• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK : Penelitian Eksperimen Murni terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK : Penelitian Eksperimen Murni terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

Syukron Fadlillah 0800199

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI

PESERTA DIDIK

Oleh Syukron Fadlillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Syukron Fadlillah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SYUKRON FADLILLAH 0800199

PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK

(Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Yaya Sunarya, M.Pd. NIP. 19591130 198703 1 002

Pembimbing II

Dra. Tati Kustiawati, M.Pd. NIP. 19620519 198603 2 002

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Syukron Fadlillah. (2013). Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Murni Terhadap Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan program bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling. Metode dan desain penelitian ini digunakan untuk menguji keefektifan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik dengan jumlah masing-masing kelompok 40 orang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Instrumen yang digunakan yaitu angket motivasi berprestasi peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) tingkat motivasi berprestasi peserta didik secara umum berada pada kategori sedang dengan persentase 0,96% berada pada kategori tinggi, 99.04% sedang dan 0.00% rendah; (2) rumusan program bimbingan belajar yang dinyatakan layak oleh pakar dan praktisi meliputi: Rasional, Deskripsi Kebutuhan, Tujuan Program, Sasaran Program, Rencana Operasional, Pengembangan Tema/Topik, Evaluasi dan Tindak Lanjut, dan Indikator Keberhasilan; dan (3) program bimbingan belajar terbukti tidak efektif dengan tidak adanya peningkatan yang signifikan pada tingkat motivasi berprestasi peserta didik. Rekomendasi berdasarkan hasil penelitian diberikan kepada (1)guru bimbingan dan konseling dan (2) peneliti selanjutnya.

(5)

ABSTRACT

Syukron Fadlillah. (2013). Academic Guidance Program to Enhance Achievement Motive of Students (An Experimental Study of Students in 10th

Grade Attended SMKN 3 Cimahi Vocational High School in 2012/2013 Acacemic Year)

The general purpose of this research is to produce an effective academic guidance programs to enhance achievement motive of students. This research used the quantitative approach with pure experiments methods and Pretest-Posttest Control Group Design. The sampling techniques that used in this research are Purposive Sampling. The research methods and design were used to test the effectiveness of academic guidance programs to enhance achievement motive of students. Each group consisted of 40 people in a control group and experimental group with a comparation of pretest and posttest results. The research instrument

that used is student’s achievement motive questionaire. The research results show

that: (1) general motivation level of students was in high category that showed by percentage 0,96%, in medium category that showed by percentage 99,04% and in low category that showed by percentage 0,00%; (2) the academic guidance program to enhance achievement motive of students that was claimed feasible by experts and practitioners including: rational, objective needs, program descriptions, program objectives, operational plans, development of themes/topics, evaluation and follow-up, also indicators of success; (3) academic guidance program proved ineffective in regard to absence of a significant increase in the level of student’s achievment motive. Recommendations was given based on the research results to (1) the school counselor and (2) next researcher.

Key word : Academic guidance program, achievement motive, vocational high

(6)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GRAFIK xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 7

E. Struktur Organisasi Skripsi 8

BAB II MOTIVASI BERPRESTASI DAN PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR

9

A. Konsep Motivasi Berprestasi 9

B. Program Bimbingan Belajar 20

C. Penelitian Terdahulu 31

D. Kerangka Berpikir 33

E. Hipotesis Penelitian 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 37

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 40

C. Definisi Operasional Variabel 42

D. Instrumen Penelitian 44

E. Teknik Pengumpulan Data 49

F. Teknik Analisis Data 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58

A. Hasil Penelitian 58

1. Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

58

2. Rumusan Progam Bimbingan Belajar Yang Layak Menurut Pakar dan Praktisi

63

3. Efektivitas Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

66

B. Pembahasan Hasil Penelitian 83

1. Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

83

2. Rumusan Program Bimbingan Belajar 94

3. Gambaran Efektivitas Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik

(7)

C. Keterbatasan Penelitian 100

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 102

A. Kesimpulan 102

B. Rekomendasi 102

DAFTAR PUSTAKA 104

(8)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Skema Motivasi Berprestasi 13

2.2 Bagan Peningkatan Motivasi Berprestasi Peserta Didik

Melalui Program Bimbingan Belajar

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Populasi Penelitian Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

38

3.2 Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK

Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan

Kategori

39

3.3 Teknik Pengambilan Sampel 39

3.4 Sampel Penelitian 40

3.5 Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design 41

3.6 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi (sebelum uji coba) 45

3.7 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi (setelah uji coba) 46

3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen 48

3.9 Tingkat Reliabilitas Instrumen 49

3.10 Interpretasi Reliabilitas 49

3.11 Pedoman Skor Setiap Item Pernyataan 51

3.12 Kategorisasi Motivasi Berprestasi Peserta Didik 52

3.13 Hasil Perhitungan Kriteria Motivasi Berprestasi Peserta Didik 52

3.14 Kategori Tingkat Motivasi Berprestasi Peserta Didik 52

4.1 Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK

Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan

Kategori

58

4.2 Profil Umum Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X

SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

(10)

Syukron Fadillah, 2014

Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel Hal

4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas

X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

Berdasarkan Aspek dan Indikator

61

4.4 Profil Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

62

4.5 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Peserta Didik

Kelompok Eksperimen

73

4.6 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen

75

4.7 Perbandingan Skor Pretest dan Skor Posttest Peserta Didik

Kelompok Kontrol

76

4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Skor Posttest

Kelompok Kontrol

78

4.9 Komposisi Interpretasi Indeks Gain 79

4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

81

4.11 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen Setiap Aspek

82

4.12 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest dan Posttest Kelompok

Kontrol Setiap Aspek

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal

4.1 Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK

Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 Berdasarkan

Kategori

59

4.2 Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Kelompok

Eksperimen

74

4.3 Perbandingan Rata-Rata Skor Pretest dan Skor Posttest

Kelompok Kontrol

(12)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Dalam

pendidikan dimuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur dan benar untuk

kehidupan. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia

No.20 Tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Penjelasan diatas memiliki makna bahwa pendidikan berfungsi

menyiapkan generasi muda agar dapat menghadapi dan menjalani kehidupannya

di masa yang akan datang, untuk itu pendidikan diarahkan bukan hanya mengasah

kemampuan kognisi semata, namun secara keseluruhan sebagaimana tercantum di

dalam tujuan pendidikan adalah terbentuknya individu yang memiliki kepribadian

yang utuh, berakhlak mulia, kreatif dan mandiri.

