpajakan khususnya peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib
Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung.
2. Bagi penulis
Penulis dapat mengembangkan pengetahuan dan teori yang dimiliki tentang
kepatuhan Wajib Pajak serta menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam
praktiknya. Selain itu, penelitian ini dilakukan guna memenuhi salah satu
persyaratan sidang sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.
3. Bagi pihak lain
Bagi pembaca, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
informasi mengenai peranan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan Wajib
Pajak. Hasil penelitian ini juga bisa menjadi referensi untuk melakukan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama Bojonagara
termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian skor
aktual 80% dari skor ideal.
2. Pemeriksaan pajak berperan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
yang terdaftar di KPP Pratama Bojonagara, dengan tingkat pengaruh
sebesar 58% sedangkan sisanya 42% dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain yang tidak diteliti.
5.2 Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang sudah ditarik, peneliti mencoba
memberikan beberapa saran antara lain:
1. KPP Pratama Bojonagara perlu meningkatkan pemeriksaan pajak karena
hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang masih
cukup rendah.
2. Petugas pemeriksa pajak di KPP Pratama Bojonagara perlu ditambahkan
71 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan bisa menganalisis variabel lain bisa
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak,
misalnya dengan meneliti kegiatan-kegiatan sosialisasi perpajakan oleh
DAFTAR PUSTAKA
Jotopurnomo, Cindy dan Yenni Mangoting. 2013. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Fiskus, Sanksi Perpajakan, Lingkungan Wajib Pajak Berada terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya. Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra. Tax &
Accounting Review, Vol.1, No.1, 2013.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.
Meliala, Tulis S. dan Francisca Widianti Oetomo. 2012. Perpajakan dan Akuntansi
Pajak. Edisi 7. Jakarta: Semesta Media.
Nasucha., Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: PT. Grasindo.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pemeriksaan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
Rahayu, Siti Kurnia. 2008. Modul Perpajakan Lanjutan. Bandung: Unikom.
Setiawan, Agus dan Basri Musri. 2007. Tax Audit dan Tax Review. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Singgih, Shintya Tantri. 2010. Pengaruh Strategi Pelayanan, Penyuluhan dan Penegakan Hukum terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur. Tesis Program Magister
Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Edisi 10-Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.