• Tidak ada hasil yang ditemukan

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI MAGELANG PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI MAGELANG PERIODE"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

VISI DAN MISI

CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI

MAGELANG

PERIODE 2019 - 2024

Calon Bupati Magelang,

H. M. ZAENAL ARIFIN, SH

Calon Wakil Bupati Magelang,

H. ROHADI PRATOTO, SH.,M.Si

(2)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang termasuk ke dalam Provinsi Jawa Tengah yang memiliki luas 1.085,73 Km2 (sekitar 3,34% dari luas Provinsi Jawa Tengah). Secara administratif, Kabupaten Magelang memiliki 21 Kecamatan, terdiri dari 367 desa dan 5 kelurahan.

Letak Kabupaten Magelang yang strategis dapat dilihat dari posisi Kabupaten Magelang yang terletak di antara kota besar yaitu Kota Yogyakarta dan Kota Semarang. Selain itu, letak strategis kabupaten ini juga dapat dilihat dari letaknya yang berada diantara jalur pantura dengan jalur selatan-selatan, jalur utara-selatan dan di tengah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Magelang juga berada di antara perintasan jalur ekonomi yaitu Purwokerto dan Semarang-Magelang-Yogyakarta-Solo sehingga memudahkan aksesibilitas dan juga dapat mendorong perkembangan ekonomi Kabupaten Magelang.

Penduduk Kabupaten Magelang pada tahun 2016 mencapai 1.272.624 jiwa atau sekitar 3,76% dari jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang selalu mengalami peningkatan selama kurun waktu tahun 2013-2016 meskipun sempat mengalami penurunan yang cukup pesat di tahun 2012-2013 (4,40%). Pertumbuhan penduduk selama kurun tahun 2012-2016 adalah sebesar -0,77% yang berarti jumlah penduduk di Kabupaten Magelang mengalami

(3)

penurunan selama 5 tahun tersebut. Dilihat dari angka rasio jenis kelamin (sex ratio), selama kurun waktu tahun 2012-2016, menunjukkan angaka yang relatif tetap yakni 101. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat 101 jiwa penduduk laki-laki untuk setiap 100 jiwa penduduk perempuan.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Magelang sempat terjadi pelambatan selama 2013 hingga 2015, yaitu dari 5,91% pada tahun 2013 menjadi 5,38% pada tahun 2015 dan terus melambat menurun menjadi 5,03% pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi kembali membaik dengan meningkat 5,4% pada tahun 2016.

Gambar 1.

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Magelang Tahun 2012-2016

Sektor utama di Kabupaten Magelang masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan serta industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 21,33% dan 21,3% pada tahun 2016. Meski mengalami pertumbuhan negatif dari tahun 2012 hingga 2016, kedua sektor ini tetap menjadi sektor

4,88 5,91 5,38 5,03 5,40 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 2012 2013 2014 2015 2016 Pe rs en ( % )

(4)

unggulan. Kontribusi sektor pertanian masih sebesar 23,82% pada tahun 2012 dan terus mengalami penurunan perlahan hingga mencapai 22,13% pada tahun 2014 dan mencapai angka terendah di tahun 2016, yaitu sebesar 21,33%. Sektor penyumbang terbesar kedua adalah sektor industri pengolahan sebesar 21,20% di tahun 2016. Sektor ini juga mengalami perkembangan fluktuatif selama lima tahun dan cenderung menurun. Kedua sektor tersebut kemudian disusul oleh sektor perdagangan yang berkontribusi 14,27% pad atahun 2016 dan diikuti sektor sekunder dan tersier lainnya.

Laju inflasi Kabupaten Magelang cenderung tidak jauh berbeda dengan inflasi Provinsi Jawa Tengah maupun Nasional. Perkembangan angka inflasi juga cukup fluktuatif selama lima tahun terakhir. Kenaikan inflasi cukup signifikan terjadi dari tahun 2012 ke 2013 dan penurunan drastis terjadi pada tahun 2014 ke 2015. Pada tahun tertentu, inflasi Kabupaten Magelang kurang dari inflasi provinsi maupun nasional, yaitu pada tahun 2013 dan 2015. Sedangkan pada tahun 2012 dan 2014 berada cukup jauh di bawah inflasi Provinsi dan nasional, yakni masing-masing 2,59% dan 7,91%.

Tabel 1.

