• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Nurdinintya Athari (NDT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Nurdinintya Athari (NDT)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

1

Nurdinintya Athari (NDT)

(2)

Sistem Persamaan Linear (SPL)

Sub Pokok Bahasan

Pendahuluan

Solusi SPL dengan OBE

Solusi SPL dengan Invers matriks dan Aturan Crammer

SPL Homogen

Beberapa Aplikasi Sistem Persamaan Linear

Rangkaian listrik

Jaringan Komputer

Model Ekonomi

dan lain-lain.

(3)

Pendahuluan

Persamaan linear adalah persamaan dimana peubahnya

tidak memuat eksponensial, trigonometri (seperti sin, cos,

dll.), perkalian, pembagian dengan peubah lain atau

dirinya sendiri.

Contoh :

Jika perusahaan A membeli 1 Laptop (x) dan 2 PC (y)

maka ia harus membayar $ 5000, sedangkan jika

membeli 3 Laptop dan 1 PC maka ia harus membayar

$ 10000.

Representasi dari masalah tersebut dalam bentuk SPL

x + 2y = 5000

(4)

Bentuk umum sistem persamaan linear

Dapat ditulis dalam bentuk :





mn m m n n

a

a

a

a

a

a

a

a

a

1 1 2 11 11 1 11 11 1 1 2 12 1 11

x

a

x

...

a

x

b

a

n n

2 2 2 22 1 21

x

a

x

...

a

x

b

a

n n

m n mn m m

x

a

x

a

x

b

a

1 1

2 2

...





m

b

b

b

2 1





n

x

x

x

2 1

(5)

Atau

AX = B

dimana

A dinamakan matriks koefisien

X dinamakan matriks peubah

B dinamakan matriks konstanta

Contoh :

Perhatikan bahwa SPL

x + 2y = 5000

3x + y = 10000

dapat ditulis dalam bentuk perkalian matriks













10000

5000

y

x

1

3

2

1

(6)

Solusi SPL

 Himpunan bilangan Real dimana jika disubstitusikan pada peubah

suatu SPL akan memenuhi nilai kebenaran SPL tersebut. Perhatikan SPL : x + 2y = 5000

3x + y = 10000

Maka {x = 3000, y =1000 } merupakan solusi SPL tersebut {x = 1000, y =3000 } merupakan bukan solusi SPL itu

Suatu SPL, terkait dengan solusi, mempunyai tiga kemungkinan :

• SPL mempunyai solusi tunggal

• SPL tidak mempunyai solusi

(7)

Ilustrasi Solusi SPL dengan garis pada kartesius

Artinya :

SPL 2x – y = 2

x – y = 0

Mempunyai solusi tunggal, yaitu x = 2, y = 2

y = x

y = 2x - 2

(2, 2) merupakan titik potong

dua garis tersebut

Tidak ada titik potong yang lain

selain titik tersebut

Artinya,

SPL mempunyai solusi tunggal.

(2, 2)

x y

1 2 2

(8)

Perhatikan SPL

x – y = 0

2x – 2y = 2

Jika digambar dalam kartesius

x

y

y = x

y = x – 1

1

Terlihat bahwa dua garis tersebut adalah sejajar. Tak akan pernah diperoleh titik potong kedua garis itu

Artinya,

(9)

Perhatikan SPL

x – y = 0

2x – 2y = 0

Jika kedua ruas pada persamaan kedua dikalikan ½, diperoleh persamaan yang sama dengan pers. Pertama.

Jika digambar dalam kartesius

y

x

x – y = 0

2x – 2y = 0

Terlihat bahwa dua garis tersebut adalah berimpit.

Titik potong kedua garis banyak sekali disepanjang

garis tersebut. Artinya,

SPL mempunyai

(10)

Solusi Sistem Persamaan Linear dengan OBE

• Tulis SPL dalam bentuk matriks yang diperbesar

• Lakukan OBE sampai menjadi esilon baris tereduksi

Contoh :

Tentukan solusi dari SPL 3x – y = 5

x + 3y = 5

Jawab :

Martiks yang diperbesar dari SPL

~

5

5

3

1

1

3





~

5

5

1

3

3

1





10

~

5

10

0

3

1





1

~

5

1

0

3

1









1

2

1

0

0

1

(11)

Tulis kembali matriks yang diperbesar hasil OBE

menjadi perkalian matriks

Solusi SPL tersebut adalah x = 2 dan y = 1













1

2

1

0

0

1

y

x

(12)

Contoh :

Tentukan solusi (jika ada) dari SPL berikut :

a. a + c = 4

a – b = –1

2b + c = 7

b. a + c = 4

a – b = –1

–a + b = 1

c. a + c = 4

a – b = –1

–a + b = 2

(13)

a.

