Nidya Narulita, 2012
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….. iv
DAFTAR ISI………... viii
DAFTAR BAGAN………... xii
DAFTAR GAMBAR………... xiii
DAFTAR TABEL……… xiv
BAB I PENDAHULUAN……….... 1
A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Rumusan Masalah……… 9
C. Tujuan Penelitian………. 10
D. Manfaat Hasil Penelitian………..…………... 11
E. Definisi Operasional………. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN FILM PENDEK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS….……….. 14
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran………. 14
a. Pengertian Belajar……… 14
b. Pengertian Pembelajaran………... 17
B. Media Pembelajaran……….. 18
Nidya Narulita, 2012
e. Media Objek dan Media Interaktif Berbasis Komputer………. 36
C. Media Film………... 36
a. Jenis-Jenis Film……… 36
b. Kelebihan dan Keterbatasan Film………... 39
D. Media Film Pendek dalam Pembelajaran Bahasa Inggris……….. 40
E. Hasil Belajar………...42
a. Pengertian Hasil Belajar……….. 42
b. Hasil Belajar Ranah Kognitif………... 42
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar……….. 45
F. Mata Pelajaran Bahasa Inggris………...47
a. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris……… 49
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris………... 48
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Inggris……….. 49
G. Hipotesis……… 52
BAB III METODE PENELITIAN……… 55
A. Metode Penelitian…………...……….. 55
B. Desain Penelitian………... 56
C. Lokasi,Populasi dan Sampel Penelitian………. 58
1. Lokasi Penelitian……….. 58
2. Populasi………... 58
Nidya Narulita, 2012
1. Alat Pengumpul Data………... 60
a. Tes Objektif………... 60
2. Tahap Penyusunan Tes Hasil Belajar……….. 62
E. Pengembangan Instrumen………. 63
1. Uji Validitas………. 63
2. Uji Reliabilitas………. 64
3. Daya Pembeda………. 65
4. Tingkat Kesukaran Soal………... 66
F. Teknik Analisis Data………. 67
a. Teknik Analisis Data Kuantitatif………. 67
1. Normalitas……….. 68
2. Homogenitas………... 68
3. Uji Hipotesis………... 69
G. Prosedur Penelitian……… 70
1. Tahap Pembuatan Rancangan Penelitian………. 70
2. Pelaksanaan Penelitian………. 72
3. Pembuatan Laporan Penelitian……… 72
H. Alur Penelitian………... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 74
A. Hasil Uji Coba Instrumen………. 74
B. Deskripsi Tempat Pelaksanaan Penelitian………... 80
C. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 80
Nidya Narulita, 2012
3. Rumusan Masalah Ketiga dan Tujuan Penelitian Ketiga……….... 88
D. Uji Persyaratan Analisis………. 91
1. Uji Normalitas………... 91
2. Uji Homogenitas……….. 94
E. Uji Hipotesis……….. 97
F. Pembahasan Hasil Penelitian………. 105
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI………... 118
A. Simpulan……… 118
1. Simpulan Umum……….. 118
2. Simpulan Khusus………. 118
B. Rekomendasi……….. 119
DAFTAR PUSTAKA……….. 122
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin
berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat
ini umumnya lebih menyukai sesuatu yang bersifat variatif dan tidak
membosankan, tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, dalam proses
pembelajaran pun peserta didik lebih tertarik dengan pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak hanya pembelajaran yang bersifat konvensional.
Dahulu siswa hanya mendengarkan guru yang berceramah di depan kelas,
namun karena perkembangan zaman, guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam
melakukan proses pembelajaran di kelas sehingga membuat siswa tidak jenuh
di dalam kelas.
Pembelajaran di kelas merupakan ujung tombak dari sistem pendidikan,
karena dalam pembelajaran di kelas terdapat interakasi antara peserta didik dan
guru dalam rangka penyampaian materi. Dilihat dari proses pembelajaran
tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran merupakan tolak
ukur dari kesuksesan siswa dalam mencapai kompetensi-kompetensi yang
menjadi tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran harus dirancang
sedemikian rupa agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan oleh
akan di dapat oleh siswa tersebut. Menurut Oemar Hamalik (2008:57)
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
dijelaskan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sudah sangat jelas dijelaskan dari beberapa definisi pembelajaran diatas
bahwa inti dari pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dimana dalam proses tersebut ada materi yang disampaikan.