Inflasi Kabupaten Magelang Menurut Kelompok Pengeluaran (YoY)

Tahun 2012-2016

No Kelompok Pengeluaran Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Bahan Makanan % 4,12 15,74 13,02 3,80 6,25 2 Makanan Jadi, Minuman dan Rokok % 5,29 4,48 5,23 6,40 5,23 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar % 1,39 3,73 7,83 5,34 1,21 4 Sandang % 2,95 1,83 - 3,44 2,23 2,53 5 Kesehatan % 2,9 2,19 3,3 3,4 2,4

(5)

No Kelompok Pengeluaran Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

9 5 2

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga % 0,56 1,94 2,36 2,67 0,80 7 Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan % 1,5

2 14,72 10,48 -1,8 6 2,1 4

Inflasi Kabupaten Magelang % 2,59 8,49 7,91 3,60 2,86

Inflasi Provinsi Jawa Tengah % 4,24 7,99 8,22 2,73 2,36

Inflasi Nasional % 4,30 8,38 8,36 3,35 3,02

Sumber : BPS Kabupaten Magelang 2017 dalam RKPD Tahun 2017

Pada tahun 2013, angka kemiskinan Kabupaten Magelang sebesar 13,96% atau setara dengan 171.020 jiwa dari total penduduk sebanyak 1.260.504 jiwa. Angka ini terus mengalami penurunan secara perlahan hingga mencapai angka 12,67% atau 158.900 jiwa dari total penduduk sebanyak 1.272.624 jiwa di tahun 2016. Angka kemiskinan di Kabupaten Magelang masih tergolong lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka kemiskinan Provinsi Jawa Tengah.

Jika dilihat dari indikator kesejahteraan masyarakat khususnya indikator pendidikan, pada tahun 2016 angka melek huruf di Kabupaten Magelang sebesar 95,75 %, rata-rata lama sekolah sebesar 7,4 tahun, Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A sebesar 103,69 %, APK SM

P/MTs/Paket B sebesar 82,40 % dan APK SMA/SMK/MA/P:aket C sebesar 60,48 %. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A sebesar 89,70%, APM SMP/MTs sebesar 62,78 dan APM SMA/SMK/MA sebesar 42,70%

Kondisi kesejahteraan masyarakat dari sisi kesehatan pada tahun 2016 Angka Kematian Bayi (AKB)

(6)

Kabupaten Magelang sebesar 2,39 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 3,50 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 72,29 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Usia Harapan Hidup (AHH) sebesar 73,33 tahun.

Rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Magelang dari perode tahun 2012 hingga 2015 menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 2012 persentase rasio penduduk yang bekerja di Kabupaten Magelang mencapai 95,53% dan terus menurun hingga tahun 2014 menjadi 92,55%. Angka ini kemudian kembali naik pada tahun 2015 menjadi 94,84%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Magelang cenderung fluktuatif. Tingkat pengangguran terbuka tercatat 4,38% pada tahun 2012 dan terus megalami kenaikan hingga tahun 2014 menjadi 7,45%. Kondisi ini kembali menurun menjadi 5,16% pada tahun 2015.

Kondisi infrastruktur Kabupaten Magelang pada tahun 2016, jalan dalam kondisi baik sebesar 68,39 %, irigasi dalam kondisi baik 59,80 %, drainase dalam kondisi baik sebesar 34,43 % dan tingkat aksesibilitas wilayah sebesar 92,18 %. Persentase rumah tangga penguna air berseh sebesar 80,13 %.

Memperhatikan kondisi Kabupaten Magelang dalam berbagai indikator tersebut di atas, kami terpanggil untuk ikut berperan aktif dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat dengan mengikuti Pemilihan Umum Kepala Daerah (PILKADA) Kabupaten Magelang tahun 2018 sebagai Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati.

(7)

B. TUJUAN

Penyusunan Visi dan Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati periode 2019-2024 ini bertujuan:

1. Memenuhi salah satu syarat pencalonan Bupati dan Wakil Bupati Magelang pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2018

2. Menjadi pedoman bagi calon Bupati dan Wakil Bupati dalam menjabarkan visi dan misanya.

3. Menjadi bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2019-2024. C. ISU-ISU STRATEGIS KABUPATEN MAGELANG

Berdasarkan hasil pengamatan, studi pustaka dan diskusi diperoleh isu-isu strategis sebagai berikut :

A. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

1) Terjadinya degradasi lahan yang disebabkan oleh tekanan penduduk terhadap lahan atau tingginya jumlah penduduk.

2) Terancamnya sumberdaya dan keberlanjutan ketahanan pangan. Terancamnya sumberdaya dan keberlanjutan ketahanan pangan merupakan akibat dari degradasi lahan. Degradasi lahan tidak hanya disebabkan oleh pola pertanian yang tidak memperhatikan aspek konservasi tapi juga bisa disebabkan oleh penambangan pasir ilegal. 3) Inkonsistensi pelaksanaan penataan ruang yang

mengakibatkan terjadinya konflik ekonomi dan ekologi. Proses pembangunan membutuhkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah penataan ruang dan hanya mengutamakan ekonomis mengabaikan aspek kelestarian lingkungan.

