Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP
MENCIT GALUR BALB/C YANG DIINDUKSI CCL4 Daniel Winarto, 2007. Pembimbing I: Diana K Jasaputra, dr., M Kes.
Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., Apt, MS, AFK
Prevalensi penyakit hepatitis virus masih tinggi di Indonesia, tetapi obat untuk mengatasinya sampai sekarang ini belum ada yang sempurna dan harganya tergolong mahal. Oleh karena itu, penderita mencari berbagai pengobatan alternatif. Salah satunya adalah tumbuhan obat tradisional, seperti Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) sebagai hepatoprotektor dengan menggunakan model kerusakan hati pada mencit yang diinduksi CCl4. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
laboratorik dengan desain Rancangan Acak Lengkap. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan galur Balb/C, berat 25 – 30 gram dan berumur 8 minggu, dibagi menjadi 5 kelompok (n = 6). Setelah 3 hari, penilaian efektivitas ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) pada mencit dilakukan dengan penilaian kerusakan hatinya dengan penghitungan jumlah hepatosit yang nekrosis. Data ini kemudian dianalisis menggunakan ANOVA on rank dan uji lanjut Student-Newman-Keuls. Hasil yang diperoleh adalah bahwa ekstrak sambiloto dosis lazim (0,585 mg) mengurangi kerusakan hati (nekrosis hepatosit = 134) pada mencit-mencit yang telah diinduksi CCl4, bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif yang diberi CCl4 dosis
tunggal (nekrosis hepatosit = 294) (p < 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) mempunyai aktivitas anti-hepatotoksis terhadap CCl4.
Universitas Kristen Maranatha v
ABSTRACT
THE EFFECT OF SAMBILOTO (Androraphis paniculata (Burm.f.) Nees.) EXTRACT
AS HEPATOPROTECTOR ON BALB/C MICE WHICH INDUCED BY CARBONTETRACHLORIDE
Daniel Winarto, 2007. Tutor 1st : Diana K Jasaputra, dr., M Kes.
Tutor 2nd : Endang Evacuasiany, Dra., Apt, MS, AFK
The prevalence of viral hepatitis is still high in Indonesia, but medicines for curing viral hepatitis until now aren’t perfect yet and cost highly. Therefore, patients are looking for alternative medical treatment. One of them is traditional herbal medicine, such as Sambiloto (Androraphis paniculata (Burm.f.) Nees.). The purpose of this research is to know the effect of Sambiloto (Androraphis paniculata (Burm.f.) Nees.) extract as hepatoprotector in using damaged liver model on mice which induced by CCl4. This research is laboratory experimental with Complete Randomize Trial Design. Experimental animal which were used in this research were Balb/C male mice 8 weeks old, with 25 – 30 gram of weights, divided into 5 groups (n = 6). After 3 days, the effect of Sambiloto (Androraphis paniculata (Burm.f.) Nees.) extract on mice was measured by counting the number of necrotic hepatocyte. Then, this data were analysed by using ANOVA on ranks and Student-Newman-Keuls method. The result showed that usual dose of Sambiloto extract reduced liver damaged (necrotic hepatocyte = 134) on mice that had been induced by CCl4, when compared with positive control group that was given single dose of CCl4 (necrotic hepatocyte = 294)( p < 0,05). The conclusion of this research, showed that Sambiloto (Androraphis paniculata (Burm.f.) Nees.) extract has anti-hepatotoxic activity to CCl4.