Sekolah merupakan suatu lingkungan formal tempat terlaksananya

serangkaian kegiatan pendidikan yang terencana dan terorganisasi, termasuk

kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan sekolah bertujuan menghasilkan

perubahan positif pada diri peserta didik dalam menuju kedewasaan. Dengan

demikian, tugas sekolah tidak hanya bertanggung jawab mengembangkan aspek

intelektual peserta didik saja, melainkan juga bertanggung jawab dalam

menumbuhkan, mendorong, membina dan mengembangkan kepribadian peserta

didik dalam mencapai suatu prestasi.

Tugas sekolah menurut Kartadinata (1983: 150) bahwa “sekolah tidak

hanya menekankan kepada pengembangan kemampuan kognitif, tetapi juga

menekankan kepada pengembangan kepribadian sebagai sesuatu yang terintegrasi

(13)

akademik peserta didik, agar menjadi peserta didik yang mandiri, berilmu, kreatif,

dan bertanggung jawab.

Wujud pendidikan khususnya di sekolah berbentuk suasana belajar dan

proses pembelajaran. Banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya antara

lain peserta didik, guru mata pelajaran, konselor, perangkat manajemen sekolah,

dan staf administrasi. Keseluruhan komponen ini saling mendukung untuk

mencapai hasil yang hendak dicapai. Sehingga satu sama lain terjalin hubungan

yang saling menguntungkan. Hal itu menunjukkan bahwa pendidik bertanggung

jawab untuk mengidentifikasi, membina, mengembangkan dan meningkatkan

minat dan bakat peserta didik.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang

pendidikan yang setara dengan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dimana pada jenjang SMK, peserta didik dipersiapkan secara khusus untuk

memasuki dunia kerja berdasarkan minat dan bakat yang direncanakan. Pada

jenjang SMK, peserta didik mempunyai kesempatan untuk memasuki perguruan

tinggi, yang merupakan tahapan dimana peserta didik mempersiapkan karir di

masa yang akan datang. Keberhasilan pendidikan kejuruan tidak hanya tergantung

pada pendidik yang selalu dituntut dapat mengajar secara profesional saja,

melainkan peran aktif peserta didik di dalam proses belajar juga sangat

menentukan keberhasilan proses pendidikan.

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja,

direncanakan, dengan bimbingan guru serta pendidik lainnya. Apa yang

hendaknya dicapai dan dikuasai peserta didik (tujuan belajar), bahan apa yang

harus dipelajari (bahan ajaran), bagaimana cara peserta didik mempelajarinya

(metode pembelajaran), serta bagaimana cara mengetahui kemajuan belajar

peserta didik (evaluasi), telah direncanakan dengan seksama dalam kurikulum

sekolah (Sukmadinata, 2005: 177).

Kegiatan belajar harus dilaksanakan sebaik dan semaksimal mungkin, agar

dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif. Kondisi belajar saat

ini tidak selamanya sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak peserta didik

(14)

Berbagai faktor penyebab tidak tercapainya hasil belajar yang optimal

diantaranya kurang motivasi belajar, jenuh dalam belajar, sulit mengingat materi

pelajaran, sulit merangkum dari apa yang dibaca, sulit berkonsentrasi, dan sulit

mengembangkan ide. Kondisi-kondisi tersebut jarang diperhatikan oleh guru atau

pendidik lainnya, sehingga membuat peserta didik tetap berada pada kondisi yang

sama serta tidak dapat teroptimalkan kemampuan belajarnya. Jika hal ini terus

dibiarkan, maka akan terjadi sebuah stagnasi belajar yang berujung pada motivasi

belajar menurun, kejenuhan belajar, tidak kreatif, bahkan penurunan kualitas

belajar. Kondisi tersebut menentukkan pentingnya penanganan terhadap

peningkatan motivasi belajar.

Salah satu manfaat mengembangkan motivasi belajar yaitu motivasi

meraih tujuan belajar, motivasi menjalankan aktivitas belajar, dan motivasi

mengerjakan tugas-tugas di sekolah. Motivasi menghasilkan prestasi dan prestasi

menghasilkan motivasi. Ini mengisyaratkan bahwa betapa pentingnya motivasi

berprestasi peserta didik di sekolah. Motivasi berprestasi merupakan hal penting

yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh setiap peserta didik di sekolah.

Motivasi berprestasi memiliki peran dalam membantu peserta didik mendorong

tingkah laku untuk mencapai prestasi, mampu mengelola dirinya sendiri,

mengembangkan kreativitas, memiliki sikap mampu menanggung resiko dan

memiliki cara belajar yang efektif. Peserta didik yang kurang memiliki motivasi

berprestasi akan menghambat proses belajar dan sikap persaingan belajar dalam

mencapai prestasi di sekolah.

Mukharomah (2010: 5) mengemukakan bahwa peserta didik yang

memiliki motivasi berprestasi rendah menunjukkan potensi, kemampuan, dan

prestasi belajar. Bahkan dalam kenyataannya ciri-ciri pribadi yang belum

memiliki motivasi berprestasi adalah adanya kecenderungan dalam kenakalan

permasalahan remaja. Karakteristik remaja yang tidak memiliki motivasi

berprestasi adalah mudah merasa kecewa dan putus asa, kurang berani dalam

menghadapi realitas, ingin segera mendapatkan yang dinginkan dengan tidak

berusaha, mudah merasa bosan dan jenuh, mempunyai kepribadian antisosial,

(15)

terpengaruh, impulsif, kurang memperhitungkan resiko dari

tindakan-tindakannya. Sedangkan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi yang tinggi

antara lain menetapkan tujuan yang menantang dan sulit namun realistik, terus

mengejar kesuksesan dan mampu mengambil resiko pada suatu kegiatan,

merasakan puas setelah mendapatkan kesuksesan tetapi terus berusaha untuk

menjadi yang terbaik, dan tidak merasa terganggu oleh kegagalan yang

diperolehnya.

Permasalahan motivasi belajar diatas senada dengan hasil penelitian yang

diungkap oleh Rizkiani (2007: 65) dimana peserta didik tidak melaksanakan tugas

sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaan sekolahnya (55%), peserta

didik memiliki sikap yang pesimis dan tidak percaya diri dengan

kemampuan/potensi yang dimiliki (59%), peserta didik kurang menumbuhkan

rasa persaingan di dalam kelas (29%) dan kurang memiliki sikap belajar aktif di

dalam kelas dan tidak berusaha keras untuk melakukan kegiatan belajar dengan

sebaik-baiknya dalam mencapai prestasi (37%).