Penyampaian materi oleh pendidik hendaknya dilakukan secara kreatif dan
variatif karena pada zaman sekarang ini siswa cenderung menyukai hal-hal
baru yang lebih inovatif dibandingkan dengan sekedar mendengar penjelasan
dari guru melalui ceramah di depan kelas. Materi pembelajaran yang
disampaikan tidak semua dapat disampaikan dengan ceramah, terkadang ada
beberapa materi yang memerlukan penjelasan lebih rinci dan nyata untuk dapat
memahaminya. Contohnya materi yang bersifat praktek. Siswa akan sulit
memahami materi yang bersifat praktek apabila dijelaskan hanya dengan
ceramah saja.
Materi pembelajaran yang bersifat praktik terkadang sulit pula untuk
dipraktekan secara langsung, berbagai kendala dapat terjadi, sebagai contoh
kurangnya sarana atau ketidakmungkinan menggunakan peralatan yang
yang tidak mungkin digunakan oleh siswa untuk praktek secara langsung.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka terciptalah yang dinamakan media
pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai perantara interaksi antara
peserta didik dan pendidik. Media pembelajaran merupakan teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran
(Schramm, 1977), sedangkan menurut Briggs Media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaiakan isi/materi pembelajaran seperti buku, film,
slide dan sebagainya. Media memiliki dua unsur penting yaitu unsur perangkat
keras (hardware) dan unsur pesan yang disampaikan (Message/Software).
Penggunaan media pembelajaran dewasa ini sudah sangat lumrah,
karena tingkat kreatifitas guru yang semakin berkembang dan teknologi yang
semakin maju. Penggunaan media pembelajaran hendaknya disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik, materi yang akan disampaikan dan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik. Jika dilihat
dari karakteristik peserta didik akan terlihat jelas bahwa masing-masing peserta
didik memiliki perbedaan karakter dan gaya belajar. Peserta didik yang
memiliki gaya belajar bersifat auditif (mendengarkan) tidak relevan jika
menggunakan media buku sebagai media pembelajaran begitu pula dengan
peserta didik yang memilki gaya belajar Visual (melihat) tidak relevan jika
menggunakan media pembelajaran berupa suara atau tape recoder.
Mata Pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran
membentuk siswa menjadi terampil dalam menggunakan Bahasa Inggris
sebagai salah satu bahasa internasional yang tentu saja sangat bermanfaat bagi
kehidupan siswa itu sendiri. Betapapun pentingnya mata pelajaran Bahasa
Inggris di sekolah tidak disertai dengan nilai siswa yang memuaskan karena
masih sangat banyak nilai siswa yang dibawah kriteria ketuntasan minimal.
Salah satu contoh dapat dilihat dari hasil evaluasi Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan kota Semarang yakni rata-rata nilai UN (Ujian Nasional) di 205
SMP dan MTS di Semarang adalah 6,52 tercatat paling rendah dibanding nilai
mata pelajaran lainnya.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Bahasa Inggris merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan
diseluruh dunia, begitu pentingnya Bahasa Inggris dalam kehidupan
sehari-hari sehingga pemerintah menjadikan Bahasa Inggris menjadi salah satu mata
pelajaran wajib di setiap sekolah. Di SMP Pasundan 4 Bandung sendiri nilai
Bahasa Inggris siswa hampir 95% di bawah KKM. Hanya 5 % siswa yang
nilainya di atas KKM, tak jarang guru Bahasa Inggris mengadakan ujian ulang
berkali-kali untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
Melihat dari data hasil belajar siswa diatas maka sangatlah jelas
tergambarkan bahwa masih banyak sekali siswa yang hasil belajarnya di
bawah KKM. Hal ini tentu saja harus dicari solusinya, salah satu solusi yang
dapat dilaksanakan adalah penggunaan media pembelajaran untuk menarik
penting dalam pembelajaran dimana berfungsi dalam penyampaian materi
agar tidak membosankan, namun pemilihan media pembelajaran harus
benar-benar cermat dan sesuai kebutuhan. Pada umumnya pembelajaran Bahasa
Inggris di sekolah hanya menggunakan buku paket ataupun lembar kerja siswa
yang membuat siswa merasa bosan dan tidak mendapatkan pengetahuan yang
lebih luas. Penggunaan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris secara
signifikan.
Pada mata pelajaran Bahasa Inggris erat kaitannya dengan percakapan
menggunakan Bahasa Inggris, percakapan merupakan dialog yang digunakan
untuk berkomunikasi. Untuk mengajarkan percakapan berbahasa Inggris
hendaknya menggunakan media yang jelas yang mencakup cara pengucapan,
cara penggunaan ataupun pelafalan kalimat yang ada pada suatu percakapan.
Dilihat dari beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran, film
merupakan media yang paling tepat untuk mengajarkan percakapan singkat
dalam berbahasa Inggris, karena film dapat menampilkan dengan jelas dialog
yang digunakan dalam percakapan baik secara pengucapan, ekspresi ataupun
pelafalan.
