• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah 4.1.1. Letak Geografis - DOCRPIJM a2df799756 BAB IV4.BAB IV NR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah 4.1.1. Letak Geografis - DOCRPIJM a2df799756 BAB IV4.BAB IV NR"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Gambaran Geografis dan Administrasi Wilayah 4.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Nagan Raya terletak pada 03040’ - 04038’ Lintang Utara dan 96011’ - 96048’ Bujur Timur. Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah 3,544.91 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Tengah; b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya Daya dan Gayo Lues; dan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya.

4.1.2. Administrasi Wilayah

Kabupaten Nagan Raya memiliki luas wilayah mencapai 3.544,91 km2. Kabupaten Nagan Raya yang merupak pemekaran dari Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 Kecamatan, 30 mukim dan 222 Gampong definitif, dengan ibukota kabupaten terletak di Suka Makmue.

(2)

Tabel 4.1. Pembagian Administrasi Kabupaten Nagan Raya

1 Seunagan Jeuram 56,73 1.61 5 35

2 Seunagan Timur Keude Linteng 251,6 7.10 4 34

3 Beutong Babusalam 1.017,32 28.70 4 24

4 Beutong Ateuh

Banggala Kuta Teungeh 405,92 11.45 1 4

5 Suka Makmue Lueng Baro 51,56 1.45 2 19

6 Kuala Ujong Fatihah 120,89 3.41 2 17

7 Kuala Pesisir Padang Rubek 76,34 2.15 3 16

8 Tadu Raya Alue Bata 347,91 9.79 2 22

9 Tripa Makmur Kabu 189,41 5.34 2 11

10 Darul Makmur Alue Bilie 1.027,93 29.00 5 40

Total Luas 3.544,90 100,00 30 222

Sumber : RPJMD Kab. Nagan Raya

(3)
(4)

4.2. Gambaran Demografi

4.2.1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Nagan Raya pada Tahun 2010 merupakan angka yang didasarkan pada hasil laporan Sensus Penduduk Tahun 2010 pada Bulan Mei. Jumlah penduduk Nagan Raya adalah sebanyak 139.663 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 70.606 jiwa dan perempuan sebanyak 69.057 jiwa. Untuk Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Grafik 2.1 berikut ini.

Grafik 2-1

Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Tahun 2010 Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

(5)

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

4.2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

(6)

Tabel 4.3.

Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Di Kabupaten Nagan Raya, 2013

Kecamatan/ Rumah

1. Seunagan 4.136 7.879 8.031 15.910 98

2. Seunagan Timur 3.729 6.809 7.118 13.927 96

3. Beutong 3.208 6.745 7.011 13.756 96

4. Beutong Ateuh Banggalang

698 1.120 1.108 2.228 101

5. Suka Makmue 2.192 4.419 4.542 8.961 97

6. Kuala 4.712 10.255 10.198 20.453 101

7. Kuala Pesisir 3.928 8.069 7.632 15.701 106

8.Tadu Raya 4.395 6.963 7.045 14.008 99

9.Tripa Makmur 2.280 4.555 4.511 9.066 101

10. Darul makmur 11408 22.343 22.603 44.946 99

Jumlah/Total 2013

Sumber ; BPS Kabuapaten Nagan Raya , 2014

4.2.3. Jumlah Penduduk Miskin

(7)

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya 2013

Kecamatan Keluarga

Keluarga Pra

Sejahtera Keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera II Keluarga Sejahtera III

Keluarga Sejahtera

1. Seunagan 4222 735 17.41 997 23.61 1175 27.83 994 23.54 321 7.60

2. Seunagan Timur 3524 701 19.89 1017 28.86 1265 35.90 469 13.31 72 2.04

3. Beutong 3332 639 19.18 1217 36.52 1251 37.55 198 5.94 27 0.81

4. Beutong Ateuh

Banggalang 411 108 26.28 86 20.92 208 50.61 9 2.19 0 0.00

5. Suka Makmue 2265 263 11.61 473 20.88 1255 55.41 196 8.65 78 3.44

6. Kuala 4870 1483 30.45 1372 28.17 1434 29.45 505 10.37 76 1.56

7. Kuala Pesisir 3851 104 2.70 863 22.41 1976 51.31 696 18.07 212 5.51

8.Tadu Raya 3431 903 26.32 834 24.31 1112 32.41 436 12.71 146 4.26

9.Tripa Makmur 2131 499 23.42 616 28.91 656 30.78 288 13.51 72 3.38

10. Darul Makmur 10086 1409 13.97 2287 22.67 4275 42.39 1,599 15.85 516 5.12

Jumlah 2013 38,123 6.844 9,762 14,607 5,390 1,520

(8)

4.2.4. Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 125.425 jiwa dan pada tahun 2010 berkembang menjadi 139.663 jiwa, angka pertumbuhan penduduk 0.87 %, merupakan laju pertumbuhan yang cukup pesat. Selanjutnya tahun 2013 menjadi 158,956 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2.29 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Selama kurun waktu 2009-2013, angka ketergantungan cenderung menurun. Pada tahun 2013 setiap 100 penduduk usia produktif usia 15 tahun sampai dengan 64 tahun akan menanggung penduduk usia non produktif, yaitu penduduk 4 muda (0-14 tahun) dan penduduk tua (65 tahun ke atas).

Distribusi penduduk menurut kecamataan pada Tahun 2010 mengalami perubahan seiring dengan pemekaran wilayah kecamatan dibanding dengan kondisi Tahun 2006. Distribusi jumlah penduduk Kecamatan Darul Makmur menempati urutan pertama yaitu 33,62 persen dari jumlah penduduk keseluruhan, diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak 13,27 persen. Distribusi penduduk pada Kecamatan Seunagan, Kecamatan Beutong dan Kecamatan Kuala Pesisir secara berurutan adalah sebesar 10,36 persen, 10,19 persen dan 10,10 persen. Sedangkan distribusi jumlah penduduk pada Kecamatan Seunagan Timur adalah sebesar 8,71 persen, Kecamatan Tadu Raya sebesar 8,01 persen. Kecamatan Suka Makmue memiliki distribusi terkecil yaitu sebesar 5,74 persen.

