• Tidak ada hasil yang ditemukan

WISATA KERAJINAN LOGAM BEJIJONG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WISATA KERAJINAN LOGAM BEJIJONG."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

WISATA KERAJINAN LOGAM BEJIJONG

Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ( Strata – 1 )

Diajukan oleh :

MUDI WAHYU DESTIYANTO

1051010013

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmad, taufiq dan hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penyusunan dalam bentuk laporan ini berjudul “Wisata Kerajinan Logam Bejijong” disusun untuk memenuhi sebagian tugas dan kewajiban pada Semester VIII Mata Kuliah Tugas Akhir, yang disyaratkan sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian program S-1 ( Strata – 1 ) Jurusan Arsitektur Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik, antara lain:

1. Ibu Ir. Naniek Ratni Jar., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur

2. Ibu Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT . selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur, serta Dosen Pembimbing utama pada Sidang Tugas Akhir.

3. Ibu Dyan Agustin, ST,. MT. Selaku Koordinator Studio Tugas Akhir. 4. Ibu Dr. Ir Pancawati Dewi, MT. Selaku Dosen Pembimbing Utama. 5. Ibu Ir. Niniek Anggriani, MT. Selaku Dosen Pembimbing Pendamping. 6. Ibu Ir. Eva Elviana, MT. Selaku Dosen Penguji pada Sidang Tugas Akhir. 7. Bapak Ir. Syaifuddin Zuhri, MT. Selaku Dosen Penguji pada Sidang Tugas

Akhir.

8. Ibu Dyan Agustin, ST. MT. Dosen Penguji pada Sidang Tugas Akhir. 9. Serta seluruh Dosen dan Staff Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil

(4)

iv

Penulis menyadari sedalam-dalamnya bahwa terlaksananya keseluruhan proses hingga selesainya laporan ini banyak ditunjang oleh bantuan dan peran aktif dari berbagai pihak. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan kerendaran hati penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dan tak lupa sebelumnya penulis ucapkan banyak terima kasih.

Sebagai akhir kata semoga laporan tugas akhir ini ada guna dan manfaatnya khususnya bagi dunia pendidikan Arsitektur. Amin.

Surabaya, Juli 2014

(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi... iv

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Abstrak ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Sasaran Perancangan ... 4

1.3 Batasan dan Asumsi ... 5

1.4 Tahapan Perancangan... 6

1.5 Sistematika Laporan ... 6

BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN ... 8

2.1 Tinjauan Umum Perancangan ... 8

2.1.1 Pengertian Judul ... 8

2.1.2 Studi Literatur ... 9

2.1 .2.1 Materi Obyek ... 9

(6)

vi

2.1.2.1.2 Pameran ... 17

2.1.2.2 Klasifikasi Pemakai ... 25

2.1.3 Studi Kasus ... 26

2.1.3.1 NuArt Sculture Park ... 26

2.1.3.2 Taman Dago, Bandung... 31

2.1.3.2 Tate Gallery, London ... 35

2.1.4 Analisa Hasil Studi ... 38

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan ... 40

2.2.1 Penekanan Perancangan ... 40

2.2.2 Lingkup Pelayanan ... 40

2.2.3 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 45

2.2.4 Perhitungan Luas Ruang ... 47

2.2.5 Program Ruang ... 47

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN ... 60

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 60

3.2 Penetapan Lokasi ... 61

3.3 Kondisi Fisik Lokasi ... 66

3.3.1 Existing Site ... 67

3.3.2 Aksesibilitas ... 70

3.3.3 Potensi Lingkungan Site ... 71

3.3.4 Insfrstruktur Kota ... 73

(7)

vii

BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 75

4.1 Analisa Site ... 75

4.1.1 Analisa Aksesibilitas ... 75

4.1.2 Analisa Iklim ... 77

4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar ... 81

4.1.4 Analisa Zoning ... 82

4.2 Analisa Ruang ... 84

4.2.1 Organisasi Ruang ... 84

4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 85

4.2.3 Diagram Abstrak ... 91

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan ... 92

4.3.1 Analisa Bentuk Massa Bangunan... 92

4.3.2 Analisa Tampilan Bangunan ... 93

BAB V KONSEP RANCANGAN ... 95

5.1 Tema Rancangan ... 95

5.1.1 Pendekatan Permasalahan ... 95

5.1.2 Penentuan Tema Rancangan ... 96

5.2 Metode Perancangan ... 97

5.3 Pendekatan Perancangan ... 97

5.4 Konsep Rancangan ... 98

(8)

viii

5.4.2 Konsep Zonning ... 99

5.4.3 Konsep Bentuk Massa ... 100

5.4.4 Konsep Tampilan ... 102

5.4.5 Konsep Ruang Dalam ... 102

5.4.6 Konsep Ruang Luar... 103

5.4.7 Konsep Struktur dan Material ... 103

5.4.8 Konsep Utilitas ... 104

5.4.8.1 Konsep Penyediaan Air Bersih ... 104

5.4.8.2 Konsep Pembuangan Air Kotor ... 104

5.4.8.3 Konsep Sistem Pembuangan Air Hujan ... 105

5.4.8.4 Konsep Sidtem Pemadam Kebakaran ... 105

5.4.8.1 Konsep Pencahayaan ... 99

5.4.8.2 Jaringan Listrik dan Genset ... 100

5.4.8.5 Instalasi Penangkal Petir ... 106

5.4.8.6 Jaringan Telekomunikasi ... 107

BAB VI APLIKASI PERANCANGAN ... 108

6.1 Aplikasi Rancangan Tapak ... 108

6.1.1 Tatanan Massa ... 108

6.1.2 Aplikasi Zonning ... 109

6.1.3 Aplikasi Orientasi Massa Bangunan ... 110

6.1.4 Aplikasi Entrance ... 111

(9)

ix

6.2.1 Aplikasi Bentuk Bangunan ... 112

6.2.2 Aplikasi Tampilan Bangunan ... 112

6.3.3 Aplikasi Ruang Luar dan Dalam ... 114

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luasan dan Ketinggian Ruang Pamer 19

Tabel 2.2 Analisa Hasil Studi 33

Tabel 2.4 Kelompok Jenis Kegiatan 39

Tabel 2.5 Kelompok Kebutuhan Ruang 40

Tabel 2.6 Dimensi Obyek 2D (standart) 42

Tabel 2.7 Dimensi Obyek 3D (standart) 43

Tabel 2.8. Luas Area Pengamatan 43

Tabel 2.9. Luas Total Ruang Pamer 2D 44

Tabel 2.10. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan 44 Tabel 2.11. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama 46 Tabel 2.12. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang 47 Tabel 2.13 perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelolaan 50 Tabel 2.14. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis 52 Tabel 2.15. Rekapitulasi Total Besaran Ruang 53

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Bagan Tahapan Perancangan 6 Gambar 2.1. Standar Alur Sirkulasi Ruang Pamer (DA) 14 Gambar 2.2 Alur Sirkulasi dan Layout Denah Area Pamer 14 Gambar 2.3. Jarak Pengamatan Vertical Obyek 2D 16 Gambar 2.4. Jarak Pengamatan Horisontal Obyek 2D 16 Gambar 2.5. Luas Area Pengamatan Objek 2D 17 Gambar 2.6. Jarak Pengamatan Vertikal Obyek 3D 17 Gambar 2.7. Jarak Pengamatan Horizontal Obyek 3D 18

Gambar.2.8 Sirkulasi Linier 18

Gambar 2.9. Sirkulasi Grid 19

Gambar 2.10. Sirkulasi radial 19

Gambar 2.11. Sirkulasi Melingkar 19

Gambar 2.12 Ruang Pamer (Outdoor) NuArt Sculpture Park 22 Gambar 2.13 Galeri NuArt Sculpture Park 23 Gambar 2.14 Ruang Pamer Indoor (a, b, & c) Galeri 23

Gambar 2.15 Kegiatan workshop 24

Gambar 2.16 Kegiatan Short Course Membentuk Tanah Liat 24

Gambar 2.17 Kegiatan Short Course 25

(12)

xii

Gambar 2.19 Arena Panggung Terbuka (Open Air Theatre) 27

Gambar. 2.20 Taman Terbuka 28

Gambar. 2.21 Gedung Galeri Pameran dan Interior ruang 29

Gambar 2.22 Sanggar Seni Tari 29

Gambar. 2.23 wisma pengunjung 29

Gambar. 2.24 cafetaria 30

Gambar. 2.25 Interior dan Potongan Tate gallery 31

Gambar. 2.26 Interior Ruang Pamer Tate gallery 32

Gambar. 2.27 Interior kafe Tate gallery 32

Gambar. 2.28 Tate gallery Store 32

Gambar. 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Mojokerto 54 Gambar. 3.2 Peta Wilayah Kecamatan Trowulan 56 Gambar. 3.3 Peta Alternatif Pemilihan Lokasi 57

Gambar 3.4 Lokasi Site 59

Gambar 3.5 Gambar Eksisting Bangunan yang Ada di Sekitar Site 60

Gambar 3.6 Ukuran Site 61

Gambar 3.7. Utilitas Sekitar Tapak 62

Gambar 3.8 Kondisi Eksisting Vegetasi 63

(13)

xiii

Gambar 3.12 Fasilitas Peribadatan Maha Vihara 65 Gambar 3.13 Fasilitas Gedung Pertemuan Maha Vihara 66 Gambar 4.1. Sudut Pandang Orang ke Site 70 Gambar 4.2. Analisa Alternatif Perletakkan ME 70 Gambar 4.3. Respon Desain Alternatif Perletakkan ME 71 Gambar 4.4. Data Orientasi Matahari, Arah Angin dan Curah Hujan pada site 72 Gambar 4.5. Respon Desain Orientasi Matahari 73 Gambar 4.6. Respon Desain Pergerakan Angin 74 Gambar 4.5. Respon Desain Curah Hujan 75

Gambar 4.6. Analisa Lingkungan Sekitar 76

Gambar 4.8. Analisa Kebisingan 76

(14)

xiv

WISATA KERAJINAN LOGAM BEJIJONG

MUDI WAHYU DESTIYANTO

1051010013

ABSTRAK

Wisata Kerajinan Logam Bejijong merupakan suatu proyek yang dilator belakangi dengan adanya warisan budaya Kerajaan Majapahit berupa kerajinan, ini ditandai dengan adanya prasasti-prasasti di jamannya. Dimana nantinya di dalam proyek ini, lebih menekankan fasilitas-fasilitas bagi para seniman atau perajin serta pengunjung atau tamu sebagai pengguna utama bangunan ini. Selain itu akan ditekankan pula untuk lansekap sebagai alternatif ruang pameran terbuka.

