AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
Siklus perolehan dan pembayaran meliputi dua golongan transaksi yang berbeda, yaitu transaksi pemerolehan barang dan jasa, serta transaksi pengeluaran kas. Retur pembelian dan pengurangan harga juga merupakan satu golongan transaksi, tetapi untuk kebanyakan perusahaan jumlahnya tidak material.
Tujuan keseluruhan di dalam audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Kelompok Transaksi dan Akun dalam Siklus Perolehan dan Pembayaran Perolehan Persediaan
1. Properti pabrik dan peralatan 2. Beban di bayar di muka 3. Hutang usaha
4. Beban manufaktur 5. Beban penjualan 6. Beban administrasi
HANY NUR SETIA PUTRI 2014017056
Pengeluaran Kas 1. Kas bank 2. Hutang usaha
3. Potongan pembelian.
Fungsi-fungsi, Dokumen, dan Catatan dalam Siklus Perolehan dan Pembayaran
Pemrosesan pesanan pembelian 1. Permintaan pembelian 2. Pesanan pembelian
Pengendalian intern : otorisasi yang memadai. Penerimaan barang dan jasa
1. Laporan penerimaan
Pengendalian intern : Barang harus diawasi secara fisik dari penerimaan
sampai penggunaannya. Pegawai dibagian penerimaan harus independen dari bagian gudang dan akuntansi
Pengakuan kewajiban
Pengakuan kewajiban yang memadai untuk setiap penerimaan barang dan jasa
mengharuskan pencatatan yang akurat dan tepat. 1. Jurnal perolehan
2. Laporan ikhtisar perolehan 3. Faktur pemasok
4. Nota debet
5. Voucher (dokumen yang digunakan sebagai sarana formal pencatatan, dan pengendalian perolehan)
6. Berkas induk hutang usaha 7. Neraca saldo hutang usaha 8. Laporan pemasok
Pengendalian intern : Pengendalian yang penting dalam hutang usaha yaitu
pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai akses pada kas, efek-efek, dan aktiva lainnya. Dokumen dan catatan yang memadai, prosedur penanganan catatan yang memadai, dan adanya pengecekan yang independen atas pelaksanaan.
Pemrosesan dan Pembukuan Pengeluaran Kas 1. Cek
2. Berkas transaksi pengeluaran kas 3. juran atau daftar pengeluaran kas
Pengendalian intern : Cek harus ditandatangani oleh orang yang mempunyai
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas Transaksi
Di dalam siklus perolehan dan pembayaran, pengujian ini dibagi menjadi dua yaitu
pengujian atas perolehan dan pengujian atas pembayaran. Pengujian atas perolehan berkaitan dengan fungsi pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan kewajiban. Pengujian atas pembayaran berkaitan dengan pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.
kerangka acuan untuk golongan transaksi penjualan: tujuan audit yang terkait dengan
transaksi pembelian dan pengeluaran kas (pengujian asersi manajemen) :
1. Existence dan occurence : pembelian yang tercatat benar-benar menggambarka barang, aset produktif dan jasa yang diterima klien selama periode akuntansi yang bersangkutan.
2. Completeness : semua pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi telah dicatat. 3. Right and obligations : barang dan aset produktif yang terjadi akibat transaksi
pembelian merupakan hak dari perusahaan yang merupakan hasil dari transaksi siklus perolehan dan pembayaran, hutang merupakan kewajiban perusahaan.
4. Valuations or allocations : semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas dijurnal, diikhtisar, dan diposting dengan benar.
5. Presentation and disclosure : rincian pembelian dan pengeluaran mendukung penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Identifikasi pengendalian intern kunci untuk penjualan dan kelemahannya 1. Otorisasi yang memadai
2. Pemisahan tugas yang semestinya 3. Dokumen dan catatan yang memadai 4. Dokumen yang prenumbered
5. Pengiriman rekening bulanan 6. Prosedur verifikasi intern 7. Bagan akun yang memadai.
Hutang Usaha
Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan jasa yang
diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Hutang usaha harus dibedakan dari kewajiban yang dibebani bunga. Jika dalam suatu kewajiban terkandung pembayaran bunga, maka harus dicatat dengan semestinya, sebagai wesel bayar, hutang kontrak, hutang obligasi, atau hipotik.
