KETAHANAN (PERSISTENCE) PASAR NAGARI MINANGKABAU:
KASUS PASAR KAYU MANIS (CASSIAVERA)
DI KABUPATEN TANAH DATAR DAN AGAM
SUMATERA BARAT
ZUSMELIA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan Disertasi Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam Sumatera Barat adalah merupakan karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, November 2007
Zusmelia NRP: A 162024031
ABSTRACT
ZUSMELIA. The Persistence of Pasar Nagari in Minangkabau: A Case of Cinnamon (Cassiavera) Market in Tanah Datar and Agam District, West Sumatera Province. Under direction of M.T. FELIX SITORUS, SEDIONO M.P. TJONDRONEGORO and DAMSAR
This study focused on the existence of pasar nagari which acted as the backbone component in the economy of nagari community; and the influence the world’s economy brought to the change in pasar nagari itself in the aspects of involved actors, established regulations, and social network that strived and evolved within. How the pasar nagari—as a crucial part of the nagari community’s economic institution—could survive throughout the ongoing changes process, how exactly such a changing process happened, why it occurred, and the impact it brought about to pasar and the economic condition in Minangkabau. The inter correlation between the production of cassiavera with pasar nagari as one of the outlets or marketing channels of farmer’s cassiavera product. How the cassiavera market sustained all the surrounding changing, especially in term of the exchange in relations established by the economic actors within the pasar, the social network and the behavior pattern of such economic actors in performing economic activities; and the connection with the actors’ moral economy involved in the pasar. This study is a sociological research in the field of economic sociology; which is a qualitative exploration, i.e. was naturalistic or scientific in nature and done on a certain natural background with specific cases using multi-method approaches in order to explain the phenomena proposed. This study assumed itself into a non-positivistic paradigm capable of providing in-depth comprehension on the subject under research.
The result of the study showed that the actors involved in pasar nagari and local auction of the cassiavera trading system were: 1). Cinnamon farmers as suppliers. They were grouped by the activity intensity in pasar nagari, i.e. cinnamon farmers with weekly or irregular yield period, and cinnamon farmers with annual yield period who showed different economic behavior in their interaction within the pasar
nagari.
2). Collector traders of pasar nagari as buyers. They were grouped into
traders without capital and traders with quite secured capital. In general, they came from within the ring of the nagari’s elite who possessed business network to supranagari and became the clique members of certain network (clientage) and did
structural and symbolic violence to farmers which was aiming to the establishment of a hidden cassiavera trading monopsony in order to maintain their morel economy. They also acted formally as cinnamon farmers on the trading in local auction market. 3). Large-scale traders at district level as wholesale players. They generally came from the area of supra nagari with business network to pasar nagari and became the principal clique members of a network. They did structural and symbolic violence to collector traders of pasar nagari and to cinnamon farmers which was aiming for the establishment of hidden cassiavera trading monopsony in order to maintain their rational economy.
Market regulation was established interpersonally around the clique members and the social network interpersonal to cause lower price from the cassiavera farmers. The clique members did rotation on the buying the cassiavera by grade
specialization on each pasar nagari opening in order to create a hidden cassiavera buying monopsony.
The cassiavera trading in pasar nagari was embedded into the familial system within the nagari community because in general the cassiavera traders were the elite group of nagari. Cassiavera farmers were very much in loss, but still perform the farming business because for several reasons; one is that this was the form of their household livelihood survival strategy during difficult times as well as the form of the nagari community’s socio-culture structure, just like the folkloric
tambilang besi; two is that cassiavera was a prestigious commodity and was used as
nagari community’s way in the interaction in pasar nagari especially in the social exchange; and three it was used as saving for paying important socio-culture events.
The transaction form in the cassiavera market revealed that the greater number of intermediate traders (actors/competitors) did not guarantee a more competitive price. The fact showed that the most determining factor for the price was the existence of networking, a certain “social network” among the actors involved. Such network could perform this transaction in the form of business network that took a very long time to be established (clientage). The stronger the relationship of the members (cassiavera traders) within a network, the easier the traders got in price determination and the vulnerable the farmers became in attaining better price for their best commodity. The existence of the clique members in the cassiavera market was reflected by the close social relation between the collector traders of pasar
nagari with the large-scale traders at the district level. This was seen by the two
approaches: first, through the source of capital possessed by the collector traders of
pasar nagari; second, through the source of price info for collector traders of pasar nagari. The first way was to determine the price between the pasar nagari collector
traders and the large-scale traders from the district, and the second was more to set up the cassiavera price between the collector traders of pasar nagari and the farmers. To the two existing mainstreams; to the economic mainstream as well as to the new economic sociology mainstream; the existence of pasar nagari as the boundary line of moral economic action to rational economic action was very much needed in order to bring out profit to all parties exchanging in the market.