Universitas Kristen Maranatha vi
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Kegunaan Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
1.6 Hipotesis ... 4
1.7 Metode Penelitian ... 5
1.8 Lokasi dan Waktu ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hati ... 6
2.1.1 Anatomi Makroskopis Hati ... 6
2.1.2 Anatomi Mikroskopis Hati ... 8
2.1.3 Fisiologi Hati ... 11
2.1.3.1 Fungsi Metabolik ... 12
2.1.3.2 Fungsi Hematologik ... 13
2.1.3.3 Fungsi Produksi dan Sekresi Empedu ... 14
2.1.4 Patologi Hati ... 14
2.2 Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) ... 17
2.2.1 Morfologi Sambiloto ... 18
2.2.2 Kandungan Kimia Sambiloto ... 18
2.2.2.1 Andrographolide ... 19
2.2.2.2 Flavonoid ... 20
2.2.3 Farmakokinetik dan Farmakodinamik Sambiloto... 21
2.2.4 Manfaat Sambiloto ... 21
2.2.5 Toksisitas dan Efek Samping Sambiloto ... 22
2.3 Radikal Bebas ... 22
Universitas Kristen Maranatha vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian ... 26
3.2 Hewan Coba ... 26
3.3 Alat ... 26
3.4 Bahan ... 27
3.5 Persiapan Bahan Uji... 27
3.6 Penentuan Besar Sampel ... 27
3.7 Variabel Penelitian ... 28
3.8 Prosedur Kerja ... 28
3.9 Analisis Statistik ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Data Hasil Penelitian ... 32
4.2 Pembahasan ... 33
4.3 Uji Hipotesis Penelitian ... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 36
5.1.1 Kesimpulan Umum ... 36
5.1.2 Kesimpulan Khusus ... 36
5.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
LAMPIRAN... 40
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis ... 32 Tabel 4.2 Perbedaan jumlah hepatosit yang nekrosis pada
tiap-tiap kelompok ... 34 Tabel L.1.1 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada
kelompok dosis I ... 40 Tabel L.1.2 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada
kelompok dosis II... 40 Tabel L.1.3 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada
kelompok dosis III ... 40 Tabel L.1.4 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok
kontrol negatif ... 41 Tabel L.1.5 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok
Universitas Kristen Maranatha ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Makroskopis hati ... 8
Gambar 2.2 Sistim asinus mikroskopis hati ... 9
Gambar 2.3 Mikroskopis hati ... 11
Gambar 2.4 Daun Sambiloto ... 18
Gambar 2.5 Tanaman Sambiloto ... 18
Gambar 2.6 Struktur molekul andrographolide ... 19
Gambar 2.7 Struktur umum flavonoid ... 20
Gambar L.2.1 Mikroskopis hati mencit kelomopok IV (kontrol negatif)... 42
Gambar L.2.2 Mikroskopis hati mencit kelomopok V (kontrol positif)... 42
Gambar L.2.3 Mikroskopis hati mencit kelomopok I (dosis I + CCl4)... 43
Gambar L.2.4 Mikroskopis hati mencit kelomopok II (dosis II + CCl4) ... 43
Universitas Kristen Maranatha x
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Universitas Kristen Maranatha 40
LAMPIRAN 1
DATA HASIL PERCOBAAN
JUMLAH HEPATOSIT YANG MENGALAMI NEKROSIS Dilihat dengan mikroskop cahaya perbesaran 1000x
Tabel L.1.1 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis I
Lapang Pandang No
Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
