• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visi, Misi & Strategi Serta Program Kerja Calon Bupati & Wakil Bupati Kabupaten Pelalawan Tahun Abu Mansyur Matridi, SE & Habibi Apri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Visi, Misi & Strategi Serta Program Kerja Calon Bupati & Wakil Bupati Kabupaten Pelalawan Tahun Abu Mansyur Matridi, SE & Habibi Apri"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Visi, Misi & Strategi

Serta Program Kerja

Calon Bupati & Wakil Bupati

Kabupaten Pelalawan

Tahun 2021--2026

Abu Mansyur Matridi, SE

&

Habibi Apri

“Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui,

Penguatan Ketahanan Pangan, Ekonomi Kreatif,

Pengembangan Industri berbasis potensi dan Kearifan

(3)

Latar belakang

Pada bulan Oktober tahun 1999 Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan enam kabupaten baru di Riau. Diantaranya Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kabupaten Kuantan Sengingi. Pelalawan sebelumnya berada di bawah administrasi Kabupaten Kampar, lalu atas kesepakatan bersama yang dilakukan oleh seluruh masyarakat melalui tokoh-tokohnya Pelalawan akhirnya mendapat persetujuan menjadi sebuah kabupaten baru di Provinsi Riau. Tanpa terasa kini Kabupaten yang kita cintai ini sudah memasuki usia 21 tahun yang baru beberapa bulan lalu kita peringati.

Dalam rentang waktu 20 tahun ini, harus kita akui cukup banyak kemajuan yang terjadi, baik itu disebabkan oleh upaya masyarakat, swasta maupun oleh pemerintah kabupaten, provinsi dan bahkan nasional. Dalam hal komunikasi misalnya, berkembangnya teknologi telekomunikasi telah menyebabkan seluruh masyarakat dapat membangun komunikasi keseluruh dunia dengan mudah dan cepat tanpa terbatas waktu. Pertumbuhan perusahaan baik itu perkebunan, hutan tanaman industri, disadari atau tidak telah menyumbang begitu banyak infrastruktur berupa jalan yang melintas dari desa yang satu ke desa yang lain, dari kecamatan yang satu ke kecamatan lainnya, sehingga tidak satupun desa yang boleh di katakan terisolir sebab semunya memiliki akses jalan darat, disamping transportasi laut dan sungai. Pada kenyataan lain, selama 20 tahun kemajuan Pelalawan sejajar dengan kabupaten lainnya di Indonesia.

Sejalan dengan kemajuan yang terjadi, kita memperhatikan bahwa sesunggguhnya kondisi masyarakat kita masih mengalami kemajuan yang tidak seimbang. Penyediaan fasilitas umum seperti jalan, listrik telekominikasi boleh dikatakan sudah cukup memadai bahkan jika dibanding dua puluh tahun lalu, kemajuan begitu jauh terjadi. Sungguhpun demikian dari sisi kesejahteran berpaikan ekonomi dan kebutuhan hidup lainnya, masih menggambarkan kesulitan yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar. Kami mengunjungi hampir seluruh desa yang ada di Kabupaten Pelalawan dalam durasi setahun terakhir, kita melihat betapa persoalan ekonomi dan kesejahteraan masih menjadi persoalan utama yang mereka hadapi. Kita juga melihat angka pengangguran juga cukup tinggi, dan intu terjadi baik dikalangan generasi muda yang lulusan SMK maupun yang lolos dari perguruan tinggi. Kalau kita lihat angka statistik yang di buat oleh BPS, maka Pelalawan berada di urutan ke tiga sebagai Kabupaten miskin di Riau. (tolong masukan data tentang kemiskinan).

Jika kita lihat dari sisi potensi yang kita miliki, baik sumber daya alam, maupun yang lain, sesungguhnya masyarakat Kabupaten Pelalawan dapat hidup lebih sejahtera. Daerah kita di aliri sungai yang panjangnya ratusan kilo meter yaitu Sungai Kampar yang disertai puluhan anak-anak sungai yang dapat dijadikan sebagai basis bagi memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Daerah kita dilintasi jalan nasional yang menghubungkan seluruh kota besar di Sumatra dan kita berada di tengah-tengah pulau Sumatra, yang artinya akan sangat menunjang bagi kita untuk menguatkan ekonomi di bidang jasa dan makanan serta ekonomi kreatif lainnya. Kita memiliki hutan lindung, laut dan

(4)

pulau, serta keunikan alam lainnya seperti bono yang merupakan penomena alam satu-satunya di Indonesia yang sudah mampu menimbulkan daya tarik bagi turis internasional. Kita juga memiliki hamparan yang begitu luas dan subur, rawa-rawa yang kesemuanya sangat potensi bagi peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat, baik itu bagi sektor perkebunan buah-buahan, ternak dan juga palawija.

Sayangnya, semua potensi itu, seakan tidak berarti apa-apa sebab belum diberdayakan semaksimal mungkin bagi upaya mensejahterakan masyarakat. Begitu besarnya peluang, tidak dapat lagi kita pandang sebagai kawasan atau potensi bagi peningkatan penghasilan. Hal ini terjadi selain disebabkan ketidak berdayaan masyarakat yang diakibatkan keterbatasan yang mereka miliki, juga karena lalainya pemerintah dalam memberikan perhatian terhadap aspek kesejahteraan bagi masyarakat. Hari ini, infrastruktur berupa jalan dan jembatan, listrik, telekomunikasi boleh di katakan cukup memadai, tetapi sebahagian besar masyarakat kita tidak dapat dengan gagah menikmati itu semua sebab ketidak berdayaan mereka dalam menghadapi kemiskinan. Jalan-jalan lintas tidak dapat mereka jadikan sarana bagi pengeluaran produk mereka, sebab mereka belum mampu menghasilkan produk, sehingga mereka hanya dapat menonton lalu lalangnya kendaraan tanpa mereka dapat menghsilkan apa-apa dari kesibukan lalu lintas yang ada. Lahan-lahan mereka biarkan menjadi semak belukar sebab kemampuan mereka untuk mengelola sangat terbatas. Sungai hanya tempat mereka menyaksikan bahwa ada puluhan ton sampah yang hanyut serta berbagai bentuk racun, sehingga sungai yang mestinya menjadi sumber kehidupan tidak dapat mereka manfaatkan dengan baik bagi penunjang kehidupan perekonomian mereka.

Untuk sementara kita melihat, sesungguhnya jika potensi yang ada benar-benar tergarap dengan baik, maka masyarakat Kabupaten Pelalawan sudah tentu akan meningkat kesejahteraanya, dan tidak akan lagi menjadi kantong kemiskinan dan pengangguran di Riau. Kita juga berpikir, bahwa sudah saatnya kita benar-benar memberdayakan potensi yang ada, mengarahkan, memotifasi dan memberikan solusi bagi masyarakat untuk bersama-sama bangkit memanfaatkan potensi yang ada dengan harapan pada akhrnya dapat memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat secara luas. Kita menyadari perkaan ini memang tidaklah mudah, tetapi kita harus pahami, untuk dapat menaklukan gunung,, kita memulainya dari sekali langkah, lalu meneruskan langkah berikutnya.

(5)

Pelalawan Dalam Cita-Cita Bangsa

Sebelum melangkah lebih jauh tentang pemaparan visi, misi dan strategi untuk memajukan masyarakat dan daerah Kabupaten Pelalawan, kami ingin menyinggung dulu tentang batas-batas dan tanggung jawab berkaitan dengan posisi kepala daerah setingkat kabupaten. Kabupaten Pelalawan ini adalah daerah otonomi berupa kabupaten dimana diberikan keluasan lebih banyak bagi kepala daerahnya dalam melakukan kreasi dan kebijakan terutama dalam upaya meningkatkan kemajuan masyarakat di wilayah administrasi kabupaten. Sungguhpun demikian secara struktur di pemerintahan, Kabupaten Pelalawan berada di bawah Provinsi Riau dan sebahagian kecil dari wilayah nasional atau negara. Kebijakan Bupati Kabupaten Pelalawan hanya khusus berada di daerah administrasi Kabupaten Pelalawan, sedangkan kebijakan gubernur dan negara salah satu kawasannya, meliputi daerah kawasan Kabupaten Pelalawan sebagai daerah administrasinya.

Dari kenyataan itu menurut hemat kami sangatlah tidak elok jika kita membuat visi dan misi bagi Kabupaten Pelalawan tanpa memperhatikan atau menyesuaikan dengan visi misi Riau sebagai Provinsi dan Presiden sebagai kepala negara. Alangkah tidak eloknya jika justru visi misi kita justru berbeda jauh dari cita-cita negara. Atas pertimbangan itu pulala melalui visi misi kami ini kami sedikit menyinggung mengenai visi dan misi baik Riau maupun Nasional, kami mengupayakan terbentuknya rangkaian semangat yang sama, saling mengisi dan melengkapi visi di setiap titik administrasi wilayah yang ada.

Visi Nasional

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional 2025, maka dapat kita rasakan betapa besarnya keinginan bangsa ini untuk meraih kemajuan sebagai sebuah negara. Keinginan itu jika kita perhatikan dengan cermat, bukan saja sebatas tercapainya kejayaan dan kemakmuran serta kemandirian bagi masyarakat, tetapi negara ini harus jadi bahagian penting dalam pergaulan internasional. Bahkan pada ulang tahun Indonesia ke 100 yang akan terjadi pada tahun 2045 mendatang, atau sekitar 33 tahun lagi, sebagaimana pernah di ungkapkan Presiden Joko Widodo, kita ingin menjadi satu dari 7 negara maju di dunia.

