• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN JEMBATAN MERAH PLAZA DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN JEMBATAN MERAH PLAZA DI SURABAYA."

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

Yusman Gito Siswoyo

0512010207 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

KONSUMEN JEMBATAN MERAH PLAZA

DI SURABAYA

Yang diajukan

Yusman Gito Siswoyo

0512010207 / FE / EM

Telah Diseminarkan Dan Disetujui Untuk menyusun Skripsi Oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Malicha

Tanggal : ………...

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(3)

ONLINE PADA TOPSON DAN TRAVEL

DI JEMUR SARI SURABAYA

Yang diajukan

Ernawati

0412010206 / FE / EM

Telah Diseminarkan Dan Disetujui Untuk menyusun Skripsi Oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Hj. Malicha

Tanggal : ………...

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan

ridhonya, maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul:

“PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN

KONSUMEN KFC JEMBATAN MERAH PLAZA DI SURABAYA”

.

Penulisan Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Manajemen di Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, baik dalam penyajian material

maupun dalam pengungkapan bahasanya.

Disadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari segala

bimbingan, bantuan, dan dorongan dari Dra.Ec. Hj. Malicha sebagai dosen

pembimbing Utama yang telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan

yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini, maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati ingin menyatakan

rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak, Dr. Ir. Teguh Sudarto, M.P. selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional ”Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2. Bapak, Drs. Ec. Saiful Anwar M.Si. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

4.

Ibu Dra.Ec. Hj. Malicha sebagai Dosen Pembimbing Utama.

5.

Orang tua ku yang senantiasa sabar menungguku untuk menyelesaikan skripsi

ini.

6.

Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan memberi masukan semangat

untuk mengerjakan skripsi ini, Linda (Maksih Laptopnya), Angga, Novan,

Dodik, Mbak Erna, Adi, Hendrik.

7.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu, terima kasih telah

banyak membantu dalam penyusunan laporan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan laporan proposal ini banyak

terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan laporan proposal ini.

Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, 22 Oktober 2010

Penulis

(6)

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...

x

DAFTAR LAMPIRAN ...

xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2

Perumusan

Masalah

... 7

1.3 Tujuan Penelitian ...

7

1.4 Manfaat Penelitian ...

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ...

8

2.2 Landasan Teori ...

10

2.2.1 Pengertian Manajemen ...

10

2.2.2 Pemasaran ...

12

2.2.3 Manajemen Pemasaran ...

13

2.2.4 Konsep yang Melandasi Aktivitas Pemasaran ...

14

2.2.5 Pentingnya Penelitian Konsumen ...

15

2.2.6 Perilaku Konsumen ...

20

2.2.7 Pengertian Jasa ...

20

(7)

2.2.9 Konsep Kualitas ...

22

2.2.10 Pengertian Kualitas Layanan ...

23

2.2.11 Pengertian Kepuasan Konsumen ...

27

2.2.12 Prinsip Dasar Kepuasan Konsumen ...

29

2.2.13 Pengukuran Kepuasan Konsumen ...

30

2.2.14 Hubungan Antara Kualitas Layanan Dan

Kepuasan Kosumen ...

30

2.2.15 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Konsumen ...

30

2.3

Hipotesis

...

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional variabel dan Pengukuran Variabel ...

34

3.1.1 Definisi Operasional Variabel ...

34

3.2 Pengukuran Variabel ...

38

3.3 Teknik Penentuan Sampel ...

39

3.3.1 Populasi ...

39

3.3.2 Sampel ...

39

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...

40

3.4.1 Jenis Data ...

40

3.4.2 Sumber Data ...

41

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ...

41

3.5

Teknik Analisis ...

41

(8)

3.6 Asumsi Model ...

45

3.6.1 Uji Normalitas dan Linearitas ...

45

3.6.2 Outliers ...

46

3.6.3 Multicolinearity dan Singularity ...

48

3.6.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ...

48

3.7 Pengujian Model dengan One Step Approach ...

49

3.7.1 Pengujian Model dengan Two - Step App Roach ...

49

3.8

Evaluasi

Model

...

50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...

55

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya KFC Jembatan Merah

Plaza ...

55

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ...

57

4.2.1 Deskripsi Tangible ...

59

4.2.2 Deskripsi Rekability ...

60

4.2.3 Deskripsi Responsivness ...

61

4.2.4 Deskripsi Assurance ...

62

4.2.5 Deskripsi Emphaty ...

63

4.2.6 Deskripsi Attributes Rellated to the Product ...

64

4.2.7 Deskripsi Attributes Rellated to Service ...

65

4.2.8 Deskripsi Attributes Rellated to Phurchase ...

66

4.3 Uji Outlier Multivariate ...

67

4.4 Uji Reliabilitas Consistency Internal ...

68

(9)

dengan Confirmatory Faktor Analysis ...

70

4.6 Evaluasi Construct Reliability dan Variance

Extracted

...

71

4.7 Uji Normalitas ...

72

4.8 Analisis Model SEM ...

73

4.9 Uji Kausalitas ...

76

4.10 Uji Hipotesis Unidimensi First Order ...

77

4.11 Analisis Unidimensi Second Order ...

78

4.11.1Uji Hipotesis Unidimensi Varlane Kualitas

Layanan

...

78

4.12

Pembahasan

...

78

4.12.1Dimensi Pembentuk Kualitas Layanan di KFC

Jembatan Merah Plaza ...

78

4.12.2 Atribut Pembentuk Kepuasan Konsumen KFC

Jembatan Merah Plaza ...

80

4.12.3 Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen KFC

Jembatan Merah Plaza Surabaya ...

81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

...

80

5.2

Saran

...

80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

Tabel 1.1 Data Komplain KFC Jembatan Merah Plaza ...

54

Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices ...

54

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

57

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...

58

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...

58

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Tangible ...

59

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Reliability ...

60

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Resposivness ...

61

Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Assurance ...

62

Tabel 4.8 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Emphaty ...

63

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Reliability ...

60

Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Attributes Related To The Product ...

64

Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Attributes Related To Service ...

65

Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan

Variabel Attributes Related To Phurchase ...

66

(11)

Tabel 4.12. : Outlier Data ...

68

Tabel 4.13. Reliabilitas Data ...

69

Tabel 4.14 Validitas Data ...

70

Tabel 4.15 Construct Reliability dan Variance Extracted

... 71

Tabel 4.16 Normalitas Data

... 73

Tabel 4.17 Evaluasi Kriteria Goodnes of Fit Indices...

75

Tabel 4.11 Tabel 4.17 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Model One- Step Approach – Modifikasi...

76

Tabel 4.18 Hasil Uji Kausalitas ...

77

Tabel 4.19 Unidimensi First orde

r

... 77

Tabel 4.20 Unidimensi Second Order

... 78

(12)

Gambar 2.1 Sebuah Sistem Pemasaran Sederhana ...

13

Gambar 2.2 Model sederhana perilaku konsumen ...

