TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP PERANAN INSPEKTORAT DAERAH SEBAGAI PENGAWAS INTERNAL TERHADAP PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 (Studi Kantor Inspektorat Kabupaten Toba Samosir)
JURNAL
Disusun dan Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NENNI TRIANA SIMBOLON NIM : 110200422
DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP PERANAN INSPEKTORAT DAERAH SEBAGAI PENGAWAS INTERNAL TERHADAP
PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BERDASARKAN UU NO. 23 TAHUN 2014
(Studi Kantor Inspektorat Kabupaten Toba Samosir)
*Nenni Triana Simbolon **Suria Ningsih,SH.,M.Hum ***Amsali Sembiring,SH.,M.Hum
Inspektorat adalah teknis daerah berbentuk badan yang merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pengawasan yang dipimpin oleh seseorang kepala badan Inspektur yang melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten. Tujuan Inspektorat yaitu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab melalui pengawasan yang professional sehingga dapat membantu pemerintah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan daerah agar berjalan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil analisis mengenai pelaksanaan fungsi pengawasan, khususnya pada Kantor Inspektorat Kabupaten Toba Samosir. Ternyata dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasan baik dilihat dari pemeriksaan, pengujian hingga penyelidikan ternyata belum efektif, hal ini disebabkan karena adanya ketidaktepatan waktu dalam melakukan pengawasan, belum akuratnya data penyimpangan yang ditemukan aparatur pengawas di Kabupaten Toba Samosir.
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyelenggaraan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Toba Samosir adalah meliputi aparatur pengawas yang memiliki skill, pengetahuan di bidang pekerjaan yang ditangani dan selain itu tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Inspektorat di Kabupaten Toba Samosir.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran Inspektorat pada Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir dan mengetahui pengaruhnya terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan.
Kata Kunci: Inspektorat, Pengawasan, Pemerintah Daerah _______________________________
*Mahasiswa Fakultas Hukum USU
**Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum USU / Ketua Departemen HAN ***Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum USU
ABSTRACT
ADMINISTRATIVE LAW REVIEW OF THE ROLE OF REGIONAL INSPECTORATE AS REGIONAL SUPERVISOR OF THE IMPLEMENTATION
OF LOCAL GOVERNMENT AFFAIRS BY UU NO. 23 TAHUN 2014
(Inspectorate Office Studies Toba Samosir Regency)
*Nenni Triana Simbolon **Suria Ningsih.,M.Hum ***Amsali Sembiring.,M.Hum
Inspectorate is a technical area entities that a support element of local government in the field of supervision led by the head of agency inspectors to supervise the implementation of government affairs in the district.
Inspectorate function is to realize a clean government and responsible through professional supervision so as to assist the government in the implementation of regional government affairs to run in accordance with the plans and policies that have been set. Based on the analysis of the implementation supervisory function, especially at the district inspectorate office Toba Samosir. It can be concluded that the implementation of good supervision visits from inspection, testing until the investigation is not yet effective, this is due to the innaccuracy of time in conducting surveillance, accuracy of data not yet found irregularities in the district supervisory Toba Samosir.
Factors affecting the management of the oversight of the implementation of district Toba Samosir is covering the regulatory apparatur that has a skill, knowledge in the field of the work handled and besides the availability of facilities and infrastructure that support the implementation of the monitoring conducted by the office of the district inspectorate in Toba Samosir.
Keywords : Inspectorate, Supervision, Local Government ______________________________
*Law Student USU
**Thesis Adviser I, Law Faculty Lecturer USU/Chairman of the Departement of Administrative Law
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah, maka partisipasi dari semua pihak terlebih dari aparat yang akan
melaksanakan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif adalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sebagai upaya penyampaian
kebijakan pemerintah pusat dan sebagai pelaksana program pemerintahan.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, berwibawa, tertib, dan teratur
dalam menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka dilakukan dengan cara memberantas praktek-praktek yang tidak terpuji yang
dilakukan oleh aparat pemerintah pada umumnya dan aparat pemerintah daerah
pada khususnya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh
kurang efektifnya pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh badan pengawas
yang ada dalam pemerintah daerah itu sendiri.