Visi Provisi Riau

Sejalan dengan keinginan nasional, Riau sebagai provinsi dimana Pelalawan menjadi bahagian darinya telah pula memperkuat visi misi nasional yaitu :

“RIAU SEBAGAI PUSAT EKONOMI DAN KEBUDAYAAN MELAYU PADA LINGKUP MASYARAKAT YANG AGAMIS, SEJAHTERA LAHIR DAN BATIN DI

(6)

Sebagai bahagian integral dari republik ini menurut kami Pemerintah Kabupaten Pelalawan bukan saja sekedar mendukung baik visi nasional maupun Riau, tetapi harus berperan lebih besar agar cita-cita negara tersebut dapat terujud. Pelalawan sedapat mungkin menurut kami harus jadi salah satu tonggak kemajuan Indonesia dan juga Riau.

Jika negara mencita-citakan kemandirian, kesejahteraan, keadilan sosial yang berlandaskan ketuhanan yang maha esa, sebagaimana tertuang dalam butir butir pancasila dan mukadimah UUD 45 Republik Indonesia, maka semua harapan itu harus kita wujudkan pula bagi masyarakat di Pelalawan. Jika perlu, kitalah yang menjadi lokomotif untuk mencapai keinginan itu. Berat, dan tidak mudah memang, tetapi hal ini haru dijadikan tantangan dan cambuk bagi kita untuk berbuat semaksimal mungkin bagi kemajuan masyarakat Pelalawan. Kepala Daerah melalui kebijakannya yang tertung baik dalam visi, misi, strategi, maupun programnya harus memperkuat harapan itu, bukan sebaliknya yaitu bertentangan dengan semangat baik nasional maupun provinsi. Daerah kabupaten harus menjadi titik perwujudannya, dan tidak ada alasan bagi kita untuk menghindar. Untuk harapan dan tujuan kemajuan negara maka segala hal yang melemahkan harus dibuang, Kita harus merubah cara berpikir dan bertindak, agar orientasi kita dalam melakukan pekerjaan menjadi lebih baik, untuk mencapai kemajuan.

Visi Kabupaten Pelalawan

Sebagaimana negara, provinsi maka Kabupaten Pelalawan sesungguhnya juga memiliki visi yang jauh ke depan. Jika boleh kita simpulkan pada hakekatnya visi Kabupaten Pelalawan sesungguhnya juga bertujuan yang sama, baik dengan tujuan atau visi nasional maupun provinsi, tetapi skopnya lebih kecil yaitu khusus bagi Kabupaten Pelalawan. Adapun visi Kabupaten Pelalawan yaitu :

“TERUJUDNYA KABUPATEN PELALAWAN MAJU DAN SEJAHTERA, MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI KERAKYATAN YANG DIDUKUNG OLEH PERTANIAN YANG UNGGUL DAN INDUSTRI YANG TANGGUH DALAM MASYARAKAT YANG BERADAT, BERIMAN, BERTAQWA DAN BERBUDAYA

MELAYU TAHUN 2030.”

Jika kita perhatikan maka ada benang merah yang terlihat jelas antara baik dari visi atau tujuan negara yang termaktub dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, visi Provinsi Riau dan juga visi Kabupaten Pelalawan. Hakekat dari seluruh visi itu adalah menginginkan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan kenyataan ini maka dapat kita simpulkan bahwa persoalan kesejahteraan adalah titik fokus yang tidak boleh tidak harus diperjuangkan, dan diupayakan karena masalah kesejahteraan sudah menjadi kesepakatan bangsa ini dalam tujuan menjadi sebagai sebuah negara, di samping tujuan lainnya seperti keadilan sosial dan kemerdekaan itu sendiri.

Persoalannya terkadang upaya untuk meujudkan kesejahteraan itu sendiri tidaklah begitu mudah. Ada banyak factor yang harus menjadi titik

(7)

perhatian. Bukan saja factor, tetapi cara yang tepat juga merupakan titik penentu. Pada kenyataan lain, kesejahteraan itu bukan pula ditunjang oleh satu aspek, tetapi banyak aspek, sehingga langkah yang harus ditempuh dan di anggap tepat pada satu titik, maka belum tentu tepat di titik yang lainnya. Untuk benar-benar dapat menghasilakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan maka memang perlu melihat persoalan secara holistic, serta mengetahui titik sentuh yang paling dominan dari sekian banyak pariabel yang kita pertimbangkan.

Sebagaimana visi Kabupaten Pelalawan di atas, jika kita lihat sebahagian besar dari keinginan itu mungkin sudah terujud. Artinya Kabupaten Pelalawan sudah dikenal sebagai sebuah daerah yang memiliki industri yang tangguh. Ada puluhan pabrik kelapa sawit yang berdiri di Kabupaten Pelalawaan, ada pula pabrik kertas, terbesar di dunia, dan terakhir pabrik turunan dari pabrik kertas yang baru saja di resmikan oleh Presiden Joko Widodo. Ironisnya keadaan ini jika kita cermati tidak terlalu berpengaruh siknifikan terhadap kesejahteraan rakyat. Keberadaan industri yang tangguh ini juga tidak memiliki korelasi yang kuat terhadap usaha yang dihasilkan masyarakat, terutama masyarakat petani. Contoh lain misalnya, ada Kecamatan Kuala Kampar yang terkenal dengan pertaniannya, tetapi mengalami tingkat kemiskinan tertinggi untuk Kabupaten Pelalawan.

Dari kenyataan ini, sesungguhnya kita dapat menarik kongklusi bahwa apa yang sudah menjadi semangat dalam visi dan misi itu sendiri tidaklah salah, persoalannya adalah bagai mana kita memahami dan memaknai visi dan misi itu sendiri. Mungkin ada tafsir yang keliru atau berbeda sehingga dalam merealisasikan visi dan misi itu sendiri dalam bentuk kebijakan menjadi kurang tepat sasaran, dan pada akhirnya roh dari visi dan misi itu sendiri tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Beranjak dari kenyataan ini maka kami coba melihat dan memperhatikan keadaan yang ada, kami coba mengunjungi hampir seluruh desa dan berdialog dengan masyarakat. Kami melihat sesungguhnya , begitu besar potensi yang kita miliki, tetapi tersia-siakan begitu saja. Titik-titik, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang sesungguhnya dapat menjadi teraju bagi kesejahteraan masyarakat begitu banyak terabaikan. Ada Ribuan hektar lahan, terbiarkan tidur begitu saja di sepanjang muara sungai Kampar mulai dari Kuala Panduk hingga sampai ke Desa Sungai Mas dan Serapung. Kawasan ini sempat termasyhur dengan tanaman jagungnya, tetapi akibat ketidak berdayaan dan kemampuan masyarakat untuk menggarapnya maka kini jadi terabaikan.

Ada Hutan Margasatwa di Kerumutan, Fenomena bono di Teluk Meranti, Teso Nilo di Ukui dan Langgam, yang keberadaanya belum mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Ada ratusan kilo bantaran sungai yang di mulai dari Langgam hingga Pulau Muda yang sesungguhnya pernah menjadi sumber kesejahteraan masyarakatnya, baik dari potensi sungai itu sendiri maupun hutan kiri kanannya. Tetapi kondisinya belakangan ini menjadi kurang produktif. Kawasan-kawasan ini, seseungguhnya sangat mungkin untuk dimanfaatkan dengan meninjau ulang atas keberadaanya sehingga dapat

(8)

kembali diberdayakan secara maksimal untuk kesejahteraan kehidupan masyarakat sekitarnya dan Kabupaten Pelalawan umumnya.

Dari sekelumit contoh dan kenyataan yang kami kemukakan di atas, serta dalam upaya meujudkan visi dan misi Kabupaten Pelalawan yang waktunya tinggal 10 tahun lagi, maka melalui proses pemilihan pilkada kali ini kami maju dengan dengan mengusung VISI;

“MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI, PENGUATAN KETAHANAN PANGAN, EKONOMI KREATIF, PENGEMBANGAN INDUSTRI

BERBASIS POTENSI DAN KEARIFAN BUDAYA LOKAL

Melalui visi ini kita berharap akan dapat melakukan gerakan pembangunan kesejahteraan lebih fokus, dengan memperhatikan segala potensi yang kita miliki baik itu dari aspek sumber daya alam yang masih tersedia, tetapi belum mampu diberdayakan secara maksimal, maupun sumber daya manusia, yang memiliki kemampuan dalam hal-hal tertentu, tetapi tidak dapat berkembang karena keterbatasan termasuk ketersediaan pasar yang tidak memadai, atau tidak ada sama sekali.

MISI

Visi yang kita sampaikan di atas, hanya akan menjadi sebuah slogan jika visi itu sendiri tidak kita wujudkan. Sedangkan untuk mewujudkan visi itu, kita memerlukan langkah-langkah yang tepat, sehingga begitu kita memulai mewujudkan keinginan yang tertuang dalam visi dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Agar lebih memudahkan maka berdasarkan visi yang ada kami membagi empat BIDANG GARAPAN yang akan menjadi SASARAN misi dalam perencanaan PEMBANGUNAN KABUPATEN PELALAWAN ke depan. Empat BIDANG GARAPAN itu antara lain ADALAH; “ penguatan ketahanan pangan ”, “ekonomi kreatif ”,

“pengembangan industri berbasis potensi dan mempertahankan kearipan lokal”.

PEMAHAMAN KETAHANAN PANGAN

Secara konseptual ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan masyarakat untuk mengakses sumber-sumbr pangan yang tersedia. Penguatan ketahanan pangan adalah suatu benteng terhadap gangguan yang terjadi pada masyarakat seperti pada masa kelangkaan dan ketiadaan suplai. Kebutuhan menjadi sangat penting akibat berbagai faktor seperti ; terjadinya bencana alam, kelangkaan bahan bakar, ketidakstabilan ekonomi, situasi perang wabah penyakit dan lain sebagainya.

