• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN AKTUALISASI ADE S An Sabrina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANCANGAN AKTUALISASI ADE S An Sabrina "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN AKTUALISASI

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM

PENINGKATAN FASILITAS PENDUKUNG

PELAYANAN PENDAFTARAN PERKARA

PADA PENGADILAN AGAMA SEI RAMPAH

Oleh:

ADE SYAFITRI

NIP : 19910508201712 2 002

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Gol. III /

Cakim

Angkatan LVII

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

BADAN LITBANG DIKLAT HUKUM DAN

PERADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

INDONESIA

BOGOR

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM

Nama : Ade Syafitri

NIP. : 19910508 201712 2 002

Unit Kerja

: Pengadilan Agama Sei Rampah

Telah Disetujui

Pada hari Jumat tanggal 23 Maret 2018

Pembimbing,

Mentor,

M.

I rha

m

M

u

s

af

i r_________

__________________

NIP. 19630819 199103 1 002 NIP.

Mengetahui

Plt. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan

Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(3)

NIP. 19630407 198403 1 002

LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA - CALON HAKIM

Nama : Ade Syafitri

NIP. : 19910508 201712 2 002

Unit Kerja

: Pengadilan Agama Sei Rampah

Telah diuji di depan Penguji

Pada hari Senin tanggal 26 Maret

2018

Penguji

Drs. Jodi Windarsah S, M.H, M.MPd

NIP. 19610226 198703 1 001

Mengetahui

Plt. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan

Badan Litbang Diklat Hukum dan Peradilan

(4)

Dedi Waryoman, S.Sos, M.H

NIP. 19630407 198403 1 002

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga sampai detik ini penulis bisa mengikuti kegiatan pelatihan dasar di Balai Litbang Diklat Kumdil. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa dan membimbing umatnya kejalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah SWT yaitu agama Islam.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada para pihak yang membantu penulis selama proses penulisan rancangan aktualisasi ini dengan memberikan transformasi ilmu, informasi dan lain sebagainya kepada penulis, yaitu:

1. Bapak Drs. M. Irham Musafir, M.H, M.M selaku Pembimbing Rancangan Aktualisasi

2. Bapak

3. Bapak DR. Drs. H. Sirajuddin Sailellah, S.H., M.H.I selaku Ketua Pengadilan Agama Bogor Kelas I A

4. Teman - teman peserta Latsar CPNS Cakim Mahkamah Agung RI Tahun 2018 Angkatan LVII

5. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian rancangan aktualisasi ini

Penulis menyadari dalam membuat rancangan ini masih banyak kekurangannya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan rancangan ini. Dan akhir kata yang pantas penulis ucapkan semoga apa yang telah penulis laksanakan mendapat ridho dari Allah SWT dan dapat bermanfaat untuk kedepannya.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………. i

LEMBAR PENGESAHAN ………. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ………. iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Tujuan dan Manfaat ……….. 3

C. Ruang Lingkup…. ……….. 4

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ... 5

A. Deskripsi Organisasi... 5

1. Profil Organisasi... 5

2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi………. 6

B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik Pengadilan... 7

C. Analisis Isu... 9

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih………. 12

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS……….………. 14

F. Matrix Rancangan... 22

G. Jadwal Kegiatan... 34

H. Kendala dan Antisipasi... 35

BAB III KESIMPULAN ………... 36

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan untuk melalui pembentukan karakter dan penguatan kompetensi teknis sesuai dengan bidang tugas melalui Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang, hal itu sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) yang merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4).

(7)

klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang professional dan berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

Selain itu PNS juga diharapkan dapat mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif

whole of government atau one government yang didasari nilai - nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.

Adapun untuk menjadi seorang pelayan publik yang professional diperlukan pembekalan kepada ASN dengan nilai-nilai dasar ASN yang dikenal dengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI (Pelayanan Publik, Whole of Goverment dan Manajemen ASN).

Setelah peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN dalam proses pelatihan dasar tersebut maka selanjutnya peserta harus mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam rencana-rencana aksi kegiatan di masa habituasi secara langsung di satuan kerja masing-masing.

(8)

melalui proses pembimbingan mentor yang ditunjuk oleh pejabat pembina kepegawaian instansi.

Peserta pelatihan dasar CPNS Tahun 2018 ditugaskan untuk membuat rancangan aktualisasi yang mengacu pada satu isu sebelum masa habiatuasi dengan tujuan adanya dasar yang menjadi target penyelesaian para peserta untuk dapat diaktualisasikan selama 80 hari di satuan kerja. Dalam tahap kegiatan itulah nantinya peserta harus dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan yang menjadi solusi dari isu yang telah dipilih.

Dalam menghadapi proses aktualisasi di satuan kerja, maka penulis membuat rancangan aktualisasi ini. Rancangan aktualisasi ini meliputi deskripsi singkat satuan kerja tujuan, situasi problematik yang akan dihadapi, keterkaitan isu dengan nilai – nilai dasar ASN serta rancangan singkat yang menjadi solusi penyelesaian isu serta dampak yang terjadi apabila isu tidak diselesaikan dengan baik.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dibuatnya rancangan aktualisasi ini adalah:

1. Mengidentifikasikan Nilai - nilai Dasar A S N serta mengaktualisasikannya di instansi tempat bekerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil Negara.

