• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT Cu, Cd dan Pb

DI PERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI

KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA

(Studi kasus P.Panggang dan P. Pramuka)

HARRY SUDRADJAT JOHARI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul analisis pencemaran logam berat Cu, Cd dan Pb di Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta adalah karya saya sendiri dan tidak diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau diikuti dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhis tesis ini.

Bogor, Januari 2009

Penulis,

HARRY SUDRADJAT JOHARI P051064134

(3)

ABSTRACT

HARRY SUDRADJAT JOHARI. Contamination Analysis of Heavy Metal Cu, Cd and Pb in the waters of Kepulauan Seribu Regency, Jakarta Province (Bakeout Island Case Study and Pulau Pramuka). Guided by ETTY RIANI and RUDHY GUSTIANO.

Research on the contamination of heavy metals in the waters of Kepulauan Seribu Regency, Jakarta Province, was done using four observed components : sea water, sediment, coloured rasor shell (Pinna muricata) and milkfish (Chanos chanos). Heavy metals examined were copper (Cu), cadmium (Cd) and lead (Pb) in ten sampling sites. Method used in the heavy metals analysis were Indonesian National Standart (SNI) using atomic absorption spectrofotometry (AAS), regresion analysis were then applied on the collected data to understand the relationship among the component studied. The results showed that the concentration of heavy metals Cu, Cd and Pb in sea water as follow 0,0017 -0,0041 mg/l, 0,0014-0,0040 mg/l, 0,0062-0,0074 mg/l. Meanwhile in sediment, they were 0,3878-6,4345 mg/kg, 0,1536-3,0244 mg/kg, 0,4260-1,5770 mg/kg. Among three metals observed only Cu was not exist in coloured rasor shell and milkfish. The concentration of Cd in shell and fish following order were 0,0043-0,0090 mg/kg, and 0,0087-0,0147 mg/kg, for Pb, it was 0,0043 – 0,0890 mg/kg, in shell an 0,053-0,0127 mg/kg in fish. Regression analysis clarified that concentration heavy metals in sea water and sediment has tigh relationship in contrast, there were tight relationship between heavy metals in sea water and biotic organism (shell and fish).

Keyword : Heavy metal, sea water, shell (Pinna muricata), milkfish (Chanos chanos), Kepulauan Seribu Jakarta.

(4)

RINGKASAN

HARRY SUDRDAJAT JOHARI. Analisis Pencemaran Logam Berat Cu, Cd dan Pb di Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dibimbing oleh oleh ETTY RIANI, RUDHY GUSTIANO.

Kepulauan Seribu berdasarkan Undang-undang nomor 34 tahun 1999, ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten Administrasi setingkat dengan wilayah tingkat II di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terdiri dari 110 pulau, namun baru 11 pulau yang dihuni penduduk. Kepulauan Seribu terdiri atas 2 kecamatan, yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan Kepulauan Seribu Utara dengan jumlah penduduk 19.593 jiwa. Salah satu pulau yang ada di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara adalah Pulau Dua Barat yang berjarak 70 mil dari Jakarta dan Pulau Untung Jawa paling selatan dengan jarak 37 mil dari Jakarta.

Secara umum, logam berat yang ada pada bahan makanan berbahaya bagi kesehatan dan logam berat yang ada pada bahan makanan dari laut pada umumnya berasal dari perairan. Di wilayah Teluk Jakarta, informasi pencemaran logam berat sudah banyak diteliti. Namun demikian penelitiannya masih terbatas di lokasi yang berdekatan dengan pantai utara Jakarta dan lebih ke arah kandungannya di perairan. Sedangkan penelitian pencemaran logam berat di perairan Kepulauan Seribu dan pengaruhnya pada biota yang hidup di dalamnya (baik liar maupun budidaya) masih belum atau kurang diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian analisis status pencemaran logam berat Cu, Cd dan Pb di perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh satu logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun kehancuran dari sekelompok dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan. Pada tingkat lanjutnya, keaadan tersebut tentu saja dapat menghancurkan satu tatanan suatu ekosistem perairan (Palar, 1994).

Secara alamiah unsur logam berat terdapat di seluruh alam, namun dalam kadar yang sangat rendah (Hutagalung, 1984). Kadar logam berat dapat meningkat bila limbah perkotaan banyak mengandung logam berat masuk kedalam perairan alami melalui saluran pembuangan. Logam berat yang sangat beracun ini tahan lama dan sangat banyak terdapat dilingkungan. Logam berat tersebut adalah Cu, Cd dan Pb.