Film pendek dapat menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan
permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Film pendek merupakan
media yang tepat karena film pendek memiliki durasi yang tidak terlalu
pendek dapat menyajikan materi Bahasa Inggris dengan menarik dan jelas
karena dalam film pendek terdapat alur cerita yang membuat siswa menjadi
tertarik untuk belajar, dan pada film pendek juga pengucapan kata berbahasa
Inggris akan terdengar dengan jelas sehingga siswa akan lebih memahami
cara pengucapan kata berbahasa Inggris dengan benar. Film pendek sangat
tepat digunakan untuk pembelajaran karena film yang baik digunakan untuk
pembelajaran adalah film yang memiliki durasi yang tidak terlalu panjang
dan pada umumnya hanya membahas satu konsep materi saja. Film pendek
tepat digunakan untuk pembelajaran Bahasa Inggris terutama materi
percakapan karena setiap dialog yang terdapat dalam film merupakan materi
yang akan disampaikan dalam pembelajaran sehingga tidak terdapat banyak
noise (gangguan) yang dapat mengganggu penyampaian materi yang akan
disampaikan melalui media itu sendiri.
Film termasuk dalam kategori bahan ajar Audio-visual atau bahan ajar
pandang dengar. Bahan ajar Auido-visual merupakan bahan ajar yang
mengkombinasikan dua bahan materi yakni materi visual dan materi auditif.
Materi yang bersifat auditif digunakan untuk merangsang pendengaran
peserta didik sedangkan materi visual digunakan untuk merangsang
penglihatan peserta didik.Dua materi ini diharapkan peserta didik akan lebih
memahami materi yang disampaikan melalui media film tersebut. Hal ini di
perkuat oleh pendapat Confucius dalam Prastowo (2011:301), mengatakan
“Apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat, saya ingat, apa yang
Silbermen dalam Prastowo (2011:302) yang mengungkapkan sebuah hasil
penelitian bahwa dengan menambahkan visual pada pelajaran, dapat
menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Dengan demikian penelitian
tersebut menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan mencapai 200%.
Pembelajaran menggunakan media pembelajaran hendaknya
menghasilkan pengalaman yang nyata bagi para siswanya, karena dengan
adanya pengalaman nyata dan kongkrit pada penyampaian pesan
pembelajaran diharapkan siswa dapat lebih mengingat apa isi pesan yang
disampaiakan dari pembelajaran tersebut.
Salah satu jenis media pembelajaran yang sering digunakan adalah
media film J.E Kemp mengatakan “film dapat menyajikan informasi,
menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan,
menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap”.
Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana tayangan yang
ditampilkan oleh media film dapat menarik gairah rangsang (stimulus)
seseorang untuk menyimak lebih dalam.
Penggunaan media film dalam pembelajaran diharapkan dapat
membantu siswa dalam menangkap materi yang disampaikan dengan
pengalaman belajar yang lebih nyata, karena dengan menggunakan media
film siswa menyaksikan secara langsung. Media film juga dianggap media
yang cocok untuk memenuhi keberagaman karakteristik dan gaya belajar
siswa karena dalam film terdapat gambar gerak dan suara yang dilengkapi
menontonnya. Pengalaman yang nyata dialami oleh siswa dapat dihubungkan
dengan pembelajaran kontekstual dimana pendekatan ini menghubungkan
antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata yang dialami oleh siswa.
Banyaknya penggunaan film dalam pembelajaran tidak dapat dipungkiri
juga bahwa film yang digunakan untuk pembelajaran tidak dirancang oleh
pendidik sendiri yang sudah tentu mengetahui dan memahami proses
pembelajaran dan tujuan pembelajarannya sehingga media film yang
dirancang dapat sesuai. Kebanyakan media film yang digunakan, dirancang
oleh para ahli membuat media yang tidak memahami unsur pedagogisnya,
kebanyakan dari mereka hanya merancang dengan hanya memasukkan materi
yang ada dari buku mata pelajaran atau bahan-bahan materi lainnya sehingga
terkadang tujuan dari pembelajarannya tersebut tidak dapat tercapai dengan
baik. Menurut Diknas(2004) dalam Prastowo (2011:310), “struktur bahan
ajar film meliputi enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi
dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan dan penilaian”.
