• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENGARUH TWEEN 80 DAN MINYAK INTI SAWIT TERHADAP PENETRASI ASAM ASKORBAT MELALUI KULIT KELINCI SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUDI PENGARUH TWEEN 80 DAN MINYAK INTI SAWIT TERHADAP PENETRASI ASAM ASKORBAT MELALUI KULIT KELINCI SECARA IN VITRO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENGARUH TWEEN 80 DAN MINYAK INTI

SAWIT TERHADAP PENETRASI ASAM ASKORBAT

MELALUI KULIT KELINCI SECARA

SKRIPSI

OLEH:

AGUS DERMAWAN

NIM 091501043

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

STUDI PENGARUH TWEEN 80 DAN MINYAK INTI

SAWIT TERHADAP PENETRASI ASAM ASKORBAT

MELALUI KULIT KELINCI SECARA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

AGUS DERMAWAN

NIM 091501043

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

STUDI PENGARUH TWEEN 80 DAN MINYAK INTI

SAWIT TERHADAP PENETRASI ASAM ASKORBAT

MELALUI KULIT KELINCI SECARA

OLEH:

AGUS DERMAWAN NIM 091501043

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal: 26 April 2013

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt. Prof. Dr. Urip Harahap, Apt. NIP 195306251986012001 NIP 195301011983031004

Pembimbing II, Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt. NIP 195306251986012001

Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt. Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt. NIP 195201171980031002 NIP 195504241983031003

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan anugerah dan kemurahan3Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Pengaruh Tween 80 dan Minyak Inti Sawit Terhadap Penetrasi Asam Askorbat Melalui Kulit Kelinci Secara ”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar3besarnya kepada Dra. Anayanti Arianto, M.Si., Apt., dan Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan selama masa penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung, kepada Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan fasilitas dan masukan selama masa pendidikan dan penelitian,. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt., dan Drs. Rasmadin Mukhtar, M.S., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini serta kepada Bapak Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Pharm.Clin., Apt., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu membimbing selama masa pendidikan.

(5)

Yuniaty, kerabat3kerabat, dan teman3teman semua atas motivasi dan segala bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang farmasi.

Medan, April 2013 Penulis,

(6)

Studi Pengaruh Tween 80 dan Minyak Inti Sawit Terhadap Penetrasi Asam Askorbat Melalui Kulit Kelinci Secara

Abstrak

Kulit sebagai tempat penyampaian obat memiliki berbagai keuntungan, seperti kemudahan pemakaian dan menghindari . Namun, lambatnya sistem transport obat melalui kulit membatasi jalur penyampaian obat ini. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai jenis dapat digunakan. Asam askorbat adalah bahan farmasetik yang dapat berfungsi sebagai pemutih kulit. Oleh karena itu, penyampaiannya melalui kulit akan lebih efektif untuk mendapatkan efek ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tween 80 dan minyak inti sawit terhadap penetrasi asam askorbat dari sediaan salep melalui kulit secara

Pada penelitian ini dibuat berbagai formula salep dengan kandungan asam askorbat sebanyak 10%, yaitu F1 (tanpa Tween 80, minyak inti sawit 35%), F2 (2,5% Tween 80, minyak inti sawit 35%), F3 (Tween 80 5%, minyak inti sawit 35%), F4 (Tween 80 10%, minyak inti sawit 35%), F5 (tanpa minyak inti sawit, Tween 80 5%), F6 (minyak inti sawit 25%, Tween 80 5%), dan F7 berupa larutan asam askorbat dengan pelarut gliserin 50%. Pengujian penetrasi dilakukan menggunakan sel difusi dengan luas permukaan 1,28 cm2 dan kulit kelinci bebas bulu. Salep asam askorbat sebanyak 0,15 gram dioleskan pada kulit dan pada setiap interval waktu tertentu, dipipet medium (gliserin 50%) pada kompartemen reseptor dan diukur konsentrasi asam askorbat yang berpenetrasi melalui kulit kelinci dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 266,8 nm. Semua penelitian dilakukan selama 9 jam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tween 80 dalam konsentrasi rendah (2,5% dan 5%) dapat meningkatkan penetrasi asam askorbat dalam sediaan salep melalui kulit secara , tetapi pada konsentrasi tinggi (10%) akan menurunkan penetrasi. Minyak inti sawit dapat meningkatkan penetrasi asam askorbat dalam sediaan salep melalui kulit kelinci secara . Semakin tinggi konsentrasi minyak inti sawit, semakin besar penetrasinya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Tween 80 dapat meningkatkan penetrasi asam askorbat, tetapi tidak signifikan secara statistik. Minyak inti sawit dapat meningkatkan penetrasi asam askorbat melalui kulit kelinci secara signifikan secara statistik. Kombinasi keduanya menghasilkan efek peningkat penetrasi yang lebih besar jika Tween 80 digunakan dalam konsentrasi rendah, tetapi peningkatan ini tidak signifikan secara statistik.