Ketahanan pangan adalah sebuah kondisi yang terkait dengan ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan. Bahkan Kekhawatiran terhadap ketahanan pangan telah ada dalam sejarah kehidupan sebuah bangsa

(9)

atau kerajaan sejak puluhan ribu tahun lalu. Dalam sejarah Tiongkok pada puluhan ribu tahun lalu mereka sudah menerapkan sistim lumbung untuk persiapan menyimpan bahan pangan, demikian pula dengan pemerintahan Mesir Kuno. Cadangan pangan baru dikeluarkan pada masa paceklik, sehingga kondisi kesulitan pangan di masyarakat menjadi teratasi.

Secara historis, kebijakan pengelolan ketahana pangan ini dikuasai oleh negara melalui lembaga yang mereka bentuk dengan definisi bahwa negara akan aman secara pangan jika produksi pangan selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan permintaan dan dapat menjaga kestabilan harga di tengah masyarakat.

Pada tahun 1966 dalam pembicaraan yang diadakan PBB dalam World Food Summit di cetuskan bahwa definisi baru mengenai ketahanan pangan tidak lagi menitik beratkan pada tugas negara, tetapi sudah membuka pandangan yaitu ketahanan pangan dalam konteks perorangan ( rumah tangga) dan bukan lagi di bawah kendali lembaga yang dibentuk oleh negara.

Menurut World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan yaitu: Ketersediaan Pangan, Akses Pangan dan Pemanfaatan Potensi Pangan.

- Ketersediaan pangan adalah kemampuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat di suatu daerah dalam menyediakan sejumlah kebutuhan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. - Akses pangan adalah kemampuan untuk memiliki sumber daya manusia

yang kreatif dalam masyarakat disuatu daerah secara ekonomi maupun pisik untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi.

- Pemanfaatan pangan adalah kemampuan masyarakat suatu daerah dalam memanfaatkan potensi pangan dengan benar dan tepat secara propesional.

Namun, ketiga dasar konsep ketahanan pangan tersebut, ditentukan oleh :

- WUJUDNYA KESTABILAN DARI KETIGA KOMPONEN TERSEBUT DALAM KURUN WAKTU YANG PANJANG DALAM SUATU MASYARAKAT.

Wilayah ini menjadi peran dan tanggung jawab pemerintah, bagaimana membentuk lembaga atau unit usaha yang mampu menjadi pengelola aktifitas tiga komponen dasar ketahanan pangan tersebut.

Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan melalui produksi, distribusi dan pertukaran. Produksi pangan ditentukan oleh berbagai jenis faktor, termasuk kepemilikan lahan dan penggunaannya, (jenis dan manajemen tanah; pemilihan, pemuliaan, dan manajemen tanaman pertanian; pemuliaan dan manajemen hewan ternak; dan pemanenan). Produksi tanaman pertanian dapat dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan curah hujan. Pemanfaatan lahan, air, dan energi untuk menumbuhkan bahan pangan sering kali berkompetisi dengan kebutuhan lain. Pemanfaatan lahan untuk pertanian dapat berubah

(10)

menjadi pemukiman atau hilang akibat desertifikasi, salinisasi, dan erosi tanah karena praktik pertanian yang tidak lestari.

Namun, perlu juga untuk dipahami bahwa, produksi tanaman pertanian bukanlah suatu kebutuhan yang mutlak bagi suatu negara untuk mencapai ketahanan pangan, khususnya negara-negara yang tidak memiliki potensi agrarisme yang tinggi, contohnya adalah Negara Jepang dan Singapura menjadi contoh bagaimana sebuah negara yang tidak memiliki sumber daya alam untuk memproduksi bahan pangan namun mampu mencapai ketahanan pangan.

Distribusi pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan, transportasi, pengemasan, dan pemasaran bahan pangan. Infrastruktur rantai pasokan dan teknologi penyimpanan pangan juga dapat mempengaruhi jumlah bahan pangan yang hilang selama distribusi. Infrastruktur transportasi yang tidak memadai dapat menyebabkan peningkatan harga hingga ke pasar global. Produksi pangan per kapita dunia sudah melebihi konsumsi per kapita, namun di berbagai tempat masih ditemukan kerawanan pangan karena distribusi bahan pangan telah menjadi penghalang utama dalam mencapai ketahanan pangan.

Akses, Terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya alokasi bahan pangan, juga factor selera pada suatu individu dan rumah tangga. PBB menyatakan bahwa penyebab kelaparan dan malagisi seringkali bukan disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan, namun karena ketidak mampuan mengakses bahan pangan karena factor kemiskinan. Kemiskinan membatasi akses terhadap bahan pangan dan juga meningkatkan kerentanan suatu idividu atau rumah tangga terhadap peningkatan harga bahan pangan.

Kemampuan akses terhadap bahan pangan tergantung pada besarnya pendapatan suatu rumah tangga untuk membeli bahan pangan atau kepemilikan lahan untuk menumbuhkan makanan untuk dirinya sendiri. Rumah tangga dengan sumber daya yang cukup dapat mengatasi ketidak stabilan panen dan kelangkaan pangan setempat serta mampu membertahankan akses kepada bahan pangan.

Terhadapat dua perbedaan mengenai akses kepada bahan pangan;

1. Akses langsung yaitu rumah tangga memperoduksi bahan pangan sendiri. 2. Akses ekonomi, yaitu rumah tangga membeli bahan pangan yang diproduksi di tempat lain.Lokasi dapat mempengaruhi oleh akses kepada bahan pangan dan jenis akses yang digunakan pada rumah tangga tersebut. Meski demikian, kemampuan akses kepada suatu bahan pangan tidak selalu menyebabkan seseorang membeli bahan pangan tersebut karena ada faktor selera dan budaya.

Demografi dan tingkat edukasi suatu anggota rumah tangga juga gender menentukan keinginan memiih bahan pangan yang diinginkannya sehingga juga mempengaruhi jenis pangan yang akan dibeli. Penting, menambahkan bahwa akses kepada bahan pangan harus tersedia dengan cara yang dibenarkan oleh masyarakat sehingga makanan tidak didapatkan dengan cara memungut, mencuri, atau bahkan mengambil dari cadangan makanan darurat ketika tidak sedang dalam kondisi darurat.

(11)

Pemanfaatan, ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor mempengaruhi jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan yang dimakan harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis suatu individu.

Keamanan pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu komunitas atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas kesehatan juga mempengaruhi pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu mempengaruhi bagaimana suatu makanan dicerna.Misal keberadaan parasit di dalam usus dapat mengurangi kemampuan tubuh mendapatkan nutrisi tertentu sehingga mengurangi kualitas pemanfaatan pangan oleh individu. Kualitas sanitasi juga mempengaruhi keberadaan dan persebaran penyakit yang dapat mempengaruhi pemanfaatan pangan. Sehingga edukasi mengenai nutrisi dan penyiapan bahan pangan dapat mempengaruhi kualitas pemanfaatan pangan.

Stabilitas, stabilitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu dalam mendapatkan bahan pangan sepanjang waktu tertentu. Kerawanan pangan dapat berlangsung secara transisi, musiman, ataupun kronis (permanen). Pada ketahanan pangan transisi, pangan kemungkinan tidak tersedia pada suatu periode waktu tertentu, sebagai akaibat dari terjadinya

bencana alam dan kekeringan. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kegagalan panen dan mempengaruhi ketersediaan pangan pada tingkat produksi.

Selain factor bencana alam, konflik sipil juga dapat mempengaruhi akses kepada bahan pangan. Ketidakstabilan di pasar menyebabkan peningkatan harga pangan sehingga juga menyebabkan kerawanan pangan. Faktor lain misalnya hilangnya tenaga kerja atau produktivitas yang disebabkan oleh wabah penyakit. Musim tanam mempengaruhi stabilitas secara musiman karena bahan pangan hanya ada pada musim tertentu saja. Kerawanan pangan permanen atau kronis bersifat jangka panjang dan persisten.

Faktor lain yang juga tidak bisa dielakkan adalah factor budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Contoh, tradisi, konsumsi tinggi masyarakat menjelang memasuki bulan puasa dan lebaran, tradisi natal, dan lainnya.

Dalam upaya membangun katahanan pangan suatu negara, stabilitas pangan, merupakan taraf tertinggi dari tingkatan kepemilikan atau penguasaan pangan. Urutan tingkatan yang dimaksud mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi adalah pertama: ketahanan pangan, kedua: kemandirian pangan, dan ketiga: ketangguhan atau stabilitas pangan.

Ketahanan pangan adalah titik awal dalam menuju cita-cita mencapai kesejahteraan dan kemajuan bagi masyarakat. Tanpa adanya kemampuan kita untuk membagun kekuatan ketahanan pangan, maka akan menjadi sulit bagi kita untuk mengejar kesejahteraan dan kemajuan bidang lainnya. Mengapa demikian? Sebab ketahanan pangan adalah bahagian dari ketahanan sebuah bangsa dan negara. Sebagai negara agraris, yang berada di lintas katulistiwa maka keunggulan yang paling besar kita miliki adalah sektor pertanian dan perikanan yang merupakan sumber utama dari ketahanan pangan. Hanya saja sejak beberapa decade belakangan ini kondisi ketahanan pangan kita menjadi

(12)

lemah. Bahkan sejumlah kebutuhan kita lebih banyak di infor. Ini tentu cukup memberatkan bagi bangsa dan tentunya juga masyarakat sebagai konsumen.

A. KETAHANAN PANGAN,

Dalam upaya pengembangan ketahanan pangan ini, maka misi yang akan kita tempuh adalah memperhatikan titik-titik yang menjadi dasar atau sumber ketahanan pangan itu sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi SUMBER DAYA ALAM yang kita miliki. Berdasarkan pertimbangan itu maka ada beberapa titik yang jadi focus perhatian antara lain yaitu : Pertanian, Perikanan, Perkebunan, dan Peternakan.