20

Gambar 2.3 Gambar Kerangka Konseptual

... 32

Gambar 4.1 Model Pengukuran dan Struktural Service Quality dan

Customer Satisfication Model specification :

One Step Approach – Base Model

... 74

Gambar 4.1 Model Pengukuran dan Struktural Service Quality dan

Customer Satisfication Model specification :

One Step Approach – Modifikasi

... 75

(13)

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Kualitas Layanan,

Kepuasan Konsumen

Lampiran 3. Pengolahan Data

(14)

xii Oleh

Yusman Gito Siswoyo

0512010207/FE/EM

ABSTRAKSI

Dewasa ini industri layanan atau industri jasa memegang peranan yang

sangat penting dalam perekonomian suatu negara. KFC merupakan restoran yang

bergerak dibidang jasa. Dalam bidang jasa, layanan merupakan hal yang utama,

jika layanan baik maka akan memberikan gambaran yang baik terhadap

perusahaan. Layanan yang diberikan KFC harus baik untuk memberikan

gambaran baik terhadap KFC, namun pegawai KFC tidak memberikan layanan

yang baik terhadap konsumennya. Ini dapat dilihat dari peningkatan komplain.

Tahun 2008, komplain mengenai pelayanan kurang cepat berjumlah 23,

Pelayanan kurang ramah berjumlah 73, kebersihan meja lambat 46. Tahun 2009,

komplain mengenai pelayanan kurang cepat berjumlah 42, Pelayanan kurang

ramah berjumlah 95, kebersihan meja lambat 43. Berdasarakan fenomena tersebut

peningkatan komplain mengindkasikan adanya pelayanan yang kurang baik dari

KFC Jembatan Merah Plaza di Surabaya Terhadap konsumennya. Sehingga akan

menimbulkan ketidakpuasan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisa kualitas Layanan terhadap kepuasn konsumen.

Skala pengukuran untuk indikator-indikator dari setiap variabel yang

digunakan adalah skala likert dengan skala interval 1 sampai 5. Pengambilan

sampel didasari oleh SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5-10 kali parameter yang

diestimasi. Pada penelitian ini terdapat 24 indikator, sehingga jumlah sampel yang

ditetapkan adalah 120 responden melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen

yang pernah membeli produk KFC jembatan merah Plaza Di Surabaya dan

berumur 17 tahun ke atas. Dalam penelitian ini menggunakan non probability

sampling dengan teknik Purposive Sampling. Artinya Teknik penarikan sampel

dengan menggunakan syarat tertentu.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh positif

terhadap kepuasan konsumen dapat diterima.

Keywords : Kualitas layanan, Kepuasan Konsumen

(15)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini industri layanan atau industri jasa memegang peranan

yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Terdapat

kecendrungan bahwa pada sebagian besar negara di dunia telah terjadi

peningkatan sektor layanan pada GDP mereka untuk Benua Asia (China

dan Indonesia). 33% GDP negara dikuasai oleh sektor layanan. Sedangkan

negara Hongkong menyumbangkan 85% pendapatan domestiknya melalui

sektor layanan (Kotler, et... al,2003:54). Peningktatan ini disinyalir oleh

kotler (2003 : 454) antara lain disebabkan oleh peningkatan pendapatan

dan pendidikan masyarakat, kesadaran masyarakat akan pentingnya

pelayanan, serta peningkatan jumlah pekerja wanita di bursa tenaga kerja.

Layanan memiliki beberapa karakteristik yang unik yang tidak

dimiliki oleh produk massa lainnya. Keunikan karakter yang dimiliki oleh

layanan ini adalah presence the customer in the service delivery system.

Adapun bagaimana sistem delivery dari layanan tersebut, menjadi fokus

utama telaah dari kualitas layanan. Salah satu pihak yang menjadi penentu

delivery service adalah penyaji layanan yang dikenal pula dengan istilah

service provider.

Para penyaji layanan memilki fungsi utama sebagai pihak yang

(16)

tolakukur penerimaan yang baik terhadap suatu pelayanan adalah

tercapainya rasa puas atas layanan tersebut. artinya bahwa pengguna

layanan menilai baik kaulitas layanan yang diberikan oleh penyaji layanan.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin

ikatan hubungan yang kuat dengan peusahaan. Dalam jangka panjang

ikatan seperti itu memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan

seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian,

perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dimana perusahaan

memaksimumkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan

meminimumkan pengalaman konsumen yang kurang meyenangkan

(Tjitono, 1996).

Kunci untuk mempertahankan kinerja bisnis adalah dengan

memuaskan konsumen. Sebab, konsumen adalah kunci dari eksistensi

perusahaan. Dengan memberikan kepada konsumen “no reason to switch

and every reason to stay” berarti perusahaan telah mengisolasi (insulate)

mereka dari tekanan kompetisi (Jhonson dan Gustafsson 2000). Para

pemasar tahu bahwa “having customer”, not merely acquiring customer

merupakan hal terpenting bagi perusahaan (Keavney 1995). Oleh karena

itu, tidak mengherankan bila “kepuasan konsumen total (total customer

satisfication)”. Menjadi tujuan utama (dominan goal) dari

perusahaan-perusahaan yang inovatif. Bahkan, sering kali sebagai raison d’etre setiap

(17)

eksistensi kegiatan bisnis adalah memberikan pelayanan yang memuaskan

kepada konsumen, sedangkan profitnya hanya merupakan konsekuensi

logis yang akan muncul apabila konsumen puas.

Untuk memaksimalkan kinerja bisnis di masa depan, Perusahaan

harus berfokus pada aset-aset mereka yang paling berharga-para konsumen

mereka-sekarang. Mengutamakan konsumen membantu mengembangkan

keterampilan mereka yang berorientasi konsumen, merencanakan secara

efektif untuk memenuhi aneka keperluan konsumen tepat pada waktunya

dan memberikan konsumen berbagai keuntungan yang mereka inginkan.

Menurut Schnnars (dalam Tjiptono, 1997) tujuan suatu bisnis

adalah untuk menciptakan para konsumen merasa puas. Kualitas jasa yang

unggul dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan konsumen dan akan

memberikan berbagai manfaaat (Tjiptono, 1996 : 87) seperti :

1. Hubungan perusahaan dan para konsumennya menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang.

3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas konsumen

4. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang

menguntungkan bagi perusahaan.

5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata konsumen.

6. Laba yang diperoleh dapat meningkat.

Kepuasan konsumen merupakan respons konsumen terhadap

ketidak sesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual

(18)

dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan

faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Salah satu

faktor yang menentukan kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen

mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi kulitas jasa,

yaitu : bukti fisik (tangibels), kehandalan (reliability), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assuarance), empati (assuarance).

Oleh karena itu dalam penelitian ini, kualitas layanan sejauh mana

memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Dalam penelitian ini

menggunakan KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya sebagai objek

penelitian.

KFC merupakan salah satu restoran cepat saji yang menyajikan

produk ayam dan produk lain yang berkaitan dengan daging ayam.

Banyaknya restoran cepat saji, akan menimbulkan persaingan dalam

menyajikan produk yang berkualitas dan disukai masyarakat. KFC harus

menyadari betul tentang persaingan ini, KFC harus menyajikan kulitas

produk dan layanan yang baik jika mereka tidak menginginkan

konsumennya pindah ke restoran lain. Dalam bidang jasa, layanan

merupakan hal yang utama, jika layanan baik maka akan memberikan

gambaran yang baik terhadap perusahaan. Layanan yang diberikan KFC

harus baik untuk memberikan gambaran baik terhadap KFC, namun

pegawai KFC tidak memberikan layanan yang baik terhadap konsumennya

(19)

Pada 30 mei 2010, saya membeli KFC di Jembatan Merah Plaza

Surabaya. Saya memilih paket superkomplet yang dilayani Saudari SH.