2. Menguasai bidang tugas sehingga mampu melaksanakan tugas dan peran secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

3. Menganalisis dampak yang akan terjadi apabila nilai-nilai dasar ASN tersebut tidak diimplementasikan dalam aktualisasi kegiatan. Manfaat yang diperoleh dari aktualisasi antara lain:

(9)

berkarakter nilai-nilai dasar ASN, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang diindikasikan dengan kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN.

2. Manfaat untuk unit kerja dan organisasi, yaitu terwujudnya pelayanan publik yang prima sehingga meningkatkan citra positif organisasi dimata pelanggan dan juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, dalam hal ini organisasi Pengadilan Agama Sei Rampah.

3. Manfaat untuk stakeholder, yaitu tercapainya kepuasaan dan kenyamanan masyarakat sebagai para pengguna layanan publik dalam hal ini para pencari keadilan.

C. Ruang Lingkup

Penulisan rancangan aktualisasi ini dibatasi pada penerapan nilai - nilai dasar ASN yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi serta pelayanan publik, whole of goverment

(10)

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripisi Organisasi 1. Profil Organisasi

Pengadilan Agama Sei Rampah beralamatkan di Jalan Medan-Tebing Tinggi, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai. Pembangunan Pengadilan Agama Sei Rampah ini guna meningkatkan kualitas dan mengakomodasi atas kebutuhan pelayanan hukum bagi masyarakat di Serdang Bedagai. Pembentukan pengadilan baru diperlukan dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan peningkatan pelayanan hukum kepada masyarakat demi tercapainya penyelesaian perkara secara sederhana, cepat dan biaya ringan.

Pengadilan Agama Sei Rampah merupakan pemekaran dari Pengadilan Agama Lubuk Pakam Pengadilan Agama Lubuk Pakam dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI, Nomor : 19 Tahun 1987 tanggal 27 Januari 1987. Terletak di Kota Lubuk Pakam, 30 Km arah Selatan Kota Medan, tepatnya di Jalan Mahoni Nomor 03 sebelah Timur Komplek Kantor Bupati Deli Serdang di atas tanah seluas 3.500 m2.

(11)

perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:

a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e. wakaf; f. zakat; g. infaq;

h. shadaqah; dan i. ekonomi syari'ah.

Yang dimaksud dengan “antara orang-orang yang beragama Islam” adalah termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan diri dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi kewenangan Peradilan Agama.

2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi

Visi Pengadilan Agama Lubuk Pakam :

“TERWUJUDNYA PERADILAN AGAMA LUBUK PAKAM YANG BERSIH DAN BERMARTABAT MENUJU PERADILAN YANG AGUNG”.

Misi Pengadilan Agama Lubuk Pakam :

a. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan;

b. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

c. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan;

(12)

1. Mewujudkan Peradilan yang Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan;

2. Meningkatkan Pengawasan yang terencana dan efektif; 3. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Peradilan;

4. Meningkatkan kualitas administrasi dan manajemen peradilan; 5. Meningkatkan sarana dan prasarana pengadilan.

Sasaran Pengadilan Lubuk Pakam :

1. Terlaksananya percepatan penyelesaian perkara. 2. Terlaksananya ketertiban administrasi kepaniteraan. 3. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim.

4. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. 5. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces

to justice).

6. Terlaksananya ketertiban administrasi Umum.

7. Terlaksananya ketertiban administrasi Kepegawaian. 8. Terlaksananya ketertiban administrasi keuangan.

9. Terlaksananya belanja oprasional (belanja Pegawai, belanja Barang dan Belanja Modal).

10.Terlaksananya pembinaan dan pengawasan.

11.Terlaksananya pengawasan peradilan secara efektif. 12.Terlaksananya transparan peradilan.

(13)

B. Situasi Problematik

Isu adalah suatu hal yang problematik yang memerlukan solusi penyelesaian. Ada tiga ketrampilan penting yang dibutuhkan untuk menetapkan isu, yaitu kemampuan enviromental scanning (peduli terhadap masalah organisasi dan mampu memetakan hubungan causalitas), Problem Solving (mampu mengembangkan dan memilih alternative dan mampu memetakan actor terkait perannya masing-masing), Analysis (mampu mengaitkan dengan substansi mata diklat, mampu mengindentifikasi dampak, manfaat dari pilihan kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan).

Isu yang ada di Pengadilan dapat diselesaikan dengan pendekatan kegiatan-kegiatan kepada substansi mata diklat yaitu nilai-nilai dasar ASN. Penetapan isu harus disaring melalui nilai-nilai-nilai-nilai dasar ASN serta melalui alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), serta proses kualitas scanning dengan USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Isu yang penulis temukan selama Studi Lapangan di Pengadilan Agama Bogor Kelas I A yang sekiranya dapat diterapkan di Pengadilan Agama Sei Rampah antara lain:

1. Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara. 2. Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat

ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan.

3. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi. 4. Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran

perkara.

5. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan. 6. Peningkatan kenyamanan pengunjung Pengadilan.

(14)

Isu terpilih di atas apabila diteropong relevansinya dengan mata pelatihan yang telah dipelajari (Whole Government, Pelayanan Publik dan Manajemenn ASN) dan pemahaman yang teori peran dan kedudukan PNS dalam NKRI adalah sebagai berikut:

- Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara (1) dan peningkatan kenyamanan pengunjung Pengadilan (6) relevan dengan nilai keamanan hak pengunjung pengadilan pada materi pelayanan publik.

- Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan (2), dan peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi (3) cenderung relevan dengan dengan nilai profesionalitas ASN pada materi Manajemen ASN, serta integrasi pada materi

whole of government.

- Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara (4) peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan (5) relevan dengan nilai transparansi, akuntabilitas pada materi pelayanan publik, serta profesionalitas dan akuntabilitas pada materi manajemen ASN.

- Peningkatan pendistribusian SOP pada setiap petugas pelayanan (7) relevan dengan nilai koordinasi dalam materi

whole of goverment.

C. Analisis Isu

(15)

menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).

AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) :

1. Aktual: Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat.

2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak

3. Problematik: Isu memiliki dimensi masyalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.

4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

No ISU A

(1-5) (1-5)K (1-5)P (1-5)K Jml Peringkat

1. Peningkatan kerapian meja pelayanan pendaftaran perkara

2 3 3 4 12 7

2. Peningkatan fasilitas pelayanan publik, seperti klinik, tempat ibadah, tempat bermain anak, dan perpustakaan

3 4 3 4 15 4

3. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi

4 4 4 5 17 2

4. Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara

5 4 5 5 19 1

5. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan

4 3 5 4 16 3

6. Peningkatan

kenyamanan pengunjung Pengadilan

3 3 4 4 14 5

(16)

pendistribusian SOP pada setiap petugas pelayanan.

Tabel 1. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Bobot Keterangan

5 Sangat kuat pengaruhnya 4 Kuat pengaruhnya

3 Sedang pengaruhnya 2 Kurang pengaruhnya

1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG

Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut diatas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:

1. Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara 2. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi 3. Peningkatan layanan meja informasi dan pengaduan

Dari ketiga kriteria isu yang mendapat rangking tiga besar tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG, yaitu :

1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti

2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan

3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.

(17)

No Penilaian

Masalah U Kriteria Jml Peringkat

(1-5)

S (1-5)

G (1-5)

1. Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara

5 4 5 14 1

2. Peningkatan kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi

4 3 4 11 2

3. Peningkatan layanan meja

informasi dan pengaduan 3 3 4 10 3

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara pada Pengadilan Agama Sei Rampah.

D. Argumentasi terhadap Core issue

(18)

Pengamatan penulis terhadap pelayanan pendaftaran perkara ketika studi lapangan di Pengadilan Agama Bogor Kelas I A yang menjadi rujukan dan sumber inspirasi penetapan isu bahwa pelayanan pendaftaran perkara di Meja I sudah bagus tetapi masih diperlukannya fasilitas-fasilitas lain yang mendukung peningkatan pelayanan di bagian pelayanan pendaftaran perkara. Fasilitas pendukung tersebut kiranya dapat penulis tuangkan dalam kegiatan-kegiatan penyelesaian isu dengan penerapan nilai-nilai dasar ASN dan dapat diaktualisasikan di satuan kerja penulis yaitu Pengadilan Agama Sei Rampah.

Selain itu pelayanan pendaftaran perkara menjadi pintu masuknya perkara yang diajukan oleh para pencari keadilan karena itu sudah seharusnya pelayanan di tempat pendaftaran perkara dalam hal ini Meja I didukung oleh fasililitas fasilitas pendukung yang dapat memudahkan para pencari keadilan dalam memahami kebutuhan mereka. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan harapan masyarakat yang terus tumbuh tentang pelayanan publik yang prima dan beorientasi mutu sehingga mengharuskan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat tersebut juga harus tumbuh. Pelayanan pada masyarakat di masa datang itu hendaknya makin lama makin baik (better), makin lama makin cepat (faster), makin lama makin diperbaharui (newer), makin lama makin murah (cheaper), dan makin lama makin sederhana (moresimple).

Sehubungan dengan dimensi Pelayanan Prima, Gaspersz (1997) menyatakan bahwa ada beberapa dimensi yang harus diperhatikan untuk meningkatkan mutu pelayanan beberapa diantaranya yaitu :

 Kelengkapan. Berkaitan dengan lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung.

 Kemudahan mendapatkan pelayanan.

(19)

pelayanan.

 Variasi model pelayanan. Berkaitan dengan “inovasi” untuk memberikan pola-pola baru dalam pelayanan.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis merasa bahwa pelayanan pendaftaran perkara sangat perlu ditingkatkan dan dikembangkan demi terwujudnya kejelasan, kenyamanan dan kepuasaan para pencari keadilan dalam mencari informasi tentang pelayanan pendaftaran perkara.

E. Nilai-Nilai Dasar ASN

Nilai-nilai dasar ASN terbagi dalam dua agenda pelatihan yaitu nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) dan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI. Nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah sebuah wujud dari suatu pertanggungjawaban, dimana setiap individu bertanggung jawab penuh atas pikiran, perkataan, perbuatan, emosi, cara kerja, keputusan, dan sikap di tempat kerja. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas ini sesuatu yang tidak sederhana dan mudah, maka diperlukan pengendalian diri, kejujuran dan keikhlasan. Memiliki akuntabilitas berarti melakukan yang terbaik dengan sebenar-benarnya.