Dasar hukum yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pengawasan adalah
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Yang diperkuat oleh
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 60 Tahun 2013 tentang Kebijakan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 8 Tahun 2009 tentng Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Pengawasan yang kurang baik akan berdampak terhadap efektifitas
pelaksanaan pengawasan yang belumm sesuai dengan yang diharapkan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pengawasan yang efektif, khususnya yang berkaitan
untuk menunjang terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.Dan
untuk mewujudkannya maka perlu diterapkan fungsi pengawasan terhadap kinerja
pemerintahan daerah.
Pelaksanaan tugas pokok suatu organisasi tidak akan tercapai dengan baik
alasannya karena faktor pelaksanaan pengawasan belum sesuai dengan yang
direncanakan, Pengawasan yang kurang baik akan berdampak terhadap
efektivitass pelaksanaan pengawasan yang belum sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itulah akan diterapkan petunjuk yang akan dilakukan guna
menunjang efektivitas perencanaan pengawasan. 1
Kantor Inspektorat Kabupaten Toba Samosir yang merupakan lembaga milik
pemerintah dan memiliki peran dibidang pengawasan penyelenggaraan Negara
untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa yang merupakan unsur
pembantu Kabupaten Toba Samosir.Dimana salah satu misi yang ingin dicapai
adalah dengan mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan
pemerintahan daerah. Kemudian fungi lainnya adalah dengan melakukan
pengawasan, pemeriksaan, penilaian, dan pengusutan atas dua azas,
yaitu : Inspektorat Daerah sebagai wujud vertical dan Bupati sebagai sumber
penerimaan tugas.
Sekretariat Inspektorat Daerah Kabupaten Toba Samosir dalam pelaksanaan
pengawasan fungsional kepada segenap komponen yang ada dalam organisasi
lingkup kerja untuk memikirkan bagaimana mengemban tugas dan tanggung
jawabnya dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan kontribusi dalam
1 M.Situmorang,Viktor,dan Jusuf Juhir.1994.Aspek Hukum Pengawasan Melekat,Rineka
pelaksanaan tugas dengan sebaik mungkin.Dengan demikian dapat
mengendalikan segala bentuk kegiatan kerja sehingga dapat terlaksana sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.
Berdasarkan pelaksanaan pengawasan Inspektorat Daerah di pemerintahan
Kabupaten Toba Samosir, dimana dalam pengawasan-pengawasan tugas secara
administrative maupun operasional diperlukan adanya pengawasan kerja.Namun
permasalahan yang terjadi bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan belum
dilakukan secara efektif, alasannya karena pelaksanaan pemeriksaan kinerja
pemerintahan selama ini belum sesuai dengan yang direncanakan. Dapat dilihat
pelaksanaan pengawasan tidak tepat waktu, ini disebabkan karena keterlambatan
dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam pemeriksaan, dan selain itu
dalam pemeriksaan belum dapat diputuskan dibidang-bidang mana penyimpangan
yang seringkali terjadi dalam penyelewengan pemerintah daerah, khususnya di
Kabupaten Toba Samosir.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu diteliti dengan mengangkat
judul :
“ Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Peranan Inspektorat Daerah Sebagai Pengawas Internal Terhadap Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Daerah Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 (Studi Kantor Inspektorat Kabupaten Toba Samosir). “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka ditentukan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan Inspektorat terhadap pelaksanaan urusan
pemerintahan di Kabupaten Toba Samosir.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pelaksanaan fungsi kinerja
Inspektorat di pemerintahan daerah di Kabupaten Toba Samosir.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menulis skripsi ini meliputi :
1. Spesifikasi Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum
normatif atau yuridis normatif.Penulis melaksanakan penelitian terhadap
perundang-undangan dan badan hukum yang berhubungan dengan permasalahan
skripsi ini.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang ditempuh untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan dari perolehan data yang dikumpulkan.
Dalam penulisan skripsi ini, metode penulisan atau pengambilan data dilakukan
melalui :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Berkenaan dengan bacaan yang bersifat refrence book, text book,
2. Studi Lapangan (Field Research)
Usaha yang dilakukan secara sistematis dan ilmiah untuk memperoleh suatu
keterangan informasi di lapangan.Data yang telah dikumpulkan melalui studi
lapangan yang dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Toba Samosir.
3. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan diurutkan secara lengkap dan
komprehensif dalam satu pola, kategori, dan satuan uraian tertentu, kemudian
dianalisa secara kualitatif deskriptif untuk dapat menjawab
permasalahan-permasalahan dalam skripsi ini.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Tinjauan Umum Tentang Inspektorat Daerah dan Pemerintahan Daerah Inspektorat Daerah adalah unsur pengawas pada pemerintah daerah.Yang
mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan internal di lingkungan
pemerintah daerah, Inspektorat bertanggung jawab kepada Gubernur. Inspektorat
dipimpin oleh seorang inspektur.
Inspektorat Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan atau Inspektur, dan
memiliki bawahan seorang kepala bagian, yaitu kepala bagian tata usaha, dan
dalam struktur organisasinya terdapat 4 (empat) bidang, yaitu bidang pengawasan
aparatur, bidang pengawasan pembangunan, bidang pengawasan keuangan, dan
bidang pengawasan kesejahteraan sosial.
Beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Pengawasan Intern
Pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam
lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Pengawasan dalam
bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung
atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang
dilakukan secara rutin oleh Inspektorat Jenderal pada setiap
kementerian dan inspektorat daerah untuk setiap daerah yang ada di
Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan
Kementerian Dalam Negeri.
b. Pengawasan Ekstern
Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar
unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi Negara
yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan
tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat
pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara
keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan
keuangan Negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi
indepedensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif
aktifitas pemerintah.
2. Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif
Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai “pengawasan” yang
dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga
dapat mencegah terjadinya penyimpangan. Lazimnya, pengawasan ini dilakukan
pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan
pelaksanaan keuangan Negara yang akan membebankan dan merugikan Negara
lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar system
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan
preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan
langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi
lebih awal.
b. Pengawasan Represif
Pengawasan Represif adalah pengawasan yng dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan. Pengawasan model ini
lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang
telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu,
dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
3. Pengawasan Aktif dan Pengawasan Pasif
Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang
dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui
penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggungjawaban yang
pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak
(rechmatigheid) adalah pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah
sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti
kebenarannya. Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil
mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah pemeriksaan
terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu
pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.
Seiring dengan bergulirnya reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
setelah berlakunya UU No. 22 Tahun 1999, yaitu mulai tahun 2001 Organisasi
dan Tata kerja Inspektorat wilayah Kabupaten/Kotamadya diatur dengan
Peraturan Daerah sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 84
Tahun 2000 tentang pedoman organisasi perangkat daerah.
Sejalan dengan itu, Inspektorat Wilayah Kabupaten Toba Samosir berubah
nomenklatur menjadi Badan Pengawasan Daerah yang ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir No. 4 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan/Kantor Daerah Kabupaten Toba
Samosir.
Sejalan dengan perubahan paradigm penyelenggaraan otonomi daerah,
sebagaimana dimaksud dalam perubahan UU No. 32 tahun 2004, yaitu dengan
UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka nomenklatur Badan
Pengawasan Daerah dikembalikan lagi menjadi Inspektorat yang pembentukannya
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sebagaimana diatur dalam Peraturan
ketentuan tersebut, maka organisasi dan tata kerja Inspektorat ditetapkan dengan
peraturan daerah Kabupaten Toba Samosir No. 2 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir. Yang tertuang
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 No. 17 seri D.
Adapun fungsi Inspektorat Daerah, adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan administrasi
umum dan keuangan di lingkungan pemerintah daerah.
b. Pengawasan dan pemeriksaan kinerja pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi kelembagaan di lingkungan pemerintah daerah.
c. Pelaporan hasil pengawasan dan pemeriksaan, serta pemberian usulan
tindak lanjut temuan pengawasan dan pemeriksaan.
d. Pemantauan dan evaluasi atas tindak lanjut temuan pengawasan dan
pemeriksaan.
e. Pengembangan dan penyempurnaan system pengawasan.