Saat di meja konter, tidak ada pertanyaan soal jenis minuman (soft drink)

dan jenis ayam (original atau cripsy).

Selain itu, saat saya minta tutup gelas, pelayan bilang habis.

Padahal, masih terlihat ditumpukan di dekat tumpukan gelas. Yang

terakhir, saat saya minta ganti potongan paha dengan dada, pelayan bilang,

aturannya tidak boleh. Saya diminta menambah uang. Hal itu tidak seperti

yang saya alami saat membeli paket superkomplet di Delta dan PTC.

Data tersebut merupakan salah satu komplain konsumen KFC

Jembatan Merah Plaza Surabaya. KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya

dari tahun ke tahun mengalami peningkatan komplain, Berikut data

komplain KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya tahun 2008 – 2009.

Rekapan Komplain KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya Tahun 2008 –

2009.

Tabel 1.1 Data Komplain KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya

Jenis Komplain Tahun 2008 Tahun 2009

Pelayanan Kurang Cepat 34 42

Pelayanan Kurang Ramah 73 95

Kebersihan Meja Lambat 46 43

Total 153 180

(20)

Kekecewaan yang diterima oleh konsumen akan menimbulkan

ketidakpuasan konsumen. Kualitas layanan adalah permulaan dari

kepuasan konsumen. Konsumen akan merasa puas, apabila mereka

memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut Boone dan Kurtz (1995 : 439) bahwa “Service Quality is the

primary determiant of consumer satisfication or dissatification” kuailitas

layanan ini menentukan kepuasan atau Ketidakpuasan konsumen.

KFC jembatan Merah Plaza Surabaya harus segera mengatasi

masalah ini meskipun masalah ini kelihatan sepele. Menurut Cronin dan

Taylor (1992:55) menyebutkan kualitas layanan sebagai berikut. “Kualitas

layanan yang baik akan menciptakan kepuasan konsumen”. Kualitas

layanan yang baik serta serta kepuasan konsumen tersebut dapat

mempengaruhi intensitas kunjungan konsumen pada kesempatan

berikutnya pada badan usaha tersebut. Menuruttt Kotler dan Amstrong

(1996:583) bahwa “Kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen, selain itu juga berpengaruh menciptakan

keuntungan badan usaha. Semakin tinggi kualitas badan usaha yang

diberikan konsumen, semakin tinggi pula kepuasan yang diperoleh oleh

konsumen.

Dari uraian diatas dengan terbatasnya waktu dan biaya maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen KFC Jembatan

(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen

KFC Jembatan Merah Plaza di Surabaya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan

konsumen KFC Jembatan Merah Plaza di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian antara lain :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

pertimbangan kepada pimpinan dan pihak manajemen perusahaan dalam

(22)

8

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

a. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gendut Sukarno (Dosen

Fakultas ekomomi dan Pasca Sarjana UPN Veteran Jatim) dan Lia

Nirawati (Dosen Tetap UPN Veteran Jatim) Jatim dengan judul

“Kontribusi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pembayar Pajak”

menghasilkan kesimpulan, yaitu bahwa kualitas pelayanan pada

Kantor Pelayanan Pajak Gresik berpengaruh nyata dan secara searah

terhadap kepuasan para pembayar pajak, hal ini dimaksudkan jika

kualitas layanan Kantor Pelayanan Pajak Gresik ditingkatkan akan

mempunyai kontribusi terhadap penigkatan kepuasan para pembayar

pajak.

b. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rustika Atmawati dan M.

Wahyuddin (Program Pasca Sarjana Universitas Muhamnadiyah

Surakarta) dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Konsumen” menghasilkan kesimpulan bahwa

variabel independen yang terdiri dari tangibles, reliability,

responsivness, assurance, dan empathy berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan konsumen. Dan variabel empathy yang

(23)

c. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hatane Samuel dan Foedjiwati

(Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya)

dengan judul “Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetiaan

Merek” menghasilkan kesimpulan, yaitu bahwa terdapat hubungan

positif yang signifikan antara kepuasan konsumen dengan kesetiaan

merek. Hal ini dimaksudkan jika konsumen puas akan suatu merek

tertentu dan sering membeli produk tersebut maka dapat dikatakan

tingkat kesetiaan merek itu tinggi.

d. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dodik Agung Indra dan Tri

Gunarsih (Program Pasca Sarjana Muhammadiyah Surakarta) dengan

judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah

Kredit Perorangan dan Kelompok” menghasilkan kesimpulan yaitu :

a. Variabel bebas Reliability, Responsiveness, Emphaty, Assurance

dan Tangible secara individual berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan nasabah

b. Variabel bebas Reliability, Responsivness, Emphaty, Assurance dan

Tangible secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan debitur di PD BPR Bank Pasar Kabupaten

Karang Anyar.

e. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zurni Zahara Samosir

(Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatra

Utara) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Mahasiswa menggunakan Perpustakaan USU”

(24)

a. Kualitas pelayaanan (kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati,

an bukti langsung) secara serempak berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan mahasiswa yang berarti dimensi kualitas

pelayanan beserta indikator-indikatornya memberikan pengaruh

nyata terhadap kepuasan kepada mahasiswa dalam menggunakan

perpustakaan USU.

b. Secara parsial dimensi kehandalan, daya tanggap, empati, dan bukti

langsung berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa,

sedangkan dimensi jaminan tidak berpengaruh secara signifikan.

c. Dimensi bukti langsung (tangibles) yang meliputi fasilitas fisik,

perlengkapan, kenyamanan, penampilan karyawan, adalah

merupakan dimensi kualitas pelayanan yang paling mempengaruhi

kepuasan mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan USU.

2.2 Landasan teori

2.2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen dapat didefinisikan melalu banyak cara. Marry Paker

Follet, salah satu tokoh ilmu manajemen, mendefinisikan manajemen

sebagai “seni mencapai sesuatu melalui orang lain” (The art of getting

things done through the others). Dengan definisi tersebut, manajemen

tidak bekerja sendiri, tetapi bekerjasama denga orang lain untu mencapai

tujuan tertentu. Dalam penegertian populer kata manajemen mengingatkan

kita pada Tantri Abeng, atau direksi perusahaan tertentu. Nampaknya

(25)

manajemen juga dapat berbeda dari satu ornag ke orang lain (dari definsi

akademis sampai pengetahuan populer). Jadi manajemen adalah proses

merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan

untuk mencapai tujuan organisai dengan menggunakan sumber daya

organisasi.

Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan

memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa

manfaat perencanaan adalah (1) mengarahkan kegiatan organsasi meliputi

penggunaan sumber daya manusia, (2) menetapkan konsistensi kegiatan

anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi, (3) memonitor

kemajuan organisasi.

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai kegiatan mengkoordinir

sumberdaya, tugas, dan otoritas diantara anggota organisasi agar tujuan

organisasi dapat dicapai dengan cara yang efisien dan efektif.

Pengarahan meliputi kegiatan memberikan pengarahan (directing),

mempengaruhi orang lain (Influencing), dan memotivasi orang tersebut

untuk bekerja (motivating). Pengarahan biasanya dikatakan sebagai

kegiatan manajemen yang paling menantang dan paling penting karena

langsung berhadapan dengan manusia.