Terlihat bahwa solusi SPL adalah

a = 1, b = 2, dan c = 3

7

1

4

1

2

0

0

1

1

1

0

1

          3 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1

(14)

b.

Jika dikembalikan kedalam bentuk perkalian matriks diperoleh :

Ini memberikan a + c = 4 dan b + c = 5.

Dengan memilih c = t, dimana t adalah parameter. Maka solusi SPL tersebut adalah :

, dimana t adalah parameter

Jadi, SPL tersebut memiliki solusi banyak.              1 1 4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 4 0 1 1 5 0 0 0 0          

1 0 1

4

0 1 1

5

0 0 0

0

a

b

c

   

   

   

   

   

1

4

1

5

1

0

a

b

t

c

   

 

   

 

 

   

 

   

 

   

 

(15)

c.

Terlihat bahwa ada baris nol pada matriks koefisien tetapi matriks konstanta pada baris ke-3 sama dengan 1 (tak nol)

Dari baris ke-3 diperoleh hubungan bahwa 0.a + 0.b = 1.

Tak ada nilai a dan b yang memenuhi kesamaan ini. Jadi, SPL tersebut tidak memiliki solusi.

             2 1 4 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 4 0 1 1 5 0 0 0 1          

1 0 1

4

0 1 1

5

0 0 0

1

a

b

c

   

   

   

   

   

(16)

ELIMINASI GAUSS JORDAN

                                 3 4 1 1 4 3 1 1 1 3 1 2 2 0 1 4 3 2 1 x x x x

 

~...~ 3 4 1 | | | 1 4 3 1 1 1 3 1 2 2 0 1 |            b A

Carilah solusi SPL berikut :

Solusi :             0 2 1 | 0 0 0 0 | 2 1 1 0 | 3 2 0 1

Matriks baris eselon tereduksi

Kolom 3,4 tidak memiliki 1 utama

(17)

1

3

2

3 4 1

x

x

x

2

2

4 3 2

x

x

x

x2  2 s 2t                              t s t s t s x x x x 2 2 3 2 1 4 3 2 1             0 2 1 | 0 0 0 0 | 2 1 1 0 | 3 2 0 1 x1 12s3t

Maka, solusinya adalah

(18)

LATIHAN

Carilah solusi SPL berikut :

                               3 2 1 5 3 3 3 2 2 5 3 4 . z y x a                                      1 2 1 2 4 2 1 1 1 3 1 2 2 0 3 . 4 3 2 1 x x x x b . 2 2 2 0 2 5 2 1 8 4 1 c a b c a b c a b c            . 2 1 2 2 2 2 2 4 1 3 3 3 d x y z w x y z w x y z w x w                  

(19)

Contoh :

Diketahui SPL :

x + 2y – 3z = 4

3x – y + 5z = 2

4x + y + (a

2

– 14) z = a + 2

Tentukan a sehingga SPL :

a. Mempunyai solusi tunggal

b. Tidak mempunyai solusi

c. Solusi yang tidak terhingga

(20)

Jawab:

Matriks diperbesar dari SPL adalah

a. Agar SPL mempunyai solusi tunggal:

a2 – 16  0 sehingga a   4

~

2

14

-1

4

2

5

1

3

4

3

-2

1

2

a

a

14

2

-7

0

10

14

7

0

4

3

-2

1

2

a

a

4

16

-0

0

10

14

7

0

4

3

-2

1

~

2

a

a

(21)

b. Perhatikan baris ketiga

0x + 0y + (a2 – 16a) z = a – 4

SPL tidak mempunyai solusi saat

a2 – 16 = 0 dan a– 4  0

Sehingga a =  4 dan a  4.