Metodologi perancangan pengujian terinci atas saldo hutang usaha
1. Identifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban hutang usaha. 2. Menentukan salah saji yang dapat ditolerir dan menilai risiko bawaan untuk akun
hutang usaha.
4. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi untuk siklus perolehan dan pembayaran.
5. Rancangan yang dilaksanakan prosedur analitik untuk siklus perolehan dan pembayaran.
Pengendalian Intern
Dampak pengendalian intern pada pengujian hutang usaha dapat diilustrasikan
dalam dua contoh. Yaitu jika klien mempunyai struktur pengendalian intern yang sangat efektif atas pencatatan dan pembayaran untuk perolehan, sehingga verifikasi atas hutang usaha hanya membutuhkan sedikit upaya audit setelah auditor menyimpulkan bahwa struktur pengendalian intern berjalan dengan efektif. Contoh kedua jika laporan penerimaan barang tidak digunakan, klien menunda pencatatan perolehan sampai pengeluaran kas dilakukan karena lemahnya posisi kas, tagihan dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuh tempo. Sehingga untuk menghadapi situasi ini, diperlukan pengujian terinci atas saldo hutang yang ekstensif untuk memastikan saldo hutang usaha disajikan secara memadai pada tanggal neraca. Selain itu auditor harus membuat rekonsiliasi bulanan antara rekening pemasok dengan kewajiban yang telah dicatat dan antara berkas induk hutang usaha dan buku besarnya, rekonsiliasi harus dilakukan oleh orang yang independen.
Prosedur Analitis Siklus Perolehan dan Pembayaran
Prosedur Analitik Kemungkinan Salah Saji
Bandingkan saldo akun beban terkait
dengan perolehan beban tahun lalu.
Salah saji akun hutang usaha adalah
beban.
Bandingkan masing-masing hutang
usaha dengan tahun lalu.
Akun yang tidak dibukukan atau akun
fiktif atau salah saji. Kalkulasi rasio seperti pembelian
dibanding dengan hutang usaha, dan hutang usaha dibanding hutang lancar.
Akun yang tidak dibukukan atau akun
fiktif atau salah saji.
Tujuan menyeluruh audit atas hutang usaha adalah menentukan apakah hutang usaha
disajikan secara wajar dan diungkapkan memadai. Auditor harus mengetahui perbedaan penekanan antara audit atas kewajiban dan audit atas aktiva.
Pengujian Terinci atas Hutang Usaha
Untuk mengaudit kewajiban, auditor menaruh perhatian pada kewajiban klien untuk
membayar hutangnya. Kepemilikan merupakan bagian penting dalam verifikasi aktiva tetapi tidak dalam kewajiban karena penekanannya terletak pada usaha untuk menemukan kurang saji, bukan lebih saji.
Pengujian Kewajiban Sudah Lewat Waktu
Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas setelah tanggal neraca. Memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayarkan beberapa
minggu setelah akhir tahun.
Menelusuri laporan penerimaaan barang yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur
pemasoknya.
Menelusuri rekening tagihan pemasok yang menunjukkan saldo terhutang ke neraca
saldo hutang usaha.
Mengirim konfirmasi ke pemasok yang melakukan bisnis dengan klien.
Pengujian Pisah Batas
Pengujian pisah batas untuk hutang usaha dimaksudkan untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca telah dimasukkan ke dalam periode yang sesuai. Hubungan antara pisah batas dengan pengamatan fisik persediaan, dalam menentukan apakah pisah batas hutang usaha sudah benar, adalah penting bahwa pengujian pisah batas ini dikoordinasikan dengan pengamatan fisik persediaan. Persediaan dalam perjalanan dalam hutang usaha dibedakan antara perolehan berdasar franko gudang pembeli (FOB destination) dan franko gudang penjual (FOB origin atau FOB shipping ). Dengan dasar pertama, Hak kepemilikan beralih kepada pihak pembeli saat barang tersebut telah diterima sebagai persediaan. Sehingga hanya persediaan yang diterima sebelum tanggal neraca saja yang dimasukkan ke dalam persediaan dan hutang usaha pada akhir tahun. Kalau pembelian berdasar franko gudang penjual, maka persediaan barang dan hutang usaha harus dicatat dalam periode berjalan kalau pengiriman barang terjadi sebelum tanggal neraca.