• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN PENGGUNAAN METODE BAGIAN PADA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 2 GORONTALO

Alexandro Masumparit, Nurhayati Liputo, Suriyadi Datau ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lompat tinggi gaya guling perut siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo, melalui metode bagian. Metode yang digunakan adalah deskriptif, alat pengumpul data selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan diadakan refleksi-refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ternyata dengan melalui metode bagian kemampuan lompat tinggi gaya guling perut siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo meningkat, dengan rincian hasil dari pengamatan observasi awal rata-rata kemampuan siswa adalah 52,70% dan pada siklus II (dua) rata-rata kemampuan siswa sebesar 76,14%. Artinya peningkatan siswa dalam pembelajaran ini adalah sebesar 23,44%. Maka dapat disimpulkan kemampuan lompat tinggi gaya guling perut siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo dapat ditingkatkan.

Dengan demikian hipotesis tindakan jika dengan menggunakan metode bagian, maka kemampuan lompat tinggi siwa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo akan meningkat, telah teruji kebenaranya.

(2)

Untuk membentuk manusia yang sehat, kuat fisik dan mental serta mempunyai kemampuan untuk berfungsi lebih baik dalam pembangunan, olahraga mempunyai peranan yang berpengaruh. Kita ketahui bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani atau kegiatan fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian dari pelakunya. Selain itu olahraga merupakan suatu usaha yang mendorong membuktikan dan membina fisik. Berolahraga menuntut kesanggupan jasmaniah tertentu untuk menggunakan tubuh secarah menyeluruh, guna meningkatkan fisik dan mental manusia yang tangguh, cerdas, kuat, berdisiplin dan bertanggung jawab.

Atletik meliputi gerakan jalan, lari, lempar dan lompat adalah cabang olahraga yang paling tua didunia. Hal ini karena umur olahraga atletik ini sama tuanya dengan mulai adanya manusia yang pertama didunia. Aktifitas jalan, lari, lempar dan lompat merupakan bentuk-bentuk keterampilan gerak dasar paling asli dan paling wajar dari manusia serta merupakan gerakan-gerakan yang sangat penting dan tidak ternilai artinya bagi kehidupan manusia. Manusia pertama didunia sudah harus jalan, lari, melempar dan melompat untuk mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidupnya.

Keterampilan lompat merupakan salah satu pokok bahasan yang pula harus disajikan di SMA, jenis lompat yang umumnya dilaksanakan adalah lompat tinggi, lompat jauh, lompat jangkit dan lompat galah. Namun yang akan dibahas yaitu lompat tinggi. Dalam tahapan pembelajaran lompat tinggi kepada siswa SMA, guru harus merancangnya dimulai dari yang mudah dan sederhana, kemudian meningkat ke yang lebih sulit.

Dengan demikian harapan setiap siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan olahraga, bahkan lebih dari itu upaya siswa memiliki prestasi dalam suatu cabang olahraga. Kenyataanya, khususnya pada olahraga lompat tinggi sebagai salah satu materi pelajaran pada pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga pada umumnya belum mempunyai kemampuan atau keterampilan baik dibidang bakat, minat maupun prestasi dalam lompat tinggi sebagaimana yang menjadi kebanggaan semua pihak khususnya SMA Negeri 2 Gorontalo. Bila ditinjau dari fasilitas cukup memadai diantaranya fasilitas lompat tinggi, maka dengan adanya kenyataan bahwa siswa pada umumnya hanya sebagian yang memiliki kemampauan dan keterampilan dalam olahraga lompat tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan pendapat dalam hal bagaimana pemberian metode pembelajaran yang cukup baik untuk permasalahan olahraga tersebut.

(3)

Menurut pengamatan penulis bahwa kurangnya pengembangan metode pembelajaran pada pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga umumnya masih terjadi di sekolah-sekolah yang ada di gorontalo. Ini berarti dari hasil pengamatan penulis khususnya mengenai kemampuan siswa dalam melakukan lompat tinggi gaya guling perut, dimana dari 24 siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo, lebih dari sebagian siswanya memiliki kemampuan rata-rata masih dibawah. Yaitu 3 orang siswa atau 12,5% yang kemampuan rata-ratanya sudah baik, 3 orang siswa atau 12,5% sudah cukup, 15 orang siswa atau 62,5% kemampuanya masih kurang dan 3 orang siswa atau 12,5% rata-rata kemampuanya sangat kurang. Ini berarti masih sangat jauh dari harapan, seharusnya siswa ini sudah harus dapat melakukan lompat tinggi gaya guling perut dengan baik dan benar.