Pengendalian bertujuan untuk melihat apakah kegiatan organisasi

sesuai dengan rencana. Manajer harus selalu memonitor kemajuan

organisasi. Fungssi pengendalian meliputi emapat kegiatan :

(26)

selam ini, (3) membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar

prestasi dan (4) melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari standar

prestasi yang telah ditentukan, dan kemudian kembali lagi ke fungsi

perencanaan untuk periode berikutnya.

Manajemen menginginkan tujuan tercapai dengan efektif dan

efisien. Dua kata yang semakin penting sekarang ini. Dengan kata lain

prestasi manajer diukur dari efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan

organisasi, tidak sekedar mencapai tujuan organisasi. Menurut Drucker,

efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar (doing things raight),

sedangkan efektif adalah megerjakan sesuatu yang benar.

2.2.2 Pemasaran

Dahulu pasar diartikan sebagai tempat pertukaran barang-barang

antara pembeli dan penjual. Tetapi sekarang istilah pasar dipakai oleh

ekonom sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi

dalam tipe produk tertentu. Akan tetapi, pemasar memandang penjual

sebagai industri, dan pembeli sebagai pasar. Penjual dan pembeli

dihubungkan oleh empat aliran, yaitu : penjual mengirimkan produk / jasa

dan komunikasi ke pasar ; sebagai gantinya, mereka menerima uang dan

informasi. Hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai sistem pemasaran

(27)

Gambar 2.1 : Sebuah Sistem Pemasaran Sederhana

Sumber : Kotler (2001)

Jadi dapat disimpulkan definisi pemasaran adalah sebuah proses,

yang dengannya seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan dan saling menukarkan

produk dan nilai dengan orang lain.

2.2.3 Manajemen Pemasaran (Marketing Management)

Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa manajemen

pemasaran adalah mencari konsumen yang cukup banyak untuk output

perusahaan saat ini. Namun pandangan itu terlalu sempit. Namun dewasa

ini, kita mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai

analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari

program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai

tujuan pemasaran.

Perusahaan Pasar

Informasi

Komunikasi

Barang-barang dan jasa

(28)

2.2.4 Konsep yang Melandasi Aktivitas pemasaran

Ada lima konsep yang melandasi aklivitas pemasaran suatu

organisasi, yaitu:

• Konsep Produksi

Konsep produksi beranggapan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang gampang diperoleh dan sangat terjangkau, karenanya

manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi produksi dan

distribusi

• Konsep Produk

Konsep produk beranggapan bahwa konsumen akan menyukai produk

yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik, dan bersifat paling

inovatif. Karenanya suafu oganisasi harus mencurahkan tenaga untuk

melakukan perbaikan produk secara terus menerus.

• Konsep Penjualan

Konsep ini beranggapan bahwa konsumen tidak akan memberi cukup

banyak produk perusahaan, kecuali jika perusahaan tersebut

melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar. Konsep ini

biasanya dilakukan pada barang-barang yang tidak dicari (barang yang

biasanya oleh pembeli tidak terpikir untuk dibeli).

• Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa, unfuk mencapai tujuan

(29)

sasaran (target market) dan memuaskan konsumen secara lebih efektif

dan efisien daripada yang dilakukan oleh pesaing.

• Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Konsep ini menyatakan bahwa organisasi harus menentuan kebutuhan,

keinginan, dan minat pada pasar sasaran. selanjutnya organisasi harus

memberikan nilai kepada konsumen dengan suafu cara yang dapat

menjaga dan meningkatkan kesejahteraan konsumen.

2.2.5 Pentingnya Penelitian Konsumen

Kurangnya perhatian terhadap penelitian konsumen sudah di sadari

sejak dahulu. Hal ini terlihat dari pemasar yang lebih memfokuskan pada

bagaimana caranya memproduksi dan memasarkan produknya saja. Para

pemasar kurang memperhatikan bagaimana sebenarnya reaksi dari

konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut. Bila konsumen merasa

tertarik pada suatu produk saat itu konsumen hanya dapat mengkonsumsi

produk tersebut tanpa dapat memberika tanggapan yang dirasakannya dari

produk tersebut.

Sudah banyak perusahaan-perusahaan yang menunjukkan

keinginannya untuk mengetahui tidak hanya sejauh mana kebutuhan

konsumen, akan tetapi juga bagaimana tanggapannya akan produk yang

dikonsumsinya yang berarti berhubugan dengan kepuasan konsumen.

Perusahaan mulai kritis mengenai tingkah laku konsumen akan suatu

(30)

mereka untuk mengetahui keinginan, kebutuhan sekaligus dengan

kepuasan konsumen terebut. Perusahaan melakukan berbagai macam riset

dengan melihat dari berbagi macam faktor yang akan membant umereka

seberapa jauh konsumen menerima produk-produk yang dijual di pasaran.

Konsumen tentunya ingin mendapatkan produk dan jasa serta

pemuas kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Banyak konsumen di Indonesia yang menjadi masyarakat konsumsi tinggi

dalam membeli barang atau produk bahkan sampai ada yang membeli

suatu produk ke luar negeri hanya untuk mendapatkan produk tersebut,

itulah sebagian besar masyarakat yang mempunyai dana lebih dan

berperilaku sedemikian rupa, tapi ada juga masyarakat yang biasa-biasa

saja, mereka membeli produk cukup di dalam negeri, membeli barang

disesuaikan dengan kebutuhan hidup dari dana yang dimiliki dan juga

mencari produk walaupun harganya murah tapi dapat mencukup

kebutuhan mereka.

Implikasi yang banyak disarankan untuk menjadikan pemasaran

berhasil adalah kenalilah konsumen anda, berilah apa yang mereka

inginkan, gunakan media yang menjadi sasaran dan media baru, gunakan

non-media, capailah konsumen di toko, tajamkan promosi anda, bekerja

(31)

2.2.6 Perilaku Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002), perilaku konsumen di

definisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran

yang melibatkan perolehan konsumsi dan pembuangan barang, jasa

pengalaman, serta ide-ide. Sukses atau gagalnya aktivitas pemasaran

sangat bergantung pada reaksi pembeli-pembeli individual dan pola

pemberian mereka (buying patterns).

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Kebudayaan

• Budaya

Merupakan penyebab paring mendasar dari keinginan dan perilaku

seseorang.

• Sub-budaya

Setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil,

atau kelompok orang-orang yang mempunyai sistem nilai yang

sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama

dan memberikan identitas dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk

para anggotanya.

• Kelas Sosial

Merupakan bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan

tersusun rapi yang para anggotanya mempunyai nilai-nilai,

(32)

2. Faktor Sosial

• Kelompok Referensi

Terdiri dari seluruh kerompok yang mempunyai pengaruh

langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

seseorang.

• Keluarga

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan

pembelian, yaitu keluarga orientasi yang merupakan orang tua

seseorang dan keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak

seorang keluarga

• Peran dan Status

Seseorang pada umunya berpartisipasi dalam kelompok selam

hidupnya ; keluarga klub, dan organisasi

3. Faktor Pribadi

• Umur dan tahap siklus hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga

• Pekerjaan

Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok kerja

yang mempunyai minpt diatas rata-rata terhadap suatu produk atau

jasa tertentu.