Fenomena di SMK Negeri 3 Cimahi berdasarkan wawancara dengan guru

BK dan pengamatan langsung yang dilakukan pada bulan desember 2012 peserta

didik menunjukkan indikasi kurang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.

Dapat dilihat dari perilaku peserta didik kelas X tahun ajaran 2012/2013 yaitu

kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan tugas sekolah,

kurang menguasai materi perlajaran karena kurangnya keterampilan belajar secara

efektif, bersikap apatis dan tidak percaya diri, ragu-ragu dalam mengambil

keputusan terkait pelajaran, belum memiliki target belajar, kurang disiplin dalam

belajar, tidak memperhatikan guru yang sedang mengajar, kurang dapat

mengelola waktu untuk belajar dan kurangnya motivasi untuk meraih prestasi

belajar.

Permasalahan motivasi dalam berprestasi peserta didik juga tidak lepas

dari peran konselor sekolah. Konselor merupakan komponen yang tidak

terpisahkan dalam mendukung guru mata pelajaran. Karena itu, penting bagi

konselor untuk menciptakan inovasi dalam menumbuhkan motivasi pada diri

(16)

dapat mendampingi peserta didik dalam beberapa hal. Pertama, dalam

perkembangan belajar di sekolah (perkembangan akademis). Kedua, mengenal

diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang terbuka bagi mereka,

sekarang maupun kelak. Ketiga, menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya,

serta menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Keempat,

mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan terlalu

mempersukar hubungan dengan orang lain, atau yang mengaburkan cita-cita

hidup.

Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu peserta didik

mengembangkan motivasi berprestasi ialah bimbingan belajar. Bimbingan belajar

merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam

menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Bimbingan belajar

dapat diberikan secara tepat dan menyeluruh. Tepat dalam arti layanan yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Menyeluruh dalam

arti dapat melayani seluruh kebutuhan perkembangan peserta didik. Sehingga

permasalahan peserta didik yang kurang memiliki motivasi berprestasi yang

tinggi akan teratasi dan tidak akan menghambat pembentukan proses belajar

dalam mencapai prestasi di sekolah.

Bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik

disusun dalam rancangan program bimbingan belajar yang direncanakan secara

sistematis, terarah, dan terpadu. Program bimbingan belajar selain dapat

membantu peserta didik dalam meningkatkan motivasi berprestasi, juga dapat

membantu peserta didik mengatasi permasalahan dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Umniyah (2008: 73) menyatakan bahwa individu yang mempunyai

motivasi berprestasi rendah memiliki ciri-ciri, yaitu kurang memiliki tanggung

jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas, memiliki program dalam

aktivitas tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik serta

(17)

mengambil keputusan, tindakannya kurang terarah pada tujuan, tidak memiliki

sikap inovatif dan kreatif dalam mempergunakan cara belajar, tidak memiliki

sikap gigih dan giat dengan cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas

sekolahnya, dan tidak memanfaatkan waktu dalam belajar sehingga memperoleh

hasil belajar yang kurang maksimal.

Bimbingan dan konseling sebagai suatu sub sistem pendidikan memiliki

peran penting dalam mendukung pencapaian proses pembelajaran, yaitu dengan

memfasilitasi peserta didik agar mampu mencapai perkembangannya dengan

optimal, salah satunya melalui upaya peningkatan prestasi akademik peserta

didik. Upaya peningkatan prestasi akademik salah satunya dapat diawali oleh

pengembangan motivasi berprestasi. Layanan bimbingan dan konseling yang

dapat diberikan untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan motivasi

berprestasi ialah bimbingan belajar. Bimbingan belajar dirasa tepat untuk

membantu peserta didik dalam menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi

kesulitan belajar, dan cara mengatur waktu dalam belajar, khususnya ditunjukkan

untuk mengembangkan potensi diri peserta didik agar mampu menemukan dan

menciptakan cara yang cocok dalam belajar (Sukardi, 2002: 464). Sehingga,

motivasi berprestasi peserta didik perlu ditingkatkan, apabila peserta didik

memiliki motivasi berprestasi yang rendah maka akan menimbulkan

permasalahan lainnya yang dapat menghambat proses belajar dan aktualisasi

peserta didik di sekolah.

Usaha untuk meningkatkan motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan

melaksanakan intervensi dalam bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan

oleh guru bimbingan dan konseling (konselor). Dengan diselenggarakannya

bimbingan belajar di sekolah, diharapkan peserta didik akan memiliki kebiasaan

belajar yang baik sehingga memperoleh prestasi yang optimal. Agar bimbingan

belajar dapat berjalan dengan optimal, maka perlu dilaksanakan secara terjadwal

dan terpadu di sekolah.

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang telah dipaparkan

diatas, maka penelitian ini difokuskan untuk menjawab permasalahan utama yakni

(18)

berprestasi peserta didik. Permasalahan utama tersebut dirumuskan ke dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan belajar yang layak menurut pakar

dan praktisi untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X

SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Bagaimana efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan

motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun

Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan program

bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta

didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2012/2013, sedangkan tujuan

khususnya yaitu untuk menghasilkan data empirik tentang:

1. Profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun

Ajaran 2012/2013.

2. Rumusan program bimbingan belajar yang layak menurut pakar dan praktisi

untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

3. Efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat secara

teoritis dan praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi acuan konseptual maupun teoretis yang dapat

(19)

belajar di sekolah menengah kejuruan serta kajian terkait konsep motivasi

berprestasi peserta didik.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dapat dirasakan bagi pihak sekolah dan guru

bimbingan dan konseling, sebagai berikut.

a. Bagi Sekolah. Pihak sekolah dapat menggunakan data hasil penelitian

untuk merumuskan kebijakan terkait upaya-upaya sekolah untuk

meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik serta program-program

sekolah yang mengarah pada upaya pengembangan diri peserta didik

terutama yang berhubungan dengan aspek akademik.

b. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling

dapat memanfaatkan data mengenai gambaran motivasi berprestasi peserta

didik sebagai rujukan untuk mengembangkan layanan bimbingan belajar

yang dipandang tepat untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta

didik. Data penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan

kualitas program bimbingan dan konseling di sekolah khususnya layanan

bimbingan belajar.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

skripsi. Bab II merupakan kerangka konseptual yang terdiri dari konsep motivasi

berprestasi, program bimbingan belajar, penelitian terdahulu yang relevan,

kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, terdiri

dari lokasi dan subjek penelitian, pendekatan penelitian dan metode penelitian,

definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari

penguraian hasil penelitian dan pembahasan temuan penelitian. Bab V Penutup,

(20)