Wisata Kerajinan Logam Bejijong diharapkan dapat tetap melestarikan warisan budaya Kerajaan Majapahit dengan mewadahi seniman atau perajin, serta bagi para pengunjung atau tamu, agar seni kerajinan ini terus berkembang. Seni kerajinan ini telah menjadi mata pencaharian baik utama maupun sampingan bagi hampir seluruh warga Desa Bejijong.

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah Indonesia dapat diketahui bahwa di pulau Jawa ini pernah berkuasa beberapa kerajaan yang mempunyai kekuasaan cukup besar. Salah satu diantaranya adalah kerajaan Majapahit. Pusat kota kerajaan Majapahit terletak di daerah Trowulan dan sisa-sisa bekas reruntuhan ibukota tersebut masih kita dapati sampai sekarang. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Indonesia Hindu yang berhasil mempersatukan hampir seluruh wilayah nusantara sekarang. Pengaruh kekuasaannya sangat luas, bahkan sampai di negara-negara tetangga di daratan Asia.

Setelah kerajaan Majapahit runtuh pada sekitar tahun 1518-1521 M, setelah itu pula banyak sisa-sisa peninggalan Kerajaan Majapahit dan salah satunya dikenal dengan situs Trowulan. Situs Trowulan merupakan situs peninggalan dari pusat kerajaan terbesar yang pernah ada di Asia Tenggara.

Salah satu yang membuktikan bahwa pernah adanya kerajaan Majapahit di Trowulan adalah artefak-artefak seperti Terakota dan Artefak Logam. Artefak logam pada masa Majapahit cukup beragam pula, seperti arca perunggu, darpana perunggu (cermin), dipa perunggu (lampu minyak), alat-alat musik perunggu atau gamelan, nampan perunggu, keris besi, alat-alat pertanaian besi, artefak perhiasan (emas dan perunggu), prasasti tembaga. Prasasti juga memberikan gambaran tentang adanya aktivitas dalam lapangan industri kecil atau industri rumah tangga.

(16)

2

Barang-barang yang dihasilkan dari kerajinan logam ini berupa barang untuk kebutuhan rumah tangga, benda-benda peralatan pertanian, barang-barang untuk kebutuhan religi, dan tentunya berbagai macam jenis perhiasan. Melalui perhiasan-perhiasan emas yang ditemukan dari hasil penggalian arkeologi menunjukkan bahwa teknik pengerjaan yang dilakukan oleh pande dari masa Majapahit ini telah mencapai puncak dalam keahlian kriya logam. Kebudayaan industri dari jaman Majapahit inilah yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat Trowulan.

Perajin logam kuningan dari Trowulan sudah terkenal ke mancanegara, pesanan dari beberapa negara tetap mengarah ke Trowulan meskipun para pesaing kini telah bermunculan misalnya dari Cina dan Thailand. Pemesan berkesan dengan ukiran tangan seniman Trowulan yang tidak mampu digantikan oleh kecanggihan mesin modern manapun. Pada masa jayanya di tahun 90-an, di sebuah kampung pengrajin kuningan di Trowulan terdapat sekitar 100 bengkel kerja. Sebuah bengkel kerja mampu melibatkan 10-60 orang perajin. Seniman - seniman ulung dari Trowulan ini mampu menghasilkan beragam bentuk benda sesuai pesanan yang umumnya datang dari Bali, Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. Proses untuk menghasilkan sebuah benda logam begitu rumit. Sedikitnya ada 15 tahapan pembuatan yang diantaranya meliputi pembuatan model dari lilin, pembuatan cetakan, pengeringan, pembakaran, pengecoran, penuangan, penghalusan, dan pewarnaan. Rumitnya proses produksi tersebut menunjukkan bahwa Trowulan memiliki sebuah budaya industri kreatif yang telah dijalankan dari generasi ke generasi yang dapat menjadi kebanggaan Trowulan pada masa kini. Industri kreatif tersebut terletak di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, sekitar 200 meter ke arah barat atau ke arah timur sekitar 500 meter dari perbatasan kabupaten Mojokerto dengan kabupaten Jombang.

(17)

3

berkualitas eksport. Di sentra industri ini selain membeli souvenir pengunjung juga dapat melihat proses pembuatan kerajinan tersebut. Bahkan pengunjung juga bisa berlatih untuk membuat kerajinan tersebut. Pada tahun 2007, Desa Bejijong mendapatkan predikat sebagai perwakilan Desa Wisata Gajah Mada.

Dengan adanya potensi di Desa Bejijong, yaitu potensi kerajinan kuno, maka selayaknya Desa Bejijong diarahkan menjadi kawasan wisata seni kerajinan logam. Desa Bejijong adalah permukiman perajin atau seniman yang perlu pula dirancanng dengan ring pertama adalah fasilitas yang mendukung kegiatan bermasyarakat, penunjang ekonomi masyarakat perajin dan fasilitas pendukung kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Sehingga perlu dibuat kawasan seni kerajinan logam dimana perajin atau seniman, wisatawan, serta masyarakat dapat memanfaatkannya dalam tujuan kegiatan wisata seni.

Warisan seni kerajaan Majapahit yang terdapat di Desa Bejijong masih memilki niai relevansi tinggi bagi kehidupan masa kini. Karya seninya memiliki tiga macam manfaat yaitu: Rekreatif, Edukatif dan Ekonomis. Nilai Rekreatif bermakna bahwa warisan seni Majapahit bagi masyarakat masa kini merupakan sebuah kebanggaan warisan seni yang tak ternilai. Nilai edukatif adalah bahwa di dalam warisan seni Majapahit terdapat pesan-pesan edukatif atau pengetahuan, karena sebuah karya seni pada hakikatnya mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Nilai ekonomis adalah bahwa warisan seni Majapahit pada masa kini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi sebagai penghasilan utama maupun penghasilan sampingan bagi masyarakat di Desa Bejijong.

(18)

4

terhadap karya perajin logam, baik itu sebagai gallery, tempat seminar (workshop), ruang serbaguna, perpustakaan, tempat bertukar ide para seniman perajin logam maupun sarana pendidikan dan pelatihan (bengkel kerja) yang memiliki konsep wisata dan korelasi dengan Desa Wisata Bejijong. Maka, timbul gagasan untuk membuat perancangan yaitu “Wisata Kerajinan Logam Bejijong”.

1.2 Tujuan dan Sasaran Proyek

Tujuan dirancangnya “Wisata Kerajinan Logam Bejijong” sebagai berikut : 1. Memfasilitasi kegiatan atau aktifitas para perajin atau seniman,

pengunjung atau wisatawan, serta masyarakat untuk singgah di Desa Bejijong, Trowulan.

2. Membantu para masyarakat dan perajin logam desa Bejijong untuk mempromosikan situs peninggalan Majapahit dan mengupayakan kegiatan seni dan budaya yang memiliki nilai Rekreatif, dan Ekonomis Edukatif serta memasarkan karya-karya seni mereka melalui suatu wadah galeri ke masyarakat luas (wisatawan).

3. Memfasilitasi kegiatan atau aktifitas seniman perajin cor logam yang berhubungan dengan hasil karya seni kerajinan logam di Kawasan Wisata Trowulan.

Sasaran perancangan dari dikembangkannya obyek perancangan ini antara lain :

1. Merancang sebuah wadah taman rekreasi budaya sebagai daya tarik bagi pengunjung wisata yang berkunjung ke Desa Bejijong sebagai bagian dari Kawasan Wisata Trowulan, sekaligus menyuguhkan informasi mengenai budaya Majapahit serta menyajikan penyelenggaraan perjualbelian souvenir khas Majapahit di Kawasan Wisata Trowulan.

2. Menyediakan fasilitas yang dapat digunakan sebagai galeri seni, workshop, maupun pusat informasi tentang kerajinan cor logam untuk perajin Desa Bejijong (khususnya) sehingga karyanya dapat terapresiasi dan terpublikasikan serta mendapat perlindungan karya seni.

(19)

5

tempat pelatihan, ruang pameran (workshop), basecamp untuk berkumpul dan berdiskusi sesama perajin, maupun tempat event pameran karya seni yang lain.

