• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS."

Copied!
204
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH : M. CHANDRA

NIM. 1202154

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Oleh:

M. Chandra NIM. 1201254

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing 1,

Dr. Ida Hamidah, M.Si. NIP. 1968092619993032002

Pembimbing 2,

Dr. Wawan Setiawan, M.Kom. NIP. 196601011991031005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Oleh M. Chandra

S.Pd FKIP Universitas Riau, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Fisika

© M. Chandra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

iv M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Perubahan Konseptual ... 9

B. Kooperatif Problem Solving ...13

C. Website Sebagai Media Pembelajaran ...16

D. Penggunaan Website dalam Model Perubahan Koonseptual dengan Setting Kooperatif Problem Solving ...19

E. Konsep dan Pemahaman Konsep ...24

F. Kemampuan Pemecahan Masalah ...27

G. Kerangka Berpikir ...31

H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ...34

I. Pertimbangan Materi Subyek Teori Kinetik Gas ...35

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Peneleitian ... 47

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 48

C. Variabel Penelitian ... 48

D. Defenisi Operasional ... 49

E. Prosedur Penelitian... 50

F. Instrumen Penelitian ... 52

G. Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 70

(5)

v M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Data Pemahaman Konsep Teori Kinetik Gas ... 75

3. Kemampuan Pemecahan Masalah Teori Kinetik Gas ... 80

4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 85

5. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Website dalam Model Perubahan Konspetual dalam Setting Kooperatif Problem Solving ... 88

B. Pembahasan ... 88

1. Pemahaman Konsep Siswa ... 89

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ... 92

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 95

4. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Website dalam Model Perubahan Konspetual dalam Setting Kooperatif Problem Solving ... 97

3. Keunggulan dan Kendala yang Dihadapi Guru dalam Penggunaan Website dalam Model Perubahan Konspetual dalam Setting Kooperatif Problem Solving ... 98

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(6)

vi M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Model Perubahan Konseptual ... 12

2.2 Intisari Pengembangan Model Perubahan Konseptual dengan Setting Kooperatif ProblemSolving Berbantuan Website... 22

2.3 Hubungan antara Sintaks Model, Website, Indikator Pemahaman Konsep, dan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ... 30

3.1 Desain Penelitian ... 47

3.2 Rekapitulasi Soal Per Aspek Pemahaman Konsep ... 56

3.3 Kategori Reliabilitas Tes ... 57

3.4 Kategori Indeks Diskriminasi ... 58

3.5 Kategori Indeks Kemudahan ... 59

3.6 Hasil Uji Coba Pertama Tes Pemahaman Konsep ... 60

3.7 Hasil Uji Coba Kedua Tes Pemahaman Konsep ... 61

3.8 Hasil Uji Coba Pertama Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 63

3.9 Hasil Uji Coba Kedua Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 63

3.10 Kategori Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah ... 65

3.11 Kategori Tanggapan Siswa ... 69

3.12 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 69

4.1 Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 75

4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan N-Gain Tes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 78

4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 79

4.4 Uji Beda Rata-Rata N-Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 79

4.5 Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 80

4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83

4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 84

(7)

vii M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.9 Hasil Observasi Keterlaksanaan Penggunaan Website dalam Model

Perubahan Konseptual dengan Setting Kooperatif ProblemSolving (Kelas Eksperimen) ... 85 4.10 Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Perubahan Konseptual dengan

Setting Kooperatif ProblemSolving (Kelas Kontrol) ... 86 4.11 Rekapitulasi Hasil Analisis Skala Sikap Tanggapan Siswa terhadap

Penggunaan Website dalam Model Perubahan Konseptual dengan Setting

(8)

viii M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Diagram Model Perubahan Konseptual dengan Setting Kooperatif

ProblemSolving ... 22

2.2 Perubahan Volume Akibat Perubahan Tekanan Saat Suhu Konstan ... 37

2.3 Perubahan Volume Akibat Perubahan Suhu Saat Tekanan Konstan ... 38

2.3 Perubahan Tekanan dan Suhu Saat Volume Konstan ... 39

2.5 Partikel Gas Dalam Kubus ... 43

3.1 Alur Penelitian ... 53

3.2 Alur Pengujian Hipotesis ... 66

4.1 Halaman Dashbord Guru ... 71

4.2 Halaman Perancanagan Website ... 72

4.3 Halaman Tampilan Pembuka Website ... 76

4.4 Grafik Persentase Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 76

4.5 Grafik Persentase Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain pada Setiap Aspek Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 77

4.6 Grafik Presentase Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 81 4.7 Grafik Presentase Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain Setiap Tahapan

(9)

ix M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A. Perangkat Pembelajaran ... 107 Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 165 Lampiran C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 204 Lampiran D. Pretest, Posttest, N-Gain, Keterlaksanaan Pembelajaran, dan

(10)

ii M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA

PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

M. Chandra 1202154

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi media pembelajaran berbasis website dan mendapatkan gambaran tentang penerapan pembelajaran dengan menggunakan website dalam model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problem solving pada materi teori kinetik gas di SMA dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dan deskriptif yang dilakukan di salah satu SMA Negeri Provinsi Riau dengan sampel siswa kelas XI IPA semester 2 pada tahun ajaran 2013/2014. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest dan posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan skala sikap untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan website

dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji-t pada

N-gain pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan

setting kooperatif problem solving pada materi teori kinetik gas secara signifikan dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa dibandingkan dengan penggunaan model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving tanpa berbantuan website. Hal ini dapat dilihat dari N-Gain pemahaman konsep untuk kelas eksperimen sebesar 0,58, sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 0,51. N-Gain kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen sebesar 0,42 lebih tinggi dibanding N-Gain kelas kontrol sebesar 0,35. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA dibandingkan penggunaan model perubahan konseptual dengan

setting kooperatif problem solving tanpa berbantuan website.