37

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Cimahi

yang berlokasi di jalan Sukarasa No. 136 Citeureup, Cimahi Utara.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMK

Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013. Populasi penelitian ditentukan

menurut kriteria berikut.

a. Peserta didik kelas X merupakan bagian dari masa penyesuaian yang lebih

tinggi baik akademis maupun non akademis setelah berakhirnya masa

sekolah menengah pertama (SMP) sehingga dapat dijadikan kesempatan

untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik di sekolah.

b. Sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh guru pembimbing dimana

terdapat berbagai kesulitan dalam pencapaian prestasi peserta didik kelas

X untuk meningkatkan motivasi berprestasi yang baik, hal tersebut terlihat

dari keseharian peserta didik di sekolah.

c. SMK Negeri 3 Cimahi belum memiliki program bimbingan khususnya

program bimbingan belajar yang dikhususkan untuk meningkatkan

motivasi berprestasi peserta didik disekolah.

Adapun banyaknya anggota populasi dalam penelitian ini adalah

berjumlah 312 orang peserta didik, yang terbagi ke dalam 10 kelas, dengan

(21)

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

Tahun Ajaran Kelas Jumlah Peserta Didik

2012-2013

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010: 174). Sampel ditentukan untuk memperoleh informasi tentang

obyek penelitian dengan mengambil representasi populasi yang diprediksikan

sebagai inferensi terhadap seluruh populasi.

Pengambilan sampel untuk menentukan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Arikunto

(2009: 97), menjelaskan bahwa “penggunaan teknik Purposive Sampling

dilakukan atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap

unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.

Pertimbangan tersebut adalah motivasi berprestasi populasi penelitian yang

berada pada kategori sedang yang memiliki skor paling rendah yang diungkap

melalui instrumen motivasi berprestasi. Pengambilan sampel secara purposive

bertujuan agar sampel yang diambil dari populasinya "representative" (mewakili),

sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi populasinya.

Berdasarkan distribusi motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK

Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang, maka

dilakukan pengambilan sampel untuk menentukkan kelompok eksperimen dan

(22)

Tabel 3.2

Distribusi Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013

Berdasarkan Kategori

No. Rentang Kategori F Persentase

1. 261-350 Tinggi 3 0,96%

2. 166-260 Sedang 309 99,04%

3. 70-165 Rendah 0 0,00%

Jumlah 312 100,0%

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa peserta didik berada pada kategori sedang,

sehingga sampel yang dibutuhkan adalah peserta didik yang berada pada kategori

sedang yang memiliki skor terendah pada distribusi motivasi berprestasi yang

diidentifikasi menggunakan instrumen motivasi berprestasi. Berdasarkan

distribusi motivasi berprestasi kelas X SMK Negeri 3 Cimahi, teknik

pengambilan sampel yang digunakan untuk menentukkan kelompok eksperimen

dan kontrol, dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3

Teknik Pengambilan Sampel

Lower Middle Upper

27-33,3% 27-33,3%

(Izard, 1977: 28)

Berdasarkan asumsi yang dikemukakan oleh Izard, peneliti akan

mengambil sampel sebanyak 27% dari jumlah peserta didik kelas X SMK Negeri

3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 yang berada pada kategori sedang yang

memiliki skor motivasi berprestasi terendah. Penentuan jumlah sampel di

rumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

S = Jumlah sampel yang di ambil. n = Jumlah anggota populasi.

(23)

S = 27% x 309 = 80,24

Dengan demikian sampel diperoleh sebesar 80,24 = 80.

Adapun banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 80 peserta didik

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.4 Sampel Penelitian

No Kelompok Jumlah

Peserta Didik 1 Eksperimen 40

2 Kontrol 40

Jumlah 80

Penentuan sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang

tertera pada Tabel 3.4 didasarkan pada profil motivasi berprestasi. Pertimbangan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik yang berada pada

kategori sedang yang memiliki skor motivasi berprestasi terendah. Sampel pada

penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang untuk kelompok eksperimen dan 40 orang

untuk kelompok kontrol. Jadi, dalam penelitian ini, pengambilan sampel

menggunakan subjek yang memiliki skor motivasi berprestasi terendah dengan

merujuk pada hasil pengolahan data yang diambil dari penyebaran instrumen

motivasi berprestasi.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang

memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisisan data hasil penelitian

dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik) dalam

bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan

penafsirannya (Arikunto, 2006: 12). Data yang dihasilkan dalam penelitian ini

adalah profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi

(24)

digunakan sebagai landasan atau rasional dalam pengembangan program

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan program bimbingan belajar

yang efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik, sehingga

metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2012: 107), mengartikan “metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendalikan.” Terdapat beberapa bentuk metode penelitian eksperimen, yaitu Pre-Experimental, True Experimental Design, Factorial Design dan Quasi

Experimental (Sugiyono, 2012: 108-109).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode True

Experimental (eksperimen murni), yang dalam pelaksanaannya menggunakan

penugasan acak (random assignment). Desain yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Sugiyono (2010: 113)

menjelaskan bahwa dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kedua

kelompok tersebut. Hasil pretest yang baik adalah nilai antara kelompok

eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.

Skema model Pretest-Posttest Control Group Design dapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5

Skema Model Pretest-Posttest Control Group Design

(Sugiyono, 2010: 112) Keterangan :

O1 = Pre-test pada kelompok eksperimen.

O3 = Pre-test pada kelompok kontrol.

X = Perlakuan

O2 = Post-test pada kelompok eksperimen.

O4 = Post-test pada kelompok kontrol.

R O1 X O2

(25)

Keefektifan ditinjau dari hasil perbandingan post test kelompok

eksperimen dan kontrol. Bila nilai O2 secara signifikan lebih tinggi dari O4, maka

treatment yang dilaksanakan efektif. Hal tersebut harus dipastikan bahwa

pengujian nilai O1 dan O3 adalah seimbang (Sugiyono, 2010: 416-417).

C. Definisi Operasional Variabel.

Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah motivasi

berprestasi dan program bimbingan belajar. Definisi dari kedua variabel tersebut

dioperasionalkan berdasarkan konseptual yang dipaparkan pada Bab II. Berikut

ini disajikan definisi operasional dari kedua variabel.

1. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu

dorongan dalam diri peserta didik yang ditunjukkan dengan bentuk tanggung

jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif,

berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan

sebaik-baiknya yang akan diuraikan sebagai berikut:

a. Tanggung jawab pribadi. Peserta didik yang mempunyai motivasi berprestasi

akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap

pekerjaannya. Peserta didik yang bertanggung jawab terhadap tugasnya akan

puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.

b. Menetapkan nilai yang akan dicapai. Peserta didik menetapkan nilai yang

akan dicapai. Nilai yang lebih tinggi dari nilai sendiri atau lebih tinggi dari

nilai yang dicapai orang lain. Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan

standar keunggulan, peserta didik harus menguasai secara tuntas materi yang

dipelajari.

c. Berusaha bekerja kreatif. Berusaha bekerja kreatif merupakan kemampuan

peserta didik gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan

tugas sekolahnya dan cara belajar yang kreatif sehingga menampilkan sesuatu

yang berbeda/bervariasi.

d. Berusaha mencapai cita-cita. Peserta didik yang mempunyai cita-cita akan

(26)

dalam belajar. Peserta didik akan rajin mengerjakan tugas, belajar dengan

keras, tekun dan ulet dan tidak mengundur waktu belajar. Dengan demikian

peserta didik akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai cita-cita yang

diinginkannya.

e. Melakukan antisipasi. Melakukan antisipasi maksudnya melakukan kegiatan

untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi

dapat dilakukan peserta didik dengan menyiapkan semua keperluan atau

peralatan sebelum pergi ke sekolah. Peserta didik datang ke sekolah lebih

cepat dari jadwal belajar atau jadwal ujian, mencari soal atau jawaban untuk

latihan. Peserta didik menyokong persiapan belajar yang perlu dan membaca

materi pelajaran yang akan di berikan guru pada hari berikutnya.

f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya. Peserta didik yang mempunyai motivasi

berprestasi yang tinggi akan melakukan semua kegiatan belajar sebaik

mungkin dan tidak ada kegiatan belajar yang lupa dikerjakan. Peserta didik

membuat kegiatan belajar dengan mentaati jadwal tersebut. Peserta didik

selalu mengikuti kegiatan belajar dan mengerjakan soal-soal latihan tanpa

disuruh oleh guru serta memperbaiki tugas yang salah. Peserta didik juga akan

melakukan kegiatan belajar jika ia mempunyai buku pelajaran dan

perlengkapan belajar yang dibutuhkan, dan melakukan kegiatan belajar sendiri

atau secara kelompok.

2. Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan belajar dalam penelitian ini secara operasional

didefinisikan sebagai serangkaian satuan kegiatan layanan yang disusun

berdasarkan pada analisis kebutuhan yang muncul dalam profil motivasi

berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Tahapan bantuan yang bersifat pengembangan aspek motivasi berprestasi peserta

didik. Data kebutuhan/profil motivasi berprestasi peserta didik diperoleh dari

analisis hasil instrumen motivasi berprestasi yang disebarkan kepada peserta didik

kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Setelah profil motivasi berprestasi peserta didik tergambarkan, langkah

(27)

sebagai upaya perlakuan. Struktur program bimbingan belajar yang

dikembangkan terdiri atas: rasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, sasaran

program, rencana operasional, pengembangan tema/topik yang dioperasionalkan

pada pengembangan satuan kegiatan layanan bimbingan dan konseling (SKLBK),

evaluasi dan tindak lanjut program, serta indikator keberhasilan.

D. Instrumen Penelitian

1. Jenis instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi yaitu

menggunakan kuesioner (angket). Angket digunakan atas dasar jumlah responden

besar, dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang

sifatnya rahasia (Sugiyono, 2010: 172).

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

tertutup. Riduwan (2002: 27) menjelaskan bahwa “angket tertutup adalah angket

yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga

responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik

dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Skala yang digunakan sebagai pedoman pemberian skor pada angket yang

digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale. Riduwan (2012: 28), mengemukakan “...dalam model rating scale responden tidak akan menjawab dari

dari data kualititatif yang sudah tersedia tersebut, tetapi menjawab salah satu

jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dengan demikian bentuk rating scale

lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden.”

Alternatif respon pernyataan yang digunakan ialah skala lima. Kelima

alternatif respon tersebut yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai

(KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

2. Pengembangan Kisi-Kisi

Kisi-kisi motivasi berprestasi dalam penelitian ini menggunakan kisi-kisi

yang dikembangkan oleh Widia (2012). Kuesioner tersebut terdiri dari 71 item,

(28)

motivasi berprestasimemiliki validitas isi yang tinggi. Memiliki indek reliabilitas

0,877 dengan tingkat kepercayaan 95% artinya derajat keterandalan sangat tinggi,

yang menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan sudah baik dan dapat

dipercaya sebagai alat pengumpul data. Kisi-kisi disajikan dalam Tabel 3.6

sebagai berikut.

Tabel 3.6

Kisi – Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Peserta Didik (Sebelum Uji Coba)

tugas/pekerjaan yang diterimanya 1,2,3 4 4 b. Puas dengan hasil usaha sendiri 5,6 7,8 4

b. Berupaya menguasai materi

pelajaran secara tuntas 14,15,16,17 18,19 6 3. Berusaha bekerja

kreatif

a. Gigih/giat mencari cara untuk

menyelesaikan tugas 20,21,22 23,24 5 b. Menampilkan sesuatu yang

berbeda/bervariasi 25,26 27,28 4 4. Berusaha mencapai

cita-cita

a. Rajin mengerjakan tugas 29,30,31 32,33 5 b. Belajar dengan keras 34,35,38,39,40 36,37,41,42 9 c. Menetapkan cita-cita 43,44 45,46 4 5. Melakukan

antisipasi

a. Mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi

b. Membuat jadwal kegiatan belajar dan menaati jadwal tersebut

59, 60,61 62, 63 5

c. Berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

64, 65 66, 67 4

d. Memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar

68, 69 70,71 4

Jumlah 40 31 71

3. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan sebagai prosedur penempatan sejumlah

alternatif respon tiap item pada suatu kontinum kuantitatif sehingga didapatkan

(29)

sekaligus untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen kepada peserta

didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013.