(33)

Terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan

hartanya dan kemampuan untuk meminjam serta sikap terhadap

mengeluarkan lawan menabung

• Gaya Hidup

Adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oreh kegiatan,

minat dan pendapat seseorang. Kepribadian dan Konsep diri

Adalah karakteristik psikorogi yang berbeda di setiap orang yang

memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten

4. Faktor Psikologis

• Motivasi

Adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

perilaku konsumen

• Persepsi

Didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukkan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti di dunia ini

• Proses Belajar

Menjelaskan perubahan dalam perilaku sesorang yang timbul dari

pengalaman

• Kepercayaan dan Sikap

(34)
[image:34.612.200.513.148.425.2]

Gambar 2.2: Model sederhana perilaku konsumen

Sumber : Sutisna

2.2.7 Pengertian Jasa

Jasa adalah tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak

lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak berakibat kepemilikan

atas sesuatu (Kotler, 1997). Sejalan dengan pengertian di atas, (Stanton

1984) mengartikan jasa sebagai kegiatan yang didefinisikan secara

tersendiri, yang pada hakikatnya bersifat tak memiliki wujud (intangible).

Yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak terikat pada penjualan

atau jasa lainnya.

Tanggapan Pembuatan

Keputusan Individual

Penerapan dari perilaku konsumen pada strategi pemasaran

Pengaruh

Umpan Balik kepada konsumen

Umpan Balik bagi Pemasar (Evaluasi Pasca

(35)

Jasa berdasarkan definisi tersebut diartikan sebagai suatu aktvitas

yang mempunyai beberapa elemen yang tak kelihatan atau tak berwujud

yang berhubungan dengan jasa itu sendiri, yang melibatkan interaksi

dengan konsumen atau dengan barang milik konsumen, dan tidak

berdampak pada penglihan kepemilikan. Perubahan kondisi tidak berkaitan

dengan fisik produk.

2.2.8 Tinjaun Teoritis Jasa

Berry (1997, p.70) mendefinisikan jasa sebagai tindakan, prosedur,

aktivitas, proses-proses, dan unjuk kerja yang tidak berwujud (intangible).

Walaupun demikian, wujud jasa bisa saja mencakup laporan akhir yang

tangible atau berupa materi-materi yang tangible. Menurut Payne (2000:9),

jasa dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Tidak berwujud (intangibilty) : jasa mempunyai sifat tidak berwujud,

tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli konsumen.

b. Tidak dapat dipisahkan (inserpability) : pada umumnya jasa diproduksi

dan dikonsumsi secara bersamaan.

c. Bervariasi (variability) : jasa sangat bervariasi, karena tergantung pada

siapa yang menyediakan, kapan serta dimana jasa tu dilakukan

d. Tidak tahan lama (perishability) : jasa tidak bisa disimpan, daya tahan

suatu jasa sangat tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai

faktor.

Payne (2000, p.8) mengemukakan tawaran perusahaan ke pasar

(36)

atau bagian utama dari total penawaran. Penawaran dapat dibedakan

menjadi 5 kategori yaitu :

a. Barang berwujud murni : penawaran hanya terdiri dari barang berwujud

dan tidak ada jasa yang menyertai produk itu.

b. Barang berwujud yang disertai jasa : terdiri dari barang berwujud yang

disertai satu atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik konsumen.

c. Campuaran : terdiri dari barang dan jasa yang dengan proporsi sama.

Contoh : restoran yang didukung oleh makanan dan layanannya.

d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan :

contoh : jasa utama berupa jasa transportasi bagi penumpang pesawat

terbang serta barang dan jasa tambahan berupa makanan dan majalah.

e. Jasa murni : hanya terdiri dari jasa.

Contoh : jasa menjaga bayi

2.2.9 Konsep Kualitas

Menurut America Society for Quality Control dalam Lupiyoadi

(2006,p. 175) kualitas adalah ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari

produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. Persoalan kualitas

dalam dunia bisnis sudah menjadi “harga yang harus dibayar” oleh

perusahaan agar ia dapat tetap survive dalam bisnisnya. Kosnep kualitas

sendiri pada dasarnya bersfat relatf, yaitu tergantung dari persepektif yang

digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesfikasi. Lebih lanjut

(37)

orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain yaitu persepsi

konsumen, produk atau jasa dan proses. Untuk yang berwujud barang,

ketiga orientasi ini hampir selalu dapat dibedakan dengan jelas, tetapi

untuk jasa, produk dan proses mungkin tidak dapat dibedakan dengan

jelas, bahkan produknya adalah proses itu sendiri.

Menurut Sviokla dalam lupiyoadi (2006, p.176), apabila dianalisis

lebih jauh antara kualitas dan keuntungan jangka panjang terlihat dalam

dua hal, yaitu faktor keuntungan eksternal yang diperoleh dari kepuasan

pelanggan dan keuntungan internal yang diperoleh dari dari adanya

perbaikan efsiensi produk. Keuntungan eksternal yang dimaksudkan diatas

menurut Sviokla, dapat diimplikasikan dalam proses produksi suatu

barang atau jasa, dimana kualitas produk atau jasa yang diberikan oleh

perusahaan dapat menciptakan suatu perepsi positif dari pelanggan

terhadap perusahaan dan menghasilkan suatu kepuasan serta loyalitas

pelanggan. Sementara itu, yang dimaksud dengan keuntungan internal

tampak bersamaan dengan diperolehnya keuntungan eksternal, dimana

fokus perusahaan pada kualitas dapat membawa nilai positif internal

perusahaan dalam proses peningkatan (misalnya peningkatan desain

produk dan kontrol material, penggunaan bahan baku yang efsien,

pengurangan kegiatan reproduksi dan lain sebagainya).

2.2.10 Pengertian Kualitas Layanan

Pengertian kualitas layanan dapat dinyatakan sebagai perbandingan

(38)

diterimanya (Parasaraman et.al, 1985). Pengertian tersebut, kualitas

mengandung elemen-elemen yang meliputi usaha memenuhi atau melebihi

harapan pelenggan, yang mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan, serta merupakan kondisi yang selalu berubah.

Terdapat lima sumber kualitas yang dijumpai (Tjiptono, 1995),

yaitu :

1. Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari

manajemen puncak.

2. Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu dan

detail.

3. Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif

produk sebelum dilepas ke pasar.

4. Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang

terpelihara dengan baik, pekerja yang terlatih dengan baik dan

penemuan penyimpangan secara cepat.

5. Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.

Penilaian kualitas layanan, masing-masing pihak, yaitu produsen dan

konsumen, mempunyai kemampuan dan kepentingan yang berbeda,

dari penelitian Mallucio (1989) terhadap pekerjaan sosial di Amerika,

ditemukan bukti empiris bahwa bagi para pekerja, isi interaksi pada

tahap awal sanagat signifikan, lebih abadi dalam memori daripada

(39)

Dasar untuk menilai suatu kulitas layanan selalu berubah dan

berbeda, apa yang dianggap sebagai suatu layanan berkualitas saat ini

tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang tidak berkualitas saat yang

lain, maka kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit dicapai.