Adapun tugas Inspektorat Daerah, adalah sebagai berikut :
a. Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan.
b. Melaksanakan pengawasan pemerintah di bidang pembangunan,
pemerintahan, kemasyarakatan di daerah kabupaten dan peaksanaan
pemerintahan desa.
c. Menilai, mengevaluasi dan menguji kebenaran laporan para SKPD dan
pemerintah desa di lingkungan pemerintah Kabupaten Toba Samosir.
d. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pengawasan.
Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengelola urusan kepentingan masyarakat lokal mereka
sendiri sesuai dengan undang-undang.
Definisi Pemerintahan Daerah di dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat (2), adalah sebagai berikut : : “Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi
seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Melihat definisi Pemerintahan Daerah seperti yang telah dikemukakan diatas,
maka yang dimaksud Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan daerah
otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut desentralisasi dimana unsur
penyelenggara Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan
perangkat daerah.
Fungsi Pemerintahan Daerah menurut UU No. 23 Tahun 2014 adalah :
1. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang
menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.
3. Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
Tugas Pemerintah Daerah dimaksudkan dalam rangka melaksanakan
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas perbantuan sebagai wakil pemerintah di
daerah otonom, yaitu untuk melakukan :
1. Desentralisasi, yaitu melaksanakan semua urusan yang semula adalah
kewenangan pemerintah pusat menjadi kewenangan pemerintah daerah
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam system Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dekonsentrasi, yaitu menerima pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu untuk dilaksanakan.
3. Tugas Pembantuan, yaitu melaksanakan semua penugasan dari pemerintah
kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada
desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Dalam menjalankan Pemerintahan Daerah, sesuai dengan UU No. 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah mempunyai hak-hak
sebagai berikut :
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
b. Memilih pimpinan daerah.
c. Mengelola aparatur daerah.
d. Mengelola kekayaan daerah.
Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah, maka daerah mempunyai
kewajiban, yaitu :
1. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan
nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengembangkan kehidupan demkrasi.
4. Mewujudkan keadilan dan pemerataan.
5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, khususnya Pemerintahan
Daerah. Sangat berhubungan erat dengan beberapa asas dalam pemerintahan suatu
Negara, yakni sebagai berikut :
1. Asas Sentralisasi
Asas Sentralisasi adalah system pemerintahan dimana segala kekuasaan di
pusatkan di pemerintah pusat.
2. Asas Desentralisasi
Asas Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah, disertai personil, peralatan dan pendanaan contoh
proyek-proyek APBD yang dilaksanakan oleh dinas.
3. Asas Dekonsentrasi
Asas Dekonsentrasi adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada aparatnya di daerah, pendanaan, peralatan biasanya oleh pemerintah pusat,
personil dari pemerintah daerah. Contoh : proyek-proyek pusat yang dilaksanakan
4. Asas Tugas Pembantuan
Asas Tugas Pembantuan adalah pendelegasian wewenang pemerintah pusat
kepada daerah, personil, peralatan, dan pendanaan dari pemerintah daerah.
2. Tinjauan Hukum Administrasi Negara Terhadap Inspektorat Daerah Sebagai Pengawas Internal Urusan Pemerintahan Daerah
Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan hukum yang mengatur dan mengikat tentang bagaimana cara bekerjanya lembaga-lembaga atau
alat-alat administrasi Negara dalam memenuhi tugas, fungsi, wewenang, dan
hubungan dengan lembaga atau alat perlengkapan Negara lain, serta hubungan
dengan masyarakat dalam melayani warga Negara.
Hubungan Hukum Administrasi Negara dengan pemerintah daerah sangat erat,
karena Hukum Administrasi Negara menjadi salah satu bagian pemerintah.
Pemerintah melakukan 2 macam tindakan, yaitu : tindakan atau perbuatan biasa
dan tindakan atau perbuatan hukum. Dalam kajian Hukum Administrasi Negara
arahnya pada perbuatan kedua, yaitu perbuatan atau tindakan hukum (rech
handeligen).
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, di dalam Hukum Administrasi
Negara terdapat asas-asas umum pemerintahan yang dituangkan dalam ketentuan
UU No. 20 tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas
dari korupsi, dan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Dari sudut pandang Hukum Administrasi Negara, konsep pemerintahan yang
kepentingan umum. Pemerintahan yang baik berkenaan dengan penyelenggaraan
3 tugas dasar pemerintahan, yaitu :
1. Menjamin keamanan setiap orang dan masyarakat.
2. Mengelola suatu struktur yang efektif untuk sektor publik, sektor swasta
dan masyarakat.
