• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi, Sikap, dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Penerapan Metode Group Media Inspiration Dalam Mata Pelajaran Pendidikan T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi, Sikap, dan Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Penerapan Metode Group Media Inspiration Dalam Mata Pelajaran Pendidikan T1 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Motivasi, Sikap, dan Aktivitas Belajar Siswa

Terhadap Penerapan Metode

Group Investigation

Berbantu Media

Inspiration

Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Fariztin Citra Septiani

NIM: 702010168

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PENINGKATAN MOTIVASI, SIKAP, DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA TERHADAP PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION

Adriyanto J. Gundo, S.Si, M.Pd, 3)

George J. L. Nikijuluw, S.Pd

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1)702010168@student.uksw.edu

Lack of interest in learning Citizenship Education (Civics) is the basis of this study. The research are considered aims to improve students' motivation to learn civics by increasing the activity and learning attitudes of students in the classroom. Group Investigation method and instructional media Inspiration learning as learning approach to enhance learning activity, students' attitudes and motivation to learn. The results of this study an increase in activity and attitude of students during the learning process. This shows that hows Group Investigation and Inspiration instructional media gave a good impact on the learning process.

Keywords: Learning Methods Group Investigation, Learning Media Inspiration, Motivation, Activity and Attitudes of Students Learning.

Abstrak

Kurangnya minat siswa belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi dasar penelitian ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa belajar PKn dengan meningkatkan aktivitas dan sikap belajar siswa di kelas. Metode pembelajaran Group Investigation dan media ajar Inspiration menjadi pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai alternatif metode untuk meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan sikap siswa selama proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Group Investigation dan media ajar Inspiration memberi dampak baik terhadap proses pembelajaran.

(9)

1. Pendahuluan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari budaya, moral dan pembangunan bangsa. Melalui PKn, siswa dibantu untuk mengenal pribadi bangsa, terkhusus bangsa Indonesia. Tujuan penanaman moral dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk pola perilaku pelajar yang baik serta untuk membangun karakter bangsa [1].

Demikian halnya dengan observasi yang dilakukan di SMK Saraswati Agustus 2014. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn nampak selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa lebih cenderung sibuk dengan kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Rendahnya minat dan motivasi berdampak terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran, aktivitas dan hasil belajar siswa. Selama proses pembelajaran siswa kurang berkonsentrasi di kelas, sehingga siswa tidak memperhatikan materi yang diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, rendahnya minat dan motivasi siswa berdampak terhadap sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan respon siswa terhadap

pelajaran tersebut. “Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, namun

dapat diinpretasikan dalam tingkah laku berupa rangsangan, dorongan,

atau pembangkit tenaga munculnya suatu tindakan tingkah laku tertentu.”

[2]

Partisipasi siswa selama proses pembelajaran menjadi salah satu strategi untuk mencapai pembelajaran efektif. Partisipasi tersebut meliputi salah satunya adalah keaktifan siswa. Penunjang keberhasilan proses dan hasil belajar siswa adalah berupa keterlibatan siswa dalam bersikap, berfikir, perhatian dan keaktifan [3].

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga turut mempengaruhi kondisi pembelajaran di kelas. Pengelolaan kelas beserta penggunaan metode dan media pembelajaran turut menjadi faktor penentu keberhasilan proses dan hasil pembelajaran. Selain kurangnya minat dan motivasi belajar di kelas, kondisi pembelajaran yang cenderung berceramah di kelas dan kurangnya pemanfaatan media ajar yang menjadi alasan penelitian, sehingga melalui penelitian ini ingin memberikan inovasi pembelajaran dalam mata pelajaran PKn dengan metode pembelajaran GI dan media bantu Inspiration, yang bertujuan untuk dapat meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi belajar siswa.

(10)

10

mencakup diagram, peta konsep, outline view dan presentasi. Aplikasi

Inspiration merupakan aplikasi yang menjadi wadah kreativitas siswa

dalam belajar serta merupakan aplikasi yang membantu memudahkan siswa belajar dengan membuat konsep materi yang akan dipelajari.

2. Kajian Pustaka

Pada penelitian Fitrana tahun 2010, menyatakan bahwa model pembelajaran cooperative Group Investigation (GI) memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar terhadap siswa dalam pembelajaran matematika [4]. Selain dapat memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa, metode GI juga mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum Fitirana menyimpulkan bahwa metode GI mampu untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, dengan kemandirian belajar siswa yang tinggi akan berdampak pada proses pembelajaran yang aktif dan menjadi salah satu faktor penunjang prestasi belajar siswa.