(11)

iii M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA

PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

M. Chandra 1202154

Abstrak

This study aims to construct a web-based instructional media, and get an overview of the application of learning to use the website in a conceptual change model by setting cooperative problem solving in gas kinetic theory of matter at high school in improving the understanding of concepts and problem solving skills of students. The research method used was a quasi-experimental and descriptive conducted in one of the high school in Riau province with a sample of students of grade twelve in second semesters in the academic year 2013/2014. The data was collected pretest and posttest to measure the increase in understanding concepts and problem solving skills, observation sheets and attitude scale feasibility study to determine the response of students to the use of the website in the conceptual change model by setting cooperative problem solving. Hypothesis test is performed using t-test on the N-gain conceptual understanding and problem solving skills. The results showed the use of the website in the conceptual change model by setting cooperative problem solving in the gas kinetic theory of matter can significantly improve the understanding of concepts and problem-solving ability of students compared with the use of models with a conceptual change model by setting cooperative problem solving without website. It can be seen from the N-Gain understanding of the concept for the experimental class of 0.58, whereas for the control class is 0.51. N-Gain experimental class problem solving ability of 0.42 was higher than the N-Gain control class is 0.35. It can be concluded that the use of the website in the conceptual change model by setting cooperative problem solving was more effective in increasing the understanding of concepts and problem solving skills of high school students as compared with the use of a conceptual change model by setting cooperative problem solving without website.

(12)

1

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran fisika dipandang penting dalam pembelajaran pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) karena fisika memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai wahana mengembangkan berbagai kemampuan yang ada dalam diri peserta didik. Kemampuan yang sangat penting dimiliki adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi yang merupakan salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan bagi perkembangan teknologi maju dan kemampuan yang dibutuhkan ketika siswa dihadapkan dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Fisika merupakan ilmu yang sistematis dan menyatu. Sistematis karena produk yang satu berkaitan dengan produk yang lain, dan menyatu karena produk satu dengan lainnya dapat saling menunjang (Sutarto dan Indrawati, 2010). Sifat materi fisika sendiri tersusun oleh konspe-konsep yang konkret dan abstrak. Materi fisika yang bersifat abstrak sebagian besar sulit untuk divisualisasikan sehingga menyebabkan siswa kesulitan dalam menelaah konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak. Hal inilah yang membuat siswa beranggapan bahwa fisika menjadi sulit dan membosankan.

Teori kinetik gas merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran fisika di kelas XI IPA SMA/MA yang banyak terdapat konsep-konsep yang bersifat abstrak. Konsep seperti ini terdapat pada pembahasan mengenai perilaku-perilaku partikel gas secara mikroskopik dan kaitannya dengan besaran-besaran makroskopik. Karakteristik materi yang abstrak tersebut akan mudah dipahami jika dikaitan dengan pengalaman sehari-hari yang divisualiasisikan dalam pembelajaran sehingga diperlukan media yang memungkinkan hadirnya simulasi-simulasi materi teori kinetik gas pada fenomena-fenomena yang bersifat mikroskopik agar konsep-konsep teori kinetik gas mudah dipahami oleh siswa.

(13)

2

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi secara cepat, juga berdampak kepada pengembangan media belajar bagi siswa. Teknologi ini menawarkan media pembelajaran alternatif cara untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Salah satu media yang banyak digunakan adalah pemanfataan internet sebagai media pembelajaran melalui pembelajaran berbantuan website. Website memiliki beberapa keunggulan dibandingkan media pembelajaran lain berbasis teknologi informasi. Website sebagai media pembelajaran menawarkan kemudahan dalam mengakses informasi melalui internet, baik melalui perangkat keras portable (personal computer), maupun perangkat keras movable (laptop, PDA, atau handphone), dan dapat dilakukan dimana saja serta oleh siapa saja termasuk oleh siswa. Melalui website diharapkan dapat memperbaiki konsepsi siswa tentang proses makrokospik dan mikroskopik yang berkaitan dengan materi teori kinetik gas melalui simulasi dan eksperimen virtual yang tersedia. Website

juga menyediakan berbagai macam sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran melalui link-link yang diberikan sehingga membantu siswa mencari sumber-sumber yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

