• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI - Analisis Faktor-faktor Minat Beli konsumen Terhadap Pakaian Bekas (Monza) (Studi Pada Pasar Tradisional Sambu di Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI - Analisis Faktor-faktor Minat Beli konsumen Terhadap Pakaian Bekas (Monza) (Studi Pada Pasar Tradisional Sambu di Medan)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

Menurut Vredenbregt dalam Azuar Juliandi (2013:42). Teori dan penelitian harus bersama-sama berfungsi dalam menambah pengetahuan ilmiah, dan seseorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris, melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan penelitian adalah paling tepat jika kita mendasarkan diri pada teori yang telah ada, dan hasil dari penelitian dapat memperluas, memperbaharui, atau mengkoreksi teori tersebut. Untuk memberikan penjelasan pada penelitian ini, berikut beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian.

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:354) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam memilih suatu produk yang di inginkan sebagai berikut :

2.1.1 KualitasProduk

(2)

berpengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Persepsi positif ini memberikan keuntungan tersendiri baik bagi perusahaan dan image dari produk itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena kepuasan pelanggan sendiri dapat didefinisikan sebagai kualitas yang melekat pada produk atau jasa tersebut.

MenurutTjiptono,(1997:121)Kualitas mencerminkan semua dimensipenawaran produk yang menghasilkan manfaat bagi pelanggan.Istilah nilai (value)sering kalidigunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk dikaitkandengan harga produk bersangkutan.Hal ini membuat beberapa produk yang bernilai lebih mahal darisaingannya cenderung dipersepsikan oleh konsumen sebagai produkatau jasa yang berkualitas lebih tinggi.Sebaliknya, ada beberapa produkyang berkualitassamadengan barang yang harganya lebih mahaltetapiharganya murah cenderung dipersepsikan pelanggan sebagai produk ataujasa yang memiliki kualitas lebih rendah. Ada beberapa dimensi yangmencerminkan kualitaskinerja (performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti yang di beli sebagai berikut:

1. Tampilan (feature), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

2. Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal di pakai.

3. Konfirmasi (conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Daya tahan (durability) , yaitu berkaitan dengan berapa lama produk

tersebut dapat terus di gunakan.

(3)

kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganankeluhan yang memuaskan.Pelayanan yang diberikan tidakterbatas hanya sebelum penjualan, tetapi jugaselama prosespenjualan hingga purna jual yang juga mencakup pelayananeparasidan ketersediaan komponen yang dibutuhkan. 6. Estetika (esthetic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya

desain artistik, warna, dan sebagainya.

7. Persepsi kualitas(perceivedquality) yaitu citra dan reputasiproduk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atauciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikankualitasnya dari aspekharga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya. Produk-produk yang berkualitasakan memiliki sejumlahkelebihan yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Produkyang dihasilkan dengan kualitas yang tinggi pada tingkat harga yangkompetitifakan dipilih oleh konsumen. Kualitas produk yang tinggi dandapat diterima oleh konsumen akan menjadi elemen utama dalammempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

2.1.2 Harga(Price)

(4)

Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalampenetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain :

1. Mendapatkan laba maksimum

2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih.

3. Mencegah atau mengurangi persaingan.

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share.

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen.Konsumen sering memilih harga yang lebih tinggi di antara dua barangkarena mereka melihat adanya perbedaan.Apabila harga lebih tinggi,konsumen cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai kriteria utamadalam menentukan nilainya. Ada kenyataanya bahwa harga yang sesuaidengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama.Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan dari pada harga itusendiri.Barang sejenis yang berharga murah justru dapat tidak dibeli olehkonsumen.Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikanproduknya berdasarkan mutu dan harga (Kotler,2007:89).

(5)

untukmenggunakan harga sebagai indikator kualitas atau kepuasan potensialdari suatu produk.Biaya hidup yang melonjak dan penurunan daya beli.Secara umummembuat konsumen lebih sadar terhadap harga dalamperilaku berbelanjanya.

2.1.3 Promosi(Promotion)

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatuprogram pemasaran yang dilakukan dari mulut ke mulut.Bagaimana punberkualitasnyasuatu produk, bilakonsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk ituakan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.

Pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk komunikasipemasaran.Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalahaktivitas pemasaran yangberusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,membujuk, dan mengingatkan pasarsasaran atasperusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyalpada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasarantentang perusahaan dan bauran pemasarannya.Meskipun secara umumbentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuktersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Menurut Kotler (2007:225) beberapatugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi( personal selling, mass selling, promosi penjualan, public relation, direct marketing) adalah:

(6)

Personalselling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antarapenjual dan calonpelanggan untuk memperkenalkan suatu produkkepada calon pelanggan dan membentukpemahaman pelangganterhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba danmembelinya.

