METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN
(EXPERIENTIAL LEARNING)
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
FANJI TRIANSYAH
0906722
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN
(EXPERIENTIAL LEARNING)
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Fanji Triansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Fanji Triansyah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENGESAHAN
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN
(EXPERIENTIAL LEARNING)
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh Fanji Triansyah
0906722
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 197109262003122001
Pembimbing II,
Halimah, M.Pd. NIP 198104252005012003
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)
oleh : Fanji Triansyah
0906722
ABSTRAK
WRITTING POETRY LEARNING
WITH USE EXPERIENTIAL LEARNING METHOD
by : Fanji Triansyah
0906722
ABSTRACT
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Rumusan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Secara Teoretis 1.6.2 Manfaat Secara Praktis 1.7 Anggapan Dasar
1.8 Hipotesis
1.9 Definisi Operasional
BAB 2 PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING 2.1 Pembelajaran Menulis Puisi
2.1.1 Pengertian Puisi 2.1.2 Jenis-Jenis Puisi
2.1.3 Unsur Pembangun Puisi
2.1.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi 2.1.3 Manfaat Menulis Puisi
2.2 Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) 2.2.1 Konsep Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential
Learning)
2.2.2 Keunggulan Metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning)
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
3.2 Variabel Penelitian
3.7.1 Instrumen Perlakuan 3.7.2 Instrumen Penilaian 3.8Teknik Pengolahan Data
3.8.1 Penilaian Hasil Tes 3.8.2 Uji Prasyarat Penelitian
3.8.2.1Uji Realibilitas Antarpenimbang 3.8.2.2Uji Normalitas
3.8.2.3Uji Homogenitas 3.8.3 Uji Hipotesis
BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deksripsi Proses Penelitian
4.1.1 Pelaksanaan Tes Awal 4.1.2 Pembelajaran dan Perlakuan
4.1.2.1 Pembelajaran di Kelas Kontrol 4.1.2.2 Perlakuan di Kelas Eksperimen 4.1.3 Pelaksanaan Tes Akhir
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Data Tes Menulis Puisi
4.2.1.1 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen 4.2.1.2 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 4.2.1.3 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Awal Kelas Kontrol 4.2.1.4 Deskripsi Kemampuan Hasil Tes Akhir Kelas Kontrol 4.2.3 Analisis Hasil Nilai Tes Awal dan Tes Akhir
4.3 Analisis Uji Prasyarat Penelitian
4.3.1 Analisis Uji Reabilitas Antarpenimbang
4.3.1.1 Data Nilai Tes Awal Kelas Kontrol dan Eksperimen 4.3.1.2 Data Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol dan Eksperimen 4.3.2 Uji Normalitas
4.3.2.1 Uji Normalitas Data Tes Awal Kontrol dan Eksperimen 4.3.2.2 Uji Normalitas Data Tes Akhir Kontrol dan Eksperimen 4.3.3 Uji Homogenitas
4.4 Uji Hipotesis
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan
5.2. Saran
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Tabel 3.1Sampel Penelitian
Tabel 3.2Skala Penilaian Rata-rata Observasi Tabel 3.3Format Penilaian Menulis Puisi Tabel 3.4Tabel Guilford
Tabel 3.5Lembar Observasi Aktivitas Guru Tabel 3.6Lembar Observasi Siswa
Tabel 4.1Nilai Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Menulis Puisi di Kelas Eksperimen Tabel 4.2 Nilai Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Menulis Puisi di Kelas Kontrol Tabel 4.3Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Awal Kontrol
Tabel 4.4Tabel ANAVA Tes awal Kelas Kontrol
Table 4.5Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Awal Eksperimen
Tabel 4.6Tabel ANAVA Tes awal Kelas Eksperimen
Tabel 4.7Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Akhir Kontrol
Tabel 4.8Tabel ANAVA Tes awal Kelas Eksperimen
Tabel 4.9Uji Reliabilitas Antarpenimbang (ANAVA) Data Nilai Tes Akhir Kontrol
Tabel 4.10 Tabel ANAVA Tes Akhir Kelas Eksperimen Tabel 4.11 Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Awal Kontrol Tabel 4.12.Distribusi Frekuensi Tes Awal Kontrol
Tabel 4.13Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Awal Kontrol Tabel 4.14Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Awal Eksperimen
Tabel 4.15Distribusi Frekuensi Tes Awal Eksperimen
Tabel 4.16Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Awal Eksperimen Tabel 4.17Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Akhir Kontrol
Tabel 4.18Distribusi Frekuensi Tes Akhir Kontrol
Tabel 4.19Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Akhir Kontrol Tabel 4.20Uji Normalitas Hasil Nilai Tes Akhir Eskperimen
Tabel 4.21Distribusi Frekuensi Tes Akhir Eksperimen
Tabel 4.22Daftar Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Tes Akhir Eksperimen Tabel 4.23Uji Homogenitas
Tabel 4.24Uji Hipotesis
Tabel 4.25Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Tabel 4.26.Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemampuan berbahasa siswa di tingkat SMA tentunya sudah jauh lebih
mendalam daripada kemampuan berbahasa siswa di tingkat SD ataupun SMP. Di
tingkat SMA, kemampuan berbahasa siswa sudah berkembang ke arah
penyampaian suatu ide, gagasan, luapan pikiran dan hatinya.
Khususnya di wilayah sastra, siswa SMA diarahkan pula pada
kemampuannya dalam menulis berbagai karya sastra seperti cerpen, puisi, dan
naskah drama. Bahkan, kompetensi dasar tersebut sudah diberikan sejak dini.
Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, siswa harus dibekali dengan
pengetahuan tentang teori dan contoh agar siswa mampu terdorong untuk menulis
karya sastra dengan tema-tema yang unik dan kreatif. Khususnya dalam menulis
puisi, penentuan tema merupakan tahap awal.
Menulis puisi dapat dilakukan seorang siswa ketika tema telah diketahui.
Banyak juga siswa yang menulis puisi secara langsung tanpa menentukan tema
terlebih dahulu. Hal seperti ini terjadi karena tema sudah tercetak di dalam ingatan
siswa secara tidak sadar.
Memilih tema dalam menulis puisi tentunya bisa berasal darimana saja.
Salah satu yang sangat bisa membantu saat memilih tema dalam menulis puisi
adalah pengalaman. Siswa bisa menjadikan pengalamannya sebagai tema untuk
menulis puisi. Menulis puisi dengan menjadikan pengalaman pribadi sebagai tema
akan lebih unik karena puisi bisa menjadi media untuk membagi cerita kepada
orang lain dalam bentuk berbeda. Seperti yang kita tahu, umumnya berbagi cerita
atau pengalaman selalu dalam bentuk prosa.
Merujuk pada pengalaman peneliti ketika melakukan PPL di SMA Negeri
4 Bandung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013, kemampuan menulis
membutuhkan waktu yang lama ketika diberi tugas untuk menulis sebuah puisi.
Siswa mengeluhkan susahnya memilih tema. Hal yang mendasar ini menjadi
penyebab sulitnya siswa untuk menulis sebuah puisi.
Selain itu, hasil wawancara peneliti dengan Guru Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung pun sejalan dengan yang ditafsirkan oleh
peneliti. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung
menyatakan bahwa siswanya kurang kreatif dalam menentukan tema untuk
menulis sebuah karya, termasuk salah satunya adalah puisi. Salah satu kesulitan
atau masalah yang dihadapi oleh siswa ketika menulis sebuah puisi adalah sulit
dalam mengawali, atau dalam kata lain sulit menentukan tema. Hal ini membuat
pembelajaran tersendat pada fase pemilihan tema yang memakan waktu banyak.
Pengalaman adalah salah satu tema yang bisa dipilih oleh siswa untuk menulis
sebuah puisi.
Salah satu metode pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran
lewat pengalaman ini adalah metode experiential learning. Cahyani (2009)
menyebutkan beberapa manfaat jika metode experiential learning ini diterapkan
pada pembelajaran.
Manfaat menerapkan metode experiential learning pada pembelajaran:
1. meningkatkan semangat dan gairah pembelajar,
2. membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif,
3. memunculkan kegembiraan dalam proses belajar,
4. mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif,
5. menolong pembelajar untuk dapat melihat dalam perspektif yang berbeda,
6. memunculkan kesadaran akan kebutuhan untuk berubah, dan
7. memperkuat kesadaran diri.
Berdasarkan pernyataan di atas, manfaat yang didapatkan ketika metode
ini diterapkan pada pembelajaran sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah
proses pembelajaran karena berhubungan dengan minat, motivasi, dan bakat siswa
dari segi raw input. Motivasi merupakan salah satu faktor yang bisa
membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang ditampilkan oleh para siswa
(Eysenck dalam Slameto, 2003: 170). Motivasi belajar dipercaya berjalan sejajar
dengan keberhasilan pendidikan. Motivasi belajar yang tinggi akan membuka
peluang keberhasilan sebuah proses pembelajaran semakin besar. Begitu pula
sebaliknya, motivasi belajar yang rendah akan memperkecil peluang keberhasilan
sebuah proses pembelajaran.
Penelitian ini tentunya tidak berdiri sendiri. Penelitian ini merujuk pada
penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Yuliantini (2007). Yuliantini (2007) melakukan
penelitian eksperimen dengan mengujicobakan metode experiential learning
dengan menggunakan media film dokumenter dalam pembelajaran menulis
cerpen. Selain itu, rujukan lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulawati
(2003) yang meneliti keefektifan pembelajaran menulis dengan menggunakan
model The Experiential Approach. Penelitian lain yang menjadi sumber rujukan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Pangelista (2011) yang
melakukan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan keterampilan menulis
cerpen melalui model experiential learning ini. Penelitian selanjutnya yang juga
turut mendukung penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Soimah (2010) yang
melakukan penelitian tentang keefektifan metode experiential learning dalam
pembelajaran menulis karangan narasi sugestif.
Dalam studi pustaka yang dilakukan, peneliti belum menemukan sebuah
penelitian yang membahas secara khusus tentang pembelajaran menulis puisi
dalam penelitian-penelitian dengan menggunakan metode experiential learning.
Seluruh penelitian dengan metode experiential learning hanya baru membahas
pembelajaran menulis secara umum dan selebihnya pembelajaran menulis prosa
ataupun karangan.
Meskipun menggunakan metode yang sama, tentunya penelitian ini
memiliki perbedaan dengan penelitian di atas. Perbedaan tersebut bisa dilihat
menulis puisi, sedangkan variabel terikat yang digunakan oleh Yuliantini (2007)
dan Pangelista (2011) adalah pembelajaran menulis cerpen, juga variabel terikat
yang digunakan oleh Sulawati (2003) adalah pembelajaran menulis. Variabel
terikat yang digunakan oleh Soimah (2010) dalam penelitiannya pun adalah
pembelajaran menulis narasi sugestif.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis
menilai perlu dilakukannya sebuah penelitian mengenai “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Experiential learning” untuk mengetahui
efektivitas metode experiential learning dalam pembelajaran menulis puisi.