Tabel 3.6 di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi

yang dibuat sebelum uji coba dilakukan. Setelah uji coba, maka hasil kisi-kisi

instrumen setelah uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7

Kisi – Kisi Instrumen Motivasi Berprestasi Peserta Didik (Setelah Uji Coba)

tugas/pekerjaan yang diterimanya 1,2,3 4 4 b. Puas dengan hasil usaha sendiri 5 6,7 3

b. Berupaya menguasai materi

pelajaran secara tuntas 13,14,15,16 17,18 6 3. Berusaha bekerja

kreatif

a. Gigih/giat mencari cara untuk

menyelesaikan tugas 19,20,21 22,23 5 b. Menampilkan sesuatu yang

berbeda/bervariasi 24,25 26,27 4 4. Berusaha mencapai

cita-cita

a. Rajin mengerjakan tugas 28,29,30 31,32 5 b. Belajar dengan keras 33,34,35,36,37 38,39,40,41 9 c. Menetapkan cita-cita 42,43 44,45 4 5. Melakukan

antisipasi

a. Mengantisipasi kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi

b. Membuat jadwal kegiatan belajar dan menaati jadwal tersebut

58, 59,60 61, 62 5

c. Berinisiatif mengerjakan soal-soal latihan tanpa menunggu perintah guru

63, 64 65, 66 4

d. Memiliki buku pelajaran dan alat tulis yang dibutuhkan dalam belajar

67, 68 69,70 4

Jumlah 39 31 70

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk menjamin tingkat kebaikan alat ukur, angket tersebut diuji ulang

validitas dan reliabilitasnya terhadap peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi

(30)

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Instrumen yang

valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173). Pengujian validasi butir item yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas isi seluruh item yang

yang terdapat dalam angket motivasi berprestasi peserta didik. Uji validitas butir

item dilakukan untuk menguji apakah instrumen mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur yaitu motivasi berprestasi peserta didik.

Pengujian validitas tiap butir item digunakan analisis item (Sugiyono,

2010: 187) yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir. Pemilihan item dilakukan dengan uji validitas

item dengan menggunakan teknik korelasi Spearman Brown. Pengolahan data

dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrumen motivasi

berprestasi peserta didik adalah sebagai berikut.

1) Langkah pertama adalah mengujicobakan instrumen kepada peserta didik

kelas X untuk memperoleh data.

2) Langkah ke dua adalah mengkonversikan jawaban responden ke dalam bentuk

skor skala sikap Likert yang telah ditentukan.

3) Langkah ke tiga adalah menghitung koefisien korelasi setiap butir item

dengan skor total dengan rumus korelasi Spearman Brown, sebagai berikut.

=

1-Keterangan:

= Koefisien korelasi

D = Selisih skor antara subjek (ranking antara variabel x dan y) N = Banyaknya subjek

1 & 6 = Angka konstan

(31)

4) Langkah ke empatmenentukan nilai r tabeluntuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan

95%) dan r tabel untuk jumlah responden 312 adalah 0.113.

5) Langkah ke lima membuat keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r

tabel. Kaidah keputusan suatu instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel

sebaliknya apabilar hitung < r tabel dikatakan tidak valid.

Berdasarkan pengolahan data, hasil uji validitas menunjukkan dari 71

butir pernyataan dari angket motivasi berprestasi 70 butir pernyataan dinyatakan

valid. Indeks validitas instrumen bergerak diantara 0,098–0,373 pada p < 0.05.

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Instrumen

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid

1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38 ,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,5 6,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70, 71.

70

Tidak Valid 6 1

Jumlah 71

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sukardi (2008: 127), reliabilitas sama dengan konsistensi atau

keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang

tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yang hendak diukur.

Menurut Arikunto (2006: 196) untuk uji reliabilitas yang skornya

merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala digunakan rumus

Alpha. Rumus Alpha tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal ∑Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

(32)

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0,

diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.9

Tingkat Reliabilitas Instrumen

Adapun tolak ukur untuk menentukan koefisien reliabilitas, digunakan

kriteria interpretasi koefisien korelasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81  r  1,00 Sangat Tinggi

0,61  r  0,80 Tinggi 0,41  r  0,60 Cukup 0,21  r  0,40 Rendah 0,00  r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009: 75)

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh

gambaran nilai koefisien realibilitas dengan menggunakan rumus Alpha sebesar

0,78111 atau berada pada kategori tinggi. Dengan demikian instrumen penelitian

ini terandalkan untuk mengungkap data tentang motivasi berprestasi peserta didik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipilih untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan angket atau kuesioner. Arikunto (2010: 194), menjelaskan “angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.”

Riduwan (2002: 26), mengemukakan “tujuan penyebaran angket adalah

mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(33)

merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan.” Tujuan penyebaran angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap profil motivasi berprestasi peserta didik

kelas X SMK.

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Riduwan (2002: 27) menjelaskan “angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa (angket berstruktur) sehingga responden

diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik

dirinya dengan memberikan tanda silang (X) atau checklist (√).”

Dalam mengumpulkan data, angket yang disebarkan kepada responden

berbentuk pernyataan-pernyataan mengenai motivasi berprestasi yang terdiri dari

aspek mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai,

berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi, dan

melakukan kegiatan sebaik-baiknya. Angket yang disebarkan berisi 70 item

pernyataan, baik dalam tahap penelitian tes awal (pretest) maupun tes akhir

(posttest).

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh yaitu data tentang motivasi berprestasi

peserta didik. Data tersebut diolah berdasarkan langkah-langkah berikut:

1. Verifikasi Data

Verifikasi data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan jumlah angket

sebelum dan sesudah disebarkan kepada responden. Pemeriksaan kelengkapan

dilakukan juga pada kelengkapan peserta didik yang dijadikan subjek penelitian

yaitu mengisi data identitas responden sesuai dengan kelas masing-masing dan

pilihan jawaban responden terhadap item/pernyataan dalam instrumen motivasi

berprestasi.

