• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 2 Analisis Proses Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul 2 Analisis Proses Produksi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL 2

ANALISIS PROSES PRODUK

2.1 Deskripsi

Jika perusahaan memutuskan bahwa suatu produk atau komponen akan dibuat sendiri, maka diperlukan tahapan untuk menentukan bagaimana produk atau komponen tersebut akan diproduksi. Produk atau komponen yang berbeda, biasanya membutuhkan teknologi, mesin, peralatan dan proses kerja yang berbeda. Analisis proses produk memberikan deskripsi secara detil tentang proses produksi dan perakitan setiap komponen, waktu produksi, material serta peralatan yang dibutuhkan. Dalam melakukan analisis proses, selain assembly chart dan route sheet, diperlukan alat analisis lainnya seperti peta proses operasi (operation process chart/OPC). Peta kerja ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk memberikan informasi kegiatan kerja produksi secara sistematis. Melalui peta ini, setiap langkah dan perlakuan terhadap suatu benda kerja dapat dianalisis

2.2 Tujuan

a. Memahami proses perakitan dan pembuatan sebuah produk b. Mampu merancang Assembly Chart (AC) dari sebuah produk c. Mampu merancang Route Sheet dari sebuah produk

d. Mampu merancang Operation Process Chart dari sebuah produk

2.3 Input dan Output Input:

a. Data Bill of Material yang dibutuhkan untuk membuat produk b. Data proses produksi tiap-tiap komponen produk

(3)

d. Data jenis mesin/ departemen yang mengerjakan, waktu set up, waktu proses, waktu pekerja yang dibutuhkan dalam setiap tahapan proses.

e. Data analisis buat-beli

Output:

a. Analisis Assembly chart (AC) b. Analisis Route Sheet

c. Analisis OPC

2.4 Landasan Teori

Analisis proses produk merupakan suatu aktivitas untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi serangkaian tahapan proses produksi dari masing-masing produk atau komponen yang dibuat. Umum diketahui perubahan dari input yang berupa bahan baku menjadi output yang berupaproduk jadi atau jasa yang dikehendaki akan memerlukan berbagai macam dan tahapan proses manufacturing. Teknologi, mesin dan peralatan serta berbagai metoda kerja direncanakan dan digunakan untuk keperluan ini. Menurut (Wignjosoebroto, 1996) dalam merencanakan tahapan proses yang diperlukan untuk membuat suatu produk maka process engineer harus terlebih dahulu mempelajari detail gambar kerja yang ada, baru kemudian melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut:

1. Merencanakan operasi yang diperlukan untuk proses pengerjaan benda kerja mulai dari bahan baku sampai produk jadi.

2. Menetapkan langkah-langkah yang tepat dari masing-masing operasi yang diperlukan.

3. Memilih alternatif yang terbaik ditinjau dari segi efektifitas dan efisiensi pemakaian dari mesin dan peralatan produksi lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi kerja.

(4)

4. Merencanakan secara lebih spesifik peralatan pembantu yang diperlukan guna kelancaran operasi kerja seperti tools, jigs dan fixtures.

5. Menetapkan standard-standar produksi, biasanya dalam tolok ukur jam per satuan produk yang dihasilkan. Ketentuan mengenai ini diperoleh dari studi pencatatan waktu kerja.

Dari hasil analisa proses tersebut di atas, maka kesimpulan yang bisa diambil selanjutnya dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk seperti assembly chart, routing sheet, dan operation process chart.

2.4.1 Peta Perakitan

Assembly Chart adalah grafik urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian ke

dalam rakitan suatu produk yang menunjukkan keterkaitan antar komponen, yang dapat pula digambarkan dengan gambar terurai (Hadiguna & Setiawan, 2008).

Peta rakitan memberikan informasi tentang: 1. Komponen- komponen pembentuk produk

2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan bagian/ sub assembly 4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan bagian/ sub assembly 6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

7. Urutan waktu komponen bergabung bersama 8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Pembuatan assembly chart dimulai dengan melakukan penyusunan terbalik proses disassembly produk jadi. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan dalam membuat assembly chart yaitu:

1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan lingkaran berdiameter 12 mm.