(20)

mandat mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan. Indikator nilai dasar akuntabilitas, yaitu:

a. Kepemimpinan, Memberi contoh kepada orang lain, memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.

b. Transparansi, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan. c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.

d. Tanggungjawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap setiap tindakan yang telah dilakukan.

e. Keadilan, merupakan landasan utama dari akuntabilitas.

f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat dipercaya.

g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.

h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi. i. Konsistensi, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan

yang akuntabel. 2. Nasionalisme

Secara sederhana nasionalisme adalah wujud rasa bangga dan mencintai bangsanya sendiri.Terkait dengan nasionalisme bangsa Indonesia maka nasionalisme yang dianut adalah nasionalisme pancasila. Nasionalisme pancasila yaitu suatu pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanahairnya yang didasarkan pada nilai nilai pancasila, yaitu tentang nilai ketuhanan, kemanusian, persatuan, permusyawaratan dan keadilan.

(21)

kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.

Penerapan nilai dasar Nasionalisme merujuk kepada 5 sila Pancasila yaitu:

a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)

Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa religious, bukan bangsa atheis.

b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)

Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya.

c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)

Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan)

(22)

e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)

Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.

3. Etika Publik

Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

(23)

4. Komitmen Mutu

Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk melakukan perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu pelayanan. Dalam melakukan suatu inovasi artinya ada proses menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkaitan pelayanan yang mengandung nilai-nilai kebaharuan. Inovasi bisa berupa nilai tambah atau modifikasi dari hal-hal yang sudah ada maupun menggunakan cara yang berbeda untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

Untuk mewujudkan komitmen mutu dalam diri kita setidaknya kita harus selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mem-perdalam pengetahuan dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugasnya berdaya guna dan berhasil guna. Adapun indikator komitmen mutu, yaitu mampu memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, kreatifitas dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

5. Anti Korupsi

Anti korupsi adalah pilihan sikap untuk tidak memberikan toleransi terhadap segala bentuk penyimpangan atas diskresi seorang atau sekelompok ASN terutama yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya material yang ada pada kewenangan mereka. Anti korupsi diawali dengan sikap mental tentang kesadaran akan buruknya korupsi kemudian menjauhi korupsi dan mencegah orang-orang di sekitarnya dari perbuatan korupsi.

(24)

korupsi dengan menanamkan kesadaran diri tentang nilai-nilai anti korupsi. Adapun nilai dasar anti korupsi yang dimaksud yaitu: jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

Selain itu untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil yang profesional, yang mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat, diperlukan pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI menjadi terealisasikan.

Nilai-nilai dasar tersebut meliputi Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Goverment.

1. Pelayanan Publik

Pelayanan publik ialah kegiatan / rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan Perundang-undanan bagi setiap warga negara.

Dalam SK KMA No. 26 tahun 2012 dijelaskan bahwa pelayanan pengadilan adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan khusus para pencari keadilan.

Adapun nilai-nilai dalam pelayanan publik antara lain : 1. Partisipasif

2. Transparansi 3. Responsif

4. Efektif dan efisien 5. Tidak diskriminatif 6. Mudah dan murah 7. Aksesibility

8. Akuntabel 9. Berkeadilan 2. Whole of Goverment

(25)

pemerintah sudah memberikan servis dari tiap tiap organisasi sektor publik atau organisasi pemerintah kepada masyarakat. Jika kita membicarakan wog maka kita membicarakan kesatuan setiap servis dari semua sektor publik untuk menjadi 1 kesatuan.

Tujuan diperlukannya satu kesatuan tersebut yaitu dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan pemerintah (masyarakat). Untuk mengintegrasikan setiap servis dari sektor publik (servis lembaga pemerintah) menjadi satu kesatuan maka diperlukan adanya indikator kepuasaan masyarakat yaitu servis lebih simple, cepat, tepat dan akurat serta mengetahui kebutuhan masyarakat

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa WoG adalah langkah bersama organisasi pemerintah untuk meningkatkan kepuasan masyarakat dengan indikator indokator kepuasan masyarakat. Yang bisa dilakukan untuk menjalankan WoG adalah perlu adanya :

1. Kolaborasi 2. Kerjasama

3. Sharing ---Contoh : Kemendagri punya data NIK seluruh penduduk Indonesia yang bisa di sharing ke kementrian lain kaitanya dengan perekrutan ASN. Benar tidaknya data para pelamar.

Ada faktor yang membuat WOG harus ditegakkan yaitu adalah perubahan harapan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan seiring dengan perubahan jaman dan dapat dipastikan perubahan ini adalah perubahan yang terus menerus. Maka pelayan publik juga harus mengalami pertumbuhan agar dapat seimbang dengan pertumbuhan harapan masyarakat.

Adapun hambatan dalam menjalankan WoG adalah : 1. Mindset

2. Pembimbing

(26)

Solusinya yaitu dalam menghadapi harapan masyarakat yang terus tumbuh maka mindset (arah berfikir ) seorang pimpinan adalah harus mengutamakan kepuasan pelanggan, karena pemimpin mempunyai peran besar. Mindset yang bagus dari pemimpin itulah yang diwujudkan dalam satu kesatuan yang sama (komitmen) organisasi yang akan menjadi satu tujuan yang sama yaitu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

3. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara m empunyai peran yang amat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya.

Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan aksesibilitas semakin mudah. Dalam kenyataannya birokrasi pemerintahan masih menjadi hambatan dalam pembangunan, yang ditandai dengan masih rendahnya kinerja pelayanan dan masih tingginya angka korupsi di Indonesia.

Selain menghadapi permasalahan internasional, birokrasi pemerintah juga masih dihadapkan kepada permasalahan dalam negeri seperti pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik, politisasi birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan otonomi daerah, karena birokrasi belum profesional untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya.

(27)

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan

3) Perekat dan pemersatu bangsa.

Tugas pegawai ASN yaitu:

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan

3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun nilai-nilai dari manajemen ASN ini antara lain :

1. Integrasi, yaitu sistem yang mengalami pembaruan hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

2. Koordinasi, yaitu kerja sama atau kolaborasi antar lembaga yang memiliki satu komitmen yang sama dan memiliki visi dan misi yang sama dalam hal mewujudkan pelayanan yang prima bagi masyarakat.

3. Kapasitas

F. Matriks Rancangan

MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Pelayanan Pendaftaran Perkara di Meja I Pengadilan Agama Sei Rampah

(28)

perkara, (2) kurang optimalnya, (3) Kurangnya kelengkapan petunjuk informasi dan evakuasi (4) kurangnya fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara, (5) kurang optimalnya layanan meja informasi dan pengaduan, (6) kurang nyamannya pengunjung Pengadilan dan (7) kurangnya optimalisasi pendistribusian SOP pada setiap petugas pelayanan surat-menyurat.

Isu yang diangkat : Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara Pengadilan Agama Sei Rampah

Gagasan solusi : (1) Membuat lembar informasi nomor rekening Pengadilan untuk pembayaran panjar perkara, (2) Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara ( prodeo), (3) Membuat informasi tentang tarif biaya pelayanan, (4) Membuat informasi tentang membuat tarif biaya pnbp, (5) Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana, (6) Merapikan berkas di meja pelayanan pendafataran perkara, (7) Meningkatkan kenyamanan para pencari keadilan di meja pelayanan pendaftaran perkara.

N

o Kegiatan Tahapan OutputHasil

Keterkaitan

(29)

nomor

presentasi singkat tentang rencana kegiatan.

c. Melakukan dokumentasi terhadap kegiatan ini.

d. Koordinasi dengan petugas meja I tentang pembuatan form tersebut. e. Meminta informasi

nomor rekening pengadilan pada bagian Kasi

f. Membuat dengan cermat contoh lembar informasi yang akan dibuat. g. Mencetak lembar

informasi nomor rekening pada kertas hvs

h. Berkoordinasi ke Petugas Meja I dan menyusun lembar tersebut dengan rapi dan d. Taat perintah

atasan peningkatan pelayanan publik adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan

jelas dan sesuai ketentuan, diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebelum membuat lembar informasi tersebut, penulis harus membuat konsep dengan cermat.

Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana menggunakan kertas hvs. Adapun bentuk lembarnya adalah kondisional disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan apakah dicetak dalam bentuk kertas atau kartu dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara

(30)

dengan jadwal yang telah direncanakan.

a. Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.

b. Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan informasi tersebut.

c. Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat, maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.

d. Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan publik yang berorientasi mutu.

e. Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.

f. Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih.

g. Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan bukti-bukti selama pengerjaan kegiatan.

h. Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi kesalahpahaman antara pimpinan, panmud gugatan dan peserta dalam membuat form panjar biaya perkara Pengadilan Agama Sei Rampah.

2 Membuat biaya perkara (prodeo)

a. Konsultasi kepada Ketua PA Sei Rampah

b. Konsultasi kepada Panitera PA Sei Rampah

c. Konsultasi kepada Panitera Muda d. Taat perintah

(31)

biaya perkara

g. Mencari gambar-gambar menarik terkait dengan perkara prodeo di internet.

h. Menghadap Panitera Muda Gugatan untuk mekonsultasikan konsep desain yang telah dibuat

i. Mencetak informasi daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo) dengan gambar dan tulisan yang terang dan menarik j. Konsultasi dan

koordinasi dengan kasubbag umum

k. Menempatkan daftar persyaratan

pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara di dekat meja penerimaan pendaftaran perkara.

Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo) adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan jelas mengenai syarat dan alur berperkara secara prodeo sesuai ketentuan, selain itu diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam membuat konsep perlu dengan cermat agar dapat memahami dan mendapatkan informasi akurat tentang syarat dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo). Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana oleh penulis. Adapun bentuk cetak alur proses beracaranya, kondisional disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan, dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara jujur. Media informasi ini penting bagi masyarakat guna mendapatkan kepastian hukum mengenai proses berperkara dengan pembebasan biaya perkara (prodeo). Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi kepada Ketua PA, Panitera dan Panitera Muda Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir kegiatan ini, diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan subbagian umum, agar tujuan dari pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Seluruh kegiatan terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan efisiensi serta disiplin dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

a. Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.

(32)

informasi tersebut.

c. Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat, maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.

d. Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan publik yang berorientasi mutu.

e. Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.

f. Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih.

g. Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan bukti-bukti selama pengerjaan kegiatan.

h. Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi kesalahpahaman antara pimpinan, panitera, panmud gugatan dan peserta dalam melaksanakan kegiatan di Pengadilan Agama Sei Rampah.