1.3Batasan dan Asumsi

Batasan obyek perancangan ini adalah:

1. Membidik segment para wisatawan lokal dan asing serta perajin seni logam untuk berkunjung dengan detail peruntukannya adalah Para wisatawan dan seniman lokal desa Bejijong, serta masyarakat umum yang tertarik dengan karya seni cor logam.

2. Sebagai sarana kegiatan wisata budaya bagi para penikmat karya seni (wisatawan) dan perajin logam.

3. Memfokuskan pada fasilitas utama yang berupa pusat informasi, wisma,

retail shop, plasa terbuka (air theatre), ruang pamer (gallery) dan seminar

(workshop),tempat berdiskusi (basecamp) para seniman maupun sarana pendidikan dan bengkel pelatihan kerja.

Sedangkan asumsi dari obyek perancangan ini adalah:

1. Dengan asumsi hak kepemilikan bangunan milik swasta. Sehingga, untuk kedepannya fungsi dan nilai ruang bangunan ini bernilai jual tinggi dan juga diharapkan dapat melayani dan mewadahi kegiatan para seniman dalam mengekspresikan karya seni dan sebagai media komunikasi antara seniman dan penikmat karya, serta sebagai ruang terbuka umum bagi masyarakat.

2. Perancangan ini merupakan bangunan yang menunjang dan memiliki korelasi dengan keberadaan desa kerajinan logam Bejijong sehingga dapat menjadi tempat wisata seni kerajinan logam.

(20)

6

1.4 Tahapan Perancangan

Sub bab Metode Perancangan disini menjelaskan secara skematik tentang urutan yang dilakukan penyusun dalam menyusun laporan mulai dari tahap pemilihan judul sampai dengan laporan selesai untuk kemudian diaplikasikan pada gambar perancangan. Berikut adalah bagan tahapan perancagannya :

Gambar 1.1. Bagan Tahapan Perancangan

1.5 Sistematika Laporan

Untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sama tentang

“Wisata Kerajinan Logam Bejijong”, maka penyajian laporan ini menggunakan

sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang perancangan, maksud dan tujuan, ruang lingkup perancangan, metode perancangan, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Tinjauan Obyek Perancangan, mulai dari tahap pengertian judul yang berisi pengertian tentang kerajinan logam di masyarakat itu sendiri yang kemudian disimpulkan menjadi Studi Literatur

Studi Internet Studi Observasi Studi Literatur

Studi Observasi Interpretasi Judul Pengumpulan Data

Komplikasi dan Analisa Data Studi Kasus

Perumusan Konsep dan Asas Metode Rancangan

Gagasan Ide Feed Back Control Feed Back Control

Pengembangan, Perancangan Latar Belakang

(21)

7

suatu pengertian baru dari rancangan. Tahap studi literatur yang berisi tentang segala data dari bermacam jenis literatur yang digunakan sebagai data penunjang yang berkaitan dengan rancangan. Tahap tinjauan obyek perancangan yang berisi dua obyek studi kasus sejenis secara fungsi dan aktivitas yang digunakan sebagai acuan yang menbantu rancangan nantinya, dari hasil analisa dan pembandingan yang dilakukan pada studi kasus. Tahap kesimpulan studi, lingkup pelayanan yang menjelaskan pembatasan pelayanan rancanangan, serta aktivitas kebutuhan ruang dan perhitungan luasannya yang menguraikan secara rinci kebutuhan ruang yang diperlukan untuk kemudian dihitung secara pasti luasan yang dibutuhkan.

BAB III : Tinjauan Lokasi Perancangan yang menjabarkan tentang Latar Belakang Pemilihan Lokasi, Penetapan Lokasi, Keadaan Fisik Lokasi, Aksesibilitas, Potensi bangunan Sekitar, dan Infrastruktur Kota

(22)

8

BAB II

TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perancangan

Tinjauan umum obyek rancangan berisi tentang hal-hal yang bersifat umum, dalam hal ini bisa menjelaskan tentang pengertian judul obyek yang diambil dari beberapa studi kasus dan literatur. Hasil akhir yang diperoleh merupakan gambaran umum dari permasalahan dan penyelesaian obyek yang akan dirancang.

2.1.1 Pengertian Judul

Wisata : adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara.

Kerajinan : adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang.

Logam : adalah unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, liat, merupakan penghantar panas dan listrik, serta mempunyai titik lebur tinggi. Benda logam pada awalnya dibuat dari bijih logam, dimana bijih logam dapat diperolah dengan cara menambang baik yang berupa bijih logam murni maupun yang bercampur dengan materi lain. Bejijong : Sebuah desa di wilayah Kecamatan Trowulan, Kabupaten

(23)

9

terletak di titik koordinat 7°33'10"S 112°22'24" sekitar 200 meter ke arah barat atau ke arah timur sekitar 500 meter dari perbatasan kabupaten Mojokerto dengan kabupaten Jombang yang merupakan desa yang terkenal dengan kerajinan cor logam. Di desa ini terdapat dua peninggalan bersejarah Kerajaan Majapahit, yaitu Candi Brahu dan Makam Siti Inggil.

(id.wikipedia.org/wiki/Bejijong,_Trowulan,_Mojokerto)

Sehingga dari pengertian masing – masing kata dapat dirangkum makna atau pengertian dari “Wisata Kerajinan Logam Bejijong”, yaitu suatu tempat khusus berupa bangunan arsitektur yang berkonsep taman rekreasi (wisata) yang memiliki fasilitas hiburan, pertunjukan, permainan, restoran, atau toko cendera mata serta wadah dalam memfasilitasi kegiatan atau aktifitas para wisatawan serta untuk memamerkan hasil kreasi olahan tangan (hand made) para seniman atau perajin logam Desa Bejijong, Trowulan.

2.1.2 Studi Literatur 2.1.2.1 Materi Obyek

2.1.2.1.1 Pengertian Galeri Seni

Menurut etimologinya kata galeri atau gallery, berasal dari bahasa latin

galleria:

a. Galleria dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang dipamerkan untuk karya seni, seperti lukisan, barang antic, patung-patung dan sebagainya

b. Ruang kecil yang digunakan untuk aktivitas khusus dengan tujuan praktis untuk memamerkan hasil karyaseni dan memberi pelayanan dalam bidang seni.

(24)

10

memamerkan benda atau karya seni (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003)

Galeri pada awalnya adalah bagian dari museum yang berfungsi sebagai ruang pamer. Robillard (1982) membagi ruang publik pada museum menjadi empat bagian, yaitu : entrance hall, jalur sirkulasi, galeri dan lounge (ruang duduk). Galeri adalah ruang paling utama dan penting dalam suatu bentuk pameran, karena galeri berfungsi mewadahi karya-karya seni yang dipamerkan. Pada perkembangannya galeri kemudian berdiri sendiri, menjadi institusi tersendiridan terlepas dari keberadaan museum. Fungsi dari galeri tetap merupakan ruang untuk pameran, tetapi mengalami perkembangan, bukan hanya sekedar sebagai tempat untuk memajang namun juga sebagai ruang untuk menjual karya seni dan proses transaksi barang seni.

1.2. Macam Galeri Seni

Macam galeri berdasarkan tempat penyelenggaraan pameran dibagi menjadi dua, yaitu :

• Traditional Art Gallery, galeri yang aktivitasnya diselenggarakan di selasar /lorong panjang.

• Modern Art Gallery, galeri dengan perencanaan ruang secara modern.

Macam dari galeri berdasarkan sifat kepemilikan dibagi menjadi tiga,yaitu :

• Private Art Gallery, galeri yang dimiliki oleh perseorangan / pribadi atau

kelompok.

• Public Art Gallery, galeri milik pemerintah dan terbuka untuk umum.

• Kombinasi dari kedua galeri di atas.

Macam galeri berdasarkan isinya dibagi menjadi tiga, yaitu :

(25)

11

Art Gallery of Classical Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas di bidang seni klasik.

• Art Gallery of Modern Art, galeri yang menyelenggarakan aktifitas di bidang seni modern.

2. Jenis Objek Kerajinan

asbak Patung Buddha Patung Buddha Tidur

kontemporer

Patung Shiwa Patung Terracota Ethnic and Musicians

Patung Kerang

Patung Naga Patung Buah Patung Binatang Patung Gajah

Bell Patung Dewa Patung Hewan Laut Patung dengan frame

Replika Relief Patung Budha Besar Patung Kepala Budha

(26)

12

2.1.1 Tahapan Proses Pengecoran (Casting)

Untuk membuat coran, maka langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :

1. Pencairan logam 2. Pembuatan cetakan 3. Penuangan cairan logam 4. Pembongkaran cetakan 5. Pembersihan coran

Langkah pertama adalah mencairkan logam. Logam yang ingin dijadikan sebagai material bahan baku produk yang ingin dibuat dicairkan terlebih dahulu. Untuk mencairkan logam, tanur atau tungku yang digunakan bermacam-macam. Umumnya, tanur induksi frekuensi rendah digunakan untuk besi cor, tanur busur listrik atau tanur induksi frekuensi tinggi digunakan untuk baja tuang, dan tanur krus untuk paduan tembaga atau coran paduan ringan.

Gb 2.1 Gambar logam yang dicairkan

(27)

13

Selain cetakan pasir, ada juga cetakan logam. Ketika proses penuangan, logam cair akan masuk melalui pintu cetakan (saluran masuk) sehingga pintu cetakan harus dibuat sedemikian rupa supaya aliran logam cair tidak terganggu.