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab. Nagan Raya 2008-2013

Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1. Seunagan 12,960 13,074 14,464 14,795 15,369 15,910

2. Seunagan Timur 11,628 11,728 12,160 12,438 12,918 13,927

3.Beutong 12,840 12,950 14,228 12,824 13,322 13,756 4. Beutong ateuh

Banggalang - - - 1,730 1,797 2,228

(9)

6. Kuala 16,100 16,239 18,540 18,965 19,701 20,453

7. Kuala Pesisir 11.641 11,742 14,110 14,433 14,993 15,701

8. Tadu Raya 8,366 8,440 11,185 11,441 11,887 14,008

9. Tripa Makmur - - - 8,085 8,399 9,066

10. Darul Makmur 43,260 43,640 46,954 39,944 41,496 44,946

Jumlah 124,340 125,425 139,663 142,861 148,407 158,956

4.2.5. Persebaran Penduduk

Dengan luas wilayah yang tidak berubah, penambahan jumlah penduduk tersebut menyebabkan angka kepadatan penduduk terus bertambah setiap jiwanya. Pada tahun 2013 tercatat setiap 1 km2 luas wilayah dihuni oleh 45 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Darul Makmur dengan kepadatan 1.027,93 jiwa/km2, sedangkan yang terendah di Kecamatan Suka Makmue yang tiap 1 km2dihuni hanya 5 jiwa.

Tabel 4.6. Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013 Kecamatan Luas Jumlah

2. Seunagan Timur 251,6 13.927 55

4.Beutong 1.017,32 13.756 14

4. Beutong ateuh

Banggalang 405,92 2.228 5

5. Suka Makmue 51,56 8.961 174

6. Kuala 120,89 20.453 169

7. Kuala Pesisir 76,34 15.701 206

8. Tadu Raya 347,91 14.008 40

9. Tripa Makmur 189,41 9.066 48

10. Darul Makmur 1.027,93 44.946 44

Jumlah 3.544,90 158.596 45

(10)

4.3. Gambaran Topografi

Secara Topografis, sebagian besar gampong-gampong yang ada di Kabupaten Nagan Raya merupakan wilayah dataran. Sisanya merupakan gampong yang memiliki topografi lembah /DAS dan lereng. Terdapat 17 gampong yang berbatasan dengan laut yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Darul Makmur, Tripa Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya.

Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang potensial untuk budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus. Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2013 telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu rata-rata 16 hari dalam setiap bulan atau sekitar 51,78 persen dari jumlah hari dalam setahun. Potensi hujan bias dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari curah hujan maupun jumlah hari hujan. Kabupaten Nagan Raya terdiri atas 10 Kecamatan, 30 mukim dan 222 Gampong. Sebanyak 206 desa diantaranya berada di dataran dan 8 desa tertetak di lembah. Hanya 8 desa yang terletak di Iereng.

Tabel 4.7. Letak Geografis Gampong per Kecamatan

KECAMATAN Letak Topografi Jumlah

(11)
(12)
(13)
(14)

4.4. Gambaran Geohidrologi

Pada wilayah Kabupaten Nagan Raya terbagi dalam 6 wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu : sungai besar yaitu Krueng Seunagan dan Krueng Tripa dengan kapasitas alirannya lebih dari 250 liter/detik. Dengan karakteristik dan pola aliran sungai ini, terdapat permasalahan berupa adanya banjir periodik pada musim penghujan. Banjir periodik tersebut terjadi sebagai limpasan air sungai, terutama yang perbedaan tinggi dengan muara (permukaan laut) tidak terlalu besar, seperti pada sungai-sungai di bagian tengah dan timur wilayah. Limpasan sungai tersebut bermuara ke Samudera Indonesia. Area yang mengalami banjir periodik tersebut adalah pada alur limpasan sungai : Krueng Seunagan dan anak - anak sungainya yaitu sejak dari wilayah Kecamatan Seunagan, Suka Makmue, Kuala, Kuala Pesisir. Sedangkan pada Krueng Tripa dan anak - anak sungainya, areal yang mengalami banjir periodik yaitu sejak dari wilayah Kecamatan Tripa Makmur, Tadu Raya dan Darul Makmur. Untuk Krueng Tripa areal banjirnya terjadi di wilayah lamie dan selanjutnya di Kecamatan Tripa Makmur.

Beberapa sungai di Kabupaten Nagan Raya saat ini dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk Sistem Prasarana Air Minum antara lain:

(15)
(16)

4.5. Gambaran Geologi

Secara Geologi, wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari batuan sedimen kuarter dan tersier yang berada di bagian Utara Kabupaten Nagan Raya serta batuan sedimen pra tersier yang umumnya berada di bagian Timur Kabupaten Nagan Raya. Susunan formasi batuan dan endapan yang menyusun wilayah Kabupaten Nagan Raya terdiri dari aluvium, campuran estuarin dan marin yang masih muda, aluvium sungai muda, gambut yang berada di bagian tengah Nagan Raya (di sepanjang jalan arteri), aluvium, endapan laut yang muda (pasir-pasir pantai, kerikil) yang berada di bagian utara Nagan Raya serta formasi batuan basalt, andesit, tefra berbutir halus dan tefra berbutir kasar yang berada di bagian selatan Nagan Raya .