3 Membuat informasi tentang tarif biaya pelayanan

a. Konsultasi kepada Ketua PA Sei Rampah

b. Konsultasi kepada Panitera PA Sei gambar menarik terkait dengan informasi tentang tarif biaya pelayanan

f. Menghadap Panitera Muda Gugatan untuk mengkonsultasikan konsep desain yang telah dibuat

g. Mencetak informasi tentang tarif biaya pelayanan dengan

gambar dan tulisan d. Taat perintah

(33)

yang terang dan menarik

h. Konsultasi dan koordinasi dengan kasubbag umum i. Menempatkan

daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara di dekat meja penerimaan pendaftaran

perkara

i. Konsultasi dengan kasubbag PTIP j. Berkoordinasi

dengan bagian PTIP untuk menempatkan tarif biaya pelayanan di

website Pengadilan

Membuat daftar tarif biaya layanan adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan jelas mengenai daftar tarif biaya layanan sesuai ketentuan, selain itu diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam membuat konsep perlu dengan cermat

agar dapat memahami dan mendapatkan informasi akurat tentang daftar tarif biaya layanan. Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana oleh penulis. Adapun bentuk cetak alur proses beracaranya, kondisional

disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan, dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara jujur. Media informasi ini penting bagi masyarakat guna mendapatkan

kepastian hukum mengenai tarif biaya layanan. Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi

kepada Ketua PA, Panitera dan Panitera Muda Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir kegiatan ini, diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan subbagian umum, agar tujuan dari pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Seluruh kegiatan terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan

efisiensi serta disiplin dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

a. Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.

b. Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan informasi tersebut.

c. Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat, maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.

(34)

kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan publik yang berorientasi mutu.

e. Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.

f. Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih.

g. Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan bukti-bukti selama pengerjaan kegiatan.

h. Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi kesalahpahaman antara pimpinan, panitera, panmud gugatan dan peserta dalam melaksanakan kegiatan di Pengadilan Agama Sei Rampah.

4 Membuat

a. Konsultasi kepada Ketua PA Sei Rampah

b. Konsultasi kepada Panitera PA Sei gambar menarik terkait dengan informasi tentang tarif biaya pnbp f. Menghadap

Panitera Muda Gugatan untuk mengkonsultasikan konsep desain yang telah dibuat g. Mencetak informasi

tentang tarif biaya pelayanan dengan

gambar dan tulisan yang terang dan menarik

k. Konsultasi dan koordinasi dengan kasubbag umum l. Konsultasi dengan

kasubbag PTIP d. Taat perintah

(35)

h. Berkoordinasi dengan bagian PTIP untuk menempatkan tarif biaya pnbp di

website Pengadilan Agama Sei Rampah

c. Sederhana

Pelayanan Publik: a. Akuntabilitas

Manajemen ASN: a. a. Akuntabilitas b. b. Profesionalitas

Whole of Government:

a. Koordinasi Analisis Dampak

Membuat daftar tarif biaya pnbp adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan jelas mengenai daftar tarif biaya pnbp sesuai ketentuan, selain itu diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam membuat konsep perlu dengan cermat

agar dapat memahami dan mendapatkan informasi akurat tentang daftar tarif biaya layanan. Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana oleh penulis. Adapun bentuk cetak alur proses beracaranya, kondisional

disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan, dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara jujur. Media informasi ini penting bagi masyarakat guna mendapatkan

kepastian hukum mengenai tarif biaya pnbp. Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi

kepada Ketua PA, Panitera, dan Panitera Muda Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir kegiatan ini, diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan subbagian umum, agar tujuan dari pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Seluruh kegiatan terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan

efisiensi serta disiplin dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

a. Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.

b. Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan informasi tersebut.

c. Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat, maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.

d. Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan publik yang berorientasi mutu.

e. Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.

f. Jika nilai Pelayanan Publik : Akuntabilitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih.

(36)

pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan bukti-bukti selama pengerjaan kegiatan.

h. Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi kesalahpahaman antara pimpinan, panitera, panmud gugatan dan peserta dalam melaksanakan kegiatan di Pengadilan Agama Sei Rampah.

5 Membuat

a. Konsultasi kepada Ketua PA Sei Rampah

b. Konsultasi kepada Panitera PA Sei Rampah

c. Konsultasi kepada Panitera Muda Gugatan PA Sei daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana f. Mencari gambar-gambar menarik terkait dengan daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana g. Menghadap

Panitera Muda Gugatan untuk mengkonsultasikan konsep desain yang telah dibuat h. Mencetak informasi

tentang daftar persyaratan

pendaftaran dan alur proses

penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana m. Konsultasi dan koordinasi dengan kasubbag umum i. Taat perintah

(37)

n. Konsultasi dengan kasubbag PTIP i. Berkoordinasi

dengan bagian PTIP untuk menempatkan daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana di website