The persistence of pasar nagari was in fact laid in the chance to the development of moral economy behavior to face the rational economic action that was brought in and applied by large-scale traders at district level as outsiders meddling with the nagari community’s economic system.
Keywords: Pasar Nagari persistence, moral and rational economic behavior, establishment of clientage and clique members, and monopsony market.
RINGKASAN
ZUSMELIA. Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat. Dibimbing oleh M.T. FELIX SITORUS, SEDIONO M.P. TJONDRONEGORO, dan DAMSAR.
Fokus studi ini adalah keberadaan pasar nagari sebagai urat nadi perekonomian masyarakat nagari, sedangkan bias dari kekuatan ekonomi dunia telah membawa perubahan dalam pasar nagari itu sendiri, baik dari segi aktor yang terlibat, regulasi yang tercipta ataupun jaringan kerja sosial yang hidup dan terbina di dalamnya. Bagaimana pasar nagari--sebagai bagian dari kelembagaan ekonomi masyarakat nagari--bisa bertahan dalam proses perubahan yang terjadi, bagaimana proses perubahan itu terjadi, kenapa demikian, dan bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan pasar dan ekonomi masyarakat nagari di Minangkabau. Keterkaitan antara produksi kayu manis dengan pasar nagari sebagai salah satu
“outlet” bagi pemasaran produksi kayu manis petani. Bagaimana pasar kayu manis
bertahan menghadapi semua perubahan yang tengah berlangsung, terutama dalam kaitannya dengan relasi-relasi pertukaran yang dibangun oleh aktor ekonomi di pasar, jaringan kerja sosial dan pola-pola perilaku aktor ekonomi dalam melakukan tindakan ekonomi. Bagaimana kaitannya dengan ekonomi moral aktor yang terlibat di pasar. Penelitian ini merupakan penelitian sosiologi dengan bidang kajian sosiologi ekonomi, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bersifat naturalistik atau alamiah, yang dilakukan pada suatu latar alamiah tertentu, dan memiliki kasus tertentu, menggunakan pendekatan multi metode guna mendekati persoalan yang diajukan. Penelitian ini memposisikan diri pada paradigma non-positivistik yang mampu memberikan pemahaman yang mendalam tentang subjek kajiannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor yang ikut bermain di pasar nagari khususnya pasar kayu manis adalah: 1). Petani kayu manis, yang dikelompokkan berdasarkan aktifitas panen mereka yakni dengan waktu panen tidak menentu, dan waktu panen tahunan yang memperlihatkan perilaku ekonomi yang berbeda dalam berinteraksi di pasar nagari. 2). Pedagang pengumpul pasar nagari, yang dikelompokkan kepada pedagang tanpa modal/pemberi isyarat dengan sumber modal pedagang besar kabupaten dan Inang-inang. Pedagang modal kuat, yang berasal dari kelompok elite nagari, memiliki jaringan bisnis ke supra nagari, dan menjadi anggota kelompok clique members dari satu jaringan kerja tertentu (klientisasi). 3). Pedagang Besar Kabupaten sebagai pembeli dalam jumlah besar (wholesale); mereka pada umumnya berasal dari wilayah supra nagari. Memiliki jaringan bisnis ke pasar nagari, menjadi Patron clique members dari satu jaringan klientisasi, mengarah kepada terbentuknya monopsoni tersembunyi perdagangan kayu manis, untuk mempertahankan ekonomi rasionalnya.
Regulasi pasar terbentuk diantara anggota kelompok (clique members) dan jaringan kerja sosial interpersonal untuk membuat harga kayu manis petani kayu manis lebih rendah. Anggota clique members melakukan rotasi spesialisasi pembelian grade kualitas kayu manis pada setiap kali pasar nagari dibuka untuk mengarah kepada bentuk monopsoni tersembunyi pembelian kayu manis.