Jadi , a = – 4.

c. SPL mempunyai solusi tak hingga banyak

a2 – 16 = 0 dan a – 4 = 0 Jadi , a = 4

4

16

-0

0

10

14

7

0

4

3

-2

1

2

a

a

(22)

Solusi SPL dengan Matriks Invers

Atau

AX = B

Kalikan setiap ruas di atas dengan A–1

A–1 A X = A–1 B

diperoleh : X = A–1 B

Ingat bahwa suatu matriks A mempunyai invers jika dan hanya jika Det (A)  0.             nn n n n n a a a a a a a a a        2 1 2 22 21 1 12 11             n x x x  2 1              n b b b  2 1

(23)

Contoh :

Tentukan solusi dari SPL berikut :

a + c = 4

a – b = –1

2b + c = 7

Jawab :

Perhatikan bahwa

Jadi A mempunyai Invers

0 1 1 2 0 0 1 -1 1 0 1    A 1 -2 -2 1 1 1 -1 2 1 -1             A

(24)

sehingga X = A

–1

B berbentuk :

Jadi, Solusi SPL tersebut adalah

3

2

1

c

b

a

7

1

-4

1

-2

-2

1

1

1

-1

2

1

c

b

a

3

2

1

(25)

Solusi SPL dengan aturan Cramer

Misalkan

SPL ditulis dalam bentuk AX = B, yaitu :

Jika determinan A ≠ 0, maka solusi dapat ditentukan satu persatu (peubah ke-i, xi)

Langkah-langkah aturan cramer adalah :

Hitung determinan A

Tentukan Aimatriks A dimana kolom ke-i diganti oleh B.

Contoh :             nn n n n n a a a a a a a a a        2 1 2 22 21 1 12 11             n x x x  2 1              n b b b  2 1              nn n n n n a b a a b a a b a A        1 2 2 11 1 1 11 2

(26)

Hitung |A

i

|

Solusi SPL untuk peubah x

i

adalah

Contoh :

Tentukan solusi b dari SPL berikut :

a + c = 4

a – b = –1

2b + c = 7

Jawab :

Perhatikan bahwa

)

det(

)

det(

A

A

x

i

i

1

1

2

0

0

1

-1

1

0

1

A

(27)

Maka

Jadi, Solusi peubah b yang memenuhi SPL adalah b = 2

)

A

(

det

)

A

(

det

b

2 1 1 7 0 0 1 -1 1 4 1  7 0 1 -1 1 1 0 0 1 (-4) 1 7 0 1 -1   

)

0

-7

(

1

)

0

-1

(

(-4)

)

0

-1

-

(

1

7

(-4)

1

-

2

(28)

Tentukan solusi SPL untuk peubah a ?

Solusi peubah c ?

 

 

1

det

det

4

0 1

-1 -1 0

7

2 1

1

-1 0

-1 -1

4

0 1

2 1

7

2

4 ( -1 -0 ) 1 ( -2 - (-7) )

-4 0 5

1

A

a

A

(29)

SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN

                                     0 0 0 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11         n mn m m n n x x x a a a a a a a a a

Sebuah SPL dikatakan homogen jika seluruh konstanta adalah nol. Bentuk umum :

0

...

0

...

0

...

2 2 1 1 2 2 22 1 21 1 2 12 1 11

n mn m m n n n n

x

a

x

a

x

a

x

a

x

a

x

a

x

a

x

a

x

a

Notasi :

SPL homogen adalah SPL yang konsisten  selalu mempunyai solusi.

0 

x A

(30)

SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN

Jika solusi SPL adalah tunggal, yaitu x1= 0, x2 = 0, …, xn = 0  solusi trivial Jika ada solusi lain selain solusi nol  solusi non-trivial

(biasanya ditulis dalam bentuk parameter ~ solusi tak hingga banyak)

Terdapat dua kemungkinan solusi dari SPL Homogen : • SPL hanya memiliki solusi trivial.

(31)

1 2 3 4 2 3 2 x s t x s t x s x t                           Solusinya adalah

Solusi tak hingga banyak / solusi nontrivial

SISTEM PERSAMAAN LINEAR HOMOGEN

                                 0 0 0 1 4 3 1 1 1 3 1 2 2 0 1 4 3 2 1 x x x x           0 0 0 | | | 1 4 3 1 1 1 3 1 2 2 0 1             0 0 0 | 0 0 0 0 | 2 1 1 0 | 3 2 0 1 Contoh :

Carilah solusi dari SPL homogen berikut:

(32)

Contoh :

Diketahui SPL

a. Tentukan b agar SPL memiliki solusi tak hingga banyak

b. Tuliskan solusi SPL tersebut

0

0

0

-1

1

0

1

-1

0

0

0

-

z

y

x

b

b

b

(33)

Jawab :

Solusi suatu SPL homogen adalah tak tunggal jika det(A) = 0.