Clinch dan Richard (2002) dalam penelitiannya tentang bagaimana internet dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran fisika menemukan bahwa penggunaan animasi sangat membantu pembelajaran fisika khususnya dalam praktikum. Mubarak (2009) telah melakukan penelitian dengan mengaplikasikan model pembelajaran berbasis web untuk meningkatkan keterampilan generik sains dan penguasaan konsep siswa SMA pada materi fluida dinamis. Fajarudin (2011) juga melakukan penelitan penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Website untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X pada topik listrik arus searah. Selain itu, Wena (2011) telah mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis E-Module

(14)

3

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Pencapaian kompetensi inti di atas tidak akan tercapai apabila siswa tidak memiliki pemahaman konsep yang kuat melekat dalam pikirannnya. Memahami konsep dengan baik adalah hasil utama dari sebuah pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building rocks) berpikir manusia. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi (Dahar, 2011). Hal ini sejalan dengan pendapat Santyasa (2009) yang menyebutkan bahwa pemahaman (understanding) merupakan kata kunci dalam pembelajaran karena memahami konsep-konsep merupakan prasyarat mutlak untuk tingkatan kemampuan kognitif yang lebih tinggi seperti pemecahan masalah yang meliputi aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

(15)

4

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghadapi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian Adeyemo (2008) menemukan bahwa “three exist a significant relationship between teaching-learning and problem solving task in physics. The relationship

is significant at 17% and has a significant impact of teaching learning in physics”. Sejalan dengan hal itu, Santyasa (2009) menjelaskan terdapat pengaruh interaktif antara model dan setting pembelajaran terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah. Pengembangan pemahaman dan kemapuan pemecahan masalah bagi siswa menunjukkan betapa pentingnya kemampuan pemecahan masalah dilatihkan pada tingkat SMA/MA.

Dari permasalahan di atas, maka sudah sebaiknya sebuah pembelajaran diarahkan pada hal yang mencakup cara pandang siswa dengan cara meningkatkan perpaduan konsepsi yang tepat secara ilmiah. Piaget (dalam Darmadi, 2007) mengusulkan untuk membantu perubahan konseptual, maka para siswa harus dihadapkan pada contoh-contoh yang ganjil (discrepant event) yang kontradiksi dengan konsepsi mereka agar dapat menimbulkan konflik kognitif. Siswa pada dasarnya memiliki pengetahuan awal, yaitu pengetahuan yang akan menjadi dasar untuk membangun pengetahuan mereka selanjutnya. Konsep awal tentang sesuatu objek yang dimiliki oleh siswa, tidak mustahil apabila berbeda dengan konsep yang diajarkan di sekolah tentang objek yang sama. Hal semacam inilah yang kemudian menyebabkan pengetahuan awal tersebut dapat menjadi suatu miskonsepsi. Untuk itu, sebuah pembelajaran harus dikonstruk untuk membantu atau memberi jalan kepada siswa sehingga diharapkan pemahaman konsep yang diperoleh siswa dapat mengubah konsepsi siswa dan miskonsepsi yang ada pada siswa dapat diremediasi. Salah satu model pembelajaran yang mengarahkan siswa pada perubahan konseptual adalah model perubahan konseptual.

(16)

5

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru dalam proses pembelajaran. Model perubahan konseptual menyajikan materi yang penuh dengan muatan konsep, generalisasi dan teori. Dalam proses pembelajaran, siswa menginterpretasikan tentang gejala-gejala yang ada di sekitarnya. Jawaban siswa terhadap suatu persoalan yang dikemukakan yang bersumber dari pengetahuan awal mereka adalah jawaban yang terbaik bagi mereka saat itu. Kalaupun jawaban tersebut salah, guru membantu atau memberi jalan kepada siswa sehingga dengan demikian diharapkan jawaban menjadi lebih baik dan tidak terjadi kesalahan konsep yang akan dibawa siswa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Model perubahan konseptual memiliki keterbatasan karena lebih kepada fokus peningkatan pemahaman konsep siswa. Oleh karena itu, untuk melatihkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dalam prosesnya model perubahan konseptual dapat dipadukan dengan pembelajaran yang mampu memberikan jalan bagi siswa untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah. Dalam hal ini, model perubahan konseptual dapat dipadukan dalam setting kooperatif problem solving yang dikenalkan pada tahapan kelima dan kenam pembelajaran model perubahan konseptual. Salah satu kooperatif problem solving yang ada saat ini adalah yang dirumuskan oleh Heller, P., & Heller,K. dari University of Minnesota USA. Dalam setting kooperatif

problem solving bergunaketika masalah yang akan diselesaikan cukup kompleks, sehingga kesulitan yang ditemui ketika siswa bekerja sendiri dapat diatasi melalui bekerja secara bersama-sama untuk melakukan diskusi tentang strategi pemecahan masalah yang akan diambil (Heller, P. et.al, 1999).

Berdasarkan paparan di atas dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dipandang perlu suatu penelitian mengenai penggunaan

(17)

6

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan

website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving berbantuan website dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA pada materi teori kinetik gas dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving tanpa menggunakan website?”

Untuk lebih memperjelas rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian terfokus pada:

1. Bagaimanakah perbandingan peningkatan pemahaman konsep antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model perubahan konseptual dengan

setting kooperatif problem solving tanpa menggunakan website pada materi teori kinetik gas?