1. PERTANIAN, Begitu kita bicara soal ketahanan pangan maka sektor yang tidak boleh kita abaikan dan harus menjadi titik perhatian adalah sektor pertanian. Karena itu misi kita ke depan adalah bagaimana memperkuat sektor pertanian, dengan perhatian yang lebih besar. 2. PERIKANAN, Sesuai dengan karakteristik wilayah Kabupaten

Pelalawan maka dalam kontek memperkuat ketahanan pangan dalam upaya menbangun kesejahteraan di tengah masyarakat adalah dengan memberikan perhatian lebih bagi pengembangan sektor perikanan. Dalam hal ini misi kita ke depan adalah bagaimana sektor perikanan dapat menjadi kultur dengan sistim budidaya dan usaha yang provesional.

3. PERKEBUNAN, Misi yang harus menjadi tak kalah pentingnya ke depannya dalam membangun dan memperkokoh ketahanan pangan adalah memberikan perhatian dan menjadikan sektor perkebunan sebagai basis yang perlu diperkuat. Hanya saja titik focus kita bukan saja ke pada perkebunan sawit, atau kelapa, tetapi juga perkebunan buah-buahan.

4. PERTERNAKAN, Potensi yang begitu besar disektor perternakan, merupakan aspek yang penting bagi upaya kita melakukan kebijakan dalam penguatan upaya ketahanan pangan bagi kesejahteraan masyarakat. Atas dasar pertimbangan itu maka misi kita selain memberikan perhatian terhadap pertanian, perikanan, perkebunan juga terhadap peternakan.

B. EKONOMI KREATIF

Sesuai dengan visi yang kita dedahkan, bahwa upaya kita untuk menciptkakan kesejahteraan di tengah masyarakat selain dari penguatan ketahanan pangan maka pilihan lainnya adalah ekonomi kreatif. Misi yang ingin kita tempuh melalui ekonomi kereatif ini antara lain adalah Pengembangan Home Industri, Kerajinan, Pariwisata dan Sektor Informal lainnya.

(13)

1. HOME INDUSTRI, Kita memasukan jalur home industri sebagai salah satu misi yang akan kita lalui untuk meujudkan kesejahteraan masyarakat, karena potensi ini begitu besar dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Pelalawan. Potensi home industri selama ini terkesan kurang mendapat perhatian sehingga kondisinya tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Kedepannya, sektor ini akan kita berikan titik perhatian yang lebih besar.

2. KERAJINAN, Pilihan lain yang dapat dijadikan jalur untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat, terutama jika kita bicara dalam sektor ekonomi kreatif adalah soal kerajinan atau handycrafts. Karena itu bidang ini kita jadikan salah satu misi bagi keinginan kita dalam membangun kesejahteraan masyarakat.

3. PARIWISATA, Sektor pariwisata edukasi adalah salah satu sudut aspek yang memiliki fungsi besar dalam meujudkan kesejahteraan dalam kelompok ekonomi kreatif. Pelalawan sesungguhnya memiliki sejumlah keunggulan dalam aspek pariwisata, karena itu pula maka pariwisata kita jadikan salah satu misi dalam meujudkan visi yang kita kelompokkan dalam ekonomi kreatif.

4. SEKTOR INFORMAL, Salah satu sektor yang sempat sebagai tonggak penyokong Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi dunia pada beberapa tahun lalu adalah sektor informal. Usaha-usaha seperti warteg, pedagang kaki lima, dan lain sebagainya merupakan usaha informal yang terbukti cukup membantu dalam goyahnya ekonomi nasional. Karena itu pula jalur ini akan menjadi salah satu titik pilihan dan menjadi misi bagi kemajuan Kabupaten Pelalawan kedepannya. C. PENGEMBANGAN INDUSTRI

Industri merupakan bahagian penting dalam menunjang kesejahteraan bagi masyarakat. Hanya saja sesuaai dengan visi kita maka industri yang akan menjadi perhatian bagi kita adalah industru yang berkaitan dengan produksi yang dihasilkan oleh masyarakat. Industri yang akan kita kembangkan adalah industri yang berbasis kepada sektor-sektor yang di tekuni masyarakat seperti industri Pertanian, Industri Perikanan, Industri Perkebunan, Industri Peternakan.

1. INDUSTRI PERTANIAN, Salah satu titik yang kita jadikan perhatian dalam meujudkan visi adalah industri pertanian. Industri Pertanian merupakan misi yang akan menjadi titik perhatian dalam upaya memacu pertumbuhan di sektor pertanian. Melalui misi ini kita tidak mau petani mengalami kesulitan dalam hal pemasaran hasil pertanian dan pluktuasi harga yang setiap waktu selalu terjadi.

2. INDUSTRI PERIKANAN, Untuk dapat membangun sektor perikanan yang akan menjadi salah satu penyumbang bagi kesejahteraan

(14)

masyarakat adalah dengan melahirkan industri di sektor perikanan. Dengan demikian hasil perikanan yang di produksi oleh petani akan terjual dengan harga yang memadai. Karena itu pula maka industri perikanan akan menjadi salah satu misi kita dalam mensejahterakan masyarakat.

3. INDUSTRI PERKEBUNAN, Misi kita lainnya dalam memperkuat aspek ketahanan pangan dan meujudkan kesejahteraan di tengah masyarakat adalah pengembangan industri perkebunan. Orientasi kita dalam industri ini bukan kepada perkebunan kelapa sawit, tetapi perkebunan lainnya yang akan dikembangkan oleh masyarakat, Harapan kita lagi-lagi hasil yang diproduksi oleh pekebun dapat terjual dengan harga yang memadai. Masalah ketiadaan pasar akan menjadi hilang dan tidak lagi menjadi penyebab tidak berproduksinya masyarakat di sektor perkebunan, seperti kebun buah-buahan.

4. INDUSTRI PETERNAKAN, Ketika peternak ayam mengalami penurunan harga misalnya, atau peternak sapi kesulitan menemukan pasar karena stok berlebih, maka kita mengharapkan akan dapat hadir di tengah persoalan itu dengan adanya kebijakan disektor industri peternakan. Sektor ini kita jadikan salah satu misi dalam meujudkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang memiliki hobi atau kemampuan dalam mengembangkan peternakan.

D. KEARIFAN DALAM BUDAYA LOKAL

Secara definisi, kearifan lokal jika dilihat dari Kamus Inggris Indonesia, Kearifan lokal berasal dari 2 kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Wisdom berarti kebijaksanaan dan local berarti setempat. Dalam arti yang lain local wisdom atau kearifan lokal yaitu gagasan, nilai, pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Pengertian kearifan lokal yang lain yakni, kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak bisa dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri.

Berbicara tentang kearifan lokal secara otomatis kita akan berbicara tentang “kebudayaan”. Secara konseptual kebudayaan memiliki tiga komponen utama, yaitu;

1. ide dan gagasan (didalamnya memilikikandungan tentang ilmu dan pengetahuan).

2. Nilai dan norma ( didalamnya memiliki kandungan tentang peraturan untuk membentuk pola perilaku masyarakat).

3. Karya (didalamnya memiliki kandungan tentang berbagai bentuk perlengkapan kehidupan suatu masyarakat yang sangat popular disebut dengan teknologi).

(15)

Secara fisik atau materi kita akan semaksimal mungkin memberdayakan segala potensi yang kita miliki untuk melahirkan masyarakat yang sejahtera adil dan makmur. Sungguhpun demikian kita juga tetap memperhatikan kearifan dan kebijakan lokal yang selama ini menjadi bimbingan dalam kehidupan masyarakat. Apa yang kita inginkan adalah kemajuan yang berimbang antara fisik dan non fisik. Kearifan dan kebijakan lokal pada sisi yang lain terbukti sudah mampu memberi panduan dalam kehidupan masyarakat, artinya nilai-nilai yang ada di dalamnya dipandang mampu memberikan pengaruh yang positf bagi masyarakat.

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat. Kearifan Lokal memiliki wujud dan

fungsi; Secara konseptual, wujud kearifan lokal dikategorikan kedalam 2 bentuk

yaitu;

- Kearifan Lokal yang Berwujud material (Nyata); kearifan lokal yang meliputi sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional, tunjuk ajar dan prasi yang tertulis dalam berbagai karya budaya. Seperti; Bangunan/Arsitektural, Benda Cagar Budaya / Tradisional (Karya Seni) dan lain sebagainya.

- Kearifan lokal yang berwujud non material (abstrak); Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang bisa berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai ajaran tradisional. Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke generasi. Kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang bisa berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai ajaran tradisional. Dengan petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke generasi. Contohnya; tunjuk ajar orang Melayu, dan konsep hak ulayat orang Melayu.

Secara ilmiah, kearifan lokal merupakan fenomena yang luas dan komprehensif ruang lingkup kearifan lokal sangat banyak dan beragam sehingga tidak dibatasi oleh ruang. Kearifan lokal lebih menekankan pada tempat dan lokalitas dari kearifan tersebut sehingga tidak harus suatu kearifan yang belum muncul dalam suatu komunitas sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan, alam dan interaksinya dengan masyarakat dan budaya lainnya. Kearifan Lokal memiliki fungsi-fungsi, antara lain adalah;

(16)

 Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.

 Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.

 Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.

 Mempunyai kemampuan mengintegrasi atau menyatukan budaya luar

dan budaya asli.

Kearifan Lokal yakni pengetahuan eksplisit yang muncul dari periode yang panjang dan berevolusi bersama dengan masyarakat dan lingkungan di daerahnya berdasarkan apa yang sudah dialami. Jadi dapat dikatakan, kearifan lokal disetiap daerah berbeda-beda tergantung lingkungan dan kebutuhan hidup.

