BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara menangani pasien
yang mengalami gangguan kejiwaan, sehingga tentu saja hal ini berbeda dengan
menangani pasien penderita penyakit secara biologik. Para dokter dan perawat
rumah sakit jiwa harus ekstra waspada ketika bekerja karena pasien mungkin saja
mengamuk untuk menyakiti orang lain maupun dirinya sendiri. Peran perawat di
rumah sakit jiwa sangat diperlukan karena mereka bertugas untuk merawat para
pasien kejiwaan sehingga interaksi antara perawat dengan pasien akan terjadi
sesering mungkin. Oleh sebab itu, perawat membutuhkan mental yang kuat untuk
merawat para pasien gangguan jiwa.
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara memiliki 1 ruang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan 17 ruang rawat inap. Pasien gangguan
kejiwaan yang baru datang akan diopname di ruang IGD selama 24 jam. Tindakan
yang dilakukan di ruang IGD adalah pemberian suntikan dan fixer (rantai pengaman) pada kaki. Hal ini dilakukan guna menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti melarikan diri atau bunuh diri.
Setelah pasien sudah mulai tenang, kemudian dipindahkan ke ruang rawat
inap untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Jika pasien kembali mengalami
halusinasi, seperti mendengarkan bisikan-bisikan lalu meronta-ronta, maka pasien
karena pasien yang sedang berhalusinasi ini dapat mengamuk dan sulit
dikendalikan.
Pada penelitian pendahuluan, jumlah pasien yang berada di ruang IGD
sebanyak 4 orang dan jumlah tempat tidur sebanyak 6 buah. Jumlah perawat di
ruang IGD sebanyak 8 orang, dengan pembagian shift kerja pagi sebanyak 4 orang, shift kerja siang sebanyak 2 orang, dan shift kerja malam sebanyak 2 orang. Jumlah perawat pada shift pagi lebih banyak karena pekerjaan yang dilakukan lebih banyak daripada perawat yang bekerja pada shift siang dan malam, seperti membersihkan ruangan dan memindahkan pasien dari ruang IGD ke ruang inap.
Setelah pasien dipindahkan dari ruang IGD ke ruang rawat inap, pasien
akan mendapatkan tindakan perawatan selanjutnya dengan pemberian
obat-obatan. Perawatan di ruang rawat inap akan dilakukan paling sedikit selama 42
hari dan setelah itu dianjurkan oleh dokter untuk melakukan rawat jalan (kontrol
ulang) ke rumah sakit jiwa.
Saat penelitian pendahuluan, total pasien yang berada di ruang rawat inap
berjumlah 436 orang. Walaupun jumlah pasien di ruang IGD lebih sedikit
dibandingkan jumlah pasien di ruang inap, namun perawat lebih mengalami
kesulitan dalam merawat pasien yang berada di ruang IGD karena kondisi pasien
yang sangat sulit untuk dikendalikan. Hal ini dapat menyebabkan perawat di
ruang IGD mengalami beban psikis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat, perawat merasa takut
kepada pasien karena pasien sering mengamuk sehingga hal ini membuat perawat
perawat juga berdampak kepada kegiatan yang dilakukan setelah bekerja, seperti
tingkat emosi yang tidak stabil sehingga mudah marah/ kecewa kepada orang lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian terhadap perawat di
ruang IGD. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur beban kerja mental perawat
di ruang IGD Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Penelitian
dilakukan pada perawat yang bekerja pada shift pagi karena pada umumnya pasien akan dipantau secara intensif pada pagi hari untuk dipindahkan dari ruang IGD ke
ruang inap.
Kelelahan psikis yang dirasakan oleh perawat membuat perawat
menggunakan waktu kerjanya untuk hal-hal tidak produktif, seperti mengobrol
dengan perawat lain untuk mengembalikan rasa rileks pada dirinya. Hal ini dapat
mengurangi produktivitas perawat melebihi batas allowance yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terhadap distribusi waktu produktif
perawat untuk mengetahui persentase waktu yang benar-benar digunakan oleh
perawat untuk bekerja selama jam kerja berlangsung.
Metode yang digunakan untuk mengukur beban kerja mental dalam
penelitian ini adalah National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX). NASA-TLX mengukur enam dimensi ukuran beban kerja, yaitu mental demand, physical demand, temporal demand, performance, effort, dan frustation level.
Metode NASA-TLX dilakukan untuk mengetahui beban kerja mental yang
dirasakan oleh perawat secara subjektif, sehingga perlu digunakan alat
objektif berdasarkan aktivitas gelombang otak perawat. Selain itu, metode work sampling digunakan untuk menentukan waktu produktif yang dimiliki seorang perawat selama jam kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Mariawati (2013) di CV. Bodhi Cipta
Engineering dengan metode NASA-TLX, menunjukkan bahwa beban kerja yang
tinggi terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara kemampuan pekerja dengan
tingkat pekerjaannya. Pesanan produk yang datang sangat banyak dengan
permintaan waktu penyelesaian yang singkat sehingga para karyawan dituntut
untuk terampil dan dapat menghasilkan kerja yang baik sehingga fungsi pelayanan
kepada pelanggan dapat terwujud secara maksimal. Hasil pengukuran beban
psikologis operator pada masing-masing stasiun produksi menunjukkan kategori
beban kerja yang tinggi.1
Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Miranti dan Caecillia (2013)
tentang tingkat beban kerja mental masinis di PT. KAI Daop. II Bandung. Beban
kerja mental masinis yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan yang dapat
menimbulkan kelalaian dalam menjalankan tugas sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan kereta api. Penelitian tersebut dilakukan dengan membandingkan
tugas masinis dinasan kereta jarak dekat dengan dinasan kereta jauh. Nilai
rata-rata NASA-TLX yang diperoleh untuk dinasan jarak dekat adalah 71,7% dan pada
dinasan jarak jauh adalah 82,7%. Faktor dominan yang mempengaruhi beban
1
kerja masinis pada saat menjalani dinasan jarak jauh adalah mental demand dan
physical demand.2
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran beban kerja mental
perawat dengan menggunakan metode NASA-TLX.
Kondisi pasien di ruang IGD yang tidak stabil dapat membuat perawat
mengalami kesulitan dalam memberikan perawatan dan dapat menyebabkan
kekhawatiran jika sewaktu-waktu pasien mengamuk, sehingga perlu dilakukan
analisis terhadap beban kerja mental perawat di ruang IGD.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mengukur dan menganalisis tingkat
beban kerja mental perawat dan mengetahui persentase waktu produktif perawat
agar dapat menyeimbangkan tugas yang dikerjakan oleh masing-masing perawat.
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui beban kerja mental yang dialami oleh perawat di ruang IGD
dengan menggunakan metode NASA-TLX.
2. Mengetahui persentase waktu produktif perawat di ruang IGD dengan
menggunakan metode work sampling.
3. Mengetahui aktivitas gelombang otak perawat berdasarkan grafik alat EEG.
4. Membandingkan dan menganalisis hasil NASA-TLX dan hasil work sampling.
2
5. Membandingkan dan menganalisis hasil NASA-TLX dan hasilalat EEG.
6. Membandingkan dan menganalisis hasil NASA-TLX, hasil work sampling, dan hasilalat EEG.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh
di bangku perkuliahan mengenai konsep pengukuran beban kerja dan
membandingkannya dengan permasalahan yang terjadi di lapangan.
2. Mempererat hubungan pihak universitas dengan pihak manajemen rumah sakit
dan memperkenalkan Departemen Teknik Industri sebagai forum disiplin ilmu
yang juga dapat diterapkan di rumah sakit.
3. Rumah sakit mendapat masukan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengelola beban kerja perawat secara optimal untuk meningkatkan efisiensi
sumber daya manusia.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan hanya pada ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kondisi rumah sakit tidak mengalami perubahan selama penelitian
berlangsung.
2. Pada saat melakukan penelitian, perawat tidak dipengaruhi oleh pihak lain.
3. Perawat dianggap sudah mengetahui dan paham terhadap prosedur kerja yang
dilakukan.
4. Tidak ada pergantian perawat pada saat penelitian.
5. Tidak ada perbedaan mental antara perempuan dan laki-laki.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika penulisan tugas sarjana bertujuan untuk mempermudah dalam
menyusun dan mempelajari bagian-bagian dari seluruh rangkaian penelitian.
Sistematika penulisan tugas sarjana adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang timbulnya masalah pada
perusahaan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
pembatasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan tugas sarjana.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan berisi tentang sejarah perusahaan,
visi, misi, motto perusahaan, fasilitas pelayanan, struktur organisasi, tugas pokok
perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan jam kerja perusahaan.
Bab III Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang
berisi teori-teori ergonomi, beban kerja, beban kerja mental, pengukuran beban
perhitungan persentase waktu produktif dan uji keseragaman data, penentuan
jumlah pengamatan, penentuan tingkat ketelitian, penjelasan mengenai metode
NASA-TLX, dan tentang alat electroencephalogram (EEG).
Bab IV Metodologi Penelitian memaparkan metodologi yang digunakan
untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis
penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka berpikir penelitian,
instrumen penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data hasil
pengukuran beban kerja dengan metode NASA-TLX dan work sampling.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data yang diperoleh dari
penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Data
tersebut berupa data kuesioner NASA-TLX hasil pengisian oleh perawat, hasil
pengamatan work sampling, dan data grafik alat EEG. Pengolahan data NASA-TLX terdiri dari tahap pembobotan dan rating, kemudian dilakukan perhitungan
nilai WWL dan rata-rata WWL. Pengolahan data work sampling dilakukan perhitungan persentase waktu produktif, uji keseragaman data, uji kecukupan
data, dan perhitungan tingkat ketelitian.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah berisi analisis hasil pengolahan data
metode NASA-TLX dan work sampling serta analisis grafik alat EEG, kemudian pemberian usulan pada rumah sakit dalam pemerataan tugas perawat sehingga
beban kerja perawat dapat terbagi secara merata.
Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi kesimpulan yang didapat dari hasil
pemecahan masalah dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak rumah