• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika keluarga siswa kesulitan belajar (sebuah life- story).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dinamika keluarga siswa kesulitan belajar (sebuah life- story)."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

i

DINAMIKA KELUARGA SISWA KESULITAN BELAJAR (SEBUAH LIFE-STORY)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Meriam Rina Purwantari /Sr. M Helen FSGM NIM : 131134004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus sebagai Pengharapanku

Bunda Maria yang selalu menyertai hidupku

Sr.M Aquina pemimpin Provinsi dan dewan

penasihat Provinsi St. Yusuf Pringsewu- Lampung.

Para suster FSGM di komunitas St. Maria Yogyakarta dan para suster Propinsi St. Yusuf Indonesia.

Nana dan keluarganya serta para guru yang telah bersedia membuka hatinya dan membagi semua informasi yang dibutuhkan dalam

penulisan skripsi ini.

Orangtua dan keluarga

Para Dosen dan Staf Prodi PGSD

Semua sahabat dan teman-teman PGSD

angkatan 2013 yang saya kasih

Semua pihak yangtelah memberikan doa,

(5)

v MOTTO

Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma

( Matius 10:8)

“ Dalam segala Perbuatan-Nya, Tuhan selalu berkehendak baik”

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Maret 2017 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Meriam Rina Purwantari/ Sr.M. Helen FSGM Nomor Mahasiswa : 131134004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

DINAMIKA KELUARGA SISWA KESULITAN BELAJAR ( SEBUAH LIFE-STORY)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan penelitinya.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 Maret 2017

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

DINAMIKA KELUARGA SISWA KESULITAN BELAJAR

(SEBUAH LIFE STORY)

Oleh

Meriam Rina Purwantari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan mengenai siswa yang mengalami kesulitan belajar siswa, pasti mengalami kendala dalam prestasi belajar yang diperoleh, dan akan mempengaruhi kehidupan sosial bersama keluarga dan teman-temannya. Keluarga yang kurang harmonis dan perlakukan kasar baik secara fisik dan verbal juga mempengaruhi proses belajar. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui dinamika keluarga siswa kesulitan belajar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif life-story. Partisipan dalam penelitian ini adalah seorang siswa yang bernama Nana (Pseudonyum) yang duduk di kelas 1 SD Helena yang mengalami kesulitan belajar. Peneliti juga meminta keterangan dari orang-orang terdekat partisispan yakni Ibu dari Nana, guru kelas, guru agama Katolik, dan guru olahraga. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tematik, deskripsi naratif, dan genogram.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika keluarga yang dihadapi Nana seperti perlakuan kasar secara verbal dan pernah diludahi yang membuat Nana rendah diri dan sakit hati. Selain itu, sejak dalam kandungan Nana tidak diterima dan dicap sebagai anak bodoh dalam struktur keluarga. Hal ini sangat mempengaruhi proses belajar Nana.

(9)

ix

ABSTRACT

THE FAMILY DYNAMICS OF STUDENT WITH LEARNING DIFFICULTY

(A LIFE-STORY) achievement, and it will affect her social life with family and friends. The chaos and verbal and non-verbal violence in family will affect her learning process. This research aims to find out the dynamics of family of student with learning difficulty.

This is a qualitative life-story research. The participant of the research is a first grade student in SD Helena named Nana (pseudonym) who has learning difficulty. In this research, the researcher gathered the information from other people, such as Nana’s mother, teacher in the class, Catholic religion teacher, and sport teacher. The data gathering techniques used were interview, observation, and documents analysis. The analysis techniques used were thematic analysis, narrative description, and genogram.

The result of this research shows that the family dynamics which is confronted by Nana, like verbal violence (she was spited), makes her become an anxious girl. Besides, Nana was rejected when she was in the womb. She is called as a stupid girl in the family. Those things really affect Nana’s learning process.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kasihnya penelisan skripsi ini selesai tepat dengan baik. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana paada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari proses penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak mulai dari awal hingga akhir penyusunan. Dengan hati penuh syukur dan terimakasih dalam kesempatan ini saya sebagai peneliti mengucapkan terimakasih kepada: Bapak. R. Rohandi, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M. Pd selaku Kepala Prodi PGSD, Bapak. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd selaku Wakil Kepala Prodi PGSD. Terima kasih juga kepada Ibu Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D., selaku dosen pembimbing satu yang dengan penuh cinta, kesabaran, semangat, motivasi, dan tanggungjawab mendampingi, membimbing dan memberi arahan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dan Ibu Brigita Erlita Tri Anggadewi, S.Psi.,M.Psi., selaku dosen pembimbing dua yang dengan penuh cinta, sabar, semangat dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, serta Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih kepada para dosen dan staf PGSD yang telah melayani dan membantu penulis dalam peneyelesaian skripsi ini.

(11)

xi

kesempatan dan membantu penulis untuk belajar hidup agar tidak mudah menyerah dan setia dalam pengalaman hidup, sekaligus membantu dalam menyusun skripsi ini.

Terima kasih pada Ibu Rina yang sudah memberika kepercayaan kepada saya untuk mendengarkan semua cerita ibu, peneliti bersyukur melalui pengalaman ini peneliti dapat belajar untuk tidak mudah menyerah dan semakin setia dalam panggilan sebagai seorang biarawati dan terimakasih pula kepada Ibu Agnes sekeluarga yang telah membantu dan memberikan informasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Syukur dan terima kasih kepada Sr.M. Aquina dan para suster dewan provinsi yang telah memberikan doa, dukungan, motivasi, dan cinta sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas perutusan belajar dan menyelesaikan skripsi dengan baik. Sr.M. Julia Juliarti yang telah memberikan doa, dukungan, cinta, dan peneguhan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima kasih kepada Sr.M. Anita dan para suster Komunitas Santa Maria yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

(12)

xii

di Universitas Sanata Dharma tercinta ini. Syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat disebutkan satu persatu

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi penulisan karya tulis yang lebih baik lagi. Dengan demikian, penulis berharap agar skripsi yang berjudul: “Dinamika keluarga siswa kesulitan belajar” ini dapat bermanfaat dalam pengembangan wawasan terutama bagi guru SD dan orang tua dalam menyikapi kesulitan belajar siswa, serta bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Yogyakarta, 22 Maret 2017 Penulis

(13)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...vii

1.1. Latar Belakang Masalah……….1

(14)

xiv

A. Pengertian Kesulitan Belajar………...…...11

B. Penyebab Kesulitan Belajar………...13

C. Karakteristik Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar………....…..13

D. Peranan Guru Terhadap Siswa Yang mengalami Kesulitan Belajar……….17

2.1.2.2. Struktur Keluarga………18

2.1.2.3. Semangat Pendidikan dari Muder Maria Anselma……….20

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan………..21

3.4. Tenik dan Instrumen Penggumpulan Data………35

3.4.1. Wawancara………...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….49

4.1. Hasil Penelitian...49

4.1.1. Deskripsi Setting Penelitian……….49

4.1.1.1. Sekolah………...………49

4.1.1.2. Rumah Partisipan………...50

(15)

xv

4.1.2. Deskripsi Informan Penelitian………..51

4.1.2.1. Partisipan I………..…………...52

4.1.2.2. Informan II………...55

4.1.2.3. Informan III………....57

4.1.2.4. Informan IV………...60

4.1.2.5. Informan V………...62

4.1.2.6. Informan VI………...67

4.2. Pembahasan………...69

4.2.1. Dinamika Siswa Kesulitan Belajar………...70

4.2.2. Dinamika Keluarga Siswa Kesulitan Belajar………...74

4.3. Temuan Lain Dalam Penelitian………82

BAB V KESIMPULAN ………...84

5.1. Kesimpulan………...85

5.2. Keterbatasan Penelitian………...85

5.3. Implikasi Dan Saran………..86

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Literature Map Penelitian-penelitian Relevan...24 Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir...26 Gambar 4.1. Bagan Genogram Keluarga Partisipan………..76 Gambar 4.2. Bagan Temuan Dalam Penelitian ……….83