(4)

Atletik

Atletik merupakan istilah dalam olahraga yang berasal dari bahasa yunani yaitu “ Athlon” yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha M.Saputra, 2004 : 1). Istilah Athlon hingga saat ini masih sering digunakan seperti yang kita dengar kata “Pentathlon” atau “Decathlon”. Pentathlon memiliki makna panca lomba, yang meliputi lima jenis lomba, sedangkan Decathlon adalah dasa lomba atau sepuluh jenis lomba.

Olahraga atletik merupakan suatu kebutuhan, menurut (khosim,2005 : 3) Atletik adalah aktifitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah seprti jalan, lari, lompat dan lempar. Dengan berbagai cara atletik telah dilakukan sejak awal sejarah manusia. (Kurniawan,2012 : 32) mengatakan atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dikelompokan menjadi empat nomor lomba. Berdasarkan sejarah kita kembali kezaman klasik purba, dimana atletik dilakukan orang dalam bentuk olahraga yang rapi dan teratur.

Atletik biasa juga disebut dengan mother of sports atau induk dari semua cabang olahraga, penjelasan (Pramono,2010 : 51) yaitu atletik merupakan salah satu olahraga dengan berbagai cabang antara lain nomor lempar, lompat, lari dan jalan. pendapat (Muhajir,2006 : 3) istilah athletic dalam bahasa inggris mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang bersama dengan kegiatan alami manusia seperti berjalan, berlari, melompat, melempar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah panjang kehidupan manusia.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan atletik adalah olahraga yang sangat menarik untuk dilakukan karena didalamnya terdapat berbagai macam olahraga yang dapat bermamfaat bagi kesehatan.

Lompat Tinggi Gaya Guling Perut

Pertama kali melihat tiga nomor lompat dalam atletik mungkin nampak sangat berbeda satu dengan yang lain. Dari sudut pandang teknik mulai dari lompat jauh yang relatif sederhana, sampai lompat jangkit dan lompat tinggi dengan nomor yang rumit. Namun ada sejumlah hal umum yang sangat penting diantara nomor lompat, menarik untuk dipahami yang akan menjadi suatu prestasi yang mengagumkan.

Lompat tinggi merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Pada dasarnya lompat sebagai kemampuan bagi seorang atlit siswa untuk memindahkan tubuhnya dari suatu

(5)

tempat ketempat lain. Sebagaimana yang dikatakan (Widya,2006 : 4 ) Lompat tinggi adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari satu titik ketitik lain. Pada dasarnya ingin mencapai ketinggian yang lebih tinggi meraih prestasi yang memuaskan. Akselerasi antara satu gerakan dengan gerakan lain merupakan rangkaian utuh, tidak boleh terputus-putus. Diambil dari awalan, tumpuan, melayang dan mendarat merupakan langkah-langkah yang paling menentukan. (Saputra,2005 : 57) menjelaskan bahwa lompat tinggi memiliki tujuan untuk berusaha melewati halangan dengan gaya terlungkap melewati mistar langsung mendarat. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Teknik Lompat Tinggi Gaya Guling perut ( Yusup Hidayat, 2010 )

pada lompat tinggi dibutuhkan suatu kemampuan untuk mengangakat tubuh,sementara (Aip Syarifudin,2002:51) Mengatakan yang dimaksud dengan lompat tinggi adalah suatu bentuk lompatan dalam usaha untuk dapat melewati rintangan atau mistar yang dipasang pada kedua tiang dan pelompat menggunakan tumpuan satu kaki, dengan gaya guling perut, lalu kaki yang lain langsung kearah mendarat dan diikuti oleh bagian badan yang lain.

Lompat tinggi adalah jenis lomba yang membutuhkan kemampuan untuk melewati mistar diantara dua tiang. Hal ini menghendaki kemampuan fisik siswa atau atlit dalam melakukan suatu lompatan semaksimal sesuai dengan ketinggian yang diinginkan.

Ada pula hal-hal yang perlu dikuasai dalam lompat tinggi, penjelasan (Roji,2007 : 97) Bahwa dalam melakukan kegiatan lompat tinggi, hendaknya atlit menguasai empat teknik dasar yaitu teknik awalan, teknik tumpuan, teknik melayang, teknik mendarat. Keempat teknik ini

(6)

dilakukan secara koordinasi yang memerlukan kecepatan, kekuatan dan fleksibilitas yang baik dengan mengoptimalkan semua kemampuan yang dimiliki.