2. Skoring

Langkah selanjutnya adalah penskoran data hasil penelitian. Setiap

pernyataan disertai dengan alternatif respon yang disusun menggunakan rating

(34)

(SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai

(STS). Penskoran dilakukan dengan mengacu pada pedoman penyekoran sebagai

berikut. Secara jelas skor penilaian setiap item dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Pedoman Skor Setiap Item Pernyataan

Pilihan Jawaban Skor

+ -

Sangat Sesuai (SS) 5 1

Sesuai (S) 4 2

Kurang Sesuai (KS) 3 3 Tidak Sesuai (TS) 2 4 Sangat Tidak sesuai (STS) 1 5

3. Pengelompokkan dan Penafsiran Data

Penskoran atau mengubah data ke dalam bentuk-bentuk kuantitatif

dimaksudkan agar memungkinkan dilakukannya analisis dengan menggunakan

teknik statistik. Untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi peserta didik

digunakan kategorisasi jenjang (ordinal), tujuannya adalah untuk menempatkan

peserta didik ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan atribut yang diukur

(Azwar: 2010: 107). Kategorisasi jenjang pada instrumen motivasi berprestasi

akan mengelompokkan sampel penelitian ke dalam tiga tingkatan, yaitu: tinggi,

sedang, dan rendah. Perhitungan kategorisasi jenjang untuk instrumen motivasi

berprestasi berdasarkan pendapat Azwar (2010: 109) dilakukan sebagai berikut.

a. Menghitung jumlah item pernyataan motivasi berprestasi = 70 pernyataan.

b. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban dari item pernyataan yang

dijawab oleh responden, scoring dapat dilihat pada Tabel 3.11.

c. Mencari skor minimum (Xmin) = 70 x 1 = 70

d. Mencari skor maksimum (Xmax) = 70 x 5 = 350

e. Mencari rentang = 350 – 70 = 280

f. Mencari satuan deviasi standar (σ) = 280/6 = 47 (suatu distribusi normal

terbagi atas enam satuan deviasi standar)

(35)

Setelah diketahui nilai mean teoritisnya, maka dapat dilakukan penentuan

kriteria motivasi berprestasi dengan menggunakan tabel selang interval kategori

seperti pada Tabel 3.12 berikut ini.

Tabel 3.12

Kategorisasi Motivasi Berprestasi Peserta Didik

No. Interval Kategori

1. (µ + 1,0  ) < X Tinggi 2. ( µ - 1,0 ) < X < ( µ + 1,0  ) Sedang 3. X < ( µ - 1,0  ) Rendah

Sumber: (Azwar, S., 2010: 109)

Hasil perhitungan sesuai dengan Tabel 3.12 di atas dengan mean teoritis (μ) sebesar 210 dan satuan deviasi standar (σ) sebesar 47, dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini.

Tabel 3.13

Hasil Perhitungan Kriteria Motivasi Berprestasi Peserta Didik

No. Interval Hasil Perhitungan Kategori

1. (210+1,0. 47 ) < X 260-350 Tinggi 2. (210-1,0. 47 ) < X < (210+1,0. 47 ) 165-259 Sedang 3. X < (210- 1,0. 47 ) 70-164 Rendah

Hasil perhitungan di atas, menunjukkan kategorisasi untuk profil motivasi

berprestasi peserta didik secara umum. Adapun untuk kategorisasi untuk motivasi

berprestasi secara khusus seperti berdasarkan aspek dan indikator, dihitung seperti

rumus di atas.

Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori motivasi

berprestasi peserta didik disajikan dalam Tabel 3.14 di bawah ini :

Tabel 3.14

Kategori Tingkat Motivasi Berprestasi Peserta Didik Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

260-350 Tinggi

(36)

Rentang

Skor Kategori Kualifikasi

165-259 Sedang

Kategori ini diartikan sebagai responden/ peserta didik cukup memiliki motivasi berprestasi untuk setiap aspek motivasi berprestasinya. Hal tersebut menggambarkan bahwa responden/ peserta didik cukup menyadari pentingnya mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

70-164 Rendah

Kategori ini diartikan sebagai responden/ peserta didik kurang memiliki motivasi berprestasi untuk setiap aspek motivasi berprestasinya. Hal tersebut menggambarkan bahwa peserta didik belum memiliki pentingnya mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang akan dicapai, berusaha bekerja kreatif, melakukan antisipasi, dan melakukan kegiatan sebaik-baiknya.

4. Proses dan Hasil Uji Kelayakan Program Bimbingan Belajar

Proses yang dilaksanakan dalam pengujian kelayakan program bimbingan

belajar yaitu: (a) konsultasi pada dosen pembimbing tentang program yang akan

diuji; dan (b) meminta pertimbangan kepada tiga orang pakar (dosen PPB) yang

merupakan pakar belajar dan program serta satu orang praktisi (guru bimbingan

dan konseling di SMKN 3 Cimahi).

Landasan dalam merancang program bimbingan belajar dihasilkan dari

profil motivasi berprestasi peserta didik sebagai treatmen/perlakuan. Struktur

program yang diuji kelayakannya sesuai dengan pedoman BK dari ABKIN yaitu

sebagai berikut.

a. Rasional; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan urgensi

bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program khususnya bimbingan

belajar, konsep dasar dari program bimbingan belajar, gambaran motivasi

berprestasi, fenomena motivasi berprestasi remaja, fenomena motivasi

berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi, pentingnya

bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

b. Deskripsi Kebutuhan; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan

(37)

Instrumen Pengungkap Motivasi Berprestasi Peserta Didik SMK yang telah

disebarkan.

c. Tujuan Program; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan tujuan

umum dan khusus untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik.

Tujuan hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

d. Sasaran Program; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan

sasaran program yang membutuhkan layanan dalam meningkatkan motivasi

berprestasi.

e. Rencana Operasional; dinyatakan layak jika didalamnya dapat menjelaskan

agenda kegiatan atau tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan

program bimbingan belajar.

f. Pengembangan Tema/Topik; dinyatakan layak jika didalamnya dapat

mengembangkan berbagai materi yang akan digunakan untuk pelaksanaan

layanan dalam program bimbingan belajar. Pengembangan tema

dioperasionalkan pada Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

(SKLBK).

g. Evaluasi dan Tindak Lanjut Program; dinyatakan layak jika didalamnya dapat

menilai proses dan hasil. Tindak lanjut program disesuaikan dengan laporan

hasil evaluasi dan adanya rekomendasi untuk menindaklanjuti program

tersebut.

h. Indikator Keberhasilan; dinyatakan layak jika indikator mudah untuk

dioperasionalkan dan ada ukuran yang jelas untuk menyatakan bahwa itu

dikatakan berhasil.