1 11 16 14 12 11 14 17 9 12 9 125 2 14 12 11 14 12 17 16 15 18 11 140 3 11 15 12 14 17 11 13 10 13 11 127 4 13 12 19 13 9 13 15 11 10 12 128 5 15 16 14 15 12 17 13 15 16 17 150 6 16 12 13 14 15 14 11 15 12 13 135 Rata-rata 134,2
Tabel L.1.2 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis II
Lapang Pandang No
Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
1 34 42 26 40 36 28 31 31 36 29 333 2 29 33 31 31 37 32 33 34 35 37 332 3 31 27 25 30 27 29 26 30 34 28 287 4 31 30 29 26 30 33 28 25 25 27 284 5 28 32 29 30 21 32 26 24 32 28 282 6 26 31 33 30 28 27 24 27 26 22 274 Rata-rata 298,7
Tabel L.1.3 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok dosis III
Lapang Pandang No
Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
Universitas Kristen Maranatha 41
Tabel L.1.4 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok kontrol negatif
Lapang Pandang No
Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
1 16 12 14 17 18 16 9 13 17 15 147 2 5 5 6 6 4 6 5 6 8 8 59 3 7 8 9 9 7 6 8 11 6 7 78 4 8 7 6 5 6 4 5 6 7 6 60 5 6 7 7 8 9 7 9 7 6 9 75 6 7 9 6 8 8 4 10 5 7 6 70 Rata-rata 81,5
Tabel L.1.5 Jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada kelompok kontrol positif
Lapang Pandang No
Mencit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
Universitas Kristen Maranatha 42
LAMPIRAN 2
GAMBARAN MIKROSKOPIS HATI MENCIT PADA TIAP-TIAP KELOMPOK PERLAKUAN
Gambar L.2.1 Mikroskopis hati mencit kelompok IV (kontrol negatif)
Universitas Kristen Maranatha 43
Gambar L.2.3 Mikroskopis hati mencit kelompok I (dosis I +CCl4)
Universitas Kristen Maranatha 44
Universitas Kristen Maranatha 45
LAMPIRAN 3
PROSEDUR EKSTRAKSI SAMBILOTO PELARUT ETANOL
1. Simplisia yang sudah kering dan halus (sudah digiling) ditimbang untuk mendapatkan berat bersih. (Berat bersih Sambiloto 1000 gram)
2. Serbuk simplisia tersebut dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi sejenis ekstraktor dengan perbandingan 1 : 5. Prosesnya dilakukan secara kontinyu hingga senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara merata / sempurna selama 4 jam dengan suhu maksimal 50oC.
3. Ekstrak cair tersebut dipekatkan menggunakan alat evaporator.
4. Ekstrak pekat dikeringkan hingga diperoleh ekstrak kering sebanyak 50 g
dengan menggunakan oven / lemari pengering selama 20 jam dengan suhu 60oC.
Ekstrak kering dikemas dalam wadah yang kering (dalam botol segel).
Universitas Kristen Maranatha 46
LAMPIRAN 4
HASIL PERHITUNGAN STATISTIK
One Way Analysis of Variance Data source : Data 1 in Notebook Normality Test : Failed (P = 0.007)
Test execution : ended by user request, ANOVA on Ranks begun
Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks Data Source : Data 1 in Notebook
Group N Missing
Col 1 6 0
Col 2 6 0
Col 3 6 0
Col 4 6 0
Col 5 6 0
Group Median 25% 75% Col 1 131.500 127.000 140.000
Col 2 285.500 282.000 332.000
Col 3 292.000 281.000 304.000
Col 4 72.500 60.000 78.000
Col 5 297.000 262.000 312.000
H = 21.634 with 4 degrees of freedom (P = < 0,001)
The differences in the median values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a
statistically significant difference (P = < 0,001)
To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison prosedure.