(7)

Study of the Effects of Tween 80 and Palm Kernel Oil on Ascorbic Acid Penetration through Rabbit Skin

Abstract

It is well known that drugs can be applied to the skin to get the advantages of accessibility and the avoidance of first pass metabolism. However, the slow transport of many drugs across the skin makes a limitation. To overcome this problem, enhancers can be used. Ascorbic acid is a pharmaceutical agent that can be used to whiten skin. Delivering ascorbic acid directly to the skin will be more effective to obtain this effect.

The aim of this study was to evaluate the effect of Tween 80 and palm kernel oil on the penetration of ascorbic acid through rabbit skin .

In this study, varies ointment formula were made, F1 (without Tween 80), F2 (2.5% Tween 80, 35% palm kernel oil), F3 (5% Tween 80, 35% palm kernel oil), F4 (10% Tween 80, 35% palm kernel oil), F5 (without palm kernel oil, 5% Tween 80), F6 (25% palm kernel oil, Tween 80 5%), and F7 (ascorbic acid solution with 50% glycerin as solvent), each formula contained 10% ascorbic acid. For the penetration experiment, diffusion cell providing effective diffusion area of 1.28 cm2 and hairless rabbit skin were used. 0.15 gram of ascorbic acid ointment was applied to the skin and at a certain interval of time, medium (50% glycerin) in the receptor chamber was withdrawn and ascorbic acid content was assayed using UV spectrophotometer at wavelength 266.8 nm. The experiments were conducted for 9 hours.

The results of this study showed that Tween 80 and palm kernel oil could enhance ascorbic acid skin penetration, but Tween 80 must be used in low concentration (2.5% and 5%). The used of Tween 80 in high concentration (10%) decreased the penetration. For palm kernel oil, the concentration of ascorbic acid penetrated was increased equally with the concentration of palm kernel oil used.

This study suggests that Tween 80 can enhances penetration of ascorbic acid through rabbit skin, but not significant statistically. Palm kernel oil can be used to enhance ascorbic acid penetration through rabbit skin, and the enhancement is significant statistically. Their combination shows greater penetration enhancing effect if Tween 80 is used in low concentration, but not significant statistically.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 4

1.3 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Hipotesis Penelitian ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tween 80 ... 7

2.2 Minyak Inti Sawit ... 7

(9)

2.3.1 Anatomi dan fisiologi kulit ... 9

2.3.1.1 Epidermis ... 9

2.3.1.2 Dermis ... 11

2.3.1.3 Jaringan subkutan ... 13

2.4 Sistem Penyampaian Obat Melalui Kulit ... 13

2.4.1 Keuntungan sistem penyampaian obat melalui kulit ... 14

2.4.2 Kerugian sistem penyampaian obat melalui kulit ... 14

2.4.3 Rute penetrasi zat aktif melalui kulit ... 14

2.5 Prinsip Dasar Difusi Melalui Membran ... 16

2.5.1 Hukum Fick pertama ... 16

2.6 (Peningkat Penetrasi) ... 17

2.6.1 Peningkatan penetrasi secara fisika ... 18

2.6.2 Peningkatan penetrasi secara kimia ... 19

2.6.3 Mekanisme kerja kimia ... 20

2.6.4 Jenis3jenis kimia ... 20

2.6.4.1 Asam lemak ... 21

2.6.4.2 Surfaktan ... 21

2.7 Asam Askorbat ... 22

2.7.1 Uraian bahan ... 22

2.7.2 Efek asam askorbat melalui kulit ... 23

2.8 Natrium metabisulfit ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Alat–alat ... 24

(10)

3.3 Prosedur Penelitian ... 24 3.3.1 Pembuatan pereaksi ... 24 3.3.1.1 Pembuatan larutan gliserin 50% ... 24 3.3.2 Pembuatan kurva serapan dan kurva kalibrasi asam

askorbat dalam medium gliserin 50% ... 25 3.3.2.1 Pembuatan larutan induk baku asam askorbat ... 25 3.3.2.2 Pembuatan blanko dan penetapan ... 25 3.3.2.2 Pembuatan kurva serapan larutan asam askorbat .. 25 3.3.2.3 Pembuatan kurva kalibrasi larutan asam askorbat .. 25 3.3.3 Pembuatan salep asam askorbat ... 26 3.3.3.1 Pembuatan salep asam askorbat tanpa Tween 80 ... 26 3.3.3.2 Pembuatan salep asam askorbat dengan Tween 80

2,5% ... 26 3.3.3.3 Pembuatan salep asam askorbat dengan Tween 80

5% ... 27 3.3.3.4 Pembuatan salep asam askorbat dengan Tween 80

10% ... 27 3.3.3.5 Pembuatan salep asam askorbat tanpa minyak inti

sawit ... 28 3.3.3.6 Pembuatan salep asam askorbat dengan minyak

inti sawit 25% ... 28 3.3.4 Pembuatan larutan asam askorbat ... 29 3.3.5 Penyiapan membran biologis ... 29 3.3.6 Uji penetrasi asam askorbat dalam sediaan salep secara

(11)

4.1 Pengaruh Konsentrasi Tween 80 terhadap Penetrasi Asam

Askorbat melalui Kulit Kelinci secara 31 4.2 Pengaruh Konsentrasi Minyak Inti Sawit terhadap Penetrasi