Pada umumnya siswa lebih tertarik dengan film yang memiliki alur
cerita terlebih dengan cerita yang mengangkat kehidupan sehari-hari. Hal ini
terlihat dari ketertarikan siswa untuk menonton acara televisi , Hasil kajian
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia misalnya, mencatat, rata-rata anak usia
sekolah dasar menonton televisi antara 30-35 jam seminggu. Melihat dari hal
tersebut maka lebih baik guru menggunakan media film yang terdapat
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan cerita kehidupan sehari-hari
Atas dasar permasalahan di atas maka penulis berinisiatif untuk
mengabungkan media pembelajaran film dengan kesukaan peserta didik
menonton film yakni dengan membuat Media pembelajaran film pendek.
Film pendek merupakan salah satu jenis film yang berdurasi antara 1-60 menit,
dengan menggunakan film pendek yang berdurasi tidak terlalu lama diharapkan
siswa tidak akan merasa bosan untuk menontonnya.
Bertolak dari latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai “ Pengaruh penggunaan media film pendek
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris ranah kognitif”
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di
atas, maka secara umum, masalah yang akan dikaji adalah : “Apakah terdapat
perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif antara siswa yang
menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide
presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?”
Secara terperinci permasalahan penelitian tersebut dirumuskan secara
khusus, antara lain:
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif
aspek ingatan antara siswa yang menggunakan media film pendek dengan
siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata pelajaran
Bahasa Inggris?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif
dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata
pelajaran Bahasa Inggris?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif
aspek penerapan antara siswa yang menggunakan media film pendek
dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi pada mata
pelajaran Bahasa Inggris?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya,
penelitian ini tentu mempunyai tujuan. Tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil
belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Tujuan umum tersebut diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus. Tujuan
khusus tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan peningkatan hasil
belajar pada ranah kognitif aspek ingatan antara siswa yang menggunakan
media film pendek dengan siswa yang menggunakan media slide presentasi
pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan peningkatan hasil
belajar pada ranah kognitif aspek pemahaman antara siswa yang
menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media
slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris?
3. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan peningkatan hasil
menggunakan media film pendek dengan siswa yang menggunakan media
slide presentasi pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
D.Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
langsung maupun tidak langsung terlibat dalam dunia pendidikan baik sebagai
pengembang pendidikan, lembaga pendidikan formal maupun non formal, dan
khususnya bagi guru serta siswa yang terlibat langsung dalam proses belajar
mengajar.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada khasanah
kajian keilmuan tentang strategi pembelajaran baik dalam perancangan
maupun dalam pengembangan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan media film pendek sebagai solusi pemilihan media yang
tepat.
b. Bagi siswa, menawarkan media pembelajaran baru yang menyenangkan
dan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan hasil
belajarnya dalam pelajaran Bahasa Inggris.
c. Bagi sekolah, memiliki refrensi baru tentang penggunaan media
d. Bagi peneliti, Sebagai suatu pembelajaran karena pada penelitian ini,
peneliti dapat mengaplikasikan segala pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan maupun diluar perkuliahan.
E.Definisi Operasional
Menurut Narbuko dan Achmadi (2010:61) definisi operasional adalah
definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat
diamati (di observasi).
Definisi operasional dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi pemahaman
yang berbeda tentang istilah – istilah yang digunakan dan juga memudahkan
peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat
bekerja lebih terarah, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara
operasional.
Istilah – istilah tersebut adalah:
1. Media film pendek dipandang sebagai media pembelajaran berupa film
yang memiliki alur cerita dan berdurasi kurang dari 30 menit berisi materi
tentang program pengolah kata. Film ini digunakan dalam pembelajaran
teknologi informasi dan komunikasi
2. Hasil belajar kognitif adalah hasil belajar yang tediri dari 7 aspek, dimana
dalam penelitian ini hanya dipilih 3 aspek yaitu aspek Ingatan, aspek
pemahaman dan aspek penerapan.
3. Mata pelajaran Bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk
membuat siswa terampil dalam berbahasa Inggris baik secara lisan dan
karenakan Bahasa Inggris merupakan bahasa universal yang digunakan di
seluruh dunia.
4. Media slide presentasi, merupakan halaman presentasi yang dibuat dengan
menggunakan program Microsoft office power point, berisi materi yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,
penyusunan, dan penganalisisan serta pengintepretasikan data sehingga
peneliti dapat memecahkan masalah dari sebuah peneletian secara sistematis.