Gb 2.2 Contoh cetakan

Setelah cetakan dan logam cairnya sudah oke, selanjutnya menuangkan logam cair tersebut ke dalam cetakan. Pada umumnya, logam cair dituangkan dengan pengaruh gaya berat (dituang biasa). Tapi terkadang, digunakan tekanan pada logam cair selama atau setelah penuangan.

Gb 2.3 Penuangan logam cair ke cetakan

(28)

14

Dalam proses pengecoran logam, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah produk cetakan dari logam. Sebelum menuju proses pengecoran, terlebih dahulu perlu kita ketahui pengertian dari pengecoran itu sendiri. Pengecoran adalah proses pembuatan benda kerja dari logam, dengan cara memanaskan logam hingga melebur atau meleleh yang kemudian dituangkan ke dalam cetakan. Bahan – bahan logam yang akan dilebur dipanaskan dalam dapur pemanas dengan temperatur tertentu hingga mencair atau melebur.

Dalam proses pengecoran, ada 3 tahapan yang harus dikerjakan, yaitu : persiapan alat dan bahan; proses pengecoran dan evaluasi. Yang dimaksud dengan evaluasi di sini adalah evaluasi terhadap benda kerja hasil cetakan, mengenai kemungkinan terjadinya cacat pada benda hasil cetakan. Berikut uraian singkat dari ketiga tahapan tersebut,

Pertama, persiapan alat dan bahan. Alat dan bahan yang harus disiapkan yaitu,

a. Pasir untuk cetakan. Dalam proses pengecoran, pasir berfungsi untuk membuat cetakan benda kerja yang akan dibuat. Pasir yang digunakan tidak sembarangan, melainkan harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui karakteristik yang diinginkan dalam proses pengecoran. Pasir yang digunakan harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Ø Pasir harus bersifat permiabilitas. Yaitu, pasir mampu atau memiliki celah udara keluar ketika pasir dipadatkan dan mendapatkan tekanan dari logam cair yang dituangkan pada cetakan pasir. Ketika logam cair dituangkan ke cetakan pasir, akan memberikan tekanan udara untuk keluar, jika udara tersebut tidak dapat keluar melalui celah – celah pasir, maka dapat menyebabkan cacat pada benda cetakan.

(29)

15

b. Menyiapkan pola benda kerja (benda tiruan). Pola benda dibuat sama dengan benda kerja yang akan dicetak, tetapi pada pola ukurannya dibuat lebih besar sekitar 5 % dari ukuran benda yang akan dibuat. Misalnya, jika kita akan mencetak benda yang ukuran panjangnya 10 mm, maka pada pola panjangnya dibuat sebesar 10,5 mm. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyusutan pada benda hasil pengecoran. Pola benda tiruan dapat dibuat dari logam, kayu atau plastik. Namun, dari masing – masing bahan memiliki kelebihan dan kelemahan masing – masing. Untuk pola yang terbuat dari kayu dan plastik, proses pembuatannya lebih mudah dan biaya pembuatannya pun juga lebih murah. Namun, pola yang terbuat dari kayu atau plastik hanya dapat digunakan untuk produksi benda dalam jumlah yang relatif sedikit atau non massal. Hal ini disebabkan ketika pola ditekan pada pasir dengan cara dipukul, maka pola ini akan rusak atau pecah, karena kurang kuat. Sedangkan pola yang terbuat dari logam, proses pembuatannya sedikit lebih rumit dan biayannya agak mahal. Namun, pola yang terbuat dari logam ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, biasanya untuk produksi massal, karena pola dari logam lebih kuat dibandingkan dengan pola yang terbuat kayu atau plastik.

c. Menyiapkan rangka cetakan. Rangka cetakan ini terbuat papan kayu, yang terdiri dari bagian cup dan drag. Cup adalah papan bagian atas, sedangkan drag adalah papan bagian bawah. Pada sisi luar, antara cup dan drag diberi pengunci, dengan maksud untuk menghindari terjadiya gerakan atau geseran antara cup dan drag. Apabila rangka ini bergeser ketika antara cup disambung (ditumpuk) di atas drag, maka cetakan pasir dalam rangka akan rusak.

(30)

16

e. Menyiapkan bahan logam yang akan dilebur. Peleburan logam dapat dilakukan untuk bermacam – macam logam, seperti : besi; baja; aluminium; baja paduan tembaga (perunggu, kuningan, perunggu aluminium); paduan ringan (paduan aluminium, paduan magnesium); serta paduan lain seperti paduan seng, monel (paduan nikel dengan sedikit tembaga), hasteloy (paduan yang mengandung molibdenum, khrom dan silikon).

Tahapan kedua, yaitu pengecoran logam. Pada tahap ini hal yang harus dilakukan adalah :

a. Membuat cetakan benda yang akan dicetak pada pasir. Dilakukan dengan cara memadatkan pasir pada rangka cetakan, menekan pasir yang sebelumnya telah ditanami pola benda tiruan. Pasir ditekan dan dipukul agar padat, sehingga cetakan pasir tidak rusak dan ikut larut ketika logam cair dituangkan.

b. Menggabungkan cup dan drag, dengan catatan posisi cup dan drag harus benar – benar tepat dan pas tidak boleh bergeser.

c. Membuat saluran masuk untuk menuangkan logam cair pada cetakan pasir.

d. Proses peleburan logam. Logam – logam yang akan dilebur dimasukkan ke dalam dapur pemanas, dan dipanaskan sampai temperatur tertentu, hinga logam tersebut benar – benar melebur atau meleleh.

e. Tuangkan logam cair tersebut ke dalam cetakan pasir yang telah dibuat sebelumnya melalui saluran masuk. Ketika menuangkan logam cair, jangan terlalu tinggi dari cetakan pasir karena dapat menyebabkan temperatur logam cair tersebut berkurang.

f. Biarkan cetakan mengeras, tunggu sekitar 10 sampai 15 menit, tergantung dari besar besar – kecilnya dan tebal – tipisnya benda yang dibuat.

g. Bongkar cetakan pasir dari kerangka, ambil benda hasil pengecoran dan bersihkan pasir yang masih menempel, kemudian potong saluran masuk tempat penuangan cairan dan haluskan dengan garinda.

(31)

17

adalah terjadinya cacat yang mungkin terjadi selama proses pengecoran. Prosesnya yaitu mengamati benda hasil pengecoran, mencari cacat yang terjadi, mencari penyebab cacat yang terjadi selama proses pegecoran, serta memberikan penyelesaian cara mengatasinya. Evaluasi ini dilakukan untuk dapat digunakan sebagai antisipasi pada proses pengecoran berikutnya agar tidak terjadi lagi kesalahan atau cacat pada benda hasil pengecoran.

2.1.2.1.2 Pameran A. Dasar Hukum

Dasar hukum untuk kegiatan pameran terdapat dalam UU No 9/90 tentang kepariwisataan pasal 14 dimana disebutkan bahwa Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan intensif dan Pameran meliputi Jasa Perencanaan , Penyediaan fasilitas, jasa dan pelayanan, jasa penyelenggaraan konvensi, perjalanan intensif dan pameran.

(Keputusan Menteri Porpostel No. 6/U/IV/1992 tentang Ketentuan dan Pelaksanaan Jasa Konvensi Perjalanan Intensif dan Pameran)

B. Jenis- jenis Pameran

Jenis-jenis pameran yang biasa diadakan, yaitu :

v Pameran Konvensi: Pameran dimana penyelenggaranya berkaitan dengan suatu konvensi atau konferensi. Dimana tempat dan waktunya bersamaan dengan dilakukannya kegiatan konferensi tersebut. Pameran ini tidak terbuka untuk umum, hanya untuk peserta konferensi dan undangan khusus.

v Pameran Umum: Pameran-pameran untuk masyarakat umum. Pameran ini dapat diselenggarakan oleh perorangan, badan usaha, instansi pemerintah ataupun perusahaan penyelenggara pameran.

v Pameran Khusus: Pameran yang hanya memamerkan satu jenis atau kategori barang atau produk yang sifatnya temporer dan incidental.

v Pameran Tunggal: Pameran yang diselenggarakan oleh dan hanya satu badan usaha, perorangan atau instansi pemerintah.

(32)

18

Industrial Exhi bition Consumer Exhibition C. Materi Pameran

Materi pameran dapat dikategorikan dalam 2 bagian yaitu : 1. Produk yang dipamerkan

Produk-produk seni dan hasil kerajinan tangan • Lukisan

• Tembikar • Batik • Cor logam 2. Stan Pameran

Layout Pameran

• Ruang-ruang yang luas dan fleksibel

• Ruang panel pameran yang diatur sesuai kebuthan namun tetap memperhatikan estetika

• Pencahayaan dan pengkondisian udara pada ruang pameran yang mendukung kegiatan pameran.

• Sirkulasi ruang pamer yang mengalir dan dinamis.