Penelitian Zingaro, mengungkapkan bahwa metode pembelajaran GI lebih berfokus terhadap proses interaksi siswa, dengan siswa mengeksplorasi ide – ide selama proses pembelajaran berlangsung dan saling membantu antar siswa saat belajar [5]. GI juga diungkap oleh Zingaro sebagai metode pembelajaran yang mampu memberi keuntungan kepada siswa untuk mengemukakan dan mengekspresikan diri, memberi sikap positif dalam belajar serta mampu memberi kesempatan belajar secara keberagaman. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode GI mampu untuk meningkatkan prestasi, motivasi serta mendorong pembelajaran secara keberagaman [5].

Menurut kedua penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa metode pembelajaran GI mampu untuk meningkatkan motivasi, dan aktivitas siswa serta sikap siswa saat melakukan proses pembelajaran, terutama saat belajar secara bersama. GI merupakan metode yang lebih cenderung fokus kepada penguasaan akademik, sehingga kegiatan siswa lebih banyak dari pada pendominasian guru di dalamnya. Perbedaan penggunaan metode GI dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bagaimana GI dapat digunakan untuk metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk meningkatkan siswa menjadi lebih aktif, serta menumbuhkan minat siswa untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan berbantu media

Inspiration dalam proses pembelajarannya.

Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran

(11)

Kelebihan model pembelajaran GI adalah 1). Siswa lebih kooperatif ketika berinteraksi dengan siswa lain; 2). Siswa mampu mengekspresikan diri; 3). Siswa memiliki sikap mandiri yang lebih besar dan tanggung jawab; 4). Memberi sikap positif (motivasi) siswa terhadap sekolah dan belajar; 5). Meningkatkan kepercayaan diri; 6). Meningkatkan kerjasama yang homogen [4]. Kelemahan model pembelajaran ini adalah 1). Memerlukan struktur kelas yang rumit; 2). Memerlukan waktu lebih lama; 3). Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini [7].

Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal siswa yang

sedang belajar [2]. Motivasi terbagi menjadi motivasi instrinsik yang merupakan motivasi muncul dari diri seseorang, dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar diri seseorang karena sebuah rangsangan [8]. Indikator motivasi belajar menurut Uno adalah sebagai berikut : 1). Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2). Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; 3). Adanya harapan dan cita – cita masa depan; 4). Adanya penghargaan dalam belajar; 5). Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; 6). Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. [2]

Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bersikap

secara suka atau tidak terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengatami dan menirukan sesuatu serta diterjemahkan secara informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran dengan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui sikap pererta didik terhadap mata pelajaran. [9]

Munthe menjelaskan ranah afektif meliputi perubahan yang mencakup : 1). Penerimaan (receiving), yaitu kemampuan internal seseorang meliputi kegiatan mengakui dan menunjukkan kesadaran dan perbedaan; 2). Partisipasi (responding), yaitu kemampuan internal seseorang dalam hal mematuhi dan ikut serta aktif dalam berkegiatan; 3). Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu kemampuan internal seseorang dalam menerima sesuatu, menyukai, menyepakati, menghargai dan bersikap postif atau negatif terhadap sesuatu; 4). Organisasi

(organization), yaitu kemampuan internal seseorang dalam membentuk

sistem nilai, menangkap relasi antar nilai dan bertanggung jawab; 5). Pembentukan pola karakter/pola hidup (chracterization), yaitu kemampuan internal seseorang dalam menunjukkan kepercayaan dan disiplin diri, mempertimbangkan sesuatu dan melibatkan diri [10].

Aktivitas atau sering disebut juga dengan ranah psikomotor dalam

(12)

12

terbiasa (mechanism), yaitu kemampuan internal yang meliputi cara berketerampilan dan berpegang pada pola; 5). Gerakan respon kompleks

(complex overt response), yaitu berketerampilan secara luwes, gesit dan

lincah; 6). Penyesuaian pola gerakan (adaption), yaitu kemampuan internal yang meliputi kegiatan menyesuaikan diri dan bervariasi. 7). Kreativitas (origination), yaitu kegiatan internal untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berinisiatif [10].

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk proses penyajian informasi, yang berfungsi untuk meneruskan informasi antara sumber dan penerima informasi [12]. Media grafis merupakan media yang mengutamakan indra penglihatan sebagai penerima pesan, yang memiliki fungsi : 1). Lebih menarik perhatian; 2). Memperjelas sajian ide; 3). Mengilustrasikan fakta untuk dapat mudah diingat; 4). Pembuatan yang sederhana [12]. “Media grafis termasuk di dalamnya media visual, yaitu pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol – simbol komunikasi visual (menyangkut indera

penglihatan)”. [13]

Inspiration adalah aplikasi yang memungkinkan untuk membuat

gambar, ide dan konsep – konsep dalam bentuk diagram atau peta pikiran.

