• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Fiqih Sri Ayundari, Azis Mahfuddin, Hafdarani

SYNOPSE

Einer der Faktoren für den Lernprozesserfolg in der Klasse istzum Beispiel wie die/der Lehrende die Lernmethoden einsetzt. Die Lernmethode soll den Bedürfnissen der Lernenden entsprechen, weil jede Lernmethode eigenen Zweck hat. Aber in der Realität verwenden Lehrende noch oft keine Methode, die aktuell ist undabwechslungreiche Aktivitäten verlangt, so dass die Lernenden noch weniger aktiv sind, und ihre Lernergebnisse relativ niedrig sind. In diesem Artikel wird geschrieben, wie das Einsetzen des kooperativen Lernens “Think Pair Share” vor allem im Deutschunterricht an den Oberschulenist. Dieser Artikel könnte höffentlich Anregung für die Leser, besonders für die Lehrenden sein.

ABSTRAK

Salah satu faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran dalam kelas adalah bagaimana cara guru menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan siswa, karena setiap metode pembelajaran mempunyai tujuan yang berbeda. Namun dalam kenyataannya guru masih sering tidak menggunakan metode yang inovatif dan menuntut kegiatan-kegiatan belajar yang variatif,, sehingga siswa terlihat masih kurang aktif dan hasil belajarnya rendah. Dalam artikel ini dipaparkan bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share khususnya dalam pengajaran bahasa Jerman di Sekolah Menengah Atas (SMA).Tulisan ini diharapkan dapat memberi inspirasi bagi para pembacanya terutama para guru.

Kata Kunci :Metode Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.

(2)

A. Pendahuluan

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si pembelajar/siswa (dalam Blog Pendidikan Indonesia).

Siswa merupakan individu yang memiliki perbedaan satu sama lain, seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku, dan sikap. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing, dan memiliki tingkat perkembangan sendiri-sendiri. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Dalam proses mengajar, guru harus dapat memilih dan menggunakan beberapa metode mengajar. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru.Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Menurut Arends (Suprijono, 2012:46) “metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie (Suprijono, 2012:56) “model pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan social. Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam belajar berkelompok secara kooperatif, peserta didik dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Jadi metode pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu dalam mengkontruksi konsep atau menyelesaikan persoalan”. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah informasi, membentuk kelompok, kerja kelompok, dan presentasi hasil kelompok.

Metode pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif sederhana. Kelebihan dari metode ini adalah adanya optimalisasi

(3)

partisipasi siswa.Dalam pembelajaran Think Pair Share siswa secara tidak langsung dididik untuk berlatih berbicara di depan umum yaitu dengan jalan siswa mengutarakan idea tau pendapat pasangan kelompoknya (Handoko, 2012).

Secara teknis Howard (Suyitno, 2012) mengemukakan lima langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TPS :

1. Guru memberitahukan sebuah topik dan menyatakan berapa lama setiap siswa akan berbagi informasi dengan pasangan mereka.

2. Guru akan menetapkan waktu untuk berpikir secara individual.

3. Dalam pasangan, pasangan A akan berbagi dan pasangan B akan mendengar.

4. Pasangan B kemudian akan merespon pasangan A. 5. Pasangan berganti peran.

Topik permasalahan yang diberikan harus menarik dan menantang siswa untuk dapat menyelesaikannya. Pengajar dianjurkan lebih inovatif dan kreatif dalam menyusun soal-soal, sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

B. Pembahasan

1. Metode Pembelajaran Think Pair Share

Metode TPS ini adalah salah satu metode pebelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman (Alaskawruh, 2010). TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan teman sekelasnya. Metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share ini sebenarnya terdiri dari 5 tahapan, namun yang menjadi karakterisitik adalah tiga tahap yaitu Think time, Pair time dan share time. Langkah-langkah pembelajaran metode Think Pair Share adalah sebagai berikut : tahap pertama yaitu tahap pendahuluan, pada tahap ini guru membuka pembelajaran dengan menggali apersepsi, pada tahap ini juga pengajar dapat memotivasi siswa agar pada tahap selanjutnya siswa akan berperan aktif dalam pemecahan masalah. Selanjutnya pengajar menyampaikan kompetensi apa yang akan dicapai pada pembelajaran dan menjelaskan