1.2 Identifikasi Masalah
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan
yang tertulis dalam standar kompetensi di tingkatan SD, SMP, maupun di SMA
yang berkaitan erat dengan keterampilan menulis puisi memiliki hubungan
dengan berbagai aspek. Di antara aspek-aspek tersebut, yang menjadi masalah
adalah aspek ruang lingkup tema yang terbatas karena siswa kekurangan bahan
untuk memilih. Hal ini menyebabkan tulisan siswa yang berupa puisi itu
dipandang kurang beragam. Masalah ini teridentifikasi secara langsung ketika
peneliti melaksanakan kegiatan PPL di SMA Negeri 4 Bandung pada semester
genap tahun ajaran 2012/2013 dan ditambah dari hasil wawancara terhadap Guru
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 4 Bandung.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan penelitian ini hanya pada penggunaan
metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dalam
pembelajaran menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung.
(1) Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas X
SMA Negeri 4 Bandung adalah metode pembelajaran berbasis pengalaman
(2) Kompetensi yang dicapai penelitian ini adalah menulis puisi yang terdapat di
standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas X semester 1.
1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
seperti berikut.
(1) Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4
Bandung sebelum dan sesudah diberi perlakuan di kelas eksperimen?
(2) Bagaimanakah kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4
Bandung sebelum dan sesudah diberi pembelajaran menulis puisi di kelas
kontrol?
(3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X
SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi sebelum dan sesudah belajar di
kelas eksperimen dan kelas kontrol?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sejalan dengan uraian dari rumusan masalah. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui:
(1) kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum
dan sesudah diberi perlakuan di kelas eksperimen;
(2) kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung sebelum
dan sesudah diberi pembelajaran menulis puisi di kelas kontrol;
(3) signifikansi perbedaan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4
Bandung dalam menulis puisi sebelum dan sesudah belajar di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah dilakukannya penelitian ini, diharapkan adanya peningkatan pada
bagi khalayak pembelajar bahasa, guru, dan institusi pendidikan dengan
menjadikan pengalaman siswa sebagai salah satu sumber belajar. Adapun
penjelasan dari keempatnya adalah sebagai berikut.
(1) Bagi guru, penelitian ini diharapkan memberikan satu tambahan metode
pembelajaran yang cocok digunakan untuk pembelajaran menulis puisi.
(2) Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan sebuah masukan yang
dapat menunjang proses belajar mengajar sekaligus mendapat wawasan baru
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran menulis puisi dengan menjadikan
pengalaman siswa sebagai sumber belajar.
(3) Khususnya bagi siswa, mereka mendapatkan bekal untuk menulis puisi
dengan bersumber pada pengalaman mereka sendiri.
(4) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menjadi bahan ajar atau sumber
pengetahuan dan wawasan baru bagi pembaca mengenai penggunaan metode
experiential leaning pada pembelajaran menulis puisi.
1.7 Anggapan Dasar
Sesuai dengan judul penelitian yang membahas pembelajaran menulis
puisi dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis pengalaman
(experiential learning) di SMAN 4 Bandung, dirumuskan beberapa anggapan
dasar sebagai berikut:
(1) kemampuan menulis sulit dikuasai dibandingkan ketiga keterampilan menulis
berbahasa lainnya, sekalipun bagi penutur aslinya. Hal ini dikarenakan
menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan;
(2) pembelajaran menulis merupakan proses belajar mengajar yang aktif dan
kreatif, sehingga memerlukan penguatan melalui penugasan-penugasan nyata;
(3) menulis puisi berarti menulis kata-kata puitis yang mengandung nilai
keindahan yang khusus.
(4) metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) mengemas
(5) metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning)
menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar.
1.8 Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel penelitian yaitu
pembelajaran menulis puisi dan metode pembelajaran berbasis pengalaman
(experiential learning). Peneliti menduga bahwa terdapat perbedaan yang
siginifikan sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran berbasis
pengalaman (experiential leaning) pada pembelajaran menulis puisi. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah H0 atau hipotesis nol ditolak dan H1 atau hipotesis kerja diterima. Dengan kata lain, penggunaan metode pembelajaran berbasis
pengalaman (experiential learning) berjalan efektif pada pembelajaran menulis
puisi siswa kelas X SMAN 4 Bandung.
(1) H1 : p = 0 : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
(2) H0 : p ≠ 0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dalam menulis puisi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
1.9 Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri atas dua variabel, metode pembelajaran berbasis
pengalaman (experiential learning) sebagai variabel X (variabel bebas) dan
pembelajaran menulis puisi sebagai variabel Y (variabel terikat). Pemberian
definisi pada variabel-variabel penelitian bertujuan agar tidak terjadi kesalahan
dalam penafsiran penelitian dan adanya kejelasan secara operasional sehingga
istilah-istilah dalam penelitian dapat dimaknai secara tepat. Definisi operasional
(1) metode experiential learning adalah sebuah metode dalam proses belajar
mengajar yang memancing pembelajar untuk membangun kognitif,
psikomotor, dan afektif melalui pengalamannya secara langsung;
(2) kemampuan menulis puisi merupakan suatu kemampuan siswa untuk menulis
sebuah karangan atau kata-kata terindah yang berisi tentang pengalaman,
perasaan, pemikiran dalam bahasa emosional dan berirama;
(3) pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang dilakukan siswa
dengan cara merencanakan dan menulis puisi sesuai dengan unsur-unsur yang
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan suatu
prosedur. Di dalam prosedur penelitian, ada yang namanya metode penelitian.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
metode eksperimen semu. Maksud dari metode eksperimen semu ini adalah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar antara sebelum dan sesudah menggunakan
perlakuan metode experiential leaning di kelas eksperimen dan pembelajaran
menulis puisi di kelas kontrol.
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki desain penelitian yang
menggunakan two group pretest-posttest design dengan tabel sebagai berikut.