All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :
Comparison Diff of Ranks p q P<0,05
Col 5 v Col 4 104.000 5 4.823 Yes
Col 5 v Col 1 78.000 4 4.503 Yes
Col 5 v Col 2 2.000 3 0.153 No
Col 5 v Col 3 1.000 2 0.113 No Test Needed
Col 3 v Col 4 103.000 4 5.947 Yes
Col 3 v Col 1 77.000 3 5.888 Yes
Col 3 v Col 2 1.000 2 0.113 No Test Needed
Col 2 v Col 4 102.000 3 7.800 Yes
Col 2 v Col 1 76.000 2 8.605 Yes
Universitas Kristen Maranatha 47
LAMPIRAN 5
PERHITUNGAN DOSIS SAMBILOTO
1000 g herba kering 50 g ekstrak
(50 / 1000) x 3g (dosis sambiloto untuk manusia 70 kg) = 0,15 g / manusia 70 kg
Faktor konversi manusia 70 kg menjadi mencit 20 g = 0,0026
Dosis untuk mencit 20 g = 0,15 g x 0,0026 = 0,00039 g
Dosis untuk mencit 1 kg = 1000 / 20 x 0,00039 = 0,0195 g
= 19,5 mg /kg mencit (Dosis 1) Dosis 2 = 2 x 19,5 mg/kg mencit = 39 mg/kg mencit
Dosis 3 = 2 x 39 mg/kg mencit = 78 mg/kg mencit
Dosis untuk mencit 30 g = (30/20) x 0,00039 = 0,000585 g (Dosis 1/mencit 30 g)
Maka :
Dosis 1 untuk mencit 30 g = 0,000585 g = 0,585 mg Untuk 5 ml dosis 1 diperlukan = 5 / 0,5 x 0,585 mg = 5,85 mg
Dosis 2 untuk mencit 30 g = Dosis 1 x 2 = 0,000585 x 2 = 0,00117 g = 1,170 mg
Dosis 3 untuk mencit 30 g =Dosis 2 x 2 = 0,00117 x 2 = 0,00234 g = 2,340 mg Untuk 5 ml dosis 2 dan 3 sama seperti 5 ml dosis 1.
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki berbagai masalah kesehatan
antara lain masih banyak dijumpai penyakit-penyakit infeksi. Salah satu penyakit
infeksi yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia adalah hepatitis. Hepatitis
dapat disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, obat-obatan dan alkohol. Jenis virus
hepatitis yang telah dikenal adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Prevalensi
penyakit hepatitis di Indonesia hingga kini masih cukup tinggi, yaitu berkisar 2% -
20% dari total jumlah penduduk (sekitar 4-40 juta jiwa). Jenis hepatitis dengan
prevalensi tertinggi adalah hepatitis B sekitar 5% - 20%. Hingga tahun 2000,
WHO masih menggolongkan Indonesia sebagai kelompok negara dengan tingkat
endemitas hepatitis B sedang-tinggi (Depkes RI, 2004).
Obat spesifik untuk pengobatan penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus
sampai saat ini belum ditemukan. Obat-obatan yang ada hanya bersifat
simptomatik, yaitu menghilangkan keluhan dan obat suportif yang bekerja
membantu pulihnya kelainan klinis dan laboratorium penderita.
Usaha untuk menemukan obat-obat baru yang spesifik untuk hepatitis virus
telah banyak dilakukan, namun keberhasilan obat-obat baru tersebut belum
optimal. Selain itu, obat-obat tersebut memiliki berbagai efek samping dan
harganya mahal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan obat yang efektif, efisien
dan harganya terjangkau. Pengobatan dengan memanfaatkan bahan-bahan alamiah
dapat menjadi pilihan yang tepat dan bijaksana. Pengalaman leluhur berbagai
bangsa di dunia menunjukkan bahwa banyak sekali jenis tanaman yang dapat
digunakan sebagai hepatoprotektor, antara lain Sambiloto.
Sambiloto bukan tanaman asli Indonesia, tetapi sudah lama tumbuh di negeri
ini. Menurut data specimen herbarium di Herbarium Bogoriense, Sambiloto sudah
Universitas Kristen Maranatha 2
perkembangannya masuk ke daftar tanaman obat di Cina, Malaysia dan Indonesia
(W.P. Winarto & Tim karyasari, 2003).
Sambiloto adalah tanaman obat yang dapat digunakan baik secara tradisional
maupun diolah secara modern misalnya dalam bentuk kapsul. Obat tradisional
adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan
resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan atau kebiasaan setempat
(Wikipedia, 2006).
