• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KIMIA DASAR PEMISAHAN DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KIMIA DASAR PEMISAHAN DASAR"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

I. Judul Percobaan : Pemisahan

II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis/ 4 Desember 2014

III. Selesai Percobaan : Kamis/ 4 Desember 2014

IV. Tujuan Percobaan :

1. Memisahkan zat padat dari zat cair 2. Memisahkan zat padat dari zat padat 3. Untuk memisahkan zat cair dari zat cair V. Tinjauan Pustaka

Metode pemisahan merupakan cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mngetahui keberadaan suatu zat dalam (analisis laboratorium).

Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat – sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dan air, terlihat ada batas diantara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol batas antara keduanya tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen.

a. Campuran heterogen, yaitu campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. b. Campuran homogen adalah campuran yang serba sama di seluruh

(2)

Contoh campuran heterogen :

 Campuran tepung beras dengan air  Campuran kapur dengan pasir

 Campuran serbuk besi dengan karbon.

Contoh campuran homogen :

 Campuran gula atau garam dapur dengan air  Air teh yang sudah disaring

 Campuran gas di udara.

Campuran homogen biasa disebut larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent). Larutan dapat berwujud padat, cair, dan gas.

1. Larutan berwujud padat. Larutan berwujud padat biasa ditemukan pada paduan logam. Contohnya : Kuningan yang merupakan paduan seng dan tembaga.

2. Larutan berwujud cair. Contohnya : Larutan gula dalam pelarut air.

3. Larutan dalam wujud gas. Contohnya : Udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, diantaranya adalah nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida.

DASAR PEMISAHAN CAMPURAN

(3)
(4)

1. Perbedaan Ukuran Partikel

Jika ukuran partikel suatu zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencampur) dapat dipisahkan dengan metode penyaringan (metode filtrasi). Untuk keperluan ini kita harus menggunakan penyaring dengan ukuran yang sesuai. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan disebut hasil penyaringan dan zat pencampurnya akan terhalang dan disebut residu / ampas.

2. Perbedaan Titik didih

Untuk memisahkan campuran zat yang memiliki perbedaan titik didih, kita dapat melakukannya dengan metode destilasi. Zat yang memiliki titik didih lebih tinggi akan lebih dulu menguap. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih yang lebih tinggi, maka langkah selanjutnya kita mengembunkan uap dari zat tersebut (pendinginan) dan mengalirkannya ke wadah tertentu. Jika yang kita inginkan adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah, maka kita cukup memanaskan campuran tersebut saja, sampai suhu mencapai titik didih zat yang akan kita cari.

3. Perbedaan Kelarutan

(5)

dan eter. Dengan hal menggunakan perbedaan kelarutan, kita dapat memisahkan campuran dengan pelarut tertentu.

4. Perbedaan Pengendapan

Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam larutan yang berbeda. Zat yang memiliki berat jenis lebih besar daripada pelarutnya akan mudah mengendap. Bila dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda, kita dapat melakukan pemisahan campuran tersebut dengan metode sedimentasi atau sentrifugsi atau pemusingan. Jika dalam campuran terdapat lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi yang dikombinasi dengan metode filtrasi.

5. Difusi (bergerak mengalir dan bercampur)

Dua macam zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi satu sama lain. Aliran ini dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu untuk memperoleh zat murni. Metode pemisahan campuran dengan menggunakan bantuan listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.

6. Adsorbsi (Penyerapan sampai permukaan)

(6)

Pada dasarnya campuran dapat dipisahkan. Metode pemisahan campuran yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika dari partikel-pertikel penyusun campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan suatu campuran adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan kelarutan.

Namun demikian, ada campuran yang tidak dapat dipisahkan secara fisika. Biasanya campuran tersebut tergolong campuran homogen. Campuran tersebut dapat dipisahkan secara kimia. Perbedaan pemisahan campuran secara fisika dan kimia adalah sebagai berikut :

1. Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan.

2. Pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga terbentuk bagian yang dapat dipisahkan.

METODE PEMISAHAN CAMPURAN :

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode

pemisahan kompleks.

 Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.

 Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja,

diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari

(7)

Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan

menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil.

1. Filtrasi / Penyaringan

Filtrasi adalah metode pemisahan zat yang memiliki ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaring/filter). Penyaring akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu (ampas).

Metode penyaringan dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

2. Dekantasi

Dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh : pemisahan campuran air dan pasir 3. Penguapan atau Evaporasi

(8)

Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umunya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan. Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konnsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada Evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak, diadakan usaha untuk memisahkan komponen-komponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.

4. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fase cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan – bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

5. Kristalisasi

(9)

dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

6. Distilasi

Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor).proses pendinginan terjadi karena air dialirkan ke dalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair

(10)

7. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

8. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

9. Kromatografi

(11)

-Dimasukkan ke dalam gelas kimia

5. Labu Distilasi 250 mL 6. Batu Didih

1 sendok pasir +air

Campuran

-Diendapkan

(12)

-Dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air -Diaduk

-Disaring dengan corong dan kertas saring

-Dimasukkan dalam gelas kimia -Diaduk

-Disaring dengan corong dan kertas saring

-Dimasukkan dalam cawan penguapan

-Diuapkan diatas pembakar spirtus, kaki tiga dan kasa sampai akhirnya habis

- Percobaan 2

- Percobaan 3

Larutan Endapan

pasir

Bubuk kapur tulis

Campuran

Larutan Endapan kapur

tulis

Garam dapur + air

Filtrat Larutan

(13)

-Dimasukkan dalam cawan penguapan

-Diuapkan diatas pembakar spirtus, kaki tiga dan kasa sampai akhirnya habis

-Dimasukkan ke dalam gelas kimia -diaduk

-Dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air -Diaduk sampai homogen

-Hasil campuran dipanaskan lalu di saring

-Disaring dan di cuci dengan 5 ml air 1x

-Dijadikan satu

-Diuapkan dalam cawan penguapan

-Apabila air hampir habis, pembakaran di sisihkan -Dibiarkan menguap

- Percobaan 4

- Percobaan 5

1 gram CuSO4.5H2O + 10 ml air

Kristal garam CuSO4 Larutan

1 sendok pasir + 1 sendok gram dapur

Filtrat

Air hasil cucian Air cucian

Kristal garam

(14)

-Dimasukkan ke dalam cawan penguapan

-Cawan ditutup dengan kaca arloji yang diberi es batu diatasnya -Dipanaskan perlahan-lahan samapai terbentuk zat padat pada kaca arloji

-Didinginkan

-Kristal-kristal dikumpulkan dan diamati

-Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 -Ditambahkan AgNO3 0,1 M

-Diambil 5 ml destilat

-Dibandingkan

-Dimasukkaan ke labu destilasi

-Dipanaskan dan diukur suhunya 10 ml -Dihasilkan 10 ml destilasi

-Ditambahkan 100 ml air

-Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1

-Ditambahkan AgNO3 0,1 M - Percobaan 6

- Percobaan 7

1 gram kapur barus + pasir

(15)

O2

VII. Hasil Pengamatan

No Perc. Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan

Sebelum Sesudah

Percobaan ini di sebut dengan dekantasi yaitu dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair (air) dan zat padat (pasir) yang

menghasilkan endapan dan larutan. Air dan pasir dapat dipisahkan dengan disebut filtrat ddan sisa kapur yang tersaring disebut residu. Air dan kapur dapat dipisahkan yang terlarut dalam suatu larutan. Hasil dari

(16)

O2

lebih halus dan lebih putih.

Terbentuk kristal biru Proses kristalisasi memisahkan anatara air

(17)

ditambahkan dengan AgNO3 menjadi keruh, sedangkan setelah di destilasi ditambah AgNO3 menjadi jernih

VIII. Analisis Data/ Perhitungan/ Persamaan Reaksi yang Terlibat

Pada percobaan pertama yaitu dengan mencampurkan air dengan pasir kedalam gelas kimia kemudian di aduk dan ditunggu beberapa saat sampai pasir mengendap. Setelah itu larutan bagian atas kedalam gelas kimia yang kosong sehingga didapat filtrat berupa air yang berwarna jernih tak berwarna dan residu berupa pasir. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan untuk memisahkan antara air dan pasir adalah dekantasi.

Pada percobaan yang kedua yaitu dengan memasukkan bubuk kapur tulis yang sudah dihaluskan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sampai rata dan berubah warna menjadi putih keruh. Air yang telah tercampur tersebut disaring menggunakan corong dan kertas saring, sehingga diperoleh filtrat berupa air yang jernih dan residu berupa kapur tulis yang tertinggal pada gelas kimia. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan untuk memisahkan antara bubuk kapur tulis dengan air adalah filtrasi.

(18)

larutan tetap homogen. Lalu larutan yang sudah disaring diuapkan kedalam cawan penguap hingga air habis dan hanya tersisa garam. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisis bahwa metode yang digunakan untuk memisahkan antara garam dapur dengan air adalah evaporasi.

Pada percobaan keempat yaitu dengan mencampurkan 1 gram

yang dilarutkan pada 10 ml air kemudian diuapkan dengan cawan

penguap sampai volumenya hampir habis kemudian didinginkan sehingga terbetuk kristal. Sehingga, proses pemisahan campuran ini termasuk jenis kristalisasi.