Perdagangan kayu manis di pasar nagari melekat (embedded) dalam sistem kekerabatan di tengah masyarakat nagari karena pada umumnya pedagang kayu manis adalah kelompok elite nagari. Petani kayu manis sangat dirugikan, tetapi tetap melakukan budidaya tanaman kayu manis karena terkait dengan strategi bertahan ekonomi rumahtangga pada saat sulit (livelihood strategies) dan konstruksi sosial atas tanaman kayu manis sebagai tanaman sosial budaya, seperti adat tambilang besi, tanaman prestise dan style masyarakat nagari dalam berinteraksi di pasar nagari terutama untuk pertukaran sosial, tanaman tabungan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial budaya yang besar.
Jumlah pedagang perantara (aktor/kompetitor) yang semakin besar tidak menjamin harga dapat bersaing. Faktanya, yang paling menentukan harga adalah ada tidaknya jaringan kerja “jaringan sosial tertentu” diantara aktor yang terlibat. Jaringan kerja dalam melakukan transaksi ini dalam bentuk jaringan bisnis yang terbentuk dalam proses waktu yang sangat lama (klientisasi). Semakin kuat jalinan kerjasama atau jaringan sosial personal diantara pedagang kayu manis, semakin mudah pedagang menentukan harga yang diinginkan dan semakin membuat petani tidak berdaya dalam mendapatkan harga terbaik untuk komoditi terbaiknya. Adanya anggota kelompok perdagangan (clique members) dalam pasar kayu manis ditunjukkan oleh hubungan sosial personal yang intim antara pedagang pengumpul pasar nagari dengan pedagang besar kabupaten. Hal ini dapat dilihat dari dua cara: pertama, melalui sumber modal yang dimiliki oleh pedagang pengumpul pasar nagari. Kedua, melalui sumber informasi harga bagi pedagang pengumpul pasar nagari. Cara yang pertama sangat menentukan penetapan harga antara pedagang pengumpul pasar nagari dengan pedagang besar kabupaten, dan cara kedua lebih menentukan harga kayu manis antara pedagang pengumpul pasar nagari dengan petani kayu manis. Pada kedua mainstream yang ada, baik mainstream ekonomi maupun mainstream sosiologi ekonomi baru, kehadiran pasar nagari sebagai batas antara tindakan ekonomi moral dengan tindakan ekonomi rasional sangat diperlukan, agar mendatangkan keuntungan bagi semua pihak yang melakukan pertukaran.
Ketahanan pasar nagari justru terletak pada kesempatan untuk mengembangkan terjadinya perilaku ekonomi moral dalam menghadapi perilaku ekonomi rasional yang dibawa dan diterapkan oleh pedagang besar kabupaten sebagai orang luar (outsider) yang melakukan intervensi terhadap sistem ekonomi masyarakat nagari.
Kata Kunci: Ketahanan pasar nagari, perilaku ekonomi moral dan rasional, terbentuknya klientisasi dan clique members, dan pasar monopsoni tersembunyi.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2007 Hak cipta dilindungi
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
KETAHANAN (PERSISTENCE) PASAR NAGARI MINANGKABAU:
KASUS PASAR KAYU MANIS (CASSIAVERA)
DI KABUPATEN TANAH DATAR DAN AGAM
SUMATERA BARAT
ZUSMELIA
Disertasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor Pada
Program Studi Sosiologi Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Disertasi : Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau : Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam , Sumatera Barat
Nama : Zusmelia
NRP : A. 162024031
Program Studi : Sosiologi Pedesaan (SPD)
Disetujui, Komisi Pembimbing,
Dr. Ir. M.T. Felix Sitorus, MS Ketua
Prof. Dr. Sediono M.P Tjondronegoro Prof. Dr. Damsar, MA Anggota Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Sosiologi Pedesaan (SPD)
Dr. Nurmala. K. Panjaitan, M.S, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
Tanggal Ujian: Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Kodrat dan IradatNya, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan juni 2005 adalah sosiologi ekonomi dengan judul: Ketahanan (persistence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan sebesar-besarnya pertama-tama penulis sampaikan kepada komisi pembimbing penulis, Bapak Dr. Ir. M.T. Felix Sitorus, MS, Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro dan Prof. Dr. Damsar, MA atas bimbingannya kepada penulis selama proses pengerjaan disertasi ini. Lebih dari sekedar pembimbing, beliau adalah mahaguru sekaligus “keluarga” yang memberikan kehangatan suasana akademis bagi penulis, semoga amal kebaikan mereka diterima sebagai sedekah jari’ah dan pahala di sisi Allah SWT. Kepada Bapak Dr.Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr yang telah membaca dengan teliti, memberikan kritikan dan sarannya sebagai penguji luar komisi pada ujian tertutup, terima kasih atas pengayaannya. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sjarifudin Baharsjah (Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian IPB dan Ketua Yayasan PADI Indonesia) dan Bapak Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS (Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka, terima kasih atas saran dan masukannya serta pertanyaannya sehingga memberikan dimensi pemikiran baru bagi penulis demi lebih baiknya disertasi ini.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan pada Ibu Dr. Titik Sumarti, MS, Ibu Dr. Nurmala K. Panjaitan, MS. DEA, dan Bapak Dr. Endriatmo Soetarto, MS, atas arahan dan dukungan morill yang tak henti-hentinya agar penulis tetap tegar, kuat, dan bersemangat dalam menyelesaikan studi ini.
Selanjutnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus juga disampaikan kepada keluarga penulis, suami tercinta, Dr. Ansofino, M.Si dan ananda tersayang: Ihsan Pratama dan Fachry Satra Pasca, yang dengan sabar dan tabah telah menyertai dan mendukung penulis melewati masa studi yang panjang dan melelahkan. Untuk merekalah disertasi ini penulis persembahkan.
Kemudian yang terpenting, dukungan moril dan bantuan materill yang tidak pernah hentinya penulis peroleh dari, Ayahanda Z. DT.Rangkayo Rajo Batuah (almarhum), A.H.Dt. Bagindo Basa (almarhum), Ibunda Suraiya Hatta (almarhumah), dan Hj. Yurnalis, kakanda Drs.Zusnedi, Zusmarwin, Drs.Iyakrus,M.Kes, Multi, AC, Eva Mairoza,SE,M.Kes serta adinda Zusmartini, Candra, Asniarny,S.Pd, Zusmarsuhatry dan Verina Hayati, A.Md dan Bripka.Yushar yang telah berjasa menghantarkan penulis ke jalur pendidikan terbaik, sehingga dapat mencapai dan menyelesaikan pendidikan akademik tertinggi ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pimpinan program studi Sosiologi Pedesaan (SPD) IPB, dan seluruh staff pengajar yang telah mendidik dan menempa penulis agar berkualifikasi Doktor, kepada Program Pascasarjana IPB yang telah memungkinkan penulis memperoleh dukungan dana dari Biaya Pendidikan Pascasarjana (BPPS) DIKTI- DIKNAS. Berikut, Kepada Bapak Bupati Kabupaten Tanah Datar dan jajaran Pemda Kabupaten Tanah Datar, terima kasih atas segala kesempatan dan dukungan dananya untuk penyelesaian disertasi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan secara khusus disampaikan pula kepada pada responden (petani, pedagang kayu manis), terutama kepada Wali Nagari Salimpaung, Wali Nagari Tabek Patah, Wali Nagari Rao-Rao, dan Wali Nagari Sungai Tarab kabupaten Tanah Datar, dan Wali Nagari Baso, kabupaten Agam dan para penghulu pasar nagari beserta perangkatnya, Ketua dan anggota KAN, yang telah memberikan dan membantu dan memberikan data primer dan sekunder yang dibutuhkan. Kepada adinda Ir. Rohani, M. Si dan Drs. Febri Orza, yang ikut membantu penulis dalam mengumpulkan data di lapang dalam rentang waktu yang cukup lama, tanpa penerimaan dan dukungan yang tanpa pamrih terhadap penulis, disertasi ini tidak akan pernah ada.
Teristimewa, ucapan terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Koordinator Kopertis wilayah X Padang, Bapak Ketua Yayasan dan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat beserta jajarannya yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis untuk meninggalkan tugas mengajar selama mengikuti program Doktor pada Program Pascasarjana IPB ini.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungan rekan-rekan dan teman-teman seperjuangan di program studi Sosiologi Pedesaan (SPD)
IPB; Ir. August Ernest Pattiselano, M. Si dan Drs. Abdul Basid, M. Si, Bapak Ir. Undang Fajar, M.Si, Ibu Yeti Rochwulandari, Bapak Hidayat, Bapak Malik, Bapak Hartoyo, Mbak Tyas dan Adinda Maihasni, dan yang lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Mereka telah banyak memberikan dukungan moril dan materill serta kesempatan diskusinya dan suasana akademis yang menyenangkan selama masa-masa penyelesaian studi S3 ini. Sungguh budi baik dan jasa mereka semua tidak akan pernah terlupakan, hanya Allah SWT yang akan membalasnya sebagai pahala dari amal kebaikan.