2. Bagaimanakah perbandingan peningkatan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan website

dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving website tanpa menggunakan website pada materi teori kinetik gas?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving pada materi teori kinetik gas?

C.Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencapai sasaran, maka peneliti membatasi permasalahan antara lain :

(18)

7

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merangkum, menarik kesimpulan, membandingkan, dan menjelaskan. Dalam penelitian ini digunakan 3 indikator pemahaman konsep saja yang disesuaikan dengan materi teori kinetik gas yaitu menginterpretasi, menarik kesimpulan, dan menjelaskan. Dalam penelitian ini pemahaman konsep siswa diukur sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan tes pemahaman konsep berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep. Data pemahaman konsep didapat dari instrumen berupa soal pilihan ganda. Peningkatan pemahaman konsep yang dimaksud adalah peningkatan skor test setelah dilakukan treatment. Peningkatan pemahaman konsep teori kinetik gas diukur dengan membandingkan nilai rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> pemahaman konsep antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

2. Kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menggunakan pengetahuan-pengetahuan dan konsep-konsep teori kinetik gas yang dipelajarinya untuk memecahkan berbagai masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terkait gejala alam maupun pada peralatan atau karya teknologi. Kemampuan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan pemecahan masalah menurut Heller, P, et.al (1999) yaitu fokus masalah, menggambarkan secara fisika, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan perencanaan, dan mengevaluasi jawaban. Kemampuan pemecahan masalah diukur dengan menggunakan tes dalam bentuk uraian yang terdiri dari soal aspek penerapan dan analisis. Soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa diukur dengan membandingkan nilai nilai rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> kemampuan pemecahan masalah antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. 3. Tanggapan adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsangan dari

(19)

8

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah tanggapan siswa terhadap penggunaan website dalam model perubahan konseptual berbantuan website dengan setting kooperatif problem solving pada materi teori kinetik gas. Untuk melihat tanggapan siswa digunakan tes skala sikap berupa skala Likert dengan menggunakan empat kategori respon yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (Sugiyono, 2011).

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi media pembelajaran berbasis website dan mendapatkan gambaran tentang penerapan pembelajaran dengan menggunakan website dalam model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problem solving pada pembelajaran materi teori kinetik gas di SMA dalam meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif

problem solving.

E. Manfaat Penelitian

(20)

47

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Metode quasi eksperiment digunakan untuk mendapatkan gambaran peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah, sedangkan metode deskriptif untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “The Randomized Pretest-Postest Control Group Design” (Fraenkel dan Wallen, 2007). Dalam desain ini pembelajaran dilakukan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan penggunaan website

dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran dengan penggunaan model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving tanpa menggunakan website. Terhadap dua kelompok dilakukan pretest dan posttest

untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah sebelum dan setelah pembelajaran. Ilustrasi desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini seperti Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Desain Penelitian (Fraenkel dan Wallen, 2007)

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (R) O1 O2 X O1 O2 O3

(21)

48

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: X

Y

O1 O2 O3

=

=

= = =

Perlakuan pembelajaran dengan penggunaan website dalammodel perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving

Perlakuan pembelajaran dengan model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving tanpa berbantuan

website

Pretest dan posttest pemahaman konsep

Pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah Tes skala sikap untuk tanggapan siswa

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada sebuah SMA Negeri di Kota Pekanbaru pada Tahun Ajaran 2013/2014 yang memiliki 4 kelas dengan komposisi siswa masing-masing 38-39 orang dalam satu kelas.

2. Sampel

Sampel dari penelitian kali ini adalah siswa di dua kelas XI IPA yang dipilih menggunakan metode “randomized sampling class”. Teknik random dilakukan

dengan cara pengundian. Pengundian sampel dilakukan pada semua kelas, karena setiap kelas memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel sehingga diperoleh satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol (Ruseffendi, 1998).

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel yaitu variabel bebas dnan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving, sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah.

(22)

49

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dilakukan pendefinisian secara operasional sebagai berikut : 1. Model perubahan konseptual memberikan landasan pikir bahwa pengetahuan yang

telah dimiliki oleh seseorang sesungguhnya berasal dari pengetahuan yang secara

spontan diperoleh dari interaksinya dengan lingkungan. Model perubahan konseptual dalam penelitian inimemiliki enam langkah pembelajaran yaitu: (1) Sajian pertanyaan-pertanyaan resitasi dan konstruksi; (2) Sajian miskonsepsi yang berkaitan dengan masalah sebelumnya; (3) Sajian strategi sangkalan diikuti eksperimen, demonstrasi, analogi, konfrontasi, atau contoh-contoh tandingan; (4) Pembuktian konsep atau prinsip ilmiah secara teoretik; (5) Penerapan konsep dan prinsip-prinsip ilmiah untuk pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata; dan (6) Sajian pertanyaan-pertanyaan pengembangan pemahaman dan kemampuan pemecahan masalah (Santayasa, 2008). Dalam rangka membantu siswa untuk melatih kemampuan dalam memecahkan masalah, model perubahan konseptual dilaksanakan dengan setting kooperatif

problem solving yang dikenalkan dan dilatihkan pada tahap kelima dan keenam pembelajaran. Sedangkan model perubahan konseptualdengan setting

kooperatif problem solving menggunakan website dalam penelitian ini digunakan untuk membantu siswa memahami fenomena-fenomena yang bersifat mikroskopik. Untuk memantau keterlaksanaan dalam pembelajaran dilakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi.