Kabupaten Nagan Raya memiliki potensi berbagai sumber daya geologi yang dapat menunjang perekonomian daerah. Kebijakan pemerintah pusat tentang otonomi daerah menuntut daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumber daya yang dimiliki oleh daerah, salah satunya adalah sumber daya geologi. Di dalamnya terdiri dari bahan galian mineral dan batuan, energy, air tanah dan lahan.

Kondisi geologi meliputi geomorfologi, cekungan geologi, material geologi (batuan), struktur geologi dan geologi lingkungan. Proses geologi meliputi proses eksogenik (asal terestrial) dan endogenik (asal Internal Bumi). Proses eksogenik meliputi pelapukan dan denudasi, sedangkan proses endogenik dapat berupa proses tektonisme, vulkanisme dan intrusive. Proses eksogenik mempengaruhi laju erosi dan sedimentasi dalam mekanisme pembentukan geomorfologi secara gradual dalam waktu geologi maupun secara tiba-tiba, seperti letusan gunung api.

Kawasan lindung geologi, meliputi:

(1) kawasan rawan bencana alam geologi, meliputi: a. kawasan rawan gempa bumi tektonik

Daerah yang dianggap Rawan Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten Nagan Raya, meliputi hampir seluruh Wilayah Kabupaten Nagan Raya. Adapun kriteria kawasan lindung berdasarkan rawan gempa bumi sebagai berikut :

• Kawasan yang mempunyai sejarah kegempaan yang merusak;

(17)

• Kawasan yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan lebih besar dari MMI. VI perlu mendapat perhatian khusus.

• Kawasan yang mempunyai potensi terjadi pembuburan tanah (Liquifaction).

Atas dasar tersebut, wilayah Kabupaten Nagan Raya yang termasuk ke dalam kawasan rawan gempa bumi yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan lebih besar dari MMI. VI terdapat hampir diseluruh wilayah Kabupaten. Pada kawasan tersebut sebahagian merupakan kawasan permukiman sehingga permukiman yang ada dan berkembang di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap gempa tektonik.

b. kawasan rawan gerakan tanah

Gerakan tanah merupakan jenis bencana alam geologi yang paling relatif sering terjadi, karena tingkat kejadiannya yang hampir setiap tahun atau setiap musim hujan, maka sering menimbulkan bencana kerusakan dan korban jiwa, walaupun dimensi bencana gerakan tanah relatif kecil jika dibandingkan dengan bencana gempa bumi atau letusan gunung api. Jenis gerakan tanah yang sering terjadi di daerah Kabupaten Nagan Raya adalah tanah lonsor, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang sangat mempengaruhi terhadap waktu kejadian longsoran adalah curah hujan (air) yang menjenuhi tanah penutup yang sangat tebal. Oleh karena itu longsoran sering terjadi pada musim hujan.

Oleh karena itu pada kawasan-kawasan yang rawan lonsoran harus diterapkan konsep permukiman yang ramah terhadap bencana gerakan tanah, termasuk kawasan yang berada dalam zona kerentanan gerakan tanah rendah dan sangat rendah.

c. kawasan rawan tsunami

(18)

berkembang di kawasan ini menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap gempa tsunami dan penyiapan mitigasi bencana.

(19)
(20)

4.6. Gambaran Klimatologi

Kabupaten Nagan Raya memiliki suhu udara minimum 21,7°-19,2° sampai dengan suhu maksimum 30,8°-28.9°. Selama ini curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Agustus, sedangkan curah hujan tetap terjadi pada bulan September dan Desember. Walaupun kebiasaan musim hujan di daerah dimulai dari September hingga Desember namun bila di lihat dari rata-rata curah hujan dan hari hujan selama periode Januari sampai dengan Desember 2011 masing-masing 328.1 mm dan 16 hari Hujan (hh)dan selama musim kemarau Januari sampai Agustus 2010 rata-rata curah hujan masing – masing 389,31 mm dan 18,50 hari Hujan (hh). Curah hujan tertinggi pada tahun 2011 yaitu pada bulan Agustus 774,3 mm/bulan dan hari hujan tertinggi yaitu bulan desember 22 hari. Sedangkan curah hujan terendah pada bulan Mei 136,1 mm/bulan hari hujan terendah pada bulan Juli yaitu 8 hari. Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang potensial untuk budidaya berbagai komoditi pertanian karena di dukung oleh iklim yang bagus. Salah satu factor yang menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Berdasarkan data yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Cut Nyak Dhien menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2013 telah terjadi hujan sebanyak 189 hari, yaitu dngan rata-rata 16 hari dalam setiap bulan atau sekitar 51,78 persen dari jumlah dalam setahun. Potensi hujan bias dikatakan merata sepanjang tahun, baik dari sisi curah hujan maupun jumlah hari hujan. Jumlah curah hujan sepanjang tahun 2013 sebesar 3.459 mm dengan jumlah hujan rata-rata perbulan sebesar 288 mm.

Bulan Juni dan September memiliki jumlah curah hujan yang lebih tinggi dibanding bulan-bulan lainnya. Sedangkan bulan Januari memiliki curah hujan terendah, yaitu sebesar 151 mm. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara dan kelembaban udara rata-rata perbulan 26.6° dan 89 persen. Suhu udara minimum rata-rata berkisar antara 20,0 s/d 23. 3°C dan suhu udara maksimum rat-rata berkisar antara 30,4 s/d 31. 8°C.