(8)

4) Pengembangan potensi dan nilai tambah wisata derah berbasis alam dan budaya belum optimal. Kegiatan pariwisata Kabupaten Magelang sangat tergantung pada keberadaan Candi Borobudur. Rendahnya multiplier effect yang dapat diciptakan oleh sektor pariwisata.

B. Pendayagunaan dan pengembangan infrastruktur dalam rangka mendukung daya saing daerah.

1) Rendahnya cakupan dan kualitas prasarana pertanian. Keberadaan aset jaringan irigasi sangatlah mendukung keberlangsungan aktivitas pertanian.

2) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas infrastruktur, terutama infrastruktur pedesaan, yang merupakan urat nadi pembangunan.

3) Masih rendahnya kualitas fasilitas pasar tradisional dalam rangka memperkuat ekonomi lokal.

4) Kurang memadainya prasarana pendukung pariwisata. Hal tersebut nampaknya yang membuat wisatawan tidak banyak yang menginap di Kabupaten Magelang.

C. Perwujudan pemerintahan yang bersih dan tata kelola pemerintahan yang baik.

1) Belum optimalnya reformasi birokrasi pemerintah yang ditandai dengan lemahnya komitmen, mentalitas, profesionalitas, tanggung jawab, dan disiplin aparatur.

2) Rendahnya kinerja pemerintah dalam menyediakan pelayanan publik yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. 3) Rendahnya partisipasi masyarakat dalam

pengambilan keputusan secara demokratis yang menyangkut kepentingan publik.

4) Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah dan Pendapatan Asli Daerah.

(9)

D. Peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat

1) Angka Kemiskinan di Kabupaten Magelang sama dengan angka kemiskinan Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 158.900 jiwa atau 12,67 %.

2) Masih rendahnya kualitas tingkat pendidikan penduduk dan relatif kurang meratanya pelayanan pendidikan. Rendahnya kemampuan masyarakat untuk mengakses lapangan kerja.

3) Masih rendahnya produktivitas tenaga kerja

4) Masih rendahnya pembinaan karakter kepemudaan (kewirausahaan, nasionalisme dan keolahragaan). Kaum muda kurang memiliki jiwa kewirausahaan sehingga mendidik generasi muda menjadi entrepreneur agak sulit dilaksanakan. 5) Masih rendahnya jaminan hak dan perlindungan

hukum perempuan dan anak.

6) Masih kurang memadainya penanganan masyarakat kelompok rentan. Masyarakat rentan yang dimaksud adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial, contohnya aksesibilitas, lapangan kerja dan sarana prasarana untuk difabel masih terbatas.

7) Lunturnya budaya lokal (termasuk kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam dan budi pekerti) dan modal sosial.

8) Belum optimalnya layanan dan lembaga pengembangan usaha serta daya saing dan pemasaran produk UMKM

E. Isu pengembangan kawasan :

1) Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan perkotaan.

2) Perlu ditata Terminal dan Pasar Secang yang berpengaruh pada perkembangan kota Secang. 3) Pertumbuhan pusat-pusat aktivitas baru di

(10)

Sepanjang koridor Jalan Jogja-Semarang merupakan kawasan yang cukup strategis karena adanya pola pergerakan barang dan jasa yang cukup tinggi diantara dua kota besar tersebut. 4) Pusat Kota Grabag memerlukan penataan kota

seiring dengan perkembangan kota kecamatan saat ini.

5) Pengembangan dan konservasi Kawasan Borobudur. Konservasi kawasan Borobudur sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Taman Purbakala Nasional.

6) Pengembangan di Kecamatan Tegalrejo, dengan penataan pusat kota : Terminal, pasar dan pemenuhan terhadap kebutuhan perkembangan pembangunan fasilitas kota.

7) Pengembangan kota-kota kecamatan yang mempunyai posisi contour tinggi/ di darah pegunungan seperti di Ngablak dan Kaliangkrik sebagai pusat pengembangan Agropolitan. Pengembangan kota di posisi contour tinggi yang lain seperti : Windusari, Kajoran, Bandongan dll. 8) Jalur wisata Solo-Selo-Borobudur dikembangkan

menjadi kawasan wisata yang bersifat nasional bahkan internasional.