Menurut Sugiyono (2010:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Terdapat banyak jenis metode penelitian dimana proses pemilihannya
disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian itu sendiri, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen
sebenarnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat Muhammad Ali (2009:140)
yang menyatakan “Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen
sebenarnya perbedaanya terletak pada penggunaan subjek yaitu pada kuasi
eksperimen tidak dilakukan penguasaan random, melainkan menggunakan
kelompok yang sudah ada (intact group)”. Narbuko dan Achmadi (2010:54)
mengungkapkan bahwa kuasi eksperimen bertujuan untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban tentang pengaruh
suatu perlakuan, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab) dan
variabel yang dipengaruhi (akibat)
Variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua kategori, yakni
variabel bebas (variabel independent) dan variabel terikat (variabel
dependent). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunakan media film pendek sedangkan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah hasil belajar ranah kognitif aspek ingatan, aspek pemahaman, dan
aspek penerapan oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur atau
indikator keberhasilan variabel bebas. Untuk melihat hubungan antar variabel
yang akan diteliti, dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian
Non-Equivalen Control Group Design, bentuk pretest- posttets only control design,
dimana pada desain penelitian jenis ini terdiri dari satu kelompok eksperimen
pretest lalu diberi perlakuan yang berbeda setelah diberi perlakuan setiap
kelompok langsung diberi posttest untuk mengetahui efek dari perlakuan
tersebut.
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Kelompok
Pretest Perlakuan Post-test
Eksperimen
O1 X1 O2
Kontrol
O3 X2 O4
Keterangan :
X1 = Perlakuan dengan menggunakan media film pendek
X2 = Perlakuan dengan menggunakan media slide presentasi
O1 = Hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok kelas
eksperimen
O2 = Hasil observasi setelah perlakuan pada kelompok kelas
eksperimen
O3 = hasil observasi sebelum perlakuan pada kelompok kelas kontrol
O4 = Hasil observasi setelah diberi perlakuan pada kelompok kelas
kontrol
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan
kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai
ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang
menggunakan media slide presentasi ditetapkan sebagai kelompok kontrol.
Langkah kedua adalah memberikan pretest kepada kedua kelas untuk
mengetahui nilai awal sebelum di beri perlakuan lalu langkah ketiga adalah
memberi perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan menggunakan
media film pendek dan kelompok kontrol dengan menggunakan media slide
presentasi. Selanjutnya kedua kelompok diberi posttest. Hasilnya kemudian
dibandingkan antara skor pretest, sehingga diperoleh gain atau selisih skor
pretest dan posttest .
C.Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung yang
berlokasi di Jl. Kebon Jati No.31 Bandung.
2. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang dijadikan sumber pada sebuah
penelitian, menurut Sugiono (2010:80) “populasi adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Senada dengan pendapat tersebut
menurut Furqon (2004:146)”populasi dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan objek,orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu
maka peneliti memilih populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII-A sampai dengan kelas VII-E di SMP Pasundan 4 Bandung yang
beralamat di Jl. Kebon Jati No.31 Bandung pada semester ganjil Tahun
ajaran 2011/2012.
Tabel 3.3 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Nilai
1. VII-A 46 Siswa 65,00
2. VII-B 47 Siswa 69,50
3. VII-C 47 Siswa 65,55
4. VII-D 45 Siswa 66,00
5. VII-E 48 Siswa 65,55
Jumlah Siswa 233 Siswa
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sutrisno Hadi dalam
Narbuko (2010:107) sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari
keseluruhan individu penelitian. Sifat dari sebuah populasi penelitian harus
tergambar dari sampel yang dipilih.
Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah cara peluang atau
probability sampling yaitu memberikan peluang yang sama bagi semua
atau cluster random sampling, karena teknik ini menghendaki adanya
kelompok-kelompok yang ada pada populasi hal itu dikemukakan oleh
Narbuko dan Cholid (2010:117).
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam sebuah
penelitian. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes objektif dan kuisioner atau angket. Tes objektif digunakan
untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa sedangkan kuisioner
atau angket untuk mengetahui bagaimana minat siswa tentang
penggunaan media film pendek dalam pembelajaran teknologi informasi
dan komunikasi
a. Tes Objektif
Pada Ranah Kognitif umumnya dapat diukur dengan
menggunakan tes objektif . Dalam penelitian kali ini peneliti memilih
jenis tes objektif pilihan ganda, menjodohkan dan benar- salah. Tes
objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar
singkat, dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum
lengkap. Tes objektif pada penelitian ini terdiri dari 30 soal dengan 15
soal pilihan ganda, 10 soal menjodohkan dan 5 soal Benar- Salah. Pada
penelitian ini dimana aspek yang diukur adalah ingatan, pemahaman dan
penerapan maka dianggap cocok menggunakan alat pengumpul data tes
objektif.