(5)

2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6 mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama dan nomor komponen) yang dirakit pada proses tersebut.

3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm. 4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat,

gambarkan garis tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki lingkaran 12 mm yang menunjukkan operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan langlah 3.

5. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum, masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran (jika perlu), komponen yang terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub assembly.

Nama Komponen Nama Komponen Nama Komponen Kode

(6)

112 132 122 SSA1 Strccher Kaki Pasak 212 Daun Meja A1 I Meja SA1 A2

Gambar 2. Assembly Chart Meja 2 Kaki 2.4.2 Route Sheet

Lembar pengurutan produksi (Route Sheet) memuat informasi mengenai beberapa langkah operasi yang dibutuhkan dalam memproduksi komponen-komponen tertentu yang telah diputuskan untuk dibuat dalam analisis buat-beli (Wignjosoebroto, 1996). Beberapa langkah tersebut secara spesifik diatur dalam proses "routing" yang biasanya hal ini akan dibuat oleh Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Proses routing ini akan menyimpulkan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi komponen yang dikehendaki. Untuk itu, beberapa informasi yang harus dimasukkan dalam proses ini adalah:

 Nama dan nomor komponen yang akan dibuat.  Nomor gambar kerja dari komponen tersebut.  Macam operasi kerja dan nomor operasinya.  Mesin dan/atau peralatan produksi yang dipakai.

(7)

Mesin dan peralatan pembantu seperti jigs & fixture harus dicantumkan secara spesifik didalam proses routing ini karena akan berpengaruh terhadap pengaturan rata letak semua fasilitas produksi. Waktu operasi yang dibutuhkan akan membantu dalam pros es penentuan jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya. Dimana hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap jumlah stasiun kerja dan luas area dari masing-masing stasiun kerja yang dibutuhkan.

Tabel 1. Route Sheet Kaki Meja

Route Sheet yang telah dibuat dapat digunakan untuk:

a. Menghitung jumlah part atau bahan (volume produksi) yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan. Jumlah material yang dipersiapkan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Scrap % 1 i -ke produksi proses an atau tahap kerja stasiun pada akhir produk permintaan   i P

b. Menghitung jumlah mesin yang diperlukan dengan menggunakan rumus: F =Ti . Pi

D. Ei Dengan,

i = Stasiun kerja ke-i/ tahapan proses produksi ke-i F = Jumlah mesin yg dibutuhkan

(8)

P = Volume produksi yg direncanakan per satuan waktu produksi D = Waktu operasi yg tersedia per tahapan proses produksi

E = Efisiensi kerja per tahapan proses produksi yang didapatkan dengan rumus

hari mesin/ kerja jam hari mesin/ up set mesin/hari down time 1   I E

2.4.3 Operation Process Chart

Pendekatan tradisional yang sering digunakan untuk menganalisis metode kerja adalah peta proses operasi (OPC). OPC merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Dengan peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk proses sampai menjadi produk, kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya yakni operasi, inspeksi, dan urutan kerja untuk memproduksi produk. Menurut (Sutalaksana, 1979) kegunaan dari peta proses operasi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya. 2. Untuk memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

3. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai. 5. Sebagai alat untuk latihan kerja.

Sedangkan informasi yang didapat dalam OPC adalah: 1. Deskripsi setiap tahapan proses

2. Waktu penyelesaian setiap tahapan proses 3. Peralatan/mesin yang digunakan

4. Persentase scrap (waste produksi, contoh: tatal logam dalam permesinan CNC) dari setiap tahapan proses

Terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk mendapatkan suatu proses kerja yang baik melalui analisis OPC, yaitu:

(9)

a. Bahan baku dan bahan penunjang

Semua alternatif bahan baku maupun bahan penunjang yang akan digunakan dalam produksi harus dipertimbangkan, termasuk proses penyelesaian dan toleransi yang ditetapkan sehingga dapat sesuai dengan fungsi, reliabilitas, pelayanan dan waktunya.