Penulis menyadari bahwa keterbatasan pemahaman yang dimiliki membuat disertasi ini jauh dari kesempurnaannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat menyempurnakan tulisan ini sangat diharapkan. Atas perhatian semua pihak, penulis aturkan ribuan terimakasih.
Bogor, Desember 2007
Penulis,
‘
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padangpanjang, Sumatera Barat pada tanggal 10 April 1966, sebagai anak ketiga dari pasangan Z.DT. Rangkayo Rajo Batuah (almarhum) dengan Suraiyya Hatta (almarhumah). Pendidikan dasar diselesaikan di SD Muhammadiyah Komplek Kauman Padangpanjang tahun 1979, dan pendidikan menengah pertama dan atas berturut-turut diselesaikan di SMPN No: 2 Padangpanjang tahun 1982 dan SMA Negeri Padangpanjang tahun 1985. Pendidikan Sarjana ditempuh di Program Studi Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IKIP Padang, lulus tahun 1990. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan studi S2 dan diterima di Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD), Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang (Unand), dan menamatkannya pada tahun 2000. Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Doktor pada Program Studi Sosiologi Pedesaan (SPD) di IPB Bogor diperoleh pada tahun 2002. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Dirjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Penulis bekerja sebagai Dosen PNSD pada Kopertis Wilayah X Padang dpk pada STKIP PGRI Sumatera Barat. Mata kuliah yang menjadi mata ajar penulis adalah Teori Ilmu Sosial, Pengantar Ilmu Sosial, Metode Penelitian Sosial dan Islamologi.
Pada tahun 1992 penulis menikah dengan Dr. Ansofino, M.Si dan dikarunia dua orang putera yakni Ihsan Pratama (kini 15 tahun) dan Fachry Satra Pasca (kini 11 tahun).
Selama mengikuti program S3, penulis menjadi anggota Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI). Karya ilmiah yang berjudul “Modernisasi dan keterlibatan keluarga Minangkabau: sebuah Tinjauan Sosiologis Terhadap Masyarakat yang sedang mengalami perubahan” telah diterbitkan dalam Jurnal Sosiologi Indonesia No: 08/2006 diterbitkan oleh Ikatan Sosiologi Indonesia. Sebuah artikel ilmiah telah disajikan dalam Seminar Nasional: Indonesia yang Bebas Korupsi, Rukun, dan Mandiri dalam Kongres ISI V 2005 Tanggal 20 September 2005 di Jakarta dengan judul “Pasar Pedesaan sebagai social Institution Adakah Celah untuk Terjadinya KKN? Karya-karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari program S3 Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ……….. xvii
DAFTAR GAMBAR ………. xix
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 5
1.3.Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Kegunaan Penelitian ... 8
BAB II KONSEPSI TEORI KE ARAH PENDEKATAN MASALAH 2.1. Pasar Sebuah Tinjauan Konseptual ... 9
2.2. Model Pasar yang di Kembangkan dalam Teori Ekonomi ... 11
2.3. Pasar dalam Perspektif Sosiologi Ekonomi... 24
2.4. Perspektif Sosiologi Tentang Ekonomi ... 28
2.5. Tindakan Ekonomi dalam Sosiologi Ekonomi VS Teori Pertukaran 29 2.6. Tindakan Ekonomi, Pertukaran dan Sistem Nilai Budaya... 34
2.7. Ekonomi Moral dan Ekonomi Rasional ... 42
2.8. Pasar Nagari di Minangkabau: Nexus Lokal-Supra Lokal... 45
2.9. Beberapa Studi Tentang Pasar dan Posisi Penelitian Diantara Penelitian Terdahulu... 51
2.10. Kerangka Pemikiran ... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Acuan Kerja Penelitian ... 62