Dalam kebijakan ke depan ada beberapa titik perhatian yang akan menjadi misi kita dalam pembangunan terutama dari aspek kearifan lokal diantaranya yaitu, pengembangan kegiatan Seni, Budaya, dan Tradisi tradisi lainnya yang hidup di tengah masyarakat.

1. SENI, Seni merupakan salah satu aspek yang menjadi ukuran dalam kebudayaan masyarakat. Seni selalu terlahir dari kreasi fikir sehingga dia selalu mencerminkan kehidupan masyarakat itu sendiri. Karena ini seni kita jadikan misi bagi kebijakan kita dalam memegang amanat sebagai Pemimpin Kabupaten Pelalawan dalam melindungi kearifan lokal yang ada di tengah masyarakat.

2. BUDAYA, Selain seni maka yang akan kita jadikan jalur bagi misi kita untuk mempertahankan kearifan lokal adalah melalui budaya. Kita akan sokong aktifitas budaya yang ada di tengah masyarakat, terutama tentunya budaya atau perilaku yang tidak bertentangan denga kaedah-kaedah idiologi negara dan agama.

3. TRADISI LAINNYA, Kemajuan dan keberhasilan peningkatan kesejahteraan secara ekonomi dan pembangunan sepatutnya tidak sampai pula menjatuhkan aspek lainnya ditengah masyarakat. Karena itu kita mau kemajuan yang kita capai tetap bersamaan dengan penguatan tradisi yang ada di tengah masyarakat. Apalagi kalau tradisi itu sendiri adalah bahagian yang penting dan tidak terpisahkan dengan kondisi kehidupan masyarakat. Atas pertimbangan itu misi kita adalah tetap memberi ruang yang lebar untuk bertahan bagi tradisi yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

PERAN DAN STRATEGI PENCAPAIAN VISI

Berdasarkan visi dan misi yang telah disajikan diatas diperlukan strategi yang matang dalam upaya mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Dari sisi konsep pemikiran dan puncak keinginan barangkali sudah siap dengan tertuangnya visi dalam pemaparan ini. Bahkan apa saja yang akan kita gunakan, yang kita sentuh dan yang kita lakukan dalam menjalankan misi untuk meujudkan visi itu pun sudah selesai kita tuangkan. Hanya saja bagaimana langkah kita untuk meujudkan dan dari mana kita memulainya ini yang

(17)

barangkali perlu kami kemukakan berikut ini, yaitu yang menjadi bahagian dari strategi kita dalam menjalankan kebijakan nantinya.

Sebelum kita mengemukakan mengenai peran dan strategi yang akan kita lalui maka terlebih dahulu kami ingin mengajak kita semua untuk melihat ulang Kabupaten Pelalawan, baik dari sisi georgrafis, karakteristik wilayah, potensi, kultur maupun titik lain yang mungkin merupakan kelemahan ataupun kelebihan bagi upaya menuju kemajuan daerah dan masyarakatnya.

Jika kita tinjauh secara geografis, maka Kabupaten Pelalawan merupakan Kabupaten yang berada di tengah Provinsi Riau. Ada tujuh kabupaten kota yang berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan yaitu Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Kuansing, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kepulauan Meranti. Artinya hampir 70 persen wilayah kabupaten kota di Riau berdampingan dengan Kabupaten Pelalawan. Masih dari segi geografis, jika kita lihat dari hamparan Sumatra maka Kabupaten Pelalawan adalah sebuah daerah yang terletak di jantung sumatra, atau di tengah-tengah Pulau Sumatra.

Demikian pula jika kita lihat dari geografis yang lebih luas, yaitu hamparan kawasan lintasan perdagangan internasional maka Pelalawan juga merupakan bahagian yang sesungguhnya berada di jalur perairan Internasinal yaitu Selat Melaka dan merupakan kawasan yang juga dapat dijadikan gerbang bagi hubungan internasional. Dengan letak geografis ini maka sangat memungkinkan bahwa Kabupaten Pelalawan dapat mengambil manfaat berupa kemajuan dari posisi yang dimilikinya.

Dari sisi karakteristik wilayah, Kabupaten Pelalawan memiliki karakteristik yang cukup beragam, ada dataran dengan ketinggian sedang dan menengah, aliran sungai, rawa, kawasan pantai dan pulau. Dari karakteristik ini memungkinkan pula bagi Kabupaten Pelalawan untuk dapat mengembangan sejumlah kegiatan baik itu dari segi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Pelalawan sangat mungkin menyediakan kawasan yang dapat dijadikan distinasi wisata, seperti wisata bono di Teluk Meranti, wisata hutan alam di Taman Nasional Teso Nilo, dan besar pula kemungkinan untuk membangun kawasan wisata baru yang dipadukan dengan aspek pertanian seperti di Kuala Kampar.

Meskipun kita memiliki potensi yang sangat mungkin untuk berkembang, baik dari aspek karakteristik wilayah, letak geografis bahkan juga termasuk keragaman kaum yang berdomisili di Kabupaten Pelalawan, tetapi pada kenyataanya kondisi kesejahteraan masyarakat kita masih jauh tertinggal. Bahkan dalam data statistik Riau kita berada dalam kelompok tiga besar Kabupaten yang tingkat kesejahteraannya paling di bawah.

Kondisi kehidupan masyarakat yang hampir 75 persen menggantungkan hidup pada perkebunan sawit, ternyata juga belum mampu melahirkan masyarakat yang mandiri dari segi ekonomi. Ini pulalah yang melatarbelakangi titik perhatian kepada kesejahteraan dengan memanfaatkan segala potensi yang ada kita miliki.

(18)

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

Barangkali ada banyak langkah, serta banyak pilihan dalam upaya peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat. Namun atas berbagai pertimbangan baik ditinjauh dari aspek karakteristik wilayah, aspek geografis, aspek kultur dan tradisi yang hidup ditengah masyarakat, serta potensi-potensi yang ada maka pilihan yang akan kita lakukan dalam upaya peningkatan kesejahteraan itu adalah dengan memanfaatkan semaksimal mungkin terhadap berbagai potensi yang dimiliki. Potensi-potensi itu sendiri kita jadikan dasar pijakan, bukan malah sebaliknya kita membuat kebijakan yang melahirkan potensi baru, tetapi tidak didukung oleh potensi yang ada.

Strategi yang akan kita lakukan, terutama dalam upaya untuk memudahkan langkah berikutnya maka, terlebih dahulu kita melakukan inventarisasi dan pengkelasteran wilayah berdasarkan potensi yang ada. Wilayah dengan potensi yang hampir sama akan kita kumpulkan dalam satu zona lalu kita mengambil langkah kebijakan dalam zona yang kita tetapkan. Setelah kita bagi zonasinya maka dari situ kita akan lakukan kajian dengan melibatkan berbagai pakar untuk menemukan konsentrasi yang paling kita titik beratkan dalam pelaksanaan kebijakan bagi pengembangan kawasan tersebut yang pada akhirnya akan mampu menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat.

Setiap zona yang sudah di tetapkan, akan sangat mungkin memerlukan sentuhan dan kebijakan yang berbeda. Bahkan dalam zona yang sama sangat mungkin pula antara kebijakan wilayah yang satu dengan yang lain berbeda, tetapi mereka akan saling mendukung dan menguatkan. Penetapan zonasi tidak terkait erat dengan batas administrasi sebuah wilayah, tetapi lebih kepada pertimbangan karakteristik tiap-tiap wilayah, baik itu dari aspek potensinya, alamnya maupun kulturnya, serta strategis tempatnya.

Untuk sementara berdasarkan pertimbangkan yang kami kemukakan di atas, maka kami membagi wilayah kebijakan yang akan ditempuh atas lima zona dengan ketentuan sebagai berikut:

A. ZONA I, Meliputi wilayah Kecamatan Pangkalankerinci dan Sekijang Mati.

B. ZONA II, Meliputi wilayah sekitar aliran Sungai Kampar, mulai dari Langgam hingga ke Teluk Meranti.

C. ZONA III, Meliputi Wilayah Kecamatan Teluk Meranti, Sebahagian kecil Kecamatan Kerumutan (Kawasan Hutan Margasatwa), dan Kecamatan Bunut

D. ZONA IV, Meliputi wilayah Kecamatan Langgam (diluar bantaran sungai Kampar) Ukui, Bandar Petalangan, Pangkalan Kuras, Pangkalan Lesung.

(19)

STRATEGI PENGEMBANGAN

Pengelompokkan dalam zonasi terhadap wilayah yang akan kita kembangkan dalam rangka mempermudah kita menyusun kebijakan yang akan disesuaikan dengan potensi masing-masing zona. Pembagian zona ini juga akan mempertajam titik konsentrasi agar upaya peningkatan kesejahteraan lebih cepat tercapai, tentunya tidak lari dari visi dan misi yang sudah kita susun.

1. ZONA I,

Zona 1, adalah zona strategis bagi tonggak kemajuan Kabupaten Pelalawan. Zona ini meliputi wilayah yang menjadi ibu kota kabupaten dan wilayah yang dilalui sepanjang perjalanan dari ibukota kabupaten ke ibukota provinsi.

Yang menjadi dasar kebijakan kita untuk zona ini adalah bahwa Kota Pangkalankerinci memiliki kedekatan denga ibu kota Provinsi Riau (60 km). Ke depan kita mengharapkan Kota Pangkalankerinci akan menjadi penyanggah yang paling kuat bagi kemajuan Riau dan Ibukota Provinsi Riau. Zona ini akan kita persiapan sedemikian rupa untuk kawasan yang akan menjadi titik sentral bagi kemajuan Riau dan Sumatra.

