• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF... 55

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF... 55"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... I Daftar Isi... Ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang... 1

I.2 Landasan Hukum... 3

I.3 Maksud dan Tujuan... 10

I.4 Sistematika Penulisan... 11

BAB II GAMBARAN PELAYANAN 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur OPD... 13

2.2 Sumber Daya OPD... 18

2.3 Kinerja Pelayanan OPD ... 22

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD... 26

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi... 28

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota Banjar... 29

3.3 telaahan visi, Misi dan program Provinsi Jawa Barat ... 33

3.4 Telaahan Visi, Misi dan Program BPMPD dan BKBPMD Provinsi Jawa Barat ... 35 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis ... 37

BAB IV PERNYATAAN VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 39 4.1 Visi dan Misi ... 39

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ... 40

4.3 Strategi dan Kebijakan ... 49

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ... 55

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... 76

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kami memanjatkan puji dan syukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah yang telah diberikan, sehingga Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik (Renstra pmpdkpol) Kota Banjar tahun 2014-2018 dapat diselesaikan.

Renstra ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan bangsa dan Politik sebagai unit kerja perencanaan dalam periode 5 (lima) tahun kedepan. Selain itu Renstra ini disusun untuk menyediakan rencana teknis 5 (lima) tahunan yang akan dijabarkan kedalam rencana kerja tahunan dengan berbasis pada kinerja terukur guna memudahkan dalam penyusunan laporan kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan bangsa dan Politik.

Dengan demikian, diharapkan bermanfaat bagi kita semua dengan harapan peran Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik sebagai pengambil kebijakan, cordinator Pemberdayaan Masyarakat semakin kuat dalam rangka mendukung pencapaian visi, misi dan program Kepala Daerah yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Banjar Tahun 2014-2018.

Banjar, Mei 2015 Kepala

WAWAN GUNAWAN, SP.,M.Si

NIP. 19650502 198903 1 015

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2014-2018, merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang ini secara substansi mengamanatkan penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk periode 5 (lima) tahun dan juga sebagai instrumen untuk menyusun dan mengukur kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD.

Rencana Strategis (Renstra) SKPD merupakan dokumen perencanaan jangka menengah SKPD yang tidak terpisahkan dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD). Renstra SKPD disusun guna memberikan masukan bagi penyempurnaan penyusunan dokumen RPJMD. Rancangan akhir Renstra SKPD disusun dengan mengacu kepada RPJMD yang sudah ditetapkan dengan Perda.

Perubahan perkembangan masyarakat saat ini telah memberikan implikasi terhadap tuntutan kebutuhan pelayanan yang lebih baik dan prima. Dalam menjawab tuntutan tersebut, maka instansi pemerintah harus mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme.

Secara geografis Kota Banjar terletak diantara 108°28’00” - 108°40’00”

Bujur Timur dan 07°19‘30” - 07°26’30” Lintang Selatan (berdasarkan Peta

Rupa Bumi Bakosurtanal). Kota Banjar adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dan menjadi salah satu kawasan andalan (yaitu kawasan yang mampu berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya).

(6)

Sebagian besar wilayah Kota Banjar berada pada ketinggian kurang dari 100 mdpl yaitu mencapai 87,10 persen dan sisanya sebesar 12,90 persen berada di ketinggian 100-500 mdpl. Kecamatan yang wilayahnya berada di ketinggian 100 hingga 500 mdpl diantaranya Kecamatan Pataruman yaitu seluas 11,83 km2 atau sekitar 21,89 persen dari luas wilayah kecamatan tersebut. Sedangkan kecamatan yang seluruh permukaan wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 25 mdpl adalah Kecamatan Langensari sehingga sangat cocok sebagai daerah basis pertanian dengan irigasi teknis yang memadai.

Tingkat kesuburan tanah Kota Banjar pada umumnya tergolong sedang (baik) dengan tekstur tanah sebagian besar halus dengan jenis tanah alufial kecuali Kecamatan Langensari selain memiliki jenis tanah alufial juga berjenis tanah podsonik merah kuning meski tidak mempengaruhi tingkat kesuburannya.

Peraturan Walikota Banjar Nomor : 34 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Kota Banjar menyatakan bahwa Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Kota Banjar sebagai salah satu perangkat daerah Kota Banjar memiliki urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kesatuan Bangsa dan Politik..

Rencana Strategis merupakan proses sistematik yang berkelanjutan dari keputusan yang beresiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasil melalui umpan balik yang terorganisasi dan rapi.

Dengan tersusunnya Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Kota Banjar, diharapkan dapat menjadi arah dan pedoman penyelenggaraan pembangunan di Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Dokumen tersebut menterjemahkan perencanaan pembangunan setiap tahun dengan program

(7)

dan kegiatan yang fokus dan terukur serta menunjang pencapaian sasaran pembangunan Kota Banjar dari bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

1.2 Landasan Hukum

Dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Kantor

Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2014-2018, beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan, yaitu sebagai berikut :

1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2) Undang-undang nomor 27 tahun 2002 tentang Pembentukan Kota

Banjar di Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 130, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4246);

3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

4) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

5) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

6) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400);

(8)

7) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421);

8) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagai mana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 No 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

10) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

11) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4723);

12) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

13) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

(9)

14) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

15) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5495);

16) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);

17) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585);

18) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

19) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4609);

20) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

21) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4663);

22) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

(10)

23) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

24) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4815); 25) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816);

26) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

27) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

28) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Nomor 5558);

29) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Negara Nomor 5558); 30) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

31) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik

(11)

Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

32) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa,

33) Peraturan Menteri Nomor Dalam Negeri 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa,

34) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa,

35) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa,

36) Peraturan Menteri Desa Pemukiman Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, 37) Peraturan Menteri Desa Pemukiman Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa,

38) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa, 39) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,

40) Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015,

41) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);

42) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 5 Tahun 2004 tentang Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Banjar Nomor 4);

43) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar

(12)

Tahun 2004 Nomor 6);

44) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2008 Nomor 7);

45) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar (Lembaran Daerah Kota Banjar Tahun 2008 Nomor 11);

46) Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Banjar Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7).

