• Tidak ada hasil yang ditemukan

kompetensi guru dalam pengukuran dan pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kompetensi guru dalam pengukuran dan pen"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kompetensi Guru Dalam Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan

Disusun Oleh :

Fitriani Mardiah Ritonga : 15420025

Arif Kaban

A. Pendahuluan

Dalam ruang lingkup pendidikan, pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan pada anak didik dalam mempersiapkan anak didik untuk menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam lembaga pendidikan formal yaitu sekolah, keberhasilan suatu pendidikan akan ditentukan oleh pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru, maka seorang guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.

Upaya dalam melaksanakan perbaikan pendidikan merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan agar suatu bangsa agar maju dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Beberapa upaya yang dilaksanakan antara lain dengan penyempurnaan

kurikulum, perbaikan sarana-sarana pendidikan dan lain sebagainya.

B. Pembahasan

Pengertian kompetensi

Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. (Kunandar,2007:51)1

Kompetensi yaitu suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan.pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai.

Kompetensi adalah perbuatan yang didasarkan pada rasionalitas yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan untuk mencapai tujuan.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkopeten dalam melakukan tugasnya.

(2)

Dalam syari’at islam, meskipun tidak terpaparkan secara jelas, namun terdapat hadits yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu harus dilakukan oleh ahlinya (orang yang berkopeten dalam tugasnya)

Artinya : “dari Abu Hurairah r.a ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda : jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka nantikanlah saat kehancurannya”. (HR.Bukhori,220H:26)

Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan mengolah program belajar mengajar, guru juga harus melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melaksanakan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting.

Guru yang professional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal (Moch. User Usman,2005:14).

Pengertian pengukuran

Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala,peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.

Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan yang lain (Anas Sudiono,2001) Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu (Zaenal Arifin,2012)2

Menurut Ign.Masidjo (1995:14) pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.

Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono,2007)

Jadi, pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan membandingkan suatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur.

Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat dibayangkan seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dan lain sebagainya.

Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.

(3)

Dengan demikian, esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kognitif,afektif dan psikomotor.

Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Kita dapat mengukur karakteristik suatu objek tanpa menggunakan tes, misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk kuantitatif.

Pengertian Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk menilai sesuatu, baik itu sebuah kegiatan atau pencapaian aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk peningkatan mutu kegiatan atau orang dimasa mendatang.3

Menurut Edwin Wond dan Gerold W.Brown evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.

Evaluasi menurut Norman E.Grounloud(1985) berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah dilaksanakan.

Evaluasi merupakan suatu proses penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantu membuat

keputusan,membantu pertanggung jawaban dan meningkatkan pemahaman terhadap fenomena.

Menurut rumusan tersebut, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Komite Studi National tentang Evaluasi (National Study On Evaluation) dari UCLA (stark and Thomas,1994:12) menyatakan bahwa : Evaluation is the process of

ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternative.

Evaluasi merupakan suatu proses atau kejadian pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternative keputusan untuk program selanjutnya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk berkelanjutan untuk mengumpulkan,

mendeskripsikan, menginteprestasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebaagai dasar membuat keputusan dan menyusun kebijakan.

Adapun tujuan evaluasi adalah untu memperoleh informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak/hasil yang dicapai, efesiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difocuskan

(4)

untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan apakah dilanjutkan atau tidak, diperbaiki atau dihentikan.

Selain itu juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.

Pengertian Penilaian (Assessment)

Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan criteria dan pertimbangan tertentu.4

Menurut Bonnie Campbell Hill dan Cynthia Ruptic (1994) “assessment is the process of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth”.

Penilaian adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan pembelajaran anak.

Menurut James A.Mc. lounghlin dan Rena B Lewis (1994) ialah proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk mentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.

Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

Djemari Mardapi (1999:8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995:21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa dapat menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.

Dalam buku “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga

Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen pendidikan nasional (2008:27) dijelaskan bahwa penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilain adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.

Penilaian merupakan proses mengamati, merekam dan mengumpulkan berbagai dokumentasi hasil karya yang telah dikerjakan oleh anak dan bagaimana cara mereka mengerjakannya.

(5)

Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran

perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran

(kuantifikasi suatu objek,sifat,pelaku, dan lain sebagainya) menggambarkan informasi tentang seajauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya menggunakan instrument tes saja, tetapi juga menggunakan tekhnik non tes lainnya.

Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan criteria baik dan buruk yang bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka)

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru, maka seorang guru harus memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar.

Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dari setiap proses pembelajaran atau setelah beberapa unit pelajaran, sehingga guru dapat

menentukan keputusan terhadap siswa tersebut, apakah perlu diadakan perbaikan serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi materi ataupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu mmenyusun instrument tes maupun non tes, mampu membuat keputusan bagi posisi siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannyasecara optimal atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru kemudian menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi siwa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya.

Guru professional adalah guru yang memenuhi persyaratan kompetensi untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu membicarakan aspek profesionalisme guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki guru. Kompetensi dapat diartikan kemampuan, kecakapan, dan wewenang.5

DAFTAR PUSTAKA

Kunandar.2007. Guru Profesional:implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dan sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta : raja grafindo persada

(6)

Arifin,Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya

Jejen musfah,peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan sumber belajar teori dan praktik, (Jakarta:kencana perdana media group,2011), hal.91

Zainal arifin,Evaluasi pembelajaran,(Bandung:remaja rosdakarya,2009)hal.4

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan air kelapa pada maskulinisasi ikan cupang ( Betta splendens ) menggunakan metode perendaman embrio memberikan pengaruh sangat nyata terhadap persentase ikan

Pembentukan istilah yang terdapat pada TNI AD ini hampir keseluruhan merupakan kata yang terbentuk dari proses abreviasi, misalnya singkatan TNI itu sendiri yang

Pada akhir abad XIX M, Islam modern telah menyerukan untuk kembali kepada al-Quran dan as- Sunnah, sebagai jargon pembaruan pemikiran Islam. Fenomena ini terjadi pada

Profilisasi hasil analisis klaster dilakukan pada hasil pengklasteran terbaik, yaitu pengklasteran kabupaten/kota di Jawa Tengah berdasarkan data jumlah kriminalitas

Kata Candra, rumah Mbah Sastro tidak jauh dari Telaga

Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan hasil evaluasi administrasi dan teknis dokumen prakualifikasi perusahaan Saudara telah masuk dalam calon Daftar Pendek untuk

Dari penelitian diketahui ada 2 kelompok kasus, terlihat bahwa kelompok keluarga penderita Tuberkulosa yang sembuh dari pertanyaan perhatian yang diberikan kepada penderita

Jayawijaya, Kabupaten Nduga, Kabupaten Paniai, Kabupaten.. Puncak, Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Yahukimo),. Taman Nasional Wasur