9) Pengembangan Kawasan Agropolitan Merapi – Merbabu. Komoditas unggulan kawasan agropolitan tersebut antara lain berupa komoditas unggulan sayuran dataran tinggi dan peternakan sapi potong serta sapi perah. Selain itu, terdapat juga komponen diversifikasi berupa industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri).

10) Masih rendahnya kinerja kawasan agropolitan 11) Masih rendahnya kesiapan daerah dalam

mendukung rencana Bandara Internasional Yokyakarta (NYIA) dan pembangunan jalan tol Bawen – Yogya

(11)

12) Masih rendahnya kinerja pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) – Muntilan, Salaman, Grabag, Secang, Tegalrejo

D. VISI, MISI, DAN PROGRAM KERJA UNGGULAN

Visi, Misi, dan Program Kerja Unggulan Calon Bupati Magelang dan Wakil Bupati Magelang terpilih nantinya akan menjadi bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2019-2024. RPJMD merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Magelang Tahun 2005 – 2025, sehingga visi dan misi Calon Bupati Magelang dan Wakil Bupati Magelang pun harus berkesinambungan dengan visi pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam RPJP.

a. VISI

Visi adalah suatu pandangan jauh ke depan mengenai cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh suatu institusi / organisasi pada masa yang akan datang.

Visi calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah kondisi ideal yang ingin diwujudkan oleh Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada masa yang akan datang. Kondisi tersebut haruslah realistis dan diyakini akan dapat diwujudkan oleh institusi/organisasi, mengandung daya tarik, dan bersifat menantang, sehingga menggugah semangat seluruh anggota institusi/organisasi dan pemangku kepentingan untuk mencurahkan potensi dan kemampuannya untuk mewujudkan kondisi ideal tersebut.

Visi yang ingin diwujudkan di Kabupaten Magelang Tahun 2019-2024 adalah:

(12)

TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN MAGELANG YANG SEJAHTERA, MAJU, MADANI, SERTA TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK. b. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus diemban oleh suatu institusi / organisasi sesuai dengan visinya. Misi merupakan pernyataan tentang bagaimana cara organisasi/ institusi dapat mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut. Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Magelang periode 2019-2024 menetapkan misi sebagai berikut:

1. Membangun ekonomi kerakyatan untuk menanggulangi kemiskinan.

2. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

3. Meningkatkan aksesbilitas pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

4. Membangun pemerintahan yang bersih, jujur, dan transparan

5. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. c. MOTTO

“MENGUSUNG PERUBAHAN MENUJU MAGELANG YANG LEBIH MAJU DAN BERSIH”

d. PROGRAM KERJA UNGGULAN

PENDIDIKAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Tuntaskan pendidikan dasar 12 tahun.

2. Memfasilitasi dan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kecamatan sesuai potensi wilayah (pariwisata, olahraga, dan lainnya) serta menjamin keberlangsungannya dengan pendidikan

(13)

tinggi dan dunia kerja/ usaha yang relevan dengan keahlian/ ketrampilan.

3. Pengembangan Madrasah dan Pondok Pesantren. 4. Memberikan kesejahteraan bagi guru ngaji/ guru

agama, PTT/ GTT, guru PAUD, kader Posyandu, atlet berpartisipasi.

KESEHATAN

5. Meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas menjadi Rumah sakit tipe C (rawat inap).

6. Memanfaatkan RSUD Muntilan bagi masyarakat miskin/ Kelas III dengan layanan medis yang terstandardisasi baik.

7. Perluasan pemanfaat Jamkesda dengan meningkatkan pagu anggaran dan jumlah pemanfaat

INFRASTRUKTUR

8. Jalan kabupaten dan jalan perumahan (fasum) teraspal 100% kondisi baik,

9. Pembangunan jembatan, irigasi, bendungan, embung.

10. Pembangunan wilayah perbatasan dan antar kecamatan/desa guna mengurangi ketimpangan termasuk ketimpangan dengan Kota Magelang.

11. Kerjasama dengan Kota Magelang dalam pembangunan infrastruktur dan pengelolaan sampah.

12. Percepatan Mertoyudan Muntilan, Salaman, Secang, Tegalrejo, Grabag, Bandongan sebagai Pusat pertumbuhan.

13. Antisipasi rencana pembangunan tol Bawen - Jogja 14. Antisipasi rencana pembangunan bandara

Kulonprogo Yogyakarta.