Gambar 2.4. Standar Alur Sirkulasi Ruang Pamer (DA)

(33)

19

Gambar 2.5 Alur Sirkulasi dan Layout Denah Area Pamer Sumber: Data Arsitek

Batasan-batasan

• Beban lantai yang diizinkan

• Batasan besaran ruang yang tersedia • Pertimbangan ekonomi bagi luasan ruang

• Pertimbangan ekonomi di dalam perencanaan dan perancangan bangunan. 1) Kenyamanan pandangan

Dasar pertimbangan

Sudut pandang pada potongan vertical manusia tidak simetris lebih besar ke bawah), karena mata lebih banyak berorientasi ke bawah :

• Batas standart pengamatan terhadap obyek ke bawah adalah 40º, ke atas 30º

• Batas terjauh untuk pandangan mata bergerak ke tepi adalah 70º, ke atas 50º

Dasar penglihatan manusia berdasarkan potongan horizontal adalah simetris : • Batas standart pengamatan terhadapa obyek kesamping adalah 15º,

maksimal 30º untuk kepala diam

• Batas terjauh untuk pandangan mata bergerak ke tepi adalah 100º dan minimal 40º

Dasar penglihatan dengan potensi mata simetris :

(34)

20

• Batas standart pengamat terhadap obyek maksimum adalah 62º -62º (kepala diam)

Batas kenyamanan gerak pengamat maksimal 45º - 45º Analisa jarak pengamatan obyek 2D

• Pengamatan vertical

Gambar 2.6. Jarak Pengamatan Vertical Obyek 2D Sumber : Data Arsitek

JP = T

Tg 30 + Tg 40 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2 Keterangan :

JP = Jarak pengamatan

S = Area sirkulasi pengamatan T = Tinggi materi pamer L = Lebar materi pamer

JO = Jarak materi dengan lantai JL = Jarak antara materi koleksi pamer dengan plafond (45º)

(35)

21

Gambar 2.7. Jarak Pengamatan Horisontal Obyek 2D Sumber : Data Arsitek

JP = T

Tg 30 + Tg 30 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2

Keterangan :

JP = Jarak pengamatan

S = Area sirkulasi pengamatan T = Tinggi materi pamer L = Lebar materi pamer JO = Jarak materi dengan lantai JL = Jarak antara materi koleksi

pamer dengan plafond (45º)

Luas area pengamatan = (JPerpanjang + S) x (L + 50), 50cm = jarak antar koleksi

Gambar 2.8. Luas Area Pengamatan Objek 2D Sumber : Data Arsitek

Analisa jarak pengamatan obyek 3D • Pengamatan vertical

Gambar 2.9. Jarak Pengamatan Vertikal Obyek 3D Sumber : Data Arsitek

JP = T

Tg 30 + Tg 30 T1 = JP x Tg 30

(36)

22 JP = Jarak pengamatan

S = Area sirkulasi pengamatan T = Tinggi materi pamer L = Lebar materi pamer

JO = Jarak materi dengan lantai JL = Jarak antara materi koleksi

pamer dengan plafond (45º) Pengamatan horizontal

(37)

23 JP = T

Tg 30 + Tg 30 T1 = JP x Tg 30 T2 = JP x Tg 40 JO = 150cm - T2

Luas area pengamatan = π x (½L + JP + S)²

D. Sirkulasi

Sirkulasi selain sebagai arah gerak dalam bangunan juga dapat menjadi pendukung kegiatan rekreasi, karena dalam sirkulasi, user dapat menikmati taman yang berada di disekitar kegiatan utama dan kegiatan penunjang (kegiatan edukasi). Jenis sirkulasi menurut Francis D.K Ching dalam buku ”Arsitektur, bentuk, ruang dan susunannya” yaitu :

1. Sirkulasi linier

• Garis gerak yang sinambung pada satu arah / lebih • Karakter formal, kaku dan informatif

Gambar.2.11 Sirkulasi Linier

2. Sirkulasi grid

• Gerak bebas dalam banyak arah yang berbedaan • Karakter : formal, monoton, halus dan tidak rekreatif

Gambar 2.12. Sirkulasi Grid

3. Sirkulasi radial

• Berpusat pada satu titik pusat yang fungsional

(38)

24

Gambar 2.13. Sirkulasi radial

4) Sirkulasi melingkar

• Gerak melingkar sesuai dengan kondisi tapak • Karakter : kaku, mudah dan rekreatif

Gambar 2.14. Sirkulasi Melingkar

D. Ketinggian Ruang

Suatu museum atau ruang pamer mempunyai luasan dan ketinggian langit-langit yang spesifik terhadap obyek yang dipamerkan yang dijabarkan dalam tabet berikut :

Tabel 2.1 Luasan dan Ketinggian Ruang Pamer Tipe galeri Luas lantai (m2) Ketinggian

langit-langit (m)

Galeri ukuran kecil

- Master print dan gambar kuno - Dokumen arsip

Perhiasan - Seni dekoratif

kecil

- Artefak kecil - Diorama miniatur

Permata dan mineral Serangga dan hewan renik

27.8 - 83.6 2.74 – 3.35

Galeri ukuran sedang

- Lukisan abad 14-19

- Patung tradisional

(39)

25 - Funiture

- Seni dekoratif - Benda bersejarah - Artefak ukuran

sedang - Benda-benda

scientific - Galeri interaktif - Pameran temporer

Galeri ukuran besar

- Galeri inti dikelilingi galeri kecil

- Lukisan barok - Lukisan dan

patung abad 21 - Pameran temporer

Sejarah besar Sejarah alam (dinosaurus, paus)

185.9 – 464.5 4.2 – 6.09

Sumber : Architectural Graphic Standarts, 1994

2.1.2.2 Klasifikasi Pemakai

Klasifikasi pemakai ditetapkan berdasarkan tujuan utama pemakai fasilitas yang direncanakan, sehingga dapat diketahui tingkat kepentingannya. Dalam perencanaan fisik dibagi dalam:

1. Karyawan atau pegawai atau staff (SPG/SPB), Tour Guide, pengelola, administrasi, konsutan.

(40)

26

2.1.3 Studi Kasus Obyek 2.1.3.1NuArt Sculpture Park

NuArt Sculpture Park pertamakali dibuka untuk umum pada tahun 2000,

dan berlokasi di kota Bandung, dan dibangun diatas lahan seluas empat hektar.

NuArt Sculpture Park adalah sebuah galeri seni yang memajang karya-karya seni

berupa karya seni pahat yang bahan bakunya berupa logam, dan dibuat oleh seniman yang sekaligus merupakan pemilik dari NuArt Sculpture Park itu sendiri, yaitu Nyoman Nuarta. NuArt Sculpture Park terdiri dari bangunan NuArt yang menjadi landmark taman. Di sana terdapat galeri dua lantai tempat karya patung dan lukis dipajang. Lantai satu khusus untuk karya Nyoman Nuarta, sedangkan lantai dua bisa digunakan oleh seniman lain untuk berpameran juga. Dalam gedung NuArt tersebut terdapat Craft Boutique yang menjual miniatur karya Nuarta maupun seniman, disainer, dan pengrajin lainnya, dari dalam dan luar negeri.

a. Lokasi

NuArt Sculpture Park berada di Jalan Setra Duta Kencana II No. 11,

Bandung Terletak di bagian utara Bandung di Jawa Barat, Indonesia. Taman

Sculpture NuArt

b. Bentuk Kegiatan Dan Fasilitas Bangunan • Kegiatan Utama

Kegiatan yang berhubungan dengan kesenimanan Nyoman Nuarta, dimana dalam hal ini adalah memajang atau memperlihatkan karya-karya seni yang dihasilkan oleh Nyoman Nuarta, baik didalam, ataupun diluar ruangan.

1) Taman Patung

(41)

27

dinikmati seperti kicau burung, kolam-kolam, dan air mancur, dibuka dari jam 10:00 s/d 17:00 WIB, dan hari Jum’at serta sabtu s/d jam 21.00 WIB.

Gambar 2.15 Ruang Pamer (Outdoor) NuArt Sculpture Park

2) Galeri Seni (Art Gallery)

Bentuk bangunan yang disediakan bagi kegiatan pameran karya-karya seni dan desain, baik yang dua dimensi maupun tiga dimensi yang berkualitas, dimana tim kurator khusus akan menentukan kriterianya. Dalam kegiatan sehari-hari, apabila tidak ada pameran temporer, galeri akan menampilkan karya-karya Nyoman Nuarta. Galeri ini buka dari jam 10:00 s/d 22:00

(a) (b)

(c)

(42)

28

(a) (b)

(c)

Gambar 2.17 Ruang Pamer Indoor (a, b, & c) Galeri

3) Tempat Pelatihan Pembuatan Patung (Workshop)

Kegiatan workshop di area Nuart Sculpture Park ini, diharapkan pengunjung dapat melihat proses pembuatan patung-patung dan monumen-monumen, contohnya; monumen Jalesveva Jayamahe, monumen patung Garuda Wisnu Kencana atau yang lebih dikenal dengan GWK yang berlokasi di Bali, mulai dari proses sampai tahap akhir. Dalam hal ini pengunjung disediakan pemandu khusus.

Gambar 2.18 Kegiatan workshop • Kegiatan Penunjang

(43)

29

desainer, juga berbagai kegiatan lainnya. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan-kegiatan utama, diantaranya adalah: 1) Visitor Short Course

Kegiatan yang dimaksud adalah berupa kursus singkat sekali pertemuan yang mengajarkan tata cara berupa bimbingan juga pelatihan dalam bidang kesenirupaan dan desain. Kelas ini dilaksanakan hanya pada saat rangkaian kegiatan paket kunjungan dilakukan yang telah disediakan oleh pihak NuArt.

Soap Carving

Kegiatan ini berupa kursus singkat yang mengajarkan dasar-dasar cara membuat seni tiga dimensi, berupa patung dan ukiran, setelah itu pengunjung dipersilakan membuat patung atau ukiran pada sebuah media sabun

.