Pada lompat tinggi, yang sangat dibutuhkan adalah akselerasi antara satu gerakan yang baik dimulai dengan pengambilan ancang-ancang atau awalan, tumpuan, melayang dan mendarat, unsur tersebut merupakan suatu kesatuan urutan gerakan lompat yang tidak terputus-putus. Untuk mendapatkan keempat unsur ini dengan baik sudah barang tentu seorang pelompat tinggi harus melakukan latihan secara kontinyu, dengan latihan-latihan secara kontinyu maka akan menghasilkan prestasi yang baik.

Gaya guling perut merupakan salah satu gaya dalam lompat tinggi dalam posisi badan terlungkap untuk melewati mistar (Didik Zafar,2010 : 59). Karakteristik pelaksanaan gaya guling perut diawali dengan gerakan awalan, tumpuan, sikap badan diatas mistar atau melayang dan pendaratan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan kinerja dalam lompat tinggi hanya dapat dicapai jika latihan yang memadai sejak usia dini maka materi lompat tinggi wajib diikuti oleh seluruh siswa. Untuk memperoleh hasil lompat tinggi yang baik pelompat harus menguasai teknik yang sempurna, artinya ia harus dapat melakukan gerakan yang dapat menghasilkan prestasi yang maksimal.

Teknik lompat tinggi gaya guling perut menurut (Muhajir, 2007 : 68) adalah : a. Langkah lari Awalan

Awalan lompat tinggi gaya guling perut dilakukan dalam garis lurus yang menyerong dari permukaan depan matras pendaratan, sudut yang disarankan 20 – 30 derajat dari garis lurus matras, tetapi dapat juga awalan tersebut berbentuk lengkungan dengan sudut 45 derajat terhadap letak matras.

Kecepatan dalam melakukan awalan diperlukan untuk memberi momentum terhadap badan untuk melewati mistar. Oleh sebab itu, awalan dilakukan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Panjang langkah di atur agar selalu bertumpu pada titik tumpu yang tepat di anjurkan menggunakan tanda-tanda, kalau tumpuan dilakukan dengan kaki kiri, maka awalan dimulai dari sebelah kiri bak lompat. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

(7)

Gambar 2. Cara melakukan awalan ( Yusup Hidayat, 2010 ) b. Teknik tumpuan kaki

Kaki tumpu harus kuat agar menghasilkan gerakan naik yang maksimal. Untuk mencapai hal ini, langkah terakhir agak lebih lebar dengan sikap badan menengadah disertai gerakan ayunan keatas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi.

Sikap badan yang agak menengadah menyebabkan sudut tumpuan yang besar, sehingga akan mempermudah gerakan keatas. Gerakan kaki ayun dalam keadaan lurus tetapi tidak kaku. Setelah kaki kanan di ayunkan keatas dan badan terangkat dengan kaki tumpu lepas dari tanah, kaki ayun tersebut tidak lurus lagi, ayunkan kaki lebih tinggi dari kepala dan melewati mistar lebih dahulu dari bagian badan yang lain dan usahakan lengan kiri tidak sampai menyentuh mistar. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Cara melakukan tolakan ( Yusup Hidayat, 2010 ) c. Bentuk gerakan saat melayang di atas mistar

(8)

Setelah mencapai titik tinggi maksimum, badan di putar kekiri penuh dengan kepala mendahului melewati mistar. Perut dan dada menghadap kebawah, kaki tumpuan yang semula bergantung ditarik dalam sikap kangkang. Pada saat ini, kaki kanan sudah turun dan tangan sudah siap-siap membantu mendarat. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4. Cara melayang diatas mistar ( Yusup Hidayat, 2010 ) d. Teknik mendarat

Setelah melewati mistar, pelompat dapat langsung jatuh bertumpu pada punggung yang tidak membahayakan. Tetapi, kalau tempat pendaratan merupakan bak pasir karena bak lompat yang empuk dan yang aman tidak ada, maka pendaratan dilakukan dengan kaki kanan ( kaki ayun ) dan di bantu oleh kedua tangan. Kalau badan terpaksa dijatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak bagian kanan kemudian terus berguling. Hal ini dapat dilihat pada gambar beriikut.

