• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas dan Kompetensi Relawan TIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aktivitas dan Kompetensi Relawan TIK"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORM ATIKA DIREKTORAT PEM BERDAYAAN INFORM ATIKA

AKTIVITAS DAN

KOMPETENSI

Relaw an Teknologi Infor masi dan Komunikasi

(2)
(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Indikator Keluar an ... 2

1.3. Sistematika Penulisan ... 2

2. MASYARAKAT INFORMASI ... 5

2.1. Sistem Infor masi ... 5

2.2. Teknologi Infor masi... 8

2.3. Teknologi Infor masi dan Komunikasi ... 11

2.4. Masyar akat Infor masi ... 14

3. AKTIVITAS RELAWAN TIK ... 19

3.1. Relaw an TIK ... 19

3.2. Per an Relaw an TIK ... 21

3.3. Basis Relaw an TIK ... 24

3.4. Komunitas TIK ... 26

3.5. Sistem dan Infr astr uktur Komunitas TIK ... 27

Lapisan Layanan... 29

Lapisan Per sonel ... 30

Lapisan Plat for m ... 33

3.6. Relaw an TIK sebagai St akeholder s ... 34

3.7. Tinjauan Aktivitas Relaw an TIK Indonesia ... 41

4. KERANGKA KERJA PEMENUHAN INFORMASI ... 47

4.1. Tahapan Pr oses ... 47

(4)

4.3. Identifikasi Per angkat Lunak ...56

4.4. Intensitas Penggunaan Per angkat Lunak ...63

5. KOMPETENSI RELAWAN TIK ...67

5.1. Kompetensi Layanan ...67

Kemampuan Menyampaikan Infor masi ...67

Kemampuan Mengembangkan Sumber Daya Manusia ...68

Kemampuan Mengembangkan Sumber Daya TIK ...68

5.2. Kompetensi Pembangunan Kemampuan ...70

5.3. Keahlian Dasar TIK ...71

Keahlian Dasar Komputer ...73

Keahlian Dasar Aplikasi Desktop ...76

Keahlian Dasar Jar ingan Komputer ...77

Keahlian Dasar Aplikasi Inter net ...79

5.4. Keahlian TIK lanjutan...80

Keahlian Pembangunan Situs Web ...82

Keahlian Pembangunan Media Infor masi ...83

Keahlian Pembangunan Media Penyimpanan ...84

Keahlian Pembangunan Media Komunikasi ...85

6. KERANGKA KERJA PEMBANGUNAN MASYARAKAT INFORMASI ...87

6.1. Langkah Pembangunan Masyar akat Infor masi ...87

Penyediaan akses TIK ...89

Pembangunan Basis Relaw an TIK ...90

Pembangunan Kapasitas ...94

6.2. Jenjang Fungsional Relaw an TIK Pengger ak...95

6.3. Syar at Pengakuan Relaw an TIK Pengembang... 100

6.4. Pener apan Ker angka Ker ja ... 101

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Contoh Per spektif dalam Difusi TIK ... 13

Tabel 2.2. Keahli an Melek Infor masi ... 16

Tabel 3.1. Per an Relaw an TIK ... 22

Tabel 3.2. Komponen TI dalam Layanan Relaw an TIK ... 33

Tabel 3.3. Masalah War des dan Solusinya ... 36

Tabel 3.4. Solusi Per masalahan War des Memper hatikan Entitas ... 37

Tabel 3.5. Mater i TIK bagi Masyar akat ... 45

Tabel 4.1. Tahap Pr oses Pemenuhan Infor masi ... 48

Tabel 4.2. Kategor i Teknologi ... 56

Tabel 4.3. Aplikasi dalam Aktivitas Pemenuhan Infor masi... 56

Tabel 4.4. Daftar Aplikasi ... 60

Tabel 4.5. Aplikasi dalam Pr oses Pemenuhan Infor masi ... 61

Tabel 4.6. Aplikasi dalam Pr oses Pemenuhan Infor masi ... 62

Tabel 4.7. Aplikasi Offline dan Online Ber dasar kan Kategor i ... 62

Tabel 4.8. Ur utan Kemungkinan Intensitas Penggunaan Aplikasi... 63

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model sistem infor masi ... 8

Gambar 2.2. Daur hidup data ... 9

Gambar 2.3. Susunan Infr astr uktur TI dan layanan SI ...10

Gambar 3.1 Relaw an, dar i r umah ke masyar akat melalui or ganisasi ...20

Gambar 3.2. Pembangunan Masyar akat Infor masi Kolabor atif ...21

Gambar 3.3. Wilayah populasi masyar akat infor masi ...27

Gambar 3.4. Sistem Komunitas TIK ...28

Gambar 3.5. Infr astr uktur Komunitas TIK ...28

Gambar 3.6. Daur hidup layanan r elaw an TIK ...31

Gambar 3.7. Fungsi st akeholder s War des ...38

Gambar 3.8 Matr iks indikator keahlian masyar akat i nfor masi ...40

Gambar 4.1. Skema tahapan pr oses pemenuhan infor masi ...47

Gambar 4.2. Str uktur r incian aktivitas pemenuhan infor masi ...49

Gambar 4.3. Rincian aktivitas pr oduksi infor masi ...50

Gambar 4.4. Tr anfor masi data dan infor masi...51

Gambar 4.5. Kolabor asi ber basis TIK dalam masyar akat infor masi ...53

Gambar 4.6. Unit sistem komputer dengan per ipher al-nya ...54

Gambar 4.7. Ker ja kolabor atif dalam masyar akat melek infor masi ...55

Gambar 4.8. Aktivitas dan sumber daya pr oses pemenuhan infor masi ....55

Gambar 5.1. Wilayah keahlian per sonal dalam ker elaw anan TIK ...69

Gambar 5.2. Keahlian TIK Spesialis Pengger ak ...72

Gambar 5.3. Konfigur asi Per angkat Jar ingan dengan Wizar d...73

Gambar 5.4. Str uktur keahlian Komputer ...74

Gambar 5.5. Str uktur keahlian dasar media penyimpanan data ...76

Gambar 5.6. Keahlian dasar aplikasi desktop ...77

(7)

Gambar 5.8. Str uktur keahlian dasar aplikasi inter net ... 80

Gambar 5.9. Keahlian TIK lanjutan ... 82

Gambar 5.10. Keahlian Pembuatan Situs Web ... 83

Gambar 5.11. Keahlian Pembuatan Media Infor masi ... 84

Gambar 5.12. Keahlian Pembuatan Media Penyimpanan ... 84

Gambar 5.13. Keahlian Pembuatan Media Komunikasi ... 85

Gambar 6.1. Daur hidup pembangunan masyar akat infor masi ... 87

Gambar 6.2. Daftar kebutuhan r elaw an TIK ... 88

Gambar 6.3 Daur Hidup Pembangunan Masyar akat Infor masi ... 91

Gambar 6.4. Jenjang Fungsional Relaw an TIK Pengger ak ... 98

(8)
(9)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya dalam masyar akat infor masi dilakukan melalui aktivitas SI (Sistem Informasi) menggunakan komponen atau sumber daya TI (Teknologi Infor masi). Hal ter sebut disebabkan kar ena tujuan masyar akat infor masi adalah memper oleh keuntungan kompetitif dengan TI. Setiap or ang atau or ganisasi dalam masyar akat infor masi ber per an sebagai penyedia infor masi dan layanan TI, ser ta sebagai penggunanya. Setiap or ang ber inter aksi satu sama lainnya dalam komunitas virtual di internet menggunakan komputer di r umahnya atau di fasilitas akses publik seper ti t elecent er. Untuk dapat ber iter aksi seper ti itu, setiap or ang har us keluar dar i buta infor masi dan TI menjadi melek ser ta cer das infor masi dan TIK. Relaw an TIK (Teknologi Infor masi dan Komunikasi) membantu setiap or ang keluar dar i kebutaan semacam itu sehingga menjadi bagian masyar akat infor masi.

Agar tindakan r elaw an TIK ter sebut ber hasil maka diper lukan gambar an lengkap mengenai aktivitas dan keahlian r elaw an TIK. Aktivitas ini har us diketahui alur nya dan ditur unkan dar i tahapan yang menghantar kan masyar akat infor masi kepada tujuannya. Selain itu juga har us ter identifikasi sumber daya SI yang digunakan dalam tahapan ter sebut dengan memper hatikan infr astr uktur dan sistem masyar akat infor masi. Semuanya ter gambar dalam suatu ker angka ker ja pemenuhan infor masi. Dan kompetensi r elaw an TIK diper lukan untuk melaksanakan ker angka ker ja ter sebut.

(10)

r elaw an TIK dan sebagai r ujukan dalam pemilihan pr ogr am company social r esponsibilit y bagi sponsor nya. Buku ini mer upakan salah satu dar i jenis liter atur seper ti itu yang tidak hanya member ikan gambar an aktivitas dan kompetensi ker elaw anan TIK khusus tetapi ber laku umum dengan memper hatikan sejumlah liter atur dan penelitian ker elaw anan di beber apa negar a.

1.2. Indikator Keluar an

Indikator keluar an yang dihar apkan dengan adanya buku ini adalah sebagai ber ikut:

1. Ser agamnya infr astr uktur komunitas TIK sehingga mudah untuk dikolabor asikan;

2. Ber dampak luasnya aktivitas r elaw an TIK ter hadap pengembangan masyar akat infor masi Indonesia;

3. Jelasnya kompetensi yang diper lukan r elaw an TIK;

4. Mudahnya mengukur kiner ja Relaw an TIK mulai dar i tingkat basis oper asi hingga nasional.

1.3. Sistematika Penulisan

Buku ini disusun dengan sistematika penulisan ber ikut ini:

1. Pendahuluan. Bagian ini menjelaskan latar belakang pembuatan buku, indicator keluar an yang dihar apkan, dan sistematika penulisan buku.

(11)

3. Aktivitas Relawan TIK. Bagian ini ber isi pembahasan tentang r elaw an TIK, per an r elaw an TIK dalam pembangunan masyar akat infor masi, basis r elaw an TIK, komunitas TIK, sistem dan infr astr uktur komunitas TIK, r elaw an TIK sebagai st akeholder s

sekunder dalam kenaikan jenjang keahlian masyar akat infor masi, dan tinjauan aktivitas r elaw an TIK Indonesia.

4. Kerangka Kerja Pemenuhan Informasi. Bagian ini menjelaskan tahapan keahlian melek infor masi yang akan menghantar kan masyar akat infor masi kepada tujuannya, aktivitas pada setiap jenjangnya, per angkat teknologi yang digunakan di dalamya, ser ta car a penentuan per angkat teknologi dan pemanfaatan hasilnya dalam contoh per angkat lunak.

5. Kompetensi Relawan TIK. Bagian ini menjelaskan kompetensi r elaw an TIK yang meliputi kompetensi layanan dan pembangunan kemampuan, keahlian dasar TIK dan keahlian TIK lanjutan sebagai pembangun kompetensi ter sebut.

(12)
(13)

2. MASYARAKAT INFORMASI

2.1. Sistem Infor masi

Infor masi adalah data yang ber ar ti dan ber guna (O’Br ien dan Mar akas, 2008), yang dihasilkan oleh pr oses ter tentu (Loose, 1997), dan disampaikan kepada pengguna ter tentu (O’Br ien dan Mar akas, 2008) melalui pr oses member i tahu (Machlup, 1980). Sebelum disebar kan, data yang telah dikumpulkan dan disimpan kemudian dianalisis dan diubah menjadi data yang ber ati dan ber guna bagi pengguna ter tentu untuk tujuan ter tentu (O’Br ien dan Mar akas, 2005; Tur ban dkk., 2006), misalnya untuk menyelesaikan masalah yang ada di dalam or ganisasi (Rainer dan Cegielski, 2011).

Semua aktivitas ter sebut ter jadi dalam SI, yang diseder hanakan oleh O’Br ien dan Mar akas (2005) menjadi lima aktivitas SI sebagai ber ikut:

1. Pemasukan sumber daya data, yang meliputi aktivitas per ekaman data tr ansaksi oleh pengguna akhir / end user s di mana data dipindahkan dar i for mulir tr ansaksi dalam bentuk ker tas ke dalam media yang dapat dibaca oleh komputer seper ti

har d disk, dan aktivitas penyuntingannya untuk memastikan data telah dir ekam secar a benar .

(14)

3. Pengeluaran produk informasi, di mana infor masi yang sesuai dikir imkan kepada pengguna akhir dalam ber agam bentuk, seper ti pesan atau lapor an mulai dar i yang ber basis teks hingga multimedia. Infor masi ter sebut digunakan baik saat beker ja dalam or ganisasi atau hidup dalam masyar akat.

4. Penyimpanan sumber daya data, di mana sumber daya data dipertahankan secar a ter or ganisir untuk penggunaan ber ikutnya dalam media penyimpanan data yang dapat dibaca oleh komputer , dan dikelola oleh per angkat lunak sistem infor masi pengelolaan basis data / DBMS (Database Management System). 5. Pengendalian kinerja sistem, yakni pengaw asan ter adap

umpan balik dar i aktivitas pemasukan, pemr osesan, pengeluar an, dan penyimpanan, untuk dievaluasi agar diketahui pemenuhan standar kiner ja oleh sistem. Hal ini dimaksudkan agar sistem dipastikan melakukan aktivitas yang sesuai agar menghasilkan infor masi yang tepat untuk pengguna akhir .

Selur uh aktivitas ter sebut ber jalan dengan melibatkan kombinasi yang ter atur dar i sekumpulan komponen utama sumber daya SI, yang meliputi (O’Br ien dan Mar akas, 2005) :

1. Manusia, yang meliputi pengguna akhir yang menggunakan SI atau infor masi yang dihasilkannya, dan spesialis SI yang mengembangkan dan mengoper asikan SI.

(15)

3. Perangkat lunak, yang meliputi semua kumpulan intr uksi pr osedur menambahkan data pr oduk.

4. Data, mer ujuk kepada deskr ipsi dasar dar i sesuatu, kejadian, aktivitas, dan tr ansaksi dalam bentuk angka, hur uf, suar a, atau gambar , yang dir ekam, diklasifikasikan dan disusun tidak untuk mencapai ar ti ter tentu, ser ta disimpan (Rainer dan Cegielski, 2011) dalam basis data atau basis pengetahuan.

5. Jaringan / Netw or k, yang meliputi media komunikasi seper ti

kabel t wist ed-pair atau teknologi nir kabel satelit, ser ta infr astr uktur jar ingan meliputi teknologi per angkat ker as seper ti modem, per angkat lunak seper ti w eb br ow ser , dan data yang mendukung oper asi dan penggunaan jar ingan komunikasi. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling ber hubungan, dengan batasan yang jelas, beker ja sama untuk mencapai sekumpulan tujuan yang sama dengan mener ima masukan dan menghasilkan keluar an dalam pr oses tr ansfor masi yang ter atur . Dengan demikian sistem infor masi adalah sistem yang mener ima sumber daya data sebagai masukan dan mempr osesnya menjadi pr oduk infor masi sebagai keluar an. (O’Br ian dan Mar akas, 2005)

(16)

per angkat lunak DBMS yang ber jalan pada per angkat ker as ser ver basis data, lalu menampilkan hasilnya kepada pengguna akhir dalam bentuk teks, gr afis dan lain sebagainya. Eksekusi per angkat lunak aplikasi ter sebut (Dothr e dan Puntambekar , 2008), penyediaan lingkungan ker janya (Nithyashr i, 2010), komunikasi, dan pengendaliannya ter hadap per angkat ker as sistem komputer dan jar ingannya dibantu oleh per angkat lunak sistem (Joseph, 2007).

Gambar 2.1. Model sistem infor masi

(O’Brien dan Marakas, 2005)

2.2. Teknologi Infor masi

(17)

bisnis yang ber hasil adalah yang menguasai dan mengendalikan infor masi (Fenner , 2002), di mana pengambilan keputusan dan oper asi efektif sangat dipengar uhi oleh kualitas data dan infor masi (Pr ice & Shanks, 2005). Gambar 2.2 menunjukan bagaimana or ganisasi mengubah sumber daya data menjadi infor masi atau pengetahuan melalui ber agam car a dan memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah bisnis. TI membantu pr oses konver si pengetahuan ke dalam data dengan ber bagai car a penyimpanan, pengambilan dan pengir iman, ser ta membantu dalam menginterpr estasi dan menganalisis data yang ter sedia (Low , 2000).

Gambar 2.2. Daur hidup data

(Rainer dan Cegielski, 2011)

(18)

2.3 menunjukan hubungan antar a komponen manusia dengan komponen TI dalam sistem infor masi.

Gambar 2.3. Susunan Infr astr uktur TI dan layanan SI

(Rainer dan Cegielski, 2011)

(19)

Butuh lebih dar i sekedar investasi untuk mendapatkan nilai dar i TI (Weill dan Ross, 2004), kar ena hasil keuangan secar a signifikan dipengar uhi oleh tingkat kecer dasan TI. Per usahaan dengan kecer dasan TI yang tinggi memper oleh laba ber sih yang lebih tinggi di tahun-tahun ber ikutnya untuk investasi, sedangkan per usahaan dengan kecer dasan TI yang r endah memper oleh laba ber sih yang lebih r endah (Weill dan Ar al, 2006). Kecer dasan ini har us membaw a individu atau or ganisasi kepada (O’Br ian dan Mar akas, 2008):

1. Efisiensi dalam minimalisasi biaya, w aktu, dan penggunaan sumber daya infor masi.

2. Keefektifan TI dalam mendukung str ategi bisnis, sebagai enabler

bagi pr oses bisnis, meningkatkan str uktur dan budaya, dan meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis.

2.3. Teknologi Infor masi dan Komunikasi

TIK adalah konver gensi teknologi telekomunikasi atau komunikasi dan komputer (Bouw man dkk., 2005; Inter national Telecommunication Union, 2002), yang memungkinkan setiap individu pengguna komputer untuk saling ter hubung dan ber bagi sumber daya SI miliknya, baik melalui jar ingan kabel ataupun nir kabel (Tur ban dkk, 2006). Sekitar 50 per sen dar i manufaktur Amer ika Ser ikat yang memiliki jar ingan komputer memiliki pr oduktivitas yang tinggi dibandingkan manufaktur yang tidak memiliki jar ingan (Economics and Statistics Administr ation, 2003). Oleh kar enanya w ajar apabila banyak per usahaan memiliki lebih dar i satu komputer yang saling ter hubung satu sama lainnya melalui jar ingan komputer (Bor gesen dan Mikalsen, 2002).

(20)

kesempatan bagi negar a untuk membebaskan dir inya dar i tir ani geogr afi. Oleh kar enanya har us ada layanan dan akses univer sal, kesamaan kesempatan, ker agaman konten, ser ta kebebasan ber ekpr esi dan akses (Inter national Telecommunication Union, 2002). Dengan demikian, setiap or ang dengan ber agam latar belakang suku, r as, agama, jenis kelamin, dan lain sebagainya har us dijamin memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses TIK di manapun dan kapanpun agar mendapatkan layanan infor masi dan komunikasi global, untuk mendapatkan kemudahan dalam memahami apa yang diinfor masikan atau dikomunikasikan oleh siapapun dar i negar a manapun, dan untuk ber ekpr esi dalam r uang inter aksi antar individu yang ter bebas dar i batasan-batasan geogr afi.

Salah satu kelengkapan penting dalam r evolusi TIK dalam masyar akat infor masi adalah inter net, yakni infr astr uktur infor masi dunia sebagai media komunikasi global dan media akses menuju layanan dalam jar ingan / online yang sangat banyak. Secar a cepat internet menjadi sumber potensial ekonomi yang sangat besar bagi individu, per usahaan, dan negar a (Inter national Telecommunication Union, 2002; Rab, 2007). Keuntungan dar i inter net dapat diper oleh salah satunya melalui komunitas transaksi yang memfasilitasi pembelian dan penjualan, komunitas minat yang memper tukar kan infor masi yang diminati ber sama, komunitas praktik atau hubungan di mana anggotanya dior ganisasikan menur ut pengalaman hidup ter tentu, ataupun komunitas fantasi di mana anggotanya ber bagi lingkungan imajiner (Tur ban dkk, 2006).

Komunitas vir tual dibentuk oleh orang yang ber inter aksi secar a sosial dalam per an ter tentu dan untuk memuaskan kebutuhannya,

(21)

mendukung inter aksi sosial (Pr eece, 2000 dalam el Mor r dan Mar et, 2012). Semua pedagang, pemain, hanya teman, penggemar , dan teman yang membutuhkan, ber usaha memuaskan kebutuhannya dalam komunitas vir tual dengan menggunakan ber bagai aplikasi inter net, baik yang ter masuk kategor i pencar ian, komunikasi, ataupun kolabor asi (Tur ban dkk, 2006). Mer eka dapat ber per an baik sebagai pr odusen infor masi saat mengunggah dokumen, atau pelanggan infor masi saat mengunduh dokumen (el Mor r dan Mar et, 2012).

Tabel 1.1. Contoh Per spektif dalam Difusi TIK

PERSPEKTIF

(22)

Ter dapat empat fase implementasi atau difusi TIK dalam or ganisasi, yakni adopsi TI Kyang sesuai dengan kebutuhan dan str ategi or ganisasi; implementasi mulai dar i str ategi hingga pelaksanaan pr oyek pener apan TIK; penggunaan yang menentukan di mana saja dan bagaimana TIK diter apkan dalam or ganisasi; ser ta dampak pener apan TIK ter sebut bagi individu, or ganisasi, dan lingkungannya. Empat fase ter sebut dipengar uhi faktor per spektif or ganisasi, teknologi, ekonomi, dan penggunanya (Bouw man dkk., 2005). Faktor -faktor ini penting untuk diper hatikan mengingat adanya pengar uh negatif dar i investasi TIK bagi per for ma or ganisasi (Moody dan Walsh, 1999).

2.4. Masyar akat Infor masi

Dengan memper hatikan sejumlah definisi dalam Kar valics (2007) , masyar akat infor masi dapat difahami sebagai bentuk masyar akat bar u yang str uktur sosialnya ber dasar kan kepada pembuatan, distr ibusi, akses, dan penggunaan infor masi secar a bebas. Kebebasan ter sebut mendor ong per kembangan kr eativitas intelektual manusia hingga kepada tahap di mana infor masi sebagai pr oduk kr eatifnya menjadi sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan oleh masyar akat, dan penguasaannya menjadi kekuatan pendor ong bagi per ubahan dan pembangunan dalam masyar akat infor masi. Kesempatan ter sebut mendor ong muncul dan ber kembangnya industr i infor masi.

(23)

penggunaan TIK, di mana infor masi tidak hanya dapat didistr ibusikan lebih cepat, juga dapat dikumpulkan, disimpan, diar sipkan, dan diakses kapanpun dan di manapun. Keter libatan aktivitas dan komponen SI menunjukan masyar akat infor masi menggunakan SI untuk mencapai keuntungan kompetitifnya.

Akses TIK diper lukan agar setiap or ang dalam masyar akat infor masi mendapatkan keuntungan kompetitif ter sebut dar i komunitas vir tual dan lain sebagainya. Akses ter sebut diw ujudkan dalam ber agam bentuk, salah satu diantar anya adalah t elecent er, yakni tempat (Fuchs, 1997) atau fasilitas ber bagi (Colle dan Roman, 1999) yang menyediakan layanan infor masi dan komunikasi (Cisler , 1998) ber basis TIK (Fuchs, 1997; Colle dan Roman, 1999) bagi masyar akat sekitar (Cisler , 1998) dan digunakan untuk pembangunan ekonomi, sosial dan budaya (Fuchs, 1997). Telecent er member i dampak bagi masyar akat sebagai ber ikut

3. Membukakan ekonomi pengetahuan dunia kepada or ang yang miskin dan cacat;

4. Menyediakan r ekayasa sosial, seper ti member i kesempatan kepada or ang yang miskin untuk meningkatkan pengetahuan dengan pendidikan komputer ; dan

5. Mempr omosikan TIK untuk pembangunan.

(24)

menemukan infor masi ter sebut, dan mempr oses infor masi ter sebut untuk membuat nilai (Rab, 2007). Tabel 2.2 menunjukan keahlian melek infor masi dalam setiap levelnya.

Tabel 2.2. Keahli an Melek Infor masi

Level Keahlian Melek Infor masi

Menentukan tugas, mengidentifikasi informasi yang diper lukan

Menentukan tugas, mengidentifikasi informasi penting untuk menyelesaikan tugas, ser ta memahami kenapa informasi ter sebut penting dan diper lukan. Infor masi dicari atau diakses dari banyak platform (dalam dokument tercetak, dokumen digital, dan pembaw a data lainnya) dan mungkin diper oleh dar i teman. Strategi untuk

menemukan informasi

Mengidentifikasi sumber yang ter sedia, ser ta memastikan kapan dan bagaimana mengaksesnya. Keahlian ini meliputi kemampuan untuk menggunakan sejumlah sumber informasi dan memutuskan kapan informasi har us dicari dalam bentuk tercetak dan kapan lebih mudah ditemukan pada basis data dalam jaringan.

Menggunakan informasi

Pengguna harus dapat mengenali informasi yang sedang dicarinya, mengetahui kapan pencarian dapat atau har us diakhiri, dan menaksir nilai (kr edibilitas, akur asi, dan lain sebagainya) informasi yang ditemukannya.

Sintesis Adalah level analisis infor masi dan beker ja dengannya. Disamping mengetahui bagaimana menganalisis infor masi, pengguna juga harus sampai pada pengetahuan dan pemahaman baru. Ia har us dapat menyajikan hasil pencariannya.

Evaluasi Adalah level keahlian ter tinggi, meliputi kemampuan untuk menyimpan informasi yang diper oleh dan mempr oses pengetahuan serta memastikan dapat diambil untuk penggunaan selanjutnya.

(25)

Untuk mendapatkan keahlian melek infor masi ter sebut diper lukan keahlian teknis pada setiap levelnya, misalnya pada level ketiga har us dapat mencar i infor masi dalam katalog per pustakaan atau dalam basis data online dengan menggunakan mesin pencar i secar a efisien (Rab, 2007; Andr etta, 2005). Ar tinya keahlian melek infor masi itu tidak dapat ter capai apabila belum melek TIK. Oleh kar enanya sangatlah penting untuk mempr ior itaskan pengembangan sumber daya manusia dalam bidang TIK agar setiap or ang dapat ber partisipasi penuh dalam masyar akat infor masi. Pengembangannya dilakukan dengan (Inter national Telecommunication Union, 2002) :

1. Menjadikan setiap or ang memiliki keahlian dasar sehingga dapat menggunakan TIK dalam kesehar ian hidup mer eka.

2. Meningkatkan melek TIK dalam populasi secar a keselur uhan, ter masuk menambah jumlah per sonel ter latih dalam ar ea lanjutan.

Menur ut deklar asi Br ussels, pendidikan dan pelatihan TIK dapat diintegr asikan dengan sistem sekolah r eguler (Inter national Telecommunication Union, 2002). Pelatihan sumber daya manusia, khususnya gur u dan pelajar , sangat penting kar ena akan meningkatkan kebutuhan menggunakan dan mener apkan informasi dan teknologi, mempr omosikan per tumbuhan konten dan infr asr uktur , memfasilitasi pengembangan industr i layanan TIK secar a khusus di negar a ber kembang (Deklar asi Bamako, 2002). Selain itu dapat juga dilakukan oleh r elaw an TIK dengan memanfaatkan keber adaan t elecent er.

Banyak

telecenter

yang berhasil berkat manfaat kontribusi relawan.

(

Acevedo,

(26)
(27)

3. AKTIVITAS RELAWAN TIK

3.1. Relawan TIK

Secar a umum volunt eer s / r elaw an dapat difahami sebagai seseor ang (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) atau kelompok or ang der maw an (CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007), yang dengan kehendaknya sendir i (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) dan sw adayanya sendir i (CIVICUS, IAVE, dan UNV, 2007) ber komitmen member ikan w aktu, ener gi, atau kemampuannya (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) untuk melaksanakan aktivitas r elaw an (United States Bur eau of Labor Statistics, 2008) ber upa layanan tanpa bayar an (Statistic Canada, 2006) di luar r umah tangganya (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006).

(28)

Gambar 3.1 Relaw an, dar i r umah ke masyar akat melalui or ganisasi

Relaw an membantu ter utama untuk kepentingan or ang banyak dan masyar akat (Estonian Ministr y of the Inter ior , 2006) atas nama amal (Statistic Canada, 2006) melalui atau untuk or ganisasi (United States Bur eau of Labor Statistics, 2008) nir laba (Statistic Canada, 2006; Ibsen, 1992). Relaw an TIK misalnya, member i dukungan dan kemampuan TIK kepada masyar akar . Dalam UEFA EURO 2012 r elaw an TIK ber tugas sebagai pendukung tim TIK dalam penyediaan dukungan TIK di ber bagai lokasi, menangani sejumlah peker jaan yang meliputi pemasangan per angkat ker as dan per angkat lunak, memper baiki masalah dasar pada per angkat ker as dan per angkat lunak seper ti keter sambungan inter net, pr inter , dan lain sebagainya (UEFA, 2011). Sementar a Jar ingan Relaw an Univer sitas yang terdir i dar i mahasisw a, pr ofesor , dan staf akademik, ber bagi keahlian TIK dalam pr oyek pengembangan selama enam bulan yang meliputi kegiatan pelatihan ter hadap anak di Sr i Lanka, mendukung

(29)

Kementr ian Komunikasi dan Infor matika Republik Indonesia (2011) mendefinisikan r elaw an TIK sebagai individu atau satuan r eaksi cepat yang dibentuk melalui pr oses edukasi, yang dapat beker ja membangun masyar akat infor masi Indonesia secar a kolabor atif dan sukar ela. Masyar akat infor masi ter sebut terbentuk dar i usaha mendapatkan manfaat infor masi dengan TIK yang dihar apkan dapat dicapai bukan hanya oleh masyar akat per kotaan saja tetapi juga oleh masyar akat pedesaan dan di daer ah bencana. Tambahan penting dar i penger tian r elaw an TIK ini adalah bahw a r elaw an TIK mer upakan hasil pr oses edukasi dan beker ja secar a kolabr atif, sebagaimana tampak pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Pembangunan Masyar akat Infor masi Kolabor atif

3.2. Per an Relawan TIK

(30)

masyar akat infor masi yang disusun dan dikelompokan ber dasar kan daftar per an r elaw an TIK dalam Acevedo (2005).

Tabel 3.1. Per an Relaw an TIK

Kode Per an Relawan TIK

PENYEDIAAN INFORMASI

P1 Mencar ikan informasi secara pr oaktif bagi pengguna (baik gur u, doktor , petani, pegawai lokal, ibu r umah tangga, ataupun pebisnis) yang tidak memiliki akses TIK.

P2 Mempr oduksi konten / informasi lokal dalam beragam format (teks, multimedia, dan lain sebagainya).

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

P3 Menyelenggar akan latihan dasar TIK secara offline atau online bagi pengguna akhir agar mahir dalam aplikasi yang relevan, dan mendampingi setelahnya sampai mer eka mampu menggunakan keahlian ter sebut untuk mendapatkan keuntungan kompetif.

P4 Menyelenggar akan latihan secar a offline atau online bagi relaw an TIK (Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2011) untuk menambah jumlah per sonel ter latih dalam area lanjutan (Inter national Telecommunication Union, 2002).

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA TIK

P5 Mengidentifikasi kebutuhan infor masi masyarakat dan sumber daya yang diper lukan untuk memenuhi kebutuhan ter sebut.

P6 Membuat atau menyesuaikan dan mengelola perangkat lunak aplikasi bebasis

Fr ee and Open Sour ce Soft war e, situs web, atau Sistem Informasi Geografis yang menyediakan alat pengawasan dan pelapor an untuk menyampaikan informasi ter kait pr oyek r elawan kepada par a pemangku kepentingan di dalam dan di luar neger i.

(31)

Tabel 3.1. Lanjutan

Kode Per an Relawan TIK

P8 Mengatasi permasalahan teknis seputar penggunaan perangkat TIK (seper ti instalasi perangkat TIK) dar i waktu ke w aktu, yang dialami pengguna atau pengelola sarana TIK umum (seper ti t elecent er), di perkotaan dan di pedesaan ataupun di daerah bencana atau situasi paska konflik.

KOLABORASI

P9 Meningkatkan keter libatan relaw an lainnya melalui onlinevolunt eer s dalam ker jasama ser ta pengadaan dan pengelolan jar ingan pengetahuan online. P10 Beker jasama dengan pr oyek lainnya yang memiliki isu pengembangan yang

ser upa.

P11 Memfasilitasi par tisipasi kelompok masyarakat yang ter pinggir kan (misalnya pengidap AIDS-HIV) atau yang tidak ber untung (misalnya penyandang cacat) dalam pr oyek dengan TIK.

Relaw an TIK melaksanakan per annya sesuai dengan keter sediaan per angkat TIK atau kondisi penggunanya, sehingga r elaw an TIK dapat:

1. Membiarkan pengguna informasi dalam kondisi buta TIK dan tetap menjadi penyedia infor masi saat pengguna tidak dapat mengakses TIK.

2. Merubah pengguna dari buta menjadi melek TIK melalui pelatihan keahlian TIK setelah pengguna memiliki akses ke TIK dan ber minat memanfaatkannya.

3. Merubah pengguna dari melek TI K menjadi cerdas TIK

melalui seminar dan w or kshop, dengan tujuan menghindar kan pengguna dar i pemanfaatan per angkat TIK yang ber esiko mer ugikan dir inya sendir i dan or ang lain.

4. Mendampingi pengguna yang telah melek dan cerdas TIK

(32)

membukakan pintu komunikasi dan dukungan teknis dar i w aktu ke w aktu.

Walau r elaw an TIK dapat membantu masyar akat seper ti apapun, namun r elaw an TIK per lu mer ubah masyar akat yang buta menjadi melek dan dar i melek menjadi cer das agar ada peningkatan jumlah populasi masyar akat yang memiliki kemandir ian dalam memenuhi kebutuhan infor masinya dengan TIK. Per ubahan ter sebut menur ut Acevedo (2005) melalui tahapan pr oses pembangunan kapasitas ber ikut ini:

1. Peningkatan kesadaran, tahap untuk memahami kebutuhan, masalah, dan har apan masyar akat, dalam r angka menentukan elemen infor masi dan TIK yang lebih sesuai, dan untuk membangun kesadar an akan peluang dan pr aktik penggunaan teknologi yang sesuai dengan har apan mer eka.

2. Pemberian keahlian dasar TIK yang diper lukan kebanyakan pengguna. Hal ini dapat membangun keahlian untuk penggunaan umum komputer mulai dar i pembuatan konten hingga menggunakan email dar i w eb.

3. Penciptaan kapasitas yang dilakukan setelah keahlian dasar TIK dikuasai, melalui pengaw asan dan pendampingan per iodik atas usaha individu pengguna mener apkan keahlian dasar TIK, untuk membangun dan memper luas kemampuan setiap individu pengguna sehingga ia dapat mener ima keuntungan sebenar nya dar i penggunaan teknologi.

3.3. Basis Relawan TIK

(33)

r elaw an TIK. Dengan memper hatikan per an-peran kolabor ator yang mengindikasikan adanya ker jasama antar r elaw an dan pembagian w ilayah oper asi dalam pembangunan masyar akat i nfor masi, maka basis r elaw an TIK dapat difahami sebagai tempat yang menjadi tumpuan untuk melaksanakan per an r elaw an TIK di dalam w ilayah ter tentu.

Jika memper hatikan penger tian r elaw an dar i CIVICUS, IAVE, dan UNV (2007), maka basis r elaw an TIK bisa di mana saja. Statistic Canada (2006), Ibsen (1992), dan United States Bur eau of Labor Statistics (2008) menunjukan basis r elaw an TIK ini adalah or ganisasi nir laba, kar ena r elaw an melaksanakan kegiatan r elaw annya melalui atau untuk or ganisasi nir laba. Jika dir ujukan kepada pendapat Acevendo (2005) tentang r elaw an TIK, maka or ganisasi non pr ofit yang dimaksud dapat mer upakan lembaga pendidikan, or ganisasi komunitas, atau or ganisasi pr ofesi. Acevendo juga menyebut per usahaan, sehingga basis r elaw an TIK mungkin juga mer upakan or ganisasi laba yang biasanya melaksanakan kegiatan r elaw annya melalui or ganisasi nir laba.

Petunjuk jelas tentang basis r elaw an TIK diber ikan oleh Attw ood dkk. (2003), Musick dan Wilson (2008), ser ta Low dkk. (2007). Semuanya menunjukan sekolah, per gur uan tinggi, dan univer sitas sebagai basis r elaw an TIK, kar ena lembaga pendidikan ter sebut mener ima budaya r elaw an dan bahkan tur ut ser ta membangunnya, menjadi tempat per ekr utan atau kader isasi r elaw an usia 16-24 tahun, dan mer upakan jenis or ganisasi yang paling banyak dibantu oleh r elaw an.

(34)

banyak lagi peker jaan, namun dapat menur unkan nilai ker elaw anan, mengganggu motivasi dan mengur angi kepuasan mer eka (Ellis, 2004).

Sebagian lembaga pendidikan telah mengintegr asikan pendidikan dan pelatihan TIK dalam sistem pendidikan dan metode pengajar annya, sehingga menyediakan banyak sumber daya manusia yang dapat ber per an sebagai r elaw an TIK. Remaja dengan keahlian khusus pengembang TIK banyak ter sedia di sekolah atau per gur uan tinggi, khususnya yang menyelenggar akan bidang studi ter kait pengembangan sistem dan per angkat TIK.

Acevendo (2005) mengatakan bahw a r elaw an TIK dapat ter libat di dalam t elecent er untuk menjangkau masyar akat, menyelenggar akan pelatihan dan peningkatan kapasitas pengguna lokal, memobilisasi r elaw an lainnya, dan menjadikannya sebagai pusat pengembangan lokal dengan akses ke teknologi. Kar ena bentuk keter libatan ter sebut sejalan dengan per an r elaw an TIK , maka t elecent er dapat menjadi basis r elaw an TIK.

3.4. Komunitas TIK

Dengan memper hatikan penger tian “komunitas” dalam KBBI, komunitas TIK dapat difahami sebagai kelompok atau kumpulan or ang yang meminati TIK dan ber inter aksi di daer ah ter tentu. Komunitas juga diar tikan di dalam KBBI sebagai masyar akat. Oleh kar enanya masyar akat infor masi sama dengan komunitas TIK kar ena setiap or ang di dalamnya meminati TIK yang member ikan keuntungan kompetitif.

(35)

dilakukakan dengan menambah jumlah basis r elaw an TIK yang ber per an menambah jumlah pemanfaat TIK.

Gambar 3.3. Wilayah populasi masyar akat infor masi

3.5. Sistem dan Infr astr uktur Komunitas TIK

Ber dasar kan penjelasan per an r elaw an TIK dalam sub bab 3.3, diketahui bahw a sistem komunitas TIK dibangun oleh empat sub sistem layanan dan melibatkan entitas r elaw an, masyar akat, dan sponsor yang saling ber kaitan satu sama lainnya. Setiap komponen sistem saling ber inter aksi untuk mencapai tujuan masyar akat infor masi. Skema sistem komunitas TIK sebagaimana tampak pada gambar 3.4.

(36)

Gambar 3.4. Sistem Komunitas TIK

(37)

Layanannya mew akili empat kelompok per an r elaw an TIK. Pelaksanaan layanannya melibatkan sebagian at au semua kelompok per sonel sebagai sumber daya manusia. Adapun plat for m sebagai sumber daya TIK ditentukan dengan memper hatikan sumber daya SI dalam sub bab 2.1, kar ena aktivitas masyar akat infor masi seper ti yang dijelaskan dalam sub bab 2.4 sama dengan akvititas SI.

Lapisan Layanan

Pr oses pada sub sistem layanan, selain pengembangan sumber daya TIK, dilaksanakan menggunakan per angkat teknologi yang dihasilkan dar i layanan pengembangan sumber daya TIK. Dan selur uh sub sistem layanan dapat didanai atau mer upakan pr ogr am ber sama sponsor , misalnya pemer intah atau per usahaan. Penjelasan sub sistem layanan komunitas TIK sebagai ber ikut:

1. Penyampaian Informasi mer upakan sub sistem layanan yang mengubah kebutuhan menjadi infor masi. Pr osesnya dilaksanakan oleh r elaw an TIK baik sendir ian atau ber kelompok dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyar akat yang buta TIK, yang ter hambat akses TIK nya, yang membutuhkan pengetahuan tambahan tentang TIK, atau pengguna infor masi secar a umum. Penyampaian infor masi ter kait pr oyek r elaw an kepada par a pemangku kepentingan di dalam dan di luar neger i juga ter masuk layanan ini.

(38)

pemer intah (Acevedo, 2005) atau lembaga sw adaya masyar akat yang ter latih. Kegiatan pengembangan TIK mungkin saja hanya membutuhkan keahlian mengkonfigur asi atau mer akit yang dapat diper oleh melalui pelatihan singkat.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusiadilaksanakan dalam dua sub sistem layanan di dalamnya:

a. Pelatihan pengguna akhir adalah sub sistem layanan yang mengubah masyar akat buta TIK menjadi pengguna akhir yang mampu menggunakan aplikasi yang r elevan. Pelatihan ini dapat diselenggar akan oleh r elaw an TIK kelompok pengger ak.

b. Pelatihan spesialis mer upakan sub sistem layanan yang mengubah siapapun menjadi r elaw an TIK dengan keahli an spesialis yang mampu mengembangkan dan mengoper asikan SI. Pr osesnya dapat ber jalan dalam pelatihan yang diselenggar akan oleh r elaw an TIK sendiri. 4. Kolaborasi adalah sub sistem layanan yang memungkinkan

ter jadinya ker jasama antar a r elaw an TIK, dan penggunaan ber sama atau penyatuan sumber daya komunitas TIK yang dikeola oleh basis-basis r elaw an TIK dalam pelaksanaan layanan-layanan lainnya. Sub sistem ini penting bagi sistem keselur uhan kar ena menjadi solusi atas kekur angan sumber daya di dalam masyar akat infor masi. Per cepatan pembangunan masyar akat infor masi dihar apkan dapat dicapai dengan adanya kolabor asi.

Lapisan Per sonel

(39)

r elaw an TIK sesuai anggar an yang disepakati. Kemudian r elaw an TIK menyampaikan layanan kepada masyar akat. Dalam pelaksanaan layanan ter sebut r elaw an TIK mener ima masukan atau melihat hasil dar i masyar akat yang dilayaninya. Dan di penghujung waktu pr oyek, r elaw an member ikan lapor an kepada sponsor yang ber isi evaluasi pelaksanaan pr oyek.

Gambar 3.6. Daur hidup layanan r elaw an TIK

Pelapor an r elaw an TIK secar a online kepada sponsor nya mer upakan tindakan r elaw an TIK sebagaimana ter sebut dalam poin 3 pada sub bab 3.2. Hubungan sponsor dengan pelaksana dan pengguna sebagaimana tampak pada gambar 3.6. Kelompok sponsor seper ti pemer intah dan per usahaan dapat menjadi pemilik pr oyek layanan atau yang mendanai pr oyek layanan. Sponsor ter sebut misalnya per usahaan pemilik pr ogr am company social r esponsibilit y, pemer intah pemilik pr ogr am r elaw an TIK, atau per gur uan tinggi pemilik pr ogr am pengabdian masyar akat.

(40)

Masyar akat buta TIK yang dilatih r elaw an TIK agar dapat menggunakan TIK disebut kelompok pengguna TIK.