(21)
(22)

Tabel 4.8. Suhu, Tekanan dan Kelembaban Udara, 2012-2013

2012 2013 2012 2013 2012 2013

Januari 26,3 26,9 1 009,4 1 010,9 89 88

Pebruari 26,1 26,3 1 008,6 1 009,6 91 92

Maret 26,3 27,5 1 009,6 1 010,6 88 89

April 26,4 27,0 1 010,2 1 010,0 90 90

Mei 27,0 27,1 1 009,3 1010,0 87 89

Juni 26,3 26,8 1 010,1 1 009,8 86 89

JuIi 26,3 26,3 1 009,8 1 010,4 86 87

Agustus 26,5 26,1 1 010,4 1010,6 86 86

September 26,3 26,4 1 010,0 1 011,2 87 84

Oktober 26,3 26,7 1 014,4 1 011,8 91 87

Nopember 26,3 25,9 1 010,2 1 010,2 91 92

Desember 26,5 26,3 1 009,4 1 010,1 91 90

Sumber : BPS Kab. Nagan Raya 2014

Tabel 4.9. Suhu Udara Minimum dan Maksimum, 2013

Bulan

(23)

Tabel 4.10. Jumlah Hari Hujan, 2013

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

Tabel 4.11. Kecepatan Angin, Arah dan Rata-Rata, 2013

Bulan Rata-Rata Maksimum

(24)

Tabel 4.12. Data Curah Hujan dan Hari Hujan. 2013

Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (HH)

2012 2013 2012 2013

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

4.7. Kondisi Sosial dan Ekonomi 4.7.1. Pendidikan

a. Angka Melek Huruf

Indikator kinerja pembangunan untuk pendidikan seperti Angka Melek Huruf (AMH) mengalami peningkatan dari 89,89 persen (2011) menjadi 91,77 persen (2012) dan 92,12 persen (2013). Namun, AMH Nagan Raya masih di bawah AMH provinsi Aceh tahun 2013 sebesar 96,75 persen. Saat ini masih ada masyarakat Kabupaten Nagan Raya yang belum bisa tulis baca sebesar 7,88 persen oleh karena itu, Kabupaten Nagan Raya masih harus berupaya meningkatkan kemampuan tulis baca masyarakat yang tidak melek huruf melalui pendidik non formal seperti kejar paket A atau paket B.

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah

(25)

tersebut masih dibawah angka rata-rata lama sekolah tingkat Provinsi Aceh tahun 2013 sebesar 8,93 tahun. Angka rata-rata sekolah dimaksud adalah lamanya masyarakat Kabupaten Nagan Raya bersekolah selama 8,40 tahun belum tamat SMP, belum selesai target wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, gambaran mengenai peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun keatas. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang sudah menamatkan sekolah pada jenjang minimal SLTP sebanyak 46,44 persen pada tahun 2011. Disini juga terlihat perbedaan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Proporsi laki-laki yang menamatkan pendidikan setara SLTP keatas lebih besar daripada perempuan. Sejalan dengan program pemerintah mengenai wajib belajar, maka diharapkan pada tahun-tahun mendatang angka ini mengalami peningkatan, tidak hanya dari segi kuantitas melainkan juga kualitasnya. Lebih jauh terlihat bahwa proporsi penduduk perempuan yang belum/tidak tamat SD atau hanya menamatkan SD jauh lebih besar daripada laki-laki. Akan tetapi, pada sisi lainnya proporsi perempuan yang menamatkan pendidikan tinggi (diploma hingga sarjana) lebih besar daripada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran sudah mulai tumbuh dalam masyarakat yang juga mementingkan pendidikan kaum perempuan.

Tabel 4.13

Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kab. Nagan Raya Dibandingkan dengan Kabupaten Tetangga dan Provinsi Aceh Tahun 2010-2014

Tahun Rata-Rata Lama Sekolah

Kab. Nagan Raya Kab. Aceh Barat Kab. Aceh Jaya Provinsi Aceh

2010 7,12 7,64 7,17 8,28

2011 7,32 7,71 7,34 8,32

2012 7,73 7,77 7,64 8,36

2013 7,78 7,83 7,70 8,44

2014 7,93 8,17 7,88 8,71

Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya, 2014 dan Bappeda Aceh, 2014

(26)

sekolah anak perempuan usia 7-12 tahun sedikit lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki pada usia yang sama. Pada tahun yang sama angka partisipasi sekolah anak usia 13-15 tahun di Kabupaten Nagan Raya mencapai 97,84 persen, dimana 97,74 persen untuk anak laki-laki dan untuk anak perempuan 97,84 persen. Terlihat bahwa angka partisipasi sekolah untuk anak perempuan usia 13-15 lebih tinggi daripada anak laki-laki pada usia yang sama. Hal demikian juga terjadi pada kelompok usia 16-18 tahun, dimana angka partisipasi sekolah anak laki-laki 77,79 persen lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah anak perempuan 86,68 persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 7-12 di Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 mencapai 100,00 persen. Angka Partisipasi Sekolah usia 13-15 tahun mencapai 97,64 persen sedangkan Angka Partisipasi Sekolah usia 16-18 tahun mencapai 70,61 persen dan usia 19-24 tahun mencapai 23,00 persen.

c. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka partisipasi kasar untuk semua jenjang pendidikan (SD/MI/Paket A, SMP/MTsN/Paket B, SM/MA/Paket C) sudah mengalami peningkatan. Angka partisipasi kasar (APK) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten Nagan Raya sebesar 103,67 pada tahun 2011 meningkat menjadi 107,90 persen (2012) dan 109,81 persen (2013). Demikian juga dengan APK (APK SMP/ MTsN) sebesar 110,18 persen (2011) dan 103,69 persen (2012) menjadi 100,74 persen (2013). Namun, APK (SMA/MA/SMK) belum menunjukkan hasil yang baik pada tahun 2011 sebesar 85,27 persen menurun menjadi 72,06 persen (2012) dan 83,03 persen (2013).