(4)

cara pelaksanaan, membagi kelompok terdiri dari 2 orang (bisa lebih), dan menjelaskan alokasi waktu pada setiap tahapan yang akan diberikan kepada siswa.

Tahap kedua adalah Think time (waktu berpikir secara individu), pada tahap ini pengajar memberikan suatu masalah misalnya dalam bentuk soal, dan siswa diwajibkan untuk memikirkan dan memahami masalah yang diberikan secara individu.Pada tahap ini alangkah lebih baik jika siswa menuliskan jawabannya agar dapat digunakan untuk penilaian individu.Tahap ketiga adalah Pair time (waktu berpikir secara berpasangan), dalam tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi informasi dan pemahaman terhadap masalah yang diberikan dengan pasangan kelompoknya. Diskusi sebenarnya bisa berkembang dengan kelompok terdiri dari 4 orang atau lebih, tapi dalam metode TPS ini akan lebih efektif dengan kelompok yang terdiri dari 2 orang, karena setiap siswa akan lebih aktif dan berkontribusi terhadap kelompoknya.

Tahap keempat adalah Share time (waktu berbagi dengan pasangan lain dalam kelas), pada tahap ini kelompok yang terpilih dapat mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas. Jika dimungkinkan, seluruh kelompok dapat bergantian untuk menyampaikan hasil jawaban kelompoknya. Bila ada jawaban yang berbeda, pada kesempatan ini pengajar dapat mengevaluasi untuk meluruskan jawaban yang kurang tepat. Ini dimaksudkan agar pada tahap akhir, semua bertitik pada satu jawaban yang tepat.

Tahap terakhir adalah tahap penghargaan, pada tahap akhir ini siswa diberi penghargaan baik dari segi individu maupun kelompok. Penghargaan yang dimaksud, bisa berupa pujian atau hadiah-hadiah kecil, misalnya permen, coklat atau sesuatu yang dapat menarik minat para siswa. Ini dimaksudkan agar setiap siswa yang belum mendapatkan penghargaan, dapat termotivasi untuk belajar lebih rajin.

Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam metode pembelajaran ini, walaupun terdapat beberapa tahapan dalam penerapannya, tetapi yang menjadi ciri khas dari metode ini hanya tiga tahap, yaitu :Think, Pair dan Share. Dengan tiga tahapan tersebut diharapkan siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dicari secara individu dan mandiri, tanpa harus dibimbing oleh pengajar dari awal pembelajaran.

(5)

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Think Pair Share

Setiap metode tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini juga berlaku untuk metode Think Pair Share. Berikut ini dipaparkan kelebihan dan kekurangan metode Think Pair Share menurut Alaskawruh (2012) :

a. Kelebihan

a) Mudah dilaksanakan di dalam kelas

b) Memberikan waktu pada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran. c) Memberikan waktu pada setiap siswa untuk melatih mengeluarkan

pendapat.

d) Diskusi kelompok berpasangan lebih efektif karena jumlahnya tidak terlalu banyak.

e) Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok.

f) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 2 orang.

b. Kekurangan

a) Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. b) Membutuhkan banyak waktu karena terdiri dari beberapa tahapan yang

harus dilaksanakan oleh seluruh siswa.

c) Bila pengajar tidak mengawasi dengan baik, pada saat tahap think time dan share time, dapat disalahgunakan oleh siswa untuk mengobrol dengan teman kelompok ataupun teman sekelasnya.