(9)

Gambar 5. Cara pendaratan ( Yusup Hidayat, 2010 ) Metode Bagian

Secara umum metode merupakan suatu cara untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat dicapai. Metode dapat dirumuskan sebagai cara untuk menyampaikan apa yang diharapkan sehingga proses pembelajaran akan berlangsung baik sehingga mencapai hasil yang baik pula. Menurut (Suryosubroto, 2002 : 26) mengatakan bahwa metode adalah cara dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Dalam proses belajar mengajar keberadaan metode belajar juga sangat diharapkan. Dalam prakteknya metode mengajar dapat diartikan sebagai suatu cara yang spesifik untuk menyuguhkan tugas-tugas belajar. Secara sistematis yang terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif dan bimbingan yang difokuskan pada penguasaan isi dari pengalaman belajar yang diarahkan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Seperti halnya dalam suatu penjelasan Umi Khasanah (Andi Suhendra,1999 : 56) metode pembelajaran bagian adalah suatu cara latihan yang bertitik tolak dari pandangan bahwa suatu latihan dapat diberikan menurut bagian-bagianya. Selanjutnya (Adisuyanto, 2009 : 22) mengemukakan bahwa metode bagian merupakan bentuk pembelajaran pemecahan suatu bagian menjadi beberapa bagian yang lebih kecil agar mengurangi kesalahan gerak. Dari pandangan ini disusun suatu panduan bentuk pola latihan tertentu, latihan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dalam bentuk urutan gerak yang sederhana dan mudah sampai ketitik yang

(10)

lebih sulit dan kompleks. Setiap gerakan harus dikuasai terlebih dahulu sebelum dilanjutkan pada gerakan berikutnya.

Yang terpenting untuk dipertimbangkan dalam penerapan metode bagian adalah sifat gerakan yang dipelajari. Menurut Umi Khasanah (Sugiyanto, 1996 : 67) menyatakan, Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk mempraktekkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-bagian gerakan dikuasai baru mempraktekkannya secara keseluruhan. Sedangkan pendapat dari (Dumadi, 2002 : 29) bahwa metode bagian adalah metode yang mengajarkan suatu keterampilan gerak dengan cara memecah-mecah gerak sebelum dijalin menjadi satu rangkaian gerak secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran bagian adalah suatu cara penerapan materi pelajaran yang didalam pelaksanaanya lebih mengutamakan hal-hal sebagai berikut : (1) siswa di kondisikan untuk menguasai materi pelajaran bagian perbagian, (2) materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk yang terpisah-pisah, dengan tujuan mengurangi beban kerja, (3) penyajian materi di sesuaikan dari mulai yang mudah dan berakhir dengan yang sukar.

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode bagian akan lebih memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang akan di ajarkan. Karena pada metode ini siswa di ajarkan bagian perbagian, seperti bagian cara melakukan awalan, bagian cara melakukan tumpuan, bagian cara melakukan sikap melayang diatas mistar atau gaya guling perut dan bagian cara melakukan pendaratan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo. Waktu pelaksanaan tindakan pada bulan november dan bulan desember 2013 yang akan dilaksanakan dalam beberapa siklus.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 17 orang putra dan 7 orang putri, dengan tingkat kemampuan lompat tinggi yang bervariasi. Usia rata-rata 15 sampai 16 tahun dengan latar belakang tingkat kehidupan yang berbeda.

Dari 24 orang siswa tersebut masih terdapat sebagian besar siswa yang perlu di bantu teknik kemampuan lompat tinggi dengan metode mengajar bagian.

(11)

a. Variabel Input

Variabel input meliputi kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran dan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta sarana dan prasarana yang dipakai guna meningkatkan kemampuan dasar siswa dalam meningkatkan kemampuan lompat tinggi gaya guling perut.

b. Variabel Proses

Variabel proses meliputi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran dalam melakukan gerakan lompat tinggi gaya guling perut dengan menggunakan metode bagian, melalui empat indikator antara lain adalah : (a) cara awalan, (b) cara tumpuan / tolakan, (c) cara melayang, (d) cara mendarat. c. Variabel Output

Variabel output meliputi serap kemampuan siswa pada materi pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk perolehan skor melalui praktek kemampuan dalam melakukan lompat tinggi gaya guling perut.