(23)

50

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan tes pemahaman konsep berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep. Data pemahaman konsep didapat dari instrumen berupa soal pilihan ganda. Peningkatan pemahaman konsep yang dimaksud adalah peningkatan skor test setelah dilakukan treatment. Peningkatan pemahaman konsep teori kinetik gas diukur dengan membandingkan nilai rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> pemahaman konsep antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

3. Kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa menggunakan pengetahuan-pengetahuan dan konsep-konsep teori kinetik gas yang dipelajarinya untuk memecahkan berbagai masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terkait gejala alam maupun pada peralatan atau karya teknologi. Kemampuan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian ini disesuaikan dengan tahapan pemecahan masalah menurut Heller, P, et.al (1999) yaitu fokus masalah, menggambarkan secara fisika, merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan perencanaan, dan mengevaluasi jawaban. Kemampuan pemecahan masalah diukur dengan menggunakan tes dalam bentuk uraian yang terdiri dari soal aspek penerapan dan analisis. Soal-soal tes kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa diukur dengan membandingkan nilai nilai rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g> kemampuan pemecahan masalah antara kelas ekperimen dan kelas kontrol.

E.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:

(24)

51

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan konseptual, setting kooperatif problem solving dan website, menganalisis kurikulum IPA Fisika SMA 2006, dan materi pelajaran Fisika kelas XI IPA SMA.

b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pembelajaran (RP), Skenario Pembelajaran (SP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Membuat instrumen penelitian yang meliputi tes pemahaman konsep, tes kemampuan pemecahan masalah, lembar observasi, dan skala sikap. d. Membuat storyline program website yang kemudian merancang website

pada template website yang disediakan pada alamat wise.upi.edu.Website

diisi dengan materi-materi ajar, simulasi-simulasi, dan laboratorium virtual yang tersedia di internet.

e. Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap instrumen dan website yang dibuat kemudian melakukan revisi berdasarkan saran dosen ahli.

f. Melakukan uji coba dan analisis instrumen penelitian untuk mengukur reliabilitas butir-butir soal yang akan digunakan pada tes awal (pretest)

dan tes akhir (posttest).

g. Merevisi/memperbaiki instrument yang sudah divalidasi dan diuji coba. h. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

i. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. Memberikan pretest untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah awal pada kedua kelompok sampel tentang materi teori kinetik gas.

b. Melakukan proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. c. Melakukan observasi keterlaksanaan penggunaan website dalam model

(25)

52

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Memberikan posttest untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah pada kedua kelompok sampel tentang materi teori kinetik gas setelah mendapatkan perlakuan.

e. Menyebarkan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan website

dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving.

3.Tahap Analisis Data

Pelaksanaan tahapan analisis data meliputi:

a. Pengolahan data hasil penelitian berupa data pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa, baik sebelum perlakuan maupun sesudah diberikan perlakuan.

b.Menganalisis dan membahas temuan yang diperoleh sebelum penelitian. c. Menarik kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang diajukan.

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan ditunjukkan alur penelitian pada Gambar 3.1.

F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1.Skala Sikap

Skala sikap digunakan untuk memperoleh tanggapan siswa tentang penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif

(26)

53

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan

Website dalam MPK setting

kooperatif problem solving

pada materi Teori Kinetik Gas

Revisi

Website

Pembuatan

Website

Penyusunan Instrumen 1.Tes PK dan KPM 2. Skala sikap

3. Pedoman observasi

Penyusunan Rencana Pembelajaran Validasi, Uji coba,

Revisi

Tes akhir Tes awal

Implementasi MPK dengan setting kooperatif

problem solving

Analisis Data

Kesimpulan Masalah

Studi Literatur

Implementasi Website

dalam MPK dengan setting

kooperatif problem solving

pada materi Teori Kinetik Angket

Observasi

Penyusunan Proposal

(27)

54

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Penelitian

2.Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk mengukur sejauh mana tahapan pembelajaran dengan penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving yang telah direncanakan terlaksana dalam proses belajar mengajar. Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru yang diobservasi mengenai keterlaksanaan pembelajaran fisika berbasis proyek yang diterapkan. Pada lembar ini juga terdapat kolom catatan keterangan untuk mencatat kejadian-kejadian yang dilakukan siswa dalam setiap fase pembelajaran. Lembar keterlaksanaan model pembelajaran oleh siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.3 dan B.4.

3. Tes

(28)

55

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif problem solving.