Inspiration menyediakan fasilitas untuk mengembangkan ide menjadi

terorganisir dan terdokumentasi. Aplikasi ini, Inspiration, merangsang cara berpikir linear dan visual untuk memperdalam pemahaman terhadap konsep, meningkatkan memori penyimpanan, mengembangkan keterampilan organisasi dan membentuk/mengembangkan kreativitas [14].

Program yang tersedia dalam aplikasi Inspiration adalah berupa : 1). Diagram yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara ide atau konsep; 2). Peta, digunakan untuk membuat peta pikiran, membangun cabang tentang topik terkait sekitar ide utama; 3). Outline

View, digunakan untuk membuat garis besar ide atau untuk mengatur dan

menulis laporan; 4). Presentasi, digunakan untuk membuat presentasi dari konten pengembangan diagram, peta, atau outline [14].

3. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan eksperimen, menggunakan desain Nonequivalent

Control Group Design. Desain ini adalah bentuk penelitian yang dilakukan

dengan menggunakan subjek penelitian yang dipilih tidak secara random untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain eksperimen dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.Nonequivalent Control Group Design :

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X T2

(13)

Keterangan:

T1 : Pretest kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberikan perlakuan.

T2 : Posttest kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan.

X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Saraswati Salatiga. Pengambilan sampel dilalukan dengan teknik

Nonprobability Sampling Insidental, adalah teknik pengambilan sampel

yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, yang artinya bahwa pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak [15]. Penentuan sampel Nonprobability

Sampling Insidental adalah berdasarkan rekomendasi guru PKn yang

ditemui saat observasi. Rekomendasi sampel oleh guru PKn merujuk kepada kelas XII Multimedia A sebagai kelas kontrol dan B sebagai kelas eksperimen. Kelas XII Multimedia A merupakan kelas yang aktif dan nilai kognitif siswa rata – rata lebih tinggi dari kelas kelas XII Multimedia B, sehingga pemilihan kelas dapat ditentukan bahwa kelas kontrol, yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan selama penelitian, yaitu kelas XII Multimedia A, dan kelas eksperimen, yaitu kelas yang mendapat perlakuan selama penelitian berlangsung, adalah kelas XII Multimedia B. Distribusi sampel ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Tabel Distribusi Pemilihan Sampel

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, angket dan studi dokumenter. Data hasil observasi, wawancara terehadap guru di awal penelitian dan studi dokumenter yang berupa data rapor siswa, digunakan sebagai data awal pengumpulan informasi sebelum dilakukannya perlakuan, sedangkan wawancara setelah perlakuan dan angket digunakan untuk memperoleh informasi umpan balik dari siswa setelah menerima perlakuan.

Nilai pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket skala likert, dengan tujuan untuk mengetahui respon/tanggapan/umpan balik dari siswa kelas eksperimen setelah mendapat perlakuan belajar menggunakan model pembelajaran Group

Investigation dan media Inspiration. Indikator penyusunan angket terdiri

dari motivasi, interaksi sosial (sikap - aktivitas), metode belajar Group

Investigation, media ajar Inspiration, dengan alternatif jawaban : Sangat

No Kelas Kelompok Jumlah Siswa

1 XII MM A Kontrol 35

2 XII MM B Eksperimen 36

(14)

14

Setuju (5); Setuju (4); Kurang Setuju (3); Tidak Setuju (2); Sangat Tidak Setuju (1).

Acuan indikator motivasi terambil dari Uno [2]. Acuan indikator afektif dan psikomotor terambil dari Munthe [10], dan indikator penilaian

Group Investigation terambil dari Cooperative Learning oleh Slavin [7].

Aspek penilaian dan indikator dapat dilihat dalam tabel 3 berikut :

Tabel 3. Skala Deskriptif Penilaian Motivasi, Afektif, Psikomotor [2][12]

Aspek Penilaian

Motivasi Afektif (sikap) Psikomotor (aktivitas)

Indikator  Hasrat dan keinginan

untuk berhasil

Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)

Tabel 3, merupakan tabel untuk penilaian observasi. Melalui tabel 3, yang berisikan acuan indikator penilaian motivasi, sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas, menjadi salah satu faktor penentu kelas yang hendak untuk penelitian (eksperimen) dan kelas tanpa perlakuan (kontrol). Masing – masing butir aspek motivasi, sikap, dan aktivitas diterjemahkan dalam 10 pernyataan yang digunakan untuk acuan penilaian kelas. Setiap aspek yang terdiri dari 10 butir pernyataan tersebut memiliki poin penilaian sebesar 40 sebagai nilai maksimal dan nilai 10 sebagai nilai minimal. Penilaian tersebut berdasarkan alternatif

jawaban yang disediakan, yaitu nilai 4 „sangat baik‟ hingga nilai 1 „sangat kurang‟.