15. Pemerataan pembangunan secara proporsional sehingga tidak menumpuk pada satu wilayah.

(14)

PEREKONOMIAN

16. Membangun pertanian dalam arti luas termasuk pertanian tembakau, mengembalikan Kab Magelang sebagai sentra benih ikan air tawar, diversifikasi produk olahan salak, sentra bawang putih,

17. Membantu perizinan pelaku UMKM, memberikan pelatihan, bantuan alat, packaging dan promosi. 18. Meningkatkan pengawasan terhadap Koperasi

Simpan Pinjam dalam hal penentuan bunga pinjaman.

19. Penataan pasar tradisional berbasis kearifan lokal 20. Memperluas lapangan kerja dengan membangun

jaringan dengan dunia usaha

21. Peningkatan peran Balai Latihan Kerja dalam mempersiapkan calon tenaga kerja yang berdaya saing tinggi.

PENGELOLAAN CANDI BOROBUDUR

22. Sinergi pengelolaan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan masyarakat stakeholder agar Pemerintah daerah dan masyarakat menikmati manfaat sebesar-besarnya. 23. Pembangunan pasar tradisional yang terintegrasi

dengan pasar wisata.

24. Pembangunan terminal wisata.

25. Pembangunan lingkungan pariwisata.

26. Menyelenggarakan dan membiayai pertunjukan panggung seni budaya masyarakat secara kontinu. PENGELOLAAN KAWASAN GUNUNG MERAPI

27. Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan Gunung Merapi yang berbasis masyarakat dan lingkungan hidup berdasarkan tata ruang yang ditetapkan.

(15)

PENATAAN RUANG

28. Pemanfaatan ruang sesuai dengan peta tata ruang termasuk proyek pembangunan pemerintah, pengembangan investasi di daerah

TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN REFORMASI BIROKRASI

29. Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan azas tata pemerintahan yang baik transparan, partisipatif, dan akuntabilitas.

30. Merubah kultur birokrasi menjadi lebih profesional dan berorientasi pada pelayanan publik.

31. Membangun komunikasi lebih intensif antara aparat kabupaten, kecamatan, desa/ kelurahan dan dusun/ lingkungan.

32. Meningkatkan kesejahteraan kepala desa dan perangkat desa.

33. Pengaturan pemerintahan desa lebih memperhatikan kearifan lokal.

34. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah antara lain melalui penghitungan ulang PBB perkotaan dan Pajak Golongan C.

35. Menerapkan remunerasi atau insentif berbasis kinerja serta menaikkan insentif pegawai yang diimbangi efisiensi belanja rutin.

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

1. Pengembangan lembaga-lembaga pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

2. Melaksanakan program dan kegiatan responsif perempuan dan anak.

3. Pemenuhan hak dan perlindungan anak. PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1. Melaksanakan program penanggulangan kemiskinan yang tepat sasaran sehingga efektif menurunkan angka kemiskinan

(16)

2. Menaikkan jumlah Bedah rumah dari 4.000 menjadi 6.000 rumah per tahun.

3. Pembangunan dan kebijakan infrastruktur ramah kaum difabel

4. Mendirikan sekolah inklusi dan SLB

5. Memberikan bantuan pembelian rumah subsidi E. PENUTUP

Demikian Visi, Misi, dan Progam Kerja unggulan Calon Bupati dan Wakil Bupati Magelang Periode 2019-2024. Semoga menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat Kabupaten Megelang untuk menentukan pilihan pada Pilkada 2018.

CALON BUPATI MAGELANG

H.M. ZAENAL ARIFIN, SH

Kota Mungkid, 9 Januari 2018 CALON WAKIL BUPATI MAGELANG

Referensi

Dokumen terkait

Bermakna bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus mampu menciptakan masyarakat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan tenaga serta memiliki solusi terbaik dalam

Pemanfaatan dan penataan ruang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang menyertai, diantaranya permukiman dan fasilitasnya, meningkatkan cakupan air

Dalam rangka memenuhi ketentuan pasal 42 ayat(1) huruf (2) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan

De se ntra lisa si.. Be rke la

Berpijak pada data dan fakta di atas, permasalahan dan tantangan yang dihadapi sampai tahun 2020 serta mempertimbangkan potensi, tantangan dan harapan masyarakat

Keunggulan-keunggulan lokal tersebut perlu di-manage (dikelola) dengan baik agar daerah yang secara de jure didirikan pada tanggal 13 Desember 1958 dan aktivitas pemerintahannya

transparansi, penegakan hukum, berkeadilan, kesetaraan gender dan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.. Memantapkan upaya pelestarian sumberdaya alam dan mewujudkan ruang

- Pembangunan prasarana dan sarana air bersih yang berkualitas secara merata di semua wilayah dengan harga yang terjangkau; - Peningkatan kapasitas produksi dan atau pemanfaatan