DATA

Persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini adalah : a. Membuat Lembar Observasi

Dalam lembar observasi tersebut peneliti mengambil data kemampuan tentang cara siswa dalam melakukan lompat tinggi gaya guling perut.

b. Mempersiapkan Perlengkapan Yang Dibutuhkan

Peneliti dengan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang ada ditempat sekolah, peneliti mempersiapkan sarana dan prasarana olahraga yang akan digunakan selama proses tindakan.

Menyusun Langkah-Langkah Tindakan dan Jadwal Kegiatan

Peneliti dan guru mitra mendiskusikan metode, strategi dalam pembelajaran yang tepat bagi siswa, serta hari dan waktu pelaksanaan tindakan.

Tindakan ini dilaksanakan dengan unsur kerja sama antara peneliti dengan guru mitra dalam hal ini guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dimaksud harus sesuai dengan skenario tindakan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk masing-masing siklusnya dilaksanakan berdasarkan hasil tindakan dalam setiap siklus.

(12)

Tahap pemantauan dan evaluasi ini dilaksanakan pada saat proses pelaksanaan tindakan berlangsung dan dari pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan.

Pada saat proses pelaksanaan tindakan peneliti mengadakan observasi terhadap perkembangan kemampuan siswa melompat tinggi. Apabila telah selesai pelaksanaan tindakan secara keseluruhan, maka peneliti beserta guru mitra akan memberikan umpan balik untuk mengevaluasi kembali hasil tindakan.

Untuk mengukur hasil pembelajaran digunakan penilaian standar dengan menggunakan penilaian kuantitatif dengan interval 0-100 yang dirinci sebagain berikut : Nilai 86-100 Baik Sekali (BS), Nilai 71-85 Baik (B), Nilai 56-70 Cukup (C), Nilai 41-55 Kurang (K), Nilai 0-40 Kurang Sekali (KS).

Selanjutnya untuk menentukan kategori siswa yang tergolong mampuh dan yang belum mampuh dalam lompat tinggi gaya guling perut, dilihat total dari nilai yang diperoleh siswa dalam empat aspek pada lompat tinggi, hasilnya dibagi empat, nilai rata-rata tersebut merupakan nilai akhir untuk setiap siklus.

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada setiap tahap observasi, kemudian hasilnya digunakan untuk merefleksi diri, apakah siswa sudah dapat meningkatkan kemempuan lompat tinggi gaya guling perut. Hasil analisis ini digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Selanjutnya apabila pada siklus berikutnya kemampuan siswa telah mencapai sasaran pada indikator kinerja, refleksi terus dilakukan guna mencari kekurangan-kekurangan dan kesalahan selama tindakan pada siklus sebelumnya. Tahap ini merupakan kegiatan akhir dari penelitian, yakni peneliti merangkum seluruh data yang diperoleh selama proses kegiatan dan mendeskripsikan, membahas serta membuat kesimpulan-kesimpulan berdasarkan temuan pada proses penelitian.

HASIL

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo, dengan jumlah siswa seluruhya 24 orang yang terdiri atas 17 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lompat tinggi gaya guling perut dalam cabang olahraga atlletik melalui metode bagian. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengadakan observasi awal, yang dilaksanakan pada hari kamis 3 oktober 2013 dan pelaksanaan tindakan sebanyak tiga kali dan satu kali evaluasi (siklus I) pada tanggal 2 – 5 desember 2013, kemudian dilanjutkan dengan masuk pada tahapan (siklus

(13)

II) pemberian tindakan sebanyak tiga kali dan satu kali evaluasi pada tanggal 11 – 14 desember 2013.

Dari pengamatan yang diperoleh pada hasil observasi awal dari 24 orang siswa dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa belum mampuh melakukan lompat tinggi gaya guling perut. Maka dari itu peneliti merefleksikan dan memperhatikan hal-hal yang perlu dipersiapkan, bersama dengan guru mitra peneliti mendiskkusikan segala persiapan, sebelum masuk pada langkah tindakan siklus I (satu) diberikan dengan tindakan menggunakan metode pembelajaran bagian. Oleh karena itu peneliti bersama dengan guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus I (satu).

Dari pengamatan yang diperoleh pada hasil kegiatan siklus I (satu), dapat diketahui capaian hasil rata-rata siswa bahwa menunjukan suatu peningkatan kemampuan dalam lompat tinggi gaya guling perut pada cabang olahraga atletik, namun belum signifikan sesuai dengan harapan pada indikator kinerja yaitu 75%. Hasil yang dicapai oleh siswa pada kegiatan siklus I (satu) rata-rata 65,41% atau meningkat 12,71% dari hasil pengamatan observasi awal. Maka dari itu peneliti bersama guru mitra berdiskusi untuk melanjutkan tindakan pada siiklus II (dua).