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) sudah dikenal luas di
kalangan masyarakat. Tanaman Sambiloto memiliki rasa pahit, berkhasiat untuk
pengobatan demam, flu, batuk, diabetes melitus, darah tinggi, gatal-gatal,
tonsilitis, digigit ular, disentri, dan typhoid (W.P. Winarto & Tim karyasari,
2003). Selain itu, salah satu manfaat Sambiloto yang penting adalah sebagai
hepatoprotektor.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas ekstrak
Sambiloto sebagai hepatoprotektor terhadap hati mencit yang dinduksi oleh CCl4.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah
apakah ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) memiliki
efektivitas sebagai hepatoprotektor terhadap mencit yang diinduksi CCl4.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh obat yang berefek
hepatoprotektor yang optimal untuk mengatasi hepatitis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas ekstrak Sambiloto
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) sebagai hepatoprotektor terhadap
Universitas Kristen Maranatha 3
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan secara akademis yaitu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di
bidang farmakologi, khususnya farmakologi tumbuhan obat yaitu Sambiloto yang
berefek hepatoprotektor.
Kegunaan secara praktis yaitu diketemukannya herba yang dapat berfungsi
sebagai hepatoprotektor dengan harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
1.5 Kerangka Pemikiran
Kerusakan sel-sel hati dapat disebabkan antara lain oleh obat, berbagai
senyawa kimia lain (CCl4), bakteri, parasit dan virus. Setiap jejas yang terjadi
pada hepatosit menimbulkan kerusakan membran dan akan menyebabkan
keluarnya enzim-enzim tertentu. Hepatosit yang mengalami jejas ini, secara
mikroskopis, akan mengalami perubahan pola morfologis yang diantaranya adalah
nekrosis.
Hati adalah organ tubuh yang memegang peranan penting dalam mengatasi
benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini menyebabkan organ hati menjadi
amat rentan terhadap jejas yang mungkin disebabkan oleh toksin, obat-obatan,
mikroba, defek sirkulasi atau menjadi tempat metastase suatu proses keganasan
dari tempat lain. Jejas-jejas tersebut biasanya menyebabkan reaksi peradangan dan
kerusakan jaringan hati yang menimbulkan gangguan fungsi sel atau kematian sel
(Kumar et al.,2005).
Kerusakan hati yang disebabkan oleh karbontetraklorida, seperti yang dibuat
dalam penelitian ini, akan menimbulkan gambaran hepatotoksisitas yang khas
yakni hati berlemak dan nekrosis, yang merupakan gambaran klasik hepatitis.
Oleh karena itu, senyawa hidrokarbon terhalogenasi, khususnya
karbontetraklorida banyak digunakan untuk mengembangkan model kerusakan
hati pada hewan, khususnya mencit dan tikus. Kerusakan hati mencit, pada
Universitas Kristen Maranatha 4
biotransformasi CCl4 dalam hati. CCl4 akan diubah menjadi radikal CCl3 oleh
sitokrom P-450 dalam retikulum endoplasma hepatosit (Kumar et al., 2005).
Radikal CCl3 ini sangat mudah bereaksi dengan molekul lain, sehingga
menyebabkan reaksi berantai. Dalam hal ini, radikal bebas tersebut akan bereaksi
dengan membran hepatosit, sehingga hepatosit mengalami nekrosis. Berbagai
gangguan akibat radikal bebas dapat ditanggulangi oleh mekanisme pertahanan
tubuh.
Mekanisme pertahanan ini melibatkan berbagai sistem enzim antioksidan dan
juga berbagai vitamin dan mineral serta berbagai zat lain yang bersifat antioksidan
yang diperoleh dari konsumsi makanan kita sehari-hari atau dari obat-obatan /
tumbuhan obat yang diberikan pada penderita dengan penyakit tertentu. Vitamin
dan mineral yang dimaksud disini adalah Vitamin E, vitamin C, beta-karoten,
flavonoid, polifenol, mangan (Mn), selenium (Se), besi (Fe) (Wikipedia, 2006).
Antioksidan ini menghentikan reaksi berantai asam-asam lemak radikal yang
terjadi pada fosfolipid membran sel dan juga menghambat peroksidasi lemak
dengan memadamkan radikal bebas yang reaktif.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan mencit
sebagai binatang percobaan, yang secara eksperimental pula sel-sel hatinya
dirusak dengan penyuntikan CCl4. Pemberian Andrographis paniculata (Burm.f.)