2. Mass Selling

Massselling merupakan pendekatan yang menggunakan mediakomunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramaidalam satu waktu.Ada dua bentuk utama massselling, yaituperiklanan dan publisitas. 3. Promosi Penjualan

Promosipenjualanadalahbentukpersuasilangsungmelaluipenggunaanberbaga i insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk

dengan meningkatkan jumlah barang. 4. Public Relations

Publicrelations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari

suatuperusahaan untuk mempengaruhi persepsi seseorang, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. 5. Direct Marketing

(7)

2.1.4 BrandAwareness(KesadaranMerek)

Kesadaran merek merupakan suatu penerimaan dan persepsi dari setiapkonsumen terhadap sebuah merek dalam benak mereka, dimana hal ituditunjukkan dari kemampuan konsumen dalam mengingat, mengenali,sebuahmerekdanmengaitkannyakedalamkategoritertentu.

Meningkatkansuatukesadaranadalahsuatumekanismeuntukmemperluas pasarsuatu merek dan meningkatkan brandawareness merekproduktersebutdalam benak mereka. Menurut Aaker, (1991:61)Kesadaran merek itu sendiri adalah kemampuan dari seseorang yang merupakan calon pembeli (potential buyer) untuk mengenali (recognize) atau menyebutkan kembali (recall) suatu merek merupakan bagian dari suatu kategori produk.Kesadaran merek memberikan nilai kepada pelanggan dengan menguatkan rasa percaya diri dalam keputusan pembelian.

(8)

Menurut Peter dan Olson (2000:190) menyatakan tingkat kesadaran merek dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau kesadaran merek sudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi kesadaran merek yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat kesadaran merek yang sudah tinggi. Piramida kesadaran merek dari rendah sampai tingkat tertinggi adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Piramida Awareness

Sumber : (Akker,1991:62) 1. Brand Unaware (tidak menyadari merek)

adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.

2. Brand Recognition (pengenalan brand)

adalah tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

Top of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

(9)

3. Brand Recall (pengingatan kembali merek)

adalah pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall). 4. Top of Mind (puncak pikiran)

adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen, atau merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak seorang konsumen.

2.2 Minat Beli Konsumen

2.2.1 Pengertian Minat Beli Konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2003 : 181) customer buying decision- all their experience in learning, choosing, using, even disposing of a produk. Yang kurang lebih memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

Menurut Simamora, (2003:131) minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.

(10)

merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan rencana pembeliansejumlah produk dengan merek tertentu. Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan para pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen dimasa mendatang.Niat membeli terlihat dari sikap konsumen terhadap produk dan keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan menurunnya niat beli konsumen.

Menurut Swastha, (1994:3) minat beli merupakan perilaku konsumen

yang menunjukkan sejauh mana komitmen untuk melakukan pembelian. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa berkembang dari masa ke masa dan mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Dalam istilah asing, perilaku konsumen disebut consumer buying behaviour atau consumer’s behaviour. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut

2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli

(11)

Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalumencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.2.3 Aspek-aspek dalam Minat Beli

Menurut Lucas dan Britt (2000:16) mengatakan bahwa aspek aspek yang terdapat dalam minat beli adalah :

1. Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa).

2. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsumen.

3. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk tersebut.

(12)

5. Keputusan, tahapan terakhir dari perilaku konsumen untuk memilih satu pilihan dari berbagai alternatif.

Berdasarkan dari deskripsi aspek diatas, maka peneliti menarik kesimpulan: 1. Ketertarikan (interest) yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian dan

perasaan senang.

2. Keinginan (desire) ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk ingin memiliki.

3. Keyakinan (conviction) ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang akan dibeli aspek perhatian tidak digunakan karena masih berupa perhatian belum bisa dikatakan sebagai minat, karena tidak adanya dorongan untuk memiliki. Tidak digunakannya keputusan dan perbuatan merupakan minat lagi namun menimbulkan reaksi lebih lanjut yaitu keputusan membeli. 2.2.4 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Pemahaman kebutuhan dan proses pembelian konsumen adalah sangat penting dalam membangun strategi pemasaran yang efektif. Dengan mengerti bagaimana pembeli melalui proses pengenalan masalah, pencarian informasi,mengevaluasi alternatif, memutuskan membeli, dan perilaku setelah membeli para pemasaran dapat mengambil isyarat-isyarat penting bagaimana memenuhi kebutuhan pembeli.

Menurut Kotler & Keller (2009:184) Proses pengambilan keputusan membeli konsumen pada umumnya terdiri dari lima tahap, yaitu:

(13)

Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengetahui masalah atau kebutuhannya yang diikuti oleh rangsangan internal maupun eksternal, misalnya adanya pemberitahuan dari temannya bahwa suatu produk bagus atau berkualitas.Disini pemasar harus dapat mengidentifikasi keadaan yang dapat memicu kebutuhan dan mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan dari beberapa konsumen sehingga dapat menyusun strategi pemasaran untuk memikat konsumen tersebut.

2. Pencarian Informasi

Pada proses ini konsumen akan mencari informasi mengenai produk untuk memenuhi kebutuhannya baik melalui teman, keluarga maupun kenalannya sehingga dalam hal ini pemasar harus memperhatikan sumber-sumber informasi yang menjadi acuan konsumen, mengidentifikasi, dan mengevaluasi informasi tersebut. Mereka harus mengetahui pendapat konsumen mengenai suatu merek dan mengidentifikasi merek-merek lain dalam perangkat pilihannya. Hal ini akan membantu perusahaan mempersiapkan komunikasi yang efektif dengan pasar sasaran.