Dari hasil yang diperoleh pada kegiatan siklus II (dua), telah dapat diketahui bahwa menunjukan suatu peningkatan kemampuan yang signifikan dalam pembelajaran lompat tinggi gaya guling perut pada cabang atletik. Hasil yang diperoleh pada siklus II (dua) yaitu sebesar 76,14% atau meningkat 10,73% dari hasil pengamatan kegiatan pada siklus I (satu). Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berdiskusi bahwa sudah tidak perlu untuk diadakan lanjutan tindakan.

(14)

PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) di SMA Negeri 2 kota Gorontalo, kecamatan kota barat, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lompat tinggi gaya guling perut pada siswa kelas X dengan penggunaan metode bagian, dimana dalam penyajian materi yang diberikan dalam bentuk terpisah-pisah atau bagian perbagian. Gunanya untuk membantu guru atau meringankan kerja dalam tahapan pembelajaran lompat tinggi.

Dalam penelitian ini, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai lompat tinggi gaya guling perut. Dengan memperhatikan indikator capaian sebagai berikut : (1) awalan, (2) tumpuan/tolakan, (3) melayang (gaya guling perut), (4) pendaratan. Setelah penjelasan dirasa cukup, maka guru mendemonstrasikan memberi contoh gerakan yang sebenarnya dan siswa diminta untuk memperhatikan dengan seksama.

Berdasarkan deskripsi yang telah diuraikan sebelumnya, observasi awal sebesar 52,70% dan siklus I (satu) sebesar 65,41% serta siklus II (dua) adalah 76,14%. Perolehan ini menggambarkan bahwa rata-rata siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo, mampuh memperbaiki kekurangan setelah diberikan tindakan dalam dua siklus. Artinya peningkatan kemampuan siswa dalam mata pelajaran lompat tinggi gaya guling perut meningkat berkat adanya tindakan melalui metode pembelajaran bagian. Tindakan ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi guru olahraga dalam hal mengajar olahraga atletik khususnya lompat tinggi.

Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa kreaktifitas guru menjadi kunci dalam menuntaskan pembelajaran disekolah. Dalam penelitian ini peningkatan kemampuan teknik dasar siswa dalam mata pelajaran lompat tinggi gaya guling perut karena adanya tindakan yang dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran bagian. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran ini capaian hasil peningkatan kemampuan dari observasi awal ke siklus I (satu) adalah sebesar 12,71% dan peningkatan dari siklus I (satu) ke siklus II (dua) yaitu 10,73%, total peningkatan dari hasil observasi awal sampai siklus II (dua) sebesar 23,44%.

Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa peningkatan sudah melebihi indikator kinerja yang diharapkan sebesar 75%. Artinya pada masing-masing komponen kemampuan dasar pada setiap siklus sangat jelas selisih peningkatanya. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa dengan penggunaan metode bagian yang telah diajukan dapat diterima.

(15)

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pencapaian pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yaitu dengan penggunaan metode bagian dalam proses pembelajaran maka kemampuan dasar lompat tinggi gaya guling perut pada siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo dapat ditingkatkan.

2. hasil penelitian yang diperoleh dilapangan khususnya pada siklus I (satu) untuk (a) cara melakukan awalan rata-rata kemampuan siswa 67,29%, (b) cara menggunakan tumpuan/tolakan rata-rata 65,41%, (c) cara melayang (gaya guling perut) rata-rata 64,79%, (d) cara pendaratan rata-rata 64,16%. Dan indikator yang diharapkan sebesar 75%, berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo belum seluruhnya memiliki kemampuan dasar lompat tinggi gaya guling perut sesuai harapan.

3. berdasarkan lanjutan pada siklus II (dua), (a) cara melakukan awalan rata-rata kemampuan siswa 77,08%, (b) cara menggunakan tumpuan /tolakan rata-rata 76,66%, (c) cara melayang (gaya guling perut) rata-rata 75,62% dan (d) cara pendaratan rata-rata 75,20% dari indikator yang diharapkan sebesar 75%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas X SMA Negeri 2 gorontalo seluruhnya sudah memiliki kemampuan dasar lompat tinggi gaya guling perut sesuai dengan harapan pada indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar 75%.