Perencanaan Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar merupakan salah satu dokumen perencanaan yang tidak dapat terlepas dari substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang menjadi landasan dan acuan penyusunan yang secara hierarki dijabarkan dalam Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan-Keputusan antara lain meliputi : a. Bidang Pemberdayaan Masyarakat:

 Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2001 tentang Penerapan dan

Pengembangan TTG;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 1996 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelolaan Program Peningkatan Peranan Wanita dalam Pembangunan Daerah;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM);

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader

Pemberdayaan Masyarakat;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang

Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan;

(13)

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Pembinaan Posyandu;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2010 tentang

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Teknologi Tepat Guna;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang

Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu;

 Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otda Nomor 4 Tahun 2003

tentang Penetapan TTG;

 Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/116/Sj Tahun 2001

tentang Revitalisasi Posyandu;

 Keputusan Penanggungjawab Operasional TMMD Nomor :

Kep/01/XII/2013 tentang Pengesahan Berlakunya Rencana Umum TNI Manunggal Membangun Desa TA 2014;

 Surat Telegram Rahasia PJO TMMD No.STR/02/2013 tanggal

06-02-2013 tentang Perintah Penyiapan Pelaksanaan Program TMMD ke 92 dan ke 93 TA 2014;

 Surat Telegram Pangdam III/SLW Nomor ST/296/2013 tanggal

21-02-2013 tentang penyusunan rengiat TMMD ke 92 dan 93 tahun 2014;

 Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 9 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 29 Tahun 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan;

 Keputusan Walikota Banjar Nomor 445.8/Kpts.16-pmpdkpol/2014

tentang pembentukan kelompok kerja operasional pos pelayanan terpadu (Pokjanal Posyandu) Kota Banjar;

 Keputusan Walikota Banjar Nomor 147.11/Kpts. 83 – pmpdkpol/2014

tentang Pembentukan Tim Fasilitasi Peningkatan Peran Serta Masyarakat Melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 92 dan Bhakti Siliwangi Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) Tingkat Kota Banjar Tahun 2014.

(14)

b. Bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan:

 Undang Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa;

 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa;

 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;

 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang

Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan data profil desa dan kelurahan;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Perlombaan Desa/Kelurahan;

 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan lokal Berskala Desa;

 Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman

dan Mekanisme penyusunan peraturan desa.

c. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri:

 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 tentang

Pedoman Fasilitasi Pendidikan Politik;

 Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum

Anggota DPR, DPD dan DPRD;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang

kewaspadaan dini masyarakat di daerah;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006 tentang Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA);

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2011 tentang

Pedoman Peningkatan Bela Negara di Daerah

(15)

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pedoman Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pendidikan Wawasan Kebangsaan;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2012 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik;

 Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 40 Tahun 2011 tentang

Kewaspadaan Dini Masyarakat;

 Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 2 Tahun 2010 tentang Bantuan

Keuangan Kepada Partai Politik;

 Keputusan Walikota Banjar Nomor 978/Kpts.108-pmpdkpol/2010

tentang Penetapan Besaran Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kota Banjar;

 Keputusan Walikota Banjar Nomor 300/Kpts.9.1-pmpdkpol/2014

tentang Besaran Insentif kegiatan Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA)

 Keputusan Walikota Banjar Nomor 300/Kpts.3-pmpdkpol/2014 tentang

Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA);

 Keputusan Walikota Banjar Nomor 300/Kpts.223-pmpdkpol/2014

tentang Pembentukan Dewan Penasehat dan Keanggotaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Banjar.

(16)

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar dimaksudkan sebagai arahan, pedoman dan landasan bagi jajaran organisasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan program dan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan bidang keciptakaryaan, tata ruang dan kebersihan selama 5 (lima) tahun ke depan.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar: 1. Menterjemahkan visi, misi dan program pembangunan dalam RPJMD

Kota Banjar secara nyata ke dalam visi, misi, program dan kegiatan SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi.

2. Mewujudkan perencanaan dan penganggaran terpadu yang berbasis hasil/kinerja.

3. Menciptakan mekanisme pelaksanaan program dan kegiatan SKPD yang fokus, tidak tumpang tindih, dan terintegrasi.

4. Membangun sistem penilaian kinerja yang terukur, transparan, dan akuntabel.

5. Menciptakan mekanisme pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta bidang Kesatuan Bangsa dan Politik yang efektif dan efisien.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar tahun 2014-2018 secara garis besar disusun dengan sistematika sebagai berikut:

(17)

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra dan sistematika penulisan dokumen Renstra.

Bab II Gambaran Pelayanan,Tugas dan Fungsi

Memuat tugas pokok, fungsi, tata kerja dan struktur Organisasi Organisasi Perangkat Daerah; sumber daya yang dimiliki oleh Organisasi Perangkat Daerah, kinerja pelayanan sampai saat ini, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Organisasi Perangkat Daerah.

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi pelayanan Organisasi Perangkat Daerah; telaahan keterkaitan antara Tugas Pokok Dan Fungsi, Rencana Strataegis (RENSTRA) Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar dengan Visi Misi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar tahun 2004-2018.

Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Bab ini berisi visi dan misi Organisasi Perangkat Daerah, tujuan dan sasaran jangka menengah Organisasi Perangkat Daerah, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah Organisasi Perangkat Daerah.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok

Sasaran dan Pendanaan Indikatif

Memuat rencana program dan kegiatan Organisasi Perangkat Daerah selama 5 (lima) tahun kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

(18)

Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Bab ini memuat indikator kinerja Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kota Banjar.

Bab VII Penutup

Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra SKPD, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh SKPD.

(19)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan unsur pelaksana bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa serta Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, dipimpin oleh Kepala Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Kepala Kantor mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan, melaksanakan urusan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan pemerintah propinsi Jawa Barat.

Tugas pokok dan fungsi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar mengacu pada Peraturan Daerah Kota Banjar nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Tugas pokok :

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan urusan pemerintah daerah bidang kesatuan bangsa politik dalam negeri, pemberdayaan masyarakat dan desa

Fungsi :

1. Perumusan kebijakan urusan pemerintah daerah bidang kesatuan

bangsa, politik dalam negeri, pemberdayaan masyarakat dan desa;

2. Penyelenggeraan urusan pemerintah daerah bidang kesatuan

bangsa, politik dalam negeri, pemberdayaan masyarakat dan desa;

3. Pembinaan urusan pemerintah daerah bidang kesatuan bangsa,

politik dalam negeri, pemberdayaan masyarakat dan desa;

RENSTRA Kantor pmpdkpol Kota Banjar (Revisi ke-2)

(20)

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

Struktur Organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar berdasarkan Peraturan Walikota Banjar Nomor : 34 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar terdiri dari:

a. Kepala Kantor;

b. Sub Bag Tata Usaha;

c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat;

d. Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan; dan e. Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik.

Struktur organisasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri dapat dilihat pada Gambar 2.1. 2.1.1 Kepala Kantor

Kepala Kantor mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan melaksanakan sebagian kewenangan daerah bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa/Kelurahan, Kesatuan Bangsa dan Politik serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan kebijakan Walikota.

2.1.2 Sub Bag Tata Usaha

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan, penyusunan program, pengelolaan ketatausahaan meliputi administrasi umum, kepegawaian dan keuangan, pembinaan organisasi dan tatalaksana serta pemberian pelayanan teknis administrasi kepada Satuan Organisasi Lembaga Teknis dan mempunyai fungsi:

a. Merencanakan dan penyusunan program kerja kantor; b. Mengevaluasi dan pengendalian program;

c. Mengelola administrasi umum dan perlengkapan; d. Mengelola administrasi kepegawaian;

RENSTRA Kantor pmpdkpol Kota Banjar (Revisi ke-2)

(21)

e. Mengelola administrasi keuangan;

f. Menyusun laporan kegiatan kantor;

g. Menyusun laporan kegiatan dibidang tugasnya.

RENSTRA Kantor pmpdkpol Kota Banjar (Revisi ke-2)

(22)

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BANJAR

RENSTRA Kantor pmpdkpol Kota Banjar (Revisi ke-2)

LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR : 34 Tahun 2010 TANGGAL : 23 - 12 - 2010 KEPALA KANTOR

JABATAN FUNGSIONAL SUB BAG TATA USAHA

SEKSI

KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

SEKSI SEKSI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA

(23)

2.1.3 Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan petunjuk teknis Pemberdayaan Masyarakat. Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan kebijakan teknis Seksi Pemberdayaan Masyarakat; b. Melaksanakan program dan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat; c. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan

kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat. 2.1.4 Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan

Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan mempunyai tugas pokok pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis rencana kegiatan di bidang Pemerintahan Desa/Kelurahan. Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan kebijakan teknis Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan; b. Melaksanakan program dan kegiatan Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan; c. Membina, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan

kegiatan Seksi Pemerintahan Desa/Kelurahan. 2.1.5 Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik

Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana dan petunjuk teknis peningkatan kesatuan bangsa dan politik serta memelihara peratuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara. Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan kebijakan teknis Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik; b. Melaksanakan program dan kegiatan Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik; c. Membina, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program kegiatan

Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik.

(24)

2.2 Sumber Daya OPD

2.2.1 Sumber Daya Manusia

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik terdiri dari jabatan 1 kepala kantor (pejabat eselon III.a), 1 Kasubbag Tata Usaha (eselon IV.a), 3 kepala seksi (eselon IV.a),. Jumlah Pegawai keseluruhan 20 orang, terdiri dari PNS 12 orang (60%) dan NON PNS 8 orang (40%). Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki 15 orang (75%) dan perempuan 5 orang (25%). Berdasarkan golongan ruang terdiri dari : Golongan II/b 4 orang (20%), golongan II/c 3 orang (15%), golongan III/b 3 orang (15%), golongan III/c 1 orang (5%), golongan III/d 1 orang (5%), Non PNS 8 orang (40%).

Daftar nominatif pegawai berdasarkan golongan ruang dapat dilihat pada Tabel II.2 dan grafik perbandingan pegawai berdasarkan golongan ruang pada Gambar 2.2 sedangkan daftar nominatif pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel II.3 dan grafik perbandingan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan pada Gambar 2.3

(25)

TABEL II.1

DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN TENAGA HONORER BERDASARKAN GOLONGAN RUANG DAN JENIS KELAMIN

GOLO-NGAN/ RUANG

Sub Bag

Tata Usaha Seksi PembMasyarakat PemdesSeksi KesbangpolSeksi JUMLAH TO-TAL

L P L P L P L P L P I/a - - - -I/b - - - -I/c - - - -I/d - - - -II/a - - - -II/b 1 1 1 - - - 1 - 3 1 4 II/c 1 - 1 - 1 - - - 3 - 3 II/d - - - -III/a - - - -III/b - 1 1 - 1 - - - 2 1 3 III/c - - - 1 - 1 1 III/d - - - 1 - 1 IV/a - - - -IV/b - - - -IV/c - - - -IV/d - - - -IV/e - - - -Non PNS 3 1 1 - 1 1 1 - 6 2 8 JUMLAH 5 3 4 - 3 1 2 1 15 5 20 TOTAL 8 4 4 3 20 GAMBAR 2.2.