Tabel 4. Skala Deskriptif Afektif – Psikomotor [12]

Aspek afektif Indikator Aspek psikomotor Indikator

Penerimaan 1. Sikap siswa bertanya 2. Sikap siswa memberi

kritik

3. Sikap siswa dalam

menerima kritikan

Persepsi 1. Persiapan mengikuti

pembelajaran

Partisipasi 4. Kemauan membantu

teman mengungkapkan pendapat

Kesiapan 2. Tingkat konsentrasi

(15)

Penilaian 5. Kesopanan dalam

Kreativitas 9. Siswa menciptakan

suasana belajar

Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)

Tabel 4, merupakan tabel penilaian sikap dan aktivitas siswa selama penelitian berlangsung. Penilaian dalam tabel ini menggunakan skala deskriptif, yaitu terbagi dalam empat (4), yang memiliki arti „sangat

baik‟; tiga (3), yang memiliki arti „baik‟; dua (2), yang memiliki arti „kurang‟; dan satu (1). Penilaian dilakukan oleh guru, dengan mengamati

kegiatan siswa selama proses pembelajaran, baik untuk kelas kontrol dan juga kelas eksperimen.

Tabel 5. Indikator checklist Group Investigation [7]

Indikator penilaian

Perhatian dan konsentrasi

Pembagian informasi dan ide antar anggota kelompok Pengumpulan, analisis, dan kesimpulan data dan informasi Koordinasi / pembagian tugas presentasi

Presentasi

Menerima pendapat, pertanyaan dan sanggahan kelompok lain

Keaktivan memperhatikan kelompok lain (menyimak materi, memberi pertanyaan atau sanggahan)

Memberikan umpan balik

(16)

16

Penilaian GI ditunjukkan melalui tabel 6. Penilaian GI berdasarkan acuan Slavin [7] yang diterjemahkan dengan butir pernyataan seperti yang tertera dalam tabel 6. Semua pengisian rubik penilaian dilakukan oleh guru pendamping, termasuk untuk penilaian GI ini.

Nilai 4, yaitu „sangat baik‟ di berikan ketika siswa selama proses

belajar diskusi memenuhi semua butir pertanyaan yang tertera. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran GI. Nilai 3, yaitu „baik‟ merupakan nilai yang diberikan untuk keseluruhan anggota kelompok memenuhi hampir semua kriteria butir pertanyaan yang tertera dalam

rubrik. Nilai 2, „kurang‟, merupakan nilai yang diberikan karena

keseluruhan anggota kelompok hampir sebagian besar tidak memenuhi

butir pernyataan yang ada, dan nilai 1 „sangat kurang‟, merupakan nilai

yang hampir sebagian atau beberapa butir pertanyaan saja yang dapat dilakukan atau dipenuhi oleh anggota kelompok, yang menunjukkan siswa tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran GI.

Media ajar Inspiration digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Media ajar Inspiration digunakan untuk media ajar guru dan media belajar siswa. Media ajar untuk guru digunakan untuk memberi gambaran dan membagi topik yang akan dibahas dalam kegiatan belajar GI, sedangkan media yang digunakan untuk siswa adalah untuk membantu belajar mandiri siswa, media digunakan selama proses berdiskusi dengan GI. Proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode GI dan media

Inspiration diterpakan di kelas eksperimen.

Pengkombinasian antara GI dan Inspiration adalah untuk saling melengkapi mengatasi permasalah pembelajaran yang ada. Metode GI dan

Inspiration digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam

mata pelajaran PKn, siswa dikondisikan dalam metode belajar yang berbeda dengan biasanya, yaitu metode ceramah, dan aplikasi pembelajaran yang baru. Siswa belajar secara kooperatif dalam GI, yaitu siswa terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran, serta siswa belajar dengan aplikasi yang baru sebagai aplikasi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memetakan atau membuat belajar siswa menjadi lebih menyenangkan.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian yang dilakukan selama beberapa minggu di SMK Saraswati ini, menjadi langkah pertama sebelum penelitian adalah pengumpulan data mengenai siswa yang nantinya akan diberlakukan sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengumpulan data diperoleh data nilai rapor kelas XII semester 3 dan 4, selain nilai rapor, pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara dengan guru dengan bertanya mengenai kondisi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan diperkuat dengan pemberian pretest dan posttest.