Pengadilan Agama Sei Rampah

Government:

a. Koordinasi

Analisis Dampak

Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana adalah wujud tanggung jawab pengadilan untuk menyediakan informasi dengan jelas mengenai daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana sesuai ketentuan, selain itu diperlukan sarana atau media informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena itu, media informasi harus dikonsep dan dibuat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam membuat konsep perlu dengan cermat agar dapat memahami dan mendapatkan informasi akurat tentang daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana. Media informasi harus didesain dengan kreatif agar menarik dan mudah dipahami masyarakat. Syarat pendaftaran permohonan dicetak dengan sederhana oleh penulis. Adapun bentuk cetak alur proses beracaranya, kondisional

disesuaikan dengan arahan dan perintah pimpinan, dengan memperhitungkan perkiraan biaya pencetakan dan melaporkan kepada pimpinan secara jujur. Media informasi ini penting bagi masyarakat guna mendapatkan

kepastian hukum mengenai daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana. Pembuatan media informasi perlu diawali dengan konsultasi kepada Ketua PA, Panitera dan Panitera Muda Gugatan, kemudian pelaksanaannya harus sesuai dengan perintah pimpinan. Pada tahap akhir kegiatan ini, diperlukan musyawarah, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan subbagian umum, agar tujuan dari pembuatan media informasi ini dapat secara optimal diketahui dan dimengerti oleh masyarakat. Seluruh kegiatan terkait, harus dilaksanakan secara efektif, mengedepankan efisiensi serta disiplin dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

a. Jika nilai Akuntabilitas: Kejelasan, Sesuai ketentuan, Tepat waktu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan ini tidak akan terwujud pada tahap output maka kegiatan akan terbengkalai dan pada akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak efekltif dan efisien.

b. Jika nilai Nasionalisme: Musyawarah, Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka pelaksanaan kegiatan akan cenderung tidak sesuai perintah karena tidak adanya musyarawah dan pembuatan lembar informasi yang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan mempersulit para pencari keadilan mengerti maksud dan tujuan informasi tersebut.

c. Jika nilai Etika Publik: Cermat, Taat pada aturan, Menghargai komunikasi, konsul dan kerjasama, Taat perintah atasan, Disiplin tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang baik terkait dengan sikap dan komitmen ASN sebagai pelayan masyarakat, maka pelayanan tersebut juga tidak akan mendapat hasil yang baik.

d. Jika nilai Komitmen Mutu: Efektif, Efisiensi, Kreativitas, Berorientasi mutu tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan akan jauh dari hasil yang diharapkan yaitu sebagai perwujudan pelayanan publik yang berorientasi mutu.

e. Jika nilai Anti Korupsi: Jujur, Mandiri, Sederhana tidak diterapkan pada kegiatan ini, maka kegiatan yang bersih dari korupsi tidak akan terwujud dan hal itu merugikan banyak orang.

(38)

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih.

g. Jika nilai manajemen ASN : Akuntabilitas dan Profesionalitas tidak diterapkan pada kegiatan ini maka sama halnya dengan tidak terwujudnya nilai pelayanan publik yaitu peserta tidak akan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap penyelesaian kegiatan untuk menyelesaikan isu yang telah terpilih dan pelaksanaan setiap tahap kegiatannya peserta akan jenuh dan malas, nilai penuh semangat diperlukan agar semua pengerjaan setiap tahap dapat dilaksanakn dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dengan terwujudnya hasil dari kegiatan tersebut yang didukung dengan bukti-bukti selama pengerjaan kegiatan.

h. Jika nilai whole of goverment : Koordinasi tidak diterapkan pada kegiatan ini maka akan terjadi kesalahpahaman antara pimpinan, panitera, panmud gugatan dan peserta dalam melaksanakan kegiatan di Pengadilan Agama Sei Rampah.

6 Merapikan

a. Koordinasi kepada petugas Meja I b. Membuat daftar

kelengkapan instrumen yang dibutukan petugas meja I

c. Mencetak instrumen yang berhubungan dengan pelayanan pendaftaran perkara d. Menyusun dan

merapikan instrumen pelayanan di atas meja petugas meja I e. Menyusun serta

(39)

Analisis Dampak

a. Jika nilai-nilai dasar ASN tidak diterapkan pada kegiatan ini maka pelayanan publik yang prima dan berorientasi mutu tidak akan dapat diwujudkan. Sudah seharusnyalah petugas pelayanan memberikan kesan baik ketika masyarakat pencari keadilan datang untuk mendaftarkan perkaranya.

7 Meningkatka

a. Konsultasi kepada Ketua PA Sei Rampah

b. Konsultasi kepada Panitera Muda Gugatan

c. Mencatat hal-hal apa saja yang

dibutuhkan para pencari keadilan ketika mendaftarkan perkaranya di Meja I d. Konsultasi kepada

Kasubag Umum untuk melengkapi fasilitas di meja pelayanan d. Taat perintah

(40)

Government:

c. Koordinasi

Analisis Dampak

a. Jika nilai- nilai dasar ASN tidak diterapkan pada kegiatan ini maka tidak akan terwujudnya kenyamanan di meja pelayanan pendaftaran perkara sehingga hal itu akan membuat masyarakat sebagai pencari keadilan tidak puas dengan pelayanan yang diberikan dan hal itu dapat menimbulkan citra negatif dari masyarakat.