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Gambar 3.1. Bagan Simbol Genogram...30

Gambar 3.2. Bagan Simbol Penyakit dan Peristiwa Keluarga………...31

Gambar 3.3. Tabel Jadwal Penelitian...33

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian………91 Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………..92 Lampiran 3.1 Pedoman Wawancara Dengan Partisipan………93 Lampiran 3.2 Pedoman Wawancara Dengan Orang tua Partisipan...………95 Lampiran 3.3 Pedoman Wawancara Dengan Para Guru Partisipan………...99 Lampiran 3.4 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran……….101 Lampiran 3.5 Proses Menganalisis Data dengan Analisis

Tematik ………...……….102

Lampiran 3.6 Proses Mendeskripsikan Hasil Penelitian berdasarkan

Tema……….…110

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini, hal-hal yang dibahas oleh peneliti mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Pada bagian latar belakang peneliti memaparkan alasan diadakannya penelitian ini, sedangkan tujuan penelitian berisi tentang keinginan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Manfaat penelitian ini berisikan tentang kegunaan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan definisi operasional menjelaskan tentang pengertian- pengertian yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1.1. Latar Belakang

Menurut Bafadal (2006), Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun dan bagian dari pendidikan dasar suatu pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar menyebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam tahun di sekolah dan program pendidikan 3 tahun di sekolah lanjutan pertama (SLTP).

(20)

kemampuan secara intelektual dasar seperti menulis, membaca, dan berhitung, melainkan juga mengembangkan kemampuan dasar secara optimal dalam setiap aspek sosial maupun individual dalam setiap jenjangnya. Salah satu proses dalam memperoleh bekal intelektual dasar adalah dengan membaca. Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam membaca, kesulitan ini dapat disebabkan karena mereka masih belum lancar atau dalam kemampuan akademiknya seperti anak yang mengalami kesulitan belajar.

(21)

Pengalaman peneliti dalam kegiatan belajar bersama para siswa, beberapa siswa beranggapan bahwa belajar sama artinya dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, belajarpun dianggap sudah selesai. Proses belajar seperti ini belum tentu dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektualnya, khususnya dalam materi yang dipelajari. Pengalaman belajar seperti ini dapat menjadi salah satu penyebab kesulitan dalam belajar, sehingga nilai yang dihasilkan belum dapat maksimal.

Pada beberapa sekolah dasar, umumnya anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar sering kali mendapatkan perlakuan yang berbeda dan terkadang juga menjadi menjadi bahan ejekan bagi teman-temannya karena sering tertinggal dalam mengerjakan tugas. Fahdli (2010) berpendapat bahwa dukungan dari orang-orang sekitar merupakan faktor yang sangat penting dalam menangani masalah belajar terutama dukungan dari pihak keluarga dan pihak sekolah seperti guru. Lestari (2014:1) menjelaskan bahwa keluarga merupakan unit sosial yang penting dalam bangunan masyarakat, keluarga menjadi sebuah warisan yang terus dipertahankan yang tidak berubah oleh perkkembangan zaman. Direktorat Badan Peradilan Agama MA (dalam Lestari, 2014:1) menjelaskan bahwa lembaga keluarga tidak selalu menjadi tempat yang baik bagi perkembangan anak.

(22)

akan bunyi pada akhir kalimat saja. Selain itu pada saat peneliti mendikte soal ulangan, siswa tidak dapat menuliskan jawaban karena masih bingung merangkai huruf, saat ditanya secara lisan Nana selalu menunduk dan beberapa soal Nana mengerti jawaban namun tidak bisa menuliskannya. Nana mengalami kesulitan merangkai huruf saat menulis, namun masalah Nana tidak termasuk pada sisiwa disleksia yang mengalami masalah huruf “b” dan “d” dalam menulis, melainkan Nana mengalami kesulitan merangkai huruf jika tidak ada contoh. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam penelitian ini belum pernah melakukan tes IQ, kesulitan belajar dilihat melalui karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar.

(23)

untuk mengidentifikasi siswa yang satu dengan yang lain, sehingga dapat memahami bahwa proses belajar setiap siswa tidak sama. Perbedaan proses belajar ini juga dialami oleh siswa yang memiliki masalah dalam prestasi belajar dan latar belakang keluarga.

(24)

Berdasarkan penjelasan dan alasan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah kesulitan belajar yang dialami siswa adalah salah satu akibat dari relasi keluarga yang kurang harmonis dan sejarah keluarga partisipan. Peneliti mengunakan genogram untuk melihat relasi antar keluarga partisipan. Penelitian ini berjudul“ Dinamika Keluarga siswa Kesulitan Belajar”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana dinamika keluarga siswa kesulitan belajar?“.

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika keluarga siswa kesulitan belajar.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis

(25)

mengalami kesulitan belajar dan penggaruh struktur keluarga melalui genogram. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi dan perbaikan bagi para guru.

1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Bagai Peneliti

Manfaat dari hasil penelitian ini bagi peneliti, yaitu sebagai bahan referensi untuk mempu memahami kesulitan belajar siswa. Selain itu, selama proses penelitian berlangsung, peneliti banyak belajar tentang karakteristik siswa dan memahami stuktur serta masalah-masalah keluarga yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa, sehingga nantinya akan membantu peneliti dalam menganalisis siswa saat menjadi guru.

1.4.2.2 Bagi Guru

Manfaat dari hasil penelitian ini bagi guru yaitu sebagai referensi dan menambah wawasan serta pemahaman mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa, sehingga guru dapat memaksimalkan potensi yang ada pada diri siswa baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Selain itu seorang guru juga harus mengerti mengenai keadaan keluarga, sehingga guru dapat membantu siswa dalam proses belajarnya.

1.4.2.3 Bagi Sekolah

(26)

1.5. Definisi Operasional

1.5.1 Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar/ gangguan yang terjadi dalam suatu proses pembelajaran yang dikarenakan oleh kurangnya pemahaman intelektual yang dimiliki oleh seorang pembelajar terhadap materi yang diberikan.

1.5.2 Keluarga adalah penyedia lingkungan, intelektual, dan fisik yang utama tempat anak-anak tinggal didalamnya, lingkungan ini akan berdampak pada pandangan anak- anak terhadap dunia dalam kehidupannya dimasa mendatang dan berpengaruh pada kemampuan anak-anak mengatasi tantangan di masa depan

(27)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II landasan teori membahas mengenai kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. Hal-hal yang akan dibahas pada bagian kajian pustaka yakni deskripsi siswa dan teori-teori yang mendukung dengan penelitian. Hasil penelitian yang relevan menguraikan tentang penelitian orang lain dan memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Pada bagian kerangka berpikir, peneliti menguraikan alur berpikir terkait penelitian ini secara rinci.

2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Deskripsi Anak

(28)

Nana dilahirkan pada tanggal 18 Agustus 2007 di sebuah rumah sakit di kota Yogyakarta. Nana merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan saat ini berusia 9 tahun, namun kedua kakak Nana tidak tinggal bersama karena diurus oleh keluarga dari ayah Nana. Sedangkan Nana tinggal bersama keluarga dari pihak ibu. Keluarga Nana termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke bawah. Keluarga Nana selalu menanamkan sikap bertanggung jawab sejak dini dan pembiasaan hidup doa, seperti membantu membersihkan rumah dan kebiasaan doa sebelum melaksanakan kegiatan sehari-hari (doa Malaikat Tuhan). Di rumah, Nana belajar bersama ibunya. Ayah Nana sudah meninggal pada tanggal 08 Desember 2007 karena sakit radang paru-paru. Menurut Ibu Rina, Pak Riski (Pseudonyum) memiliki kebiasaan buruk yakni beliau seorang alkoholik dan pengguna narkoba, serta pernah di penjara selama 3 tahun. Sedangkan ibunya sebagai bekerja buruh.