(26)

GRAFIK PERBANDINGAN PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN RUANG

TABEL II.2

DAFTAR NOMINATIF PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN Tata UsahaSub Bag

Seksi Pemb Masyarakat

Seksi

Pemdes KesbangpolSeksi JUMLAH TO-TAL

L P L P L P L P L P SD/MI - - - -SLTP/MTS - - - -SLA/MA 5 2 2 - 1 - 1 - 9 2 11 D1 - - - -D2 - - - -D3 - - - -S1 - 1 1 - 2 1 1 - 4 2 6 S2 - - 1 - - - - 1 1 1 2 JUMLAH 5 3 4 - 3 1 2 1 14 5 19 TOTAL 8 4 4 3 19

(27)

GAMBAR 2.3.

GRAFIK PERBANDINGAN PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

2.2.2. Sarana dan prasarana

Dalam melaksanakan tugas Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik didukung sarana dan prasarana sebagaimana Tabel II.3 berikut :

TABEL II.3

DAFTAR SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN

KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

NOMOR JENIS SARANA DAN PRASARANA JUMLAH

1 Bangunan gedung kantor 1 unit

2 Kendaraan Dinas Jabatan Roda 4 1 buah

3 Kendaraan Dinas Operasional Roda 4 1 buah

4 Kendaraan Dinas Jabatan Roda 2 4 buah

5 Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 3 buah

6 Komputer 4 buah

7 Laptop 8 buah

8 Lemari Arsip 6 buah

9 Filing Kabinet 7 buah

10 Meja 22 buah

11 Kursi 22 buah

12 Kipas Angin 2 buah

13 AC 6 unit

14 Kursi Tamu 3 buah

15 Meja rapat 2 buah

16 Kursi rapat 50 buah

17 Printer 10 buah

18 Roll O Pack 1 buah

2.3 Kinerja Pelayanan OPD

Urusan wajib yang menjadi tanggungjawab Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar adalah urusan Kesatuan Bangsa dan politik serta urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Urusan Kesatuan Bangsa dan politik menjadi

(28)

tanggungjawab seksi Kesatuan Bangsa dan Politik, sedangkan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menjadi tanggung Jawab seksi Pemberdayaan Masyarakat dan seksi Pemerintahan Desa.

Berikut disajikan tingkat capaian kinerja dari masing-masing seksi sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada Renstra 2009 – 2013 :

2.3.1. Capaian Kinerja Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Capaian Kinerja pelayanan organisasi perangkat daerah pmpdkpol pada seksi Pemberdayaan Masyarakat yaitu :

- Meningkatnya kinerja lembaga kemasyarakatan dalam pembangunan

- Meningkatnya kemampuan kader pemberdayaan masyarakat - Meningkatkan kemampuan pengelola industri kecil dan rumah

tangga dalam berproduksi secara kuantitatif dan kualitatif dengan pemanfaatan TTG (Teknologi Tepat Guna )

2.3.2. Capaian Kinerja Seksi Pemerintahan Desa

Capaian kinerja pelayanan organisasi perangkat daerah pmpdkpol pada seksi Pemerintahan Desa dalam Renstra tahun 2009 – 2013 sebagai berikut :

- Meningkatnya kinerja pemerintahan desa

- Meningkatnya kemampuan SDM aparatur pemerintah desa

2.3.3. Capaian Kinerja Seksi Kesatuan Bangsa dan Politik

Capaian kinerja pelayanan organisasi perangkat daerah pmpdkpol pada seksi Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Renstra 2009 – 2013 sebagai berikut :

- Meningkatnya peran dan fungsi ormas, LSM dalam

pembangunan

- Terciptanya stabilitas politik, keamanan dan ketertiban

(29)
(30)

Tabel 2.1

Pencapaian Kinerja Pelayanan

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan PolitikKota Banjar

No Indikator kinerja sesuai tugasdan fungsi OPD TargetSPM Target IKK indikatorTarget lainnya

Target renstra OPD tahun ke Realisasi renstra OPD tahun ke Rasio capaian pada tahun

ke-2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 1 Kualitas Sumber Daya

Manusia 100 % 100 % 80% 85% 90% 95% 100% 80% 85% 90% 95% 100% 80% 85% 90% 95% 100%

2 Kemampuan dan Kemandirian masyarakat dalam pembangunan partisipatif yang didukung oleh kelembagaan masyarakat yang kuat

100 % 100 % 80% 85% 90% 95% 100% 80% 85% 90% 95% 100% 80% 85% 90% 95% 100%

3 Tata kelola penyelenggaraan pemerintahan Desa

100 % 100 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 4 Kondisi Sosial Budaya

masyarakat yang demokratis dan kondusif melalui partisifasi aktif masyarakat

100 % 100 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

(31)

Tabel 2.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar

Uraian Anggaran pada tahun ke- Realisasi anggaran pada tahun ke- Rasio antara realisasi dan anggaran tahun ke