Zeithaml et al. (2000, p.48), mengemukakan, harapan para

konsumen pada dasarnya sama dengan layanan seperti apakah yang

diberikan oleh perusahaan kepada konsumen. Harapan para konsumen ini

ini didasarkan pada informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut,

kebutuhan pribadi, pengalaman dari masa lampau, dan komunikasi

eksternal (iklan dan berbagai bentuk promosi perusahaan lainnya).

Parasuraman (1985, p.46) mendefinisikan kualitas layanan sebagai

sebuah perbandingan dari harapan konsumen dengan persepsi dari layanan

nyata (actual performance) yang mereka terima. Kualitas layanan juga

didefinisikan sebagai persepsi konsumen secara keseluruhan baik

keunggulan dan kelemahan dari organisasi layanannya (Taylor dan Baker,

1994, p.170). Selanjutnya Parasuaraman (1985, p.75), mengemukakan

bahwa terdapat lima dimensi pokok dalam kualitas layanan antara lain :

1. Bukti Fisik (tangibles) : sebagai penampilan fisik, perlatan, personal,

dan alat komunikasi. Semua peralatan tersebut mewakili pelayanan secara

fisik atau memberikan image pelayanan yang akan digunakan oleh

pengguna kualitas.

Indikator Bukti Fisik (Tangibles) :

(40)

2. Ruangan ber AC

3. Penampilan pegawai

2. Reliability : keandalan merupakan kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang telah dijanjikan dengan segera dan akurat.

Indikator Reliability (keandalan) :

1. Melayani konsumen dengan baik

2. Pemesanan yang tepat

3. Tidak melakukan kesalahan dalam pencatatan

3. Responsivness (daya tanggap) : kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada pengguna.

Indikator Responsivness (daya tanggap) :

1. Tidak menunjukkan sikap sok sibuk

2. Merespon kebutuhan konsumen

3. Mengutamakan kepentingan konsumen

4. Assurance (jaminan) : pengetahuan karyawan dan kesopanan atau

keramahan dan kemampuan perusahaan serta karyawannya untuk

menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan.

Indikator Assurance (jaminan) :

1. Pengetahuan pegawai tentang produk

2. Jaminan pengembalian pesanan

3. Karyawan yang bertangggung jawab

5. Emphaty (empati) : perhatian yang tulus yang diberikan kepada

(41)

Indikator :

1. Tidak membedakan status sosial

2. Perhatian pegawai

3. Komunikasi yang baik

2.2.11 Pengertian Kepuasan Konsumen

Kotler (2005, p.70), menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia

rasakan dibanding dengan harapannya. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan

konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diharapkan.

Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh

tingkat kepuasan penerimaan layanan, kepuasan penerimaan layanan

dicapai apabila penerimaan layanan memperoleh layanan sesuai dengan

yang dibutuhkan dan diharapkan.

Umumnya definisi yang menitik beratkan pada kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap produk atau pelayanan, pengertian tersebut juga

dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap

suatu organisasi tertentu karana keduanya berkaitan erat (Peterson dan

Wilson, 1992 dalam Pawitra, 1993).

Menurut Jhons (1984), kepuasan ditentukan oleh harapan dan

(42)

“Kulalitas jasa telah dikonseptualisasikan sebagai perbedaan antara

harapan pelanggan dan kinerja aktual dari penyedia jasa (Teori Gap)“

Atribut-atribut dari kepuasan konsumen secara universal menurut

Dutka (1994:41) di dalam Jurnal Hatane Samuel dan Foedjiwati:

A. Attributs Rellated To The Product

indikator :

1. Value-Price Relathionship

Nilai yang diperoleh diperoleh konsumen melebihi apa yang

dibayar

2. Product Quality

Penilaian dari mutu suatu produk

3. Range Of Product Or Service

Macam dari produk

B. Attributes Rellated To The Service

Indikator :

1. Complaint Handling

Penanganan terhadap keluhan yang disampaikan oleh konsumen.

2. Delivery

Melayani konsumen secara cepat

(43)

3. Resolution of Problem

merupakan kemampuan perusahaan dengan serius dalam

memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen.

C. Attributes Related To Purchase

1. Penyampaian informasi

Penyampain informasi yang diberikan pegawai kepada konsumen

secara jelas.

2 Ease or Convenience Aquisition

merupakan kemudahan untuk mendapatkan pengetahuan yang luas

tentang produk dari perusahaan.

3. Company Reputation

Reputasi perusahaan yang diketahui oleh konsumen

2.2.12 Prinsip-Prinsip Dasar Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen sangat bergantung pada persepsi dan harapan

pelanggan. Sebuah perusahaan perlu mengetahui beberapa faktor yang

mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan. Faktor tersebut adalah :

1. Kebutuhan dan keinginan.

2. Pengalaman masa lalu.

3. Pengalaman teman, cerita teman mengenai kualitas produk dan layanan

perusahaan yang akan didapat oleh konsumen.

4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul dari

(44)

2.2.13 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Tjiptono (1997:35) dalam jurnal Hatane Samuel dan Foedjiwati,

teknik untuk pengukuran kepuasan konsumen dapat menggunakan

pengukuran secara langsung dengan pertanyaan atau pernyataan mengenai

seberapa besar mengharapkan suatu atribut tertentu dari seberapa besar

yang dirasakan, responden menilai antara kesesuaian antara apa yang

diharapkan dan apa yang didapatkan dari pelayanan perusahaan.

2.2.14 Hubungan Antara Kualitas Layanan Dan Kepuasan Konsumen

Dari artikel As’at Rizal (2008) dalam jurnal Dwi Indrawati terdapat

hubungan antara kepuasan dengan mutu pelayanan. Menurut ( Kotler ;

2001 : 13 ) The American Society for Quality Control ( lembaga

pengendali mutu di AS ) mendefinisikan mutu sebagai sifat dan

karakteristik total dari sebuah produk atau jasa yang berhubungan dengan

kemampuannya memuaskan kebutuhan konsumen. Definisi yang berfokus

pada konsumen ini memberi kesan bahwa, sebuah perusahaan telah

mencapai mutu terpadu ketika produk atau jasanya memenuhi atau

melampaui harapan konsumen. Mutu dimulai dari kebutuhan pelanggan

dan diakhiri dengan kepuasan konsumen.

2.2.15 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen.

Kepuasan juga tergantung pada kualitas produk dan jasa. Kualitas

(45)

produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat, ini jelas merupakan definisi yang

berpusat pada konsumen. Dapat dikatakan juga bahwa penjual telah

menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau

melebihi ekspektasi pelanggan. Semakin tinggi tingkat kualitas layanan

semakin tinggi tingkat tingkat kepuasan konsumen yang dihasilkan.

Kualitas produk dan layanan, kepuasan konsumen dan tingkat

profibilitas perusahaan terkait dengan erat. Tingkat kualitas yang lebih

tinggi menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.

