• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KOTA IV - 1 IV.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PROFIL KOTA IV - 1 IV.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV – PROFIL KOTA

IV.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah kota di wilayah bagian Utara Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kota Probolinggo terletak antara 7o43’41” sampai 7o49’04” Lintang Selatan dan 113o10’ sampai 113o15’ Bujur Timur dengan batas wilayah :

a. Sebelah Utara : Selat Madura

b. Sebelah Timur : Kecamatan Dringu (Kabupaten Probolinggo)

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Leces, Wonomerto, Bantaran, dan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

d. Sebelah Barat : Kecamatan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

Secara administrasi Kota Probolinggo terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Mayangan dengan 5 Kelurahan, Kecamatan Kanigaran dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih dengan 6 Kelurahan dan Kecamatan Kademangan dengan 6 Kelurahan. Dasar pembagian wilayah administrasi Kota Probolinggo ini adalah Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 tentang Penataan dan Pengembangan Kelembagaan Kecamatan, dimana sebelumnya Kota Probolinggo hanya terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan kemudian dilakukan penataan dan pengembangan kecamatan menjadi 5 (lima) kecamatan yang membawahi 29 Kelurahan. Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo terlihat pada Tabel III.1.

Kota Probolinggo memiliki luas wilayah 5.666,7 Ha dengan urutan wilayah Kecamatan mulai dari yang terluas yaitu Kecamatan Kedopok (1.362,4 Ha), Kecamatan Kademangan (1.275,4 Ha), Kecamatan Wonoasih (1.098,1 Ha), Kecamatan Kanigaran (1.065,3 Ha), dan yang terkecil adalah Kecamatan Mayangan dengan luas 865,5 Ha.

Tabel III. 1 Pembagian Kecamatan Dirinci Per Kelurahan di Kota Probolinggo

NO KECAMATAN LUAS (HA)

1 Mayangan

1. Mayangan 127,6

2. Sukabumi 148,7

(2)

NO KECAMATAN LUAS (HA) 4. Jati 124,6 5. Wiroborang 119,1 Jumlah 865,5 2 Kanigaran 1.Tisnonegaran 247,9 2.Curahgrinting 126,9 3.Kanigaran 342,7 4.Kebonsari Kulon 155,8 5.Kebonsari Wetan 97,6 6.Sukoharjo 94,4 Jumlah 1.065,3 3 Kademangan 1. Kademangan 213,0 2. Pilang 306,8 3. Ketapang 205,1 4. Triwung Lor 207,7 5. Triwung Kidul 176,3 6. Pohsangit Kidul 166,5 Jumlah 1.275,4 4 Wonoasih 1. Wonoasih 84,3 2. Jrebeng Kidul 197,0 3. Pakistaji 185,5 4. Kedunggaleng 129,8 5. Kedungasem 314,5 6. Sumber Taman 187,0 Jumlah 1.098,1 5 Kedopok 1. Sumber Wetan 487,6 2. Kareng Lor 234,5 3. Jrebeng Kulon 153,0 4. Jrebeng Wetan 90,5 5. Jrebeng Lor 286,6 6. Kedopok 110,2 Jumlah 1.362,4 Jumlah Keseluruhan 5.666,7

(3)

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Administrasi Kota Probolinggo

B A P P E D A

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

(4)

IV.2. DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kota Probolinggo pada akhir tahun 2012 tercatat sebesar 219.139 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 108.810 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 110.329 jiwa. Sex ratio pada akhir tahun 2012 sebesar 98,62 dimana angka ini berarti dari 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.

Persentase penduduk terbesar di Kecamatan Mayangan sebesar 27,6%, disusul Kecamatan Kanigaran 25,5%, Kecamatan Kademangan sebesar 17,8%, Kecamatan Wonoasih sebesar 14,8% dan Kecamatan Kedopok sebesar 14,3%. Ditinjau dari aspek persebaran penduduk berdasarkan tingkat kepadatan penduduk tersebut diketahui bahwa terjadi konsentrasi kepadatan penduduk di wilayah Utara Kota Probolinggo (Kecamatan Mayangan dan Kanigaran – 53,1%) yang merupakan daerah pusat kota dengan luas wilayah yang cenderung kecil (34,1%) jika dibandingkan dengan luas wilayah daerah Selatan (Kecamatan Kademangan, Wonoasih dan Kedopok) dengan luas wilayah 65,9% dan tingkat kepadatan penduduk 46,9%.

Jumlah kelahiran yang tercatat pada tahun 2012 sebesar 2.756 jiwa, jumlah kematian sebesar 1.752 jiwa dan penduduk migrasi yang masuk 5.619 orang, sedangkan yang keluar 5.545 orang.

Tabel III. 2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2012

NO KECAMATAN

LUAS

WILAYAH JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN PENDUDUK Km2 % L P Jumlah % (jiwa/km2) 1 Kademangan 12,754 22,5 19.343 19.649 38.992 17,8 3.057 2 Kedopok 13,624 24 15.594 15.679 31.273 14,3 2.295 3 Wonoasih 10,981 19,4 16.215 16.311 32.526 14,8 2.962 4 Mayangan 8,655 15,3 29.903 30.565 60.468 27,6 6.986 5 Kanigaran 10,653 18,8 27.755 28.125 55.880 25,5 5.245 Jumlah 56,67 100 108.810 110.329 219.139 100 3.867

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

Tabel III. 3 Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Jumlah Penduduk (jiwa) 217.501 217.349 218.061 219.139

2 Rata-rata kepadatan penduduk (km2) 3.838 3.836 3.848 3.867

3 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 0,31 -0,07 0,33 0,49

4 Penduduk menurut :

(5)

NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) - Laki-laki 107.865 108.028 108.321 108.810 - Wanita 109.636 109.321 109.740 110.329 b.Sex ratio 98,38 98,82 98,71 98,62 c. Angkatan kerja :

- Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) 65,26 63 68,08 67,65

- Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) 8,53 6,85 4,66 5,12

- Tingkat Kesempaten Kerja (TKK) 91,47 93,15 95,34 94,88

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Tabel III. 4 Penduduk Kota Probolinggo Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2009 - 2012 NO. USIA (th) 2009 2010 2011 2012 L P L P L P L P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 0-4 9.652 8.727 8.932 8.599 6.748 6.549 8.617 8.286 2 5-9 9.622 9.214 9.309 8.925 9.459 8.912 9.635 8.995 3 10-14 9.054 8.514 9.250 8.687 9.599 9.064 9.714 9.104 4 15-19 8.681 8.244 8.614 8.201 8.927 8.534 9.002 8.576 5 20-24 9.004 8.845 8.768 8.746 8.853 8.509 8.768 8.335 6 25-29 9.814 10.330 10.351 10.416 9.621 9.498 9.326 9.293 7 30-34 8.143 8.893 9.801 9.398 9.593 9.560 9.319 9.356 8 35-39 8.963 9.268 9.050 8.881 8.913 8.934 8.724 8.961 9 40-44 8.188 8.766 8.194 8.518 8.925 9.118 8.901 9.053 10 45-49 7.426 7.965 6.889 7.576 7.259 8.010 7.167 7.971 11 50-54 6.191 6.136 5.930 6.066 6.303 6.642 6.235 6.656 12 55-59 4.794 4.466 4.595 4.351 5.034 4.978 4.953 4.955 13 60+ 8.333 10.268 8.345 10.957 9.087 11.432 8.449 10.788 Total 107.865 109.636 108.028 109.321 108.321 109.740 108.810 110.329 217.501 217.349 218.061 219.139

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Probolinggo Tahun 2013

Apabila diperhatikan dalam tabel III.4 di atas, dapat diketahui bahwa penduduk berdasarkan usia selama kurun waktu 2009-2012, 74,81 persen sampai dengan 76,91 persen penduduk Kota Probolinggo termasuk usia produktif (usia 15-60+ tahun), dan 23,05 persen sampai dengan 25,18 persen masuk dalam kelompok usia non produktif (usia 0-14 tahun). Berdasarkan perhitungan angka tersebut memberikan gambaran bahwa selama kurun waktu 2009-2012 angka ketergantungan (age dependency ratio) penduduk Kota Probolinggo rata-rata sebesar 31,40, ini berarti bahwa secara hipotesis setiap 100 penduduk usia produktif, menanggung sekitar 31-32 orang penduduk usia tidak produktif.

(6)

Tabel III. 5 Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012 No. Thn ∑ Pedduk(jiwa)

Pedduk Miskin (jiwa)* % ∑ Pendduk Miskin thdp ∑ Pendduk (1) (2) (3) (4) ((4)/(3)x100%)(5) 1. 2008 216.833 51.285 23,65 2. 2009 217.501 47.079 21,64 3. 2010 217.349 41.364 19,03 4. 2011 218.061 38.800 17,79

5. 2012 219.139 Proses update Proses update

Sumber : BPS Kota Probolinggo Tahun 2013

Gambar 3. 2 Trend Penurunan Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo

Angka kemiskinan adalah proporsi jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan dalam total jumlah penduduk suatu wilayah. Berdasarkan tabel 1.12 prosentase penduduk miskin terhadap jumlah penduduk Kota Probolinggo tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 mengalami penurunan, untuk tahun 2008 mencapai sebesar 23,65 persen, tahun 2009 sebesar 21,64 persen, tahun 2010 sebesar 19,03 persen dan tahun 2011 mencapai sebesar 17,79 persen.

Menurunnya penduduk miskin di Kota Probolinggo (data awal tahun 2011 penduduk miskin Kota Probolinggo sejumlah 74.629 jiwa) berdasarkan surat resmi Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, ditandatangani oleh Sekretaris Eksekutif TNP2K Nomor B-398/Setwapres/D-3/TNP2K.03.04/07/2013, tanggal 22 Juli 2013) dijelaskan bahwasanya yang menjadi pedoman mengukur kinerja penanggulangan kemiskinan disuatu wilayah adalah angka kemiskinan yang dihasilkan melalui Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan oleh BPS (yang masuk kategori sangat miskin dan miskin). Mendasari hal tersebut maka angka kemiskinan

(7)

Kota Probolinggo tahun 2011 sebesar 38.800 jiwa menurun dibandingkan tahun 2010 sebesar 41.364 jiwa.

Trend menurunnya penduduk miskin di Kota Probolinggo merupakan dampak program-program penanggulangan kemiskinan yang non sektoral dan sinergitas antar SKPD melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Probolinggo. Berbagai program prioritas yang digulirkan untuk mengatasi masalah kemiskinan bertujuan untuk menumbuhkan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat sehingga dapat meringankan beban pemenuhan kebutuhan dasar, pengembangan usaha, perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.

IV.3. TOPOGRAFI

Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari 50 meter dia atas permukaan air laut. Apabila ketinggian tersebut dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter, ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari permukaan laut semakin besar. Namun demikian seluruh wilayah Kota Probolinggo relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi tanah dan genangan cenderung terjadi di daerah ini.

(8)

Gambar 3. 3 Peta Topografi Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

(9)

IV.4. GEOHIDROLOGI

Di wilayah Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali Kedunggaleng, Umbul, Banger, Legundi, Kasbah, dan Pancur. Sungai-sungai tersebut mengalir sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan wilayah dan mempunyai hulu di wilayah Kabupaten Probolinggo. Untuk keperluan usaha pertanian, sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan seluruhnya melalui saluran-saluran irigasi yang dibangun untuk maksud itu.

Tabel III. 6 Data Sungai di Kota Probolinggo

NO SUNGAI PANJANG (KM) 1 Kali Kedunggaleng 3,40 2 Kali Umbul 4,35 3 Kali Banger 6,40 4 Kali Legundi 6,30 5 Kali Kasbah 6,00 6 Kali Pancur 3,20

Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penetapan Kelas Air pada Wilayah Sungai Baru – Bajulmati, Wilayah Sungai Pekalen – Sampeyan, Wilayah Sungai Bondoyudo – Bedadung, Wilayah Sungai Welang – Rejoso dan Wilayah Sungai Madura – Bawean, telah ditetapkan Kelas Air Wilayah Sungai Welang – Rejoso di Kota Probolinggo sebagaimana Tabel di Bawah ini.

Tabel III. 7 Penetapan Kelas Air Wilayah Sungai Welang – Rejoso di Kota Probolinggo

No Nama DAS Nama Sungai CatchmentArea (Km2) Lokasi

Batas – Batas Peruntukan

Kelas Air

23 Pesisir Sungai Pesisir 104,90 Kota & Kab

Prob.

Ds. Ngadas Kec. Sukapura – Ds. Pesisir Kec. Sumberasih

III

24 Sumber Rejeki Sungai Sumber

Rejeki

2,80 Kota Prob. Kel. Pilang II

25 Legundi Sungai Legundi 46,83 Kota & Kab

Prob.

Ds. Wonokerso Kec. Sumber – Ds. Pilang Kec. Kademangan

III

26 Umbul Kali Umbul 9,22 Kota Prob. Ds. Sumberwetan – Kel.

Pilang

III

27 Sukabumi Sukabumi 1,64 Kota Prob. Kel. Tisnonegaran – Kel.

Sukabumi

II

28 Mangunharjo Sungai

Mangunharjo

2,45 Kota Prob. Kel. Kanigaran – Kel. Mangunharjo

IV

29 Kedunggaleng Kali

Kedunggaleng

273,50 Kota & Kab Prob.

Ds. Ledok Ombo Kec. Sumber – Ds. Dringu Kec. Dringu

III

(10)

Selain sungai maka sumber air irigasi dan sumber air baku lainnya adalah mata air yang terdapat di berbagai tempat. Terdapat 16 (enam belas) Mata air yang ada di Kota Probolinggo dan harus dilindungi kelestariannya antara lain :

1. Sumber Mata Air Langse. 2. Sumber Mata Air Jalil. 3. Sumber Mata Air Tiban. 4. Sumber Mata Air Gentong 5. Sumber Mata Air Umbul.

6. Sumber Mata Air Sumber Pacar. 7. Sumber Mata Air Sumber Kekok. 8. Sumber Mata Air Arum.

9. Sumber Mata Air Jati.

10.Sumber Mata Air Sumber Taman. 11.Sumber Mata Air Sentong.

12.Sumber Mata Air Ardi. 13.Sumber Mata Air Kareng. 14.Sumber Mata Air Grinting. 15.Sumber Mata Air Pilang Renes.

Air tanah di Kota Probolinggo umumnya jernih dan tidak berbau. Penduduk yang belum mendapat fasilitas air system perpipaan PDAM umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sumur atau pompa. Kedalaman air tanah di Kota Probolinggo, yang dilihat dari kedalaman sumur, bervariasi antara kedalaman 3 sampai 12 meter. Semakin ke selatan kedalamannya semakin tinggi.

(11)

Gambar 3. 4 Peta Kedalaman Air Tanah Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

(12)

Gambar 3. 5 Peta Sumber Mata Air Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

(13)

IV.5. GEOLOGI

Wilayah Kota Probolinggo dibentuk dari bahan induk batuan volkanik dan zaman quarter muda (young quarternary volcanic product) dan batuan endapan (alluvium). Bahan induk tersebut terbentuk dengan fisiografi yang relatif datar. Bahan induk alluvium terdapat pada wilayah bagian utara dan tenggara, sedangkan bahan induk volcanic product terdapat pada bagian lainnya.

Tabel III. 8 Luas Wilayah Berdasarkan Pada Jenis Batuan Induk di Kota Probolinggo

NO JENIS BAHAN INDUK LUAS (HA) LUAS (%)

1 Alluvium 1.899,90 33,53

2 Young Quartenary Volcanic Product 3.766,9 66,47

Jumlah 5.666,8 100,00

Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan pertanian. Jenis tanah di wilayah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial, Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis tanah regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur kota, sedangkan kompleks grumosol hitam dan litosol pada bagian barat daya kota. Jenis tanah aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan. Demikian pula jika digunakan untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan memiliki drainase buruk. Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya. Jenis tanah Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik tahan menahan.

Tabel III. 9 Jenis Tanah Kota Probolinggo

NO JENIS TANAH LUAS (HA) LUAS (%)

1 Regosol 273.01 4.82

2 Mediteran 1,768.34 31.2

3 Aluvial 3,625.80 63.98

Jumlah 5667.15 100

(14)

Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman efektif tanah, tesktur tanah, drainase, dan faktor pembatasnya.

1. Kedalaman efektif

Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah dimana perakaran tanaman masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah di wilayah Kota Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.

2. Tekstur Tanah

Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm.

Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus, sedang dan kasar. Tekstur tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara, sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah pengolahannya.

3. Drainase

Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas 3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik, dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah berdrainase baik.

Tabel III. 10 Kemampuan Tanah berdasarkan Kondisi Drainase Kota Probolinggo

NO DRAINASE LUAS (HA) LUAS (%)

1 Baik (tidak pernah tergenang) 5,556.80 96.06

2 Tergenang periodik 52.5 0.93

3 Tergenang terus-menerus 57.5 1.01

Jumlah 5,666.80 100

(15)

Gambar 3. 6 Peta Geologi Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

(16)

Gambar 3. 7 Peta Jenis Tanah Kota Probolinggo

RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

(17)

IV.6. KLIMATOLOGI

Kota Probolinggo mempunyai perubahan 2 musim setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim penghujan terjadi pada Bulan Desember sampai dengan Mei, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan Nopember.

Pada bulan Juni sampai dengan November arus angin bertiup dari Australia mengandung uap air, hingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Mei arus angin mengandung uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Musim kering yang terjadi pada bulan Juli sampai dengan Oktober berpengaruh terjadinya angin kering dari arah tenggara ke barat laut, yang populer dengan sebutan ”Angin Gending”.

Data dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan, jumlah curah hujan terbanyak terjadi di bulan Januari. Selama bulan Juli sampai September tidak terjadi hujan di Kota Probolinggo. Jumlah curah hujan pada tahun 2012 lebih tinggi dibanding tahun 2011.

(18)

Tabel III. 11 Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Kota Probolinggo Tahun 2012

BULAN

NAMA STASIUN HUJAN

Triwung Kidul Kademangan Pakistaji Probolinggo

Curah Hujan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan Januari 339 26 321 26 358 19 324 16 Februari 189 18 217 18 197 13 185 9 Maret 256 19 291 14 273 10 191 11 April 58 2 74 2 44 5 49 5 Mei - 1 40 4 - - 12 2 Juni 45 3 - - 15 2 31 2 Juli - - - -Agustus - - - -September - - - -Oktober 10 1 13 1 - - - -November 12 4 6 3 50 1 3 1 Desember 125 17 100 13 143 16 80 7 TotaL 2012 1034 91 1062 81 1080 66 875 53 Total 2011 1313 84 1062 81 1414 93 1292 48

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

IV.7. SOSIAL EKONOMI IV.7.1. KONDISI SOSIAL

IV.7.1.1. Karakteristik Sosial Masyarakat

Karakteristik sosial penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi etnik dan budaya masyarakatnya. Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku, sebagian besar merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas, terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi).

Selain itu perpaduan masyarakat dan budaya yang masih asli dicerminkan dengan gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai potensi masyarakat sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga terbentuk suatu masyarakat yang handal dan berkembang dan mudah tanggap terhadap kemajuan.

Lebih dari itu potensi potensi yang ada menjadikan ketahanan sosial masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya pengaruh budaya luar yang negatif. Salah satu wujud kekhasan budaya masyarakat ialah lahirnya seni budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara,

(19)

seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya masyarakat juga menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.

IV.7.1.2. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tabel III. 12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012

KELOMPOK UMUR 2008 2009 2010 2011 2012

Tidak / Belum Sekolah 31.459 31.534 31.500 31.754 43.297

Belum Tamat SD 17.524 17.573 17.609 17.693 17.514 Tamat SD 62.858 62.986 62.948 63.178 55.516 Tamat SLTP 29.500 29.574 29.519 29.584 27.876 Tamat SLTA 50.832 50.964 50.829 50.893 49.460 Diploma I/II 1.871 1.876 1.871 1.877 1.482 Diploma III 1.869 1.873 1.867 1.870 2.057 Sarjana (S1) 9.460 9.488 9.463 9.478 10.623 Sarjana (S2) 529 531 530 531 713 Sarjana (S3) 11 11 11 11 13 Tidak Terisi 11.050 11.091 11.142 11.192 10.587 TOTAL 216.962 217.501 217.349 218.061 219.139

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat di Kota Probolinggo, diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kota Probolinggo memiliki tingkat pendidikan yang tergolong rendah, yaitu tamatan SD dan SMA.

Pengukuran dimensi kemampuan menyerap ilmu pengetahuan suatu daerah dilakukan melalui dua hal yaitu Angka Melek Huruf (AMH) umur 15 tahun ke atas dan angka rata-rata lama sekolah (RLS). Pada tahun tahun 2011 angka melek huruf di Kota Probolinggo mencapai sebesar 92,51 persen lebih baik dari tahun 2010 sebesar 92,49 persen. Pada tahun 2012 angka melek huruf meningkat menjadi 93,35 persen artinya prosentase penduduk yang buta huruf mengalami penurunan. Penurunan angka buta huruf dimungkinkan karena adanya pembelajaran bagi masyarakat yang tidak dapat baca tulis oleh para kader kelurahan. Pemerintah berupaya terus untuk memberantas buta huruf karena masih ada sebagian penduduk usia 64+ yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan.

(20)

Tabel III. 13 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk 15 Tahun ke atas Kota Probolinggo 2007 2008 2009 2010 2011 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kab. Lumajang 5,90 5,90 6,03 6,10 6,41 Kab. Jember 6,29 6,29 6,45 6,53 6,73 Kab. Banyuwangi 6,68 6,68 6,81 6,85 6,89 Kab. Bondowoso 5,20 5,20 5,49 5,54 5,66 Kab. Situbondo 5,68 5,68 5,99 6,18 6,19 Kab. Probolinggo 5,00 5,00 5,08 5,57 5,80 Kab. Pasuruan 6,16 6,16 6,33 6,34 6,54 Kota Probolinggo 8,29 8,29 8,35 8,52 8,53 Kota Pasuruan 8,74 8,74 8,81 8,85 8,96 Jawa Timur 6,90 6,95 7,20 7,24 7,34

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Kabupaten/Kota

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Pada tahun 2011, rata-rata lama sekolah penduduk Kota Probolinggo mencapai 8,53 tahun yang berarti penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Probolinggo bersekolah hingga tingkat SLTP kelas 2 semester II (8 tahun 6,36 bulan atau hampir naik ke kelas 3 SLTP). Dibanding lima tahun yang lalu rata-rata lama sekolah penduduk di Kota Probolinggo, naik 2,88 bulan.

Untuk Jawa Timur rata-rata lama sekolahnya adalah 7,34 tahun, artinya apabila dibandingkan dengan beberapa Kabupaten lain di sekitar Kota Probolinggo, rata-rata lama sekolah di Kota Probolinggo masih terhitung cukup baik (di atas rata-rata).

Kondisi di Kota Probolinggo bisa dijelaskan dengan dua kemungkinan. Pertama, kesadaran masyarakat Kota Probolinggo dalam hal pendidikan memang masih kurang. masyarakat masih merasa cukup dengan pendidikan tingkat SD. Kedua, masyarakat Kota Probolinggo yang berpendidikan tinggi, memilih untuk tidak tinggal di Kota Probolinggo dan memutuskan tinggal di daerah yang lebih mendukung dalam mendapatkan lapangan pekerjaan yang lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya. Singkatnya, banyak Sumber Daya Manusia (SDM) Kota Probolinggo yang lari keluar kota untuk pengembangan diri sesuai dengan pendidikan yang diterimanya. Hal ini tentu merupakan kerugian yang besar untuk Kota Probolinggo karena SDM adalah modal dasar bagi pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk memaksimalkan ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan.

(21)

IV.7.2. KONDISI EKONOMI IV.7.2.1. PDRB

Kinerja perekonomian suatu daerah secara makro dapat digambarkan dari nilai produk domestik regional bruto. Hal ini karena di dalam nilai tersebut mampu menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) yang mencakup semua output barang dan jasa yang dihasilkan selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dari nilai PDRB tersebut dapat diketahui berbagai indikator antara lain : pertumbuhan ekonomi, inflasi di tingkat produsen, sektor yang dominan dan PDRB perkapita.

Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing adalah 4,768 trilyun rupiah pada Tahun 2010; 5,262 trilyun rupiah pada Tahun 2011 dan 5,880 trilyun rupiah pada Tahun 2012. Sementara, angka PDRB Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000, selama kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing 2,021 trilyun rupiah pada Tahun 2010; 2,154 trilyun rupiah pada Tahun 2011 dan 2,303 trilyun rupiah pada Tahun 2012.

Beralihnya struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kota Probolinggo dari sektor pertanian ke sektor ekonomi lainnya dapat terlihat dari besarnya peranan masing-masing sektor ini terhadap pembentukan PDRB Kota Probolinggo. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir, sumbangan terbesar dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant. Pada tahun 2012, sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restauran mencapai 45,39%, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dengan andil sebesar 13,80%, kemudian sector industri pengolahan sebesar 12,76%. Sektor lainnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor jasa-jasa (12,48%). Adapun sumbangan lima sektor lainnya masih kurang dari 10%, dengan penyumbang terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian hampir 0 persen.

Seluruh sektor ekonomi pada tahun 2012 mencatat pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Bila diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi ke yang terendah, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restauran sebesar 9,52%, diikuti sektor bangunan sebesar 7,01%; sektor Lembaga keuangan sebesar 7,04%; sektor jasa-jasa sebesar 4,81%; sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,79% dan sektor

(22)

industri pengolahan sebesar 4,91%. Sementara sektor pertanian mengalami penurunan sebesar minus 2,40% dan sektor pertambangan dan penggalian minus 1,20%.

Gambar 3. 9 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012 Tabel III. 14 Peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo

Tahun 2008 - 2012

NO LAP. USAHA 2008 2009ADHK (PERSEN)2010 2011 2012 2008 2009ADHB (PERSEN)2010 2011 2012

1. Pertanian 9,56 9,17 8,02 7,14 6,52 9,07 8,88 7,77 6,75 6,36

2. Pertambangan &

penggalian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Industri

pengolahan 14,78 14,11 13,64 13,51 13,26 15,14 14,34 13,75 13,31 12,76

4. Listrik, gas dan

air bersih 1,37 1,33 1,34 1,33 1,30 1,15 1,08 1,08 1,09 1,05

5. Konstruksi 0,87 0,88 0,91 0,90 0,91 0,96 0,97 1,07 1,10 1,11

6. Perdagangan,

hotel & restoran

41,89 43,18 44,58 45,73 46,86 40,16 40,94 42,60 44,03 45,39 7. Pengangkutan & komunikasi 13,74 13,68 13,53 13,55 13,51 15,71 15,16 14,36 14,21 13,80 8. Keuangan, persewa-an & jasa perusahaan 7,17 7,18 7,40 7,47 7,48 6,60 6,58 6,75 6,97 7,05 9. Jasa-jasa 10,62 10,46 10,58 10,37 10,17 11,20 12,05 12,62 12,54 12,48

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Berdasarkan data series pada tabel diatas, diketahui bahwa peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo tersaji bahwasanya 3 sektor lapangan usaha berturut-turut selama 4 tahun terakhir menduduki posisi tertinggi

(23)

dibandingkan 6 sektor lainnya, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor industri pengolahan.

Dua sektor berikutnya yaitu sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, sewa, jasa perusahaan dapat berpotensi lebih berkembang lagi melalui peran pemerintah maupun masyarakat untuk lebih mengembangkan potensi lokal yang ada.

IV.7.2.2. Indikator Ekonomi Makro

Tabel III. 15 Peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012

No INDIKATOR MAKRO 2009 2010TAHUN2011 2012

1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Jumlah Penduduk

b. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) c. Laju Pertumbuhan Ekonomi ( %) d. Laju Inflasi (%)

e. Pendapatan Perkapita(Rp./Th) (juta)

217.501 0,31 5,35 3,55 8,759 217,349 -0,07 6,12 6,68 9,302 218.061 0,33 6,58 3,78 9,882 219.13 9 0,49 6,85 5,88 10,500

2. Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan

a. Angka Melek Huruf(%)

b. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS / Tahun)

c. Angka Partisipasi Murni(APM/Th)

 SD

 SMP

 SMU

d. Angka Partisipasi Kasar (APK/Th)

 SD  SMP  SMU 92,06 8,47 103,47 82,54 71,80 114,35 106,49 95,88 92,49 8,52 105,26 93,13 85,91 114,7 120,17 124,23 92,51 8,53 102,61 106,60 86,73 111,31 138 122,13 93,35 8,61 101,08 91,37 101,87 110,13 116,63 126,19 3. Kesehatan

a. AngkaHarapan Hidup (AHH/Th) b. Angka Kematian Bayi

(AKB/1.000KH)

c.Jumlah Kematian Ibu (orang)

43 bayi 4 org 70,17 19,13 78 bayi 166/kh 6 org 70,52 10,80 56 bayi 191/kh 7 org 70,52 10,95 41 bayi 106/kh 4 org

4. Ketenagakerjaan & tingkat kemiskinan

a. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%) b.Tingkat Pengangguran Terbuka c. Jumlah Penduduk Miskin

65,26 8,53 47.079 63,00 5,54 41.364 68,08 4,66 38.800 67,65 5,12** update

5. Keuangan Daerah (juta)

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) b. Dana Perimbangan

c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah d. APBD 40.085 330.156 101.677 471.917 45.715 333.173 138.356 517.244 57.455 377.700 130.055 565.211 69.261 458.38 7 86.559 614.20 8

6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,73 74,33 74,85 75,23

(24)

Secara umum indikator makro Kota Probolinggo periode 2009-2012 menunjukkan peningkatan dan pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo relatif menjadi lebih baik.

IV.7.2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Tabel III. 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo dan Jawa Timur

Tahun Kota Probolinggo Jawa Timur

2009 5,35 5,01

2010 6,12 6,68

2011 6,58 7,22

2012 6,85 7,27

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Pada tabel III.16 diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dalam empat tahun terakhir berada pada trend yang positif, artinya kondisi perekonomian di Kota Probolinggo dapat memberikan pertumbuhan yang positif walaupun masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo lebih tinggi 0,34, hal ini bersamaan dengan munculnya bencana lumpur Lapindo, sehingga sedikit banyak mempengaruhi kondisi agregat perekonomian Jawa Timur, namun LPE Kota Probolinggo tahun 2012 lebih tinggi dari LPE Nasional sebesar 6,3 persen.

IV.7.2.4. Laju Inflasi

Perkembangan inflasi di Kota Probolinggo dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi, diujung tahun 2012 inflasi mencapai 5,88 % yang berarti terjadi kenaikan dari tahun 2011 sebesar 3,78%. Kenaikan inflasi disebabkan kenaikan harga barang dan jasa di Kota Probolinggo yang dipengaruhi perkembangan situasi ekonomi nasional yang didorong kenaikan harga komoditas tertentu di pasar internasional.

Tabel III. 17 Perkembangan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

NO TAHUN INFLASI

1 2009 3,55

2 2010 6,68

3 2011 3,78

4 2012 5,88

(25)

Gambar 3. 10 Grafik Perkembangan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

IV.7.2.5. Pendapatan Per Kapita

Secara agregat perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Kota Probolinggo mencerminkan trend positif tahun 2009-2012, hal ini dapat diindasikan bahwa terjadi peningkatan pendapatan masyarakat yang berimplikasi meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari kondisi sebelumnya.

Gambar 3. 11 Grafik Pendapatan Per Kapita Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

IV.7.2.6. Laju Investasi

Investasi produktif merupakan upaya untuk menanamkan modal dengan harapan akan mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang. Investasi tidak hanya ditinjau dari aspek ekonomi tapi juga dari aspek manusia sebagai sumber daya insani dan manusia sebagai sumber daya sosial.

(26)

Dalam aspek ekonomi, investasi dilakukan dengan memanfaatkan potensi ekonomi daerah secara optimal dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kemajuan perekonomian daerah yang akan berdampak langsung terhadap terciptanya lapangan kerja baru yang pada akhirnya akan bermuara terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Salah satu wujud investasi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu besarnya nilai pinjaman masyarakat yang diberikan oleh bank umum dan BPR untuk menambah modal usahanya, investasi dan konsumsi yang menunjang investasi. Hal ini dapat tergambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel III. 18 Posisi Pinjaman Rupiah dan Valuta Asing yang diberikan Bank Umum dan BPR di Kota Probolinggo dan Jenis Penggunaannya (Juta Rp)

Jenis Penggunaan 2010 2011 2012 Maret 2013

Modal Kerja 352.146 390.846 494.210 504.670

Investasi 560.117 642.103 674.721 670.413

Konsumsi 412.078 585.795 607.849 650.065

Total 1.324.341 1.618.744 1.776.780 1.825.148

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui data yang diperoleh Bank Indonesia diketahui besarnya pemberian pinjaman yang diberikan bank umum dan BPR di Kota Probolinggo mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini menunjukkan berkembangnya investasi di masyarakat didukung sektor perbankan sebagai lembaga keuangan penyalur pinjaman, turut berkontribusi dalam peningkatan investasi di Kota Probolinggo.

Apabila dilihat dari jenis penggunaannya maka pinjaman tersebut dipergunakan untuk modal kerja, investasi dan konsumsi. Selama tiga tahun terjadi trend investasi yang positif dengan pertumbuhan investasi rata-rata sebesar 15,99%, yang menjadi perhatian dari tabel diatas dapat dlihat besarnya posisi pinjaman pada bulan Maret 2013 telah mencapai Rp. 1825.148 (juta Rp) melebihi angka capaian akhir tahun 2012.

Berikutnya pada tabel di bawah ini dapat dilihat realisasi investasi daerah (PMDN) berdasarkan bidang usaha sumber data Badan Pelayanan Perijinan & Penanaman Modal Kota Probolionggo menunjukkan perkembangan yang baik. Hal ini didukung oleh kebijakan perijinan terpadu satu pintu, reformasi birokrasi aparatur dan standar pelayanan publik yang transparan.

(27)

Tabel III. 19 Data Realisasi Investasi Daerah / PMDN

NO BIDANG USAHA 2010 2011 2012

1 Pertanian (Penggilingan Padi) 50.000.000 -

-2 Peternakan (usaha ternak,

pemotong hewan, pembudidayaan sarang burung) - - -3 Perikanan - - -4 Perkebunan / Kehutanan - - -5 Pertambangan dan Penggalian Gol. C - - -6 Perindustrian - 10.135.694.128 26.700.319.128 7 Perdagangan 308.270.565.974 134.182.250.000 358.486.784.467 8 Koperasi - - -9 Perhotelan/losmen/penginap an 2.257.827.664 1.323.931.882 7.107.952.583

10 Rumah Makan & Bar/Cafe - 1.330.000.000 8.991.848.000

11 Gedung Perumahan dan Ruko - 200.000.000 12.115.000.000

12 Gedung Perkantoran,

Supermarket & Supermall

- 5.824.848.000 32.614.322.000

13 Konstruksi Bangunan Sipil - 598.260.000 24.683.809.000

14 Pergudangan 158.396.913.984 375.810.292.400 281.924.238.000

15 Transportasi darat dan laut - - 27.851.205.000

16 Kesehatan (RS Umum,

Bersalin Swasta, Apotek, Toko Obat dll)

- -

-17 Hiburan/Rekreasi (Ush

Wisata/ Travel, Bioskop, Bilyard, Karaoke, Diskotik, Video Game/Play Station)

830.080.000 3.092.760.000 5.185.678.000

18 Lain-lain ( Tower / Klinik

Kecantikan ) - - 20.643.243.000

JUMLAH 469.805.387.622 532.498.036.410 806.304.399.178

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Gambar 3. 12 Grafik Peningkatan Investasi Daerah / PMDN Kota Probolinggo Tahun 2010 - 2012

469.805.387.622

532.498.036.410

(28)

IV.7.2.7. APBD Kota

Pendapatan daerah sebagai motor penggerak pemerintahan dan pembangunan suatu daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-lain Pendapatan yang sah.

Pendapatan asli daerah merupakan porsi pendapatan yang secara hukum dan upaya diperoleh melalui usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Melalui kreatifitas dan inovasi yang konstruktif dari pemerintah daerah, pendapatan asli daerah diharapkan dapat meningkat dari tahun ke tahun sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada, hal ini menjadi cermin kinerja daerah.

Kondisi perekonomian Kota Probolinggo jika ditinjau dari aspek Keuangan Daerah yang berasal dari dana APBD Kota Probolinggo, Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Probolinggo Tahun Anggaran 2012 adalah 614,21 milyar rupiah. Sumber pendapatan terbesar berasal dari Pendapatan Transfer sebesar 535,637 milyar rupiah (87,21%) dari total pendapatan daerah. Sumber lainya berasal dari Pendapatan Asli Daerah 69,261 milyar rupiah (11,28%) dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 9,308 milyar rupiah (1,51%). Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan pos terbesar dari pendapatan Kota Probolinggo yaitu sebesar 367,601 milyar rupiah (59,85% dari total pendapatan daerah). Sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih mengandalkan hasil restribusi daerah dan pajak daerah. Sedangkan Realisasi Belanja Peme-rintah Kota Probolinggo pada tahun 2012 sebesar 578,77 milyar rupiah.

Gambar 3. 13 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah Kota Probolinggo Tahun 2010 - 2012

(29)

Mulai tahun 2009 perbandingan PAD terhadap kekuatan APBD sebesar 8,01%, tahun 2010 sebesar 8,13%, tahun 2011 sebesar 9,17%, tahun 2012 sebesar 10,50%.

Kinerja pendapatan daerah secara holistik berarti pula kekuatan APBD Kota Probolinggo periode tahun 2009-2013 mengalami kecenderungan meningkat, tahun 2009 sebesar ±Rp. 471 milyar, tahun 2010 sebesar ±Rp. 517 milyar, tahun 2011 sebesar ±Rp. 565. milyar, tahun 2012 sebesar ±Rp. 615 milyar, dan tahun berjalan 2013 diperkirakan sebesar ±Rp. 649 milyar.

Meningkatnya kekuatan APBD Kota Probolinggo masih didominasi dari anggaran transfer pemerintah pusat, kondisi ini biasanya dipicu dengan semakin bertambahnya transfer dana alokasi umum untuk daerah namun sejalan dengan target LPE gaji pegawai juga meningkat seiring kebijakan pemerintah pusat untuk meningkatkan belanja gaji PNS sebesar 10% serta gaji ke 13.

Untuk itu diharapkan dengan adanya pengembangan Pelabuhan Tanjung Tembaga akan banyak mengundang investor dan pelaku bisnis baik dalam maupun international yang nantinya akan mendulang PAD dan menambah pendapatan daerah. Daerah dapat lebih mengembangkan program-program yang berpihak kepada pro growth, pro job, pro poor, pro gender dan pro environmentuntuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gambar 3. 14 Grafik Perkembangan Keuangan Daerah Kota Probolinggo Tahun 2010 - 2012

Gambar

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Administrasi Kota Probolinggo
Tabel III. 3 Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012
Tabel III. 4 Penduduk Kota Probolinggo Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2009 - 2012 NO
Tabel III. 5 Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012 No. Thn ∑ Pedduk (jiwa)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasca gempa dan Tsunami yang melanda sebagian besar wilayah Aceh termasuk Nagan Raya, perekonomian Nagan Raya kembali bangkit meskipun masih mengalami fluktuasi, dengan

Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kota Cimahi Tahun 2015 - 2019. berada

Berdasarkan kondisi keunggulan dan kelemahan Kota Sukabumi pada saat ini, tantangan yang akan dihadapi dalam 20 tahun mendatang dengan mempertimbangkan modal dasar yang

Terdapat 2 agenda pokok dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Probolinggo; (a) Meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produktivitas agar masyarakat miskin dapat

Dari sisi penerimaan APBD Kota Denpasar pada tahun 2002, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 50% atau sekitar 188,5 milyar

Disadari bahwa antara transportasi dan tata guna lahan memiliki keterkaitan yang tinggi, termasuk keterkaitan 2 (dua) aspek tersebut di Kota Palembang. Transportasi dapat

Sektor pertanian selama tahun 2014 menghasilkan nilai tambah terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Solok yang dipresentasikan melalui PDRB Atas dasar Harga

dan yang dimaksud dengan dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara yang diperuntukan bagi Desa yang di transfer melalui anggaran pendapatan