Butir soal tes yang dikembangkan kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, dinilai oleh pakar, dan diujicobakan untuk mengukur reliabilitas tes, daya pembeda, serta tingkat kemudahan tes. Adapun teknik analisis instrumen tes dan deskripsi hasil ujicoba instrument tes dijelaskan sebagai berikut.

a. Analisis Instrumen Tes

Penelitian yang berkualitas diperlukan pengumpulan data yang berasal dari tes yang baik. Syarat tes yang baik memenuhi kriteria validitas konstruksi menurut Ahli, reliabilitas tinggi, tingkat kesukaran yang layak, dan daya pembeda yang baik. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan, maka sebelum digunakan seharusnya tes tersebut dinilai oleh Ahli untuk mendapatkan gambaran validitas konstruksi, dan diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Analisis setiap bagian dijabarkan sebagai berikut.

1) Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang dgunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid dimana intsrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011). Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria related validity). Pengujian validitas instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011). Judgment ahli untuk mendapatkan validitas konsrtuksi pada penelitian ini dilakukan oleh tiga orang ahli selama 1 minggu.

a) Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep

(29)

56

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

soal, menarik kesimpulan sebanyak 7 soal, dan menjelaskan sebanyak 8 soal. Rekapitulasi sebaran soal per aspek kemampuan pemahaman konsep sebelum dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Soal Per Aspek Pemahaman Konsep

Sub Konsep

Aspek Pemahaman Konsep

Menafsirkan (Interpretating)

Menarik Kesimpulan

(Inferring)

Menjelaskan (Explaining)

Hukum – Hukum Gas

dan Persamaan Gas Ideal 1,4,7 3,6,8,11 2,5,9,10 Teori Kinetik Gas dan

Ekipartisi Energi 12,14,20,22 15,16,18 13,17,19,21 Hasil judgment dari ahli 1, 2, dan 3 untuk seluruh soal pemahaman konsep secara umum meliputi aspek-aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian pada setiap soal mengenai kesesuaian kunci jawaban pada setiap soal. Komentar umum mengenai seluruh soal pemahaman konsep dapat dilihat pada lembar

judgment dalam lampiran E.

b) Validitas Konstruksi untuk Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah

(30)

57

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dan satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Pada penelitian ini uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik test-retest yaitu dengan cara mencobakan instrumen yang sama beberapa kali pada responden yang sama namun dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2011).

Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2011), yaitu:

 

2 2

2

 

2

) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy          

 (3.1)

Keterangan : rxy X Y N = = = =

Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y Skor tes uji coba pertama

Skor tes uji coba kedua Jumlah sampel

Interpretasi koefisien reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3

Kategori Reliabilitas Tes (Arikunto, 2011)

Batasan Kategori

0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

(31)

58

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara siswa kelompok atas dengan siswa kelompok bawah (Arikunto, 2011). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal yang berbentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2011) :

B B

B A

J B J B

D  (3.2)

Keterangan : D

BA

BB

JA JB

= =

=

= =

Indeks diskriminasi

Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Banyaknya peserta tes kelompok atas Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Untuk menentukan indek diskriminasi (D) soal berbentuk uraian digunakan persamaan (Karno To, 1996):

A B A

J S S

D  (3.3)

Keterangan : D

SA SB JA

= = = =

Indeks diskriminasi

Jumlah skor ideal siswa kelompok atas Jumlah skor ideal siswa kelompok bawah Jumlah skor ideal salah satu kelompok

(32)

59

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

[image:32.595.141.471.155.239.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kategori Indeks Diskriminasi (Arikunto, 2011)

Batasan Kategori

0,00 < D≤ 0,20 Jelek

0,20 < D≤ 0,40 Cukup

0,40 < D≤ 0,70 Baik

0,70 < D≤ 1,00 Baik sekali

4)Tingkat Kemudahan Soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2011). Besarnya indeks kemudahan (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan (Arikunto, 2011):

JS B

P  (3.4)

Keterangan : P

B JS

= = =

Indeks kemudahan

Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indek kesukaran untuk soal bentuk uraian dapat ditentukan dengan persamaan (Arikunto, 2011) :

JS B

P  (3.5)

(33)

60

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P B JS

= = =

Indeks kemudahan

Jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal Jumlah skor ideal atau maksimum pada butir soal tersebut

[image:33.595.142.470.261.345.2]

Kategori indeks kemudahan suatu tes dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5

Kategori Indeks Kemudahan (Arikunto, 2011)

Batasan Kategori

0,00 < D≤ 0,30 Soal Sukar 0,30 < D≤ 0,70 Soal Sedang 0,70 < D≤ 1,00 Soal Mudah

Seluruh instumen tes dinilai oleh Ahli kemudian dilanjutkan dengan pengujian kesahihan tes meliputi relaibilitas, tingkat kemudahan, dan daya pembeda menggunakan Microsoft Excel.

b. Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Uji coba instrument tes dilakukan pada siswa kelas XI IPA salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Pekanbaru. Soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan berjumlah 22 butir soal dalam bentuk pilihan ganda, sedangkan soal tes kemampuan pemecahan masalah berjumlah 7 butir soal dalam bentuk uraian. Analisis instrument dilakukan dengan menngunakan program Microsoft Excel

untuk menguji reliabilitas tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Rekapitulasi hasil uji coba tes pemahaman konsep dan tes kemampuan pemecahan masalah secara terperinci tertera pada Lampiran C. Rekapitulasi hasil uji coba pertama untuk tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Uji Coba Pertama Tes Pemahaman Konsep

No soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran

Keterangan

[image:33.595.139.486.699.737.2]
(34)

61

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran

Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,32 Cukup 0,32 Sedang Dipakai

2 0,42 Baik 0,47 Sedang Dipakai

3 0,32 Cukup 0,68 Sedang Dipakai

4 0,11 Jelek 0,89 Mudah Dibuang

5 0,26 Cukup 0,34 Sedang Dipakai

6 0,42 Baik 0,63 Sedang Dipakai

7 0,37 Cukup 0,61 Sedang Dipakai

8 0,26 Cukup 0,39 Sedang Dipakai

9 0,47 Cukup 0,66 Sedang Dipakai

10 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

11 0,47 Baik 0,50 Sedang Dipakai

12 0,26 Cukup 0,61 Sedang Dipakai

13 0,26 Cukup 0,39 Sedang Dipakai

14 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

15 0,11 Jelek 0,16 Sukar Dibuang

16 0,42 Baik 0,68 Sedang Dipakai

17 0,21 Cukup 0,47 Sedang Dipakai

18 0,21 Cukup 0,74 Mudah Dipakai

19 0,26 Cukup 0,45 Sedang Dipakai

20 0,32 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

21 0,00 Jelek 0,26 Sukar Dibuang

22 0,32 Cukup 0,84 Mudah Dipakai

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 22 butir soal yang diujicobakan terdapat 3 buah soal yang memiliki daya pembeda yang termasuk dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan yaitu soal nomor 4, 15, dan 21. Pada uji coba pertama diperoleh bahwa dari 22 soal yang diujicobakan jumlah soal tes pemahaman konsep yang bisa digunakan untuk pretest dan posttest

berjumlah 19 soal yang meliputi aspek menafsirkan sebanyak 6 soal, aspek menarik kesimpulan 6 soal, dan aspek menjelaskan sebanyak 7 soal.

[image:34.595.143.485.109.495.2]

Rekapitulasi hasil uji coba kedua untuk tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

(35)

62

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No

soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran

Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,42 Baik 0,42 Sedang Dipakai

2 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

3 0,47 Baik 0,66 Sedang Dipakai

4 0,16 Jelek 0,92 Mudah Dibuang

5 0,21 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

6 0,42 Cukup 0,63 Sedang Dipakai

7 0,26 Cukup ian0,71 Mudah Dipakai

8 0,42 Baik 0,37 Sedang Dipakai

9 0,32 Cukup 0,68 Sedang Dipakai

10 0,32 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

11 0,26 Cukup 0,55 Sedang Dipakai

12 0,47 Baik 0,66 Sedang Dipakai

13 0,26 Cukup 0,50 Sedang Dipakai

14 0,21 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

15 0,00 Jelek 0,11 Sukar Dibuang

16 0,37 Cukup 0,66 Sedang Dipakai

17 0,21 Cukup 0,37 Sedang Dipakai

18 0,42 Baik 0,74 Mudah Dipakai

19 0,32 Cukup 0,53 Sedang Dipakai

20 0,37 Cukup 0,61 Sedang Dipakai

21 0,05 Jelek 0,29 Sukar Dibuang

22 0,37 Cukup 0,76 Mudah Dipakai

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas dapat dilihat bahwa pada uji coba tes pemahaman konsep yang kedua terdapat 3 buah soal yang memiliki daya pembeda yang termasuk dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan yaitu soal nomor 4, 15, dan 21. Pada uji coba yang kedua juga diperoleh bahwa dari 22 soal yang diujicobakan jumlah soal tes pemahaman konsep yang bisa digunakan untuk

(36)

63

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman konsep yang dikembangkan dapat digunakan sebagai instrument tes pemahaman konsep untuk pretest dan posttest yang berjumlah 19 butir soal. Seluruh sub konsep pada materi teori kinetik gas yaitu sub konsep hukum-hukum gas, persamaan gas ideal, teori kinetik gas, dan ekipartisi energi juga telah terwakili dalam soal-soal tersebut.

[image:36.595.140.484.394.572.2]

Rekapitulasi hasil uji coba pertama untuk tes kemampuan pemecahan masalah disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Hasil Uji Coba Pertama Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

No soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran

Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,25 Cukup 0,31 Sukar Dipakai

2 0,18 Jelek 0,23 Sukar Dibuang

3 0,41 Cukup 0,52 Sedang Dipakai

4 0,22 Cukup 0,24 Sukar Dipakai

5 0,23 Cukup 0,28 Sukar Dipakai

6 0,41 Baik 0,45 Sedang Dipakai

7 0,37 Cukup 0,41 Sedang Dipakai

8 0,35 Cukup 0,43 Sedang Dipakai

9 0,15 Jelek 0,18 Sukar Dibuang

(37)

64

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mewakili konsep hukum-hukum gas dan persamaan gas ideal, dan 4 soal yang mewakili konsep teori kinetik gas dan ekipartisi energi.