Unsur logam berat masuk ke lingkungan laut melalui sungai dan udara; umumnya sebagian besar masuk melalui aliran sungai, hanya unsur-unsur yang menguap saja yang banyak dibawa oleh udara seperti merkuri dan selenium. Dampak pencemaran akibat logam-logam berat adalah dikarenakan sifatnya yang tak dapat terurai dan mudah diserap oleh biota laut sehingga terakumulasi dalam tubuh. Unsur logam berat dapat masuk ke dalam tubuh biota laut melalui 3 cara yaitu melalui permukaan tubuh, terserap insang, dan rantai makanan. Selain mengganggu ekosistem, unsur logam berat secara

(5)

tidak langsung juga merusak perikanan bila tercemar dan juga kesehatan manusia bila

mengkonsumsi ikan tersebut.

Penelitian ini dilakukan di perairan Kepulauan Seribu di sekitar Pulau Panggang dan Pulau Pramuka Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu selama 5 (lima) bulan dari bulan Juli s/d November 2008 sebanyak 3 kali pengambilan sampel. Penentuan stasiun pengamatan pada lokasi penelitian didasarkan pada meningkatnya aktivitas kegiatan di Pulau Pramuka sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, pendidikan, lokasi konservasi dan juga sebagai lokasi usaha budidaya bandeng. Lokasi pengambilan sample terdiri dari sepuluh stasiun (gambar 4) yaitu stasiun satu (ST 1) yaitu pintu masuk sebelah selatan (air dan sedimen), stasiun dua (ST 2) yaitu pintu masuk sebelah utara ( air dan sedimen), stasiun tiga (ST 3) yaitu sebelah barat Pulau Pramuka (air dan kerang), stasiun 4 (ST 4) yaitu sebelah timur Pulau Panggang (air dan kerang), stasiun lima (ST 5) yaitu pemasukan keramba jaring apung (air dan sedimen), stasiun enam (ST 6) yaitu air pengeluaran jaring keramba (air dan sedimen), stasiun 7 (ST 7) yaitu sebelah utara keramba jaring apung (air dan sedimen) , stasiun 8 (ST 8) di sebelah barat jaring apung (air dan sedimen, stasiun 9 (ST 9) didalam jaring apung (air), stasiun 10 (ST 10) sekitar buangan mesin diesel ( air dan sedimen). Data yang diambil berupa data sekunder dan primer. Data primer diperoleh dari hasil analisa di laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan dari instansi-instansi terkait.

Metode Pengambilan sampel dilakukan di lima stasiun sebanyak 5 kali ulangan pada saat pasang surut terendah dengan selang waktu satu minggu. Untuk penentuan stasiun dilakukan dengan global position system (GPS) serta pengukuran kualitas air laut seperti pH, suhu, oksigen terlarut/DO, BOD, salinitas dilaksanakan langsung dilapangan sedangkan kekeruhan, kesadahan dan logam berat dilakukan di laboratorium. Jumlah sampel air laut ± 500 ml dimasukkan kedalam botol yang sudah disterilkan dan ditambahkan dengan asam nitrat sebagai pengawet. Sampel ikan bandeng diambil di lokasi budidaya laut di antara Pulau Pramuka dan Pulau Panggang milik PT. Nuansa Ayu Karamba sedangkan kerang kapak-kapak diambil disekitar perairan Pulau Panggang dan Pramuka pada kedalaman sekitar 2 – 4 meter.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, aquabides dan bahan-bahan kimia (HCl, HNO3, Na-EDTA, larutan pH 7, larutan standar logam (Cu, Cd dan

Pb) larutan buffer (NH4Cl dan NH4OH) sedangkan alat-alat yang digunakan timbangan

analitik, kompas, global position sytem (GPS), pH meter, dissolved oxygen (DO), biological oxigen demand (BOD), turbidimeter, konductivity, AAS (atomic absorbtion spectrofotometry, Eikman grab dan kemmerer water sampler. Sampel ikan atau kerang yang telah diambil dihancurkan dan disaring, kemudian pengukuran logam berat dilakukan dengan (AAS). Penentuan konsentrasi logam berat dengan cara langsung untuk sampel air dan cara kering (pengabuan) untuk sampel padatan. Pengukuran dengan menggunakan AAS menggunakan rumus sebagai berikut (standar nasional Indonesia)

Kandungan Cu, Cd dan Pb di perairan Kepulauan Seribu sebagai berikut: 0,0017-0,0041 ppm, 0,0014-0,0040 ppm, 0,0062-0,0074 ppm, sedangkan dalam sedimen Cu, Cd dan Pb : 0,3878-16,4345 ppm, 0,1536-3,0244 ppm, 0,4260-1,5770 ppm.