• Membentuk Tanah Liat

Gambar 2.19 Kegiatan Short Course Membentuk Tanah Liat

• Melukis Topeng Kertas • Tour de Venue

Tour de Venue adalah kegiatan dimana wisatawan

(44)

30 • Melukis Sandal Kayu

Gambar 2.20 Kegiatan Short Course

2) Art Performance

Diselenggarakan setiap akhir pekan, khususnya hari Jum’at, Sabtu, dan Minggu, bahwa pada hari-hari tersebut pengunjung jauh lebih banyak daripada hari-hari lainnya, kegiatan yang akan ditampilkan misalnya:

- Pertunjukan Seni, bentuknya bisa berupa tarian, musik, teater, dan lain-lainnya.

- Seni sastra, bentuknya bisa berupa pembacaan puisi, sajak, dan lain-lainnya.

- Seni rupa, bentuknya bisa berupa demo dari para perupa, happening, dan lain-lainnya.

(NuArt Company profile, 2000,)

3) Kegiatan Pameran Temporer

Kegiatan pameran temporer adalah kegiatan yang diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu secara rutin, misalnya:

- Pameran karya lukisan, etching, lithography, drawing, dan karya-karya desain komunikasi visual.

- Pameran karya seni tiga dimensi seperti patung logam, dan seni lainnya.

(45)

31

- Pameran karya desain tiga dimensi seperti desain produk, tekstil, interior, aksesoris, dan lain-lain.

c. Fasilitas Pendukung

Disamping fasilitas utama yang disediakan oleh NuArt Sculpture

Park yang berupa bangunan galeri dan taman, NuArt juga

menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang sifatnya menunjang penyelenggaraan seluruh kegiatan di area Sculpture Park ini, diantaranya adalah:

Cafe (coffee shop) atau restoran

Gambar 2.21 coffee shop atau restoran Craft Boutique (toko cenderamata)

Book Store (toko buku)

Library (perpustakaan) 2.1.3.2 Taman Budaya Dago, Bandung

Taman ini merupakan tempat wisata budaya di Bandung yang edukatif untuk mengenal dan belajar kebudayaan dan kesenian Sunda. Jenis obyek kunjungan wisata merupakan tempat untuk minum teh dan makan atau restoran, belakangan tempat ini diubah menjadi Taman Budaya Provinsi Jawa Barat (TBJB). Taman Budaya Jawa Barat merupakan salah satu strategi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan propinsi Jawa Barat untuk mengkaji, mengembangkan dan mempertahankan seni budaya Jawa Barat. Luas dari Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat atau Dago Tea House sekitar 4 hektar. Selain lahan parkir yang luas, terdapat juga beberapa fasilitas lainnya

a. Lokasi

(46)

32 b. Bentuk Kegiatan Dan Fasilitas Bangunan

• Kegiatan Utama

Taman Budaya ini merupakan wadah yang memfasilitasi kreasi-kreasi kesenian Jawa Barat sesuai dengan salah satu misinya yakni menggalang berbagai sektor dan potensi secara bersama-sama untuk memfasilitasi kehidupan seni dan budaya. Berikut adalah jenis objek kunjungan di Taman Budaya ini :

1. Pertunjukan Seni Budaya (Arena Panggung Terbuka)

Konsep ruang pertunjukan terbuka (open air) dengan latar belakang panorama Kota Bandung, jika tidak ada pertunjukan di malam hari, pengunjung masih dapat menikmati panorama Kota Bandung dan sekitarnya, lengkap dengan hidangan yang tersedia di Cafetaria Boga Kuring yang berada disekitar Teater Terbuka. Gedung utama yang dahulu digunakan sebagai Restoran Dago Tea House. Memiliki panggung dengan kapasitas tempat duduk yang mampu menampung hingga 1200 penonton. Untuk tempat duduk penonton terdiri atas dua buah tribun, yaitu tribun atas dan tribun bawah. Beberapa pertunjukkan yang rutin di sini adalah tarian khas Jawa Barat yang terkenal yaitu Jaipongan. Pertunjukkan lainnya yaitu Karawitan, Angklung, Pantun Bubun, sandiwara, Tembang Sunda, Kuda Lumping, Wayang Golek, dan lainnya.

Gambar 2.22 Arena Panggung Terbuka (Open Air Theatre)

2. Gedung Teater Tertutup

(47)

33

layar kuning 1 buah, layar merah 1 buah, layar hitam 1 buah, layar putih 1 buah, serta layar border skrin 8 buah, yang dapat dinikmati dari semua titik pandang penonton. Dengan luas bangunan 281,00 m2, Gedung Sekretariat Balai Pengelolaan Taman Budaya berada di komplek Teater Tertutup yang merupakan tempat pelayanan administrasi.

3. Teater Taman

Selain teater utama, terdapat juga teater taman yang berukuran lebih kecil. Lahan yang berada di halaman depan Galeri Balai Pengelolaan Taman Budaya dapat menjadi alternatif pilihan sajian pertunjukan dalam kapasitas penonton yang lebih kecil.

Gambar. 2.23 Taman Terbuka

4. Galeri Pameran

(48)

34

Gambar. 2.24 Gedung Galeri Pameran dan Interior ruang

5. Sanggar Seni Tari

Tempat ini merupakan fasilitas yang dimiliki Balai Pengelolaan Taman Budaya yang dapat pula dijadikan sebagai pusat latihan dan sarana olah raga sederhana. Sanggar Seni Tari sebagai pusat latihan tari Jawa Barat termasuk Jaipongan khususnya.

Gambar 2.25 Sanggar Seni Tari

• Kegiatan Penunjang 1. Wisma Seni

Merupakan tempat istirahat/menginap para seniman/budayawan dari daerah yang akan mempersiapkan berbagai pergelaran di Balai Pengelolaan Taman Budaya.

(49)

35 2. Perpustakaan

Pada bangunan utama juga terdapat perpustakaan untuk umum yang berisi koleksi buku-buku seni dan budaya.

3. Cindera Mata

Fasilitas ini sebagai penunjang wisata yang menyediakan berbagai cindera mata khas Jawa Barat, baik kerajinan tangan, lukisan, wayang golek, dan juga cindera mata lainnya. Pilihan ragam, corak, dan bahan sebagai buah tangan, dapat diperoleh di Balai Pengelolaan Taman Budaya.

4. Cafetaria Boga Kuring

Cafetaria Boga Kuring yang dibangun diatas lahan bekas

Restaurant Dago Tea House tempo dulu ini dilengkapi dengan saung Iesehan Sunda di sekitar Teater Terbuka. Di lantai atas gedung utama terdapat Cafe Boga Kuring. Anda dapat menikmati berbagai sajian makanan khas Sunda di sini seperti nasi liwet, sayur asam, lalapan, dan karedok.

Gambar. 2.27 cafetaria

2.1.3.3 Tate Gallery, London

Tate Gallery adalah galeri seni London dan juga rumah koleksi seni

(50)

36 a. Lokasi

Galeri ini terletak di Millbank , di situs bekas Penjara Millbank . Konstruksi , yang dilakukan oleh Higgs dan Hill, dimulai pada tahun 1893 dan galeri dibuka pada 21 Juli 1897 sebagai National Gallery of Art Inggris.

b. Bentuk Kegiatan Dan Fasilitas Bangunan

Ruang layar utama menampilkan koleksi permanen seni bersejarah Inggris, serta karya kontemporer. Galeri ini juga menyelenggarakan Retrospektif karir seniman Inggris dan pameran besar sementara British Art . Setiap tiga tahun galeri tahap pameran Triennial di mana seorang kurator tamu memberikan gambaran Seni kontemporer Inggris. Galeri ini menyediakan restoran dan kafe, serta ruang Friends, terbuka hanya untuk anggota Tate. Berikut adalah Fasilitas Bangunan :

1. The Turbine Hall (Ruang Utama)

Merupakan bekas generator listrik dari pembangkit listrik tua , ada lima lantai tinggi dengan 3.400 meter persegi floorspace dan sekarang digunakan untuk menampilkan karya-karya besar khusus - ditugaskan oleh seniman kontemporer , antara bulan Oktober dan Maret setiap tahun.

Gambar. 2.28 Interior dan Potongan Tate gallery

2. Ruang Pamer

(51)

37

Gambar. 2.29 Interior Ruang Pamer Tate gallery

3. Meja informasi

Meja informasi di Tate Britain terletak dekat Manton dan Clore Galeri pintu masuk. Staf membantu dengan setiap pertanyaan yang dari para pengunjung.

4. Restoran dan kafe

Terletak di dalam galeri berlawanan Manton masuk, kafe Manton menawarkan berbagai berkualitas tinggi sandwich, salad , kue dan minuman semua dibuat segar di situs dari bahan musiman.

Gambar. 2.30 Interior kafe Tate gallery

5. Toko Tate(Tate Store)

Toko ini menjual koleksi tak tertandingi dari buku-buku tentang seni Inggris , sejarah dan budaya selama berabad-abad,ada juga hadiah dan souvenir yang menampilkan karya-karya dari koleksi , serta cetakan , poster dan seni lainnya.