Rata-rata pertumbuhan 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 anggaran realisasi Meningkatnya kinerja aparatur yang memiliki integritas dan bertanggungjawab -517,86 569,98 569,98 569,98 569,98 517,86 569,98 569,98 569,98 569,98 517,86 569,98 569,98 569,98 569,98 10,42 10,42 Meningkatnya kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan 845 399,04 417,78 847,87 469,46 845 399,04 417,78 847,87 469,46 845 399,04 417,78 847,87 469,46 75,11 75,11 Peningkatan pengetahuan dan kemampuan aparatur pemerintahan desa/kelurahan 610,00 811,76 646,68 683,93 725,88 610,00 811,76 646,68 683,93 725,88 610,00 811,76 646,68 683,93 725,88 23,176 23,176 Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap produk hukum daerah 320 1067,64 1158,18 1254,80 1364,09 320 1067,64 1158,18 1254,80 1364,09 320 1067,64 1158,18 1254,80 1364,09 208,82 208,82

(32)

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

2.4.1. Tantangan

Kondisi sosial masyarakat secara umum berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari kegiatan sosial keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat berjalan dengan baik sebagaimana biasanya. Namun demikian pembangunan dibidang sosial kemasyarakatan tetap harus ditingkatkan mengingat hal ini merupakan investasi jangka panjang.

Konstelasi kewenangan pemerintah dalam menangani tugas-tugas pemerintahan, termasuk tugas-tugas pembangunan, sangat ditentukan oleh sistem penyelenggaraan pemerintahan yang sedang dilaksanakan. Dinamika politik lokal telah membawa kearah perubahan yang cukup kuat dan mendasar.

Berdasarkan kondisi internal Kantor Pemberdayaan Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar dan kondisi ekternal seperti perubahan kebijakan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi serta kondisi yang berkembang di masyarakat Desa/Kelurahann juga berkaitan dengan program kegiatan yang terintegrasi di lingkup Pemerintah Kota Banjar, maka dapat dipaparkan hal-hal sebagai berikut :

.1 Dengan tugas pokok dan fungsi yang dibebankan pada Kantor pmpdkpol, kualitas dan kuantitas SDM yang ada masih kurang memenuhi.

.2 Penguatan dan pengembangan lembaga masyarakat yang ada di masyarakat memerlukan penanganan yang lebih profesional sehingga membutuhkan SDM yang memiliki kapasitas yang memadai.

.3 Kebutuhan akan teknologi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat perlu untuk mendorong masyarakat agar menciptakan teknologi tepat guna dan memudahkan akses informasi tentang TTG tersebut.

.4 Era informasi yang ada saat ini dan mudah diakses oleh siapapun, sehingga harus ada pemilahan informasi yang baik dan kurang baik membutuhkan pendewasaan dan wawasan yang luas. Hal ini perlu

(33)

ada penyuluhan atau sosialisasi yang dilaksanakan secara kontinyu dan berkesinambungan.

2.4.2. Peluang Pelayanan OPD

Untuk memanfaatkan peluang serta dalam rangka menanggulangi kendala/kelemahan dan mengatasi tantangan/ancaman maka strategi yang digunakan dalam menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan, pengendalian penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pemerintahan desa kesatuan bangsa dan politik adalah :

1. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam segala hal agar

dapat meningkatkan kesejahteraan.

2. Pembinaan ideologi dan wawasan kebangsaan peningkatan

kewaspadaan nasional di daerah, pengkajian ketahanan ekonomi, sosial dan budaya.

3. Kemajuan teknologi yang dapat menggeser nilai sosial budaya

sebagai pranata utama pembentukan sikap dan perilaku masyarakat.

4. Peningkatan dan penguatan atau pengembangan kelembagaan

dengan peningkatan status OPD.

(34)

BAB III

ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

3.1.1. Permasalahan – permasalahan di bidang Pemberdayaan Masyarakat

Berikut beberapa permasalahan terkait dengan mengembangan pemberdayaan masyarakat :

1. Tingkat partisipasi masyarakat yang relatif stagnan, bahkan dibeberapa desa dan kelurahan cenderung menurun;

2. Peran dan fungsi pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan di desa dan kelurahan yang belum optimal dalam rangka pemberdayaan masyarakat; 3. Kemampuan teknis, pengetahuan dan wawasan Sumber Daya Manusia kader

pemberdayaan masyarakat dan pengurus lembaga kemasyarakatan masih rendah dan perlu terus ditingkatkan;

4. Belum optimalnya sosialisasi, inovasi, penguatan dan pengembangan tentang teknologi tepat guna di masyarakat dan desa/kelurahan;

5. Kemandirian masyarakat dalam bidang ekonomi keluarga masih kurang. 3.1.2. Permasalahan-permasalahan di bidang pemerintahan desa

Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang pemerintahan desa, sebagai berikut:

1. Masih lemahnya Sumber Daya Manusia aparatur Pemerintahan Desa

2. Belum optimalnya penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

3. Pemberlakuan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang belum

sepenuhnya dipahami;

4. Belum adanya keseragaman dalam pengelolaan keuangan desa yang

berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi;

(35)

3.1.3. Permasalahan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri:

Beberapa permasalahan yang terkait dengan bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, sebagai berikut:

1. Isu terorisme yang merupakan isu nasional sampai tingkat daerah

2. Lemahnya hubungan antar lembaga, baik pemerintah non pemerintah.

3. Berkembangnya aliran kepercayaan yang berpotensi mengakibatkan konflik

sosial;

4. Tingkat partisipasi politik masyarakat yang cenderung menurun;

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Walikota Banjar

Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah sejatinya merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kota Banjar, sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjar Tahun 2014 – 2018.

Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan pembangunan dan isu strategis di Kota Banjar serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Kota Banjar tahun 2014 – 2018 yang hendak dicapai adalah :

“Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Masyarakat Kota Banjar yang Agamis, Mandiri dan Sejahtera menuju Banjar Agropolitan”.