E: O1 X O 2 C: O3 Y O4
Keterangan:
E = kelas eksperimen.
C = kelas kontrol.
O1 = tes awal pada kelas eksperimen.
O2 = tes akhir pada kelas eksperimen.
O3 = tes awal pada kelas kontrol.
O4 = tes akhir pada kelas kontrol.
X = perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode
experiential learning.
Y = Pembelajaran dengan metode pembelajaran terlangsung
Pada penelitian ini, sampel diberi dua kali tes, yaitu tes awal yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa kelas X SMA Negeri 4
perlakuan dengan menggunakan metode experiential learning. Tes kedua adalah
tes akhir yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa kelas X
SMA Negeri 4 Bandung sesudah diberi pembelajaran menulis puisi seperti
biasanya dan perlakuan dengan menggunakan metode experiential learning. Tes
dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Perbedaan pencapaian antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen akan dijadikan tolak ukur untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran menulis puisi di kelas X SMA Negeri 4 Bandung.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan metode experiential
learning.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah pembelajaran menulis puisi.
3.3 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Di tahap ini, peneliti menyiapkan berbagai hal yang diperlukan dalam
penelitian ini yang meliputi penyusunan instrumen penelitian, skenario
pembelajaran, perlengkapan pembelajaran, format penugasan, dan format kriteria
penilaian. Berikut langkah-langkah penelitian.
a. Peneliti menentukan kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Menyusun instrumen penelitian.
c. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan menulis puisi.
d. Memberikan materi mengenai menulis puisi dengan menggunakan metode
experiential learning di kelas eksperimen dan penggunaan metode
pembelajaran tematik di kelas kontrol.
f. Mengolah data.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Bandung pada siswa kelas X
semester genap di bulan Mei tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan PPL yang diikuti oleh peneliti di SMA Negeri 4
Bandung tersebut.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X SMAN 4
Bandung. Adapun sampel dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
NO KELAS JUMLAH SAMPEL
1 X-4 32 orang
2 X-5 32 orang
Peneliti sengaja memilih sampel penelitian dari kelas yang diajarnya
ketika melaksanakan PPL di SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2012/2013,
yaitu kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol.
Keputusan ini diambil dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut.
a. Peneliti sudah jauh lebih mengenal kondisi kelas sehingga hasil penelitian
dinilai akan lebih optimal.
b. Efisiensi tempat dan waktu sehingga bisa dilakukan di sela-sela mengajar.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan oleh peneliti berasal dari tes. Tes yang digunakan
oleh peneliti berupa tes kemampuan menulis puisi dengan format tes uraian bebas.
mengukur nilai rata-rata siswa dalam menulis puisi sesudah dan sebelum diberi
pembelajaran menulis puisi seperti biasanya dan perlakuan dengan menggunakan
metode experiential learning. Aspek yang ditentukan dalam format tes
disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Selain itu, data
yang dikumpulkan oleh peneliti didapat pula dari hasil observasi. Observasi
dilakukan terhadap peneliti dan juga siswa. Observasi terhadap peneliti dilakukan
untuk mengetahui kegiatan peneliti selama proses pengumpulan data berlangsung.
Begitupula terhadap siswa, observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa
selama proses pengumpulan data berlangsung.
Tabel 3.2
Skala Penilaian Rata-rata Observasi
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 4,00-3,50 Baik Sekali
B 3,49-3,00 Baik
C 2,99-2,50 Cukup
D 2,49-2,00 Kurang
E 1,99-1,50 Kurang Sekali
3.7 Instrumen Penelitian
untuk mengumpulkan suatu data tentunya diperlukan alat untuk
mengumpulkannya yang berupa instrumen penelitian. Instrumen dalam penelitian
dibagi dua, yaitu instrumen perlakuan dan instrumen penilaian. Instrumen
perlakuan dalam penelitian ini berupa rancangan pembelajaran yang
menggunakan metode experiential learning. Sementara itu, instrumen penilaian
yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian bebas menulis puisi dengan
format penilaian yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator
3.7.1 Instrumen Perlakuan
Penelitian ini menggunakan sebuah instrumen perlakuan berupa rancangan
pembelajaran yang khusus dengan menggunakan metode experiential learning.
Dalam merancang sebuah rancangan pembelajaran yang tepat dan akurat sehingga
dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya sebagai sebuah instrumen penelitian,
maka dipertimbangkan sebuah rasionalitas, teori pedoman, dan tujuan yang
hendak dicapai.
Rasionalitas, metode pembelajaran berbasis pengalaman tentunya
memiliki perbedaan dengan metode-metode pembelajaran lainnya. Metode ini
mnegkhususkan diri untuk memprioritaskan pengalaman sebagai sumber belajar.
Ketika metode-metode lain kebanyakan berpusat pada keaktifan siswa saat
belajar, ataupun kepiawaian guru dalam mengajar, maka metode ini memunculkan
pengalaman sebagai sumber belajar yang bisa dipilih sesuka hati oleh pemilik
pengalaman tersebut.
Teori pedoman metode pembelajaran berbasis pengalaman ini tentunya
berasal dari suatu metode awal, yaitu experiential learning method yang juga
menjadikan pengalaman sebagai sumber belajar dan pembangun pembelajaran.
Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman ini
tentunya untuk memberikan sebuah konsep belajar yang baru dan segar bagi
pendidik dan terdidik sehingga bisa mengoptimalkan sebuah kegiatan belajar
mengajar. Berikut rancangan pembelajaran tersebut.
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/1
Standar Kompetensi : Menulis
Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan
Kompetensi Dasar : Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama,
dan rima.