Pemasar memainkan beberapa peran dalam membantu perusahaan

mendefinsikan dan memberikan barang dan layanan yang berkualtas tinggi

bagi konsumen sasaran. Pertama mereka bertanggung jawab untuk

mendefinisikan dengan tepat kebutuhan dan keinginan konsumen. Kedua

mereka harus memastikan bahwa pesanan dari konsumen dipenuh secara

benae dan tepat waktu. (Kotler ; 2004 : 93 )

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepuasan konsumen, jika

(46)

Kerangka Konseptual

Kualitas Layanan (X)

Kepuasan Konsumen

(47)

2.3 Hipotesis

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka

konseptual yang telah dirumuskan maka hipotesis yang diajukan adalah :

Didiuga adanya pengaruh positif dari kualitas layanan terhadap

(48)

34

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Operasional adalah pernyataan tentang definisi batasan dan

pengertian variable-variabel dalam penelitian secara operasional baik

berdasarkan teori yang ada maupun pengalaman-pengalaman empiris.

Penelitian ini menggunakan dua variable yang mempunyai hubungan sebab

akibat atau kausal. Kualitas Layanan sebagai peubah bebas atau independen

sedangkan variable Kepuasan Konsumen sebagai peubah tidak bebas atau

dependent. Dalam penelitian ini batas operasional, definisi operasional dan

pengukuran variable terdiri dari :

A. Pengertian Kualitas layanan (X)

Persepsi konsumen secara keseluruhan baik keunggulan dan

kelemahan organisasi lain (Taylor dan Baker, 2004, p.169). Terdapat

lima dimensi pokok dalam kualitas layanan :

1. (X1) = Bukti Fisik (tangibels) : Penampilan fasilitas fisik,

peralatan, personal, dan alat komunikasi.

Bukti Fisik ini diindikatori oleh :

X1.1 Penampilan gedung

(49)

X1.2 Ruangan ber AC

Fasilitas untuk mendukung kenyaman konsumen.

X1.3 Penampilan pegawai

Penampilan pegawai KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya.

2. (X2) = Kehandalan (reliability) : Merupakan kemampuan untuk

memberikan pelayanan yang telah dijanjkan dengan segera, akurat

dan memuaskan .

Kehandalan ini diindikatori oleh :

X2.1 Pelayanan yang baik

Melayani konsumen dengan baik

X2.2 Pemesanan yang tepat

Menyajikan produk sesuai dengan permintaan konsumen

X2.3 Tidak melakukan kesalahan dalam pencatatan

Melakuakan pencatatan dengan benar.

3. (X3) = Daya Tanggap (responsiveness) : Kemuan untuk membantu

dan memberkan pelayanan yang sebaik mungkin kepada pengguna.

Daya Tanggap ini diindikatori oleh :

X3.1 Tidak menunjukkan sikap sok sibuk

Kesiapan dan kemauan karyawan untuk membantu konsumen

(50)

X3.2 Merespon kebutuhan konsumen

Merespon permintaan yang diajukan oleh konsumen

X3.3 Mengutamakan kepentingan konsumen

Karyawan harus mengutamakan kepentingan konsumen

dibandingkan kepentingan.

4. (X4) = Jaminan (assurance) : Pengetahuan karyawan dan

kesopanan atau keramahan dan kemampuan perusahaan serta

karyawanmya untuk menumbuhkan rasa percaya pada konsumen

kepada perusahaan.

Jaminan ini diindikatori oleh :

X4.1 Pengetahuan pegawai tentang produk

Pengetahuan karyawan yang luas tentang produk KFC

X4.2 Jaminan pengembalian pesanan

Jaminan pengembalian pesanan bila produknya tidak sesuai

yang diinginkan

X4.3 Karyawan yang bertanggung jawab

Melayani konsumen sesuai dengan standar layanan yang

diberikan

5. (X5) = Emphati atau perhatian (Emphaty) : Perhatian yang tulus

yang diberikan kepada pelanggan.

Emphati ini diindikatori oleh :

X5.1 Tidak membedakan status sosial

(51)

X5.2 Perhatian pegawai

Memberikan perhatian yang tulus dan ikhlas dalam melayani

konsumen

X5.3 Komunikasi yang baik

Menjalin hubungan yang baik

B. Kepuasan Konsumen (Y)

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil

yang ia rasakan dibanding dengan harapannya.

Terdapat tiga dimensi pokok dalam kepuasan konsumen :

1. (Y1) = Attributs Rellated To The Product

Attributs Rellated To The Product ini diindikatori oleh :

Y1.1 Value-Price Relathionship

Nilai yang diperoleh diperoleh konsumen melebihi apa yang

dibayar

Y 1.2 Product Quality

Penilaian dari mutu suatu produk

Y1.3 Range Of Product Or Service

Macam dari produk

2. (Y2) = Attributes Rellated To The Service

Attributes Rellated To The Service ini dindikatori oleh :

Y2.1 Complaint Handling

(52)

Y2.2 Delivery

Melayani konsumen secara cepat

Y2.3 Resolution of Problem

merupakan kemampuan perusahaan dengan serius dalam

memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen

3. (Y3) = Attributes Related To Purchase

Attributes Related To Purchase ini diindikatori oleh :

Y3.1 Penyampaian informasi

Penyampaian informasi yang diberikan pegawai kepada

konsumen secara jelas

Y3.2 Ease or Convenience Acquisition

merupakan kemudahan untuk mendapatkan keterangan atau

pengetahuan tentang produk dari perusahaan

Y3.3 Company Reputation

Reputasi perusahaan yang diketahui oleh konsumen

3.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Interval. Skala

Likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden

menandai derajat persetujuan atau ketidak setujuan terhadap

masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus. Umumnya

(53)

”sangat tidak setuju” sampai dengan ”sangat setuju” (Malhotra, 2005:298).

Masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut:

1 2 3 4 5

1. Alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1

2. Alternatif jawaban tidak setuju ( TS) diberi skor 2

3. Alternatif jawaban netral (N) diberi skor 3

4. Alternatif jawaban setuju (S) diberi skor 4

5. Alternatif jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5

3.3 Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Merupakan individu atau kelompok yang mempunyai ciri atau

karakteristik yang sama dan menjadi obyek atau sasaran dalam penelitian.

Sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen

KFC Jembatan Merah Plaza di Surabaya.

3.3.2 Sampel

Teknik yang digunakan yaitu nonprobability sampling, dimana

teknik ini tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap

(54)

Untuk penarikan sampel menggunakan teknik Purposive

Sampling. Artinya Teknik penarikan sampel dengan menggunakan syarat

tertentu. Syarat yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini

adalah : a. Umur ≥ 17 tahun

b. Pernah membeli di KFC Jembatan Merah Plaza

Menurut ferdinand ( 2002:48 ) Syarat sampel sebagai berikut :

1. Ukuran sampel yang harus terpenuhi adalah 100-200 sampel untuk

teknik ( Maksimum Likehood Estimation ).

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi, pedomannya

adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Karena terdapat 24 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah ( 24 x 5 = 120 ) maka sampel yang di pakai dalam

penelitian ini adalah 120 responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama oleh

peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi.

Data primer dapat diperoleh dari responden individu, kelompok fokus dan

panel yang secara khusus ditentukan peneliti.

(55)

3.4.2 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner atau

jawaban dari konsumen KFC Jembatan Merah Plaza di Surabaya.