 (–b) ((1 – b)(1 – b)) – 1 = 0

(–b) (b

2

– 2b + 1 – 1) = 0

(–b) (b

2

– 2b) = 0

b = 0 atau b = 2

Solusi SPL tak hingga banyak saat b = 0 atau b = 2

0 1 1 0 1 1 0 0 0     b b b

 

0

1

1

1

1

b

b

b

(34)

Saat b = 0

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

0

0

z

y

x

Dengan OBE maka

                    0 0 0 1 1 0 0 0 0 ~ 1 1 0 1 1 0 0 0 0

q

q

p

z

y

x

q

p

1

1

-

0

0

0

1

(35)

Saat b = 2

Dengan OBE maka

Misalkan q adalah parameter Riil, maka

0

0

0

1

1

0

1

1

0

0

0

2

z

y

x

~ 1 1 0 1 1 0 0 0 2             

~

1

1

0

1

1

0

0

0

1

~

1

1

0

1

1

0

0

0

1

           0 0 0 1 1 0 0 0 1 ~

q

q

q

z

y

x

1

1

0

0

(36)

Exercise

1. Tentukan solusi SPL berikut :

2. Tentukan solusi SPL homogen berikut :

. 2 8 12 . 3 6 9 2 – 2 – 3 4 – 2 1 – 2 2 – 4 2 4 – 2 p q r s p a a b b a q s p q b a b s               . 5 4 7 0 2 10 7 7 0 7 0 2 10 8 18 0 d p q r t p q r s t r s t p q r s t                              1 0 1 2 2 2 1 1 1 . A a 1 1 2 2 . 2 1 3 3 1 0 1 1 b B            c. 2p + q – 2r – 2s = 0 p – q + 2r – s = 0 –p + 2q – 4r + s = 0 3p – 3s = 0

(37)

3. Diketahui SPL AX = B

Tentukan solusi SPL di atas dengan menggunakan :

Operasi Baris Elementer (OBE )

Invers matrik

Aturan Cramer

4. Diketahui

Carilah matriks

yang memenuhi.

, 1 2 0 0 1 1 1 0 1            A            3 2 1 x x x X             1 1 1 dan B

5

4

2

2

0

2

4

1

2

1

1

3

X

X

4 2 3 1

x

x

x

x

X

(38)

5. Diketahui SPL Homogen

Tentukan nilai k sehingga SPL punya solusi tunggal

6. Diketahui

Tentukan vektor tak nol

sehingga

1

0

0

2

0

2

2

r

q

k

p

k

r

q

r

q

p

3

5

3

1

B





y

x

u

B

u

6

u

Gambar

Ilustrasi Solusi SPL dengan garis pada kartesius

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Cintami (2010) mahasiswi psikologi IAIN Sunan Ampel menyatakan hasil yang sama bahwa anak retardasi 51.. mental di SDLB/C

d) Understanding : Peserta didik mengungkapakan tentang pemahaman permasalahan yang telah di bahas di dalam konseling kelompok. e) Comport : Peserta didik

Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Ahli Madya Program studi Diploma III Perpajakan Pada Fakultas

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) seberapa besarkah kesalahan pemakaian huruf kapital, penulisan kata, dan pemakain tanda baca dalam karangan narasi yang

Apabila penomoran baris dan kolom dimulai dari nol, maka elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j (disimbolkan dengan F ij ) menyatakan nilai kecocokan maksimum hingga

Apabila penomoran baris dan kolom dimulai dari nol, maka elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j (disimbolkan dengan Fij) menyatakan nilai kecocokan maksimum

Pada saat gempa bumi terjadi dan terjebak di dalam ruangan, sebisa mungkin jangan panik, dianjurkan untuk berdiam diri dulu dalam beberapa waktu, dan berusaha mencari

850 F yang ses yang dip alami sep biru dap F dan mal berbeda film yan F hanya se Camera P yang ak karena d low angl menjadik pengamb angle, d Faktor ruang sungguhnya