Nees., yang mengandung andrographolide dan flavonoid, zat bersifat antioksidan,
dengan demikian diharapkan dapat berfungsi sebagai pelindung hati terhadap
radikal bebas, yang dihasilkan melalui biotransformasi CCl4, sehingga tidak
merusak struktur sel-sel hati. Atau dengan kata lain Andrographis paniculata
(Burm.f.) Nees. dapat menekan jumlah sel-sel hati yang mengalami nekrosis pada
hati mencit yang rusak akibat pemberian CCl4.
1.6 Hipotesis
Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees.) memiliki
Universitas Kristen Maranatha 5
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat komparatif laboratorik secara in vivo dengan desain
Rancangan Acak Lengkap. Hasil yang menjadi tolok ukur penelitian adalah
jumlah hepatosit yang nekrosis pada gambaran mikroskopik hati mencit. Data
hasil penelitian kemudian dianalisis dengan uji ANOVA on ranks dan uji lanjut
Student-Newman-Keuls.
1.8 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Kedokteran,
Universitas Kristen Maranatha pada bulan April 2006 sampai dengan Januari
Universitas Kristen Maranatha 36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Umum
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
Secara mikroskopis, ekstrak Sambiloto dosis lazim (19,5 mg/kg mencit)
mengurangi jumlah hepatosit yang mengalami nekrosis pada mencit yang
diinduksi CCl4.
5.1.2 Kesimpulan Khusus
Perlindungan ekstrak Sambiloto dosis lazim terhadap kerusakan hepatosit
akibat CCl4 lebih baik dibandingkan dengan ekstrak Sambiloto dosis 2 (39
mg/kg mencit) dan dosis 3 (78 mg/kg mencit).
Pemberian ekstrak Sambiloto dosis 2 dan dosis 3 dapat memperburuk
kerusakan hati.
5.2 Saran
Setelah didapatkan bahwa ekstrak Sambiloto dosis lazim memiliki efek
hepatoprotektor, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan metode lain yang lebih teliti dan indikator lain seperti penilaian
terhadap aktivitas enzim hati yaitu enzim ALT dan penilaian terhadap kadar
malondialdehid (MDA).
Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu uji toksisitas penggunaan
ekstrak Sambiloto untuk mengetahui batas keamanan penggunaannya.
Hasil penelitian pendahuluan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
penelitian-penelitian lebih lanjut sehingga dapat menjadi fitofarmaka dan
Universitas Kristen Maranatha 37
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2002. Histology of liver. http://www.siumed.com/dking/
erg/liver.htm., 25 Oktober 2006.
_______, 2003. Phytochemistry medical plants. http://webdoc.sub.3.de/diss/2003/ tipakorn/tipakorn.pdf., 23 Oktober 2006.
_______, 2004. Andrographis paniculata (Burm. F.) Nees.
http://www.rebriogra.com /cgi/php?/content/full/48/0804.htm1., 12 Oktober 2006.
Bisset N. G. 1994. Herbal drugs and phytopharmaceuticals. Stuttgart: Medphram Scientific Publishers. p. 486 – 489.
Chung R.T., Podolsky D.K. 2005. Cirrhosis and its complications In : Kasper D.L., Braunwald E., Fauci A.S., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.R.
Editors: Harrison’s principle of internal medicine. 16th edition. United States
of America: McGraw-Hill. p. 1858.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Manajemen.
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=492 &Itemid=., 29 Desember 2006.
Dienstag J.L., Isselbacher K.J. 2005. Toxic and drug-induced hepatitis In : Kasper D.L., Braunwald E., Fauci A.S., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.R.
Editors: Harrison’s principle of internal medicine. 16th edition. United States
of America: McGraw-Hill. p. 1838.
Dinna Sofia. 2003. Antioksidan dan Radikal Bebas.
http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=81., 12 November 2006.