3.4.3 Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

cara, yaitu sebagai berikut :

a. Wawancara

Metode yang dilakukan dalam upaya mencari tanggapan responden

atas berbagai permasalahan yang diangkat.

b. Kuesioner

Pengumpulan data dengan kuesioner membantu untuk membangun

hubungan dengan responden ketika memperkenalkan survei,

memberikan klarifikasi yang diminta oleh responden langsung di

tempat dan mengumpulkan kuesioner segera setelah diisi. Adanya

kontak langsung antara peneliti dan responden akan menciptakan suatu

kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan sukarela akan

memberikan data atau jawaban yang obyektif dan cepat.

3.5 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang dipergunakan didalam penelitian ini

adalah teknik Structural Equation Modeling (SEM). SEM merupakan

(56)

sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan.

(Ferdinand, 2002 : 6). Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada

dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model.

Measurement Model atau model pengukuran ditujukan untuk

mengkonfirmasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator

empirisnya. Structural model adalah model mengenai struktur hubungan

yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. Menurut

Ferdinand (2002:24) untuk membuat permodelan yang lengkap terdapat

beberapa langkah yaitu :

1. Pengembangan Model Berbasis Teori

Dalam pengembangan model teoritis, seorang peneliti harus

melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang

intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang

dikembangkan.

2. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan

digambarkan dalam sebuah path diagram (diagram alur). Path diagram

(diagram alur) akan mempermudah peneliti melihat

hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji.

3. Konversi diagram alur kedalam serangkaian persamaan struktural dan

spesifikasi model pengukuran. Peneliti dapat mulai mengkonversi

spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan. Persamaan

(57)

4. Persamaan struktural (structural equations). Persamaan ini dirumuskan

untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.

5. Persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model).

Peneliti menentukan variabel mana mengukur konstruk mana serta

menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang

dihipotesakan antar konstruk atau variabel.

6. Memilih matriks input dan estimasi model

SEM hanya menggunakan matrik varians/konvarians atau matrik

korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang

digunakan.

7. Menilai problem identifikasi

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala berikut :

Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat

besar.

• Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang

seharusnya disajikan.

• Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang

negatif.

• Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi

yang didapat.

(58)

Pada langkah ini kesuksesan model dievaluasi melalui telaah terhadap

berbagai kriteria goodness of fit.

9. Interpretasi dan Modifikasi Model

Menginterpretasikan model dan memodifikasikan model bagi

model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.

3.5.1 Confimatory Factor Analysis

Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini

menggunakan Confimatory Factor Analysis. Pada Confimatory Factor

Analysis atau (CFA) peneliti menggunakan variabel-variabel yang diteliti

untuk mendefinisikan sebuah faktor yang tidak dapat diukur secara

langsung. Analisis atas indikator-indikator yang digunakan itu memberi

makna atas label yang diberikan pada variabel laten atau faktor laten yang

dikonfirmasi itu. Langkah-langkah dalam analisis SEM model dengan

contoh faktor responsivness dilakukan sebagai berikut :

a. Spesifikasi model pengukuran konstruk Responsivness yaitu :

Persamaan Dimensi Faktor Interaksi :

X11 = λ1 Responsivness + er_1

X12 = λ2 Responsivness + er_2

X13 = λ3 Responsivness + er_3

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam pengukuran model untuk

(59)

model pengukuran dengan contoh Faktor Responsivness akan nampak

sebagai berikut :

Keterangan :

X11 = Tidak menunjukkan sikap sok sibuk.

X12 = Pegawai KFC merespon kebutuhan konsumen

X13 =Mengutamakan kepentingan konsumen.

Er_j = error term X1j

Begitu juga variabel – variabel lain melalui proses sesuai dengan gambar.

3.6 Asumsi Model

3.6.1 Uji Normalitas dan Linearitas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi

normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk

permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar

histogram data dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas

ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun

normalitas multivariant dimana beberapa variabel digunakan sekaligus Responsivness

X11

X12

X13

Er_1

Er_2

(60)

dalam analisis akhir uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati

scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola

penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas. (Ferdinand,

2002 : 52).

3.6.2 Outliers

Ouitliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrem

baik secara invariant maupun multivariant yaitu yang muncul karena

kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh

berbeda dari observasi-observasi lainnya. Outliers pada dasarnya dapat

muncul dalam 4 kategori :

3.6.2.1 Outliers muncul karena kesalahan prosedur.

3.6.2.2 Outliers muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang

memungkinkan profil aktanya lain daripada yang lain.

3.6.2.3 Outliers muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti

tidak dapat mengetahui apa penyebabnya.

3.6.2.4 Outliers dapat muncul dalam mengenali yang ada, tetapi bila

dikombinasi dengan variabel lainnya. Kombinasinya menjadi

tidak lazim atau sangat ekstrim atau yang biasa disebut

multivariate outlier.

Perlakuan terhadap outliers dilakukan bergantung pada bagaimana

(61)

cara yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap

multivariate outliers.

Univariate Outlier

Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan

menentukan nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai

outliers dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam

standart score atau yang biasa disebut Z-score yang mempunyai

rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Oleh karena itu kasus atau

observasi yang mempunyai Z-score > 30 akan dikategorikan sebagai

outliers.

Multivariate Outlier

Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab

walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada

tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila

sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (the Mahalanobis

distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan

jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap outliers multivariate dilakukan

dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat

P < 0,001. jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan X2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam

(62)

3.6.3 Multicolinearity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dan determinan matriks

kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil

(extremely small) memberi indikasi adanya problem multikolinearitas atau

singularitas.

3.6.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa

yang seharusnya diukur. Seperti yang dikutip dari Wijanto (2008:65) yaitu

bagaimana mendefinisikan cara untuk menguji validitas adalah dengan

melihat standard factor loadings (muatan faktor standar) variabel-variabel

teramati (indikator) terhadap variabel laten (faktor) merupakan estimasi

validitas variabel-variabel teramati tersebut.

Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal

dari indikator-indikator suatu konstruk yang menunjukkan derajat sampai

dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah

konstruk/faktor laten yang umum (Ferdinand, 2002 : 62). Reliabilitas diuji

Gambar

Tabel 1.1 Data Komplain KFC Jembatan Merah Plaza Surabaya
Gambar 2.1 : Sebuah Sistem Pemasaran Sederhana
Gambar 2.2:  Model sederhana perilaku konsumen
Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi / tugas akhir dengan judul “Pengaruh Tingkat Kredibilitas

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.31/Menhut- II/2014 tentang Tata Cara Pemberian Dan Perluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam, Izin

Pada Gambar 4.17 dan Gambar 4.18 menunjukan grafik perbandingan durasi waktu muka impuls petir terhadap tegangan puncak pada sisi primer dan sisi

Kewajiban pebelajar; bersih hati, hendaklah tujuan belajar itu mendekatkan diri dengan Tuhan, tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan supaya merantau, menghormati guru.. Pelajaran

Sehingga dapat dirumuskan dari pernyataan di atas bahwa layanan konseling kelompok berhubungan dengan kedisiplinan.Berdasarkan uraian tersebut, layanan konseling kelompok

sistim Pengaturan/pengendalian lalu lintas pada persimpangan mempunyai cakupan luas antara lain masalah perhitungan besarnya kapasitas persimpangan yang ada, volume lalu lintas,

Aliran Konvergensi berpendapat pembentukan akhlak dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu pembawaan si anak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat

Untuk mencegah dampak fungsional atau disfungsionalnya, sikap dan perilaku anggota organisasi dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada level yang