Indikator :
Mengidentifikasi tentang pengertian, jenis-jenis, dan unsur-unsur intrinsik puisi baru.
Mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima.
Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.
Alokasi Waktu : 6X 45 menit (3x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran.
Siswa dapat mengidentifikasi tentang pengertian, jenis-jenis, dan unsur-unsur intrinsik puisi baru.
Siswa dapat mengidentifikasi puisi baru berdasarkan bait, irama, dan rima.
Siswa dapat menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima.
B. Materi Pembelajaran
Puisi baru
Pengertian puisi baru.
Ciri-ciri puisi baru.
Menentukan tema puisi.
Menjadikan pengalaman sebagai tema puisi.
Langkah-langkah menulis puisi.
C. Metode Pembelajaran
1. Experiential Learning.
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan awal (20’)
a. Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam,
menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).
b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang pengalamannya membaca puisi
atau membuat sebuah puisi.
c. Guru mengarahkan siswa untuk kembali mengingat pengalaman siswa
saat membaca puisi dan membuat sebuah puisi.
d. Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (50’)
Tatap Muka:
a. Siswa dan guru mendiskusikan tentang pengertian, jenis-jenis, dan
unsur intrinsik puisi.
b. Siswa dan guru bertukar pikiran mengenai pemilihan tema dalam puisi.
c. Perwakilan siswa diminta menyampaikan salah satu pengalaman
paling berkesan dalam hidupnya di depan kelas.
d. Siswa lainnya mengapresiasi pengalaman tersebut.
e. Siswa dibagi menjadi empat kelompok.
f. Setiap kelompok berlatih menulis kolaborasi dengan menggabungkan
pengalaman masing-masing ke dalam bentuk kalimat yang selanjutnya
disatukan menjadi sebuah puisi.
g. Perwakilan siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas.
Tugas Terstruktur:
a. Siswa mendengarkan cerita tentang pengalaman.
b. Siswa menulis puisi kolaborasi.
a. Siswa dalam kelompok menuangkan pengalaman ke dalam baris-baris
puisi, lalu menyatukannya dalam satu susunan puisi yang utuh.
3. Kegiatan Akhir (20’)
a. Siswa dan guru merefleksi kesimpulan tentang topik pembelajaran.
b. Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman
ketika mengikuti proses KBM.
c. Siswa diberi tugas untuk membawa benda paling berharga yang
dimilikinya di pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan awal (20’)
a. Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam,
menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).
b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kesulitan menentukan tema
dalam puisi.
c. Siswa dan guru bertanya jawab tentang perbedaan perasaan siswa
ketika menulis puisi berdasarkan pengalaman.
d. Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (50’)
Tatap Muka:
a. Guru mengecek tugas yang dibawa siswa dari rumah.
b. Perwakilan siswa diminta untuk menceritakan tentang benda paling
berharga dalam hidupnya tersebut.
c. Siswa yang lain mengapresiasi pengalaman tersebut.
d. Siswa diminta untuk memejamkan mata selama lima menit untuk
mencoba mengingat hal yang paling tidak bisa dilupakannya bersama
barang berharganya tersebut.
e. siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi bunyi, dan irama
f. Siswa berlatih menulis bait puisi tentang benda paling berharga dalam
hidupnya tersebut dengan memerhatikan penggunaan bunyi dan irama.
3. Kegiatan Akhir (20’)
a. Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.
b. Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman
ketika mengikuti proses KBM.
c. Siswa diberi tugas untuk membawa pakaian kesayangannya di
pertemuan selanjutnya.
Pertemuan Ketiga
1. Kegiatan awal (20’)
a. Siswa dikondisikan untuk persiapan KBM (mengucapkan salam,
menyapa, dan mengecek kehadiran siswa).
b. Siswa dan guru bertanya jawab tentang kesulitan menggunakan bunyi
dan irama dalam puisi.
c. Siswa dan guru bertanya jawab tentang perbedaan perasaan siswa
ketika menulis puisi berdasarkan pengalaman dengan benda yang
paling berharga dalam hidupnya.
d. Siswa diberikan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (50’)
Tatap Muka:
a. Guru mengecek tugas yang dibawa siswa dari rumah.
b. Siswa berganti baju mengenakan baju kesayangannya.
c. Siswa dan guru belajar di lapangan terbuka untuk membuat
pembelajaran lebih santai.
d. Perwakilan siswa diminta untuk menceritakan tentang alasan memilih
pakaian tersebut untuk dibawa ke sekolah.
f. Siswa diminta untuk memejamkan mata selama 5 menit untuk
mencoba mengingat-ngingat hal yang paling tidak bisa dilupakannya
bersama pakaian tersebut.
g. siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pemilihan pengalaman
sebagai tema dalam puisi, penggunaan diksi, imaji, dan gaya bahasa
dalam puisi.
h. siswa berlatih untuk menulis satu bait puisi tentang pengalamannya
bersama pakaian kesayangannya dengan memerhatikan penggunaan
diksi, imaji, dan gaya bahasa di dalamnya.
3. Kegiatan Akhir (20’)
a. Siswa dan guru merefleksi simpulan tentang topik pembelajaran.
b. Siswa diberi kesempatan bertanya atau mengungkapkan pengalaman
ketika mengikuti proses KBM.
c. Siswa diberi tugas untuk menyiapkan sebuah pengalaman paling
spektakuler dalam hidupnya untuk dituangkan dalam bentuk puisi di
pertemuan selanjutnya (tes akhir).
E. Sumber Pembelajaran
1. Pradopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi. Jakarta: UGM Press
2. Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia
F. Bahan/alat:
Bahan:
Contoh puisi bertemakan pengalaman.