Drake R.L., Volg W., Mitchell A.W.M. 2005. Gray’s anatomy for students.
Internasional edition. Spain: Elsevier. p. 285 – 287.
Gartner L.P., Hiatt J.L. 2001. Color textbook of histology. p. 348 - 349.
Ghany M., Hoofnagle J.H. 2005. Approach to the patient with liver disease In : Kasper D.L., Braunwald E., Fauci A.S., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.R. Editors: Harrison’s principle of internal medicine. 16th edition. United States of America: McGraw-Hill. p. 1808.
Universitas Kristen Maranatha 38
Healthnotes. 2005. Andrographis, alternative medicine. http://www.
providence.org/healthlibrary/contentViewer.aspx?hwid=hn2037007&serviceA rea=generic., 6 November 2006.
Ida Bagus Oka Winaya, I Nyoman Suarsana. 2005. Perubahan morfologi hati dan ginjal yang diinduksi karbontetraklorida (CCl4). http://www.jvetunud.com/
?p=99., 10 November 2006.
Junqueira L.C., Carneiro J., Kelley R.O. 1995. Basic histology. 8th edition.
Appleton and Lange. p. 319 – 326.
Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. Robbins and cotran pathologic basis of
disease. 7th edition. Pennsylvania: Elsevier Saunders. p. 25, 878 – 881.
Martini F.H. 2004. Fundamentals of anatomy and physiology. 6th edition. San
Francisco: Benjamin Cummings. p. 902 – 906.
Mills S., Bone K. 2000. Pratical clinical guides.In: Principles and practice of
phytotherapy. London: Hartcourt Publishers Limited. p. 260 -265.
Moore K.L., Dalley II A.F. 2006. Clinically oriented anatomy. 5th edition.
Lippincott Williams & Wilkins. p. 298.
M. Yusron, M. Januwati, E. Rini Pribadi. 2005. Budidaya tanaman sambiloto.
http://www.balittro.go.id/Sambiloto.pdf#search='sambiloto'., 31 Oktober
2006.
NHIOnDemand. 2006. Andrographis paniculata Nees. http://content.
nhiondemand.com/moh/media/monoHerb.asp?objID=101051&ctype=herb&m typ=1., 31 Oktober 2006.
Niwa Y. 1997. Radikal bebas mengundang kematian. Tokyo: Personal Care Co.
Ltd. p. 30 – 40, 77 – 78.
PERSI. 2003. Obat tradisional. http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews
&kode=971&tbl=alternatif., 23 Agustus 2006.
Setiawan Dalimartha. 2005. Ramuan tradisional untuk pengobatan hepatitis.
Edisi revisi. Depok: Penebar Swadaya. hal. 11 – 13.
Snell R.S. 1997. Anatomi klinik. Edisi 3. Jakarta: EGC. hal. 257.
Wikipedia. 2006. Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees. http://en.wikipedia.
Universitas Kristen Maranatha 39
_______. 2006. Flavonoid. http://en.wikipedia.org/wiki/Flavonoid#Biosynthesis.,
6 November 2006.
_______. 2006. Liver. http://en.wikipedia.org/wiki/Liver#Anatomy., 7 November 2006.
_______. 2006. Radical (Chemistry). http://en.wikipedia.org/wiki/Free_radical.,
12 November 2006.
_______. 2006. Reactive oxygen species. http://en.wikipedia.org/wiki/Reactive_
oxygen_species., 12 November 2006.
W. Lukita-Atmadja dkk. 1997. Behaviour of kupffer cells / macrophages and
stellate cells in the liver injured by CCl4 and treated with oral adminisration of
cucuminoid as antioxidant in balb/C mice. In: The netherlands cells of the
hepatic sinusoid. Editors: Wisse E., Knook D.L., Balaband C. p. 295 – 297.
W.P. Winarto, Tim Karyasari. 2003. Sambiloto budi daya dan pemanfaatan untuk obat. Depok: Penebar Swadaya. hal. V, 1.