SARAN

Hasil penelitian ini secara nyata dapat melahirkan beberapa saran sebagai berikut :

1. Setiap guru hendaknya menjadikan penelitian tindakan kelas ini sebagai bahan acuan dalam rangka meningkatkan kemampuan dasar siswa dalam lompat tinggi gaya guling perut.

2. Guru hendaknya kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran guna menghindari kejenuhan siswa selama proses pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.

3. Diharapkan kepada seluruh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar siswa, khususnya siswa disekolah menengah atas.

(16)

4. Diharapkan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam memilih dan menetapkan model, metode dan strategi pembelajaran harus mengetahui dan memahami kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, sebelum digunakan dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisuyanto, 2009. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Bagian. Bumi Aksara. Jakarta

Dumadi, 2002. Kumpulan Metode-Metode Proses Pembelajaran. Pioner Jaya. Bandung

Hidayat, Dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Kelas X Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta.

Khasanah Umi dan Sugiyanto. 2010. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Keseluruhan Dan Bagian Terhadap Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Mini Pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri 01 Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.

(

http://www.today.net/i-perbedaan-pengaruh-metode-pembelajaran-keseluruhan-bagian--id9359168. diakses 9 oktober 2013).

Khasanah Umi dan Suhendra Andi. 2010. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Keseluruhan Dan Bagian Terhadap Kemampuan Servis Bawah Bola Voli Mini Pada Siswa Putra Kelas V SD Negeri 01 Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.

(

http://www.today.net/i-perbedaan-pengaruh-metode-pembelajaran-keseluruhan-bagian--id9359168. diakses 9 oktober 2013).

Khosim.2005. Atletik 1. Sejarah Lari, Lompat, Lempar. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta.

Kurniawan. 2012. Pedoman Mengajar: Lari-Lompat-Lempar-jalan. Teguh Karya. Jakarta. Muhajir. 2007. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Wawasan Baru. Beberapa Metode

Pendukung. Beberapa Komponen Layanan Khusus. PT.Rineka Cipta..

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. SMK Kelas XI. Bandung. Yudhistira.

Pramono. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. SMA kelas X. PT.Intan Pariwara. Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jilid 3 Kelas X SMA. Erlangga. Rusli, Lutan. 2002. Menuju Sehat Bugar. Visindo Media Persada..

Saputra, Yudha M. 2009. Dasar-Dasar Keterampilan Atletik. Karya Mandiri Nusa.Jakarta. Suryosubroto B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah dan Beberapa Metode Pendukung,

(17)

Syarifudin, Aip. 2002. Atletik. Depdikbud. Jakarta. Widya. 2006. Dasar-Dasar Atletik. Ganeksa. Bandung.

(18)

Gambar

Gambar 1. Teknik Lompat Tinggi Gaya Guling perut ( Yusup Hidayat, 2010 )
Gambar 3. Cara melakukan tolakan ( Yusup Hidayat, 2010 )  c.  Bentuk gerakan saat melayang di atas mistar
Gambar 4. Cara melayang diatas mistar ( Yusup Hidayat, 2010 )  d.  Teknik mendarat
Gambar 5. Cara pendaratan ( Yusup Hidayat, 2010 )

Referensi

Dokumen terkait

Media kartu bergambar ini dikembangkan dengan tujuan untuk menghasilkan suatu media yang menarik yang dapat mengembangkan aspek bahasa anak Paud.. Setelah melakukan

Dalam mengidentifikasi tipe kesopanan maksim dalam tuturan mahasiswa semester 6 jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya penulis berpegang pada pendapat Leech

Kadang-kadang refleks yang awalnya tidak terlihat dapat kita peroleh dengan meminta pasien untuk mengatupkan giginya (untuk refleks tendon ekstremitas atas) atau mengaitkan jari-jari

Setelah dilakukan analisa data penulis mendapatkan prioritas masalah keperawatan dengan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai

Penulis memakai PHP dan MySQL karena merupakan bahasa pemrograman dan Database yang bersifat open source, menggunakan Macromedia Dreamweaver 8 untuk merancang tampilan website,

Judul penelitian yang dilakukan peneliti adalah: ” Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada CV Abitas Barata Medan ”..

Untuk mencapai tujuan akhir mi, perlu dilakukan kegiatan kebahasaan dan kesastraan seperti (1) pembakuan ejaan, tata bahasa, dan peristilahan melalui penelitian bahasa dan

Berangkat dari hal tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Kemiskinan, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap IPM di