Alat:
2. Bentuk Instrumen : format pengamatan
Uraian bebas
Bandung, Mei 2013
Peneliti
Fanji Triansyah
3.7.2 Instrumen Penilaian
Pada penelitian ini digunakan instrumen penilaian berupa tes. instrumen
penelitian dibentuk dengan format uraian bebas seperti berikut.
Lembar Menulis Puisi
Bacalah petunjuk di bawah ini sebelum menulis puisi!
1. Buatlah sebuah puisi dengan tema yang berasal dari pengalaman
paling berkesan dan layak untuk dijadikan sebuah puisi dengan
memperhatikan unsur-unsur berikut ini!!
a. Tema
b. Diksi
c. Citraan (Imaji)
d. Bunyi
e. Gaya Bahasa
2. Waktu pengerjaan menulis puisi 30 menit!
3. Tiga puisi dengan tema pengalaman paling berkesan akan
Tabel 3.3
Format Penilaian Menulis Puisi
Kriteria Skor Deskripsi
Sangat baik 5 Jika puisi memuat unsur-unsur sebagai berikut.
1. Kesesuaian tema.
2. Diksi.
3. Bunyi.
4. Imaji (Pencitraan).
5. Gaya Bahasa.
dan memiliki kepaduan antar unsurnya.
Baik
4
1. Mengandung seluruh aspek, tapi ada aspek yang tidak
padu.
2. Mengandung tiga sampai empat aspek dan padu.
Cukup
3
1. Mengandung tiga sampai empat aspek, tapi ada aspek
yang tidak padu.
Kurang
2
1. Mengandung dua sampai tiga aspek, tapi ada aspek
yang tidak padu.
2. Mengandung satu aspek dan tepat (padu)
[image:30.595.105.519.144.734.2]Tidak baik 1 Mengandung satu aspek dan tidak padu.
Tabel 3.2
Format Penilaian Menulis Puisi Berdasarkan Unsur Kepaduan Puisi
Kriteria Skor Deskripsi
Sangat baik 5 Jika terdapat unsur puisi (judul, bunyi, diksi, gaya
bahasa, tipografi, dan imaji) saling mendukung
dan menguatkan penyampaian gagasan atau
pengalaman penulis.
Baik 4 Jika terdapat salah satu unsur puisi tidak
mendukung dan menguatkan penyampaian
gagasan atau pengalaman penulis.
Cukup 3 Jika terdapat dua unsur puisi yang tidak
mendukung dan menguatkan penyampaian
gagasan atau pengalaman penulis.
Kurang 2 Jika terdapat tiga unsur puisi yang tidak
mendukung dan menguatkan penyampaian
gagasan atau pengalaman penulis.
Tidak baik 1 Jika terdapat empat atau lima unsur puisi yang
gagasan atau pengalaman penulis.
Tabel 3.3
Format Penilaian Menulis Puisi Berdasarkan Kedalaman Isi Puisi
Kriteria Skor Deskripsi
Sangat baik 5 Pemilihan dan pandangan penulis terhadap
tema puisi yang diangkat memenuhi empat
aspek penilaian. Diantaranya bersifat aktual,
kontekstual, universal, dan orisinal
Baik 4 Jika satu aspek penilaian tidak tercantum
dalam pemilihan dan pandangan penulis
terhadap tema puisi yang diangkat
Cukup 3 Jika dua aspek penilaian tidak tercantum
dalam pemilihan dan pandangan penulis
terhadap tema puisi yang diangkat
Kurang 2 Jika tiga aspek penilaian tidak tercantum
dalam pemilihan dan pandangan penulis
terhadap tema puisi yang diangkat
Tidak baik 1 Jika keempat aspek penilaian tidak tercantum
dalam pemilihan dan pandangan penulis
terhadap tema puisi yang diangkat
100
x
al
Skormaksim
peroleh
Skoryangdi
Nilai
3.8 Teknik Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan melalui instrumen penelitian selanjutnya
harus diolah untuk menjadi sebuah informasi atau fakta yang akan dimanfaatkan
variabel-variabel yang diteliti sifatnya lebih abstrak sehingga sukar untuk dilihat
dan divisualisasikan sehingga perlu diperjelas agar dapat dipergunakan secara
operasional (Muhidin dan Abdurahman, 2011: 30). Melalui Pengolahan data
perhitungan statistik data-data abstrak tersebut dirubah menjadi data konkret
berupa angka-angka. Berikut langkah-langkahnya:
3.8.1 Penilaian Hasil Tes
Penilaian hasil tes menulis puisi. Penilaian ini bersift subjektif, maka
penilaian dilakukan oleh tiga orang penilai, yaiu:
a. Dra. Aam Amaryani, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA
Negeri 4 Bandung.
b. Whisnu Pradana, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, juga sebagai praktikan PPL di SMA Negeri 4 Bandung
semester genap tahun ajaran 2012/2013.
c. Fanji Triansyah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia, juga sebagai praktikan PPL di SMA Negeri 4 Bandung
semester genap tahun ajaran 2012/2013.
3.8.2 Uji Prasyarat Data Penelitian
Untuk melakukan penelitian tentunya perlu dilakukan uji persyaratan data
penelitian yang bertujuan untuk memastiakn bahwa data yang kita miliki
merupakan data yang reabil, normal, dan homogen.
3.8.2.1Uji Realibilitas Antarpenimbang
Tes menulis puisi ini dinilai oleh tiga orang penilai. Peneliti melakukan uji
reliabilitas antarpenimbang untuk skor prates dan pascates di kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi unsur subjektivitas. Dalam
Penelitian ini, peneliti melakukan uji reliabilitas antarpenimbang menggunakan
Testi=SS
d
t
2
=KN
x
K
K
2(
)
2
Total=SStot 2
t
x
= ∑ x2 -N
K
x
)
2(
Penimbang=SSp ∑d2p =
KN
x
N
xp
2(
)
2
Kekeliruan=SSkk∑d2kk = ∑ x2t- ∑dt2 - ∑dp2
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA.