3.2. Sejumlah Hipotesis Pengarah ... 62
3.3. Batasan Analisis ... 65
3.4. Pilihan Paradigma Penelitian ... 66
3.5. Metode Penelitian ... 69
3.6. Tekhnik Pengumpulan Data ... 72
3.7. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ... 76
3.8. Pemilihan Daerah Penelitian ... 78
3.9. Unit Analisis ... 79
BAB IV TANAH DATAR SEBAGAI PUSAT AKTIFITAS POLITIK DAN EKONOMI MASYARAKAT MINANGKABAU 4.1. Terbentuknya Luhak Tanah Datar Menjadi Pusat Kegiatan Politik dan Ekonomi Masyarakat Minangkabau; Saling Hubungan Antara Daerah Pedalaman dan Pesisir Minangkabau . ... 80
4.2. Struktur Sosial Masyarakat Pedalaman Minangkabau dan
Kaitannya dengan Sistem Mata Pencaharian Masyarakat ... 91
4.3. Nagari Sebagai Kesatuan Sosial Ekonomi dan Sosial-Budaya Masyarakat Minangkabau ……….. 98
4.4. Sistem dan Pola-pola Aktifitas Pertanian: Pertanian Padi Sawah dan Perkebunan Kulit Manis Saat Sekarang ... 107
4.5. Gambaran Umum Perekonomian Masyarakat Nagari di daerah Penelitian... ... 114
4.5.1. Nagari Tabek Panjang Baso ... 115
4.5.2. Nagari Tabek Patah ... 123
4.5.3. Nagari Salimpaung ... 126
4.5.4. Nagari Rao-Rao ... 128
4.5.5. Nagari Sungai Tarab ... 132
BAB V PASAR NAGARI SEBAGAI AJANG PERTUKARAN SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT MINANGKABAU 5.1. Kedudukan dan Fungsi Pasar Nagari Dalam Perekonomian Masyarakat Nagari: Sebuah Proses Perubahan ... 135
5.2. Struktur dan Model Pengelolaan Pasar Nagari Sebagai Pranata Ekonomi Nagari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Nagari ... 146
5.3. Pasar Nagari dan Keterlibatannya Dalam Jalur Perdagangan Internasional Sejak abad XIX ... 155
5.4. Simpulan Akhir Bab ... 164
BAB VI BASIS KETAHANAN PASAR NAGARI: KETERLEKATAN PASAR KAYU MANIS DENGAN PASAR SUPRA LOKAL DAN MASYARAKAT MINANGKABAU 6.1. Kayu manis sebagai Tanaman Sosial Budaya ... 166
6.2. Kayu manis sebagai Katup Pengaman Ekonomi Rumahtangga .. 177
6.3. Relasi Sosial dan Jaringan Kerja Antar Pedagang Lokal dan Supra Lokal serta Kemunculan Pedagang Kayu manis Sebagai Kelompok Elite Ekonomi ... 189
6.4. Perilaku Pertukaran dan Tindakan Ekonomi Petani dan Pedagang Dalam Proses Transaksi Kayu manis ... 199
6.5. Relasi Sosial Petani dan Pedagang Kayu manis di Pasar Nagari ... 207
6.6. Simpulan Akhir Bab ... 211
BAB VII KETAHANAN PASAR NAGARI DALAM PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NAGARI 7.1. Proses Pembentukan Harga, Kualitas dan Kuantitas ... 213
7.2. Peranan dan intervensi state dalam Perdagangan Kayu manis: Terbentuknya KPRR dan Pasar Lelang Lokal (PLL) Kayu manis.. 222
7.3. Jalur dan Mata Rantai Pemasaran Kayu manis ke Pasar Domestik dan Eksportir ... 243
7.4. Peminggiran Petani Kayu Manis dalam Sistem Perekonomian
Masyarakat Nagari ... 245
7.5 Terbentuknya Monopsoni Tersembunyi dalam Perdagangan Kayu manis ... 253
7.6. Regulasi Pasar: Saling Hubungan Negara, Masyarakat, dan Pasar Nagari ... 256
7.7. Sistem Pasar Nagari: Sebuah Idealisme dari Persepktif Sosiologi Ekonomi ... 259
7.8. Simpulan Akhir Bab ……… 265
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan di Tataran Empirik... 267
8.2. Kesimpulan di Tataran Teoritik ... 269
8.3. Kesimpulan di Tataran Metodologis... 271
8.4. Saran dan Implikasi Kebijakan ... 272
8.5. Peluang untuk Penelitian Ke Depan ... 273
DAFTAR PUSTAKA 274
LAMPIRAN 283
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Luas Lahan dan Produksi Kayu manis 3
2. Subject Areas dari Teori Ekonomi dan Sosiologi Ekonomi 37