3. Memajukan pasaran ekonomi, sosial dan bidang lainnya sesuai dengan
kehendak rakyat.
Di pemerintahan kabupaten pengawasan internal dilakukan oleh Inspektorat
Daerah yang merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Inspektorat Daerah dipimpin oleh inspektur dan dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara administratif mendapat
pembinaan dari Sekretaris Daerah, diangkat dan diberhentikan oleh Bupati sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Inspektorat Daerah mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan,
perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan, pemeriksaan, pengusutan,
pengujian dan penilaian tugas pengawasan pemeriksaan serta pelaksanaan tugas
lain yang diberikan oleh Bupati di bidang pengawasan.
Dari segi Hukum Administrasi Negara, Inspektorat dimaknai sebgai proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau
diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau
diperintahkan.
Dengan menerapkan fungsi-fungsi Hukum Administrasi Negara, akan tercapai
Dengan demikian, maka untuk mewujudkan penegakan Hukum Administrasi
Negara yang baik, terutama di Indonesia sendiri, ada beberapa poin penting yang
harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menjalankan tugas dan dalam
melakukan suatu tindakan hukum, yaitu melakukan pengawasan.
3. Implementasi Tugas Inspektorat kabupaten Toba Samosir Sebagai
Pengawas Internal Urusan Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli
Utara dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1998 tentang pembentukan
Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Mandailing Natal di Daerah Tingkat I Sumatera Utara.
Kabupaten Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 bertempat di
Kantor Gubernur Sumatera Utara Oleh Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid
atas nama Presiden Republik Indonesia.
Bidang-Bidang Kerja Inspektorat Kabupaten Toba Samosir
1. Tugas
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Toba Samosir No. 2 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Toba Samosir dan Peraturan Bupati Toba Samosir No. 12 tahun 2009
tentang uraian tugas pokok, fungsi, dan tata kerja Inspektorat Kabupaten
Toba Samosir bertugasmembantu Bupati dalam melaksanakan tugas
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekeretaris Daerah
Kabupaten.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Inspektur Kabupaten Toba
Samosir mempunyai fungsi :
a. Membantu Bupati dalam melaksanakan tugasnya dibidang pengawasan.
b. Melaksanakan pengawasan pemerintah di bidang pembangunan,
pemerintahan, kemasyarakatan di daerah kabupaten, pelaksanaan
pemerintah desa.
c. Menilai, mengevaluasi dan menguji kebenaran laporan para SKPD dan
pemerintahan desa di lingkungan pemerintah Kabupaten Toba Samosir.
d. Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengawasan.
e. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati.
Adapun peraturan Bupati tentang uraian tugas pokok, fungsi, dan tata kerja
masing-masing jabatan di lingkungan Inspektorat Kabupaten Toba Samosir adalah
sebagai berikut :
1. Inspektur :
Inspektur mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di
bidang pengawasan yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas membantu Inspektur dalam melaksanakan
dan Umum yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Inspektur.
3. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
membantu Sekretaris Inspektorat dalam melaksanakan tugas perencanaan,
evaluasi, dan pelaporan yang dalam pelaksanaan tugas berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Inspektur.
4. Kepala Sub Bagian Administratif dan Umum
Kepala Sub Bagian Administratif dan Umum mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan tugas umum, kepegawaian dan keuangan,
penatausahaan surat-menyurat dan urusan rumah tangga yang dalam pelaksanaan
tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Inspektur.
Adapun masalah atau kendala yang dihadapi oleh Inspektorat Kabupaten Toba
Samosir dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, antara lain adalah :
1. Minimnya Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana sangat penting dalam menunjang kelancaran tugas
pokok.Kondisi sarana penunjang pengawasan yang dimiliki oleh Inspektorat saat
ini relative masih terbatas peralatan untuk pengujian pekerjaan fisik konstruksi.
