KETAHANAN (PERSISTENCE) PASAR NAGARI MINANGKABAU:
KASUS PASAR KAYU MANIS (CASSIAVERA)
DI KABUPATEN TANAH DATAR DAN AGAM
SUMATERA BARAT
ZUSMELIA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan Disertasi Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam Sumatera Barat adalah merupakan karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, November 2007
Zusmelia NRP: A 162024031
ABSTRACT
ZUSMELIA. The Persistence of Pasar Nagari in Minangkabau: A Case of Cinnamon (Cassiavera) Market in Tanah Datar and Agam District, West Sumatera Province. Under direction of M.T. FELIX SITORUS, SEDIONO M.P. TJONDRONEGORO and DAMSAR
This study focused on the existence of pasar nagari which acted as the backbone component in the economy of nagari community; and the influence the world’s economy brought to the change in pasar nagari itself in the aspects of involved actors, established regulations, and social network that strived and evolved within. How the pasar nagari—as a crucial part of the nagari community’s economic institution—could survive throughout the ongoing changes process, how exactly such a changing process happened, why it occurred, and the impact it brought about to pasar and the economic condition in Minangkabau. The inter correlation between the production of cassiavera with pasar nagari as one of the outlets or marketing channels of farmer’s cassiavera product. How the cassiavera market sustained all the surrounding changing, especially in term of the exchange in relations established by the economic actors within the pasar, the social network and the behavior pattern of such economic actors in performing economic activities; and the connection with the actors’ moral economy involved in the pasar. This study is a sociological research in the field of economic sociology; which is a qualitative exploration, i.e. was naturalistic or scientific in nature and done on a certain natural background with specific cases using multi-method approaches in order to explain the phenomena proposed. This study assumed itself into a non-positivistic paradigm capable of providing in-depth comprehension on the subject under research.
The result of the study showed that the actors involved in pasar nagari and local auction of the cassiavera trading system were: 1). Cinnamon farmers as suppliers. They were grouped by the activity intensity in pasar nagari, i.e. cinnamon farmers with weekly or irregular yield period, and cinnamon farmers with annual yield period who showed different economic behavior in their interaction within the pasar nagari. 2). Collector traders of pasar nagari as buyers. They were grouped into traders without capital and traders with quite secured capital. In general, they came from within the ring of the nagari’s elite who possessed business network to supra nagari and became the clique members of certain network (clientage) and did structural and symbolic violence to farmers which was aiming to the establishment of a hidden cassiavera trading monopsony in order to maintain their morel economy. They also acted formally as cinnamon farmers on the trading in local auction market. 3). Large-scale traders at district level as wholesale players. They generally came from the area of supra nagari with business network to pasar nagari and became the principal clique members of a network. They did structural and symbolic violence to collector traders of pasar nagari and to cinnamon farmers which was aiming for the establishment of hidden cassiavera trading monopsony in order to maintain their rational economy.
Market regulation was established interpersonally around the clique members and the social network interpersonal to cause lower price from the cassiavera farmers. The clique members did rotation on the buying the cassiavera by grade
specialization on each pasar nagari opening in order to create a hidden cassiavera buying monopsony.
The cassiavera trading in pasar nagari was embedded into the familial system within the nagari community because in general the cassiavera traders were the elite group of nagari. Cassiavera farmers were very much in loss, but still perform the farming business because for several reasons; one is that this was the form of their household livelihood survival strategy during difficult times as well as the form of the nagari community’s socio-culture structure, just like the folkloric tambilang besi; two is that cassiavera was a prestigious commodity and was used as nagari community’s way in the interaction in pasar nagari especially in the social exchange; and three it was used as saving for paying important socio-culture events.
The transaction form in the cassiavera market revealed that the greater number of intermediate traders (actors/competitors) did not guarantee a more competitive price. The fact showed that the most determining factor for the price was the existence of networking, a certain “social network” among the actors involved. Such network could perform this transaction in the form of business network that took a very long time to be established (clientage). The stronger the relationship of the members (cassiavera traders) within a network, the easier the traders got in price determination and the vulnerable the farmers became in attaining better price for their best commodity. The existence of the clique members in the cassiavera market was reflected by the close social relation between the collector traders of pasar nagari with the large-scale traders at the district level. This was seen by the two approaches: first, through the source of capital possessed by the collector traders of pasar nagari; second, through the source of price info for collector traders of pasar nagari. The first way was to determine the price between the pasar nagari collector traders and the large-scale traders from the district, and the second was more to set up the cassiavera price between the collector traders of pasar nagari and the farmers. To the two existing mainstreams; to the economic mainstream as well as to the new economic sociology mainstream; the existence of pasar nagari as the boundary line of moral economic action to rational economic action was very much needed in order to bring out profit to all parties exchanging in the market.
The persistence of pasar nagari was in fact laid in the chance to the development of moral economy behavior to face the rational economic action that was brought in and applied by large-scale traders at district level as outsiders meddling with the nagari community’s economic system.
Keywords: Pasar Nagari persistence, moral and rational economic behavior, establishment of clientage and clique members, and monopsony market.
RINGKASAN
ZUSMELIA. Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat. Dibimbing oleh M.T. FELIX SITORUS, SEDIONO M.P. TJONDRONEGORO, dan DAMSAR.
Fokus studi ini adalah keberadaan pasar nagari sebagai urat nadi perekonomian masyarakat nagari, sedangkan bias dari kekuatan ekonomi dunia telah membawa perubahan dalam pasar nagari itu sendiri, baik dari segi aktor yang terlibat, regulasi yang tercipta ataupun jaringan kerja sosial yang hidup dan terbina di dalamnya. Bagaimana pasar nagari--sebagai bagian dari kelembagaan ekonomi masyarakat nagari--bisa bertahan dalam proses perubahan yang terjadi, bagaimana proses perubahan itu terjadi, kenapa demikian, dan bagaimana dampaknya terhadap kelangsungan pasar dan ekonomi masyarakat nagari di Minangkabau. Keterkaitan antara produksi kayu manis dengan pasar nagari sebagai salah satu “outlet” bagi pemasaran produksi kayu manis petani. Bagaimana pasar kayu manis bertahan menghadapi semua perubahan yang tengah berlangsung, terutama dalam kaitannya dengan relasi-relasi pertukaran yang dibangun oleh aktor ekonomi di pasar, jaringan kerja sosial dan pola-pola perilaku aktor ekonomi dalam melakukan tindakan ekonomi. Bagaimana kaitannya dengan ekonomi moral aktor yang terlibat di pasar. Penelitian ini merupakan penelitian sosiologi dengan bidang kajian sosiologi ekonomi, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bersifat naturalistik atau alamiah, yang dilakukan pada suatu latar alamiah tertentu, dan memiliki kasus tertentu, menggunakan pendekatan multi metode guna mendekati persoalan yang diajukan. Penelitian ini memposisikan diri pada paradigma non-positivistik yang mampu memberikan pemahaman yang mendalam tentang subjek kajiannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktor yang ikut bermain di pasar nagari khususnya pasar kayu manis adalah: 1). Petani kayu manis, yang dikelompokkan berdasarkan aktifitas panen mereka yakni dengan waktu panen tidak menentu, dan waktu panen tahunan yang memperlihatkan perilaku ekonomi yang berbeda dalam berinteraksi di pasar nagari. 2). Pedagang pengumpul pasar nagari, yang dikelompokkan kepada pedagang tanpa modal/pemberi isyarat dengan sumber modal pedagang besar kabupaten dan Inang-inang. Pedagang modal kuat, yang berasal dari kelompok elite nagari, memiliki jaringan bisnis ke supra nagari, dan menjadi anggota kelompok clique members dari satu jaringan kerja tertentu (klientisasi). 3). Pedagang Besar Kabupaten sebagai pembeli dalam jumlah besar (wholesale); mereka pada umumnya berasal dari wilayah supra nagari. Memiliki jaringan bisnis ke pasar nagari, menjadi Patron clique members dari satu jaringan klientisasi, mengarah kepada terbentuknya monopsoni tersembunyi perdagangan kayu manis, untuk mempertahankan ekonomi rasionalnya.
Regulasi pasar terbentuk diantara anggota kelompok (clique members) dan jaringan kerja sosial interpersonal untuk membuat harga kayu manis petani kayu manis lebih rendah. Anggota clique members melakukan rotasi spesialisasi pembelian grade kualitas kayu manis pada setiap kali pasar nagari dibuka untuk mengarah kepada bentuk monopsoni tersembunyi pembelian kayu manis.
Perdagangan kayu manis di pasar nagari melekat (embedded) dalam sistem kekerabatan di tengah masyarakat nagari karena pada umumnya pedagang kayu manis adalah kelompok elite nagari. Petani kayu manis sangat dirugikan, tetapi tetap melakukan budidaya tanaman kayu manis karena terkait dengan strategi bertahan ekonomi rumahtangga pada saat sulit (livelihood strategies) dan konstruksi sosial atas tanaman kayu manis sebagai tanaman sosial budaya, seperti adat tambilang besi, tanaman prestise dan style masyarakat nagari dalam berinteraksi di pasar nagari terutama untuk pertukaran sosial, tanaman tabungan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sosial budaya yang besar.
Jumlah pedagang perantara (aktor/kompetitor) yang semakin besar tidak menjamin harga dapat bersaing. Faktanya, yang paling menentukan harga adalah ada tidaknya jaringan kerja “jaringan sosial tertentu” diantara aktor yang terlibat. Jaringan kerja dalam melakukan transaksi ini dalam bentuk jaringan bisnis yang terbentuk dalam proses waktu yang sangat lama (klientisasi). Semakin kuat jalinan kerjasama atau jaringan sosial personal diantara pedagang kayu manis, semakin mudah pedagang menentukan harga yang diinginkan dan semakin membuat petani tidak berdaya dalam mendapatkan harga terbaik untuk komoditi terbaiknya. Adanya anggota kelompok perdagangan (clique members) dalam pasar kayu manis ditunjukkan oleh hubungan sosial personal yang intim antara pedagang pengumpul pasar nagari dengan pedagang besar kabupaten. Hal ini dapat dilihat dari dua cara: pertama, melalui sumber modal yang dimiliki oleh pedagang pengumpul pasar nagari. Kedua, melalui sumber informasi harga bagi pedagang pengumpul pasar nagari. Cara yang pertama sangat menentukan penetapan harga antara pedagang pengumpul pasar nagari dengan pedagang besar kabupaten, dan cara kedua lebih menentukan harga kayu manis antara pedagang pengumpul pasar nagari dengan petani kayu manis. Pada kedua mainstream yang ada, baik mainstream ekonomi maupun mainstream sosiologi ekonomi baru, kehadiran pasar nagari sebagai batas antara tindakan ekonomi moral dengan tindakan ekonomi rasional sangat diperlukan, agar mendatangkan keuntungan bagi semua pihak yang melakukan pertukaran.
Ketahanan pasar nagari justru terletak pada kesempatan untuk mengembangkan terjadinya perilaku ekonomi moral dalam menghadapi perilaku ekonomi rasional yang dibawa dan diterapkan oleh pedagang besar kabupaten sebagai orang luar (outsider) yang melakukan intervensi terhadap sistem ekonomi masyarakat nagari.
Kata Kunci: Ketahanan pasar nagari, perilaku ekonomi moral dan rasional, terbentuknya klientisasi dan clique members, dan pasar monopsoni tersembunyi.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2007 Hak cipta dilindungi
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
KETAHANAN (PERSISTENCE) PASAR NAGARI MINANGKABAU:
KASUS PASAR KAYU MANIS (CASSIAVERA)
DI KABUPATEN TANAH DATAR DAN AGAM
SUMATERA BARAT
ZUSMELIA
Disertasi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor Pada
Program Studi Sosiologi Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
Judul Disertasi : Ketahanan (Persistence) Pasar Nagari Minangkabau : Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam , Sumatera Barat
Nama : Zusmelia
NRP : A. 162024031 Program Studi : Sosiologi Pedesaan (SPD)
Disetujui, Komisi Pembimbing,
Dr. Ir. M.T. Felix Sitorus, MS Ketua
Prof. Dr. Sediono M.P Tjondronegoro Prof. Dr. Damsar, MA Anggota Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Sosiologi Pedesaan (SPD)
Dr. Nurmala. K. Panjaitan, M.S, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Kodrat dan IradatNya, sehingga disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan juni 2005 adalah sosiologi ekonomi dengan judul: Ketahanan (persistence) Pasar Nagari Minangkabau: Kasus Pasar Kayu Manis (Cassiavera) di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan sebesar-besarnya pertama-tama penulis sampaikan kepada komisi pembimbing penulis, Bapak Dr. Ir. M.T. Felix Sitorus, MS, Prof. Dr. Sediono M.P. Tjondronegoro dan Prof. Dr. Damsar, MA atas bimbingannya kepada penulis selama proses pengerjaan disertasi ini. Lebih dari sekedar pembimbing, beliau adalah mahaguru sekaligus “keluarga” yang memberikan kehangatan suasana akademis bagi penulis, semoga amal kebaikan mereka diterima sebagai sedekah jari’ah dan pahala di sisi Allah SWT. Kepada Bapak Dr.Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr yang telah membaca dengan teliti, memberikan kritikan dan sarannya sebagai penguji luar komisi pada ujian tertutup, terima kasih atas pengayaannya. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sjarifudin Baharsjah (Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian IPB dan Ketua Yayasan PADI Indonesia) dan Bapak Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS (Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka, terima kasih atas saran dan masukannya serta pertanyaannya sehingga memberikan dimensi pemikiran baru bagi penulis demi lebih baiknya disertasi ini.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan pada Ibu Dr. Titik Sumarti, MS, Ibu Dr. Nurmala K. Panjaitan, MS. DEA, dan Bapak Dr. Endriatmo Soetarto, MS, atas arahan dan dukungan morill yang tak henti-hentinya agar penulis tetap tegar, kuat, dan bersemangat dalam menyelesaikan studi ini.
Selanjutnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus juga disampaikan kepada keluarga penulis, suami tercinta, Dr. Ansofino, M.Si dan ananda tersayang: Ihsan Pratama dan Fachry Satra Pasca, yang dengan sabar dan tabah telah menyertai dan mendukung penulis melewati masa studi yang panjang dan melelahkan. Untuk merekalah disertasi ini penulis persembahkan.