Iman dan Takwa merupakan kata kunci atau landasan Pemerintah Kota Banjar dalam mencapai visi :

(36)

Agamis, artinya kondisi dimana masyarakatnya memiliki keberdayaan secara

religius sehingga mampu mengembangkan budaya masyarakat dan kearipan lokal serta melangsungkan kehidupan keagamaan menuju keimanan, ketaqwaan serta ahlak mulia yang rukun dan saling menghormati.

Mandiri, artinya kondisi dimana memiliki kekuatan sendiri untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakatnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pelayanan publik berbasis e-government, infrastruktur, lingkungan dan sumber daya air.

Sejahtera, artinya kondisi masyarakat yang memiliki keberdayaan secara

sosial dan ekonomi sehingga mampu melangsungkan kehidupan individu maupun kemasyarakatan secara layak dan aman.

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan yang bertumpu pada potensi sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proposional dari seluruh pemangku kepentingan kota, maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Mengingat pentingnya sumber daya manusia ini dalam pembangunan, maka sudah seharusnya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu fokus dalam pembangunan. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process of enlarging people’s choice atau proses meningkatkan aspek kehidupan masyarakat. Aspek terpenting kehidupan ini dilihat dari (1) usia yang panjang dan hidup sehat; (2) tingkat pendidikan yang memadai; dan (3) standar hidup yang layak. Tingkat keberhasilan dalam pembangunan manusia dapat diukur dengan indikator yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

(37)

Sumber Daya Manusia yang agamis, berbudi luhur, berpendidikan dan berperilaku hidup sehat merupakan cita-cita yang ingin diwujudkan selama lima tahun kedepan. Dengan menekankan perhatian terhadap pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat maka diharapkan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan produktivitas masyarakat Kota Banjar agar menjadi masyarakat yang mau berpartisipasi, bekerja sama dan menjaga keharmonisan dan mampu memanfaatkan segala potensi untuk mewujudkan segala cita-cita.

2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas dengan tidak mengesampingkan pemerataan pembangunannya merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Banjar. Mengingat laju pertumbuhan ekonomi tertinggi selama 10 tahun terakhir berada di kisaran 5 persen tentunya masih memungkinkan bagi Kota Banjar untuk terus memacu laju pertumbuhan ekonominya yang berkualitas, mengingat keunggulan ekonomi kota terletak di sektor jasa khususnya jasa distribusi dan jasa kota transit (untuk orang dan barang), dengan tambahan faktor networking akan mampu menghasilkan bentukan nilai tambah ekonomi yang besar.

Networking yang dimaksudkan terutama untuk memanfaatkan potensi ekonomi daerah sekitar untuk memproduksi barang dan jasa lain yang nilai tambahnya meresap di Kota Banjar ditambah kebijakan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan dan penguatan ekonomi masyarakat pedesaan dengan prinsip keadilan dimana pemerintah memperlakukan setiap pelaku ekonomi dan pelaku usaha baik besar maupun kecil pada posisi yang sama.

(38)

3. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha-usaha dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan faktor lingkungan. Istilah berkelanjutan digunakan untuk konsep pembangunan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara arif, bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatan untuk masa kini dan generasi yang akan datang.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga, maka pembangunan berkelanjutan harus memperhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan kelestariannya.

4. Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya good

governance dan good government

Perbedaan pemahaman terhadap keanekaragaman budaya, kondisi sosial, kesenjangan kesejahteraan, tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk serta ancaman lain berupa perkembangan miras dan narkoba, prostitusi, perjudian, premanisme dan ancaman dari luar merupakan faktor korelatif timbulnya gangguan ketertiban dan ketentraman yang dapat diredam oleh sikap, perilaku dan tindakan masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap hukum.

(39)

3.3. Telaahan Visi, Misi dan Program Provinsi Jawa Barat

"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua" Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing

dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan ekonomi dan sosial.

Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara

lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani kehidupan.

Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:

1. Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing.

Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan siap berkompetisi.

2. Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan.

Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik

(40)

investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

3. Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik.

Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas kabupaten/kota.

4. Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan Infrastruktur

Strategis yang Berkelanjutan.

Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi.

5. Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal.

Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan

(41)

warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan lokal.

3.4. Telaahan Visi, Misi dan Program Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Provinsi Jawa Barat dan Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Provinsi Jawa Barat

Visi :

“Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sebagai Penggerak Utama Terwujudnya Masyarakat Berdaya,Mandiri dan Sejahtera”

Penjelasan Visi :

Sebagai Penggerak Utama terkandung makna bahwa BPMPD dengan keunggulan (advantage) yang dimilikinya memposisikan diri (potitioning) sebagai instansi terdepan dan memiliki kemampuan untuk mensinergikan tugas-tugas pemberdayaan masyarakat. Keunggulan dimaksud berkaitan dengan substansi pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh BPMPD memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang dilaksanakan oleh instansi lain.

Pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh BPMPD menggunakan pendekatan komprehensif/holistik dan memposisikan masyarakat sebagai subyek pembangunan sedangkan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Dinas/Badan/Lembaga lainnya mengunakan pendekatan sektoral.

Keunggulan lain yang dimiliki BPMD adalah pengalaman empiris-historis pada saat melaksanakan tugas-tugas pembangunan masyarakat desa yang esensinya setara dengan tugas pemberdayaan masyarakat.

(42)

Memposisikan BPMPD sebagai penggerak utama dapat mendorong dan memotivasi seluruh aparat BPMPD untuk meningkatkan kinerja dan profesionalismenya serta tertantang untuk konsisten mengembangkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan dapat diterima oleh stakeholder pemberdayaan masyarakat.