Sebagai Ibukota Provinsi Riau, kita menyadari bahwa Pekanbaru memiliki banyak keterbatasan untuk dapat membuat wajah Riau menjadi pusat pertumbuhan di Sumatra bahkan Indonesia. Kekurangan-kekurangan dari kemampuan kota Pekanbaru inilah yang akan kita penuhi, sehingga aktifitas bisnis dan peluang lainya dapat kita ambil.

Rencana kebijakan strategi yang akan kita lakukan untuk zona I ini tidak terlalu sama dan sebangun antara Ibukota Pangkalankerinci dan juga Kecamatan Bandar Sekijang, sungguhpun demikian secara keseluruhan kebijakan di zona ini saling keterkaitan dan saling menguatkan.

Untuk Kota Pangkalankerinci, terutama dalam areal kotanya yang ada saat ini, kita hanya akan mengkonsentrasikan kebijakan kepada pembenahan dan peningkatan kualitas kota sehingga kondisinya dapat menjadi kota yang nyaman bagi masyarakatnya.

Bersama masyarakat, kita akan lebih menggiatkan kebijakan perawatan kota sehingga wajah kota benar-benar dapat jadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Pelalawan. Semangat yang ingin kita usung dalam pembenahan Kota Pengkalankerinci antara lain adalah semangat kebersamaan dengan semboyan “Kota ku adalah Rumahku”. Melalui motto ini kita berharap agar wajah Kota Pangkalankerici akan menjadi lebih baik, lebih tertip, lebih aman dan lebih nyaman bagi masyarakatnya. Melalui motto ini kita juga mau bahwa tanggung jawab bagi penngkatan kualitas lingkungan, kebersihan, kenyamanan Kota Pangkalankerinci menjadi bahagian dan tanggung jawab semua komponen masyarakat. Pemerintah Kabupaten akan memberikan stimulus dan ransangan kearah harapan itu.

Untuk persiapan jangka panjang, serta penyiapan fasilitas untuk kemajuan Pangkalankerinci yang kita harapkan sebagai penyanggah penting Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi Riau, serta Pelalawan sebagai daerah dari Jantungnya Pulau Sumatra karena berada di titik

(20)

paling tengah maka Pangkalankerinci akan kita siapkan sebagai tempat untuk fasilitas berbagai kegiatan promosi baik secara nasional maupun Internasional.

Sebagai contoh, hingga hari ini, Riau dan Pekanbaru tidak memiliki kawasan-kawasan yang dapat dijadikan sebagai pusat pameran produk dengan sekala nasional dan internasional. Sehingga Riau sebagai kawasan yang diharapkan menjati pusat pertumbuhan ekonomi menjadi kurang terdukung dikarenakan tidak memiliki kawasan yang refresentatif untuk sekedar melakukan promosi dan pameran produk dunia.

Atas kekurangan itu maka kita merencanakan bahwa Kota Pangkalankerinci akan mengambil bahagian sebagai sebuah daerah yang akan menyempurnakan titik kekurangan dari fasilitas kebutuhan yang lebih besar dalam penunjang perekonomian Riau khususnya dan Indonesia umumnya.

Kita berkeinginan dan akan mengupayakan keinginan itu yaitu berupa penyiapan kawasan terpadu di Kota Pangkalankerinci yang akan kita jadikan sebagai baik itu pusat promosi dan pameran berstandar internasional yang dipadukan dengan penyiapan hutan kota yang berbasis tanaman endemic, dan tanaman dari seluruh dunia lainya, wisata bahkan kuliner makanan tradisi Melayu.

Standar kawasan yang akan kita bangun nantinya tetap akan bisa di pergunakan meskipun dalam waktu ratusan tahun. Untuk tujuan itu maka langkah awal kita nantinya adalah akan menyediakan kawasan lebih kurang 500 hingga 1000 hektar di sekitar kota Pangkalankerinci yang dapat kita jadikan sebuah kawasan promosi berstandar internasional yang mampu menjadi aikon bagi Pelalawan dan Riau bahkan Dunia.

Kita berharap, kawasan ini nantinya akan menjadi daya tari baru bagi masyarakat baik itu kalangan wisatawan, bisnis maupun pendidikan sehingga Pangkalankerinci bukan saja ssebagai tempat para pekerja, tetapi juga tempat wisata yang mengasyikan.

Bandar Sekijang

Untuk Kecamatan Bandar sekijang yang kawasannya hampir di pinggir kiri kanan jalan lintas timur, yang memanjang dari perbatasan Pekanbaru hingga ke ibu kota Pangkalankerinci, akan kita kembangkan sesuai dengan keunggulan yang dimiliki. Kebijakan yang akan kita tempuh adalah menjadikan kawasan ini sebagai kawasan pesona keragaman heltikultura atau tanaman buah-buahan untuk penunjang pengembangan potensi wisata edukasi. Pilihan ini kita lakukan, karena baik dari karakteristik wilayah, tekstur lahan yang dimiliki dan factor kedekatan dengan Ibukota Provinsi maka sangat memungkinkan kalau kawasan ini kita arahkan menjadi kawasan heltikultura.

Pada kenyataan lain, kawasan ini sesungguhnya selama ini juga dikenal sebagai kawasan penghasil buah-buah terbaik bagi negeri ini. Sekijang pernah penghasil juruk terbaik yang pemasaran buahnya hingga ke Jakarta dan luar negeri, Sekijang dulu pernah penghasil pisang yang di kelola secara modern. Terakhir kawasan Sekijang juga pernah sebagai

(21)

penghasil durian terbaik sejenis Musangking, yang dipasarkan hingga ke Jakarta dan juga luar negeri. Riwayat ini semua memunculkan gagasan bagi kita untuk memfokuskan bahwa Bandar Sekijang dan sekitarnya akan kita jadikan kawasan tanaman buah-buahan yang lebih dinamis dan berkualitas baik. Secara keseluruhan kebijakan kita mengharapkan bahwa Bandar Sekijang adalah sebagai tali perekat keterhubungan antara Pekanbaru dan Pangkalankerinci yang dalam hal ini berada pada zona I dalam kebijakan pembangunan Kabupaten Pelalawan nantinya.

2. ZONA II

Kebijakan yang akan kita lakukan di zona II yaitu zona bantaran sungai Kampar mulai dari Desa Terusan hingga ke Teluk Meranti memang berbeda jauh jika dibandingkan dengan kebijakan yang kita lakukan di zona I. Titik pokus yang akan kita kembangkan di zona II adalah bagaimana upaya kita memberdayakan semaksimal mungkin seluruh potensi sumber daya alam yang ada, sehingga akhirnya potensi itu sendiri mampu menjadi penymbang bagi kesejahteraan warga sekitarnya.

Kita menyadari bahwa bagi masyarakat yang hidup di sekitar aliran Sungai Kampar ini, selama berpuluh-puluh tahun sudah menjadikan kawasan sekitar sungai sebagai rumah kehidupan bagi mereka. Hutan di samping kiri kanan sungai, anak-anak sungai, danau, adalah sumber kehidupan dan bahagian dari kehudupan masyarakat.

Persoalan hari ini adalah dimana rumah kehidupan itu sendiri mengalami perubahan ynng sangat siknifikan, sehingga sebahagian besar sumber kehidupan menjadi hilang dan akibatnya jika kita boleh mengatakan maka kantong kemiskinan yang tertinggi hari ini untuk Kabupaten Pelalawan adalah kawasan daerah aliran sungai (DAS). Hutan yang jadi sumber kehidupan sudah gundul, berubah fungsi dan digantikan kepemilikannya oleh pihak lain. Sungai mulai tercemar, anak-anak sungai sudah mongering, danau-danau yang juga sebagai sumber protein bagi masyarakata selain tercemar juga banyak yang mongering. Kondisi ini menyebabkan masyarakat di sekitar DAS, benar-benar menjadi termarjinalkan dan kehilangan daya dukung ekonomi yang selama ini sebagai tulang punggung kehidupan mereka.

Ke depan kita berkeinginan agar kawasan DAS ini di tinjau ulang dalam hal pemanfaatannya. Kerusakan lingkungan seperti anak-anak sungai yang ada, danau dan hutan yang ada di sekitar DAS harus kita pertimbangkan ulang dan jika memungkinkan akan kita kembalikan kepada fungsi awalnya sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat. Karena itu secara strategis langkah yang akan kita tempuh adalah;

1. Memperketat pengawasan lingkungan dari pencemaran, terutama dalam cara-cara penangkapan hasil ikan, seperti mengawasi pengunaan racun dan penyentruman (menangkap ikan mengunakan aliran listrik).

(22)

2. Mengembalikan anak-anak sungai dan danau kepada fungsinya yang menjadi sumber penghidupan masyarakat dengan cara normalisasi atau cara-cara lain yang lebih memungkinkan untuk tetap di jadikan kawasan sumber mata pencaharian.

3. Melakukan kajian lebih teliti terhadap hutan yang ada disepanjang DAS lalu mencarikan solusi terhadap kawasan tersebuh apakah kemungkinan di hutankan kembali, atau melakukan pemanfaatan bagi komonitas tanaman tertentu yang lebih cocok dan berhasil guna bagi kesejahteraan masyarakat.

4. Akan melibatkan semua stokholder termasuk perusahaan untuk bersama-sama mencarikan solusi terbaik terhadap penjagaan kawasan ini, agar kondisi terutama dari aspek lingkungan dan aspek mata pencaharian tetap terjaga.