(17)

kedua dengan bantuan guru pengajar sebagai observer. Selama proses pembelajaran berlangsung, pembelajaran di kelas kontrol menggunakan pembelajaran seperti biasa, sedangkan untuk kelas eksperimen pembelajaran menggunakan metode belajar Group Investigation dan

Inspiration, yaitu siswa dibentuk kelompok belajar kecil untuk belajar

secara mandiri dan berkelompok. Sebelum melakukan treatment, kelas kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretest terlebih dahulu. Pembagian kelompok belajar GI dibentuk berdasarkan hasil pretest yang telah diberikan, siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam pretest tersebut ditunjuk sebagai ketua kelompok yang bertanggung jawab terhadap anggota kelompoknya. Pertimbangan pemilihan ketua kelompok dengan siswa yang memperoleh nilai tertinggi adalah diharapakan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dapat membantu dalam menambah informasi lebih kepada anggota yang lain.

Tahap pembelajaran Group Investigation adalah menentukan topik pembahasan. Sesuai dengan langkah pembelajaran dalam metode GI, yaitu langkah pertama dalam proses pembelajaran adalah membagi mengidentifikasi topik pembahasan dipelajari untuk masing – masing kelompok yang berbeda, sehingga jumlah kelompok yang akan dibagi disesuaikan dengan sub topik yang akan dibahas. Siswa diberikan penjelasan mengenai topik pembelajaran yang akan dibahas, yang bertujuan untuk memahami materi soal yang akan dipelajari. Kelompok tebagi menjadi 5 kelompok, yang terdiri dari 7 – 8 siswa secara heterogen, dengan latar belakang gender dan akademis yang berbeda.

Langkah ke dua dalam proses pembelajaran GI adalah merencakan tugas belajar siswa. Siswa diberi penjelasan mengenai tugas belajar yang mereka untuk masing – masing kelompok, yaitu kegiatan belajar mandiri dengan metode GI yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dan menggunakan media bantu Inspiration. Media bantu Inspiration

digunakan selama siswa menjalani proses diskusi, dan sebagai media untuk menampung hasil diskusi siswa. Siswa bertanggung jawab atas masing – masing anggota kelompok dan hasil penugasan kelompok, guru berperan sebagai fasilitator, membimbing dan mengarahkan kegiatan dan memberi peringatan durasi diskusi selama 45 menit.

(18)

18

mengumpulkan data berdasarkan sub topik pembahasan masing – masing kelompok.

Langkah ke empat adalah mempersiapkan dan menyajikan laporan akhir. Langkah ini masing – masing kelompok menulis laporan untuk dipresentasikan di kelas. Masing – masing kelompok membagi tugas kepada anggota kelompok sebagai penyaji dan notulis. Laporan akhir berupa ringkasan materi dari temuan siswa. Hasil ringkasan siswa di tulis dan dipresentasikan menggunakan media Inspiration, berupa peta konsep, diagram, ataupun presentasi.

Langkah ke lima adalah mempresentasikan hasil temuan siswa di kelas. Masing – masing kelompok diberi waktu mempresentasikan dan melakukan tanya jawab selama 10 menit. Selama salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain mengamati, memperhatikan dan mengajukan pertanyaan dan pendapat.

Langkah ke enam atau langkah terakhir adalah evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh siswa melalui penarikan kesimpulan atas materi dan sanggahan yang dikemukakan. Guru memperbaiki dan memberikan kesimpulan atas materi yang dipresentasikan dan menjawab pertanyaan yang kelompok tidak dapat menjawabnya. Selama proses pembelajan GI berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator mendampingi siswa selama diskusi, memberi pengarahan, sebagai moderator dan melakukan kesimpulan secara keseluruhan.

Aplikasi Inspiration dalam penelitian ini digunakan oleh guru untuk media bantu ajar di kelas, baik dalam memberikan materi maupun dalam membagi kelompok – kelompok GI. Pemanfaatan lain aplikasi

Inspiration oleh siswa adalah saat proses pembelajaran berlangsung, siswa

menggunakan aplikasi Inspiration dengan fitur – fitur yang ada, seperti peta konsep dan diagram, untuk meringkas materi pembahasan kelompok. Pengkondisian media Inspiration sebagai media baru untuk membantu siswa belajar adalah memperkenalkan segala fitur yang terdapat dalam aplikasi Inspiration, termasuk juga dengan cara install aplikasi. Salah satu fitur yang diperkenalkan kepada siswa adalah peta konsep. Pengkondisian siswa untuk dapat mengerti peta konsep adalah dengan menjelaskan bagaimana cara kerja peta kosep tersebut. Sebagai permulaan siswa diberi gambaran bagaimana peta konsep itu sebenarnya, termasuk dalam aplikasi

Inspiration. Siswa diberi penjelasan mengenai materi pembahasan sebagai

fokus topik utama pembahasan, setelah menentukan topik utama pembahasan, selanjutnya adalah penarikan sub topik. Topik utama pembahasan adalah sebagai bagian umum, sedangkan sub topik adalah bagian khusus dari topik utama, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan peta konsep adalah membuat ringkasan materi dari topik umum hingga topik khusus yang sesuai dengan topik utama. Masing – masing topik, baik topik utama dan sub topik dihubungkan dengan garis

(19)

mula fitur peta konsep dalam Inspiration, setelah itu siswa diberi kesempatan untuk mencoba sendiri.