Kemudian dilakukan penghitungan reliabilitas antarpenimbang dengan
menggunakan rumus: rn = vt vkk vt ) (
[image:33.595.111.513.100.679.2]Hasil penghitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan
tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.4
Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi
0,40 -0,60 Reliabilitas sedang
0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah
(Muhidin dan Abdurahman, 2011: 39)
Pada penelitian ini diperlukan keterangan bahwa data yang berasal dari
hasil tes awal dan tes akhir berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dengan
menggunakan chi kuadrat dilakukan untuk mengetahui hal tersebut.
1. Membuat rentang daftar distribusi mean posttest.
a. Menghitung mean (x )
(x ) =
n x
b. Menghitung standar deviasi
S = 1 2 2 N N x x
c. Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspetasi:
a) menentukan rentang skor:
r = skor tertinggi-skor terendah
b) menentukan banyak kelas (K):
K= 1+ 3,3 log N
N= jumlah subjek
c) menentukan panjang kelas (p):
d) Z untuk batas kelas e) Ei (frekuensi diharapkan) = Luas ixf
f) Oi (frekuensi pengamatan)
Menggunakan rumus Chi-Kuadrat untuk memperoleh t hitung.
X2 =
i
Keterangan :
Oi : frekuensi observer/pengamat
Ei : frekuensi ekspetasi
g) menentukan derajat kebebasan (Dk):
Dk= k-3
K= banyaknya kelas interval
h) menentukan nilai X2tabel dari daftar Chi Kuadrat
i) membandingkan harga X2hitung dengan X2tabel dengan bantuan tabel X2 dengan tingkat kepercayaan 95% (@= 0,05)
j) untuk menentukan kriteria uji normalitas menggunakan
ketentuan sebagai berikut.
Jika X2hitung < X2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal. Jika X2hitung > X2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal.
3.8.4 Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian berdasarkan rata-rata test awal dan tes akhir
menggunakan rumus berikut.
,
keterangan : Fhitung = nilai yang dicari Vb = varian terbesar
Vk = varian terkecil
[image:35.595.113.513.191.640.2]3.8.5 Uji Hipotesis
Uji signifikansi yang digunakan adalah perhitungan pertambahan (gain),
yaitu tes awal dan tes akhir dengan rumus:
x�
Keterangan:
M= nilai hasil rata-rata per kelas
N= banyaknya subjek
X= deviasi setiap nilai x1 dan x2 Y= deviasi setiap nilai y2 dan y1
Kemudian hasil perhitungan tersebut dimasukan ke dalam rumus t-test:
√[
][ ]
Menentukan dengan taraf signifikansi (ɑ) = 0,05 dan derajat kebebasan
yang telah dicari sebelumnya.
Taraf signifikansi (ɑ = 0,05)
setelah melakukan pengolahan data hasil tes uraian bebas menulis puisi,
selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data hasil observasi terhadap peneliti
[image:37.595.113.517.214.745.2]dan siswa. Berikut ini dipaparkan lembar obervasi tersebut.
Tabel 3.5
Lembar Observasi Aktivitas Guru
NO PENGAMATAN PENILAIAN
SB B C K
1 Kemampuan Membuka Pembelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Merangsang motivasi belajar siswa
c. Memberi acuan
d. Mengadakan apersepsi
2 Sikap guru dalam proses pembelajaran
a. Kejelasan suara
b. Gerakan badan tidak menggangu
fokus belajar siswa
c. Antusias penampillan menarik
d. Mobilitas posisi tempat
3 Proses pembelajaran
a. Kesesuaian metode dengan pokok
bahasan
b. Antusias dalam menanggapi dan
menggunakan respon
c. Kesesuaian waktu yang ditentukan
4 Kemampuan menggunakan metode
a. Kesesuaian langkah-langkah
b. Kesesuaian metode experiential
learning dengan materi pembahasan
c. Keterampilan dalam mempraktikan
metode experiential learning
5 Evaluasi pembelajaran
a. Menggunakan penilaian proses dan
hasil
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditentukan
c. Melakukan evaluasi sesuai dengan
istrumen yang dirancang
6 Kemampuan menutup pembelajaran
a. Merefleksi pembelajaran
b. Menyimpulkan pembelajaran sesuai
dengan proses pembelajaran
c. Memberikan tugas kurikuler
d. Menginformasikan materi
pembelajaran di pertemuan
selanjutnya
Komentar terhadap aktivitas guru:
Keterangan :
Mengisi lembar observasi dengan membubuhkan tanda cakra (X)
Sangat baik (SB) = 4
Cukup (C) = 2
[image:39.595.113.518.176.723.2]Kurang (K) = 1
Tabel 3.6
Lembar Observasi Siswa
NO PENGAMATAN PENILAIAN
SB B C K
1 Antusias dalam menulis puisi
a. Mengikuti instruksi guru untuk
belajar
b. Secara tekun melaksanakan kegiatan
belajar
c. Mencari dan menentukanhal penting
yang dapat mendukung menulis puisi
d. Mencatat hal-hal penting
2 Inisiatif dalam mengajukan pendapat
a. Keaktifan bertanya
b. Keaktifan untuk menjawab
c. Penyanggahan terhadap hal yang
kurang sependapat
d. Memberikan alasan atas pendapat
pribadi
3 Kesungguhan mengajar tugas menulis
puisi
a. Keseriusan dalam menulis puisi
b. Ketekunan dalam menulis puisi
c. Kesesuaian puisi yang ditulis dengan
dasar pembelajaran
4 Memerhatikan penjelasan guru dalam
pembelajaran
a. Menyimak penjelasan guru dengan
seksama
b. Tidak membuat gaduh saat guru
menjelaskan
c. Mencatat hal penting dari penjelasan
guru
d. Memahami contoh yang diberikan
guru
Komentar mengenai aktivitas siswa :
Mengisi lembar observasi dengan membubuhkan tanda cakra (X)
Sangat baik (SB) = 4
Baik (B) = 3
Cukup (C) = 2
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Setelah hasil penelitian diketahui, peneliti dapat menyimpulkan beberapa
kesimpulan penelitian mengenai pembelajaran menulis puisi dengan metode
experiential learning. Berikut ini adalah pemaparan dari kesimpulan yang peneliti
temukan.