Kata Mewujudkan, mengandung esensi adanya komitmen BPMPD untuk melakukan upaya-upaya yang dinamis, sistematis, terencana dan berkelanjutan dalam memberdayakan masyarakat Jawa Barat.

Masyarakat Berdaya, memiliki esensi suatu keadaan dimasa depan yang menggambarkan masyarakat memiliki potensi dan kemampuan memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalahnya sendiri dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimilikinya dengan berbasis budaya. Kondisi ini sebagai kondisi positif yang mampu memberikan kontribusi kepada upaya mewujudkan Jawa Barat sejahtera.

Jawa Barat Sejahtera, mengandung makna suatu keadaan yang menggambarkan masyarakat Jawa Barat mampu memenuhi seluruh kebutuhan dasar kehidupannya, terutama aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang didasari hubungan sosial yang berbudaya.

(43)

Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan, maka ditetapkan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah :

1. Pemantapan kelembagaan, kehidupan sosial budaya dan pengembangan partisipasi serta keswadayaan masyarakat

2. Pengembangan Usaha ekonomi Masyarakat.

3. PeningkatanPemanfaatan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan dan Pendayagunaan TeknologiTepat Guna.

4. Pemantapan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pemerintahan Kelurahan.

Rencana Strategis (RENSTRA) Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik, adalah penjabaran dari sebagian target-target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Banjar Tahun 2004-2018 yang tergambar dalam:

a. Pernyataan misi ke 1: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada misi ini Kantor Pemberdayaan Masyarakat, berupaya memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) baik di internal Organisasi Perangkat Daerah ataupun Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan dan kader, melalui pelatihan pelatihan, bimbingan teknis maupun sosialisasi.

b. Pernyataan misi ke 2: Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya dalam rangka peningkatan Laju Pertumbungan Ekonomi (LPE) yang selanjutnya menuju masyarakat Kota Banjar yang sejahtera. Kantor Pemberdayaan Masyarakat

(44)

telah merancang beberapa program dan kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat dalam upaya mendukung capaian keberhasilan dari misi ke 2 RPJMD Kota Banjar tahun 2014-2018.

c. Pernyataan misi ke 4: Meningkatkan Kesadaran dan Ketaatan Hukum Serta

Tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya

good governance dan good government.

Pernyataan misi ini dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan di bidang kesatuan bangsa dan politik dalam upaya mencegah timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban serta program kegiatan bidang pemerintahan desa dalam upaya peningkatan tata kelola pemerintahan, terutama pemerintahan desa.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telahaan dari beberapa dokumen perencanaan lainnya, maka isu-isu strategis yang ada di bidang pemberdayaan masyarkat, pemerintahan desa kesatuan bangsa dan politik adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan keberdayaan lembaga dan masyarakat perdesaan 2. Peningkatan partisipasi dan keswadayaan masyarakat perdesaan 3. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa.

4. Peningkatan Tata kelola pemerintahan desa

5. Gangguan keamanan ketertiban, dan toleransi antar umat beragama;

6. Mempererat Hubungan antar lembaga dalam upaya kondusifitas dan stabilitas politik daerah;

7. Peningkatan Pemahaman wawasan kebangsaan generasi muda; 8. Peningkatan peran dan partisipasi politik masyarakat.

(45)

BAB IV

PERNYATAAN VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Kota Banjar Tahun 2014-2018, maka visi Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar 2014 – 2018 adalah:

Terwujudnya pemberdayaan masyarakat didukung oleh otonomi desa yang handal dan demokratis serta berwawasan kebangsaan tahun 2018

Diharapkan dengan terumuskannya visi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar tersebut, maka dapat menjadi motivasi seluruh elemen untuk mewujudkannya, melalui peningkatan kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

4.1.2. Misi

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh visi, maka misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar 2014 – 2018 adalah sebagai berikut :

(46)

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2014 – 2018, yaitu :

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia 2. Pemantapan pemberdayaan masyarakat

3. Pemantapan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan desa 4. Mendorong terwujudnya kehidupan yang demokratis dan kondusif

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.2.1. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang pemberdayaan masyarakat dan desa serta bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri di Kota Banjar.

Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2014 – 2018 adalah :

1. Tujuan 1 : Meningkatkan kinerja aparatur yang memiliki integritas dan bertanggungjawab

Dalam upaya mencapai tujuan dimaksud, dapat diukur melalui indikator tujuan sebagai berikut :

a. Tingkat kedisiplinan aparatur

b. Peningkatan kecakapan dan kemampuan aparatur c. Peningkatan keilmuan dan wawasan aparatur

2. Tujuan 2 : Meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya penggalian potensi dan pengembangan masyarakat melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara mandiri melalui pemberian sumberdaya, kesempatan dalam pengambilan keputusan serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

(47)

Dalam upaya mencapai tujuan dimaksud, dapat diukur melalui indikator tujuan sebagai berikut :

a. Melestarikan nilai-nilai gotong royong dan kualitas keswadayaan masyarakat

b. Menguatkan lembaga kemasyarakatan sebagai mitra Kepala Desa/Lurah dalam memberdayaakan masyarakat;

c. Menggali dan mendayagunakan potensi Sumber Daya Manusia, Potensi Sumber Daya Alam dan potensi ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.

3. Meningkatkan tata kelola penyelenggaraan desa

Dengan diundangkannya Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Desa diberikan kewenangan yang lebih luas dengan didukung pendanaan yang melimpah, hal ini menuntut adanya pemerintahan desa yang profesional, efesien dan efektif, terbuka serta bertanggung jawab.