b. Operasi

Semua alternatif proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan mesin atau metode perakitannya, beserta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan perlu dipertimbangkan. Perbaikan proses dapat dilakukan melalui beberapa tindakan seperti menghilangkan, menggabungkan, merubah atau menyederhanakan tahapan proses yang dibutuhkan.

c. Pemeriksaan (inspeksi)

Proses ini diperlukan untuk menjaga kualitas produk akhir maupun komponen dapat sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Teknik sampling dapat digunakan dalam faktor ini.

d. Waktu

Setiap alternatif metode produksi, peralatan dan perlengkapan khusus perlu dipertimbangkan untuk dapat mereduksi waktu proses. Hal ini penting karena waktu proses akan berpengaruh terhadap jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu.

Untuk keperluan analisis proses produk, diperlukan pembuatan beberapa peta yang menggunakan simbo l standar dari American Society o f Mechanical Eng ineers (ASME) yang menggambarkan macam/jenis aktivitas yang umum dijumpai dalam proses produksi, yaitu:

(10)

Tabel 2. Simbol Standar Jenis Aktivitas Produksi Simbol Nama

kegiatan Definisi kegiatan

Operasi

Kegiatan operasi yang terjadi bilamana sebuah objek (benda kerja/bahan baku) mengalami perubahan bentuk baik secara fisik maupun kimiawi, perakitan dengan objek lainya atau diurai rakit dan lain-lain

Inspeksi

Kegiatan inspeksi terjadi bilamana sebuah objek mengalami pengujian ataupun pengecekan ditinjau ari segi kuantitas ataupun kualitas.

Transportasi

Kegiatan transportasi terjadi bilamana sebuah objek dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain. Bilamana gerakan perpindahan itu merupakan bagian dari operasi/inspeksi seperti halnya dengan loading/unloading material maka hal tersebut bukan termasuk kegiatan transportasi.

Menunggu

Proses menunggu terjadi bila material, benda kerja, operator atau fasilitas kerja dalam keadaan berhenti atau tidak mengalami kegiatan apapun. Biasanya obyek terpaksa menunggu atau ditinggalkan sementara sampai suatu saat dikerjakan/diperlukan kembali.

Menyimpan

Proses penyimpanan terjadi bilamana obyek disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Disini obyek akan disimpan secara permanen dan dilindungi terhadap pengeluaran / pemindahan tanpa ijin khusus.

Aktivitas ganda

Bilamana dikehendaki untuk menunjukan kegiatan-kegiatan yang secara bersama dilakukan oleh operator pada stasiun kerja yang sama pula, seperti kegiatan operasi yang yang harus dilakukan bersama dengan kegiatan inspeksi.

(11)

10 112- Kaki Meja 11 i9 08 212- Stretcher 09 i7 06 312- Pasak 07 i5 A2 i8 A1 01 141- Daun Meja 02 A i1 01 i6 i2 03 04 i3 05 i4 12 Pemotongan Kayu (gergaji Mesin) 45 menit Penghalusan Kayu (Mesin ketan) 35 menit Pengeleman dua daun meja (lem) 15 menit Pemotongan Kayu (Tatah/Pahat) 10 menit Penghalusan (Amplas) 5 menit Pemotongan Kayu (gergaji Mesin) 20 menit Penghalusan kayu (Mesin ketam) 10 menit Pemotongan Kayu (gergaji Mesin) 30 menit Penghalusan kayu (Mesin ketam) 15 menit Pembuatan lobang stretcher ( mesin freis) 10 menit Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Memasukkan strercher

ke lobang kaki meja

Memberi pasak diantara stretcher dan kaki meja.