Tabel 4.14. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011-2013

APM berdasarkan Jenjang Pendidikan 2011

(27)

d. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat sekolah dasar (SD/MI) di Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2011 sebesar 88,73 persen naik menjadi 94,02 persen pada tahun 2012 dan pada yahun 2013 menurun menjadi 91,56 persen. APM untuk jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTsN) pada tahun 2011 sebesar 76,64 naik menjadi 84,09 pada tahun 2012 dan untuk tahun 2013 menurun menjadi 82,18. APM untuk jenjang pendidikan menengah atas (SMA/MA/SMK) pada tahun 2011 sebesar 65,21 persen meningkat menjadi 66,69 persen pada tahun 2012 dan tahun 2013 menurun 63,59 persen. Angka Partisipasi tersebut pada umumnya lebih rendah daripada angka partisipasi sekolah (kasar) seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada diantara kelompok umur tersebut bersekolah tidak sesuai jenjang pendidikan dan umurnya. Seperti ada anak berumur 12 tahun yang telah duduk di bangku SLTP atau sebaliknya, ada anak usia 13-14 tahun tetapi masih duduk dibangku sekolah dasar, terdapat kecenderungan menurunnya Angka Partisipasi Sekolah pada kelompok umur sekolah SD, SLTP dan SLTA. Hal tersebut terjadi baik pada anak laki-laki maupun perempuan.

Tabel 4.15. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011 – 2013

APM berdasarkan Jenjang Pendidikan

2011 2012 2013

Nagan Raya Nagan Raya Nagan Raya APM SD/MI

Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

(28)

e. Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah yang mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu sering digunakan sebagai ukuran dari tingkat pendidikan. Penduduk yang putus sekolah / belum pernah sekolah menurut kelompok jenjang pendidikan berbeda nyata pada tahun 2011. Pada jenjang sekolah dasar, persentase anak usia sekolah yang putus sekolah sebesar 1,94 persem, sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTP membesar menjadi 2,16 persen. Anak putus sekolah untuk jenjang pendidikan SLTA jauh lebih tinggi yaitu mencapai 18,81 persen.

4.7.2. Kesejahteraan Penduduk

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai suatu indikator pembangunan manusia menggambarkan kualitas hidup dari sisi kesehatan, pendidikan, dan daya beli. Berdasarkan perhitungan dan penambahan rata-rata dari indeks harapan hidup, indeks tingkat pendidikan, dan indeks pendapatan, maka IPM Kabupaten Nagan Raya mencapai 71,80 tahun 2011. Jika diukur dari skala Internasional, angkat IPM tersebut termasuk IPM dalam kategori IPM menengah atas. Selanjutnya, angka IPM yang dicapai tahun 2011 cenderung naik disbanding tahun sebelumnya (2010) yang sebesar 69,18 (BPS), atau naik sebesar 2,62 poin. Meski demikian, perubahan yang cenderung mendatar membuktikan bahwa percepatan pembangunan manusia di daerah ini masih relative lamban.

Jika dilihat kondisi antar kecamatan, angka IPM cukup bervariasi yang menggambarkan tingkat pencapaian pembangunan manusia di wilayah masing-masing. Nilai IPM berkisar antara 65,82 hingga 74,81. Paling tinggi adalah Kecamatan Kuala, dan paling rendah adalah Kecamatan Seunagan Timur. Jika diurut berdasarkan skala internasional, tidak ditemui satu pun kecamatan yang termasuk dalam kategori IPM tinggi (>80), kategori IPM rendah (IPM<50), dan kategori menengah ke bawah (50 ≤ IPM <66). Keseluruhan kecamatan termasuk dalam kategori IPM menengah atas (66≤ IPM < 80).

IPM Nagan Raya terus meningkat secara signfikan. Awal tahun 2008, tercatat IPM masih sebesar 68,47 selanjutnya, angka IPM tersebut naik menjadi 68,74 (2009), sebesar 69,18 (tahun 2010). Kehidupan ekonomi Nagan Raya juga diukur dengan melihat kesanggupan daya beli penduduk antar wilayah. Untuk itu dipakailah indikator pengeluaran perkapita yang disesuaikan hasil dari Susenas (survei Sosial Ekonomi Nasional). Penyesuaian ini dilakukan untuk menghilangkan faktor kenaikan harga barang (inflasi).

(29)

Peningkatan nilai IPM tersebut tidak serta merta meningkatkan posisi Nagan Raya di tingkat propinsi. Dari 23 kabupaten/kota di Aceh, pembangunan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Nagan Raya berada di posisi kelima belas selama tiga tahun terakhir

Peningkatan IPM diatas terkait erat dengan penurunan tingkat kemiskinan. Penduduk miskin disini adalah penduduk yang pengeluarannya sebulan berada dibawah garis kemiskinan.

Penduduk miskin ini sebagian besar tinggal didaerah pedesaan. Dari hasil pengolahan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilakukan pada setiap tahunnya, terlihat bahwa 27 persen masyarakat di perdesaan tergolong miskin. Sedangkan di perkotaan jumlah masyarakat tidak mampu ini hanya 5 persen

Walaupun terjadi penurunan kemiskinan, akan tetapi angka dua puluhan persen tersebut masih terlalu besar. Pemerintah Daerah harus berusaha keras untuk menurunkan angka ini. Selain pemberdayaan masyarakat miskin, pembangunan daerah perdesaan diharapkan mampu menjadi solusi masalah ini.

Tabel 4.16. Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya 2012-2013

Uraian 2011 2012 2013

Garis Kemiskinan (Rp) 346,154 349, 550 353, 231

(%) Penduduk Miskin 23,38 22,27 21,75

Sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya, 2014

4.7.3. Perekonomian dan PDRB

Pertumbuhan ekonomi Nagan Raya tiga tahun terakhir ini bernilai positif. Tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 adalah sebesar 4,69 persen. Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 5,08 dan 6,63 persen. Sektor yang masih menjadi andalan adalah sektor pertanian dengan share sektor sebesar 55,80 persen. Besarnya kontribusi dari sektor pertanian pada tahun 2013 disumbang oleh dua subsektor utama, yaitu subsektor perkebunan dan subsektor tanaman bahan makanan, masing-masing sebesar 25,78 persen dan 15,19 persen. Sedangkan tiga subsektor lainnya, yaitu subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan masing-masing memberikan andil sebesar 7,34 persen, 4,41 persen dan 2,36 persen. Untuk melihat rata-rata nilai produksi yang dihasilkan oleh setiap penduduk, dipakailah ukuran Pendapatan Perkapita sebagai pendekatan tingkat kesejahteraan penduduk.