Saat diminta menjelaskan hasil pekerjaannya, Nana tidak mau karena merasa tidak mampu. Nana memiliki kemampuan kognitif yang normal, karena ketika Nana diminta untuk menjawab pertanyaan secara lisan Nana menjawab dengan benar, namun kurang mampu mengoptimalkan sehingga terjadi kesenjangan antara apa yang yang semestinya dilakukan dengan apa yang dicapainya secara nyata. Kesulitan untuk mengotimalkan kemampuan kognitifnya juga mempengaruhi kemampuan akan pemahaman bahasanya karena bahasa alat yang pakai untuk memahami dan menyatakan pikiran.

(29)

kemampuan motorik. Lagu rohani merupakan nyanyian yang Nana sukai, sedangkan mewarnai, peneliti melihat bahwa Nana selalu dapat menyelesaikan tugas mewarnainya dengan baik.

Selain itu, Nana sering mendapat perlakuan yang kurang baik dari keluarganya, khususnya neneknya (ibu dari ayahnya), seperti sering dibedakan dengan kedua kakak Nana dengan dijuluki “bocah bodoh” dan juga pernah diludahi oleh neneknya. Emosi Nana yang labil akan sangat mempengaruhi konsentrasi dan semangat belajar, khususnya Nana mudah berubah suasana hatinya dan juga menjadi tempramen. Peneliti mendapat informasi baha di dalam kelas, Nana tergolong anak yang pendiam dan kurang aktif dalam proses pembelajaran bahkan sering terlihat melamun dan asik bermain sendiri.

Berdasarkan penjelasan dari Ibu Rina, peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai kesulitan belajar dan pengaruh hubungan keluarga dengan menggunakan genogram untuk mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar. Penjelasan lebih lanjut mengenai genogram terdapat pada bab III

2.1.2. Teori-teori yang Mendukung 2.1.2.1 Kesulitan Belajar

A. Pengertian Kesulitan Belajar

(30)

(2007: 16) menyatakan bahwa kesulitan belajar juga merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung yang dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal individu yang disebut disfungsi neurologis/ minimal otak yang mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis dan jenis kelamin seperti faktor genetic/ keturunan, luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan oksigen. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan tempat tinggal, budaya, sosial, dan adanya fasilitas belajar yang berupa strategi untuk dapat membangkitkan motivasi belajar anak serta pemberian ulangan pungutan yang tidak tepat. Kesulitan belajar yang dialami siswa, merupakan permasalahan yang seringkali berkaitan dengan kegiatan belajarnya.

Koswara (2013:7) mengungkapkan bahwa kesulitan belajar sering diidentikan dengan kemampuan belajar, prestasi rendah, tidak dapat mengikuti pelajaran yang berdampak pada ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Gangguan tersebut mungkin dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung, untuk mengenali anak berkesulitan belajar sepertinya hal yang sangat sulit apabila kita tidak mengetahui atau tahu karakteristik dari anak berkesulitan belajar.

(31)

belajar tidak berhubungan langsung dengan tingkat intelegensi dari individu yang mengalami kesulitan, namun individu tersebut mengalami kesulitan dalam menguasai keterampilan belajar dalam melaksanakan tugas-tugas spesifik yang dibutuhkan dalam belajar seperti pendekatan yang dilakukan dalam pendekatan dan metode pembelajaran konvensional dan kesulitan belajar secara opresional dapat dilihat dari kenyataan empirik adanya siswa yang tinggal kelas, atau siswa yang memperoleh nilai kurang baik dalam beberapa mata pelajaran yang diikutinya. Siswa yang tinggal kelas merupakan siswa yang mengalami kesulitan belajar, karena siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar yang harus diselesaikan sesuai dengan periode yang telah ditetapkan oleh sistem pendidikan yang berlaku.

Jamaris (2014:11) menyatakan bahwa kesulitan belajar dapat mengakibatkan masalah psikologis, sebagai akibat dari berbagai kendala yang dialami oleh individu yang bersangkutan dalam usahanya untuk mencapai hasil belajar yang optimal atau hasil belajar yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pendapat 5 ahli dalam konteks ini, kesulitan belajar merupakan suatu hal yang dialami siswa yang dikarenakan siswa kurang mampu menguasai dan melaksanakan keterampilan belajar dengan baik, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengoperasikan pikiran.

B. Penyebab Kesulitan Belajar

(32)

mengingat, dan proses belajar. Jamaris (2014: 17-26) mengungkapkan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Kerusakan yang terjadi pada susunan saraf pusat

Kerusakan yang terjadi pada belahan otak bagian kanan dan belahan otak bagiam kiri menyebabkan kesulitan individu dalam melaksanakan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan bahasa, visual,dan auditif.

2. Ketidakseimbangan biokimia

Feingold (dalam Jamaris, 2014: 26) menjelaskan bahwa zat pewarna dan bumbu penyedap makanan yang terdapat pada berbagai jenis makanan merupakan penyebab kesulitan belajar dan hiperaktif pada anak, karena akan menyebabkan reaksi yang kurang baik pada sistim saraf.

3. Keturunan dan Lingkungan

Faktor pengalaman juga dapat menyebabkan kesulitan belajar menyangkut kesenjangan atau pengalaman kemiskinan lingkungan 4. Pengaruh teratogenetik ( zat kimia/ obat-obatan)

Lovitt (dalam Jamaris, 2014: 23-26) mengemukakan bahwa salah satu penyebab kesulitan belajar adalah karena pengaruh zat-zat kimia, seperti alkohol, rokok, dan limbah kimia, serta obat-obatan.

C. Karakteristik Siswa yang mengalami kesulitan belajar

(33)

1. Aspek Kognitif, anak berkesulitan belajar lebih banyak berkaitan dengan wilayah akademik dan bukan disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah. Anak berkesulitan belajar memiliki kemampuan kognitif yang normal akan tetapi kemampuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara nyata.

2. Aspek Bahasa

Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa reseptif maupun ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan menerima dan memahami bahasa, bahasa ekspresif adalah kemampuan mengekspresikan diri secara verbal. Di dalam proses belajar kemampuan berbahasa merupakan alat untuk memahami dan menyatakan pikiran. Aspek ini tidak dipisahkan dari aspek kognitif karena proses berbahasa pada hakekatnya adalah proses kognitif.

3. Aspek Motorik

(34)

dalam banyak hal koordinasi tersebut tidak dimiliki anak berkesulitan belajar.

4. Aspek Sosial Emosi.

Kedua karakteristik yang sering dikaitkan sebagai karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsifan. Kelebihan aspek emosional ditunjukan oleh sering berubahnya suasana hati dan sikap tempramen pada anak.

Kesulitan belajar merupakan masalah dalam proses belajar karena kekurangmampuan dalam menerima pembelajaran. Muhammad (2008:95) mengungkapkan bahwa kesulitan belajar yang dapat dideteksi sejak dini mulai usia 4 hingga 5 tahun, dan tingkat usia 6 hingga 7 tahun.

Kesulitan belajar pasa tingkat usia 6 hingga 7 tahun, di antaranya: 1. Lambat dalam belajar tentang huruf dan bunyi

2. Sering salah dalam memahami kata- kata dasar

3. Sering melakukan kesalahan dalam membaca dan mengeja, walau walau terhadap huruf dengan bentuk yang hampir sama

4. Sulit untuk mempelajari kemampuan baru, terutama yang berhubungan dengan hafalan

5. Sering terlihat kalang kabut dan gagal dalam merencanakan sesuatu 6. Tidak dapat memegang pensil dengan benar

7. Sulit untuk meningat waktu

(35)

9. Tidak menyadari keadaan disekelilingnya dan sering menabrak sesuatu.

D. Peranan Guru terhadap Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Tenaga kependidikan atau guru memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan dalam proses belajar. Guru merupakan pembangkit motivasi ketika siswa mengalami kesulitan memahami mata pelajaran, maka salah satu tugas guru adalah membuat suasana nyaman sehingga siswa-siswa mampu mendayagunakan segenap potensi yang dimiliki demi peningkatan prestasi. Kesulitan belajar pada siswa pada umumnya juga terjadi karena adanya masalah disebabkan karena faktor kesehatan.