1) Nilai rata-rata hasil tes awal menulis puisi yang didapat siswa kelas
eksperimen adalah sebesar 42,21. Dengan demikian, nilai tersebut
termasuk ke dalam kategori rendah. Sementara itu, Nilai rata-rata hasil tes
akhir menulis puisi yang didapat siswa kelas eksperimen adalah sebesar
64,06. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam kategori cukup.
2) Nilai rata-rata hasil tes awal menulis puisi yang didapat siswa di kelas
kontrol adalah sebesar 33,90. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke
dalam kategori rendah. Nilai rata-rata menulis puisi yang didapat siswa
adalah sebesar 42,03. Dengan demikian, nilai tersebut termasuk ke dalam
kategori rendah.
3) Dari hasil penghitungan, dapat diketahui bahwa thitung sebesar 5,8 dan ttabel sebesar 1,99 berdasarkan taraf signifikan 5% atau tingkat kepercayaan
95%. Hal tersebut berarti bahwa (5,8 > 1,99) atau thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan menulis puisi siswa sebelum dan sesudah menggunakan
metode pembelajaran berbasis pengalaman tersebut.
Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) ini terbukti efektif
5.2 Saran
Untuk hasil yang lebih maksimal pada penelitian selanjutnya, peneliti
merekomendasikan beberapa saran seperti berikut.
1) Berdasarkan hasil penelitian, Metode pembelajaran berbasis pengalaman
(experiential learning) terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan
menulis puisi siswa. Oleh karena itu, guru dapat menjadikan metode ini
sebagai alternatif baru atau salah satu pilihan metode dalam pembelajaran
menulis puisi khususnya, dan pembelajaran lain pada umumnya guna
mengoptimalkan hasil pembelajaran.
2) Untuk tenaga pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
bimbingan penuh, terobosan baru, dan intensif dalam proses pembelajaran
agar mampu memperoleh hasil belajar yang maksimal.
3) Untuk penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan membuat
penelitian lain lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun skenario
pembelajaran agar penggunaan Metode experiential learning lebih
DAFTAR PUSTAKA
Azir. (2012). “Puisi Pena Hati: Panduan Menulis Puisi”. [Online]. Tersedia:
http://agita-dreamer.blogspot.com/2012/11/panduan-menulis-puisi.html?m=1. [14 juli 2013].
Cahyani, Isah. (2009). “Peran Experiential Learning dalam Meningkatkan
Motivasi Pembelajar BIPA ”. [Online]. Tersedia:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
2&ved=0CC4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.ialf.edu%2Fkipbipa
%2Fpapers%2FCahyaniIsah.doc&ei=vR0RUtHDI4eFrAf5mID4Dg&us
g=AFQjCNGqCX_IoHIg1-0XfMN-lJojQq_0Rw&sig2=sOkJG7loTszGycBDuJoU0A&bvm=bv.50768961,
d.bmk. [23 Juni 2013].
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Buku Praktis Bahasa Indonesia 1.
Jakarta: Depdikbud.
Iskandarwassid dan Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Sekolah Pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya.
Keraf, Gorys. (2010). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kolb. (1984). “Experiential Learning: Experience as The Source of Learning and
Development”. [Online]. Tersedia:
http://academic.regis.edu/ed205/kolb.pdf. [20 juli 2013].
Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Bandung: Bangkit Citra Persada.
Mawar, Megasari. (2012). “Penerapan Metode Waking Hypnotis dalam Pembelajaran Menulis Puisi (eksperimen kuasi pada siswa kelas VII di
SMPN 44 Bandung)”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Muhidin, S.A. dan Abdurahman, M. (2011). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Multiansari, R.T. (2012). “Hubungan Kemampuan Mengonjugasikan Verba
Dengan Kemampuan Membentuk Imperativsatze”. Skripsi Sarjana
Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Pangelista. Lifia. (2011). “Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui
Model Experiential Learning Pada Siswa Kelas X-F SMA
Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2010/2011”.
Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan
Pradopo, R.D. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sari, Anita Novita. (2011). “Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Menulis
Puisi Melalui Media Gambar di Kelas III SDN Pasir Kampung
Kabupaten Cianjur”. [Online]. Tersedia:
http://repository.upi.edu/operator/skripsiview.php. [14 juli 2013].
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Shoimah. (2010). “Keefektifan Metode Experiential Learning Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif (kuasi eksperimen
2009/2010)”. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
Subana dkk. (2005). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sulawati, Tetty. (2003). “Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan
Menggunakan model The Experiential Approach”. Tesis. UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Tarigan, H.G. (1990). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Yuliantini, Fina. (2007). “Keefektifan Metode Experiential dengan Menggunakan
Media Film Dokumenter Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa
Kelas X SMA Negeri Cisarua Kabupaten Bandung”. Skripsi Sarjana