5. Di kawasan tertentu dan memungkinkan akan dilakukan pengembangan pariwisata yang berkaitan dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa di sepanjang DAS atau usaha ekonomi kreatif laiannya yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan yang sudah ada. 6. Pengembangan sektor perikanan dengan cara dan pola yang lebih baik yang lebih dapat dikuasai oleh masyarakat baik terhadap prosesnya maupun dari segi kemampuan lainnya. Pola pola budi daya perikanan bisa saja tidak di induk sungai yang ada, tetapi akan menjadikan anak-anak sungai sebagai kawasan budi daya dengan menambah luas dan panjang sehingga folume daya tampung menjadi lebih besar dan pengawasan terhadap pencemaran akan lebih mudah. Kita menyadari bahwa kebijakan ini mungkin tidak mudah, atau mungkin terlalu sepele, bagi kita itu semua tidaklah terlalu penting. Yang ingin menjadi fukus kita adalah bagaimana potensi yang ada di kawasan ini benar-benar dapat dikelola, di berdayakan semaksimal mugkin agar dapat menjadi sumber kesejahteraan bagi masyarakat. Jika potensi yang ada ini mampu kita berdayakan dengan baik maka sudah tentu kesejahteraan akan dapat kita ujudkan, dan dengan demikian maka kemajuan di tengah masyarakat baik itu dari aspek pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya akan dapat meningkat pula.

3. ZONA III

Secara geografis Zona III ini adalah zona hutan dengan topografi terletak di dataran rendah. Zona ini meliputi hampir sebahagian besar kawasan lintas bono yaitu mulai dari kerumutan hingga ke desa sungai mas di Kecamatan Kuala Kampar. Zona III akan kita kembangkan aspek pertaninan tanaman pangan berupa palawija, peternakan, perkebunan dan juga perikanan.

Untuk kawasan mulai dari desa Petani hingga ke desa Pangkalan Panduk kita akan coba kembangkan tanaman heltikultura berupa buah-buahan dan sayur-sayuran. Kawasan ini juga akan kita kombinasikan dengan pengembangan

(23)

ternak. Sedangkan kawasan yang meliputi Awing Ombou yang memanjang dari perbatasan Desa Merbau dan Desa Pangkalan Panduk lalu memanjang hingga ke Kerumutan ada kemungkinan akan kita upayakan untuk budi daya perikanan dengan cara pembersihan awang lalu di jadikan tempat berternak ikan. Sebelum kita lakukan kebijakan tentu kita lakukan kajian terlebih dahulu apakah memungkinkan atau tidak. Intinya kita ingin memanfaatkan kawasan Awang Ombou ini menjadi lebih bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarkat.

Lalu mulai dari Desa Kuala Panduk hingga sampai ke Desa Labuhan bilik, kebijakan kita akan memberdayakan lahan tidur yang terbentang mencapai ribuan hectare yang kondisinya sekarang terabaikan. Kawasan ini akan kita upayakan menjadi kawasan tanaman palawija berupa jagung. Sistim pengelolaan lahan akan dilakukan dengan menggunakan teknologi berupa alat berat yang disertai dengan pengaturan sisitim perairan yang lebih baik dan pengolahan lahan yang juga lebih tepat sehingga memang lahan yang ada dapat diberdayakan.

Pada jangka menengah dan panjang kita mengharapkan kawasan ini menjadi salah satu kawasan pertanian jagung, keladi dan yang lainnya. Kita mengharapkan pengembangan kawasan ini akan mampu mengundang keberadaan industri pengolahan, sehingga keberlangsungan kehidupan para petani akan lebih terjamin.

Untuk Kawasan Teluk Meranti dan sebahagian kecil Kecamatan Kerumutan, terutama kawasan margasatwa yang ada akan kita tingkatkan sebagai kawasan wisata yang dipadu dengn ekonomi kreatif. Keberadaan bono yang sudah mendunia dan menjadi tempat peselancar internasional memadu nyali akan terus kita kembangkan dengan mempetakan ulang agar kawasan ini benar-benar menjadi kawasan wisata yang menarik, layak dan pantas. Kawasan wisata bono akan kita rangkai nantinya dengan kawasan wisata hutan tanaman margasatwa di mana pada saat tertentu menjadi tempat bagi sejumlah burung untuk bertelur.

Secara keseluruhan kita berharap melalui kebijakan yang akan dilakukan dan pilihan-pilihan pengembangan yang disesuaikan dengan potensi yang ada maka kita berharap zona III ini akan menjadi zona pertumbuhan ekonomi baru di Kabupaten Pelalawan. Dengan demikian keberadaan lintas bono yang didambahkan itu benar-benar bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan bukan hanya sekedar jalan untuk lalu lintas begitu saja.

4. ZONA IV

Kawasan yang meliputi Kecamatan Pangkalan Kuras, Bunut , Bandar Petalangan, Ukui, Sebahagian besar Kerumutan, Pangkalan Lesung dan Langgam selama ini adalah kawasan perkebuna kelapa sawit terbesar di Kabupaten Pelalawan. Di kawasan ini hampir 80 persen penghasilan masyarakat bersumberkan dari perkebunan sawit. Dari sisi tofografi kawasan ini adalah kawasan tertinggi di Kabupaten Pelalawan dengan kontur perbukitan.

Berdasarkan kondisi yang ada dan atas beberapa pertimbangan lainnya maka kawasan ini kita kelompokkan dalam kawasan zona IV. Secara ekonomi kawasan zona IV ini merupakan juga kawasan dengan kondisi perekonomian cukup baik, karena hasil perkebunan yang mereka miliki. Di kawasan ini, selain

(24)

terdapat puluhan ribu hamparan perkebunan rakyat juga terhadap puluhan bahkan ratusan ribu perkebunan sawit miliki swasta.

Kawasan masyarakat di zona IV ini juga dapat dikatakan sebagai kawasan transmigrasi terbesar di Kabupaten Pelalawan dan kawasan dengan tingkat kemandirian masyarakatnya juga cukup tinggi yang di dukung oleh pola kegotongroyongan yang kuat terutama di tengah masyarkakat eks transmigrasi.

Sungguhpun demikina kita melihat bahwa potensi yang tersedia berupa sektor perkebunan dalam perjalanan jangka panjang sangat memungkinkan pula menimbulkan kelesuan ekonomi, selain itu aktifitas masyarakat perkebunan lebih cenderung statis, padahal mereka sesunggunya memerlukan aktifitas lain yang menyebabkan munculnya ke dinamisan dalam kehidupan sosial masyarakatnya.

Atas pertimbangan pemikiran di atas maka terhadap zona IV ini kebijakan yang akan kita tempuh adalah peningkatan kualitas dari potensi yang mereka miliki sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan lebih baik. Bentuk aktifitas yang akan kita tawarkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan diantaranya adalah pengembangan ekonomi kreatif, peternakan dan heltikultura.

Sebagai contoh, hamparan kebun sawit yang demikian luas, dengan kondisi lahan kering memungkinkan untuk dikembang biakkanya peternakan sapi. Jika kondisi ini dapat di ujudkan kita mengharapkan daerah zona IV ini akan menjadi zona penghasil daging terbesar bukan saja di Pelalawan, tetapi juga di Riau bahkan mungkin nasional. Kita melihat beberapa peternakan yang ditekuni oleh masyarakat ternyata cukup berhasil termasuk yang mendapat binaan langsung dari BPPT.

Selain ternak kawasaan ini juga akan di jadikan sebagai kawasan sentra buah bagi Riau, dengan memanfaatkan halaman pekarangan. Kita melihat ada lahan seperhempat hectare untuk warga eks transmigrasi sebahagian besar kini di tanami sawit. Ke depan kita coba tawaran lahan seperhempat hektar di sekitar rumah itu kita jadikan kebun buah-buahan atau pertanian lainnya. Beberapa tempat yang pernah kita tinjau, secara ekonomis, lahan seperhempat hektar yang dimiliki jika dikelola dan ditanami buah atau sayuran mampu menghasilkan puluhan juga/ perbulan.

Selain target kita untuk pengembangan peternakan dan juga hellikultura, maka pengembangan ekonomi kreatif juga akan kita dorong untuk kawasan ini. Keberadan Kawasan Taman Nasional Teso Nilo yang bersebelahan dan bahagian dari kecamatan Ukui dan Langgam misalnya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk dapat menambah kesejahteraan. Ekonomi kreatif berupa kerajinan barangkali bisa di tumbuh kembangkan untuk masyarakat sekitar hutan TNTN disamping memanfaatkannya untuk kawasan wisata alam yang menarik dan penuh tantangan.

Demikian juga keberadaan Ekuator di Kecamatan Pangkalan Lesung, kita harapkan akan dapat menjadi sebuah titik yang dapat kita jadikan sumber perekonomian bagi masyarakat. Kita rencanakan di sekitar ini akan kita

(25)

kembangkan pasar kuliner dan kerajinan sehingga kawasan ekuator akan berperan sebagai res area yang di dukung oleh pusat bisnis oleh-oleh berupa kerajinan dan makanan.

5. ZONA V

Kawasan yang termasuk dalam zona V ini adalah kawasan Kuala Kampar. Jika kita lihat dari prospek yang dimiliki maka kawasan zona lima ini merupakan kawasan potensi yang bukan saja dapat menyumbangkan kesejahteraan bagi masyarakat di kawasan ini, tetapi juga bagi masyarakat Kabupaten Pelalawan dan Riau pada umumnya.

Secara geografis kawasan di zona V ini berhadapan langsung dengan luar negeri. Dia semestinya menjadi gerbang terdepan bagi Kabupaten Pelalawan untuk hubungan ke luar negeri. Zona ini juga memiliki lumbung padi terbesar di Kabupaten Pelalawan dengan potensi sawah tadah hujan mencapai 10 ribu hektar. Zana V juga dapat dikembangkan sebagai kawasan ternak, perkebunan buah-buahan dan perdagangan. Kawasan ini terutama di Pulau Mendol yang jadi pusat kota kecamatan juga memiliki prospek sebagai kawasan agrowisata yang mampu mengundang kehadiran wisatawan dari manca negara.