Dalam upaya mencapai tujuan dimaksud, dapat diukur melalui indikator tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan aparatur pemerintahan desa/kelurahan dalam tata kelola pemerintahan

b. Tersedianya data dan informasi yang berkualitas di tingkat

desa/kelurahan

4. Terciptanya kondisi sosial budaya masyarakat yang demokratis dan kondusif melalui partisipasi aktif masyarakat

Keadaan Masyarakat yang mempunyai kebebasan dalam menentukan arah hidup atau menyikapi segalajenis amsalah kesejahteraan sosial dengan dibarengi rasa aman untuk meralisasikan aktifitasnya sehari –hari

(48)

Dalam upaya mencapai tujuan dimaksud, dapat diukur melalui indikator tujuan sebagai berikut :

a. Kebebasan masyarakat dalam melakukan haknya sebagai manusia. b. Terjaminnya Kehidupan warga masyarakat yang merdeka tanpa adanya

intimidasi ,pemaksaan atau tekanan apapun dalam melaksanakan tugas sosialnya

4.2.2. Sasaran

Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang.

Perumusan sasaran harus memiliki kriteria “SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu khusus (spesific), terukur (measuable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound).

Sasaran di dalam Rencana Strategis Kantor Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Banjar Tahun 2014 – 2018 adalah:

1. meningkatnya kinerja aparatur yang memiliki integritas dan bertanggung

jawab

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Tertib administrasi kepegawaian.

b) Tertib administrasi program, evaluasi dan pelaporan. c) Tertib administrasi keuangan.

d) Indeks Kepuasan Masyarakat di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa serta bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.

(49)

2. Meningkatnya kinerja lembaga kemasyarakatan dalam pembangunan. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Tersedianya data pengurus lembaga kemasyarakatan b) Tertibnya administrasi lembaga kemasyarakatan

3. Meningkatnya kemampuan kader pemberdayaan masyarakat

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator :

a) Bertambahnya jumlah Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) terlatih. b) Tersedianya data base Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)

4. Meningkatnya partisipasi aktif, keswadayaan dan kemandirian

masyarakat serta pengembangan teknologi tepat guna

Partisipasi aktif masyarakat diharapkan makin tumbuh seiring dengan kewsadayaan masyarakat sehingga diharapkan kemandirian masyarakat. Kemudian munculnya inovasi-inovasi dari masyarakat terutama dalam pengembangan teknologi tepat guna yang aplikatif di Kota Banjar.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Terlaksananya kegiatan fasilitasi peningkatan swadaya masyarakat b) Bertambahnya jumlah KK binaan dalam kewirausahaan keluarga

c) Terbentuknya kelembagaan posyantek dan wartek di tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan

d) Fasilitasi keikutsertaan dalam Gelar TTG tingkat Provinsi dan Nasional e) Tersedianya alat TTG yang dapat menunjang kegiatan ekonomi masyarakat 5. Meningkatnya kinerja aparatur pemerintahan desa/kelurahan

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator :

a) Terlaksananya kegiatan peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa.

6. Tersedianya data dan informasi yang berkualitas di tingkat desa/kelurahan

(50)

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Terlaksananya kegiatan penyusunan profil desa/kelurahan, dan data inventaris aset desa

7. terjalinnya kemitraan antar lembaga, partai politik dan organisasi

kemasyarakatan

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Koordinasi dan fasilitasi peningkatan kemitraan antar lembaga. 8. Meningkatnya pemahaman wawasan kebangsaan bagi masyarakat.

Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat diukur dengan indikator:

a) Jumlah partisipasi masyarakat.

(51)

TABEL IV.1

KETERKAITAN (INTERELASI) VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2014 – 2018

KANTOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMERINTAHAN DESA KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BANJAR

VISI : Terwujudnya pemberdayaan masyarakat didukung oleh otonomi desa yang handal dan demokratis serta berwawasan kebangsaan tahun 2018

MISI I : Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

TUJUAN SASARAN TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADATAHUN

KE-URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR 2014 2015 2016 2017 2018

Meningkatnya Kualitas

Sumber Daya Manusia Kualitas Sumber Daya Manusia meningkatnya kinerja aparatur yang memiliki integritas dan bertanggung jawab

1. Tertib administrasi

kepegawaian. 93 % 100 % 100 % 100 % 100 %

2. Tertib administrasi program, evaluasi dan pelaporan. 95 % 100 % 100 % 100 % 100 % 3. Tertib administrasi keuangan. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 4.Indeks Kepuasan Masyarakat di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa serta bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri

80 % 85 % 90 % 95 % 100 %

Gambar

TABEL II.1
TABEL II.2
TABEL IV.1

Referensi

Dokumen terkait

ribuan) Target (%) Rp (dlm ribuan) Terwujudnya tertib administrasi perkantoran, sarana dan prasarana yang memadai dan pelaporan yang transaparan dan akuntabel dan

Fasilitasi Peningkatan Pemerintahan Umum Kecamatan.

[r]

Dalam upaya mewujudkan Misi Pertama: Mewujudkan dokumen kebijakan perencanaan pembangunan yang berkualitas , maka indikasi rencana program dan Kegiatan prioritas dan

[r]

Sasaran hasil program ini adalah meningkatnya pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan Sistem Kesehatan Provinsi (SKP)

2009 2010 2011 2012 2013 RENSTRA SKPD (2013).

1 Meningkatkan pengawasan sarana dan prasarana komunikasi dan informatika secara efektif, optimal,efisien dan berkelanjutan Terwujudnya pengawasan sarana dan prasarana