2. Terbatasnya Biaya Operasional
Faktor biaya atau dana sangat penting dan menentukan. Pembiayaan yang baik
bukan hanya biaya operasioanl atau biaya langsung namun yang tidak kalah
pentingnya adalah biaya penunjang kesejahteraan aparatur.Sehingga tenaga
3. Luasnya Wilayah Kerja atau Kendala Geografis
Kondisi geografis Kabupaten Toba Samosir yang luas dan tersebar jauh antara
daerah yang satu dengan yang lainnya, juga menyulitkan dalam pelaksanaan tugas
pengawasan.
Upaya-upaya yang dilakukan Inspektorat untuk mengatasi kendala-kendala
dalam menjalankan tugas, yaitu :
1. Inspektorat harus dapat melakukan kebijakan tertentu sehingga SDM yang
berada di pusat dapat terdistribusi ke daerah-daerah.
2. Inspektorat harus bisa bertnggung jawab dan jujur.
3. Inspektorat harus melakukan pemberdayaan pengawasan aparatur
pengawas melalui pendidikan pengawasan.
4. Adanya kerjasama diantara para aparatur pengawas dan Instansi Dinas
lainnya untuk melakukan pengawasan.
5. Aparatur pengawas harus bisa memahami prinsip-prinsip pegawai.
E. PENUTUP 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disajikan kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis mengenai pelaksanaan fungsi pengawasan
khususnya pada Kantor Inspektorat Kabupaten Toba Samosir, ternyata
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasan baik dilihat dari
pemeriksaan, pengujian hingga penyelidikan, ternyata belum efektif. Hal
ini disebakan karena adanya ketidak tepatan waktu dalam melakukan
pengawasan, belum akuratnya data penyimpangan yang ditemukan oleh
aparatur pengawas Inspektorat Kabupaten Toba Samosir.
2. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyelenggaraan fungsi
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Toba
Samosir adalah meliputi aparatur petugas yang memiliki skill pengetahuan
di bidang pekerjaan yang ditangani, kondisi geografis Kabupaten Toba
Samosir yang luas dan tersebar jauh antara daerah yang satu dengan
lainnya, dan selain itu tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung
pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Inspektorat
2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Disarankan agar perlunya diterapkan fungsi perncanaan program
pengawasan, hal ini bertujuan untuk dapat menunjang kecepatan dalam
memperoleh data dan selain itu penyajian data/informasi yang akurat
selama ini akan menunjang pelaporan terhadap penyimpangan yang terjadi
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Semakin meningkatkan kinerja aparatur pengawas, agar terselenggaranya
aparatur pengawas yang bersih dan memiliki rasa tanggungjawab dalam
menangani setiap pekerjaan yang berhubungan dengan fungsi pengawasan
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Edwin Mustafa Nasution dan Hardius Usman. Proses Penelitian
Kuantitatif,2008.Jakarta: Fakultas Ekonomi Indonesia.
Hasan, M.Tolchah, dkk. Metodologi Penelitian Kualitatif (Tinjauan Teoritis dan
Praktis),2000.Malang; Lpunsima.
H.R.Ridwan. Hukum Administrasi Negara.2006.Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.
Manullang. Dasar-Dasar Manajemen (edisi revisi cetakan ke-7),2006.Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Nasution,Faisal Akbar. Pemerintahan Daerah dan Sumber-Sumber Pendapatan
Asli Daerah,2009.Jakarta: Softmedia.
Siagian,Sondang P. Pengantar Manajemen,2008.Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjiwo. Metodologi Penelitian Sosial,2001.Bandung: Mandar Maju.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,2008.Bandung:
Alfabeta.
Sule,Erni Trisnawati, Kurniawan Saefullah.PengantarManajemen,2005.Jakarta
The Liang Gie. Administrasi Perkantoran Modern,1980.Yogyakarta: Radya Indra.
Terry R. George dan Leslie W. Rue. Dasar-Dasar Manajemen edisi Bahasa
Indonesia,2010.Jakarta : Bumi Aksara.
Viktor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir. Aspek Hukum Pengawasan Melekat,
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 60 tahun 2013 tentang Kebijakan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah.
Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir No. 2 tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Toba Samosir.
Peraturan Bupati Toba Samosir No. 12 tahun 2009 tentang Uraian Tugas Pokok,