Pada percobaan kelima yaitu mencampurkan 1 sendok pasir dan 1 sendok garam dapur kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian dipanaskan setelah itu dilakukan proses penyaringan dengan corong dan kertas saring. Zat padat yang tertinggal pada kertas saring dicuci dengan air kurang lebih 5 ml sebanyak 2 sampai 3 kali. Air hasil penyaringan dan air cucian di jadikan satu kemudian diuapkan pada cawan penguap sampai air hampir habis kemudian didinginkan dan dibiarkan menguap sendiri. Percobaan kelima ini melibatkan 2 proses evaporasi dan filtrasi.

Pada percobaan keenam yaitu dengan mencampurkan 1 gram kapur barus yang dicampur dengan pasir kedalam cawan penguapan kemudian ditutup dengan kaca arloji yang diberi es lalu dipanaskan sampai terdapat kristal berwana putih yang menempel di bagian cekung kaca arloji yang menutupi gelas kimia. Proses pemisahan ini termasuk jenis sublimasi.

(19)

didapati hasilnya, yaitu distilat berupa air murni. Proses pemisahan ini dinamakan destilasi.

IX. Pembahasan

Percobaan pertama, yaitu pemisahan air dengan pasir. Pasir termasuk zat padat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga pemisahan air dengan pasir dapat dilakukan dengan metode dekantasi, yaitu dengan mengendapkan pasir yang tercampur dalam air. Semakin lama waktu yang digunakan untuk mengendapkan pasir maka semakin jernih pula hasil yang diperoleh.

Percobaan kedua, yaitu pemisahan bubuk kapur tulis dengan air. Pada proses pemisahan ini menggunakan metode filtrasi yaitu pemisahan zat padat pada suatu larutan berdasakan ukuran partikel yang berbeda dengan menggunakan kertas saring. Bubuk kapur tulis akan tersaring di atas kertas saring karena partikel kapur tulis tidak dapat menembus pori-pori kertas saring, sedangkan air dapat melewati kertas saring karena partikel air lebih kecil dari pada pori-pori kertas saring.

(20)

terbentuk kristal-kristal garam yang lebih murni, karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.

Percobaan keempat, yaitu proses pemisahan garam yang

berwana biru dengan 10 ml air dan menghasilkan kristal berwarna biru

(-). Hal itu dikarenakan sewaktu proses penguapan kandungan air dalam

tidak semuanya menguap sehingga kristal masih berwarna biru (-).

Percobaan kelima, yaitu pemisahan campuran pada garam dapur, pasir dan air. Proses pertama diawali dengan pemanasan larutan garam, pasir, dan air. Proses ini bertujuan agar garam dan air menjadi semakin homogen. Selanjutnya dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan corong dan kertas saring sehingga pasir terpisah dan diperoleh larutan garam. Kemudian residu yang terdapat pada kertas saring ditambahi air yang kemudian di campur dengan larutan garam hasil penyaringan. Proses selanjutnya yakni larutan garam dipanaskan hingga air habis, dan hanya tersisa kristal garam yang berwarna putih. Dalam percobaan kami kristal garam yang dihasilkan berwarna agak kecoklatan, hal ini terjadi dikarenakan masih adana debu atau kotoran yang bercampur pada pasir, sehingga tidak menghasilkan warna putih.

(21)

kapur barus yang tak berwarna. Hal ini terjadi karena pada proses sublimasi kapur barus menguap akibat pengaruh dari pemanasan, kemudian uap-uap tersebut mengkristal dan menempel pada bagian cekung kaca arloji yang digunakan sebagai penutup gelas kimia sebagai akibat dari es yang diletakkan pada bagian atas kaca arloji.

Pada percobaan ketujuh, yaitu pemisahan air dengan garam di dalam larutan garam. Proses ini disebut sebagai proses destilasi yaitu proses pemisahan bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih bahan yang

diinginkan. Suhu untuk mencapai titik uap air dari percobaan sebesar

Pelarut bahan yang diinginkan dalam hal ini adalah air dari larutan garam akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Setelah mendapatkan hasil dari destilat, kemudian dibandingkan dengan larutan garam dapur dengan masing-masing

ditetesi . Warna yang diperoleh dari larutan NaCl berupa warna keruh.