3. Luas Lahan Sawah dan Kebun Sebagai Tanah Pusako di Setiap Nagari Pada Wilayah Penelitian 93
4. Pola Penggunaan Lahan di Nagari Tabek Panjang (Baso) 116
5. Jumlah Peduduk Nagari Tabek Panjang/Baso Menurut Umur dan Jenis Kelamin 117
6. Struktur Mata Pencaharian di sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan 118
7. Jumlah Penduduk yang Bekerja di Sub Sektor Jasa/Perdagangan 119
8. Struktur Kepemilikan Tanah di Nagari Baso 120
9. Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja di Nagari Baso 121
10. Kualitas Angkatan Kerja Dirinci Menurut Pendidikan yang Ditamatkan 121
11. Tingkat Pendidikan Penduduk Nagari Baso 122
12. Jenis Penggunaan Lahan di Nagari Salimpaung 127
13. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan di Nagari Rao-Rao 130
14. Perbandingan Kondisi Fisik Pasar Nagari Menurut Tingkatan Transaksinya 140
15. Fungsi Pasar Nagari Menurut Tingkatannya 143
16. Peraturan Perundang-undangan Tentang Pasar Nagari 146
17. Keanggotaan Komisi Pasar Baso 149
18. Dinamika Pengelolaan Pasar Nagari dari Waktu ke Waktu 153
19. Pedagang Kayu manis Berdasarkan Pasar yang Dikunjungi 160
20. Perbedaan Standar Kualitas yang Digunakan dalam Tataniaga Kayu manis pada saat penelitian 170
21. Harga dan Kualitas Kayu manis di Tingkat Petani di Pasar Nagari 171
22. Luas Panen dan Produksi Kulit Manis Setiap Nagari Pada Wilayah Penelitian 177
23. Profil Luas Lahan, Frekwensi Waktu Panen, dan Volume Penjualan
Petani Kayu Manis di Daerah Penelitian 180
24. Karakteristik Pedagang Pengumpul di Wilayah Penelitian 185
25. Tipologi Pedagang Pengumpul Kayu manis di Pasar Nagari 187
26. Jaringan Patron-Klien Pedagang Kayu manis di Pasar Nagari 193
27. Kedudukan dan Posisi Sosial Pedagang Pengumpul Pasar Nagari di Tengah Masyarakat Nagari 195
28. Kaitan Jumlah Kadar Air dengan Harga per Kg Kayu manis di PLL 238
29. Harga-Harga di Tingkat Petani dan Pedagang Pengumpul Pasar Nagari di Pasar Nagari Baso 263
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1. Kerangka Pemikiran Tentang Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari
Dalam Ekonomi Dunia 61
2 Perkembangan Volume Ekspor Kayu manis Sejak Zaman Kolonial
Belanda dari Tahun 1860-1940 89
3. Sumbangan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Sumatera Barat. 109
4. Perkembangan Volume Ekspor, Produksi dan Luas Panen Kayu manis
Provinsi Sumatera Barat Tahun 1970- 2004 110 5. Perkembangan Produksi dan Luas Panen Kulit Manis Provinsi
Sumatera Barat 1970- 2004 111
6. Sumbangan Ekspor Kayu manis Terhadap Volume Ekspor Sumatera Barat
Sejak tahun 1970-2004 112
7. Sumbangan Sektor Pertanian dan Perkebunan Terhadap PDRB Kabupaten
Tanah Datar 113
8. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Nagari 147 9. Aliran Komoditi Perdagangan dari Pasar Nagari ke Pasar Dunia 159 10. Keterkaitan Pasar Nagari dengan Perdagangan Supra Nagari
dan Eksportir 163
11. Perbandingan Jumlah Pedagang Pengumpul di Pasar Nagari dan
Pedagang pengumpul di Tingkat Kabupaten dan Ekportir 191 12. Hirarki clique member Pedagang Kayu manis 220 13. Kelembagaan Perdagangan Kayu manis dari Pasar Nagari Sampai ke
Pasar Dunia 244
14. Garis Kontinum Perilaku Ekonomi Rasional - Ekonomi Moral Pedagang
Kayu manis 252
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Kabupaten Tanah Datar 283
2. Peta Provinsi Sumatera Barat (Posisi Daerah Penelitian) 284
3. Peta Provinsi Sumatera Barat 285
4. Pedoman wawancara 286
5. Foto- Foto Penelitian 287