(6)

Hasil analisis logam Cd pada kerang berkisar 0,0067-0,0110 mg/kg, Pb berkisar antara 0,0043-0,0090 mg/kg, sedangka pada ikan bandeng di insang Cd berkisar 0,0140– 0,0150 mg/kg, dalam daging berkisar 0,0080 – 0,0090 mg/kg, dan pada isi perut ikan berkisar 0,0110-0,0120 mg/kg. Untuk Pb dalam insang berkisar 0,0120–0,0130 mg/kg, dalam daging berkisar 0,0100 – 0,0120 mg/kg, dan pada isi perut berkisar 0,0040-0,0060 mg/kg.

Logam berat tembaga berdasarkan baku mutu KepMen LH No 51. Tahun 2004 pada air tidak tercemar tetapi untuk kadmium telah tercemar, sedangkan logam berat timbal masih dibawah baku yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada sedimen berdasarkan IADC/CEDA (1997) telah tercemar ringan logam berat kadmium. Secara umum logam berat kadmium telah mencemari air dan sedimen di Kepulauan Seribu kecuali pada stasiun 10 belum tercemar. Logam berat timbal belum mencemari sedimen. Kandungan logam berat pada ikan dan kerang masih dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Korelasi antara air dan sedimen memiliki hubungan yang positif. Diantara korelasi yang dianalisa, korelasi antara air dan kerang adalah yang paling kuat diantara korelasi logam berat dalam air dan sedimen, kadmium memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan timbal dan tembaga, kemudian timbal dan yang paling rendah adalah tembaga.

Kata kunci : logam berat, perairan, kerang kapak-kapak (pinna muricata), bandeng (Chanos chanos), Kepulauan Seribu Jakarta.

(7)

© Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, mikrofilm, dan sebagainya

(8)

ANALISIS PENCEMARAN LOGAM BERAT Cu, Cd dan Pb

DI PERAIRAN KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN

SERIBU PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

(Studi kasus P.Panggang dan P. Pramuka)

HARRY SUDRADJAT JOHARI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009

(9)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Usulan Penelitian : Analisis Pencemaran Logam Berat Cu, Cd dan Pb di

Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Studi kasus Pulau Panggang dan Pulau Pramuka)

Nama : Harry Sudradjat Johari

NRP : P051064134

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Program : Magister (S2)

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Etty Riani, MS Ketua

Ir. Rudhy Gustiano, M.Sc, Ph.d Anggota

Mengetahui Ketua Program Studi Pengelolaan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof. Dr. Ir. Khairil Notodiputro, MS

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul Analisis Pencemaran logam berat Cu, Cd dan Pb di perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi DKI Jakarta (Studi kasus Pulau Panggang dan Pulau Pramuka). Tesis ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Magister Sains di Institut Pertanian Bogor. Selain ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, pada kesempatan ini penulis dengan tulus ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua orang yang telah berjasa atas selesainya penulisan tesis ini antara lain :

1. Prof. DR. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo, MS ; Ketua Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor, yang telah memberikan kesempatan dan telah memungkinkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. Ir. Etty Riani, M.S, dan Ir. Rudhy Gustiano, MSc, Ph.D selaku Komisi

Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan tesis

3. Dr. Ir. Isdrajad Setiabudiandi, MSc ; atas saran dan koreksi untuk perbaikan tesis; Para Pengajar Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang telah memberikan bekal dan alat dalam proses penyiapan penyusunan tesis, Seluruh Staf Sekretariat dan Perpustakaan LPSI atas pelayanan dan kemudahan dalam mendapatkan literatur.

4. Drh. Eddy Setiarto, M.S, selaku Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta yang telah memberi kesempatan belajar kepada penulis.

5. Ir. Darjamuni, MM, Kepala Sub Bidang Kelautan, Dinas Kelautan dan Pertanian

Referensi

Dokumen terkait

Pemberitaan yang disajikan Kompas juga lebih bersifat langsung (Straight news) dan memperlihatkan pengelolaan pemerintah terkait pariwisata, dibandingkan dengan media

Sabun yang terbentuk dari hasil reaksi antara asam lemak bebas dengan kaustik soda pada proses netralisasi akan menyerap gum (getah dan lendir) sehingga menghambat proses

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

dimaksudkan agar kaum perempuan yang terjerumus ke dalam tindakan tersebut tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Salah satu program pemberdayaan perempuan yang

Napsu badan jeung sagala panga- jakna teh ku jelema anu geus jadi kagungan Kristus Yesus mah geus Ka pan urang teh geus maot tina dosa, piraku bisa keneh hirup dina

Oman Sukmana, M.Si selaku Kepala Jurusan Program Studi Kesejahteraan sosial sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, dukungan serta motivasinya

yang terjadi akibat gesekan antara drillstring dan formasi. Sumur X-01 merupakan sumur vertikal pada lapangan X yang akan dilakukan pemboran horizontal re-entries dengan membuat