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda menurut Arifin (2012:143)
adalah sebagai berikut :
1. Cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan objektif 2. Kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat
dikurangi
3. Dapat digunakan untuk menilai kemampuan kognitif 4. Dapat digunakan berulang-ulang
5. Sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak
Kebaikan soal bentuk B – S menurut Arifin (2008 : 56) adalah
sebagai berikut :
1. Mudah disusun dan dilaksanakan, karena banyak digunakan 2. Dapat mencakup materi yang lebih luas
3. Dapat dinilai dengan cepat dan objektif
4. Banyak digunakan untuk mengukur fakta- fakta dan prinsip-prinsip
Kebaikan soal bentuk menjodohkan menurut Arifin (2008 : 61)
adalah sebagai berikut :
1. Dapat dinilai dengan mudah dan objektif 2. Bentuk tes ini relative mudah di susun
2. Tahap Penyusunan Tes Hasil Belajar
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari silabus mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII SMP
Pasundan 4 Bandung
2. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian
3. Menentukkan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
yang diambil dari kurikulum mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VII
4. Menyusun RPP yang sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan
yang ditentukan pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII
5. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan
dan sub pokok bahasan yang ditentukan
6. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen
pembimbing
7. Mendiskusikan rancangan perangkat tes dengan guru mata pelajaran
Bahasa Inggris
8. Mengadakan uji coba instrumen kepada siswa diluar sampel
9. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap
kurang tepat
10. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap valid dan reliabel, yang
kemudian diujikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
E.Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diujicobakan
kepada siswa diluar sampel yang digunakan dalam penelitian ini yakni
pada kelas VII di SMP Nurul Ikhsan Jakarta. Tujuan dari uji coba ini
adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran soal dan daya beda sebuah soal.
Menurut arikunto (2006:168), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sebuah instrumen.
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas empiris.
Menurut Arifin (2012:249) validitas empiris biasanya menggunakan
teknik statistik, yaitu analisis korelasi.
Untuk menguji kesahihan butir-butir soal dengan menggunakan
rumus product moment correlation. Rumus perhitungan validitas dengan
angka kasar :
(Arifin,2009:125)
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan. N = Jumlah responden X = Skor item tes
Y = Skor responden
Untuk menafsirkan tinggi rendahnya validitas dari koefisien
korelasi, digunakan pedoman sebagai berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
Antara 0,400 sampau dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
(Arifin ,2012:257)
Setelah itu diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan
rumus :
Sudjana dan Ibrahim (2007:149)
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf
nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk)=n-2. Apabila thitung>ttabel,
berarti korelasi tersebut signifikan berarti.
2. Uji Reliabilitas
Uji keabsahan data dalam penelitian salah satunya ditekankan
pada reliabilitas. “Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama
pada waktu dan kesempatan yang berbeda” menurut Arifin (2012:258).
Sedangkan menurut Arikunto (2006:178) “Reliabilitas menunjukkan pada
suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik”. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS 20 one sample kolomogorove smirnov.
3. Daya Pembeda
Daya pembeda dalam butir soal digunakan untuk mengukur
sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang
sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang
menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu hal itu dikemukakan
oleh Arifin (2012:273). Arikunto (2011:211) mengungkapkan bahwa
daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh (berkemampuan rendah).
Dalam uji daya beda ini kelompok siswa dibagi menjadi dua
yakni kelompok atas (upper group) yang mendapat tinggi bagus dan
kelompok bawah (lower group) yang mendapat nilai rendah. Jika pada
satu butir soal semua anggota kelompok atas menjawab dengan benar
soal tersebut sedangkan kelompok bawah tidak ada satupun yang
menjawab dengan benar, maka soal tersebut memilliki saya beda yang
tinggi. Daya beda dapat disebut juga dengan indeks diskriminasi, rumus
yang digunakan untuk menentukkan indek diskriminasi adalah
(Arikunto, 2011:203)
D =
-
Keterangan :
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal itu dengan
benar.
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = = proporsi peserta kelompk atas yang menjawab benar
PB = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (ingat,
P sebagai indeks kesukaran)
Setelah mendapat harga D (indeks daya pembeda butir soal),
maka bisa diklasifikasikan sebagai berikut :
D : 0.00 – 0.20 : jelek (poor)
D : 0.20 – 0.40 : cukup (satisfactory)
D : 0.40 – 0.70 : baik (good)
D: 0.70 – 1.00 : baik sekali (excellent)
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
4. Tingkat Kesukaran Soal
Sebuah soal dikatakan baik, jika soal tersebut memiliki tingkat
kesukaran soal yang proporsional. Menurut Arifin (2012: 266) perhitungan
suatu soal. Soal hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Untuk mengukur tingkat kesukaran soal dalam penelitian ini digunakan
rumus yakni :
(Arikunto, 2011 : 208)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut :
Soal dengan P 0,10 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
F. Teknik Analisis Data
a. Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian
selanjutnya diolah dan dianalisis, dengan maksud untuk menjawab
pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat
menggambarkan apakah hipotesis penelitian tersebut diterima atau
ditolak.