5. Teknik Perhitungan Keefektifan Program Bimbingan Belajar

Analisis data untuk mengetahui efektivitas program bimbingan belajar

menggunakan statistik nonparametrik. Pengujian efektifitas menggunakan

statistika nonparametrik karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(38)

Perhitungan keefektifan program bimbingan belajar dilakukan dengan

langkah-langkah berikut ini.

a. Menghitung skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol baik skor

motivasi berprestasi secara umum dan aspek untuk mengetahui perbedaan

diantara dua kelompok.

b. Setelah dilaksanakan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol,

dihitung skor motivasi berprestasi secara umum dan aspek. Untuk

mengetahui efektivitas peningkatan dan menghindari kesalahan dalam

menginterpretasikan perolehan gain masing-masing peserta didik digunakan

rumus skor gain yang ternormalisasi (N-gain) menurut Meltzer (Awaludin,

2008: 68).

Indeks Gain =

Kriteria indeks Gains (g):

tinggi : (g) > 70; sedang: 30 (g)70; rendah: (g) < 30

c. Menganalisis keefektifan intervensi program bimbingan belajar dengan

statistika nonparametrik Mann-Whitney. Statistik nonparametrik ini

digunakan karena data berbentuk ordinal. Selain itu, pada metode eksperimen

murni, data pretest maupun posttest kelompok eksperimen dan kontrol tidak

membutuhkan uji normalitas maupun homogenitas. Adapun rumus Uji

Mann-Whitney (U-test) sebagai berikut.

Ekivale dengan

Keterangan:

= jumlah rangking dengan ukuran sampel = jumlah rangking dengan ukuran sampel s = simpangan baku

(Susetyo, 2010: 236)

Harga U dipilih yang terkecil dari hasil perhitungan pada masing-masing kelompok 1 dan 2. Taraf siginifikansi yang digunakan adalah α = 0.05. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ho : = ; Ha :

≠ . Kriteria Ho ditolak jika Uhitung ≤ Utabel yang dirumuskan dengan harga

peluang (p) dibandingkan dengan taraf nyata yang ditentukan.

(39)

6. Prosedur dan Tahap Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan,

tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Penjelasan setiap tahap penelitian

program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik

kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan dan pengesahan proposal penelitian oleh pembimbing I, II dan

dewan skripsi jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

b. Pengajuan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada tingkat

fakultas yang sebelumnya telah disahkan oleh ketua jurusan.

c. Pengajuan permohonan izin penelitian dari jurusan PPB yang

merekomendasikan ke tingkat fakultas dan BAAK. Surat rekomendasi dari

UPI selanjutnya disampaikan ke pihak SMK Negeri 3 Cimahi, sehingga

dikeluarkan surat disposisi dari pihak sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengembangan instrumen penelitian (perumusan definisi operasional,

kisi-kisi instrumen, perhitungan validitas dan reliabilitas).

b. Pengumpulan data dalam rangka pengungkapan profil motivasi berprestasi

peserta didik dengan menyebarkan angket yang telah layak.

c. Pengolahan dan analisis data tentang motivasi berprestasi peserta didik kelas

X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun 2012/2013 yang menghasilkan profil

motivasi berprestasi peserta didik dan dijadikan dasar rumusan program

bimbingan belajar.

d. Penetapan sampel penelitian yang terdiri dari 40 orang peserta didik untuk

kelompok eksperimen dan 40 orang peserta didik untuk kelompok kontrol.

Pengambilan anggota sampel ini dengan cara mengambil 80 orang peserta

didik yang memiliki tingkat motivasi berprestasi terendah dari kategori

sedang.

e. Penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi

berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran

(40)

praktisi bimbingan dan konseling untuk menghasilkan program bimbingan

belajar yang layak.

f. Pelaksanaan pretest terhadap kelompok eksperimen dan kontrol.

g. Pelaksanaan treatment pada kelompok eksperimen dengan program

bimbingan belajar.

h. Pengolahan data dengan membandingkan hasil pengukuran awal dan akhir

pada sampel penelitian (kelompok eksperimen dan kontrol) dengan menguji

signifikansi untuk mengungkap keefektifan program bimbingan belajar untuk

meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik.

i. Penulisan draft skripsi.

3. Tahap Pelaporan

a. Konsultasi draft skripsi pada pembimbing I dan II.

b. Revisi draft skripsi setelah melaksanakan konsultasi.

c. Finalisasi draft skripsi untuk ujian sidang.

d. Ujian sidang untuk pertanggungjawaban karya ilmiah (skripsi) yang telah

(41)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, program bimbingan belajar

untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum profil motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3

Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013 berada pada kategori sedang. Artinya,

motivasi berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi belum

optimal atau belum mencapai pada tingkatan terbaik untuk setiap aspek

motivasi berprestasi.

2. Rumusan program bimbingan belajar yang layak untuk meningkatkan

motivasi berprestasi peserta didik menurut pakar dan praktisi setidaknya

harus memuat aspek sebagai berikut: (a) Rasional, (b) Deskripsi Kebutuhan,

(c) Tujuan Program, (d) Sasaran Program, (e) Rencana Operasional, (f)

Pengembangan Tema/Topik yang dioperasionalkan melalui Pengembangan

Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK), (g) Evaluasi

dan Tindak Lanjut, dan (h) Indikator Keberhasilan.

3. Program bimbingan belajar teruji tidak efektif untuk meningkatkan motivasi

berprestasi peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Cimahi Tahun Ajaran

2012/2013.

B. Rekomendasi

Rekomendasi untuk mengembangkan program bimbingan belajar

ditujukkan bagi guru bimbingan dan konseling dan peneliti selanjutnya, sebagai

berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa temuan di lapangan bahwa

motivasi berprestasi peserta didik kelas X secara umum berkategori sedang dan

program bimbingan belajar teruji tidak efektif untuk meningkatkan motivasi

berprestasi peserta didik. Sebagai upaya tindak lanjut program, guru bimbingan

Gambar

Gambar
Tabel
Tabel
Grafik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan layanan bimbingan kelompok teknik role playing untuk mengurangi prasangka sosial pada peserta didik kelas

Rendahnya motivasi belajar peserta didik akan membuat peserta didik tertarik pada hal-hal yang negatif Raymond J.W dan Judith (Nurhasanah : 2012) mengungkapkan bahwa

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal pada peserta

Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling). Hasil penelitian menunjukkan: 1) secara umum motivasi berprestasi peserta didik berada pada kategori sedang,

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING SIMBOLIK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA N 6

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik model simbolik untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta

Berdasarkan hasil temuan penelitian maka dapat disimpulan bahwa motivasi berprestasi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pemangkat Kabupaten Sambas digolongkan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling realitas WDEP (Wants, Doing, Evaluation, Planning) efektif untuk meningkatkan motivasi berprestasi peserta