Abdurrahman (2012:55) menjelaskan ada lima manfaat informasi medis bagi guru dalam upaya memecahkan masalah kesulitan belajar, yaitu: 1. Guru dapat lebih memahami bahwa belajar merupakan suatu proses

neurologi yang terjadi dalam otak.

2. Guru dapat menyadari bahwa dokter spesialis sering memberikan sumbangan baik dalam asesmen maupun dalam pemecahan maslah kesulitan belajar.

3. Guru bagi anak berkebutuhan belajar sering diharapkan menginterprestasikan laporan medis tentang murid mereka dan mendiskusikan penemuan-penemuan mereka dengan dokter dan orang tua. 4. Guru dapat lebih memahami bahwa ada beberapa kesulitan belajar muncul

(36)

Penemuan- penemuan ilmiah yang berusaha membuka misteri tentang otak manusia dan belajar dapat mengingatkan pemahaman guru tentang kesulitan belajar.

2.1.2.2. Struktur Keluarga

Gekdard dan David (2008: 121) menjelaskan bahwa keluarga merupakan penyedia lingkungan, intelektual, dan fisik yang utama tempat anak-anak tinggal didalamnya, lingkungan ini akan berdampak pada pandangan anak-anak- anak terhadap dunia dalam kehidupannya di masa mendatang dan berpengaruh pada kemampuan anak-anak mengatasi tantangan di masa depan. Helmawati (2014: 42-43 ) menjeladkan bahwa keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana anak-anak belajar, dari keluarga mereka mempelajari sifat-keyakinan, sifat-sifat mulia, komunikasi dan interaksi sosial serta keterampilan hidup.

Koerner dan fitzpatrick (Lestari 2004:5) menjelaskan bahwa definisi keluarga dapat dilihat dari tiga sudut pandang sebagai berikut:

1. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lain, fokusnya pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga.

2. Keluarga dengan penekanan pada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi psikososial, yang menjadi fokus adalah tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.

(37)

keluarga, berupa ikatan emosi, pengalaman historis maupun cita- cita dan masa depan.

Lestari ( 2014: 6-7) menjelaskan bahwa struktur keluarga adalah serangkaian tuntunan fungsional tidak terlihat yang mengorganisasi cara-cara anggota keluarga dalam berinteraksi. Sebuah keluarga merupakan sistem yang beroperasi melalui pola transaksi. Pola transaksi membentuk pola bagaimana, kapan, dan dengan siapa berelasi, dan pola tersebut menyokong sistem. Lestari (2014:27) menjelaskan bahwa keluarga yang mengalami tekanan yang berasal dari perubahan perkembangan para anggotanya sangat berpengaruh secara signifikan terhadap anggota keluarganya. Stres dalam sistim keluarga dapat datang dari empat sumber, yaitu

a. Kontak salah satu anggota dengan kekuatan di luar keluarga b. Kontak seluruh anggota keluarga dengan kekuatan diluar keluarga c. Stres pada titik transaksi keluarga.

d. Stres yang timbul di sekitar masalah anggota yang berkebutuhan khusus atau keabnormalan fisik.

(38)

keluarga akan membantu memenuhi kebutuhan emosional dan fisik dengan cara pengurangan kecemasan dan merasa nyaman dalam sistim keluarga.

Gekdard dan David (2008: 125-126) menjelaskan bahwa cara anak dalam berpikir dan bersikap dalam keluarga jelas berkaitan dengan cara anggota keluarga lain memperlakukan mereka sebagai individual atau subkelompok yang akan sangat berpengaruh sehingga anak mulai berfikir inferior dan menggembangkan sikap menutup diri . Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa Nana sering mendapatkan olokan dari nenek dan kedua kakaknya yang menyatakan bahwa Nana anak bodoh, peristiwa ini membuat N selalu mengatakan “ aku bodoh” saat diminta mengerjakan tugas atau hanya diam saja.

2.1.2.3. Semangat Pendidikan dari Muder Maria Anselma

Muder Anselma pendiri Kongregasi FSGM ( Suster-suster Fransiskan Santo Georgius Martir) lahir pada tanggal 25 Agustus 1835 di kota Steinbach, Jerman Selatan dengan nama Pauline Boop. Ia anak pertama dari lima bersaudara, ayahnya bekerja sebagai seorang pengusaha pembuat topi dari batang gandum dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Pauline Boop menjadi seorang biarawati di biara Suster-suster Salib Suci di Strassburg dengan nama Sr.Anselma. sebagai seorang biarawati Sr. Anselma bekerja di tempat perlindungan anak-anak.

(39)

tantangan Sr. Anselma pada tahun 1860 lulus ujian sebagai seorang guru. Pada tanggal 25 November 1869 Sr. Anselma memisahkan diri dari Kongregasi Suster-suster Salib Suci karena pada masa itu pemerintahan Perancis tidak bersahat dengan Jerman maka Sr.Anselma dengan bantuan Pastor Gerhard Dall mendirikan Kongregasi Suster-suster Fransiskan St. Georgius Martir. Tempat perlindungan bagi anak-anak, menjadi sebuah panti asuhan untuk anak- anak didik. Sekolah dasar yang tadinya untuk anak-anak panti asuhan berkaembang menjadi sebuah karya pendidikan yang laus baik sekolah dasar, sekolah lanjutan dan beberapa sekolah kejuruan. Peneliti melakukan penelitian ini, disemangati dari Muder Maria Anselma.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti menguraikan hasil- hasil penelitian yang relevan yang berkaitan dengan kesulitan belajar dan keluarga yang diperoleh dari jurnal penelitian. Hasil penelitian tersebut diuraikan secara rinci pada bagian di bawah ini.

(40)

Gitanjali melakukan penelitian terhadap karakteristik kepribadian dari 180 siswa laki-laki dan dan perempuan antara umur 8, 9,10 tahun siswa yang mengalami kesulitan belajar di kelas 3, 4, dan 5 sekolah dasar. Penelitian ini dilakuakan untuk sekolah yang berada di kota dan yang ada di desa. Hasil identifikasi berdasarkan kemajuan pelajaran yang dicapai dalam proses menulis, mengeja, mendikte dan membaca siswa. Hasil penelitian dari Gitanjali juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Widayanti Costrie Ganes, Diana Rusmawati, dan Siswati salah satu penelitiaan yang berjudul “Profil Inteligensi pada Siswa dengan Kesulitan Belajar Di SD Negeri Gisikdrono“ yang bertujuan untuk memperoleh profil inteligensi pada siswa dengan kesulitan belajar dan mengetahui perkembangan kognitif pada siswa sekolah dasar dengan kesulitan belajar spesifik sehingga dapat dijadikan sebagai alat bantu bagi guru dalam mendidik dan mengembangkan kemampuan siswa. Penelitian ini dilakukan pada anak kelas 1-6 SD sebanyak 24 orang yang menunjukkan beberapa karakteristik siswa dengan kesulitan belajar dari hasil skrinin, menggunakan instrument, seperti Sub tes verbal (kosakata, informasi, berhitung, dan deret angka). Subtes performansi (menyusun gambar, desain balok, coding, dan maze).

(41)

dukungan sosial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi diterima. Selanjut penelitian yang dilakukan oleh Sampara berjudul “Proses dan Faktor-Faktor Yang Dipengaruhi Keintiman Individu Dewasa Awal dengan Latar Belakang Keluarga Tidak Harmonis”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keintiman individu dewasa awal dengan latar belakang keluarga tidak harmonis. Responden dalam penelitian ini ada satu orang laki-laki dan satu orang perempuan . hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan antara proses keintiman individu dewasa awal dengan latar belakang keluarga tidak harmonis dengan teori yang digunakan dan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Penelitian ini, memiliki kekhasan dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan dengan menggunakan genogram untuk mengetahui mengenai dinamika keluarga. Penelitian ini, memiliki kesamaan dengan penelitian yang terdahulu. Kesamaan antara hasil-hasil penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti mengenai siswa yang memiliki kesulitan belajar dan dinmika keluarga.