(30)

salah satu ukuran tingkat kemakmuran suatu daerah.

PDRB per kapital Kabupaten Nagan Raya terus mengalami peningkatan pada periode 2010-2014 sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Pada tahun 2014, PDRB per kapital Nagan Raya mencapai 39,22 juta rupiah atau meningkat sebesar 6 persen dari tahun 2013. Artinya, setiap penduduk di Kabupaten Nagan Raya rata-rata dapat menciptakan PDRB atau nilai tambah sebesar 39,22 juta selama tahun 2014.

Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nagan Raya semakin meningkat dalam periode waktu 2010-2014. Perekonomian Nagan Raya pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Nagan Raya tahun 2014 mencapai 2,51 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 3,60 persen. Perlambatan pada tahun 2014 dipengaruhi oleh perlambatan dikategori utama yaitu kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan. Adanya penurunan produksi di subkategori tanaman pangan turut mengambil andil terhadap perlambatan tersebut.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2014 dicapai oleh sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 30,47 persen. Pertumbuhan yang tinggi disektor ini akan memberikan manfaat besar bagi Kabupaten Nagan Raya sebagai penunjang seluruh kegiatan ekonomi di wilayah Nagan Raya.

Sektor pertanian yang menjadi kunci penggerak perekonomian Nagan Raya terus mengalami percepatan pertumbuhan dari tahun 2010 sampai 2013. Namun, tahun 2014 pertumbuhannya mengalami perlambatan menjadi 2,19 persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi padi di subsektor tanaman pangan yang menjadi komoditas unggulan di Nagan Raya.

(31)

Pembangunan infrastruktur wilayah yang masih terus dilakukan memerlukan dukungan dari sektor pertambangan dan penggalian.

Gambar 4-10 :

Sumber ; PDRB Kabupaten Nagan Raya 2013

(32)

Tabel 4.17. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Nagan Raya Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013

(juta Rupiah)

No. Sektor 2009 2010 2011 2012 2013

(Rp) (persen) (Rp) (persen) (Rp) (persen) (Rp) (persen) (Rp) (persen) 1. Pertanian 429.820,83 46,24 441.673,01 45,63 455.818,68 44,99 471.885,63 44,32 490.670,60 43,22

2. Pertambangan &

Penggalian 17.611,67 1,89 19.173,68 1,98 21.803,48 2,15 26.014,85 2,44 27.769,27 2,45 3. Industri Pengolahan 29.995,82 3,23 30.840,29 3,19 32.601,81 3,22 34.807,93 3,27 39.216,84 3,45

4. Listrik & Air Minum 2.437,92 0,26 2.736,30 0,28 3.036,39 0,30 3.322,92 0,31 4.588,31 0,40 5. Bangunan/Konstruksi 45.011,94 4,84 48.625,61 5,02 52.355,00 5,17 56.480,11 5,30 63.997,22 5,64

6. Perdagangan, Hotel

& Restoran 237.591,40 25,56 245.824,92 25,40 255.509,02 25,22 266.929,85 25,07 287.993,38 25,37

7. Pengangkutan &

Komunikasi 57.424,27 6,18 62.796,30 6,49 68.289,43 6,74 74.118,83 6,96 80.290,30 7,07

8.

Keuangan,

Persewaan & Jasa Perusahaan

8.608,33 0,93 9.028,81 0,93 9.521,96 0,94 9.984,13 0,94 10.853,00 0,96

9. Jasa-jasa 101.090,87 10,87 107.159,78 11,07 114.312,54 11,28 121.208,21 11,38 129.958,84 11,45 PDRB Nagan Raya 929.593,05 100,00 967.858,70 100,00 1.013.248,31 100,00 1.064.752,48 100,00 1.135.337,76 100,00

(33)

Tabel 4.18. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Nagan Raya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009-2013 (juta Rupiah)

No. Sektor 2009 2010 2011 2012 2013

(Rp) (persen) (Rp) (persen) (Rp) (persen) (Rp) (persen) (Rp) (persen)

1. Pertanian 1.469.668,94 61,88 1.536.458,79 60,42 1.632.309,67 58,85 1.731.569,03 57,42 1.850.459,17 55,80

2. Pertambangan & Penggalian 39.789,08 1,68 46.760,02 1,84 56.062,64 2,02 69.210,95 2,29 77.370,27 2,33

3. Industri Pengolahan 43.934,63 1,85 45.751,21 1,80 50.491,89 1,82 55.105,40 1,83 64.360,53 1,94

4. Listrik & Air Minum 5.902,59 0,25 7.352,85 0,29 8.912,27 0,32 10.521,93 0,35 15.728,54 0,47

5. Bangunan/Konstruksi 152.326,27 6,41 172.448,08 6,78 199.291,32 7,19 228.979,78 7,59 277.411,94 8,37

6. Perdagangan, Hotel &

Restoran 388.936,46 16,38 426.335,66 16,76 476.768,99 17,19 529.635,84 17,56 590.716,39 17,81

7. Pengangkutan & Komunikasi 123.643,48 5,21 144.541,68 5,68 164.647,85 5,94 182.909,36 6,06 205.021,74 6,18

8. Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 20.900,26 0,88 23.414,40 0,92 26.422,06 0,95 29.606,39 0,98 33.177,45 1,00