(52)

38

2.1.4 Analisa Hasil Studi

No Aspek NuArt Sculpture Park

Taman Seni Dago, Bandung

Tate Gallery, London

1. Lokasi NuArt Sculpture Park berada di

Jalan Setra Duta Kencana II No. 11, Bandung Terletak di bagian utara Bandung di Jawa Barat, Indonesia. yang terletak di Jalan Bukit Dago Utara no. 53,

Performance seni

• Kegiatan Seni budaya

• Pertemuan dan Konvensi diskusi seni

Workshop

Visitor Short Course

• Promosi Produksi karya seni

Kegiatan :

•Pementasan karya seni,

•lomba seni, •eksperiment

•sarasehan seni dan budaya, •pameran, seminar

workshop kegiatan

seni dan budaya

Kegiatan :

1. Taman Patung 2. Galeri Seni (Art

Gallery)

3. Ruang Workshop

4. Art Performance

5. Craft Boutique (toko 2. Gedung Teater

Tertutup

3. Galeri Pameran 4. Sanggar Seni

(53)

39 6. Book Store (toko

buku)

7. Library

(perpustakaan)

8. Kafe dan restoran

5. Wisma seni 6. Perpustakaan 7. Toko souvenir 8. Cafetaria atau

restoran

4. Art Store

4. Fungsi Objek Galeri Seni patung yang berkonsep budaya Jawa Barat.

Galeri seni modern dan kontemporer

5. Tipe Ruang Pameran

Modern Art Gallery,

galeri dengan perencanaan ruang secara modern.

Traditional Art Gallery, galeri yang

aktivitasnya

Sumber : Analisa Penulis, 2013

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada obyek studi kasus 1,2 dan 3 maka dapat disimpulkan :

a. Pada umumnya galeri kesenian memberi informasi, memamerkan, serta mengadakan pertunjukan kesenian tradisional.

b. Tampilan bangunan umumnya menggunakan bentukan geometri dasar yang dikombinasikandengan bentuk geometri dasar lainnya, seperti bentuk persegi dengan lingkaran.

c. Kompleks bangunan menggunakan pola penataan tatanan massa, karena terdiri atas beberapa bangunan dan setiap bangunannya berbeda fungsi. d. Sirkulasinya menggunakan pola sirkulasi radial, dimana teater terbuka atau

plaza sebagai pusat radial, sedangkan antar bangunan yang lainnya menggunakan sirkulasi linier, supaya pengunjung dapat menikmati suasana kompleks secara berurutan.

e. Perancangan galeri kerajinan logam termasuk dalam kategori galeri besar.

(54)

40

A.Analisa Kegiatan

Dasar pertimbangan dalam menganalisa kegiatan dan aktifitas adalah sebagai berikut :

Pelaku Kegiatan Macam Jenis Kegiatan

Bentuk Kegiatan dan Fasilitas

a. Pelaku Kegiatan

• Pengelompokan Pelaku Dan Obyek 1) Pengelola

Pengelola adalah sekelompok orang yang tersusun dalam organisasi yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk mengelola bangunan dalam suatu sistem manajemen sehingga mampu memberikan pelayanan kepada pengunjung dan dalam perawatan obyek bangunan. 2) Pengrajin/pengusaha

Adalah individu-individu yang berperan sebagai produsen kerajinanatau perajin logam, mereka yang merancang melalui kemampuan daya cipta dan kreatifitas sehingga karya tersebut dapat dinikmati.

3) Pengunjung

Individu maupun masyarakat dengan apresiasi seni masing-masing yang akan menilai dan menikmati seni kerajinan logam.

Pengunjung dapat dibedakan menjadi : 1. Pengunjung khusus

Pendaftaran rombongan, mengamati koleksi, membuat catatan atau sketsa, mendengarkan keterangan, mengadakan diskui/sarasehan, studi kepustakaan, mengikuti study event, melihat film dokumenter.

(55)

41

Pendaftaran loket, mengamati koleksi, membuat catatan atau sketsa(foto), mencari informasi dalam rangka penegnalan, bermain atau berekreasi

4) Obyek galeri

Obyek galeri adalah produk hasil karya pengrajin atau pengusaha logam atau peninggalan sejarah/dapat berupa hibahan yang dipamerkan atau dijual sebagai wujud kecintaan, eksistensi, kreatifitas dan kepedulian pengrajin atau penciptanya.

• Pola Kegiatan Pelaku 1) Seniman (Pengelola)

Skema 1. Pola Kegiatan Seniman

2) Pengunjung

Skema 2. Pola Kegiatan Pengunjung

b. Macam Jenis Kegiatan

Datang Mempersiapkan alat & mencari informasi. Studio seni.

Menyimpan karya seni.

Parkir

Datang Melihat pameran Seminar

Perpustakaan R. workshop

(56)

42

Program kegiatan dalam perancangan ini dibagi menjadi dua jenis kegiatan, diantaranya :

2.1. Kegiatan Utama

Kegiatan utama adalah segala sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan kesenimanan dan kerajinan di Desa Bejijong, dimana dalam hal ini adalah memajang atau memperlihatkan karya-karya seni yang dihasilkan oleh para perajin dan seniman, baik didalam, ataupun diluar ruangan. Selain itu juga kegiatan workshop yang memperlihatkan proses pembuatan karya-karyanya, baik seni murni, ataupun pesanan, baik dalam bentuk pameran khusus maupun karya yang digelar setiap hari dan dapat dinikmati oleh para pengunjung.

2.2. Kegiatan Penunjang

Kegiatan penunjang adalah kegiatan seni dan desain yang akan diisi oleh program pendidikan, pelatihan, pameran, diskusi antar seniman dan perajin, juga berbagai kegiatan lainnya. Dengan begitu kawasan ini akan menjadi salah satu pilihan tepat bagi para penikmat seni, pelaku seni, dan siapapun yang membutuhkan.

c. Bentuk Kegiatan Dan Fasilitas

3.1. Bentuk Kegiatan Utama

Kegiatan utama ini diselenggarakan setiap hari secara rutin, misalnya: a. Galeri Seni (Art Gallery)

Sebuah bentuk bangunan yang disediakan bagi kegiatan pameran karya-karya seni dan desain, baik yang dua dimensi maupun tiga dimensi yang berkualitas, dimana tim kurator khusus akan menentukan kriterianya. Pameran selain sebagai bentuk ungkapan pengartikulasian maupun tempat rekreasi, merupakan kegiatan utama yang selalu diwadahi di lembaga-lembaga/institusi yang bergerak di bidang seni semacam galeri.

(57)

43

Sebuah kegiatan yang menggelar patung patung seni pahat dan ukir hasil karya seniman dan perajin yang ditata dengan latar belakang alam, dan tata pencahayaan khusus, yang dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung.

c. Peninjauan Pembuatan Kerajinan (Workshop)

Kegiatan workshop ini diharapkan pengunjung dapat melihat proses pembuatan patung-patung dan kerajinan cor logam lainnya mulai dari proses sketsa-sketsa ide, sampai dengan patung terwujud melalui fotografi slide, dan video. Selain pembuatan patung-patung kecil yang sedang berlangsung di workshop, maka dalam hal ini pengunjung disediakan pemandu khusus. 3.2 Bentuk Kegiatan Penunjang

Selain kegiatan utama, terdapat kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan utama, diantaranya adalah:

a. Pelatihan Wisata Logam

Merupakan salah satu bentuk kegiatan kepada pengunjung yang berupa bimbingan juga pelatihan dalam bidang kesenirupaan dan desain kerajinan cor logam yang disediakan untuk para turis asing, bapak-ibu, remaja, dan anak-anak di dalam sebuah ruangan atau kelas.

b. Pertunjukkan Seni (Art Performance)

Merupakan kegiatan pendukung yang merupakan pertunjukan Kesenian dan Kebudayaan Majapahit, kegiatan yang akan ditampilkan misalnya:

- Art performance, bentuknya bisa berupa tarian, musik, teater, dan lain-lainnya.

- Seni sastra, bentuknya bisa berupa pembacaan puisi, sajak, dan lain-lainnya.

- Seni rupa, bentuknya bisa berupa demo dari para perupa, happening, dan lain-lainnya.

3.3. Fasilitas Pendukung

(58)

44

fasilitas-fasilitas pendukung yang sifatnya menunjang penyelenggaraan seluruh kegiatan yaitu :

1) Kafe (coffee shop) atau restoran

Sebagai fasilitas penunjang yang bertujuan melayani pengunjung dengan menyediakan berbagai makanan dan minuman.

2) Toko Cinderamata (Craft Shop)

Menjual berbagai macam cenderamata yang di desain khusus guna mengingatkan pengunjung akan tempat ini dan sebagai oleh-oleh.

3) Toko Buku (Book Store)

Merupakan fasilitas dimana pengunjung dapat membeli buku-buku bermutu yang berkaitan dengan dunia seni dan desain, selain itu pengunjung juga dapat membeli segala perlengkapan kesenirupaan seperti halnya cat air, kanvas, dan lainnya.

4) Perpustakaan (Library)

Merupakan fasilitas dimana pengunjung dan peserta short course dapat membaca buku-buku tentang pengetahuan kerajinan logam, kesenirupaan dan desain.

5) Kantor Pengelola (Office)

Merupakan tempat dimana semua kegiatan yang diadakan, direncanakan, diprogram, dan dimonitor proses pelaksanaannya, baik kegiatan utama ataupun kegiatan penunjang.

B. Analisis Kelompok Jenis Kegiatan

Berikut adalah rincian pengelompokan jenis kegiatan berdasarkan pada kegiatan-kegiatan yang diwadahi.