(lem dan paku)

Assembly Rakitan kaki meja dengan daun meja (Lem, Paku, dan Palu)

Pengecetan Dasar (Kuas)

Pendempulan dan Pengamplasan

Pengecetan Akhir (Mesin Cat Semprot)

Masuk Showroom

OPERATION PROCESS CHART

Nama Produk : MejA 2 Kaki Dipetakan Oleh : Taichi Ohno

No Peta : 1

Tanggal dipetakan : 04/11/2012

(12)

2.5 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah : a. Data Bill of Material dari produk

b. Data proses produksi tiap-tiap komponen produk c. Data urutan perakitan produk

d. Data jenis mesin/ departemen yang mengerjakan, waktu set up, waktu proses, waktu pekerja yang dibutuhkan dalam setiap tahapan proses.

e. Microsoft Excel. f. Microsoft Visio.

2.6 Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Urutan yang akan dilakukan dalam praktikum analisis proses produk adalah sebagai berikut:

a. Menentukan proses produksi dari tiap-tiap komponen produk yang telah di tentukan

b. Menentukan urutan perakitan dari tiap-tiap komponen produk yang telah di tentukan

c. Membuat peta perakitan dari produk yang telah di tentukan

d. Membuat route sheet dari produk yang telah di tentukan dengan penomoran operasi menggunakan 2 digit angka untuk setiap operasi. Contoh: 10 untuk proses pemotongan, 20 untuk proses drill.

e. Menghitung jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan

2.7 Tugas Praktikum

1. Membuat assembly chart dari produk yang telah di tentukan

2. Membuat route sheet dari produk yang telah di tentukan. Pembuatan route sheet dapat disesuaikan dengan lembar kerja mahasiswa berikut.

(13)

Lembar Kerja Mahasiswa

Analisis Proses Produk ________________________

Nama Anggota kelompok :

1. ___________________________ 2. ___________________________ 3. ___________________________ 4. ___________________________ No Operasi Deskripsi Mesin yg dipakai Waktu Operasi (menit/Unit) Ti Jam kerja/hari (menit) %scrap (defect) Demand produk akhir (kg) Bahan dipersiapkan atau volume produksi Pi (Kg) Down time mesin/hari(menit) Set Up Time Mesin/hari (menit) Efisiensi Mesin Ei Kebutuhan Mesin Teori F Aktual 1

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Hadiguna, R. A., & Setiawan, H. (2008). Tata Letak Pabrik. Yogyakarta: Andi. Sutalaksana. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB.

Wignjosoebroto, S. (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Jakarta: PT. Guna Widya.

Gambar

Gambar 2. Assembly Chart Meja 2 Kaki  2.4.2  Route Sheet
Tabel 1. Route Sheet Kaki Meja
Gambar 3. OPC Meja 2 Kaki

Referensi

Dokumen terkait

Berdasaran penelitian lapangan, hasil proses produksi ketoprak mahasiswa melewati tahapan-tahapan proses produksi yang dibagi menjadi tiga tahapan, yakni (1) tahap

Untuk dapat melakukan pengiriman produk yang tepat waktu sesuai dengan kebutuhan pelanggan, maka proses produksi harus berjalan lancar sesuai dengan target waktu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses produksi yang dijalankan perusahaan efisien atau tidak, dan mengidentifikasi kemungkinan percepatan jalur kritis dan dampaknya

Analisis yang digunakan untuk membahas rumusan masalah yang didapatkan dari data tentang kualitas hasil proses produksi pipa ERW jenis perabot adalah proses

Data-data yang diambil pada penelitian iniberupa data desain komponen-komponen produk yang akan dibuat pada saat praktikum, jumlah komponen produk, jenis komponen, alur

o Komponen produksi adalah segala komponen yang bekerja atau diperlukan untuk melakukan suatu proses produksi o Komponen produksi sering disebut dengan input.

Jadi proses produksi adalah suatu kegiatan yang di lakukan melalui tahapan- tahapan tertentu untuk menghasilkan atau menambah manfaat barang atau jasad.

Alasan mengenai pemilihan pabrik Tempe Tahu untuk Analisis Pengendalian Proses Produksi ini karena Tahu Tempe merupakan produk yang berbahan baku hasil pertanian