G. Jadwal Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan harus efektif dan efisien, sehingga dapat diselesaikan selama masa habituasi. Keefisienan waktu sangat mempengaruhi target solusi yang dicapai, sehingga diperlukan jadwal waktu yang tepat dan terukur. Jadwal tahapan kegiatan aktualisasi mingguan selama agenda habituasi adalah sebagai berikut:

N

o Kegiatan

April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1

Membuat lembar informasi nomor rekening Pengadilan untuk pembayaran panjar perkara

2

Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan proses pelayanan pembebasan biaya perkara (prodeo)

3 Membuat informasi tentang tarif biaya pelayanan

4 Membuat informasi tentang membuat tarif biaya pnbp

5

Membuat daftar persyaratan pendaftaran dan alur proses penyelesaian perkara dengan gugatan sederhana

6

Merapikan berkas di meja pelayanan pendafataran perkara

(41)

H. Kendala dan Antisipasi

Beberapa kendala yang sekiranya akan dihadapi dalam tahapan aktualisasi beserta antisipasinya antara lain:

1. Jangka waktu yang diperlukan dari mulai konsultasi, persetujuan dan pelaksanaan kegiatan. Bila memakan waktu yang cukup lama, maka kegiatan lain akan didahulukan untuk efisiensi waktu.

2. Kurang optimalnya koordinasi antara Panitera dan Panitera Muda Gugatan tentang penyediaan fasilitas pendukung pelayanan di Meja I, hal ini perlu didiskusikan agar kegiatan dapat terkoordinir dengan baik.

3. Apabila proses pencetakan fasilitas pendukung tersebut memakan waktu yang lama maka akan didahulukan untuk membuat konsep kegiatan-kegiatan berikutnya.

BAB III KESIMPULAN

(42)

kerjanya. Indikator keberhasilan pembelajaran agenda Habituasi adalah teridentifikasinya suatu kondisi yang terjadi di dalam lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan. Berdasarkan kondisi tersebut peserta menunjukkan prakarsan kreatif untuk berkontribusi memecahkan isu lingkungan kerjanya dengan melakukan kegiatan-kegiatan pemecahan isu dan selalu membiasakan aktivitas yang menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan oleh unit/organisasi, stakeholders atau sekurang- kurangnya oleh individu peserta, sehingga terbentuk menjadi karakter dalam mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan secara professional sebagai pelayan masyarakat.

Habituasi di tempat kerja dilaksanakan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai yang telah dipelajari secara teori pada Pelatihan Dasar CPNS. Nilai-nilai yang perlu diaktualisasikan antara lain nilai-nilai dasar PNS berupa akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, serta nilai-nilai peran dan kedudukan ASN dalam NKRI seperti manajemen ASN, whole of government, dan pelayanan publik. Menghadapi agenda habituasi, CPNS dibekali dengan rancangan aktualisasi yang akan disajikan hasil aktualisasinya disertai dengan bukti belajar yang relevan.

Disamping kemampuan yang perlu dikuasai adalah Calon PNS dituntut untuk mampu menganalisis dampak apabila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam pelaksanaan tugas jabatannya yang dituangkan pada laporan aktualisasi.

(43)

Peningkatan kenyamanan pengunjung Pengadilan, (7) Peningkatan pendistribusian SOP pada setiap petugas pelayanan.

Problematika tersebut kemudian disaring lagi dengan analisis Aktual, Kekhalayakan, Problematika, dan Kelayakan isu, serta analisis

Urgency, Seriousness, Growth. Isu utama yang ditemukan adalah: Peningkatan fasilitas pendukung pelayanan pendaftaran perkara pada Pengadilan Agama Sei Rampah.

Kegiatan yang diajukan untuk meningkatkan pengelolaan website pengadilan di Pengadilan Agama Marisa adalah: (1) mengubah user interface website PA Marisa sesuai dengan standar baku dari Badilag, (2) memperbaiki broken link, (3) melengkapi profil pejabat/hakim PA Marisa, (4) melengkapi informasi umum terkait PA Marisa, serta (5) Updating berita di website. Tahapan kerja masing-masing kegiatan dikaitkan dengan nilai- nilai dasar PNS serta peran dan kedudukan ASN dalam NKRI.

Dari kegiatan diatas diharapkan diaktualiasikannya nilai-nilai dasar ASN dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Sehingga dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Kepala LAN nomor 25 Tahun 2017 Website Pengadilan Agama Lubuk Pakam

(44)

Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara PP No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS

Gambar

Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG
Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan USG
gambar  menarik
gambar  menarik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh kegiatan tersebut tentu saja sesuai dengan nilai- nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yakni ANEKA akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi

Laporan hasil aktualisasi ini didasarkan pada nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi yang diterapkan dalam pelaksanaan

Penulis meminta persetujuan kepada kepala sekolah dengan penggunaan bahasa yang baku sehingga apa yang di sampaikan mudah di mengerti dengan tetap menjaga

Pelaksanaan Latsar (Latihan Dasar) bagi Calon Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS sebagai bagian dari ASN. Dengan mengikuti

Penyusunan rancangan aktualisasi yaitu memasukkan nilai-nilai ASN (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi) dan peran kedudukan PNS

- Jika nilai Akuntabilitas tidak diterapkan maka dapat menimbulkan rasa ketidak percayaan kaprodi dengan dosen tidak dan tidak adanya kejelasan target pada saat

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, Pelaksanaan program penyuluhan kanker payudara di Klinik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional belum berjalan