Sedangkan warna yang diperoleh dari destilat berupa warna jernih. Hal ini karena destilat merupakan air murni yang tidak akan terjadi perubahan warna

bila ditetesi , sedangkan adalah indikator penanda adanya garam

dalam larutan.Guna pendingin adalah untuk membantu proses terjadinya kondensasi (pengembunan) uap air yang terpisahkan dari larutan garam. Campuran air dan garam bisa dipisahkan dengan distilasi karena antara air dan

(22)

sedangkan titik didik air pada tekanan 1 atm. Titik didih garam

lebih tinggi daripada air, sehingga air akan menguap lebih dahulu. Pada

percobaan ini, hasil destilat setelah ditetesi berwarna jernih, sehingga

percobaan ini dikatakan berhasil.

X. Kesimpulan

Dari percobaan-percobaan yang telah kami lakukan kita dapat memisahkan zat padat dari zat padat, zat padat dari zat cair dan zat cair dengan zat cair dengan cara :

1) Dekantasi 2) Filtrasi 3) Evaporasi 4) Kristalisasi

5) Evaporasi dan filtrasi 6) Sublimasi

7) Destilasi

Setiap zat memiliki ciri-ciri tertentu dalam hal pemisahan tergantung pada wujud zat dan proses pembentukannya. Untuk mendapatkan hasil campuran yang baik antara pelarut dan zat terlarutnya sebaiknya kita melihat struktur penyusunnya.

(23)

1. Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat?

(24)

Mengetahui,

Dosen/Asisten Pembimbing

(……….……)

Praktikan,

(……….……) XII. Daftar Pustaka

Tim Kimia Dasar. 2013. Petunjuk Pratikum KIMIA DASAR 1. Surabaya: Unipress.

http://www.pemisahancampuran/forum-kimia-pemisahan-campuran.html(8 Desember 2014)

http://www.pemisahancampuran/

PROSESPEMBUATANGARAMDAPURMengetahuiProsesPembuatanG

aramDapu r .html(8 Desember 2014)

http://www.pemisahancampuran/pemisahan-campuran.html(8 Desember 2014)

(25)

LAMPIRAN A. Gambar Percobaan

Percobaan 1

Larutan pasir dan air sampai pasir mengendap dan dituangkan larutan bagian atasnya.

Hasil pemisahan pasir dan air Percobaan 2

Penyaringan larutan bubuk kapur tulis dan air

Hasil pemisahan bubuk kapur tulis dan air Percobaan 3

(26)

Menguapkan larutan tersebut hingga airnya habis Percobaan 4

` Menguapkan larutan 1 gram garam CuSO4.5H2O hingga volumenya hampir habis

Kemudian dinginkan hingga terbentuk kristal Percobaan 5

Campuran 1 sendok pasir dan 1 sendok garam

(27)

Air hasil penyaringan dan air cucian dijadikan satu dan dipanaskan

Sisihkan jika air sudah hampir habis dan dibiarkan air menguap sendiri

Percobaan 6

Memanaskan 1 gram kapur baru yang dikotori dengan pasir sampai terbentuk zat padat pada kaca arloji.

(28)

Percobaan 7

Proses destilasi. Labu destilasi diisi larutan 1 gram NaCl dan 100 mL air dan beberapa butir batu didih. Panaskan labu destilasi sampai mendidih dan amati kenaikan temperatur pada termometer hingga diperoleh destilat kira-kira 10 mL dan hentikan

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kalorimetri, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan nilai kalor berdasarkan pengamatan perubahan suhu

Pemisahan protein rennet yang diekstraksi dari abomasum domba lokal dilakukan dengan metode kromatografi kolom gel filtrasi untuk memisahkan enzim pepsin

Misalnya pada percobaan stoikiometri 1 antara NaOH dan CuSO4 dapat diketahui titik stoikiometrinya berdasarkan grafik yang dibuat antara volume (boleh volume NaOH ataupun CuSO 4 )

Dari beberapa percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika suatu senyawa yang didalamnya terdapat air dan direaksikan oleh asam sulfat pekat, air dari

Pada percobaan dengan metode triturasi manual dengan rasio bubuk amalgam dengan bubuk merkuri sebesar 1:1, diperoleh hasil setting time pada percobaan pertama

Saat melakukan percobaan, digunakan pula corong dan gelas pengaduk.Corong digunakan untuk membantu memasukkan cairan ke dalam tempat yang bermulut sempit.Gelas pengaduk digunakan

Telah dilakukan percobaan dengan judul gravimetri untuk menentukan jumlah mol air kristal yang terikat dalam suatu senyawa dan untuk menentukan kadar sulfat dalam suatu sampel secara gravimetrik.

Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisa kualitatif, dimana praktikan mengamati reaksi endapan yaitu campuran PbNO32 dengan K2CrO4, campuran PbNO32 dengan NaOH,