(42)

Gambar 2.1 Literature Map

Kesulitan Belajar Keluarga

Sharma (2004)

(43)

2.3 Kerangka Berpikir

Kesulitan belajar menurut Abdurrahman (2010:6) merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung yang dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal individu yang disebut disfungsi neurologis/otak minimal yang mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis dan jenis kelamin seperti faktor genetik/keturunan, luka pada otak karena trauma fisik atau karena kekurangan oksigen (Rahim, 2007:16). Faktor eksternal berupa lingkungan tempat tinggal, budaya, sosial, dan adanya fasilitas belajar yang berupa strategi untuk dapat membangkitkan motivasi belajar anak serta pemberian ulangan pungutan yang tidak tepat.

Kesulitan belajar juga merupakan permasalahan yang dihadapi anak berkaitan dengan kegiatan belajar, kesulitan belajar juga disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar, khususnya keluarga. Dalam penelitian ini, peneliti melihat siswa kesulitan belajar melalui faktor ekternal, khususnya dalam lingkungan tempat tinggal yaitu keluarga yang memiliki peran penting dalam kepribadian dan kemampuan seseorang. Peluso (Jurnal, Alfionita dan Najlatun, 2014: 3), genogram merupakan alat yang tepa untuk memahami pengaruh asal-usul keluarga konseli. Selain itu, genogram juga berfungsi untuk memberikan feedback kepada konseli tentang dinamika keluarganya. Maka dari itu, peneliti akan membalas permasalahan tersebut dalam tema “Dinamika Keluarga Siswa Kesulitan Belajar”.

(44)

pohon keluarga untuk menganalisis penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa.

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

2.4. Pertanyaan penelitian

Peneliti menggali dari jawaban yang telah ditemukan oleh narasumber berkaitan dengan tema dan judul penelitian. Pertanyaan wawancara tersebut antara lain:

2.4.1. Adakah siswa yang mengalami kesulitan belajar di SD Helena? 2.4.2. Berapa jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar di SD Helena? 2.4.3. Bagaimana siswa yang mengalami kesulitan belajar belajar dirumah? 2.4.4. Bagaimana dinamika dalam keluarga partisipan?

2.4.5. Bagaimana penerimaan keluarga terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar?

“Dinamika Keluarga Siswa Kesulitan Belajar ”

Kesulitan Belajar

(45)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian, peneliti membahas mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, tenik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik keabsahan data, dan teknik analisis data. Pada bagian jenis penelitian, peneliti menguraikan mengenai jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sekaligus alasan digunakan jenis penelitian tersebut. Pada bagian setting penelitian, peneliti menjelaskan mengenai waktu, tempat, dan partisipan dalam penelitian ini. Metode yang digunakan dibahas pada bagian teknik penggumpulan data. Peneliti sebagai instrumen dilakukan peneliti pada bagian instrumen penelitian. Teknik analisis data dijelaskan mengunakan langkah-langkah untuk menguji keabsahan data dan jenis analisis data.

3.1.1. Jenis penelitian

(46)

suatu konteks khususnya yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Moleong (2006: 14) menggungkapkan bahwa pada dasarnya landasan teoritis penelitian kualitatif bertumpu secara mendasar pada fenomenologi. Dengan demikian, metode yang tepat untuk menjawab rumusan masalah yang diteliti dengan metode kualitatif. Peneliti memilih penelitian kualitatif narasi untuk menjawab rumusan masalah karena ingin memahami makna dari pengalaman partisipan mengenai upaya yang dilakukan untuk membantu mengidentifikasi penyebab kesulitan belajar. Wertz et al, ( 2011: 224) mengatakan bahwa penelitian narasi merupakan penelitian yang dilakukan kepada orang yang hidup atau memahami kehidupan mereka dalam bentuk cerita yang menghubungkan peristiwa dengan jalan cerita awal, tengah dan akhir. Penelitian narasi berusaha memahami makna dari kehidupan seseorang dengan cerita yang memiliki jalan cerita yang jelas. Dengan demikian, pandangan partisipan atau makna yang diperoleh peneliti dari partisipan tersebut akan dideskripsikan kembali, sehingga akan mudah dipahami.

(47)

Hal ini sesuai dengan partisipan dalam penelitian ini yang berjumlah satu orang. Pada bagian penelitian dan pembahasan, peneliti akan mendeskripsikan kembali pengalaman-pengalaman yang dialami oleh partisipan dengan bantuan ibu Rina dengan kronologi cerita dan menjelaskannya melalui genogram. Oleh sebab itu, jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif naratif berbentuk life- story dengan mengunakan genogram.

Schutzenberger (2009: 10) mengungkapkan bahwa genogram merupakan penggambaran visual sosiometrik dari pohon keluarga, seperti: nama, tempat, tanggal, kemunculan terhadap perkembangan, relasi/hubungan dan hal-hal penting dalam kehidupan, seperti: kelahiran, pernikahan, kematian, penyakit parah yang diderita, kecelakaan, perpindahan, dan pensiun. Supriatna (dalam Jurnal, Alfionita dan Najlatun, 2014: 3) menggungkapkan bahwa genogram memiliki pengertian secara etimologis dan konseptual. Secara etimologis, genogram berarti silsilah, yaitu gambaran asal usul keluarga konseli sebanyak tiga generasi. Chrzastowski (2011) menggungkapkan bahwa “a genogram is not only a useful tool to gather such information, but can also be

treated as a psychotherapeutical technique. It helps in understanding how a family’s past shapes the present and the future of this family. This past history is

(48)

bertujuan untuk mengetahui dan memahami pola relasional yang mencakup kondisi emosional, kekerabatan, dan prilaku tertentu terhadap keluarga.

Peneliti menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa, genogram digunakan untuk menggambarkan sejumlah informasi yang cukup banyak dalam waktu yang relatif kecil, seperti kelahiran, proses adopsi, pernikahan, perceraian, sakit keras/ serius, dan kematian. Genogram/ pohon keluarga juga dapat menggambarkan mengenai tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, agama, selain itu juga dapat menjelaskan mengenai karakter, relasi/ hubungan antar keluarga, konflik. Schutzenberger (2009: 70) menjelaskan mengenai cara membuat genogram dengan menggunakan simbol. Simbol yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut

Tabel 3.1 Simbol Genogram

Simbol Keterangan

A circle represents any female person / perempuan

A triangel represents any female person/ laki-laki

A double line linking two people indicates married/ hubungan pernikahan

A single line linking two people indicates an unmarried couple/ tidak ada hubungan pernikahan

A Single Slash indicates separation / berpisah namun tidak bercerai.

Cerai

(49)

Adanya kekarasan baik secara fisik maupun secara

verbal

Adanya keluarga dekat yang bermusuhan

Adanya penyiksaan yang berkaitan dengan emosional

People living under the same roof are surrounded by a circle / orang-orang yang tinggal satu rumah

Ǟ Still unmarried at the age of 45

Tabel 3.2 Simbol Penyakit dan Peristiwa keluarga

Simbol Keterangan Simbol Keterangan

M Marriage/ menikah D (//) Divorce/ perceraian

Meninggal A Accident/

kecelakaan

W War / perang C/ Cancer / kanker

HD Heart disease / penyakit jantung

AA/ Alcoholism/ alkohol

Ab Abortion / aborsi Dp/ Depression / depresi

Ad Adoption Tb Tuberculosis/

paru-paru Mc Miscarriage/

keguguran

(50)

SD Sudden death/ kematian mendadak

F Father

M Mother MGM Maternal

grandmother

MGF Maternal grandfather

PGF Paternal grandfather

(51)

3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

(52)

6 Penyusunan laporan 7 Ujian Skripsi

3.2.2 Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, nama SD yang digunakan sebagai tempat penelitian disamarkan menjadi SD Helena. SD Helena terletak di daerah Yogyakarta. SD ini berada di daerah kota Yogyakarta, halaman SD Helena ini cukup luas ditumbuhi beberapa pohon besar dan beberapa tanaman hias. SD Helena memiliki 12 kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 kantin, 1 ruang koprasi, 1 ruang UKS, 1 ruang perputakaan, 8 kamar mandi siswa, 2 kamar mandi guru dan pendamping.