Asam Askorbat melalui Kulit Kelinci secara ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan asam lemak dan persentasenya dalam minyak inti sawit ... 8 Tabel 4.1 Nilai AUC masing3masing formula variasi konsentrasi

Tween 80 ... 31 Tabel 4.2 Pengaruh konsentrasi minyak Tween 80 terhadap

parameter3parameter penetrasi asam askorbat melalui

kulit kelinci secara ... 34 Tabel 4.3 Nilai AUC masing3masing formula variasi konsentrasi

minyak inti sawit ... 36 Tabel 4.4 Pengaruh konsentrasi minyak inti sawit terhadap

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rumus bangun Tween 80 ... 7

Gambar 2.2 Struktur kulit ... 9

Gambar 2.3 Jalur penetrasi obat melalui stratum korneum ... 15

Gambar 2.4 Rumus bangun asam askorbat ... 22

Gambar 4.1 Grafik perbandingan konsentrasi terhadap waktu dari berbagai fomula dengan variasi konsentrasi Tween 80 .. 31

Gambar 4.2 Grafik pengaruh konsentrasi Tween 80 terhadap parameter3parameter penetrasi asam askorbat melalui kulit kelinci secara ... 33

Gambar 4.3 Grafik pengaruh konsentrasi minyak inti sawit terhadap penetrasi asam askorbat melalui kulit kelinci secara ... 36

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kurva serapan larutan asam askorbat konsentrasi 5 ppm

dalam medium gliserin 50% ... 45

Lampiran 2. Kurva kalibrasi larutan asam askorbat dalam medium gliserin 50% pada panjang gelombang 266,8 nm ... 46

Lampiran 10 Jumlah rata3rata asam askorbat yang berpenetrasi dari salep formula 1 ... 57

Lampiran 11 Jumlah rata3rata asam askorbat yang berpenetrasi dari salep formula 2 ... 58

Lampiran 12 Jumlah rata3rata asam askorbat yang berpenetrasi dari salep formula 3 ... 58

Lampiran 13 Jumlah rata3rata asam askorbat yang berpenetrasi dari salep formula 4 ... 59

Lampiran 14 Jumlah rata3rata asam askorbat yang berpenetrasi dari salep formula 5 ... 59

Lampiran 15 Jumlah rata3rata asam askorbat yang berpenetrasi dari salep formula 6 ... 60

(15)

Lampiran 17 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 1

ke dalam medium gliserin 50% ... 61 Lampiran 18 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 2

ke dalam medium gliserin 50% ... 61 Lampiran 19 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 3

ke dalam medium gliserin 50% ... 62 Lampiran 20 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 4

ke dalam medium gliserin 50% ... 62 Lampiran 21 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 5

ke dalam medium gliserin 50% ... 63 Lampiran 22 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 6

ke dalam medium gliserin 50% ... 63 Lampiran 23 Data AUC difusi asam askorbat dari salep formula 7

ke dalam medium gliserin 50% ... 64 Lampiran 24 Perhitungan % kumulatif asam askorbat yang

berpenetrasi melalui epidermis kelinci secara ... 64 Lampiran 25 Perhitungan parameter penetrasi asam askorbat melalui

Kulit kelinci secara ... 65 Lampiran 26 Data uji statistik pengaruh minyak inti sawit terhadap

penetrasi asam askorbat melalui kulit kelinci secara

... 66 Lampiran 27 Data uji statistik pengaruh Tween 80 terhadap penetrasi

Gambar

Tabel 2.1     Kandungan asam lemak dan persentasenya dalam minyak

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dengan mengambil sampel penderita DA anak umur 0–14 tahun tidak didapatkan peningkatan IgE spesifik terhadap Malassezia furfur yang lebih banyak pada

Interleukin-1 berperan dalam terjadinya demam dan aktivasi sel limfoid, menyebabkan pelepasan sitokin lainnya (Jawetz et al., 2005). Aktivasi makrofag merupakan fenomena

tahap Tatar siswa dibimbing untuk memaknai informasi yang diperolehnya dengan caranya sendiri. Kemudian siswa diberi tugas. Pertemuan 2, Guru mengadakan tanya jawab

Setiap kelompok mahasiswa membuat ringkasan (minimal 5 halaman) yang bersumber dari beberapa artikel ilmiah atau prosiding/seminar yang terkait dengan

Pembentukan dye-inulin pada variasi massa inulin dan suhu reaksi dan penentuan kadar RBB pada dye-inulin secara HPLC telah

Jadi, Kreativitas guru adalah kepiawaian guru dalam mengoptimalkan kemampuan daya pikirnya untuk mengemas kegiatan pembelajaran menjadi pembelajaran yang

Tujuan dari studi ini untuk menghitung dan membandingkan daya dukung statis dari hasil sondir menggunakan Metode langsung (directcone), Metode Schmertmann dan Nottingham

selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan nasihat yang berarti bagi penulis dalam penyusunan tesis ini.. selaku dosen pembimbing