Penyajian fitur bergambar dalam aplikasi Inspiration membuat siswa tertarik untuk memulai pembelajaran, siswa dapat berkreasi dengan fitur – fitur yang terdapat dalam Inspiration sesuai dengan keinginan dan kemampuan belajar siswa. Aplikasi Inspiration dalam penelitian ini dikombinasikan dengan metode belajar GI. Pengkombinasian antara aplikasi Inspiration dengan metode GI adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa, terlebih dalam pelajaran PKn. Dengan proses pembejalaran dengan metode GI membuat siswa menjadi lebih aktif dan terdapat perubahan sikap siswa dalam kegiatan kelas, seperti siswa menjadi berani mengungkapkan pendapat saat berdiskusi maupun saat tanya jawab kepada kelompok yang sedang presentasi, siswa menjadi lebih rajin mencatat. Kegiatan pembelajaran dengan GI dan Inspiration membuat siswa menjadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran PKn.

Berdasarkan pengamatan kegiatan kelas selama penelitian dan hasil wawancara kepada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung adalah siswa menikmati kegiatan pembelajaran menggunakan metode GI dan aplikasi Inspiration. Dengan menggunakan metode belajar GI, siswa menjadi terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas, seperti saat berdiskusi dan prosesi tanya jawab kelompok, dan pemanfaatan aplikasi

Inspiration membuat siswa menikmati proses kegiatan pembelajaran

dalam meringkas materi dan menyesuiakan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat kreativitas siswa. Ketertarikan siswa dalam aplikasi

Inspiration membuat siswa menjadi ingin memanfaatkan aplikasi

Inspiration untuk proses pembelajaran berlangsung.

Observasi awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana motivasi, sikap dan aktivitas siswa di kelas. Hasil observasi awal dilakukan untuk memperkuat data penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai kelas eksperimen lebih rendah dibanding kelas kontrol. Maksimal perolehan nilai dari lembar observasi ini adalah 40 butir untuk masing – masing aspek penilaian.

(20)

20

Gambar 1Grafik skor perbandingan observasi awal dan selama perlakuan

Hasil observasi pertemuan pertama, siswa kelas eksperimen rata – rata mengalami peningkatan dalam aktivitas dan sikap belajar di kelas. Kelas kontrol mengalami penurunan sikap dan aktivitas belajar di kelas. Observasi pertemuan kedua menunjukkan bahwa hampir tidak ada perubahan untuk kelas eksperimen. Kelas kontrol siswa mengalami penurunan dalam sikap dan aktivitas, namun peningkatan dalam motivasi.

Perbandingan skor pada grafik 1, menunjukkan bahwa kelas eksperimen mengalami peningkatan motivasi, sikap dan aktivitas dari observasi awal, observasi 1 dan 2 dengan berdasarkan proses pembelajaran dan media bantu yang digunakan. Melalui metode GI, siswa menjadi leih aktif belajar di kelas, dan aplikasi Inspiration siswa menjadi lebih menikmati proses pembelajaran yang berlangsung. Keterlibatan siswa di kelas membuat siswa menjadi lebih menikmati pelajaran yang berlangsung, sehingga siswa menjadi aktif dan memiliki perhatian dan konsentrasi dalam belajar. Kelas kontrol mengalami penurunan skor sikap dan aktivitas, karena proses pembelajaran kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan peran guru lebih banyak mendominasi di kelas.

Data Penilaian Sikap - Aktivitas

Deskripsi data hasil temuan selama penelitian ini berupa data observasi sikap dan aktivitas siswa, nilai pretest dan posttest, dan angket. Rata – rata nilai sikap dan aktivitas siswa seperti tertera dalam tabel.

Tabel 8. Hasil Nilai Sikap – Aktivitas Kelas Kontrol - Eksperimen Sikap a Sikap b Aktivitas a Aktivitas b Keterangan

484 721 761 1102 Nilai keseluruhan

(21)

Keterangan :

Sikap a : perolehan nilai sikap dengan skala deskriptif kelas kontrol.