9. Jasa-jasa 130.013,49 5,47 139.955,19 5,50 158.805,48 5,73 178.304,29 5,91 201.832,43 6,09

PDRB Nagan Raya 2.375.155,21 100,00 2.543.017,89 100,00 2.773.712,16 100,00 3.015.842,96 100,00 3.316.078,47 100,00

(34)

Tabel 4.19. Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Kabupaten Nagan Raya Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Harga Konstan (ADHK) Tahun 2009-2013

No Sektor

2009 2010 2011 2012 2013

ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK ADHB ADHK

persen persen persen persen persen Persen Persen persen Persen persen

1. Pertanian 61,88 46,24 60,42 45,63 58,85 44,99 57,42 44,32 55,80 43,22

2. Pertambangan & Penggalian 1,68 1,89 1,84 1,98 2,02 2,15 2,29 2,44 2,33 2,45

3. Industri Pengolahan 1,85 3,23 1,80 3,19 1,82 3,22 1,83 3,27 1,94 3,45

4. Listrik & Air Minum 0,25 0,26 0,29 0,28 0,32 0,30 0,35 0,31 0,47 0,40

5. Bangunan/Konstruksi 6,41 4,84 6,78 5,02 7,19 5,17 7,59 5,30 8,37 5,64

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 16,38 25,56 16,76 25,40 17,19 25,22 17,56 25,07 17,81 25,37 7. Pengangkutan & Komunikasi 5,21 6,18 5,68 6,49 5,94 6,74 6,06 6,96 6,18 7,07

8. Keuangan, Persewaan & Jasa

Perusahaan 0,88 0,93 0,92 0,93 0,95 0,94 0,98 0,94 1,00 0,96

9. Jasa-jasa 5,47 10,87 5,50 11,07 5,73 11,28 5,91 11,38 6,09 11,45

PDRB Nagan Raya 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

(35)

Tabel 4.20. Pendapatan Regional dan Angka Per Kapita. Kab. Nagan Raya

atas dasar harga pasar 2.717.932,53 2.955.194,06 3.249.391,80

3. PDRB Per Kapita 19.415.460,90 20.622.135,49 22.166.892,65 4. Pendapatan Regional Per

atas dasar harga konstan 991.659,03 1.042.065,80 1.111.147,12

3. PDRB Per Kapita 7.092.546,67 7.280.707,32 7.589.359,07

4. Pendapatan Regional Per

Kapita 6.712.011,66 6.890.076,96 7.182.168,68

Sumber : Nagan Raya dalam angka, 2014

Tabel 4.21. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Regional Nagan Raya Tahun 2011-2013

Uraian 2011 2012 2013

Atas Dasar Harga Berlaku

1. PDRB 9,07 8,73 9,96

2. Pendapatan Regional 9,07 8,73 9,96

3. PDRB Per Kapita 6,63 6,22 7,49

4. Pendapatan Regional Per

Kapita 6,63 6.22 7,49

Atas dasar Harga Konstan 2000

1. PDRB 4,69 5,08 6,63

2. Pendapatan Regional 4,69 5,08 6,63

3. PDRB Per Kapita 2,36 2,65 4,24

4. Pendapatan Regional Per

Kapita 2,36 2,65 4,24

(36)

4.7.4. Tingkat Investasi

Meningkatkan investasi daerah yang mampu memperluas kesempatan kerja dan berusaha yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan perkapita. Kebijakan yang ditempuh antara lain melalui perbaikan iklim investasi yang kondusif bagi dunia usaha, baik skala usaha kecil, menengah maupun besar. Beberapa langkah yang ditempuh dalam menciptakan iklim investasi dan daya tarik investasi melalui penyediaan informasi potensi daerah, penyederhanaan perijinan dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu atap, membangun prasarana penunjang, melindungi kepastian hukum dan penyediaan tenaga kerja di daerah, meningkatkan produktivitas dan akses UMKM pada sumberdaya produktif serta mendorong perkembangan sektor-sektor ekonomi yang memberikan dampak multiplier yang tinggi terhadap pendapatan masyarakat

Investasi swasta dirasakan semakin penting mengingat kapasitas fiskal Pemerintah Kabupaten Nagan Raya yang terbatas, sehingga sulit untuk selalu dijadikan sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah. Dampak pengganda yang diciptakan dari peningkatan investasi adalah meningkatkan pemanfaatan sumberdaya secara optimal dalam kegiatan produksi, berkembangnya kegiatan perdagangan antar daerah, dan terciptanya nilai tambah yang lebih besar. Investasi juga mendorong percepatan perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi. Percepatan ini akan memberikan kesempatan yang lebih besar mobilitas sumberdaya (bahan mentah, barang modal, dan tenaga kerja) secara mudah dan murah. Percepatan ini juga bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Tingkat investasi yang rendah akan menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan adanya fluktuasi yang tinggi dalam pertumbuhan produksi, hal ini sangat berpengaruh terhadap tenaga kerja menganggur. Inflasi yang tinggi akan merupakan beban yang sangat berat dan sangat dirasakan oleh penduduk miskin, dimana daya beli masyarakat akan semakin rendah. Kebijakan keuangan diarahkan pada :

(37)

daerah untuk dapat menaikkan belanja daerah, dengan harapan penurunan defisit anggaran secara bertahap;

b. Peningkatan penerimaan daerah terutama ditempuh melalui reformasi kebijakan dan administrasi perpajakan dan sumber-sumber penerimaan daerah yang sah lainnya;

c. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengeluaran daerah ditempuh melalui penajaman pengalokasian anggaran agar lebih terarah dan tepat sasaran.

Tabel 4.22. Sumber Pertumbuhan Sektor Ekonomi Nagan Raya Tahun 2011-2013 (Persen)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013

Pertanian 3,20 3,52 3,98

Pertambangan dan Penggalian 13,72 19,32 6,74

Industri Pengolahan 5,71 6,77 12,67

Listrik dan Air Minum 10,97 9,44 38,08

Bangunan 7,67 7,88 13,31

Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,94 4,47 7,89

Pengangkutan dan Komunikasi 8,75 8,54 8,33

Keuangan , Persewaan dan Jasa

Perusahaan 5,46 4,85 8,70

Jasa-jasa 6,67 6,03 7,22

Pertumbuhan Ekonomi 4,69 5,08 6,63

Sumber :Nagan Raya dalam angka, 2014

(38)

4.7.5. Laju Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain : konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

(39)

dan Olah Raga inflasi sebesar 0,05 persen. Sementara Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan mengalami deflasi sebesar 0,01 persen. Sedangkan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau tidak mengalami perubahan indeks.

4.7.6. Potensi Ekonomi

Selama beberapa tahun terakhir ini perekonomian Nagan Raya sangat ditopang oleh sub sektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa sawit, kelapa dan karet. Selain tiga komoditi tersebut, kabupaten Nagan Raya juga menghasilkan banyak tanaman perkebunan yang lain. Akan tetapi karena keterbatasan data, hanya komoditi kelapa sawit, karet dan kelapa saja yang ditampilkan. Data yang tercatat di sini hanya data yang berasal dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Melonjaknya harga karet dan kelapa sawiit membuat banyak masyarakat yang mengusahakan tanaman ini sehingga luas arealnya terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2012 luas kebun karet dan kelapa sawit yang diusahakan rakyat mencapai 11,549 hektar dan 39,322 hektar. Dengan luas lahan tersebut dihasilkan produksi karet dan kelapa sawit sebesar 3.386 ton dan 144.280 ton. Perkembangan Persentase Tenaga Kerja menurut sektor ditahun 2014, sektor primer meliputi sektor pertanian dan pertambangan 60,04%, sektor Sekunder meliputi sektor industri dan kontruksi 12,05% dan sektor tersier meliputi jasa-jasa sebesar 27,91%.

Tabel 4.23. Produksi Komoditas Perkebunan Kab. Nagan Raya 2012-2014

Tahun

2012 11,549 3.386 39,322 144.280 1,350 658

2013 11,827 3.356 40,215 195.875 1,351 658

2014 12,698 3,314 40,556 195.827 1,450 657

Sumber : Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan

(40)

meningkat sebesar 12,698 Hektar. Produksi Sawit pada tahun 2014 sebesar 195.827 ton meningkat dibandingkan tahun 2012 hanya sebesar 144.280 ton. Sedangkan produksi Kelapa pada tahun 2012 sebesar 658 ton dengan luas lahan 1,350 Hektar menurun pada tahun 2014 sebesar 657 ton dengan luas lahan meningkat 1,450 Hektar.

Tabel 4.24. Komoditas Pertanian Kab. Nagan Raya 2014

(41)

2013 332 293 3715 12,68

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Tabel 4.25. Komoditas Peternakan Kab. Nagan Raya 2014

Tahun Sapi Kerbau Kambing Domba

2012 9,207 9,032 7,204 2,563

2013 8,321 8,621 12,735 596

2014 8,475 9,446 12,598 586

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan

Tabel 4.26. Komoditas Peternakan Unggas Kab. Nagan Raya 2014

Tahun Ayam Buras Ayam Ras Itik

2012 102 203 102 203 102 203

2013 64 396 98 763 33 455

2014 104 392 55 642 34 142

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan

(42)

Tabel 4.27. Produksi Budidaya Air Tawar Kab. Nagan Raya, 2014

Tahun Mas Mujahir Nila Lele Lainnya Jumlah

2012 47,5 13,4 39,3 19,1 17,6 136,9

2013 47,5 13,4 39,3 19,1 17,6 136,9

2014 53,7 33,8 40 29,5 20,1 477,8

Sumber : Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya

Tabel 4.28. Produksi Budidaya Air Payau Kab. Nagan Raya 2014

Tahun Bandeng Belanak

Sumber : Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nagan Raya

Tabel 4.28. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut di Kab. Nagan Raya Tahun

Gambar

Tabel 4.1. Pembagian Administrasi Kabupaten Nagan Raya
Gambar 4-1 : Peta Administrasi Kabupaten Nagan Raya
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya 2013
Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Nagan Raya 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka membangun pemahaman yang konfrehensif terhadap ibadah zakat salah satu kelembagaan keagamaan yang dapat menjadi sarana pembinaan adalah Majelis Ta’lim,

Para petani di daerah penelitian dalam memperoleh bahan baku usaha tanaman tebu, bisa membeli ke petani, pabrik dan KUD. Untuk bahan baku bibit, petani bisa

Dalam menjalankan platform sosial ini, Kitabisa pun sudah mengantongi izin galang dana yakni izin PUB (Pengumpulan Uang dan Barang) dari Kementerian Sosial dengan

Endapan Aluvium (Qal) merupakan daratan yang dibentuk karena proses pengendapan dari laut (deposit marine) tersebar di Kecamatan Klungkung, Dawan, dan Nusa

Jarak Ibu Kota Kabupaten Ponorogo dengan Ibu Kota Propinsi Jawa Timur (Surabaya) kurang lebih 200 Km ke arah Timur Laut dan ke Ibu Kota Negara (Jakarta) kurang lebih 800 Km

untuk atas dasar harga konstan dari tahun 2009 s/d 2013 juga mengalami kenaikan. setiap tahunnya dengan gambaran pada tabel dibawah

Sumbangan terbesar pada tahun 2015 dihasilkan oleh lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, merupakan sektor yang memberikan

Jika dianalisis dengan teori deviasai tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan kehamilan di luar nikah. Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat