• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI - Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI - Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Kualitas

Produk yang baik seharusnya memiliki kualitas yang sesuai dengan yang

diharapkan masyarakat sehingga masyarakat senantiasa merasa puas dengan

produk yang telah diberikan. Pengertian atau makna kualitas telah diberikan

oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda sehingga

menghasilkan defenisi-defenisi yang berbeda pula. Berikut ini beberapa

pengertian mengenai kualitas:

1. Goesth dan Davis dalam Tjiptono (2005:10) mengemukakan bahwa

kualitas diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan

yang memenuhi dan melebihi harapan.

2. Lukman (2000:11) mengartikan kualitas adalah sebagai janji pelayanan

agar yang dilayani itu merasa diuntungkan.

3. Menurut American Society for Quality Control dalamKotler dan Keller

(2009:143), kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau

jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dari pengertian tersebut

tampak bahwa disamping kualitas itu menunujuk pada pengertian

pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga mempunyai

(2)

penyempurnaan secara terus-menerus dalam pemenuhan kebutuhan

pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan.

2.2Perspektif Terhadap Kualitas

Garvin dalam Lovelock (1994:98) dalam Tjiptono dan Diana (2001:24)

mengidentifikasi adanya lima alternatif perspektif kualitas yang biasa

digunakan, yaitu :

1. Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi

sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.

2. Product-based Approach

Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut

yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam

kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau

atribut.

3. User-based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung

pada orang yang memandangnya dan produk yang paling memuaskan

preferensi yang dimiliki produk seseorang misalnya (perceived quality)

merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4. Manufacturing-based Approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan

(3)

mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya

(conformance to requirements).

5. Value-based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

2.3 Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi

suatu keinginan atau kebutuhan. (Kotler dan Armstrong, 1991:347) Berikut

ini beberapa defenisi produk menurut para pakar di bidangnya :

1. Menurut William J. Stanton dalam Sunyoto (2012:68) ada dua arti

mengenai produk, yaitu :

a. Dalam arti sempit, a product is a set of tangible physical attributes

assenabled in an identifiable form (sebuah produk adalah sekelompok

atribut fisik nyata yang terakit dalam sebuah bentuk yang dapat

diidentifikasikan).

b. Dalam arti luas, a product is a set of tangible and intangible attributes,

including packaging, color, price, quality, and brand plus the service and

reputation of the seller (sebuah produk adalah sekelompok atribut nyata

dan tidak nyata, di dalamnya termasuk kemasan, warna, harga mutu dan

merek ditambah dengan pelayanan dan reputasi penjual).

2. Menurut Philip Kotler dalam Sunyoto (2012:69) a product is anything

that be offered to a market for attention acquisition, use or

(4)

segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,

dimiliki, dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan).

3. Menurut Irawan dalam Sunyoto (2012:69) produk adalah sesuatu yang

ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.4Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (1991:350), klasifikasi produk antara lain

yaitu :

1. Barang Tidak Tahan Lama

Produk dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok menurut

ketahanannya atau keberwujudannya. Barang tidak tahan lama adalah

barang konsumsi yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa

kali penggunaan.

2. Barang Tahan Lama

Barang tahan lama adalah barang konsumsi yang digunakan selama

kurun waktu yang panjang dan yang biasanya tetap bertahan hingga

banyak kali penggunaan.

3. Jasa

Jasa atau layanan adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual.

4. Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh konsumen akhir

(5)

barang-barang ini berdasarkan atas kebiasaan konsumen berbelanja.

Barang konsumsi terdiri dari :

a. Barang Konviniens

Barang konvinens adalah barang konsumsi dan jasa yang biasanya

sering kali dibeli pelanggan dengan segera dan dengan usaha

pembandingan dan usaha pembelian yang minimum.

Barang-barang ini biasanya berharga rendah dan dapat diperoleh dan

tersedia dimana-mana. Barang konviniens dibagi lagi menjadi 3

bagian, yaitu :

1) Barang kebutuhan pokok adalah barang yang secara teratur dibeli

oleh konsumen.

2) Barang impulsif adalah barang yang dibeli dengan sedikit sekali

perencanaan atau sedikit sekali upaya pencarian. Barang-barang

seperti ini biasanya tersedia di banyak tempat karena jarang sekali

konsumen mencarinya.

3) Barang darurat adalah barang yang dibeli apabila ada kebutuhan

mendesak.

b. Barang Toko

Barang toko adalah barang konsumsi yang memiliki karakteristik

atau identifikasi merek yang unik yang karenanya sekelompok

pembeli yang signifikan bersedia melakukan upaya khusus untuk

membelinya.

(6)

Barang yang tidak dicari adalah barang yang mungkin konsumen

tidak tahu mengenai produk tersebut atau mereka tahu tetapi

biasanya mereka tidak pernah terpikirkan untuk membelinya.

5. Barang Industrial

Barang industrial adalah barang yang dibeli oleh individu dan

organisasi untuk diolah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan

suatu bisnis. Jadi, perbedaan pokok antara barang konsumsi dan barang

industrial terletak pada maksud atau tujuan pembelian produk tersebut.

Barang industrial dapat diklasifikasikan menurut cara barang-barang

itu memasuki proses produksi dan menurut biayanya. Terdapat tiga

kelompok barang industrial yaitu :

a. Bahan dan Suku Cadang

Bahan dan suku cadang adalah barang industrial yang secara utuh

masuk ke dalam proses produksi.

b. Barang Modal

Barang modal adalah barang industrial yang hanya sebagian secara

tak langsung masuk menjadi barang jadi.

c. Suplais dan Jasa

Suplais dan jasa adalah barang industrial yang sama sekali tidak

masuk dalam barang jadi termasuk dalam suplais (disebut juga

bahan bantu) adalah bahan bantu operasi, misalnya: pensil serta

alat pemeliharaan dan perawatan, misalnya: sapu. Bahan bantu

(7)

barang-barang ini dibeli hanya dengan usaha yang kecil saja atau

sedikit usaha perbandingan.

d. Jasa Bisnis

Jasa bisnis meliputi pemeliharaan dan perawatan atau jasa

perbaikan, misalnya: pembersihan jendela dan jasa konsultasi

bisnis, misalnya: nasihat hukum.

2.5 Kualitas Produk

Kualitas produk dan jasa, kepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahaan

adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi kualitas produk, semakin

tinggi kepuasan pelanggan yang dihasilkan yang mendukung harga yang

lebih tinggi dan sering kali biaya yang lebih rendah. (Kotler dan Keller,

2010:144). Kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk

atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. (Kotler dan Amstrong, 2008:273)

Berikut ini beberapa pengertian mengenai kualitas produk, yaitu :

1. Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 346), kualitas produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan.

2. Menurut Laksana (2008 : 67) kualitas produk adalah segala sesuatu baik yang

bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen

(8)

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah

suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu

produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang

telah ditentukan dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena

selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah. Sehingga

perubahan dan perbaikan kualitas ke arah yang lebih baik dimaksudkan untuk

menjaga agar produk yang diciptakan menghasilkan standar yang telah

ditetapkan agar konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap

produk yang bersangkutan. Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam

suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan

maksud untuk apa produk itu diproduksi.

2.6Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Tjiptono dan Diana (2001:27), ada delapan indikator

atau dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan

strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Indikator atau

dimensi tersebut adalah :

1. Kinerja (Performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini

dilihat dari manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini

menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan (Features)

Merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat

(9)

manfaat utama sudah standar, fitur sering kali ditambahkan. Sehingga, fitur

bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing tidak memilikinya.

3. Estetika (Keindahan)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka.

Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya.

4. Daya tahan (Durability)

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk

sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu

semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas

dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti.

5. Kehandalan (Reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat

menjalankan fungsinya.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications) Conformance

adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu

produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang

memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

7. Kemampuan diperbaiki (Serviceability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar

kemampuan diperbaiki dengan mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang

mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk

(10)

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)

Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek atau iklan.

Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas

dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar.

2.7 Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna,

gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat

memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. (Tjiptono,

1997:104) Berikut ini beberapa pengertian mengenai merek :

1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek dalam

Sunyoto (2013:101) :

a. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,

angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang

memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan

barang atau jasa.

b. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang

diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara

bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang

sejenis lainnya.

c. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan

oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan

(11)

d. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa

dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa

orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan

dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

2. Menurut Kotler dalam Sunyoto (2012:102), merek adalah sebuah nama,

istilah, tanda, simbol, rancangan atau bahkan kombinasi dari semuanya

tadi yang dimaksudkan untuk menyebutkan barang-barang atau jasa dari

seseorang atau sekelompok penjual agar terbedakan dari para pesaingnya.

3. Menurut Bruce J. Walker dalam Sunyoto (2012:102), a brand is a name,

term, symbol and or special design that is intended to identify the goods

or service of one seller or group of sellers (sebuah merek adalah sebuah

nama, istilah, tanda atau desain atau gabungan semua yang diharapkan

mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau kelompok

penjualan). Bagian dari merek meliputi :

a. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek yang dapat

diucapkan seperti Yamaha dan Rinso.

b. Tanda merek dagang (trade mark) adalah sebagian dari merek yang

dilindungi oleh hukum, karena kemampuannya untuk menghasilkan

sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan

hak istimewanya untuk menggunakan nama merek atau tanda merek.

c. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya

(12)

2.8Manfaat Merek

Berikut beberapa manfaat merek menurut Sunyoto (2013:103), yaitu :

1. Bagi Konsumen

a. Mempermudah konsumen meneliti produk atau jasa.

b. Untuk merek-merek produk yang sudah terkenal dan mapan,

konsumen seolah sudah menjadi percaya, terutama dari segi

kualitas produk. Jika konsumen mendengar produk dengan nama

merek terkenal dan mapan, tidak usah meragukannya. Konsumen

tinggal memilih produk dengan spesifikasi yang bagaimana yang

hendak dibeli, apakah ukuran fisiknya yang besar atau kecil,

warna, harga, bentuk, kemasan, fasilitas produk dan produk

pesaing lain juga menjadi pertimbangan konsumen dalam

memutuskan pembelian produk.

c. Membantu konsumen atau pembeli dalam memperoleh kualitas

barang yang sama, jika mereka membeli ulang serta dalam harga.

2. Bagi Produsen

a. Nama merek memudahkan penjualan untuk mengolah

pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.

b. Merek juga akan membantu penjual mengawasi pasar mereka

karena pembeli tidak akan menjadi bingung.

c. Merek memberi penjual peluang kesetujuan konsumen pada

produk.

d. Merek juga dapat membantu penjual dalam mengelompokkan

(13)

e. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik.

f. Merek akan melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk

tersebut.

2.9Fungsi Merek

Menurut Sunyoto (2013:109), merek memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi Identitas

Dengan merek, dapat diketahui identitas produk maupun identitas

perusahaan pembuat produk karena dalam label merek ada hal-hal

wajib dicantumkan, seperti nama perusahaan, komposisi produk,

aturan pakai, efek samping, hal-hal yang perlu dihindari dan lain

sebagainya.

2. Fungsi Kualitas

Sebuah merek juga dapat menunjukkan kualitas produk. Jika merek

sudah terkenal dan mapan, berarti produk tersebut telah diakui baik

kualitasnya oleh konsumen. Seorang konsumen tidak akan melakukan

pembelian ulang jika kualitas produknya tidak baik. Sebaliknya

konsumen akan mencari dan membeli kembali secara berulang untuk

produk yang kualitasnya baik.

3. Fungsi Loyalitas

Jika identitas produk jelas dan kualitas produk baik, serta konsumen

selalu mencari dan membeli berulang kali, berarti perusahaan telah

sukses menciptakan pelanggan. Untuk itu pihak perusahaan harus

(14)

yang tepat agar tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap

produknya.

4. Fungsi Citra/Image

Pihak perusahaan hukumnya wajib menjaga citra produk melalui

merek. Contoh sepeda motor merek Honda, produsen Honda selalu

melakukan inovasi produk dengan varian-variannya. Hal ini dilakukan

agar konsumen atau pelanggan tetap loyal dan sekaligus menjaga citra

merek Honda. Sepeda motor merek Honda dikenal oleh masyarakat

antara irit BBM, inovatif, kualitas baik, jarang komplain kerusakan

mesin dan sebagainya.

2.10Indikator Merek

Berikut ini adalah indikator merek, yaitu :

1. Nama Produk

Nama produk adalah tanda pengenal produk yang membedakannya

dari produk lain.

2. Logo Produk

Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu

perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang

atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo

diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan

(15)

2.11 Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa

keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih altenatif

tindakan. Keputusan selalu mengisyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku

yang berbeda.Berikut beberapa pengertian keputusan pembelian :

1. Menurut Kotler (2002:204) keputusan pembelian adalah keputusan yang

diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui

tahapan-tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang

meliputi :

a. Kebutuhan yang dirasakan.

b. Kegiatan sebelum membeli.

c. Perilaku waktu memakai.

d. Perasaan setelah membeli.

2. Menurut Peter-Olson (1999:6) dalam The American Marketing Association

dalam Nitisusastro (2013:195) menegaskan bahwa pengambilan keputusan

konsumen merupakan proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif,

sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan

pertukaran dalam semua aspek kehidupannya. Sikap kognitif merefleksikan

sikap pemahaman, sikap afektif merefleksikan sikap keyakinan dan sikap

behavioral merefleksikan sikap tindakan nyata. Keputusan membeli atau

tidak membeli merupakan bagian dari unsur yang melekat pada diri individu

konsumen yang disebut behavior dimana ia merujuk kepada tindakan fisik

(16)

2.12 Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Keputusan Pembelian

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua

pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada

lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran

ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan

beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna

dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.Kelima peran

tersebut meliputi Kotler et al (1996) dalam Tjiptono (1997:20) :

1. Pemrakarsa (Initiator)

Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang

belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa

tertentu

2. Pemberi Pengaruh (Influencer)

Orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan

pembelian.

3. Pengambil Keputusan (Decider)

Orang yang menentukan keputusan pembelian, misalnya apakan jadi

membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli atau dimana membelinya.

4. Pembeli (Buyer)

Orang yang melakukan pembelian aktual.

5. Pemakai (User)

(17)

2.13Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap - tiap tahap dan

pengaruh apa yang bekerja pada tahap - tahap dibawah ini, yaitu :

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen

Sumber : Larreche et al (2000)

Secara kompleks proses itu dapat dilihat sebagai berikut (Larreche et al,

2000:124) :

1. Identifikasi Masalah

Proses pengambilan keputusan konsumen dipicu oleh keinginan dan

kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu merasakan perbedaan antara kondisi

ideal dengan aktual pada beberapa dimensi fisik dan sosio-psikologis. Hal ini

memotivasi mereka untuk mencari barang atau jasa agar kondisi aktual

mereka semakin mendekati kondisi ideal yang diinginkan. Manusia memang Identifikasi Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Pembelian

(18)

tidak pernah kenyang sekurang-kurangnya dalam hal kebutuhan

sosial-psikologinya. Mustahil memenuhi seluruh kebutuhan manusia pada satu

waktu. Malahan cenderung untuk mencoba memenuhi kebutuhan yang paling

kuat pada waktu tertentu. Besarnya jurang perbedaan antara kondisi nyata

dengan kondisi yang diinginkan sangat berpengaruh dalam menentukan

kekuatan kebutuhan tertentu. Suatu kebutuhan dapat menjadi lebih kuat dan

meminta perhatian berdasarkan penurunan kondisi aktual atau perbaikan ke

atas kondisi ideal.

2. Pencarian Informasi

Setelah mengakui adanya masalah dan mungkin dapat diatasi dengan

membeli serta mengkonsumsi barang atau jasa, langkah berikut yang diambil

konsumen adalah mengacu pada informasi yang didapatkan dari data masa

lampau dan disimpan di dalam memori untuk digunakan bilamana diperlukan.

Orang-orang mencari tambahan informasi tentang merek-merek alternatif

sampai mereka merasa bahwa biaya pencarian informasi lebih lanjut sama

dengan tambahan nilai atau manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut.

Informasi bernilai bagi konsumen karena keluasannya membantu membuat

keputusan pembelian yang lebih memuaskan dan menghindari konsekuensi

negatif sehubungan dengan pengambilan keputusan yang buruk. Jadi,

konsumen bersedia memberi nilai yang lebih tinggi dan melakukan pencarian

lebih banyak informasi apabila pembelian merupakan hal yang penting.

Pentingnya pembelian bersumber dari :

a. Kuatnya kebutuhan seseorang akan produk.

(19)

c. Kerasnya konsekuensi sosial dan keuangan dari pengambilan keputusan

yang buruk.

Hal inilah yang menyebabkan mengapa manusia cenderung mencari

informasi tambahan tentang produk-produk yang secara sosial dapat dilihat

dan berharga mahal yang memperlihatkan citra diri dibandingkan dengan

produk-produk berharga murah yang jarang diperhatikan orang lain. Ketika

produk sangat mahal dan melibatkan ego, beberapa konsumen tidak keberatan

melakukan pencarian informasi yang melelahkan sebelum melakukan

pengambilan keputusan karena biaya paling besar bagi kebanyakan orang

adalah biaya peluang dari waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi.

Mereka mengorbankan waktu untuk hal lain seperti aktivitas-aktivitas yang

menarik atau melakukan perjalanan. Biaya pencarian informasi yang lain

adalah konsekuensi negatif yang mungkin terjadi dari jangka waktu

pengambilan keputusan yang terlalu panjang. Biaya psikologis juga terlibat

dalam pencarian infomasi. Pengumpulan informasi bisa menjadi pekerjaan

yang membuat putus asa, kerap kali melibatkan toko-toko yang penuh sesak

dan penjual-penjual yang kasar. Di samping itu, beberapa konsumen menjadi

putus asa dan bingung ketika mereka mempunyai sejumlah besar informasi

yang kompleks untuk melakukan evaluasi sebelum mengambil sebuah

keputusan. Akibatnya mereka memotong pendek pencarian informasinya.

Tiga kategori umum sumber informasi dalah sumber pribadi, komersial dan

publik. Sumber pribadi meliputi anggota keluarga, teman-teman dan anggota

kelompok rujukan. Sumber komersial mengacu pada berbagai informasi yang

(20)

agen-agen mereka meliputi media periklanan, brosur promosi, informasi kemasan

dan label, tenaga-tenaga penjual dan aneka informasi yang ada di toko, seperti

label harga dan tataan. Sumber publik meliputi organisasi-organisasi nirlaba

dan profesi serta individu-individu yang memberi nasehat untuk konsumen

seperti dokter, pengacara, agen pemerintah, agen perjalanan dan

kelompok-kelompok lembaga bantuan konsumen.

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen menemukan kesulitan dalam melakukan perbandingan

menyeluruh dari banyak merek alternatif disebabkan setiap merek mungkin

lebih baik dalam beberapa hal namun lebih buruk dalam hal yang lain.

Sebagai gantinya, konsumen menyederhanakan kerja evaluasi mereka dengan

berbagai cara. Pertama, konsumen jarang mempertimbangkan seluruh merek,

akan tetapi memfokuskan pada kumpulan yang dikenali sejumlah tertentu

yang mereka kenali yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Kedua, konsumen mengevaluasi setiap merek dalam kumpulan yang dikenali

ke dalam sejumlah dimensi atau atribut produk. Mereka juga

mempertimbangkan kepentingan relatif atribut-atribut ini, atau kinerja

minimun yang dapat diterima dari masing-masing. Kumpulan atribut yang

digunakan konsumen tertentu dan kepentingan relatif masing-masing

menunjukkan kriteria pilihan konsumen (consumer’s choice criteria). Ketiga,

konsumen melakukan kombinasi evaluasi antar atribut dari setiap merek

dengan mempertimbangkan kepentingan relatif atribut-atribut tersebut.

Penilaian multi atribut dari sebuah merek menghasilkan sebuah sikap

(21)

konsumen adalah merek yang paling mungkin dibeli, ciri produk dan

kepentingan relatifnya. Konsumen menggunakan banyak dimensi atau ciri

ketika mengevaluasi pilihan produk dan jasa. Biasanya konsumen

mendasarkan evaluasinya pada sejumlah dimensi. Konsumen yang berbeda

mungkin menggunakan kumpulan atribut yang berbeda untuk mengevaluasi

merek yang berada pada kategori produk yang sama tetapi bahkan ketika dua

orang menggunakan kumpulan ciri yang sama mereka dapat menghasilkan

keputusan yang berbeda karena mereka mempunyai arti penting yang berbeda

bagi masing-masing ciri. Akibatnya karakteristik pribadi konsumen dan

pengaruh sosial-kebutuhan nilai, kepribadian, kelas sosial dan kelompok

rujukan di antara hal-hal lain membantu menentukan ciri dan kepentingan

mana yang diperhatikan konsumen. Faktor-faktor lingkungan dan situasional

juga mempengaruhi arti penting yang diterima dari sejumlah manfaat produk.

4. Pembelian

Bahkan setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang merek-merek

alternatif, mengevaluasinya dan memutuskan merek mana yang paling

diinginkan, proses keputusan masih belum lengkap. Konsumen sekarang

harus memutuskan dimana membeli produk itu. Memilih sumber yang

dimanfaatkan untuk membeli produk secara mendasar melibatkan proses

mental yang sama seperti halnya keputusan pembelian produk. Sumber itu

biasanya toko eceran tapi bisa juga katalog mail order atau pelayanan belanja

jarak jauh (tele-shopping). Konsumen mendapatkan informasi tentang

sumber-sumber alternatif dari pengalaman pribadi, iklan, komentar dan

(22)

mengevaluasi sumber pada ciri-ciri seperti karakteristik barang dagangan

yang dijual, pelayanan yang diberikan, harga, kenyamanan, personil dan fisik.

Konsumen biasanya memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan

ciri yang paling penting bagi mereka. Jika pengalaman mereka dengan suatu

sumber adalah positif mereka bisa mengembangkan loyalitas berlangganan

dan secara rutin berbelanja ke sumber tersebut serupa dengan bagaimana

konsumen mengembankan kesetiaan merek.

5. Evaluasi Pasca Pembelian.

Konsumen tertentu merasa dihargai sebagaimana mestinya setelah melakukan

pembelian bergantung pada dua hal, yaitu:

a. Aspirasi atau tingkat harapan seseorang sejauh mana produk bisa

memenuhi harapan.

b. Evaluasi konsumen tentang sejauh mana produk benar-benar memenuhi

harapan. Harapan konsumen tentang kinerja suatu produk dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Ini mencakup kekuatan dan urgensi dari kebutuhan

seseorang dan informasi yang dikumpulkan selama proses pengambilan

keputusan. Konsumen lebih suka mengembangkan loyalitas merek atas

jasa keseimbangan produk karena sulitnya mendapatkan informasi

tentang jasa-jasa alternatif sebagaimana dalam beberapa kasus,

biaya-biaya ekstra yang termasuk di dalamnya. Gangguan pasca pembelian,

ketika produk menunjukkan kinerja yang diharapkan, konsumen bisa

meragukan apakah mereka telah menetapkan pilihan yang terbaik.

Keraguan ini disebut gangguan kognitif yang paling cenderung terjadi

(23)

konsumen dan ketika konsumen harus memilih di antara alternatif

menarik yang hampir sama. Konsumen lebih cenderung mengalami

gangguan setelah membeli barang-barang yang terkait dengan status

sosial seperti rumah baru, mobil atau furnitur rumah. Keraguan tentang

apakah pilihan yang terbaik telah menciptakan tekanan psikologis yang

kurang menyenangkan membuat konsumen menguranginya dalam dua

hal. Pertama, mereka dapat dengan mudah mengubah keputusan yaitu

mengembalikan produk itu dan minta pengembalian uang (sulit

dilakukan untuk jasa). Cara kedua untuk mengurangi disonansi adalah

konsumen meyakinkan diri bahwa mereka benar-benar telah mengambil

pilihan yang terbaik. Jadi, banyak orang yang terus mencari informasi

tentang merek yang telah dibeli setelah pembelian. Para pasar

memainkan peran aktif dalam mengurangi gangguan dengan memperkuat

kembali keputusan pembelian konsumen, misalnya surat-surat tindak

lanjut yang meyakinkan pelanggan bahwa mereka telah membuat

keputusan yang bijaksana dan bahwa perusahaan tidak akan tinggal diam

bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2.14Indikator Keputusan Pembelian

Adapun indikator keputusan pembelian adalah :

1. Tujuan dalam membeli sebuah produk

Konsumen umumnya sudah memiliki tujuan awal sebelum melakukan

pembelian. Produk yang dibeli, biasanya produk yang memang diinginkan

(24)

2. Kemantapan pada sebuah produk

Kemantapan yang terkandung dalam sebuah produk adalah daya tarik

tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian.

3. Kebiasaan dalam membeli produk

Jika sudah merasa terbiasa dan nyaman dengan produk yang digunakan,

maka konsumen akan selalu menggunakan produk tersebut.

4. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Pembeli akan merasa puas jika produk yang dibeli sudah memenuhi

harapannya sehingga baik secara sadar maupun tidak, pembeli akan

menceritakan keunggulan dari produk tersebut kepada orang lain agar

menggunakan produk yang tepat sesuai yang direkomendasikannya

5. Melakukan pembelian ulang

Jika konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, maka

konsumen akan melakukan pembelian lagi atau berulang.

2.15 Penelitian Terdahulu

Berikut tabel penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dalam

penelitian ini :

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti

dan Tahun

Judul Penelitian Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

(25)

Ayu

Syahputri

(2010)

Produk Terhadap Citra

Merek dan Keputusan

Pembelian Kosmetik

Wardah di Kota

Medan.

Produk, Citra

Merek dan

Keputusan

Pembelian.

pengaruh yang signifikan

terhadap citra merek dan

citra merek memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan

berpengaruh secara positif

terhadap keputusan

pembelian Tablet Apple

iPad di Bandar Lampung.

Puji

Blackberry Pada

Mahasiswa Ekonomi

Kualitas produk handphone

Blackberry rata-rata

mahasiswa menjawab baik

dalam menggunakan

handphone Blackberry

dipengaruhi dengan

performa, keistimewaan,

kehandalan, konformasi,

daya tahan, kemampuan

pelayanan, estetika dan

kualitas.

Adam

Akbar

Analisis Pengaruh

Citra Merek, Harga,

Citra Merek,

Harga,

Citra merek berpengaruh

(26)

(2012) dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan

Pembelian Notebook

Toshiba.

Kualitas

Produk dan

Keputusan

Pembelian.

keputusan pembelian

notebook Toshiba

2. Harga berpengaruh

signifikan terhadap

keputusan pembelian

notebook Toshiba.

3. Kualitas produk

berpengaruh signifikan

terhadap keputusan

pembelian notebook

Toshiba.

4. Citra merek, harga, dan

kualitas produk secara

bersama-sama berpengaruh

signfikan

terhadap keputusan

pembelian notebook

Gambar

Gambar 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan demokrasi dan demokratisasi di Indonesia mulai kembali berjalan pada tahun 1998, setelah 32 tahun dibawah rezim non demokratis kemudian berganti ke rezim yang

Suatu analisa yang menggunakan lebih dari satu kasus yang dapat dilakukan secara statistik maupun secara kualitatif, akan tetapi tidak semua analisa statistik dan analisa

Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, namun penulis berharap tesis ini

a) Penerapan prinsip itikad baik direksi dalam memimpin Perseroan Terbatas, yaitu berkaitan dengan pengurusan wajib dilaksanakan setiap anggota direksi dengan

[r]

Dalam laporannya, para anggota harus mengungkapkan fakta-fakta material yang diketahuinya yang jika tidak diungkapkan akan dapat merubah laporan hasil kegiatan yang

Dan hasil penelitian ini juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam memanfaatkan informasi akuntansi sebagai tolok ukur dalam melakukan penilaian kinerja

Teacher creates classrooms Invite students to join classroom Create questions-set Assign questions-set to students Monitor students’ result through the dashboard 1 2 4 5..