P =
1. Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/ normalitas sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas
menggunakan program pengolah data SPSS 20 (Statistical Product
and Service Solution) dengan uji normalitas one sample kolmogorov
smirnov. Kriteria pengujiannya adalah jika nilag Sig. (Signifikansi)
atau nilai probabilitas <0.05 maka distribusi adalah tidak normal,
sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0.05
maka distribusi adalah normal (Santoso, 2009 :186).
2. Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa
bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat
dilakukan. Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan
program pengolah data SPSS 20 dengan uji levene atau uji-t, kriteria
pengujiaannya adalah apabila nila Sig. (Signifikansi) atau nilai
probabilitas <0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang
mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig.
(Signifikansi) atau nilai probabilitas>0,05 maka data berasal dari
populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama (Santoso,
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t
independen dua rata-rata (t-test independent) untuk menguji
signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program
pengolah data SPSS 20. Tujuan dari uji ini adalah untuk
membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variabel) tersebut
sama atau berbeda. Gunanya uji komparatif adalah untuk menguji
kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa
perbandingan keadaan variabel dari dua rata-rata sampel). Adapun Uji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus
uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji ini digunakan
untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat
independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai
ragam populasi. Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan
pada uji t – independen dua arah ini yaitu dilakukan pada satu sampel
(setiap elemen dua pengamatan), data kuantitatif (interval – rasio) dan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji
signifikansi perbedaan rata-rata (mean) dilakukan dengan program
SPSS 20. Uji hipotesis dalam penelitian ini yaitu membandingkan
gain skor posttest dengan pretest antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, baik dilakukan secara keseluruhan ataupun setiap
Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu daerah
penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan
batas ttabel. Berdasarkan jumlah sampel penelitian sebanyak 60, maka
dapat diketahui bahwa ttabel dengan dk 58 (n-2) dan tingkat
kepercayaan 95% sebesar 2.002. Kriterianya apabila –ttabel < thitung <
+ ttabel maka HO dirolak dan H1 diterima. (Riduwan, 2003:181)
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam sebuah penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini
dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap Pembuatan Rancangan Penelitian
a. Peneliti melakukan studi pendahuluan ke sekolah yang ingin peneliti
jadikan tempat penelitian, dalam studi pendahuluan ini peneliti
melakukan wawancara kepada Guru Bahasa Inggris di sekolah itu
untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan pembelajaran Bahasa
Inggris, dan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa
Inggris.
b. Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan
melakukan analisis nilai hasil belajar siswa dengan kegiatan
pembelajaran yang ada di sekolah yang dijadikan objek penelitian.
c. Merumuskan masalah, dengan melakukan perumusan judul, membuat
dan tujuan yang ingin diteliti. Kegiatan ini disertai konsultasi dengan
dosen pembimbing akademik.
d. Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah
peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindak
lanjuti oleh perumusan hipotesis.
e. Memilih pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
eksperimental dengan metode kuasi eksperimen.
f. Menentukan variabel dan sumber data. Terdapat dua variabel
penelitian ini yaitu penggunaan media film pendek dan hasil belajar
ranah kognitif. Sumber data berasal dari tes hasil belajar yaitu pretest
dan posttest.
g. Menentukkan dan menyusun instrumen, dilakukan atas kerjasama
dengan dosen pembimbing skripsi dan guru mata pelajaran Bahasa
Inggris. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran
untuk menentukkan materi dan waktu penelitian yang sesuai.
2. Membuat prosedur pelaksanaan eksperimen berdasarkan KTSP
3. Menelaah silabus mata pelajaran Bahasa Inggris
4. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5. Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen dan kelas
kontrol
6. Membuat media film pendek
8. Menyusun instrument penelitian berupa tes objektif dan kuisioner
(angket)
9. Melakukan uji coba instrumen kepada kelas diluar sampel
10.Melakukan olah data hasil uji coba untuk menentukkan validitas
dan reliabilitas instrument.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Mengumpulkan data, diawali dengan penentuan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan
media film pendek sedangkan kelas kontrol dengan penggunan media
video tutorial.
b. Memberikan pretest pada kedua kelompok kelas
c. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen pembelajaran
menggunakan film pendek dan kelompok kontrol menggunakan slide
presentasi.
d. Setelah diberi perlakuan kedua kelas diberi posttest
e. Melakukan analisis data
f. Menarik kesimpulan dengan melakukan pengolahan data berdasarkan
hasil pretest dan posttest dan menyimpulkan hasilnya sesuai hipotesis.