3.3 Partisipan Penelitian

Sugiyono (2010: 13) menjelaskan bahwa partisipan penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal penelitian. Pada penelitian ini, partisipan penelitian adalah guru pendamping sekolah, wali kelas I, guru agama, dan guru olahraga, dan salah satu siswa di SD Helena. Selain itu, penelitian juga menggali informasi dari orang tua siswa tersebut guna mengimbangi data yang telah diperoleh sebelumnya.

(53)

Sugiono (2010:13) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah sarana untuk mendapatkan suatu data. Objek penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Dalam memcahkan masalah atau fokus penelitian ini, peneliti juga menggali informasi -informasi dari orang-orang yang memiliki hubungan dekat atau mengenal partisipan, seperti ibu dan nenek dari siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru kelas, guru agama, dan guru olahraga. Proses ini dilakukan agar tujuan penelitian tercapai dengan hasil yang akurat. Peneliti juga melakukan penelitian mengenai kehidupan dalam keluarga partisipan yang akan dijelaskam mengunakan genogram sehingga diharapkan hasilnya akurat.

3.4 Tenik dan Instrumen Penggumpulan Data

Herdiansyah (2012:116) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode dalam pengumpulan tersebut, antara lain wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menggunakan beberapa metode penggumpulkan data di antaranya wawancara tak terstuktur, serta dokumentasi berupa hasil kerja siswa.

3.4.1 Wawancara

(54)

antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan pihak yang diwawancarai (interviwee) yang menjawab pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan model wawancara tak terstruktur.

(55)

sengaja dilakukan oleh pewawancara dan terwawancara untuk memperolah suatu informasi yang sesuai dengan fokus permasalahan yang sedang diteliti.

Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengajukan pertanyaaan kepada partisipan juga kepada orang-orang yang mengenal partisipan. Sebelum melakukan wawancara peneliti meminta ijin dan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat wawancara, namun pada saat ini partisipan selalu datang ke biara peneliti untuk melakukan les belajar sehingga peneliti dapat melakukan wawancara setiap saat walau tidak menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan. Peneliti menggunakan perekam suara untuk merekam pembicaraan dengan informan dan camera untuk mengambil gambar pada saat wawancara. Setelah wawancara, peneliti selanjutnya menuliskan kembali dalam bentuk transkip wawancara.

Melalui kegiatan wawancara, peneliti berharap dapat memperoleh informasi yang mendalam berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh partisipan dan juga orang-orang yang mengenal partisipan seperti orang tua dan guru.

3.4.2 Observasi

(56)

perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi prilaku subjek penelitian seperti prilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Pada penelitian ini yang bertugas sebagai observer ialah peneliti sendiri. Observasi juga dilakukan oleh peneliti dengan melakukan kunjungan rumah partisipan sebanyak tiga kali, selain itu peneliti melakukan les belajar dengan partisipan yang dilakuakan hampir setiap hari. Peneliti mengamati bagaimana partisispan dalam dinamika di keluarga.

Pengamataan saat partitisipan belajar seperti: (1) Hal- hal yang dilakukan Nana saat belajar, (2) Kesulitan atau permasalahan yang dihadapi Nana (3) Kemampuan belajar Nana. Pengamatan saat guru sedang mengajar seperti: (1) Cara guru membantu Nana dalam belajar. Pengamatan terhadap keadaan keluarga seperti: (1) keadaan dalam keluarga (2) Relasi dalam keluarga.

3.4.3 Studi Dokumentasi

(57)

yang diamati dengan baik dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan merekam prilaku-prilaku yang dianggap penting.

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, kamera, alat tulis, dan perekam suara.

3.5. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Sebagai key instrument, peneliti harus dibekali kemampuan metode penelitian kualitatif, etika penelitian, dan ilmu pengetahuan sesuai bidang yang diteliti (Ghony, 2014: 95). Human instrument dalam penelitian kualitatif dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lokasi penelitian. Tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri (Ghony, 2014: 95).

(58)

namun dokter memberikan dosis untuk umur 6 tahun. Akhirnya membuat peneliti mengalami tidak sadarkan diri selama 1 hari dan dikira sudah meninggal, selain itu peneliti juga mengalami sakit panas tinggi dan kejang, saat rindu pada kakek dan nenek yang tinggal jauh dengan peneliti. Selain itu peneliti juga memiliki pengalaman bersama keluarga yang dirasakan membuat luka batin, namun setelah menjadi seorang biarawati FSGM, peneliti menyadari bahwa Tuhan selalu berkehendak dalam setiap peristiwa hidup peneliti. Pengalaman luka itu muncul saat peneliti SMP, saat itu peneliti tau bahwa peneliti lahir sebelum orang tua resmi menikah.

(59)

Pengalaman di sekolah dasar selama peneliti kuliah banyak kegiatan yang bermanfaat, seperti kegiatan pramuka, bimbingan belajar 1 dan 2, program pengakraban dengan lingkungan (probaling) 1 dan 2, serta program pengalaman lapangan (PPL). Peneliti juga mengambil mata kuliah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan Slow Learner, sehingga semakin mendalami mengenai anak yang mengalami kebutuhan khusus dan kesulitan belajar.

Pengalaman yang diperoleh oleh peneliti memberikan pengalaman memberikan pengetahuan yang cukup untuk melakukan penelitian ini. Pada penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mengetahui sekaligus mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh partisipan serta keterkaitan dengan masalah yang dialami dalam relasi dengan keluarganya.

3.6 Keabsahan Data

Dalam sebuah penelitian, hasil yang diperoleh perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kualitas dan keakuratan data yang didapatkan dalam proses penelitian. Peneliti dalam penelitian ini berusaha memperoleh data yang valid ( kredibel), untuk itu dalam proses pengumpulan data peneliti mengadakan validitas data agar data yang diperoleh tidak invalid (cacat). Peneliti menetapkan keabsahan data dengan menggunakan teknik pemeriksaan. Gunawan ( 2013:217) menyatakan bahwa kriteria yang digunakan berdasarkan kriteria tertentu yaitu (1) derajat kepercayaan (credibility), (2) keteralihan (tranferability), (3) kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmabiliti). Pengujian yang dilakukan terhadap data merupakan hal penting

(60)

penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik pemeriksaan data yaitu credibility (derajat kepercayaan) dan transferability ( keteralihan). Selanjutnya, peneliti membahas kedua teknik pemeriksaan data yang digunakan tersebut pada paragraf di bawah ini.

3.6.1. Kredibilitas

(61)

hasil yang diharapkan memperoleh titik temu yaitu: dinamika keluarga siswa kesulitan belajar.

Cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan kepercayaan data dari hasil penelitian selain triangulasi yaitu dengan mengunakan member checking. Member checking ini dapat dilakukan dengan membawa kembali

laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema spesifik ke hadapan partisispan utuk memerikasa apakah mereka merasa bahwa laporan dari penelitian sudah akurat. Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dan bekerja sama dengan partisipan untuk memperoleh hasil yang dapat dipercaya dan akurat.

3.6.2 Transferabilitas

Uji transferabilitas merupakan upaya untuk mentrasver atau memanfaatkan hasil penelitian untuk menjelaskan fokus yang sama pada lokasi yang berbeda atau tempat baru, maksudnya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dipahami secara jelas oleh pembaca dan selanjutnya dapat digunakan atau diterapkan pada situasi sosial yang berbeda. Sugiono (2014: 297) menjelaskan bahwa situasi sosial terdiri dari tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity).

(62)

dengan penelitian ini saja yang dapat menggunakannya. Dengan demikian, tugas dari peneliti dalam membuat dan menyusun hasil penelitian yang lengkap dan terperinci agar dapat memudahkan pembaca memahami hasil penelitian ini. Peneliti melakukan pemeriksaan data dan membuat transkrip wawancara yang telah dilakukan.

3.7 Teknik Analisis Data

Sebagai langkah terakhir penelitian, peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah diperoleh untuk mendapatkan hasil penelitian. Emzir (2010: 85) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi yang telah dikumpulkan untuk dapat meningkatkan pemahami materi-materi tersebut, cara memperoleh dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Langkah selanjutnya peneliti memilih data yang dianggap penting dan sesuai dengan fokus penelitian serta tujuan penelitian dan membuang yang tidak diperlukan. Kegiatan seperti ini disebut reduksi data. Sugiyono (2014: 338) menjelaskan bahwa reduksi data merupakan tahap dalam analisis data untuk merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola, dan membuang yang tidak perlu. Data-data yang penting yang didapatkan oleh peneliti selanjutnya dijadikan sebuah bahan untuk data pokok yang selanjutnya akan disusun menjadi sebuah cerita.

(63)

tema-tema yang disampaikan oleh partisipan dan orang-orang yang mengenal partisipan dalam data-data pokok yang ditemukan dalam penelitian. selanjutnya peneliliti memasukan pengalaman atau kegiatan partisipan ke dalam tema yang sesuai. Tema-tema tersebut diurutkan berdasarkan waktu kejadian. Maksudnya adalah hal-hal yang terjadi misalnya siswa yang sering melamun saat pembelajaran, tidak menulis ketika didekte dan kesulitan membaca yang berkaitan dengan kesulitan belajar, selanjutnya keaadaan keluarga yang sering dialami. Kemudian data-data yang telah dipetakan oleh peneliti dalam beberapa tema atau kategoriyang disajikan dalam bentuk kronologi naratif. Hal ini berdasarkan jenis penelitian kualitatif naratif yang digunakan oleh peneliti. Peneliti mendeskripsikankembali datatersebut dalam sebuah cerita berdasarkan urutan kejadian sehingga tampak alur cerita yang jelas yakni awal, tengah, dan akhir atau penyelesaian masalah.

(64)

Tabel 3.4 Proses analisis data

Analisis dan Penyajian Data

Narasi

Pembacaan, memoring 1. Membaca seluruh teks

2. Membuat catatan berdasarkan teks tersebut

3. Mengumpulkan data berdasarkan kronologi

Mendeskripsikan data menjadi tema

1. Menemukan tema yang sesuai berdasarkan data yang diperoleh

2. Mendeskripsikan cerita atau rangkaian pengalaman partisipan dan menempatkannya dalam kronologi

Menafsirkan data 1. Menafsirkan makna yang lebih luas dari cerita tersebut

Menyajikan,

memvisualisasikan data

(65)

Pada proses analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian jenis narasi (Wertz et,al., 2011:228) menjelaskan bahwa langkah –langkah penelitian jenis narasi disesuaikan dengan penelitian dengan modifikasi sebagai berikut.

Langkah pertama, peneliti membaca keseluruhan data yang telah diperoleh, dengan menuliskan kembali menjadi transkip wawancara, anecdotal record, dan foto mengenai hasil belajar dan kesalahan penulisan dalam belajardan juga membuat genogram keluarga partisipan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan penelitian yang sesuai.

Langkah kedua, peneliti membaca kembali tiap-tiap bagian hasil wawancara. Hal ini dilakukan untuk semakin mendalami makna. Tahap ini dilakukan peneliti dengan membaca hasil wawancara dan membaca hasil genogram keluarga partisipan untuk memperoleh makna yang sama, sehingga hasilnya semakin terpercaya dan mendalam.

Langkah ketiga, peneliti mencari sumber buku yang membahas mengenai makna yang diperoleh. Tujuannya untuk memberikan pandangan bagi peneliti berkaitan kesulitan belajar dan genogram yang telah dibuat. Saat membuat genogram, peneliti menemukan bahwa hubungan antar anggota keluarga sangat mempengaruhi perkembangan individu. Selanjutnya peneliti mencari sumber belajar mengenai relasi antar anggota keluarga.

Langkah keempat, peneliti membaca sumber dan teori yang ditemukan sehingga menemukan pemahaman baru atau perbedaan.

(66)
(67)

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian akan berupa paparan tentang partisipan penelitian, dan deskripsi partisipan penelitian. Pembahasan dalam bab ini kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan peneliti selama penelitian dengan hasil triangulasi data.

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh hasil-hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah. Hasil penelitian ini bermaksud menguraikan deskripsi setting penelitian, deskripsi informan penelitian yang terdiri dari latar belakang informan dengan kesulitan belajar, serta dari ibu informan mengenai dinamika keluarga yang akan peneliti gambarkan menggunakan genogram.

4.1.1 Deskripsi Setting penelitian 4.1.1.1 Sekolah

(68)

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah yaitu di SD Helena, Yogyakarta. SD Helena merupakan salah satu sekolah Negeri yang berlokasi di daerah Yogyakarta. Lingkungan SD Helena berada di daerah kota, dekat dengan pemukiman penduduk. Jumlah guru di SD Helena berjumlah 24 orang dan ada 5 orang karyawan. Empat belas guru telah menjadi PNS, sedangkan yang lain belum. Keadaan sosio- ekonomi guru-guru di sekolah ini berada pada tingkat menengah ke atas.

4.1.1.2 Rumah partisipan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan kunjungan rumah Nana sebayak tiga kali. Kunjungan rumah yang pertama pada tanggal 27 November 2016 pada saat melakukan wawancara, kunjungan kedua pada tanggal 17 Desember 2016 setelah Nana menerima Raport setelah itu pada tanggal 13 Januari 2017 peneliti menemani seorang suster yang sedang penelitian mengenai kehidupan seorang janda.

(69)

Ruang ke dua untuk kamar tidur keluarga Ibu Rani, Bapak Ardi dan keempat anaknya. Ruang yang ketiga digunakan untuk memasak keluarga Ibu Agata (Pseudonyum), Ibu Rina, dan Nana, ruang ini juga sekaligus untuk kamar tidur. Nana tidur bersama ibunya dengan tempat tidur yang sangat sederhana. Dibagian paling belakang adalah sumur.

4.1.1.3 Rumah Informan VI

Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan kunjungan rumah informan VI yakni Rumah Ibu Agnes (pseudonym). Kunjungan dilakukan dua kali, yang pertama pada tanggal 24 Desember 2016 peneliti memberikan kado natal untuk Nana. Saat itu Nana ada di rumah Bu Agnes karena kedua kakaknya sedang sakit. Peneliti juga sempat berbincang-bincang namun tidak untuk penelitian, sedangkan kunjungan kedua pada tanggal 24 Februari 2017 peneliti melakukan wawancara sekitar 30 menit.

(70)

4.1.2 Deskripsi Informan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di kelas 1 dimana terdapat 30 siswa yang terdiri dari 21 siswi dan 9 siswa. Di kelas tersebut ada 3 siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Peneliti menentukan partisipan pertama tersebut melalui wawancara dengan salah satu guru kelas satu yang menggungkapkan ada 3 siswa anak yang kesulitan belajar di kelas 1 SD tersebut. Dari ketiga siswa tersebut, peneliti memfokuskan kepada salah satu yang bernama Nana sebagai partisipan dan salah satu siswa yang mengalami kesulitan belajar lebih tinggi dibandingkan ketiga teman yang lain.