Sikap b : perolehan nilai sikap dengan skala deskriptif kelas eksperimen

Aktivitas a : perolehan nilai aktivitas dengan skala deskriptif kelas kontrol

Aktivitas b : perolehan nilai aktivitas dengan skala deskriptif kelas eksperimen

Tabel 8 merupakan tabel perolehan hasil penilaian menggunakan skala deskriptif kelas kontrol dan eksperimen. Nilai yang diperoleh digunakan sebagai pembanding nilai sikap dan aktivitas siswa kelas kontrol dan eksperimen selama proses pembelajaran. Kelas kontrol proses pembelajaran tanpa perlakuan, sedangkan kelas eksperimen menggunakan perlakuan model belajar GI dan berbantu media

Inspiration. Penilian skala deskriptif menggunakan acuan skala seperti

berikut :

Kategori Skala Nilai :

0 360 720 1080 1440

Sangat Negatif/ Negatif / Positif / SangatPositif/

Tidak Aktif Kurang Aktif Aktif Sangat Aktif

Skala ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur nilai sikap dan aktivitas siswa. Kelas kontrol untuk pengukuran sikap termasuk dalam kategori negatif, dan untuk aktivitas, siswa kelas kontrol termasuk dalam kategori aktif. Berbeda dengan kelas kontrol, kelas eksperimen untuk sikap termasuk dalam kategori positif dan aktivitas kelas eksperimen termasuk dalam kategori sangat aktif.

Baik dengan sikap maupun aktivitas, siswa kelas eksperimen mendapat perolehan nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pengkondisian belajar di kelas berpengaruh terhadap kegiatan / aktivitas siswa dan sikap selama pembelajaran berlangsung. Siswa kelas kontrol yang menggunakan metode belajar konvensional, yaitu kegiatan pembelajaran yang lebih berorientasi kepada guru, membuat siswa pasif di kelas. Sedangkan untuk siswa kelas eksperimen yang menggunakan metode belajar kooperatif Group

Investigation dan pemanfaatan aplikasi Inspiration, yaitu kegiatan

(22)

22

Gambar 2 Pembelajaran Group Investigation di Kelas

Gambar 3 Siswa Menggunakan Media Inspiration

Hasil belajar

Hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa Tes. Pemberian tes dilakukan dua kali, yaitu saat pertama pertemuan sebagai pretest, dan yang ke dua adalah saat pertemuan terakhir sebagai posttest. Instrumen tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda yang merupakan kumpulan soal dari soal tes PKn dari tahun sebelumnya.

Pretest dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa sebelum

proses pembelajaran dimulai, sedangkan untuk posttest adalah untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah diberi perlakuan dan pemahaman materi. Soal untuk pretest dan posttest merupakan gabungan dua Kompetensi Dasar yang digunakan untuk mengajar selama penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen mendapat peningkatan nilai dibanding kelas kontrol. Data kelas kontrol mengalami penurunan dari nilai pretest dan posttest yang diberikan. Data hasil pretest dan posttest dapat dilihat dalam tabel 10 berikut :

Tabel 10. Hasil Nilai Pretest – Postest

Kelas Rata – rata Prestest Rata – rataPosttest

Kontrol 60.57 57.67

Eksperimen 58.08 65.80

(23)

balik atau respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan Group Investigation dan media Inspiration di dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil perhitungan kuesioner menggunakan skala likert menunjukkan bahwa responden, yaitu kelas eksperimen mendekati kriteria setuju dengan perolehan prosentase 78.73% dengan rentang skala sebagai berikut :

0 20% 40% 60% 80% 100%

STS TS KS S SS

Perhitungan angket tersebut menyatakan bahwa adanya tanggapan positif terhadap motivasi, interaksi sosial siswa, metode pembelajaran

Group Investigation dengan berbantu media Inspiration dalam proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode pembelajaran Group Investigation dengan berbantu media ajar Inspiration, berdampak baik. Dampak baik dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan minat, sikap, dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar.

Dalam belajar, motivasi – sikap – aktivitas adalah hal yang saling berkaitan. Siswa dapat menjadi aktif belajar di kelas dapat dikarenakan motivasi belajar yang tinggi, dan juga sebaliknya, aktivitas siswa yang tinggi membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih lagi serta antara motivasi dan aktivitas siswa berpengaruh terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran.

Temuan selama penelitian menunjukkan bahwa tingginya aktivitas siswa belajar di kelas membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sikap terbentuk dari kebiasaan siswa belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Motivasi tidak hanya terbentuk karena keinginan siswa semata, namun lingkungan luar juga turut memberi pengaruh di dalamnya, meskipun aktivitas siswa belajar di kelas tinggi, namun tidak ada dorongan atau motivasi dari lingkungan tidak akan membuat siswa berkembang.

Perubahan yang terjadi melalui penelitian ini adalah adanya peningkatan dan perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam aktivitas, sikap dan hasil belajar. Nilai kelas eskperimen, baik dalam sikap, aktivitas yang berdampak pada hasil belajar, mendapat nilai yang jauh lebih baik dari kelas kontrol. Aktivitas siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan, siswa menjadi lebih aktif baik saat memahami materi ataupun saat berkegiatan di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Melalui pemanfaatan pembelajaran berkelompok Group

Investigation, membuat siswa dapat belajar bagaimana menghargai

(24)

24

secara kooperatif, toleransi dan bertanggung jawab dan mampu meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi siswa dalam belajar.

6. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah bagaimana cara untuk menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih aktif, dengan melibatkan siswa dalam setiap kegiatannya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah adanya pengembangan metode dan model belajar yang lebih interaktif untuk siswa, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih hidup, dengan menambahkan alternatif media pembelajaran lain sebagai variasi pembelajaran. Metode Group Investigation juga dapat dikombinasikan dengan metode belajar yang lain, seperti ceramah, roleplay, sehingga terdapat variasi belajar yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Saran untuk guru maupun calon guru, penggunaan metode belajar ini memberi kesempatan untuk mengalisis kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan kegiatan belajar menggunakan metode ini, sehingga guru maupun pengajar yang menggunakan metode ini dalam proses pembelajaran dapat mengkondisikan antara materi – lingkungan – dan keadaan siswa. Selain memerlukan waktu yang cukup lama, metode belajar ini juga memerlukan tata letak/posisi kelas yang sesuai dengan kegiatan yang hendak dilakukan saat proses pembelajaran menggunakan metode Group investigation.

7. Daftar Pustaka

[1] Rambe Rahma. 2013. Jurnal Citizenship. Kontribusi Pembelajaran

PKn dalam UpayaPencegahan Terjadinya Kenakalan Remaja.Vol.

00. No. 00

[2] Uno. B. H. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di

Bidang Pendidikan.Jakarta : PT Bumi Aksara. Cet IX. Sinar

Grafika Offset.

[3] Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Pengembangan Profesi. Jakarta : PT Rajawali Pers.

[4] Fitriana, L. 2010. Tesis : Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation (GI) dan STAD Terhadap Prestasi Belajar Matematika ditinjau dariKemandirian Belajar

Siswa.Surakarta : Program Studi Pendidikan MatematikaProgram

Sarjana. Universitas Sebelas Maret.

[5] Zingaro, Daniel. 2008. Group Investigation : Theory and Practice.

Toronto, Ontario : Ontario Institute for Studies in Education. [6] Parchment. G. L. 2009. A Study Comparing Cooperative Learning

Methods : Jigsaw &Group Investigation. Fisher Digital

(25)

[7] Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning : Theory, research, and

Practice. London : Allymand Bacon. Terjemahan Yusron, N.

(2013). Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik.Bandung : Nusa Media.

[8] Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta : Pinus Book Publisher.

[9] Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif.

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-afektif.pdf. diakses tanggal 1 juli 2014.

[10] Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : PT Pustaka Insan Madani.

[11] Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor.

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-psikomotor.pdf. diakses tanggal 1 juli 2014

[12] Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran

(pengantar). Jogjakarta : Diva Press.

[13] Putra A. B. 2013. Jurnal Skripsi : Cooperative Learning Tipe NHT

Dengan Media Grafis Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil.

Lampung : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung

[14] Inspiration Software, Inc. 2010. Book : Inspiration : Comprehend,

Create, Communicate, Achieve More. Ver 9.English : International

Edition.

[15] Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Gambar

Tabel 1.Nonequivalent Control Group Design :
Tabel 4. Skala Deskriptif Afektif – Psikomotor [12]
Tabel 4, merupakan tabel penilaian sikap dan aktivitas siswa  selama penelitian berlangsung
Tabel 8. Hasil Nilai Sikap – Aktivitas Kelas Kontrol - Eksperimen
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, pada grup facebook Yusuf Lubis Bupati Pasaman lebih mengutamakan kalimat menyatakan dan memuji sehingga pengguna facebook menggunakan kalimat yang bermaksud

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kompetensi, lingkungan kerja dan sistem reward memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor

Hal–hal tersebut tentunya sangat berlawanan dengan pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri akan sumber daya air, oleh sebab itu permasalahan mengenai air, baik air hujan,

Seperti penelitian yang dilakukan Sartika & Iman (2012) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

analyzed using descriptive analysis, and then the significance of correlation between browning intensity and scavenging activity was analyzed using Graphpad. Prism

Persoalan  masyarakat  plural  sangat  berkaitrapat  dengan  latar  belakang  dan  sejarah  bermulanya  pembentukan  identiti  etnik  ( identity  formation)   di 

Dalam teori Hobbes, perjanjian masyarakat tidak dipakai untuk membangun masyarakat (civitas) melainkan untuk membentuk kekuasaan yang diserahkan kepada