3. Pembuatan Laporan Penelitian
a. Menganalisis dan mengolah data hasil penelitian
Menulis laporan, dalam bentuk tertulis berdasarkan kaidah-kaidah
G. Alur Penelitian
Bagan 3.1 (Arikunto, 2006:23)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan
tentang pengaruh penggunaan media film pendek terhadap peningkatan
hasil belajar siswa aspek kognitif pada mata pelajaran Bahasa Inggris,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil
belajar ranah kognitif antara siswa yang menggunakan media film pendek
dengan siswa yang menggunakan slide presentasi pada mata pelajaran
Bahasa Inggris di SMP Pasundan 4 Bandung. Hal ini ditunjukkan dengan
pembelajaran siswa pada kelas yang menggunakan media film pendek
lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan slide presentasi.
2. Simpulan Khusus
Secara rinci, kesimpulan penelitian dapat diuraikan bahwa :
a. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek ingatan yang
menggunakan media film pendek lebih tinggi dibandingkan siswa yang
menggunakan media slide presentasi karena pada dasarnya film
pendek lebih mudah untuk diingat karena film mengandung stimulus
auditif dan visual yang melibatkan 2 indera yaitu penglihatan dan
b. Peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek pemahaman lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang menggunakan media slide
presentasi, hal ini dikarenakan film pendek memliliki durasi yang
cukup singkat sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh siswa.
c. Film pendek dapat meningkatakan hasil belajar siswa ranah kognitif
aspek penerapan karena dalam film pendek siswa dapat melihat contoh
percakapan singkat berbahasa Inggris dengan jelas dari segi
pengucapan, intonasi, pelafalan dan ekspresi sehingga dalam
penerapan pada situasi baru siswa akan merasa lebih mudah untuk
mempraktikkannya.
Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
penggunaan media film pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa Inggris, hal tersebut dibuktikan dengan
meningkatnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek ingatan,
aspek pemahaman, dan aspek penerapan pada mata pelajaran Bahasa
Inggris.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan media film
pendek dapat meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif aspek ingatan,
aspek pemahaman dan aspek penerapan pada mata pelajaran Bahasa Inggris di
SMP, adapun rekomendasi yang diajukan peneliti adalah :
1. Bagi Pihak Sekolah
Siswa diharapkan untuk mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris
dengan menggunakan film pendek karena film pendek dapat memberikan
pengalaman yang lebih nyata dibandingkan pembelajaran dengan buku,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
b. Guru
Para guru khususnya guru Bahasa Inggris disarankan untuk lebih
mengembangkan kreatifitas dalam penggunaan media pembelajaran,
salah satunya dengan menggunakan media film pendek dalam
pembelajaran Bahasa Inggris, tidak hanya menggunakan media audio
saja. Karena film pendek merupakan media yang efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa ranah kognitif pada mata pelajaran
Bahasa Inggris.
2. Bagi Pihak Jurusan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi
disiplin ilmu Teknologi Pendidikan khususnya bagi Konsentrasi Guru
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pengembangan media
film pendek yang dapat dijadikan alternatif di sekolah-sekolah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi
peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang
dan penggunaan media film pendek tidak hanya dapat digunakan pada
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (2009). Strategi Penelitian Pendiidkan. Bandung : Angkasa
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arifin, Zaenal. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Bandung : Rajawali Press
Cholid, Narbuko dan Abu Achmadi (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Effendy, Heru (2009). Mari Membuat Film. Jakarta : Rineka Cipta
Furqon (2004). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Hamalik, Oemar (2008). Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara
Kompas. (2012). Anak-anak Cenderung Meniru Adegan di Televisi (Online). Tersedia : www.kompas.com
Munadi,Yudhi (2008). Media Pembelajaran. Ciputat : Gaung Persada
Mahsunah, Jojo (2012). Nilai Bahasa Inggris Hasil UN SMP Sekolah di Semarang Jeblok. [Online]. Tersedia :
http://tvku.tv/v2010b/index.php?page=stream&id=5673
Rusman (2012). Belajar dan pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung : Alfabeta
Riyana, Cepi (2011). Sejarah Film. (Online). Tersedia :
(http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DA N_TEK._PENDIDIKAN/197512302001121-CEPI_RIYANA/)
Santoso, Singgih (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta : PT.Elex Media
Sudjana, Nana dan Ibrahim (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Sugiyono (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Uno,Hamzah B.(2006).Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wardiman, Artono Dkk (2008). English In Focus. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional