PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI MEKANIKA FLUIDA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Eka Fitri Handani
NIM. 031424029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI MEKANIKA FLUIDA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Eka Fitri Handani
NIM. 031424029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
iv
ABSTRAK
Handani, Eka Fitri. (2007). Penggunaan Metode Eksperimen untuk Mengurangi Miskonsepsi Mekanika Fluida pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sanata Dharma.
Kata-kata kunci : Eksperimen, miskonsepsi, mekanika fluida
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) miskonsepsi mekanika fluida apa saja yang paling banyak dialami oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menempuh mata kuliah mekanika fluida, (2) penyebab terjadinya miskonsepsi mekanika fluida dan (3) apakah kegiatan eksperimen dapat membantu mengatasi miskonsepsi mekanika fluida.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada mahasiswa Program Studi Pendididkan Fisika angkatan 2002, 2003, 2004, 2005 dan 2006. Penelitian menggunakan angket untuk mengetahui miskonsepsi yang paling banyak dialami oleh mahasiswa, interview untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi, pre test dan post test untuk mengukur sejauh mana miskonsepsi mahasiswa berkurang setelah dilakukan kegiatan eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) miskonsepsi mekanika fluida yang paling banyak dialami yaitu kayu terapung dan logam tenggelam dalam air, jauhnya pancaran air dari lubang tidak dipengaruhi oleh kecepatan penurunan permukaan air dan jarak antar lubang, fluida adalah zat cair, besarnya tekanan hidrostatika dipengaruhi oleh luas penampang; (2) miskonsepsi mahasiswa disebabkan oleh mahasiswa dan buku teks; (3) metode eksperimen yang digunakan hanya sedikit mengurangi miskonsepsi mekanika fluida yang terjadi pada beberapa mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
ABSTRACT
Eka Fitri Handani. 2007. Using Experiment to diminish Fluid Mechanics Misconceptions at Student of Physics Education Students, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.
Key words: Experiment, misconceptions, fluid mechanics
The objective of the research is to know: (1) What kind of fluid mechanics on students had, (2) the cause of fluid mechanics misconceptions and (3) whether the experiment method could assist to correct the students misconceptions of fluid mechanics.
This research was students of Physics Education Study Program in 2002, 2003, 2004, 2005 and 2006. The research used questioner to know the kind of students misconceptions, interview to find the cause of misconceptions, pre test and post test to measure the effectiveness of experiment method.
This research found that: (1) students mostly experienced misconceptions on wood floats and metal sinks in water, water emerging from a hole not influenced by downward velocity of water surface and the distance between holes, fluid is liquid, hydrostatic pressure influenced by area; (2) students misconceptions were caused by their own knowledge and text books; (3) the experiment method was not so effective to decrease the misconceptions of fluid mechanics.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala berkat dan
rahmat yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Eksperimen untuk Mengurangi
Miskonsepsi Mekanika Fluida pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari banyak pihak, baik berupa material, moral, maupun spiritual.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Tarsius Sarkim, M. Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji.
2. Drs. Severius Domi, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Fisika.
Terimakasih telah memberikan izin untuk menyebarkan angket di kelas.
3. Dr. Paul Suparno, S. J., M.S.T selaku dosen pembimbing dan dosen
penguji. Terimakasih telah dengan sabar membimbing sampai dengan
selesainya skripsi ini.
4. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd selaku dosen penguji. Terimakasih atas
segala masukan berupa kritik dan saran demi kesempunaan skripsi ini.
5. Para karyawan sekretariat (Pak Narjo, Pak Sugeng) yang telah dengan
sangat ramah memberikan informasi untuk kepentingan penelitian ini.
6. Orangtuaku tercinta, terimakasih atas doa yang senantiasa dipanjatkan
untukku kepada Allah, motivasi maupun biaya. Dua saudaraku yang cukup
menghibur dan memusingkan, Dwi Adi Prasetyo dan Tri Bagaskoro.
7. Semua keluarga besar di Muntilan (Mbah Putri, Pak Mud, Bulek Ti, Andri,
Prandi, Mega, Pakde Toro dan Bude, Mbak Penta, Mas Leo) dan
Prabumulih (Yai, Nyai, dan semua Bibi dan Mamang).
8. Teman berbagi dan berkeluh kesah, Titis dan Mei (Momoy).
9. Semua teman-teman, anak kostku di Pelangi dan Griya Talenta yang rame
(Ci Jane, Nandut, Mbak Inong, Ci Meme, Ci Nyan-nyan, Mbak Juphi,
Mbak Eli, Siwi, Ticubiz, Soso, Ima, Ama, Devi, Uthe, Mengti, Usil dan
Cicil), Tanti, Nila, Dian, Mbak Eni, Rosa, Arnie, Surya, Abe, Ginting, Inus,
Andre, Lorent, Mas Grace, Ani, Vera, kalian selalu bisa membuatku
tertawa. Terimakasih atas kebersamaannya. Semua teman-teman Prodi
Pendidikan Fisika terutama para subyek penelitian. Terimakasih atas
kesediaannya mengikuti kegiatan penelitian dengan serius.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan berkat dan rahmat Nya atas segala kebaikan
dan ketulusan hati yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II DASAR TEORI ... 7
A. Teori Fluida ... 7
1. Fluida ... 7
2. Mekanika Fluida ... 8
3. Tekanan Fluida ... 8
a. Defenisi tekanan ... 8
b. Hubungan tekanan dengan kedalaman ... 9
4. Hukum – Hukum Hidrostatika ... 10
a. Hukum Pascal ... 10
b. Hukum Archimedes ... 12
5. Persamaan Kontinuitas ... 13
6. Persamaan Bernoulli ... 14
7. Teori Torricelli ... 15
B. Miskonsepsi ... 17
C. Miskonsepsi pada Mekanika Fluida ... 18
D. Metode Eksperimen ... 21
E. Pengaruh Metode Eksperimen dalam Miskonsepsi ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Jenis Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
1. Populasi Penelitian ... 26
2. Sampel Penelitian ... 26
C. Instrumen ... 26
1. Test Uraian ... 26
2. Lembar Kegiatan Mahasiswa ... 28
3. Lembar Observasi ... 28
4. Fotografi ... 28
D. Treatment ... 28
E. Metode Analisis Data ... 30
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ... 32
A. Data ... 32
1. Sampling Berdasarkan data Test Uraian ... 32
2. Penentuan Topik Eksperimen Berdasarkan Interview I ... 34
3. Pengetahuan Awal, Masalah, dan Hipotesis Mahasiswa Dari Test Uraian Berdasarkan Soal pada Angket yang Telah Dipilih Sampel (Test Uraian Kedua) dan Interview II ... 34
a. Pengetahuan awal ... 35
b. Masalah ... 35
c. Hipotesis ... 36
4. Perencanaan Eksperimen ... 37
5. Pembuatan Soal Pre Tes (Test Uraian Ketiga) dan Post Test (Test Uraian Keempat) ... 40
6. Proses Kegiatan Eksperimen ... 43
7. Data Observasi Kegiatan Eksperimen ... 48
B. Analisis Data ... 49
1. Miskonsepsi pada Mahasiswa Berdasarkan Angket ... 49
2. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi Berdasarkan Interview I 54
a. Mahasiswa ... 55
1) Konsep awal mahasiswa ... 55
2) Alasan yang tidak lengkap atau salah generalisasi ... 56
3) Intuisi yang salah ... 56
4) Pemikiran asosiatif mahasiswa ... 58
5) Kemampuan mahasiswa menggambar ... 59
b. Buku teks ... 61
1) Penjelasan keliru ... 61
2) Kartun salah konsep ... 62
3. Efektivitas Kegiatan Eksperimen untuk Mengatasi Miskonsepsi ... 64
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KELEMAHAN ... 65
A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
C. Kelemahan ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
LAMPIRAN ... 69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 209
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nomor soal yang dipilih sampel ... 34
Tabel 2. Urutan soal berdasarkan jumlah mahasiswa yang masih
mengalami miskonsepsi ... 49
Tabel 3. Rekapitulasi miskosepsi ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Zat cair dapat dianggap terdiri dari lapisan-lapisan ... 9
Gambar 2. Pompa hidrolik ... 11
Gambar 3. Benda yang berada dalam suatu fluida ... 12
Gambar 4. Tabung aliran steady ... 13
Gambar 5. Kecepatan air yang keluar dari lubang ... 15
Gambar 6. Orifis (lubang-ukur) pada tangki ... 16
Gambar 7. Aliran dari reservoar melalui nosel ... 17
Gambar 8. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang sama dan diameter lubang sama (Kecil) ... 37
Gambar 9. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang sama dan diameter lubang sama (Besar) ... 37
Gambar 10. Tabung dengan 3 lubang, diameter lubang sama, dan jarak antar lubang berbeda ... 38
Gambar 11. Tabung dengan 4 lubang, jarak antar lubang sama, diameter sama ... 38
Gambar 12. Tabung dengan 2 lubang dengan diamater yang sama dan jarak kedua lubang dengan dasar tabung sama ... 38
Gambar 13. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang dan diamater tabung sama dengan diameter lubang berbeda ... 39
Gambar 14. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang dan diameter lubang sama dengan diameter tabung berbeda ... 39
Gambar 15. Tabungdengan 3 lubang, diameter lubang sama, dan jarak antar lubang berbeda ... 39
Gambar 16. Tabung dengan 2 lubang dengan diamater yang sama dan jarak kedua lubang dengan dasar tabung berbeda ... 40
Gambar 17. Tabung dengan 2 lubang dengan diamater yang sama dan jarak kedua lubang dengan dasar tabung sama ... 40
Gambar 18. Gambar soal nomor 1 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) ... 41
Gambar 19. Gambar soal nomor 2 pre test (test uraian ketiga) dan post test
(test uraian keempat) ... 41
Gambar 20. Gambar soal nomor 3 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) ... 41
Gambar 21. Gambar soal nomor 4 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) ... 42
Gambar 22. Gambar soal nomor 5 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) ... 42
Gambar 23. Gambar soal nomor 6 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) ... 42
Gambar 24. Gambar soal nomor 7 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) ... 43
Gambar 25. Kegiatan eksperimen sampel 1 ... 43
Gambar 26. Kegiatan eksperimen sampel 2 ... 44
Gambar 27. Kegiatan eksperimen sampel 4 ... 45
Gambar 28. Kegiatan eksperimen sampel 7, 8, dan 10 ... 46
Gambar 29. Kegiatan eksperimen sampel 11 ... 47
Gambar 30 Gambar pada soal angket nomor 15 sampel 3 ... 59
Gambar 31. Gambar pada soal angket nomor 15 sampel 4 ... 60
Gambar 32. Gambar pada soal angket nomor 29 sampel 4 ... 61
Gambar 33. Tekanan hidrostatik ... 62
Gambar 34. Makin dalam, tekanan zat cair makin besar ... 63
Gambar 35. Gambar pada soal angket nomor 20 sampel 2 ... 63
Gambar 36. Sebuah galangan kapal ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Mekanika Fluida ... 69
Lampiran 2. Daftar Jumlah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2002 – 2006 ... 75
Lampiran 3. Data Angket Angkatan 2002 ... 76
Lampiran 4. Data Angket Angkatan 2003 ... 77
Lampiran 5. Data Angket Angkatan 2004 ... 78
Lampiran 6. Data Angket Angkatan 2005 ... 80
Lampiran 7. Data Angket Angkatan 2006 ... 81
Lampiran 8. Data Angket Tanpa NIM ... 82
Lampiran 9. Rekapitulasi Data Angket ... 83
Lampiran 10. Rekapitulasi Data Angket Setiap Mahasiswa Angkatan 2002 ... 85
Lampiran 11. Rekapitulasi Data Angket Setiap Mahasiswa Angkatan 2003 ... 85
Lampiran 12. Rekapitulasi Data Angket Setiap Mahasiswa Angkatan 2004 ... 86
Lampiran 13. Rekapitulasi Data Angket Setiap Mahasiswa Angkatan 2005 ... 87
Lampiran 14. Rekapitulasi Data Angket Setiap Mahasiswa Angkatan 2006 ... 87
Lampiran 15. Rekapitulasi Data Angket Setiap Mahasiswa Tanpa NIM ... 88
Lampiran 16. Rincian Miskonsepsi ... 89
Lampiran 17. Pokok-Pokok Interview ... 105
Lampiran 18. Contoh Daftar Pertanyaan Interview I ... 105
Lampiran 19. Hasil Interview I ... 107
Lampiran 20. Coding Hasil Interview I ... 131
Lampiran 21. Pengkategorian Code Interview I ... 150
Lampiran 22. Lembar Jawaban ... 152
Lampiran 23. Data Test Uraian Dari Soal Angket yang Dipilih (Test Uraian Kedua) ... 154
Lampiran 24. Contoh Hasil Interview II ... 161
Lampiran 25. Soal Pre Test (Test Uraian Ketiga) dan Post Test (Test Uraian Keempat) ... 166
Lampiran 26. Data Pre Test (Test Uraian Ketiga) dan Post Test (Test Uraian Keempat) ... 171
Lampiran 27. Lembar Kerja Mahasiswa ... 188
Lampiran 28. Contoh Data Lembar Kerja Mahasiswa ... 190
Lampiran 29. Lembar Observasi ... 200
Lampiran 30. Data Lembar Observasi ... 201
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sains adalah suatu sistem pengetahuan tentang alam raya melalui data
yang dikumpulkan dari pengamatan dan percobaan. Dengan terkumpulnya
data, teori-teori dikembangkan untuk menjelaskan objek yang diamati. Teori
harus mampu menjelaskan tentang apa yang diamati, mampu meramalkan apa
yang belum diamati, dan mampu diuji melalui percobaan (Sarkim, 2004 : 6).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sains memiliki tiga
komponen penting yaitu proses atau metode, produk, dan sikap.
Menurut Piaget (Euwe van den Berg, 1991) manusia tidak lahir dengan
kepala kosong. Sejak lahir manusia sudah punya otak yang
memungkinkannya untuk mengenal dan belajar dari lingkungan. Misalnya
terbentuknya harapan seorang anak kecil ketika ia melemparkan sebuah bola
sehingga akibat lemparan itu, bola bergerak. Harapan tersebut memungkinkan
anak tersebut membuat perkiraan mengenai penyebab bola dapat bergerak.
Seiring dengan perkembangan daya berpikir, anak tidak lagi hanya sekedar
menyerap informasi dari lingkungannya, tetapi otaknya menjadi lebih selektif
dalam memilih informasi yang masuk dan mencari hubungan dengan yang
sudah ada dalam otaknya. Demikian juga mahasiswa secara alami mengisi
otaknya tentang berbagai fenomena alam sejak kecil sehingga dalam otaknya
telah terbentuk seperangkat pengetahuan yang sering disebut pengetahuan
awal atau konsep mahasiswa. Pengetahuan awal tersebut terus dikembangkan
selama mengalami pendidikan formal di sekolah.
Konsep mahasiswa tersebut secara konsisten digunakan untuk
menafsirkan peristiwa-peristiwa pada alam sekitarnya. Konsepsi mahasiswa
dapat dipandang sebagai kerangka untuk mencerminkan hubungan antara
konsep-konsep yang dipakai dalam mengolah atau menafsirkan informasi
mengenai alam. Jika mahasiswa mengamati suatu gejala yang baru, maka dia
akan mencoba menafsirkan yang dilihatnya itu dengan mencari hubungannya
dengan yang sudah ada di dalam otaknya. Kita sadari bahwa kerangka
tersebut bukan sekedar hafalan, tetapi merupakan pengalaman dengan alam
sepanjang hidupnya dan sulit untuk diubah. Sekarang, yang menjadi
permasalahan adalah teori mahasiswa yang terbentuk sejak kecil itu belum
tentu benar atau belum tentu sesuai dengan konsep para fisikawan
(miskonsepsi).
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa
seseorang dapat memiliki miskonsepsi dalam berproses menemukan suatu
teori. Miskonsepsi tersebut dapat dikurangi seiring dengan pengalaman yang
dialami sehari-hari. Ada beberapa metode pembelajaran fisika yang dapat
membantu perubahan konsep. Salah satunya adalah percobaan atau
pengalaman lapangan yang dianggap sebagai cara yang paling baik untuk
mengkontraskan pengertian siswa dengan kenyataan (Gilbert, Watts, Osborne,
1982; Brouwer, 1984; McClelland, 1985 dalam Suparno, 2005 : 114).
memberikan hasil berbeda dengan apa yang mereka pikirkan sebelumnya.
Eksperimen adalah proses sains yang meliputi penemuan masalah dan
perumusannya, perumusan hipotesis, merancang percobaan, melakukan
pengukuran, menganalisis data dan menarik kesimpulan.
Mekanika fluida dapat dikelompokkan ke dalam fisika visual yang
kejadiannya dapat dilihat mata atau diamati dengan indera kita dan untuk
fisika visual dapat lebih mudah menunjukkan gejala dan peristiwanya melalui
percobaan atau pengamatan (Suparno, 2005: 75).
Pembelajaran mekanika fluida pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang dilakukan oleh dosen
adalah dengan mengajak mahasiswa membuat alat sederhana (demonstrasi)
yang dapat menunjukkan konsep tersebut atau menunjukkannya dengan
bentuk perhitungan matematis. Dengan menyajikan perhitungan matematis
dan demonstrasi dalam pembelajaran mekanika fluida, berdasarkan
pengalaman peneliti masih ditemukan miskonsepsi. Untuk itu peneliti tertarik
untuk meneliti masalah ini dan peneliti ingin melihat apakah masih ditemukan
miskonsepsi meskipun dosen sudah membantu mahasiswa menghilangkan
konsep awal mereka yang salah.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui
“Penggunaan Metode Eksperimen untuk Mengurangi Miskonsepsi Mekanika
Fluida pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah antara lain:
1. Miskonsepsi mekanika fluida apa saja yang paling banyak dialami oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Apa yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi mekanika fluida pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Apakah kegiatan eksperimen dapat membantu mengatasi miskonsepsi
mekanika fluida yang dialami oleh mahasiswa dan sejauh mana
eksperimen yang dilakukan dapat menghilangkan miskonsepsi mekanika
fluida pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui miskonsepsi mekanika fluida apa saja yang paling banyak
dialami oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menempuh mata kuliah mekanika
fluida.
2. Mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi mekanika fluida pada
3. Mengetahui apakah kegiatan eksperimen dapat membantu mengatasi
miskonsepsi mekanika fluida yang dialami oleh mahasiswa dan sejauh
mana eksperimen yang dilakukan dapat menghilangkan miskonsepsi
mekanika fluida pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian “Penggunaan
Metode Eksperimen untuk Mengurangi Miskonsepsi Mekanika Fluida pada
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma” antara lain:
1. Bagi mahasiswa, akan mendapatkan pengalaman baru dan akan mencoba
menafsirkan yang dilihatnya itu dengan mencari hubungannya dengan apa
yang sudah ada di dalam otaknya. Sehingga miskonsepsi yang dialaminya
dapat dikurangi seiring dengan pengalaman yang dialami sehari-hari.
2. Bagi mahasiswa, akan memotivasi agar lebih mengaktifkan
kegiatan-kegiatan pada Program Studi Pendidikan Fisika seperti ACC (Aksi
Coba-Coba) sebagai tempat untuk bereksperimen bersama dan akan lebih
menyenangi fisika.
3. Bagi pembelajaran, dapat digunakannya variasi metode pembelajaran
untuk mengatasi terjadinya miskonsepsi jika memang terbukti efektif.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Fisika, dapat menggunakan metode
5. Bagi guru dan calon guru, dapat digunakan sebagai salah satu metode
yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengurangi miskonsepsi yang
dialami siswa dan termotifasi untuk semakin kreatif dalam
mengembangkan pembelajaran fisika.
6. Bagi riset pendidikan, menyumbangkan penelitian tentang miskonsepsi
dalam bidang fisika terutama mekanika fluida dan usaha bagaimana
mengatasinya.
7. Bagi pengembangan penelitian, jika metode eksperimen tidak terbukti
efektif mengatasi terjadinya miskonsepsi. Maka kekurangan dalam
pelaksanaan eksperimen yang dilakukan dapat diperbaiki pada penelitian
BAB II DASAR TEORI
A. Teori Fluida 1. Fluida
Fluida (zat alir) adalah zat dalam keadaan bisa mengalir (Arbiyanti,
P : V-1) atau zat yang berubah bentuk secara kontinu (terus-menerus) bila
terkena tegangan geser, meskipun tegangan gesernya kecil. Gaya geser
adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan. Gaya ini dibagi
dengan luas permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata pada
permukan itu. Tegangan geser pada suatu titik adalah nilai batas
perbandingan gaya geser terhadap luas dengan berkurangnya luas hingga
menjadi titik tersebut (Streeter, V: 1990: 3). Ada dua macam fluida yaitu
cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah jarak antara dua molekulnya
tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan oleh lemahnya ikatan
antara molekul yang disebut kohesi.
Gaya kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan
gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini menyebabkan molekul-molekul gas
menjadi relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya
molekul-molekul zat cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk
suatu kesatuan yang jelas meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh
wadahnya (Arbiyanti, P : V-1).
2. Mekanika Fluida
Mekanika fluida adalah mempelajari fluida yang bergerak. Pada
umumnya sifat fluida adalah
a. ρ =ρ
(
r,t)
= kerapatan merupakan fungsi tempat dan waktu.b. v=v
(
r,t)
= kecepatan aliran merupakan fungsi tempat dan waktu.Namun dalam perhitungan, fluida dianggap sebagai fluida ideal.
Sifat-sifat fluida ideal:
a. Incompressible, berarti volume fluida tidak berubah akibat tekanan. Contohnya zat cair.
b. Encer, berarti tak ada friksi atau gesekan antara lapisan-lapisan
karena setiap partikel dari fluida membuat lintasan tanpa terjadi
persilangan. Karena tidak ada gaya gesekan atau gaya lain yang
bekerja pada fluida kecuai gaya gravitasi bumi berarti berlaku
hukum kekekalan energi. Jadi, tak ada energi yang hilang.
c. Arus stasioner, berarti v tidak berubah terhadap waktu, hanya
fungsi tempat saja.
d. Arus tak berputar, berarti sepanjang lintasan tertutup sirkulasi dari
v tidak ada (Arbiyanti, P : VI-1).
3. Tekanan Fluida a. Definisi tekanan
Tekanan menurut Arbiyanti, P (V-2) adalah gaya yang dialami oleh
sutu titik pada suatu permukaan fluida persatuan luas dalam arah tegak
Secara matematis dituliskan:
A F
P= [N/m2 = Pascal]
Dimana, P = tekanan [Pa]
F = gaya [N]
A = luas permukaan tekan [m2]
b. Hubungan tekanan dengan kedalaman.
Tekanan di dalam zat cair bergantung pada kedalaman; makin
dalam letak suatu tempat di dalam zat cair, makin besar tekanan pada
tempat itu. Gaya gravitasi menyebabkan zat cair dalam suatu tempat
selalu tertarik ke bawah. Makin tinggi zat cair dalam wadah, makin
berat zat cair itu. Sehingga makin besar tekanan yang dikerjakan zat
cair pada dasar wadah. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh
beratnya disebut tekanan hidrostatik. (Kanginan, M : 2000 : 172).
Gambar 1. Zat cair dapat dianggap terdiri dari lapisan-lapisan ( Kanginan, M : 2000 : 172)
Dengan menggunakan hukum Newton dapat diturunkan
persamaan yang menghubungkan tekanan dengan kedalaman fluida:
gh P
Dimana, Po = tekanan di permukaan cairan
ρ = kerapatan cairan [kg/m3]
g = percepatan gravitasi bumi, konstan jika jaraknya tidak
terlalu besar = 9,81 m/s
h = jarak titik terhadap permukaan fluida [m]
Rumus ini menyatakan hubungan antara tekanan P dan h. Hubungan
ini juga menyatakan bahwa tempat-tempat yang mempunyai posisi
vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama (Arbiyanti, P : V-2).
4. Hukum-hukum Hidrostatika
Berikut adalah penurunan hukum-hukum hidrostatika menurut
Arbiyanti, P (V-3) dari persamaan tekanan fluida di atas.
a. Hukum Pascal
Hukum pascal menyatakan:
“Tekanan pada suatu titik akan diteruskan ke semua titik lain secara
sama”.
Artinya bila tekanan pada suatu titik dalam zat cair ditambah dengan
suatu harga, maka tekanan semua titik di tempat lain pada zat cair yang
sama akan bertambah dengan harga yang sama pula.
Pompa hidrolik
Pompa hidrolik merupakan penerapan hukum pascal. Alat ini terdiri
atas 2 buah silinder dengan penghisap yang mempunyai luas
penampang yang berbeda. Kedua silinder diisi cairan, biasanya minyak
Gambar 2. Pompa hidrolik (Arbiyanti, P : V-3)
Gaya W mengakibatkan penambahan tekanan yang diteruskan ke
penghisap kecil yang harus diimbangi oleh gaya F ke bawah.
Sesuai hukum Pascal, pada ketinggian yang sama;
b. Hukum Archimedes
Salah satu hukum hidrostatika yang lain adalah hukum Archimedes
yang mengatakan:
“Setiap benda yang berada dalam satu fluida maka benda itu akan
mengalami gaya ke atas, yang disebut gaya apung, sebesar berat air
yang dipindahkannya”.
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat
diturunkan dari hukum Newton juga.
Gambar 3. Benda yang berada dalam suatu fluida
Elemen fluida pada gambar di atas dibatasi oleh permukaan S.
Gaya-gaya yang bekerja adalah:
W B
S
1) Gaya berat W
2) Gaya-gaya oleh bagian fluida yang bersifat menekan permukaan
S, yaitu B.
Kedua gaya ini saling meniadakan karena benda dalam keadaan
setimbang, dengan kata lain jumlah gaya ke atas sama dengan jumlah
gaya ke bawah. Benda berada dalam keadaan setimbang jika kedua
Macam-macam kesetimbangan :
1) Terapung, jika kerapatan benda ρB lebih kecil daripada kerapatan
cairan ρC.
2) Melayang, jika kerapatan benda ρB sama dengan kerapatan
cairan ρC.
3) Tenggelam, jika kerapatan benda ρB lebih besar daripada
kerapatan cairan ρC.
5. Persamaan Kontinuitas
Menurut Arbiyanti, P (VI-2), persamaan kontinuitas dihasilkan dari
prinsip kekekalan massa. Untuk aliran steady (aliran yang setiap partikel dari fluida membuat lintasan tanpa terjadi persilangan), massa fluida yang
melalui semua bagian dalam arus fluida per satuan waktu adalah sama.
Gambar 4. Tabung aliran steady
v1dt
v1
(2)
A1
A2 v2dt
v2
(1)
(Arbiyanti, P : VI-2)
Secara matematis dituliskan:
2 2 2 1 1
1Av ρ A v
ρ = = konstant
atau
2 2 2 1 1
1g v ρ g v
A dan v masing-masing adalah luas penampang dalam m2 dan kecepatan
rata-rata dari arusnya dalam m/dt di bagian 1, dengan suku-suku serupa
untuk bagian 2. Persamaan tersebut merupakan persamaan kontinuitas
untuk aliran mantap, incompressible dan dua dimensi. 6. Persamaan Bernoulli.
Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika
fluida adalah persamaan Bernoulli. Persamaan ini memberi hubungan
antara tekanan, kecepatan dan ketinggian pada titik-titik sepanjang garis
alir. Penurunan persamaan Bernoulli dapat dilakukan dengan
menggunakan hukum kekekalan energi. Dalam hal ini kerja total (net-work) sama dengan perubahan energi mekanik total yaitu perubahan energi
kinetik ditambah perubahan energi potensial (Arbiyanti, P : VI-2).
Persamaan Bernoulli ditulis sebagai berikut:
2
Jika ada energi dari luar yang mempengaruhi sistem (misalnya
penggunaan pompa), maka persamannya adalah:
+ - - - =
Secara matematis ditulis:
Persamaan Bernoulli hanya berlaku untuk fluida ideal yang
bersifat mengalir dengan garis-garis arus atau aliran tunak, incompressible dan tak kental (Arbiyanti, P : VI-3).
7. Teori Torricelli
Suatu akibat lain yang terjadi pada peristiwa jika P1 = P2 yaitu
bila zat cair mengalir ke luar melalui lubang kecil pada sebuah bejana
dengan kecepatan v.
b
h2
h
h1
a B B
Gambar 5. Kecepatan air yang keluar dari lubang
(Mangunwiyoto, W : 1989 : 132)
Tekanan hidrostatik sama dengan tekanan udara luar ditambah
dengan tekanan pada lubang pengaliran. Letak lubang ini h di bawah
permukaan zat cair. Tekanan di titik a pada lubang sama dengan tekanan di
titik b di permukaan zat cair, yaitu sama dengan tekanan udara luar B. Jika
lubangnya kecil, permukaan zat cair dalam bejana turun perlahan-lahan
sehingga v2 dapat kita anggap nol (Mangunwiyoto, W : 1989 : 131).
Persamaan Bernoulli menjadi:
g h B
g h g v
B ρ 1ρ 2ρ
2 1
0
2 + = + +
gh h h g v
2
) (
2 2 1
2 1
=
− =
Karena v1 =v2, maka
gh v= 2
Inilah yang disebut teori Torricelli. Kecepatan keluar air dari
lubang sama dengan kecepatan yang akan diperoleh benda jika jatuh bebas
dari ketinggian h, dan merupakan salah satu hal yang istimewa dari
persamaan Bernoulli (Mangunwiyoto, W : 1989 : 132).
Jika kecepatan keluar air v seperti persamaan di atas dan luas penampang lubang A diketahui, maka debit Q sama dengan hasil kali
kecepatan keluar air dikali luas penampang lubang (Streeter, V : 1990 :
103),
gh A
Av Q
2
= =
Gambar 6. Orifis (lubang-ukur) pada tangki Orifis
(Streeter, V : 1991 : 332)
Orifisdapat digunakan untuk mengukur laju aliran yang keluar dari
suatu reservoar atau yang melalui sebuah pipa. Orifis (lubang-ukur) pada
adalah suatu lubang yang biasanya bulat, tempat fluida mengalir, seperti
pada gambar 6. Orifis dapat bertepi siku atau dibulatkan, seperti dalam
gambar 7. Luas orifis adalah luas lubang tersebut (Streeter, V : 1991 : 332).
Gambar 7. Aliran dari reservoar melalui nosel (Streeter, V : 1990 : 102)
B. Miskonsepsi
Mahasiswa sejak awal membentuk pengetahuan karena
pengalamannya di lingkungan, sehingga sebelum mengikuti pelajaran formal
di sekolah, mereka sudah mempunyai konsepsi mengenai konsep-konsep
fisika. Misalnya, sebelum siswa mengikuti pelajaran mekanika fluida, mereka
sudah banyak berpengalaman dengan peristiwa mekanika fluida. Oleh karena
itu mereka banyak mengembangkan konsepsi mengenai konsep-konsep fisika.
Suparno, P (1998 : 85) mendefinisikan miskonsepsi sebagi suatu
konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian pakar di
bidang itu. Bentuknya dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang
tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan naif.
Kartika Budi (1991) dalam Kartika Budi (1992 : 115) mendefinisikan
secara teoretis obyektif dianggap benar dan baku, dan secara obyektif
keilmuan konsep yang tersebut salah. Maksudnya adalah berbeda konsep
belum tentu miskonsepsi.
Menurut Euwe van den Berg (1991 : 10), miskonsepsi siswa yang
bertentangan dengan konsepsi para fisikawan disebut miskonsepsi atau salah
konsep. Konsepsi fisikawan pada umumnya lebih canggih, lebih komplek,
lebih rumit, melibatkan banyak hubungan antar konsep daripada konsepsi
siswa. Miskonsepsi menggambarkan tafsiran yang tidak dapat diterima secara
ilmiah tetapi tidak berarti salah. Misalnya jika konsepsi siswa adalah sama
dengan konsep para fisikawan yang disederhanakan, konsepsi siswa tersebut
tidak dapat dikatakan salah. Namun konsepsi yang disederhanakan tersebut
dapat mengakibatkan miskonsepsi pada konsep yang lain.
C. Miskonsepsi pada Mekanika Fluida
Konsep-konsep dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan
tingkatannya (Amien, 1979 dalam Gunawan, A : 1999 : 5). Menurut
bentuknya konsep dapat dibagi menjadi konsep klasifikasi, konsep korelasi
dan konsep teoritis. Konsep klasifikasi adalah konsep yang merupakan kelas
tertentu yang memiliki banyak anggota, terbentuk melalui klasifikasi atas
dasar ciri-ciri yang sama yang terdapat pada setiap anggota dan mengabaikan
hal-hal yang tidak sama. Contoh adalah konsep zat padat, cair dan gas.
Konsep korelasi adalah konsep yang menyatakan hubungan antara
berhubungan. Contoh konsep korelasi misalnya, bila suhu naik tekanan
berubah.
Konsep teoritis adalah konsep yang menunjuk pada teori tertentu.
Konsep tersebut muncul atau terbentuk karena keinginan para ilmuwan untuk
mengungkap dan menjelaskan gejala-gejala alam yang ada, terlebih lagi gejala
yang kompleks. Konsep teoritis tersebut misalnya, konsep stuktur atom
menurut Bohr.
Pada tingkat perguruan tinggi sudah tidak terdapat miskonsepsi mekanika
fluida mengenai (Suparno, P : 2005 : 140) :
1. Adhesi sama seperti kohesi.
2. Benda melayang di air karena lebih ringan dari pada air.
3. Benda tenggelam dalam air karena lebih berat dari pada air.
4. Cairan yang mempunyai viskositas tinggi salalu mempunyai densitas
yang lebih tinggi.
5. Kayu melayang dan logam tenggelam dalam air.
6. Memanaskan udara hanya membuatnya lebih panas.
7. Tekanan dan gaya itu sinonim.
8. Tekanan fluida hanya berlaku ke arah bawah.
9. Tekanan muncul dari fluida yang bergerak.
Beberapa miskonsepsi yang ditulis di atas merupakan miskonsepsi
yang sering dialami dan dianggap penting pada mekanika fluida.
Adapun miskonsepsi berkaitan dengan konsep tekanan pada siswa
Miskonsepsi Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa yang dilakukan oleh I Putu Eka Wilantara antara lain (Wilantara, 2003) :
1. Volume dan berat benda bersifat kekal karena selama benda tersebut
tidak menerima kalor maka volume dan beratnya tidak akan berubah
dimanapun benda tersebut berada.
2. Semakin besar luas penampang benda yang bersentuhan maka tekanan
yang diteruskan juga semakin besar
3. Melayang, tenggelam dan terapung suatu benda dipengaruhi oleh berat
benda, benda yang berat pasti akan tenggelam.
4. Tekanan pada zat cair bersikap seragam semua tempat memiliki
tekanan yang sama besar.
5. Tekanan zat cair terbesar berada pada permukaan atas karena pada
tempat tersebut energi potensialnya maksimum.
6. Gaya angkat (Archimedes) dipengaruhi oleh besarnya volume zat cair.
7. Pada piston alat pengangkat mobil, luas penampang yang kecil akan
menghasilkan tekanan zat cair yang besar, tekanan ini dianggap sama
seperti tekanan pada zat padat.
8. Tekanan udara dalam ruang tertutup hanya dipengaruhi oleh
kalor/panas yang diterima.
9. Semakin besar volume gas, maka tekanannya semakin besar
D. Metode Eksperimen
Menurut Druxes, tindakan ‘terakhir’ dalam ilmu fisika yaitu
eksperimen. Sukarno, dkk (1973 : 50) dalam Sarkim (2004 : 1)
mendefenisikan eksperimen sebagai suatu kegiatan menggunakan alat-alat
sains dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru atau apa yang terjadi
apabila diadakan suatu proses tertentu.
Dalam metode ilmiah, eksperimen adalah tindakan dan pengamatan,
yang dilakukan untuk mencari bukti yang kuat bagi pengetahuan yang benar
atau menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara
gejala. (http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen).
Menurut Druxes, H., dkk (1986, 93), kegiatan eksperimen dapat
digolongkan menurut bentuk dan menurut tempat yaitu:
1. Eksperimen menurut bentuk:
a. Eksperimen gagasan
Persoalan berupa pemikiran teoritis murni untuk menjelaskan masalah.
Situasi khasnya pernyataan: “ Apa yang terjadi apabila ...”. Semua hal
yang dapat mengganggu pelaksanaan eksperimen sesungguhnya dapat
diabaikan.
b. Eksperimen komputer
Dipakai dalam fisika teoritis, yaitu sejumlah besar data dan persamaan
di dalam eksperimen dikerjakan komputer, disebut juga simulasi.
Keuntunganya, dikerjakan dalam waktu singkat tetapi tingkat
c. Eksperimen nyata
Eksperimen yang sesungguhnya dilakukan dan seharusnya dipakai
dalam pembelajaran fisika. Eksperimen memerlukan banyak waktu
dan persiapan yang teliti, dan tidak selalu berhasil. Unsur penting yaitu
perencanaan matang, pelaksanaan cermat dan diskusi secara kritis
terhadap hasilnya.
2. Eksperimen menurut tempat
a. Eksperimen murid
Dilakukan murid sendiri dalam kelompok. Murid biasanya merasa
senang dan bersifat mendorong.
b. Eksperimen guru
Guru memperlihatkan eksperimen kepada murid, murid
memperhatikan pelaksanaannya dan bila mungkin membantu. Murid
juga diharapkan bersama-sama mendiskusikan hasil eksperimen.
Kegunaan eksperimen adalah untuk memperkenalkan atau memulai
suatu pokok bahasan baru, sebagai kejutan, sebagai usaha untuk lebih
mendalami pokok bahasan, sebagai modal, dan sebagai pengulangan.
Utomo, T dan Ruijter, K (1985:109) mengelompokkan tujuan
praktikum/eksperimen menjadi 3 yaitu:
1. Keterampilan kognitif
a. Melatih agar teori dapat dimengerti.
c. Agar teori dapat diterapkan pada keadaan yang nyata.
2. Keterampilan afektif
a. Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.
b. Belajar bekerjasama.
c. Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai fisika.
d. Belajar menghargai fisika.
3. Keterampilan psikomotorik
a. Belajar memasang peralatan sehingga benar-benar dapat terlaksana.
b. Belajar memakai peralatan tertentu.
Praktikum atau eksperimen berperan penting memberikan latihan
melaksanakan metode ilmiah pada mahasiswa selama tidak dilaksanakan
dengan metode resep. Petunjuk eksperimen atau praktikum disusun agar masih
terdapat hal-hal yang perlu dipikirkan oleh mahasiswa dan dilakukan dengan
open ended experiment (eksperimen yang jawabannya tidak dapat dicari di buku-buku, jawabannya hanya diperoleh dari eksperimen yang dilakukan).
E. Pengaruh Metode Eksperimen dalam Miskonsepsi
Wilarjo (dalam Wilantara, 2003:50) menyatakan bahwa sejumlah
miskonsepsi sangatlah bersifat resistan, walaupun telah diusahakan untuk
menyangkalnya dengan penalaran yang logis dengan menunjukkan
perbedaannya dengan pengamatan-pengamatan sebenarnya, yang diperoleh
dari peragaan dan percobaan yang dirancang khusus untuk maksud itu. Jumlah
bertambahnya umur mereka dan makin tingginya strata pendidikan mereka.
Keterampilan siswa dalam mengubah-ubah bentuk matematis rumus-rumus
yang menyatakan hukum-hukum fisika dan kelincahan mereka dalam
menggunakan rumus untuk memecahkan soal-soal kuantitatif dapat
menyembunyikan miskonsepsi mereka tentang hukum-hukum itu. Belum
tentu mereka dapat menyembunyikan hukum-hukum itu secara kualitatif.
Seperti misalnya besaran mana yang merupakan sebab dan besaran mana yang
merupakan akibat pada penerapan hukum Ohm.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Wahyuli (2005) dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran melalui proses penemuan diupayakan
agar konsep-konsep fisika yang sulit bagi siswa dapat dipermudah oleh guru.
Dengan pembelajaran ini siswa diperkenalkan pada kasus yang mirip dalam
kehidupan sehari-hari sehingga siswa terdorong untuk memperoleh
pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka
menemukan konsep sendiri. Secara garis besar proses penemuan ini terdiri
atas kegiatan-kegiatan mengamati, memperkirakan, mengukur, menggunakan
peralatan dan mengkomunikasikan hasil-hasil yang diperoleh. Penelitiannya
dibatasi pada beberapa konsep fluida bergerak yaitu zat alir, fluida ideal, garis
alir, medan kecepatan fluida, debit aliran, prinsip kontinuitas, dan azas
Bernoulli. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran melalui proses
penemuan dapat meningkatkan penguasaan konsep tentang fluida bergerak
pada kelas XI siswa SMA Negeri di kota Bogor tahun pelajaran 2004/2005
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan bentuk riset
ethnografi yaitu penelitian yang menggabungkan participant observation dan
nonparticipant observation riset agar dapat diketahui secara menyeluruh apa saja yang ingin diteliti. Participant observation adalah penelitian dimana peneliti ikut terlibat aktif dalam situasi dan seting yang diteliti, sedangkan
nonpaticipant observation adalah penelitian yang penelitinya tidak terlibat secara aktif dalam situasi dan kegiatan yang diteliti, tetapi lebih melihat dari
luar. Nonparticipant observation ini dibagi menjadi tiga yaitu : 1) naturalistic observation, meneliti individu dalam seting yang natural dimana peneliti tidak membuat manipulasi apapun, hanya mengamati, mencatat, dan merekam apa
adanya. 2) Simulasi, peneliti kadang membuat situasi dan bertanya kepada
subyek. 3) Studi kasus, hanya meneliti satu kelas, satu sekolah, satu keadaan.
(Suparno, 2000 : 80).
Berdasarkan tujuannya jenis penelitian ini adalah penelitian improftif
yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki, meningkatkan,
menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program
Contoh kegiatan atau program dalam pelaksanaan pendidikan : kurikulum,
pembelajaran, dan evaluasi. Untuk memperbaiki atau menyempurnakan
pelaksanaan program digunakan penelitian tindakan (Sukmadinata , 2006 : 19).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka yang menjadi subjek
penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menempuh mata
kuliah mekanika fluida. Dengan demikian populasi penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah menempuh mata kuliah mekanika fluida.
2. Sampel Penelitian
Karena penelitian ini tidak melibatkan seluruh subyek penelitian
yang ada dalam populasi, melainkan hanya mengambil sebagian kecil
dari subyek penelitian yang sudah dianggap mewakili seluruh populasi.
Maka, penelitian ini menggunakan sampel yaitu beberapa mahasiswa
Program Studi Pendidikan Fisika yang telah teridentifikasi mengalami
miskonsepsi pada konsep mekanika fluida tertentu yang sebelumnya
telah ditentukan.
C. Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini ada empat macam, yaitu:
1. Test uraian
a. Pre test, antara lain :
1) Test uraian pertama berupa angket, memuat soal-soal yang
oleh mahasiswa Pragram Studi Pendidikan Fisika Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa diminta untuk
menguraikan jawaban mereka secara singkat. Instrumen ini
bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang berkaitan dengan
konsep apa saja yang masih banyak dialami mahasiswa Program
Studi Pendidikan Fisika.
2) Test uraian kedua dibuat berdasarkan soal pada angket yang telah
dipilih sampel. Soal meminta sampel untuk menguraikan mengenai
masalah yang nantinya akan menjadi tujuan mereka dalam
melakukan eksperimen, prediksi awal mahasiswa terhadap masalah
yang mereka alami pada soal tersebut, alat dan bahan serta materi
yang dibutuhkan untuk melakukan eksperimen dan menganalisis
data, dan cara kerja yang akan dilakukan sampel untuk
memperoleh data yang dibutuhkan.
3) Test uraian ketiga disusun berdasarkan pengetahuan dan prediksi
awal mahasiswa.
b. Post test yang merupakan test uraian keempat disusun berdasarkan
pengetahuan dan predikasi awal mahasiswa. Khusus pada soal post test
ada kemungkinan mendapat tambahan jika pada saat pelaksanaan
eksperimen mahasiswa terdapat persoalan baru yang muncul. Post test
ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan significant
antara sebelum dan sesudah melakukan metode belajar dengan
2. Lembar kegiatan mahasiswa
Lembar kegiatan dibuat berdasarkan prediksi awal mereka. Lembar
kegiatan akan berisikan hasil laporan kegiatan eksperimen yang dilakukan.
3. Lembar observasi
Lembar observasi berupa catatan yang menggambarkan bagaimana
jalannya kegiatan eksperimen maupun kegiatan diskusi setelah eksperimen.
Dalam lembar observasi akan memuat bagaimana mahasiswa berusaha
menentukan masalah yang akan diteliti, bagaimana memprediksi dan
bagaimana membuktikan prediksinya tersebut. Dari lebar observasi akan
dilihat ide-ide apa saja yang muncul, kerangka berpikir, dan keterlibatan
dalam kegiatan eksperimen.
4. Fotografi
Akan memuat gambar-gambar yang berkaitan dengan kegiatan
penggunaan metode eksperimen pada mekanika fluida untuk mengurangi
miskonsepsi yang terjadi, seperti : foto kegiatan eksperimen, foto alat yang
digunakan dalam eksperimen.
D. Treatment
Treatment yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti meminta mahasiswa yang terpilih menjadi sampel untuk
menuliskan masalah, hipotesis, alat dan bahan, materi, dan cara kerjanya
untuk melakukan eksperimen sesuai dengan nomor soal pada angket yang
ketahui dari soal berdasarkan pengalaman mereka dan menentukan
variabel-variabel yang akan mereka teliti secara bebas.
2. Dilakukan interview pada masing-masing mahasiswa untuk mengetahui
prediksi mereka terhadap variabel-variabel yang ingin diteliti. Semua
mahasiswa diminta untuk mengungkapkan prediksi mereka dan mereka
harus mengemukakan alasan mereka. Kemudian merancang alat, prosedur
eksperimennya (Data apa saja yang ingin di dapat dan bagaimana
mengambil datanya dan bagaimana menganalisisnya).
3. Mahasiswa dihadapkan pada kejadian konkret untuk membuktikan
prediksi yang telah diungkapkan. Mahasiswa mencatat data-data yang
dapat membuktikan prediksi. Pada saat eksperimen dilakukan mahasiswa
dapat saja menambah variabel yang mereka teliti dalam rangka
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya.
4. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan hasil eksperimen yang telah
dilakukan. Kemudian membandingkannya dengan prediksi awal yang
telah diungkapkan. Jika mahasiswa menemukan ketidaksesuaian prediksi
awal dengan hasil eksperimen. Maka, mahasiswa akan mengidentifikasi
kemungkinan letak kesalahannya. Ada dua kemungkinan yang dapat
terjadi jika mereka menemukan kesalahan pada prediksi mereka yaitu :
pertama, mahasiswa akan merubah prediksi awal mereka. Kedua,
mahasiswa tetap menyakini prediksi awal dan meragukan hasil eksperimen.
5. Mahasiswa yang prediksi awal sesuai dengan hasil eksperimen yang
penjelasan yang kuat dan spesifik agar benar-benar yakin dengan hasil
eksperimen mereka dan dapat menyakinkan mahasiswa yang prediksinya
tidak sesuai dengan hasil eksperimen yang didapatkan. Sehingga
mahasiswa ini akan merubah konsep awalnya yang salah.
E. Metode Analisis Data
Data dianalisis dengan tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama adalah melihat nomor soal yang dapat dijawab sesuai
konsep, yang masih terdapat miskonsepsi, yang tidak dapat diidentifikasi
karena informasi kurang lengkap dan yang tidak dijawab. Kemudian
mendeskripsikan jawaban setiap soal yang masih terdapat miskonsepsi
dari setiap mahasiswa. Dari deskripsi ini akan diperoleh informasi apakah
masih ada miskonsepsi mekanika fluida pada mahasiswa Universitas
Sanata Dharma yang telah menempuh mata kuliah mekanika fluida dan
miskonsepsi apa saja yang terjadi pada mata kuliah mekanika fluida yang
dialami oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang telah menempuh
mata kuliah mekanika fluida.
2. Tahap kedua adalah menganalisis hasil interview I untuk mengetahui lebih
dalam mengenai miskonsepsi yang terjadi dan penyebab terjadinya
miskonsepsi pada masing-masing sampel.
3. Tahap ketiga adalah menganalisis test uraian berdasarkan soal pada angket
yang telah dipilih sampel untuk mengetahui pengetahuan awal dan
4. Tahap keempat adalah menganalisis hasil interview II untuk mengetahui
lebih dalam mengenai pengetahuan awal dan kemampuan merencanakan
eksperimen masing-masing sampel.
5. Tahap kelima membandingkan hasil pre test (test uraian ketiga) dan post
test (test uraian keempat) sehingga dapat dideskripsikan sejauh mana
metode eksperimen dapat mengatasi miskonsepsi.
6. Tahap keenam yaitu menganalisis lembar observasi yang dapat juga
dilengkapi dengan hasil rekaman diskusi maupun interview dan foto-foto
alat-alat yang digunakan dan kegiatan eksperimen yang dilakukan sampel.
Dari data yang telah dikumpulkan akan dideskripsikan secara lengkap
mengenai pengetahuan awal, bagaimana berproses dalam kegiatan
eksperimen dan bagaimana mereka mengalami konflik saat akan
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Data
1. Sampling Berdasarkan Data Angket
Pada awal kegiatan penelitian dilakukan penyebaran angket yang
berupa test uraian singkat / pertanyaan terbuka (Opened End Items). Soal-soal memuat konsep-konsep mekanika fluida yang sebelumnya telah
diadakan percobaan (tryout) pada 1 orang mahasiswa angkatan 2003 dan 1 orang mahasiswa angkatan 2005 Program Studi Pendidikan Fisika pada
tanggal 13 April 2007. Berdasarkan hasil tryout, dilakukan perubahan pada beberapa soal yang dinilai kurang dapat dipahami. Kemudian angket
seperti yang dapat dilihat pada lampiran 1 diberikan kepada mahasiswa
Program Studi Pendidikan Fisika seperti yang terdapat pada lampiran 2
pada bulan Februari 2007 sampai bulan Juli 2007 secara langsung kepada
setiap mahasiswa dan diperbolehkan untuk dibawa pulang. Akan tetapi
cara ini tidak efektif, untuk itu penyebaran angket dilakukan di kelas mata
kuliah fisika zat padat di ruang K. 402 hari Senin, tanggal 18 Agustus
2007 dan di kelas mata kuliah elektromagnet di ruang K. 402 hari Selasa,
tanggal 19 Agustus 2007. Selain pada dua mata kuliah tersebut, angket
juga disebarkan di kelas gelombang mekanik di ruang K. 406 hari Rabu,
tanggal 20 Agustus 2007. Akan tetapi mahasiswa pada kelas tersebut tidak
bersedia untuk mengisi angket karena sedang menempuh mata kuliah
mekanika fluida. Untuk itulah pada hari Rabu, tanggal 6 Februari 2008
dilakukan penyebaran angket di kelas penelitian fisika I di ruang K. 406.
Hasil dari angket untuk setiap mahasiswa dapat dilihat pada
lampiran 3 – 8 yang dikelompokkan berdasarkan angkatan. Data tersebut
dilakukan rekapitulasi data angket untuk semua angkatan yang dapat
dilihat pada lampiran 9 dan rekapitulasi data angket untuk setiap
mahasiswa yang dapat dilihat pada lampiran 10 – 15. Dari data tersebut
dipilih 10 sampel yang terdiri dari 4 orang angkatan 2002, 3 orang
angkatan 2003, 1 orang angkatan 2005 dan 2 orang mahasiswa tanpa
nomor induk mahasiswa.
Kriteria sampel yang dipilih yaitu mahasiswa yang mengalami
banyak miskonsepsi, banyak jawaban yang tidak teridentifikasi, sedikit
soal yang tidak dijawab, dan sedikit jawaban yang sesuai dengan konsep.
Setelah dipilih, peneliti menghubungi 10 sampel tersebut dan hanya 5
orang sampel yang bisa mengikuti kegiatan penelitian selanjutnya.
Sedangkan 3 orang lain tidak bersedia mengikuti kegiatan penelitian
berikutnya karena banyak kegiatan dan 2 orang sampel terakhir, ketika
ditanya kesediaannya untuk mengikuti kegiatan penelitian berikutnya,
menjawab tidak merasa telah mengisi angket. Untuk itulah dipilih
mahasiswa yang bersedia mengikuti kegiatan penelitian yaitu 1 orang
angkatan 2002, 4 orang angkatan 2003, 1 orang angkatan 2004, 4 orang
2. Penentuan Topik Eksperimen Berdasarkan Interview I
Dari hasil interview I pada lampiran 23 diketahui bahwa
masing-masing sampel memilih beberapa soal yang ingin diselidiki yaitu :
Tabel 1. Nomor soal yang dipilih sampel Sampel Nomor Soal
1 26, 27, 28, 29, 30 2 28, 29, 30
3 12 4 10, 11, 28, 29, 30 5 10, 11, 28, 29, 30 6 28, 30 7 28, 29, 30
8 28, 29, 30
9 28, 30 10 30 11 28, 29, 30
Berdasarkan tabel di atas maka topik eksperimen yang dipilih yaitu
jauhnya pancaran air.
3. Pengetahuan Awal, Masalah, dan Hipotesis Mahasiswa Dari Test Uraian Berdasarkan Soal pada Angket yang Telah Dipilih Sampel (Test Uraian Kedua) dan Interview II
Berdasarkan soal pada angket yang telah masing-masing sampel
pilih, sampel diberi pertanyaan mengenai hipotesis awal sampel mengenai
eksperimen yang akan dilakukan, masalah apa saja yang sampel temukan
dan variabel apa saja yang dapat diubah serta alat dan bahan apa saja yang
dibutuhkan dalam eksperimen yang akan sampel lakukan. Dari test ini
Jika dari hasil test mengenai soal yang mereka pilih sebagai topik
eksperimen belum diperoleh hasil yang maksimal maka akan dilakukan
interview kembali mengenai pengetahuan awal, masalah, dan hipotesis
mereka mengenai topik yang dipilih.
Dari data test soal pilihan sampel yang dapat dilihat pada lampiran
23 dan hasil interview II yang dapat dilihat pada lampiran 24 dapat
disimpulkan bahwa:
a. Pengetahuan awal :
Lubang paling bawah pada tabung memiliki tekanan paling besar
sehingga menyebabkan jauhnya pancaran dari setiap lubang
berbeda. Persamaan yang dipakai adalah P = ρ g h.
b. Masalah :
1) Berapa jauh pancaran air dari setiap lubang pada tabung?
2) Bila lubangnya berbeda, apakah jauh pancaran tetap sama?
3) Apakah jumlah lubang mempengaruhi jauhnya pancaran?
4) Apakah diameter lubang mempengaruhi jauhnya pancaran?
5) Apakah cara pemberian air mempengaruhi jauhnya
pancaran?
6) Apakah pancaran dari lubang paling atas dari tabung yang
diisi air terus-menerus adalah yang paling jauh?
7) Apakah pancaran dari lubang paling bawah dari tabung
yang tidak diisi air terus-menerus adalah yang paling jauh?
9) Apakah diameter tabung mempengaruhi jauhnya pancaran?
10)Apakah jarak antar lubang mempengaruhi jauhnya
pancaran?
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masalah utamanya adalah
apakah jauh pancaran air dipengaruhi oleh : jumlah lubang,
diameter lubang, cara pemberian air, posisi tabung, diameter
tabung, dan jarak antar lubang.
c. Hipotesis
1) Pancaran air dari tabung yang banyak lubangnya, lebih
jauh.
2) Jika jumlah lubang ganjil, maka lubang pada ½ h tabung
memancar paling jauh jika tabung berada di atas tanah.
3) Pada tabung yang diameter lubangnya lebih kecil, jarak
pancarannya lebih jauh daripada tabung yang diamater
lubangnya lebih besar.
4) Pada tabung yang diisi air terus-menerus, jangkauan terjauh
adalah lubang paling bawah.
5) Pancaran air dari lubang yang diisi terus-menerus lebih jauh
daripada pancaran dari tabung yang tidak diisi
terus-menerus.
6) Pada tabung yang berlubang 2 sama besar, diisi air hingga
penuh memiliki jangkauan air paling jauh adalah lubang
7) Jauh pancaran air tidak sama. Pancaran air dari lubang
paling bawah yang paling jauh.
8) Jika tabung diangkat dengan ketinggian tertentu dari tanah,
maka lubang yang paling bawah airnya memancar paling
jauh.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa beberapa hipotesis yang
diambil tidak sesuai dengan masalah, kurang lengkap dan masih
terlalu umum.
4. Perencanaan Kegiatan Eksperimen
Dari hasil interview dan test uraian dari soal angket yang dipilih
(Test uraian kedua) dapat diketahui juga bagaimana mereka melakukan
eksperimen tersebut seperti yang terdapat pada lampiran 23. Adapun
alat-alat yang digunakan dalam eksperimen pada tanggal 4 Desember 2007
adalah :
Gambar 8. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang sama
dan diameter lubang sama (Kecil).
Gambar 9. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang sama
Gambar 10. Tabung dengan 3 lubang, diameter lubang sama, dan jarak antar lubang berbeda.
Gambar 11. Tabung dengan 4 lubang, diameter sama, jarak antar
lubang sama.
Gambar 12. Tabung dengan 2 lubang dengan diamater yang sama dan jarak kedua lubang dengan dasar tabung sama.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh 5 orang sampel pada
tanggal 4 Desember 2007 diketahui ada kekurangan alat yaitu tabung yang
diameternya berbeda dan beberapa kekurangan pada alat yang sudah
dibuat yaitu : lubang tidak benar-benar berbentuk lingkaran sempurna,
pada bagian dalam lubang kasar, bentuk alas tabung tidak berbentuk
lingkaran sempurna tetapi berbentuk elips, tabung tidak tegak lurus
terhadap lantai. Karena beberapa alasan di atas, maka alat di atas
Gambar 13. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang dan diamater tabung sama dengan diameter lubang berbeda.
Gambar 14. Tabung dengan 3 lubang, jarak antar lubang dan diameter lubang sama dengan diameter tabung berbeda.
Gambar 16. Tabung dengan 2 lubang dengan diamater yang sama dan jarak kedua lubang dengan dasar tabung berbeda.
Gambar 17. Tabung dengan 2 lubang dengan diamater yang sama dan jarak kedua lubang dengan dasar tabung sama.
5. Pembuatan Soal Pre Test (Test Uraian Ketiga) dan Post Test (Test Uraian Keempat)
Dari hasil test uraian berdasarkan soal pada angket yang telah
dipilih sampel, interview I dan interview II dibuat pre test (test uraian
ketiga) dan post test (test uraian keempat) seperti pada lampiran 25. Hasil
dari pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) dapat
Pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat) terdiri
dari 7 soal seperti gambar- gambar berikut ini :
Gambar 18. Gambar soal nomor 1 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat).
Soal nomor 1 seperti gambar 18 ingin mengetahui apakah jumlah
lubang ganjil dengan cara pemberian air yang berbeda mempengaruhi
jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
Gambar 19. Gambar soal nomor 2 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat).
Soal nomor 2 seperti pada gambar 19 ingin mengetahui apakah
jumlah lubang genap dengan cara pemberian air yang berbeda
mempengaruhi jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
Soal nomor 3 seperti pada gambar 20 ingin mengetahui apakah
jarak antar lubang dengan cara pemberian air yang berbeda mempengaruhi
jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
Gambar 21. Gambar soal nomor 4 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat).
Soal nomor 4 seperti pada gambar 21 ingin mengetahui apakah
diameter lubang dengan cara pemberian air yang berbeda mempengaruhi
jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
Gambar 22. Gambar soal nomor 5 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat).
Soal nomor 5 seperti pada gambar 22 ingin mengetahui apakah
diameter tabung dengan cara pemberian air yang berbeda mempengaruhi
jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
Soal nomor 6 seperti pada gambar 23 ingin mengetahui apakah
posisi tabung terhadap tanah dengan cara pemberian air yang berbeda
mempengaruhi jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
Gambar 24. Gambar soal nomor 7 pre test (test uraian ketiga) dan post test (test uraian keempat).
Soal nomor 7 seperti pada gambar 24 ingin mengetahui apakah
posisi lubang terhadap tanah dengan cara pemberian air yang berbeda
mempengaruhi jauhnya pancaran air dari masing-masing lubang.
6. Proses Kegiatan Eksperimen
Proses kegiatan eksperimen yang dilakukan dapat dilihat pada
gambar seperti berikut :
Dari dua gambar di atas dapat dilihat bahwa sampel 1 sudah
mengetahui jika ternyata ada kebocoran pada bagian alas tabung tetapi
b a
tidak memikirkan apakah hal itu akan mempengaruhi jauhnya pancaran
air. Percobaan pun dilakukan jauh dari kran sehingga mengalami kesulitan
dalam mengendalikan kecepatan air. Sampel sering agak menjauhkan
selang untuk mengontrol jumlah air yang mengalir ke dalam tabung.
c
b a
Gambar 26. Kegiatan eksperimen sample 2
Tiga gambar di atas adalah kegiatan eksperimen yang dilakukan
oleh sampel 2. Dari ketiga gambar di atas memperlihatkan bahwa kegiatan
pengukuran menjadi sangat penting dalam pengambilan data. Dari gambar
juga dapat dilihat bahwa eksperimen ini sangat sulit jika dilakukan sendiri,
sampel membutuhkan teman dalam mengamati dan mengambil data.
a
b c
Gambar 27. Kegiatan eksperimen sampel 4
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sampel 4 hanya
mengamati dan tidak mengukur jauhnya pancaran. Tetapi, sampel sangat
memperhatikan kecepatan air mengalir dan tinggi permukaan air di dalam
tabung. Dari gambar terlihat sampel memperhatikan kecepatan air dari
kran dan diatur agar tidak berlebihan. Dari gambar pun terlihat jika tidak
diadakan pengambilan data, hanya mengamati, sampel tidak mendapat
kesulitan untuk melakukan eksperimen sendiri. Tetapi hanya untuk
terkejut karena hasil hipotesisnya tidak sesuai dengan hasil eksperimen
yang dilakukan.
b
c
e d
a
Lima gambar di atas adalah kegiatan eksperimen yang dilakukan
oleh sampel 7, sampel 8, dan sampel 10. Dari gambar d dan e dapat dilihat
bagaimana sampel saling bekerjasama untuk mendapatkan data yang
terbaik. Dari gambar a dan b di atas dapat diketahui bagaimana sampel
menjaga agar aliran air yang terlalu banyak tidak mempengaruhi jauhnya
pancaran. Masing-masing alat pun dicoba berulang-ulang untuk
membuktikan bentuk pancaran seperti apa yang lebih sering muncul dan
yang mana yang hanya kebetulan karena ada variabel yang tidak
terkontrol.
Kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh sampel 7, 8 dan 10
sering lupa dalam mengukur jauhnya pancaran. Hal ini terjadi karena sibuk
mengamati jauhnya pancaran. Hal ini terlihat dari penggaris yang sering
lupa diletakkan pada arah pancaran air seperti yang ada pada gambar a, b
dan c.
Gambar 29. Kegiatan eksperimen sampel 11
Dari gambar di atas terlihat bahwa sampel 11 kurang mandiri
dalam melakukan kegiatan eksperimen. Tetapi sampel aktif mengambil