Metode Think Pair Share ini memiliki lebih banyak keuntungan daripada kelemahan, tetapi kelemahan dalam metode ini masih dapat diminimalisir oleh para pengajar. Pengajar disarankan lebih memperhatikan alokasi waktu pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, kemudian pada saat metode ini diterapkan pengajar sebaiknya berkeliling di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar pada saat proses pembelajaran

(6)

berlangsung guru dapat mengawasi keadaan kelas, dan waktu pembelajaran tidak disalahgunakan oleh siswa untuk mengobrol.

3. Penerapan Metode Pembelajaran Think Pair Share pada Mata Pelajaran Bahasa Jerman.

Metode TPS ini diharapkan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir kritis terhadap masalah, mengembangkan konsep dan ide-ide berdasarkan pemikirannya, dan sebagainya. Dalam mata pelajaran bahasa Jerman, metode ini sangat efektif digunakan, karena dapat mengembangkan beberapa keterampilan yang biasanya diwajibkan untuk dikuasai oleh para pembelajar bahasa, yaitu : menyimak (Hörfertigkeit), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Lesefertigkeit), dan menulis (Schreibfertigkeit).Dengan kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang, metode ini dapat efektif mengembangkan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

Dalam tulisan ini dipaparkan contoh penerapan metode Think Pair share untuk keterampilan berbicara dalam bahasa Jerman. Langkah-langkahnya adalah pertama siswa dibagi kelompok yang terdiri dari 2 orang, setelah itu guru memberikan soal kepada setiap kelompok, dimana setiap kelompok memiliki soal yang berbeda antara satu dan yang lain. Pada tahap think, siswa mengerjakan soal yang telah diberikan secara individual, kemudian pada tahap pair siswa saling mengoreksi jawaban teman kelompoknya dan berdialog dengan menggunakan bahasa Jerman, pada tahap terakhir yaitu share siswa dapat mengutarakan pendapat mereka mengenai jawaban soal yang telah diberikan kepada teman sekelas. Bila ada jawaban atau pelafalan yang tidak sesuai, guru dapat mengevaluasi dan meluruskan jawaban yang kurang tepat.Berikut ini dapat dilihat contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode Think Pair Share untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Jerman.

(7)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Jerman

Kelas / Semester : XI / 2 Alokasi Waktu : 2x45 menit Pertemuan Ke : 1

Berbicara :

Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga dan kehidupan sehari – hari.

1. Kompetensi Dasar

1.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat.

1.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat.

2. Indikator

1.1.1 Mengatakan kata/frasa dengan tepat. 1.1.2 Mengatakan ungkapan dengan tepat.

1.2.1 Mengajukan pertanyaan sesuai konteks. 1.2.2 Menjawab pertanyaan sesuai konteks.

(8)

3. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan

Mampu mengatakan kata/frasa kegiatan waktu luang dalam bahasa jerman (1.1.1) dan juga mampu mengatakan ungkapan – ungkapan kegiatan waktu luang dalam bahasa jerman (1.1.2), dengan informasi tertentu dari LKS siswa mampu mengajukan pertanyaan mengenai kegiatan waktu luang pada gambar yang terdapat dalam LKS (1.2.1), siswa juga diharapkan mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan mengenai kegiatan waktu luang (1.2.2).

4. Materi Pembelajaran

1. Tema : Kehidupan Sehari – hari 2. Sub Tema : Freizeit ( Waktu Luang)

3. Struktur : Präsens, Modalverb können, Verben mit Vokalwechsel. 4. Wortschatz :

• Nomen : Sport treiben, Schwimmen, Basketball, Joggen, Freizeit, Gitarre, Klavier, Singen, Tanzen usw.

• Verben : basteln, spielen, lessen, brauchen, fernsehen, ins Kino gehen.

• Adjektive : frei, gern

• Zeitangabe : sonntags, mittags, abends usw • Fragewort : was, wann, wie oft, wer Redemittel :

Menanyakan dan menjawab tentang tema yaitu kehidupan sehari – hari (Freizeit): - Was machst du in der Freizeit?

Ich mache meine Hausaufgabe. - Wer mag schwimmen?

Ich mag schwimmen aber ich spiele lieber Tennis. - Was machst du am Sonntag?

(9)

Ich sehe in meinem Zimmer fern.

- Wer liebt in der Freizeit ins Kino gehen? Das bin ich.

- Kannst du Klavier spielen?

Nein, aber ich kann Gitarre spielen. 5. Lembar Kerja Soal :

- Indikator 1.2.2

LKS 1 1.1

- Bitte sprecht nach!

Freizeit

Flugzeugmodelle Basteln Fernsehen Gitarre Spielen Kochen Lesen Malen MusikHören Schlafen Strick 1.2

- Was gehört zusammen!

Freizeit

• Flugzeugmodelle Basteln • Fernsehen • Gitarre Spielen • Kochen • Lesen • Malen • MusikHören • Schlafen • Stricken

(10)

LKS 2

- Machen sie einen Dialog!

Soal A Soal B

5. Metode pembelajaran

1. Think Pair Share

6. Langkah – langkah Pembelajaran

Langkah Kegiatan Guru / Siswa Waktu Karakter

Awal

Orientasi

- Mengulang materi pada pertemuan sebelumnya. Was haben Sie die letzte gelernt?

2 Menit Rasa Ingin

Tahu Rechts Sitzende Schülerinnen Beispiel

A : Was macht er im Bild 1? B : Er spielt Gitarre

1. B : Was macht er im Bild 3? A : ………. 2. B : ………( Bild 5 ) A : ……….. 3. B : ………( Bild 7 ) A : ……….. 4. B : ………( Bild 9 ) A : ………..

Links Sitzende Schülerinnen Beispiel

A : Was macht er im Bild 1? B : Er spielt Gitarre

1. A : Was macht er im Bild 2? B : ……….. 2. A : ……….. ( Bild 4) B : ………… 3. A : ………..( Bild 6 ) B : ………... 4. A : ………..( Bild 8 ) B : …………

(11)

- Menyampaikan keterampilan yang akan dipelajari. Wir lernen sprechen.

- Menyampaikan tema yang akan dibahas. Unser Tema ist Freizeit.

Apersepsi

- Memberikan asosiogram kepada siswa sebagai awal menjelaskan materi.

Was machst du in der Freizeit?

schwimmen

- Siswa menyebutkan kegiatan – kegiatan yang termasuk ke dalam Freizeit.

10 Menit Rasa Ingin Tahu, Percaya diri Motivasi.

- Siswa dapat membuat kalimat sederhana mengenai kegiatan mereka sehari – hari dalam bahasa jerman.

3 Menit Mandiri,

tekun

Inti

Tatap Muka dan Tugas Terstruktur

- Pembagian Kelompok

Partnerarbeit, terdiri dari siswa Links dan Rechts. - Pembagian LKS 1 dan 2

Siswa diberikan LKS 1.1 dan 1.2 berupa kata – kata kegiatan dan gambar orang – orang yang sedang melakukan kegiatan waktu luang.

10 Menit Rasa Ingin Tahu, Kerja sama, Tekun e Freizeit

(12)

- Siswa melafalkan kata - kata yang terdapat pada LKS 1.1.

- Siswa mengerjakan LKS 1.2 yaitu : Eksplorasi(Think time)

- Siswa mencocokan gambar dengan kata kegiatan waktu luang.

- Siswa dibagikan LKS 2 yang terdiri dari soal A dan B, siswa kiri mengerjakan soal A dan siswa kanan mengerjakan soal B.

Eksplorasi(Pair time)

- Siswa mengajukan pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja soal.

- Siswa menjawab pertanyaan.

- Siswa saling mengkoreksi jawaban temannya.