Partisipan yang lain dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 dan guru-guuru yang mengampu di kelas 1 SD Helena, Yogyakarta yaitu terdiri dari guru pendidikan agama, guru pendidikan jasmani, dan orang tua siswa. Pada bagian selajutnya, peneliti mendeskripsikan latar belakang masing-masing informan berdasarkan hasil wawancara dan juga menguraikan mengenai kesulitan belajar yang dihadapi oleh Nana, serta dari ibu Rina menguraikan mengenai dinamika keluarga yang akan digambarkan menggunakan genogram.

4.1.2.1 Partisipan I

Latar Belakang Informan

(71)

kurang lebih tiga bulan dan sering mengajar di kelas siswa tersebut, hingga sekarang karena peneliti melakukan pendampingan terhadap siswa tersebut.

Nana dilahirkan pada tanggal 18 Agustus 2007 di sebuah rumah sakit di kota Yogyakarta. Nana merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dan saat ini berusia 9 tahun. Keluarga Nana termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke bawah. Keluarga Nana selalu menanamkan sikap bertanggung jawab sejak dini dan pembiasaan hidup doa, seperti membantu membersihkan rumah dan kebiasaan doa sebelum melaksanakan kegiatan sehari-hari (doa Malaikat Tuhan). Di rumah, Nana belajar bersama ibunya. Ayahnya sudah meninggal pada tanggal 08 Desember 2007 kerena menderita penyakit radang paru-paru.

Di dalam kelas, Nana tergolong anak yang pendiam dan kurang aktif dalam proses pembelajaran bahkan sering terlihat melamun dan bermain sendiri, tidak jang juga ia berbicara sendiri. Saat diminta menjelaskan hasil pekerjaannya, Nana tidak mau dan biasanya terus tertunduk karena merasa tidak mampu. Dari hasil wawancara yang diperoleh dari partisipan pertama ini, peneliti mendapat informasi bahwa siswa tersebut memiliki hobi mewarnai dan menyanyi. Lagu rohani merupakan nyanyian yang Nana sukai, sedangkan mewarnai, peneliti melihat bahwa informan selalu dapat menyelesaikan tugas mewarnainya dengan baik.

(72)

bawah KKM adalah pelajaran PKN dan SB. Hal ini menyebabkan Nana pernah mengalami tinggal kelas. Pada semester ini Nana ini sedang mengikuti ekstrakulikuler Pramuka.

Saat peneliti melakukan wawancara dengan Nana, peneliti hanya mendapatkan informasi yang sedikit karena informan tidak mau menjawab dan sering tersenyum (malu). Peneliti harus mengulangi pertanyaan berkali-kali sampai partisipan pertama dapat menjelaskannya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Selain itu, Nana memiliki masa lalu dan hubungan yang kurang baik dengan anggota keluarga Nana. Saat Nana diwawancarai juga jarang terjadi kontak mata. Hal ini terbukti ketika peneliti bertanya, “ siapa nama orang tuamu

nak?” ia tidak langsung menjawab melainkan menangis dan tersenyum. Selain itu, ketika peneliti bertanya, “ bersama siapa kamu tinggal?” ia menjawab, “ dengan ibu”. Nana juga tinggal bersama ibu, nenek, pakde, dan om.

(73)

4.1.2.2 Informan II

Latar Belakang Informan II

Informan yang kedua adalah Bapak Andreas (pseudonym). Beliau adalah guru wali kelas Nana. Peneliti melakukan wawancara pada tanggal 26 November 2016 di ruang tamu sekolah SD Helena, Yogyakarta. Wawancara ini berlangsung selama 30 menit saat jam pulang sekolah. Saat ini, Bapak Andreas berusia 50 tahun. Beliau merupakan lulusan S1 PGSD Universitas Terbuka. Tahun ini merupakan tahun ketiga baginya mengajar di SD Helena. Bapak Andreas dilahirkan di Cilacap 8 Agustus 1966. Sekarang belia berdomisoli di Dusun Terban, Yogyakarta. Sebelum beliau mengajar di sekolah SD Helen, Bapak Andreas pernah mengajar di SD Bopkri Miliran pada tahun 2000, di SD Bopkri Gondolayu pada tahun 2000 sampai 2012, kemudian 2013 sampai saat ini di SD Helena. Bapak Andreas memiliki kebiasaan sebelum mengajar, beliau mencoba untuk memahami setiap karakter pribadi peserta didiknya. Di kelas I pada tahun ajaran 2016/2017 ini beliau menemukan ada tiga siswa mengalami kesulitan belajar tersebut, dua orang siswa laki-laki dan satu orang siswa perempuan. Di antara ketiga siswa tersebut, Nana memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan teman-teman lainnya.

Dinamika Kesulitan Belajar

Bapak Andreas sudah mengenal Nana sejak awal sekolah, kurang lebih hampir satu setengah tahun karena Nana pernah tinggal kelas, “Ya sejak 1

(74)

semula dia sering diam diganggu temanpun dia pilih nanggis, tetapi

untuk akhir-akhir ini mulai muncul keberanian untuk melakukan yang lebih baik lagi. Ketika diganggu dia berani mengingatkan “ tolong jangan diganggu, aku ngak suka diganggu”. Bapak Andreas menjelaskan sebenarnya Nana sudah dapat membaca dan menulis meski mengeja dan dengan kecepatan yang sangat lambat. Tetapi hal yang sulit bagi Nana jika didikte sering tertinggal dan banyak kurang lengkap hurufnya, selain itu Nana juga sering salah saat membedakan huruf “b”

dan huruf “d” , “masih ada huruf yang kurang, kemudian sering terbalik ketika harus menulis “b” dengan “d” ...ya.... harusnya “b” dia menulisnya “d”,

harusnya “d” kadang ditulis b sehingga maknanya akan berbeda.tetapi setelah diberi pemahaman ternyata anak ini baru sadar”.

Hal ini sering terjadi saat didikte jika menyalin dapat menuliskan dengan baik namun kecepatan yang lambat, “ketika didekte, dia bisa menulis sendiri tetapi masih ada sedikit kesalahan disana...b menjadi d atau dia sendiri masih...e.. ng...ny itu dia masih mengalami kesulitan.ng..ny..eng....”. Nana juga mengalami kesulitan dalam membaca, hal ini menyebabkan Nana memiliki kurangnya kepercayaan diri. Kesulitan membaca yang dialami Nana seperti seringkali dalam proses membaca pada ujung kata saja dan saat membaca, bunyi bacaan seringkali tidak sesuai pada bacaan dan sering kehilangan letak urutan ketika membaca suatu paragraf. Beliau pun seringkali harus membantu Nana untuk membaca kembali.

Gambar

Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir..................................................................26
Gambar 3.2. Bagan Simbol Penyakit dan Peristiwa Keluarga……………….......31
Gambar 2.1 Literature Map
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada hari ini Jumat tanggal lima belas bulan April tahun dua ribu enam belas, dimulai pada pukul 10.00 s/d 12.00 Wib melalui aplikasi SPSE pada LPSE Kabupaten

Kesimpulan : Latihan Range Of Motion yang telah dilakukan pada pasien stroke yang mengalami kelemahan anggota gerak ekstremitas atas dan ekstremitas bawah terbukti

Daerah proyek yang keadaan lapanganya atau pada tempat – tempat lokasi bangunan yang masih berupa hutan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, agar terlebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh EMS terhadap kapasitas embriogenesis pada kultur antera cabai dan kemampuannya dalam menginduksi mutasi yang

Sebagai tenaga profesional kedudukan guru adalah agen pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, dalam hal ini guru dituntut memiliki

Dari hasil penelitian pemodelan molekul ini dapat disimpulkan bahwa senyawa N -(3,4- dimetilbenzoil)- N’ -feniltiourea paling layak untuk disintesis dan dilanjutkan dengan uji

Remediasi tanah sulfat masam untuk tambak dapat meningkatkan produktivitas tanah yang lebih baik untuk budidaya udang sistem monokultur dan polikultur.. Penelitian