[image:37.595.141.482.236.416.2]

Rekapitulasi hasil uji coba pertama untuk tes kemampuan pemecahan masalah disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Hasil Uji Coba Kedua Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

No soal

Daya pembeda Tingkat kesukaran

Keterangan

D Kriteria P Kriteria

1 0,29 Cukup 0,34 Sedang Dipakai

2 0,19 Jelek 0,24 Sukar Dibuang

3 0,41 Baik 0,53 Sedang Dipakai

4 0,21 Cukup 0,25 Sukar Dipakai

5 0,23 Cukup 0,29 Sukar Dipakai

6 0,42 Baik 0,45 Sedang Dipakai

7 0,38 Cukup 0,42 Sedang Dipakai

8 0,36 Cukup 0,43 Sedang Dipakai

9 0,19 Jelek 0,21 Sukar Dibuang

Berdasarkan Tabel 3.9 di atas tampak bahwa pada uji coba yang kedua untuk soal tes kemampuan pemecahan masalah, terdapat 2 buah soal yang memiliki daya pembeda yang termasuk kategori jelek yaitu soal nomor 2 dan 9 sama halnya seperti uji coba yang pertama sehingga hanya 7 butir soal juga yang digunakan dari 9 buah soal yang diujikan yang terdiri atas 5 soal yang mewakili konsep hukum-hukum gas dan persamaan gas ideal, dan 4 soal yang mewakili konsep teori kinetik gas dan ekipartisi energi.

Reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan ujicoba kedua menghasilkan nilai sebesar 0,88 yang menandakan bahwa tes kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan demikian, soal tes kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan untuk dapat digunakan sebagai instrument tes pemahaman konsep untuk pretest dan

(38)

65

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu sub konsep hukum-hukum gas, persamaan gas ideal, teori kinetik gas, dan ekipartisi energi juga telah terwakili dalam soal-soal tersebut.

G.Teknik Analisis Data

Terdapat empat jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu : pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah, data observasi pembelajaran, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Data pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah dianalisis dengan uji statistik, sedangkan data angket dan observasi dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada saat penelitian.

1. Gain Dinormalisasi (N-Gain)

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan melalui pembelajaran dengan penggunaan website dalam model perubahan konseptual dengan setting kooperatif

problema solving dihitung berdasarkan skor gain yang dinormalisasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing siswa. Untuk memperoleh skor gain yang dinormalisasi digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (Cheng, et.al, 2004), yaitu:

e Max

e Post

S S

S S

g

Pr Pr   

 (3.6)

Keterangan: <g>

Spos Spre Smaks

= = = =

N-gain

Skor Posttest

Skor Pretest

(39)

66

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[image:39.595.150.456.220.301.2]

Tingkat gain ternormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan pemahaman konsep teori kinetik gas dengan kriteria seperti Tabel 3.6.

Tabel 3.10

Kategori Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Batasan Kategori

<g> > 0,70 Tinggi 0,30 < <g> ≤ 0,70 Sedang <g> ≤ 0,30 Rendah

Nilai N-gain yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah antara pembelajaran menggunakan website dalam model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problema solving dan model perubahan konseptual dengan setting

kooperatif problema solving tanpa menggunakan website pada materi teori kinetik gas.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis melalui pengujian statistik yang diperoleh dari skor

(40)

67

M.Chandra, 2014

PENGGUNAAN WEBSITE DALAM MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL DENGAN SETTING

KOOPERATIF PROBLEM SOLVING UNTUK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS

[image:40.595.188.487.109.350.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Alur Pengolahan Uji Hipotesis

a. Uji normalitas

Asumsi normalitas distribusi data merupakan prasyarat yang digunakan dalam statistik inferensial yang dalam penelitian ini berhubungan dengan statistik apa yang diperlukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Jika data berdistribusi normal, maka hipotesis dilakukan dengan uji-t, dan jika data tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan dengan uji Mann-Whitney.

Pada penelitian ini asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk melalui SPSS Statistics 17.0 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Cara menganalisis normalitas data pada outputSPSS Statistics 17.0 yaitu dilihat dari tabel test of normality pada kolom Shapiro-Wilk dengan kriteria jika nilai signifikansi (sig.) 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi (sig.) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Gambar

Tabel 3.1  Desain Penelitian (Fraenkel dan Wallen, 2007)
Tabel 3.2
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi : Kemampuan Anak dalam Menari dengan Menggunakan Metode Meniru, SAS, dan Demonstrasi serta Eksperimen di TK Islam

A two-loop iterative method is proposed to calculate sea surface height using the relative delay between the direct and the reflected GNSS signals.. The preliminary results

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung limbah ikan gabus pasir (Butis amboinensis) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum

To investigate how many features should be used for our CRF- classification we applied a standard maximum likelihood (ML) classification in subsets with features derived at

Langkah-langkah ini dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP ini memuat satu topik atau proyek pembelajaran yang akan dibahas dalam satu kali atau lebih

Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak.. merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual

Daerah (Desa, Kecamatan) Luas (Ha) Status Pertambangan (Liar, berijin) Jenis Pertambangan (pasir, emas, dsb) Status Kerusakan (Rusak, agak rusak, tidak rusak) Kondisi

―Active Learning : Konsep dan Penerapannya‖, dalam International Seminar On Education Comparative in Curriculum For Active Learning Between Indonesia and Malaysia [Seminar