3. Evaluasi Alternatif

(14)

4. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:242) keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan. Ada berbagai macam jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk, yaitu :

a. Risiko fungsional adalah produk tidak berkinerja sesuai harapan

b. Risiko fisik adalah produk menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain.

c. Risiko fungsional adalah produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar. d. Risiko sosial adalah produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain. e. Risiko psikologi adalah produk memengaruhi kesejahteraan mental dari

pengguna.

f. Risiko waktu adalah kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang karena menemukan produk lain yang memuaskan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

(15)

2.3 Perilaku konsumen

2.3.1 Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen (consumer behavior) di defenisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide.

Menurut Kotler dan Keller, (2007:213) Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat di pengaruhi lingkungan.

2.3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler, (1997:153) beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalahsebagai berikut :

1. Faktor-Faktor Kebudayaan a. Budaya

(16)

besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b. Sub Budaya

Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiapkelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yangsama.

2. Faktor-Faktor Sosial a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikanpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilakuseseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli.

c. Peranan dan Status

(17)

3. Faktor-Faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.

b. Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turutmenentukan perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

(18)

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian.

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun peneliti terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti melaksanakan penelitian ini adalah :

(19)

berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil ini menunjukan bahwa variabel presentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen Gaul Khabe Distro Medan. Iin Nurbaidah Lubis dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2007 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada Waroeng Remaja Mesjid Al-Jihad (RMAJ) Medan” Dari hasil analisis didapatkan bahwa hipotesis pertama terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan.

(20)

menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Signifikan antara harga, promosi, kualitas pelayanan, terhadap minat beli ulang, sisanya variasi perubahan di pengaruhi faktor-faktor lain.

Kartika Mandasari dari Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Dalam Memilih Jasa Perhotelan Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang” Hasil analisis korelasi maka Lokasi, fasilitas, harga, kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat konsumen dalam memilih jasa hotel Grasia,faktor yang paling mempengaruhi minat beli adalah karena lokasi merupakan tempat yang dituju, apakah hotel dekat dengan tempat-tempat aktivitas lainnya.

Tabel 2.1

Peneliti Terdahulu

Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian Hendra Gaul Khabe Distro Medan

(21)

variabelpresentasi memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap minat beli konsumen gaul khabe distro medan

Iin

analisis didapatkan bahwa hipotesis pertama terbukti yaitu secara simultan variabel kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. Hipotesis kedua terbukti yaitu faktor kualitas produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi minat beli konsumen pada waroeng RMAJ medan. at Beli Konsumen Terhadap Produk Kerajinan

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor

non keluarga, mutu atau kualitas, m erek, pelayanan, promosi,

(22)

Berbahan Kayu Jati pada kasus CV Dwipa Art-Sioarjo

performance, reliability, features, conformance,

durability, estetika, dan perceived memiliki pengaruh terhadap minat beli Menerima hipotesis kedua bahwa faktor Mutu yang dominan mempengaruhi minat beli

konsumen terhadap produk

kerajinan berbahan kayu jati di CV. Dwipa Art. Minat Beli Ulang Gas Elpiji 3 kg (Di PT. Candi Agung Pratama Semarang)

Hasil penelitian dari PT. Candi Agung Pratama Semarang, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Signifikan antara harga, promosi, kualitas pelayanan, terhadap minat beli ulang, sisanya variasi perubahan di pengaruhi faktor-faktor lain.

Hasil analisis maka Lokasi, fasilitas, harga, kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

(23)

Memilih Jasa Perhotelan Studi kasus pada Hotel GRASIA Semarang)

jasa hotel Grasia,

faktor yang paling mempengaruhi minat beli adalah lokasi

karena lokasi merupakan tempat yang dituju, apakah hotel dekat dengan tempat-tempat

Gambar

Gambar 2.1 Piramida Awareness
Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1. Analisis lingkungan industri dilakukan untuk menghasilkan analisa perumusan strategi, yaitu dengan menggunakan Analisis SWOT. Dimulai dengan membuat Tabel SWOT perusahaan

Andthen menggabungkannya kembali dengan membandingkan pada blok yang sama apakah data yang pertama(data nilai pertama pada index ke-1) lebih besar dari pada data ke

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan Praktek melakukan kerja yang dilaksanakan dan wajib diikuti oleh penulis pada dunia kerja terkait dan untuk menyelesaikan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara empati dengan perilaku altruisme pada mahasiswa di program studi S1 keperawatan semester 8 STIKes

Standar luas bangunan gedung negara lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c mengikuti ketentuan luas ruang yang ditetapkan oleh menteri yang bersangkutan.. Bagian Keenam

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan usia berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah sebanyak 30 bayi (2,37%). Umur

Ringkasan dari kegiatan yang dilakukan dalam budidaya jamur kuping adalah pembuatan rumah jamur atau kumbung, perawatan miselium dan tubuh buah jamur agar tetap dalam kondisi