Tabel 2.4 Kelompok Jenis Kegiatan

Kelompok Kegiatan Bentuk Kegiatan

Kegiatan penerimaan • Aktifitas komunikasi terhadap pengunjung

• Parkir pengunjung dan pengelola

Kegiatan utama • Pengenalan pameran seni logam • Melihat pameran tetap dan

(59)

45 Kegiatan

penunjang

Kegiatan

pelayanan umum

• Menerima pengunjung • Pendaftaran pengunjung • Ibadah

• Telepon

Kegiatan edukasi • Belajar teori seni

• Praktek / pengerjaan kerajinan logam

• Pengelolaan

• Akses / pustaka internet • Studi pustaka

• Seminar , sarasehan, diskusi Kegiatan rekreasi

dan entertainment

• Mengikuti studi event penelitian dan pengerjaan seni

berwawasan pelestarian • Kunjungan ke Desa Wisata

Bejijong dan Maha Vihara • Belanja souvenir

• Menikmati resto atau pujasera Kelompok

kegiatan service

• Merawat dan memperbaiki gedung (bangunan)

• Mengontrol panel ME • Pengoperasian genset • Mengambil dan menyimpan

peralatan

Sumber : Analisa penulis, 2013

2.2.3 Analisis Kebutuhan Ruang

Dasar pertimbangan dalam menganalisa kebutuhan ruang adalah sebagai berikut :

Kapasitas kebutuhan ruang/jumlah pemakai

Persyaratan ruang yang berkaitan dalam perhitungan

Pendekatan kebutuhan ruang berdasar kegiatan yang dikelompokkan dalam kelompok ruang yang berbeda :

Tabel 2.5 Kelompok Kebutuhan Ruang

Kelompok Kegiatan Pelaku Pelaku Kebutuhan Ruang

Kegiatan

(60)

46 Kegiatan

parkir

o Parkir pengelola o Parkir pengunjung o Parkir barang

koleksi

Kegiatan utama Pengunjung o Ruang pameran tetap

o Ruang pameran temporer Dan Pengelola

o Hall o Loket o Musholla o Ruang telepon

umum Kegiatan

edukasi

Pengunjung Dan Seniman

o Studio Pelatihan o Ruang internet o Perpustakaan o Sanggar Seni dan

Tari Kegiatan

rekreasi dan entertainment

Pengelola o Taman

o Shopping archade

o pujasera

Pengelola o Ruang Pengelola o Ruang tamu o Ruang tata usaha o Ruang arsip o Ruang rapat o Ruang istirahat Kelompok kegiatan servis Pengelola o R. genset

o R. pompa air

(61)

47

2.2.4 Analisis Besaran Ruang

Perhitungan besaran ruang berdasar :

Luasan unit fungsi/standart (neufret architect data/NAD,Time saver/TSS) Ruang gerak manusia dan Dimensi manusia (HD)

Studi Kasus A. Kapasitas Pemakai

Adapun kapasitas pemakai Wisata Kerajinan Logam Bejijong yang akan direncanakan merupakan fasilitas publik selain sebagai tempat pelestarian juga sebagai tempat edukasi dan rekreasi produk cor logam dan kerajinan masyarakat Bejijong. Dalam analisa perhitungan jumlah pengunjung pada Wisata Kerajinan Logam Bejijong didasarkan pada asumsi perhitungan dari jumlah wisatawan di Trowulan.

Dari data jumlah pengunjung Museum Majapahit dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung wisata pada tahun 2009 yaitu : 116.713 (Wisnus), 875 (Wisman) dengan jumlah total 117.588 orang. Pada tahun 2010 yaitu : 73.174 (Wisnus), 626 (Wisman) dengan jumlah total 73.800 orang. Pada tahun 2011 yaitu : 59.900 (Wisnus), 691 (Wisman) dengan jumlah total 60.591 orang. Pada tahun 2012 yaitu : 109.421 (Wisnus), 811 (Wisman) dengan jumlah total 110.232 orang. Sedangkan pada tahun 2013 yaitu : 109.482 (Wisman), 1.118 (Wisman) dengan jumlah total 110.600 orang. Pada tahun 2009-2010 terjadi penurunan prosentase jumlah pengunjung sebesar 33,24 %, pada tahun 2010-2011 terjadi penurunan sebesar 17,9 %, pada awal tahun 2011-2012 terjadi intervensi atau campur tangan pemerintah sehingga prosentase jumlah pengunjung naik menjadi 81,93 %, sedangkan pada tahun 2012-2013 terjadi kenaikan lagi sebesar 0,3 % pengunjung. Sehingga dapat diambil kesimpulan jumlah pengunjung wisata ini mencapai 300 orang/hari. Dengan pertimbangan sebagai berikut :

Desa Bejijong merupakan bagian dari kecamatan Trowulan

(62)

48 B. Pengelola

1) Kelompok pimpinan

Dipimpin oleh kepala galeri dibantu oleh wakil galeri dan sekretaris. Total 3 orang.

2) Kelompok kelompok administrasi dan pembantu umum - Keuangan = 1 orang

- Perpustakaan = 2 orang - Amphitheatre = 3 orang

- Bagian umum = perawatan 3 orang, staf tiket 3 orang, pramuwisata 5 orang, keamanan 2 orang

3) Kurator, preservator, dan konservator - Kuratorial = kabag 1 orang, staf 2 orang

- Penyimpanan dan pengelolaan koleksi = kabag 1 org, staf 4 org 4) Total jumlah personalia

Personalia struktur 3 orang, personalia staf 27 orang sehingga jumlahnya 30 orang.

C. Analisis kapasitas materi/obyek koleksi

Tabel 2.6 Dimensi Obyek 2D (standart) Jenis Dimensi Kemungkinan posisi

Panjang(cm) Lebar(cm)

Kecil 20-75 20 75

75 20

Besar 75-150 75 150

150 75

Sumber : Analisa Penulis, 2013

Dengan berdasarkan asumsi produksi kerajinan seni 2D yang dipamerkan sejumlah total 242 buah dengan prosentase obyek kecil 80 % dan besar 15 %. Maka jumlah objek kerajinan kecil adalah 194 buah, dan objek besar 36 buah.

(63)

49

Tabel 2.7 Dimensi Obyek 3D (standart)

Jenis Dimensi Kemungkinan posisi

Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi(cm)

Kecil 10-20-30

Besar 40-100-150

40 100 150

Sumber : Analisa Penulis, 2013

Dengan berdasarkan asumsi produksi kerajinan 3D yang dipamerkan sejumlah total 80 buah dengan prosentase obyek kecil 80 % dan besar 15 %. Maka jumlah objek kerajinan kecil adalah 64 buah, dan objek besar 12 buah.

Tabel 2.8. Luas Area Pengamatan Objek Dime

nsi Objek

Ukuran Jarak Pengamatan (cm)

Sumber : Analisa Penulis, 2013

Tabel 2.9. Luas Total Ruang Pamer Objek Dimensi Jumlah

objek

Luas area

pengamatan (m2)

Luas sub total area pengamatan

Total luas ruang pamer objek seni 3D 1190 m2

(64)

50

2.2.5 Perhitungan Besaran Ruang

• Kegiatan Penerimaan

Tabel 2.10. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan

(65)

51

• Kelompok Kegiatan Utama

Tabel 2.11. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama

Fasilitas

(66)
(67)

53 • Kelompok Kegiatan Penunjang

Tabel 2.12. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang

Fasilitas Nama

Hall Diperhitung-kan dapat

(68)
(69)
(70)

56

• Kelompok kegiatan pengelolaan

Tabel 2.13 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelolaan

Fasilitas Nama

(71)
(72)

58

r. istirahat Diperhitung-kan 20% dari

• Kelompok kegiatan servis

Tabel 2.14. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Servis

(73)

59

Tabel 2.15. Rekapitulasi Total Besaran Ruang

No Kelompok Kegiatan Luas ( m2 )

1. Ruang Kegiatan Penerimaan 1351 2. Ruang Kegiatan Utama 1555 3. Ruang Kegiatan Penunjang 1117

4. Ruang Pengelola 215

5. Ruang Kegiatan Servis 129

(74)

60

BAB III

TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak di antara 1110 20’13” - 1110 40’47” Bujur Timur dan antara 07018’35” - 070 47” Lintang Selatan. Secara geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan dengan pantai, hanya berbatasan dengan wilayah Kabupaten lainnya :

Gambar. 3.1 Peta Wilayah Kabupaten Mojokerto

Gambar

Gambar 2.20 Kegiatan Short Course
Tabel 2.9. Luas Total Ruang Pamer
Tabel 2.10. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penerimaan
Tabel 2.11. Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas

Abstrak: Buku ajar IPA yang digunakan saat pembelajaran dilakukan oleh guru bersama peserta didik seharusnya mampu mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajari, membiasakan

Sehubungan dengan itu, perekaan bentuk format pentaksiran baharu Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) dilaksanakan oleh LP sebaik sahaja Kementerian Pendidikan Malaysia

Artikel ini merupakan bagian dari Penelitian Tindakan Kelas. Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengenalkan kosakata bahasa Inggris

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk karakter kualitatif, hampir semua karakter yang diamati pada hibrida cabai besar IPB yang dievaluasi tidak berbeda dengan

Ahmaddul Hadi, S.Pd, M.Kom 35 Alsri Windra Doni 1304505 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka COBIT Pada Sistem1. Informasi Akademik Poltekkes Kemenkes

Amanat undang-undang ini dipertegas lagi pada ayat (3) bahwa warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh

Analisis sosial, untuk mengetahui perubahan tingkat penge- tahuan dan persepsi peserta program perhutanan sos.ial; untuk ini digunakan kuesioner dengan metode Uji