Persoalan hari ini adalah bahwa kawasan ini belum mendapatkan ssentuhan yang tepat terutama dalam kebijakan pemerintah daerah, akibatnya potensi yang demikian besar menjadi terabaikan begitu saja, dan dalam catatan kesejahteraan daerah emas pertanian ini justru sebagai penyumbang masyarakat miskin terbesar di Kabupaten Pelalawan.

Mengubah Sisi Pandang

Apa langkah yang akan dilakukan terhadap zona V ini? Sesungguhnya ada sejumlah agenda besar yang akan kita lakukan dalam upaya mengubah kemajuan kawasan ini. Sebelum kita melangkah ke pekerjaan bersifat fisik maka terlebih dahulu kita harus merubah sisi pandang terhadap keberadaan kawasan ini dalam jajaran wulayah di Kabupaten Pelalawan. Kalau selama ini Kuala Kampar di pandang sebagai kawasan terbelakang dari Kabupaten Pelalawan maka ke depan sisi pandang ini harus kita geser dan Kuala Kampar harus kita jadikan gerbang terdepan bagi kemajuan Pelalawan terutama dalam kaitan hubungan ke luar negeri.

Potensi pertanian yang kita pandang sebelah mata harus di rubah dengan menjadikan potensi ini sebagai potensi unggulan yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar bukan saja dari aspek bercocok tanamnya, tetapi juga sampai kepada paska panen dan industri hilirnya.

Strategi Yang Akan Ditempuh

Salah satu upaya yang akan kita lakukan agar sisi pandang kita berubah adalah bahwa pemerintah kabupaten akan mengupayakan adanya kantor Imigrasi di Kuala Kampar. Dengan demikian maka masyarakat Kabupaten Pelalawan akan bisa ke luar negeri melalui Kuala Kampar sehingga tidak lagi harus ke daerah lain. Sebaliknya turis yang hendak bermain selancar di Teluk Meranti, seperti turis dari Austali dan negara-negara lainnya tidak lagi harus

(26)

memutar perjalanan mesti ke Jakarta atau ke Pekanbaru dulu baru ke lokasi dengan waktu dan jarak perjalanan begitu jauh dan lama. Para turis cukup datang ke Singapura, dari Singapura langsung ke Kuala Kampar dengan waktu lebih kurang satu setengah jam. Hanya menambah waktu satu jam lagi mereka sudah sampai ke Teluk Meranti.

Dalam hal pembenahan transportasi lokal yaitu di Pulau Mendul itu sendiri maka kita akan melakukan pembangunan jalan lingkar tetapi tidak lagi dalam bentuk smenisasi, melainkan akan menggunakan lokomotif (lori). Pilihan ini sesungguhnya kita lakukan mengingat kondisi kontur tanah yang ada di Kuala Kampar (Pulau Mendul) sangat sulit jika harus dipaksakan membangun jalan semenisasi. Bahkan sebagaimana kita ketahui, sudah hampir 20 tahun Pemerintah Kabupaten Pelalawan baik semasa Tengku Azmun menjadi bupati hingga ke masa Harris, upaya untuk memenuhi kebutuhan jalan lingkar di Pulau Mendul hingga saat ini belum terujud.

Berkaca dari peristiwa ini kita mau harapan baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat akan hadirnya sebuah alat transportasi yang sangat diperlukan bagi berbagai kepentingan di Kuala Kampar khususnya Pulau Mendul segera terujud. Mengapa harus lokomotif, selain alasan di atas, maka alasan lainnya adalah, dari segi lingkungan sangat kecil kerusakan yang dialaminya, dari segi kemampuan angkutan jauh lebih besar, perawatan tidak terlalu sulit, kos yang dikeluarkan tidak jauh beda jika dibandingkan dengan kita membangun jalan smenisasi, bahkan ada kemungkinan akan lebih murah, tetapi daya dukung yang dihasilkan akan jauh lebih besar dari pada kita gunakan jalan semenisasi.

Ekonomi Akan Tumbuh

Sekiranya pembangunan lokomotif terealisasi, dan keberadaan kantor Imigrasi segera terbuka di Kuala Kampar maka kami obtimis perekonomian kuala Kampar akan tumbuh dan berkembang dengan cepat. Sejumlah usaha baik itu yang berkaitan dengan tanaman padi langsung, maupun usaha-usaha lain yang juga ditunjang oleh komunitas yang ada juga diyakini akan berkembang. Persoalannya tinggal kemauan dan kesadaran dari masyarakat untuk semaksimal mungkin memanfaatkan kemajuan yang ada untuk meningkatkan hasil tambahan dalam menunjang kebutuhan hidup yang lebih layak.

Pemerintah daerah akan senantiasa memberi rangsangan, dengan cara membentuk BUMD yang akan mengelola transportasi lokomotif, serta sejumlah peluang bisnis lainnya. BUMD akan kita harapkan sebagai mitra bagi masyarakat baik dalam bentuk usaha, pelatihan maupun yang lainnya.

Kenapa harus BUMD, sebab jika usaha swasta murni, maka besar kemungkinan mereka lebih focus kepada pengejaran keuntungan semata, sementara masyarakat bisa terabaikan. Tetapi jika BUMD, karena kendali masih ada di pemerintah maka peran dan fungsinya bisa lebih diarahkan kepada pola kemitraan dengan masyarakat. BUMD sangat mungkin menjadi perpanjangan tangan dari pemerintah daerah untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.

(27)

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pertanyaan yang perlu juga kami kemukakan dalam visi dan misi ini adalah menyangkut peran dan tanggung jawab. Seluruh rencana strategi yang kita susun, sudah kita uraikan sampai kepada strategi perencanaanya, menjadi tanggung jawab kami sekiranya Insyaallah diberi amanat oleh rakyat sebagai pemimpin Kabupaten Pelalawan ke depan.

Untuk menunjang tanggung jawab dari semua program yang sudah dibuat maka selain akan memberdayakan dinas instansi terkait secara maksimal, kami juga akan membentuk; “Sebuah lembaga yang akan di isi oleh para tenaga

ahli yang akan menjadi wadah untuk memberikan pertimbangan dan masukan serta evaluasi bagi bupati dan wakil bupati dalam mempersiapkan kebijakan pembangunan daerah yang nantinya akan mengarah kepada pencapain target visi dan misi”.

Melalui lembaga ini, diharapkan akan melahirkan pertimbangan yang matang yang dapat dijadikan salah satu acuan dalam mengambil kebijakan. Lembaga ini juga diharapkan akan menjadi wadah bagi perbincangan seputar pembangunan guna mencari solusi-solusi yang tepat dalam menjalankan kebijakan daerah.

Kepada masyarakat, kita mengharapkan mereka bukanlah sekadar menonton dengan masa bodoh, tetapi kita harapkan bagaimana mereka ikut memberi konstribusi terhadap hal-hal yang ingin kita capai. Demikian juga dengan kalangan swasta, kita meminta kepada mereka untuk membantu lebih maksimal atas kebijakan yang ada, sebab tanpa kerja sama yang padu padan antar semua pihak maka kami yakin keberhasilan yang kita inginkan akan sulit untuk tercapai.

Selanjutnya, untuk mewujudkan kestabilan dari ketiga komponen dasar dari konsep pembangunan ketahanan panga, dalam kurun waktu yang panjang dalam suatu masyarakat, wilayah ini menjadi peran dan tanggung jawab pemerintah; maka untuk itu kami;

“Akan membentuk badan usaha yang akam berfungsi sebagai unit yang mampu penampung, pendistribusian, pengontrol dan mengatur aktifitas hasil dari produksi ketahanan pangan masyarakat yang terkandung dalam tiga komponen dasar ketahanan pangan sebagaimana kita kemukakan di atas” serta badan usaha yang berkaitan dengan potensi lainnya yang kita miliki,’

Kita berharap melalui bada usaha ini, seluruh hasil produksi ketahanan pangan masyarakat, ekonomi kreatif, dapat terkelola dengan tepat dan mampu menumbuh kembangkan semangat usaha di tengah masyarakat dalam jangka yang panjang. Atas keinginan itu maka, badan usaha ini akan menyiapkan berbagai infrastruktur penunjang antara lain adalah:

1. Menyiapkan pergudangan yang berfungsi untuk menampung, mengolah, dan mendistribusikan hasil produksi ketahanan pangan ke pasar yang lebih luas.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bermakna bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus mampu menciptakan masyarakat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan tenaga serta memiliki solusi terbaik dalam

Dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki Kabupaten Bekasi, Kami meyakini bahwa Kabupaten Bekasi mampu terus tumbuh dan bersaing dengan kota

mengakibatkan terjadinya konflik ekonomi dan ekologi. Proses pembangunan membutuhkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah penataan ruang

MEMFASILITASI TUMBUHNYA LAPANGAN PEKERJAAN BARU MELALUI PROGRAM KHUSUS BAGI WARGA MASYARAKAT NDUGA YANG SUDAH BERHASIL MENYELESAIKAN PENDIDIKAN TINGKAT MENENGAH MAUPUN TINGKAT

Berpijak pada data dan fakta di atas, permasalahan dan tantangan yang dihadapi sampai tahun 2020 serta mempertimbangkan potensi, tantangan dan harapan masyarakat

Dalam rangka mencapai visi Pringsewu Berdaya Saing, Harmonis dan Sejahtera (Bersahaja), maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :.. Peningkatan pembangunan

Keunggulan-keunggulan lokal tersebut perlu di-manage (dikelola) dengan baik agar daerah yang secara de jure didirikan pada tanggal 13 Desember 1958 dan aktivitas pemerintahannya