30 Menit Tanggung jawab, Kerjasama, Disiplin Elaborasi(Share time)

- Siswa bergantian mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain tentang gambar – gambar kegiatan yang telah dimiliki.

- Kemudian siswa memberikan respon dan komentar tentang jawaban tersebut.

20 Menit Rasa Ingin

Tahu

Konfirmasi

- Tanya jawab sesuai dengan tema, contoh : • Was ist dein Hobby?

◊ Ich schwimme gern.

10 Menit Mandiri,

(13)

• Was machst du in der Freizeit? ◊ Ich sehe fern.

• Was machst du am Sonntag? ◊ Ich gehe ins Kino.

Tugas Mandiri Tidak Terstruktur

- Menuliskan kegiatan waktu luang siswa sebanyak 2 kalimat dalam 3 hari.

Akhir

Penutup

Guru memberi beberapa pertanyaan pada siswa mengenai pembelajaran hari ini.

- Wie war der Unterricht?

15 Menit Toleransi, Antisipatif

C. Penutup

a) Kesimpulan

Kesimpulan dari artikel tentang metode pembelajaran Think Pair Share ini adalah; metode pembelajaran Think Pair Share merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yaitu siswa belajar dengan cara berkelompok dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan lain-lain. Kemudian karakteristik metode ini adalah adanya tiga tahapan, yaitu : Think-Pair-Share. Metode TPS ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.TPS dapat dicoba untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jerman, karena diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh para pembelajar bahasa.

(14)

b) Saran

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disarankan agar guru memilih materi dan keterampilan berbahasa yang sesuai dalam melaksanakan metode pembelajaran TPS. Kemudian guru harus lebih bisa menghidupkan suasana kelas agar siswa pun berperan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar lebih maksimal. Guru juga harus dapat menguasai kelas. Bila kelas tidak dikuasai dengan baik, maka pada tahap penerapan metode Think Pair Share ini terutama tahap pair dan share, dapat digunakan oleh siswa sebagai kesempatan untuk mengobrol.

D. DAFTAR RUJUKAN

Alaskawruh. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (online) (http://alaskawruh.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-kooperatif-think.html?m=1) diakses pada tanggal 10 Januari 2013.

Blog Pendidikan Indonesia. 2012. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. (online)

(http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html?m=1) diakses pada tanggal 2 Mei 2013.

Handoko, Danang Leo, 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Metode TPS (online) (http://www.Danang-leo-handoko.blogspot.com) diakses pada tanggal 27 April 2013.

Suprijono, Agus, 2012.Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suyitno, Ade. 2012. Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Ekonomi (online)

Referensi

Dokumen terkait

2015.. Dengan ini saya menyatakana bahwa skripsi berjudul Fluktuasi Harga Komoditas Pangan dan Dampaknya terhadap Inflasi di Provinsi Banten adalah benar karya

lebih semangat dan giat dalam melaksanakan pembelajaran. 75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak.. dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

Aplikasi yang dibangun pada artikel ini dapat membantu pengguna mencari informasi alam tanpa harus melakukan pencocokan dengan kata kunci pencarian. 5.2

Polychaeta pada kawasan mangrove muara sungai kali Lamong-pulau Galang memiliki komposisi spesies yang berbeda di setiap stasiun dan kedalaman substrat..

Dengan ini memberitahukan bahwa setelah diadakan Penetapan oleh Pejabat Pengadaan barang/jasa Dinas Perikanan Kabupaten Pesawaran maka diberitahukan Pemenang Pengadaan Langsung.

Hal ini terjadi karena dengan metode diskusi, setiap kelompok diberi masalah yang harus diselesaikan .Namun hasilnya belum optimal karena pada siklus 1 belum

Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh dari empat inisiatif jasa manajemen (dukungan manajemen organisasi, penghargaan, empowerment ,

Kegiatan Rintisan Rumah Pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran dan/atau pelatihan, serta pendampingan. Kegiatan yang