Relaw an TIK dapat dikelompokan menjadi pengger ak dan pengembang. Kata “pengger ak” dalam KBBI ber makna or ang yang mengalihkan tempat atau kedudukan baik hanya sekali atau ber kali-kali. Dalam konteks ger ak yang diusahakan r elaw an TIK, tempat atau kedudukan ter sebut adalah keadaan manusia, sehingga makna ger aknya adalah per alihan manusia dar i satu keadaan kepada keadaan lainnya. Dalam usaha pembangunan masyar akat informasi, r elaw an TIK pengger ak ini mengalihkan keadaan individu yang buta infor masi dan TIK menjadi bagian masyar akat infor masi, ser ta mengalihkan keadaan individu menjadi r elaw an TIK yang dapat mengajar kan keahlian melek infor masi dan TIK kepada individu lainnya. Kelompok pengembang juga dapat ber per an sebagai r elaw an TIK pengger ak.

Adapun kelompok pengembang, kata “pengembang” nya dikaitkan dengan pr oses bisnis masyar akat, sistem masyar akat infor masi, dan plat for m atau TIK. Oleh kar enanya r elaw an TIK pengembang difahami sebagai r elaw an TIK yang melakukan kegiatan r ekayasa untuk mengadakan pr oses bisnis, sistem, dan teknologi yang dapat menghantar kan masyar akat infor masi kepada keuntungan kompetitif. Seseor ang atau kelompok disebut r elaw an TIK pengembang apabila pr oduk dar i r ekayasa pr oses bisnis, sistem, dan TIK mer eka dihibahkan untuk masyar akat, atau apabi la mer eka meluangkan w aktu member ikan dukungan secar a sukar ela ter kait masalah teknis bisnis, sistem, dan teknologi. Jika dilihat tidak hanya dar i sudut pandang r elaw an TIK, kelompok pengembang ini juga dapat ter masuk per usahaan pengembang.

(41)

pengembangan sumber daya TIK. Namun beber apa di antar a r elaw an TIK pengger ak dapat diber ikan kemampuan mengembangkan sumber daya TIK sehingga dapat berper an pada tahap implementasi r ancangan.

Lapisan

Platfor m

TIK pada lapisan plat for m digunakan r elaw an TIK untuk melaksanakan per annya di masyar akat, atau dibutuhkan oleh masyar akat dalam inter aksi mer eka dengan r elaw an TIK. Per angkat TIK yang dibutuhkan untuk setiap per an r elaw an TIK sebagaimana tampak pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Komponen TI dalam Layanan Relaw an TIK

Kode

Tindakan Komponen TI yang Dibutuhkan

P1, P2 Perangkat TIK yang diper lukan dalam pr oses pemenuhan informasi (dibahas pada bab keempat).

P3, P4 Situs w eb Elear ning, komputer , pr oyektor , OnlineHelpdesk, mailing list

atau for um, atau perangkat telekomunikasi. P5 Perangkat sur vei online atau telekomunikasi

P6 Int egr at ed development envir ont ment untuk pembuatan perangkat lunak aplikasi berbasis desktop, jaringan / w eb, ataupun mobile.

P7 Media transmisi, perangkat jar ingan, dan alat untuk instalasi jaringan komputer atau telekomunikasi.

P8 Situs w eb Helpdesk, milis atau for um, atau perangkat telekomunikasi. P7 Media transmisi, perangkat jar ingan, dan alat untuk instalasi jaringan

komputer atau telekomunikasi.

P8 Situs w eb Helpdesk, milis atau for um, atau perangkat telekomunikasi. P9 Milis atau for um, perangkat telekomunikasi, dan digital libr ar y atau

(42)

Dengan memper hatikan daftar tindakan r elaw an TIK dalam Acevendo (2005), maka idealnya situs w eb r elaw an TIK memiliki kelengkapan ber ikut ini:

1. Koleksi pengetahuan ter kait melek infor masi, melek TIK, hasil pelaksanaan layanan penyampaian infor masi, dan lain sebagainya dalam aplikasi digital libr ar y atau knowladge management syst em.

2. Penyimpanan berkas di internet yang ber isi aplikasi ter kait pemenuhan infor masi yang ber sumber dar i dalam atau luar komunitas TIK dan dokumen digital lainnya ter kait tindakan Relaw an TIK.

3. Pendidikan dan pelatihan jarak jauh yang melibatkan penggunaan video tutor ial dan modul latihan di dalam elear ning. 4. Daftar kontak relawan dalam SIG (sistem infor masi geogr afis)

ber ikut kompetensi dan car a menghubunginya.

5. Dukungan teknis / Help Deskyang dapat dihubungi melalui live chat dan sur at elektr onik atau for um.

6. Informasi kinerja relawan dalam SIG yang memudahkan sponsor untuk mengetahui pr ogr am ker elaw anan apa yang bisa dilakukan ber sama.

3.6. Relawan TIK sebagai

Stakeholder s

(43)

t elecent er ini sama fungsinya dengan War des (Lihat penger tian t elecent er

di sub bab 2.4).

War des menur ut br osur “W@r des – War net Desa” yang diter bitkan Kementr ian Komunikasi dan Infor matika adalah tempat yang menyediakan keper luan akses inter net dan layanan konten digital ser ta ber bagai fasilitas lain untuk mendukung ter laksananya tr ansaksi bisnis secar a online. Pada tahun 2012, r elaw an TIK Gar ut dan Kor ea menemukan hambatan dalam pemanfaatannya sebagai ber ikut (Cahyana, 2012) :

1. Linux tidak digunakan kar ena penggunanya tidak mengenal jenis sistem oper asi ini.

2. Komputer r usak kar ena tidak ada st abilizer yang dapat menahan lonjakan listr ik secar a tiba-tiba.

3. Layanan fir ewall, updat e, dan anti vir us dalam sistem oper asi Micr osoft Window s tidak difungsikan.

4. Pengguna tidak dapat menggunakan Netbook. 5. Koneksi inter net ter putus atau lambat.

6. Sistem int er net billing atau ser ver tidak ber fungsi. 7. Spesifikasi komputer tidak ber saing dengan pesaing. 8. Lambatnya dukungan teknis.

Ber dasar kan temuan masalah ter sebut, ditetapkanlah solusi sebagaimana tampak pada tabel 3.3. Penyebab masalah ter sebut meliputi aktivitas-aktivitas di dalam daur hidup aplikasi infor matika, yang meliputi analisis dan per ancangan [AD], Implementasi [I], dan Pemelihar aan [M]. Misalnya masalah komputer r usak kar ena tidak ada

(44)

Tabel 3.3. Masalah War des dan Solusinya

Sumber Masalah Solusi

Manajer 1. Spesifikasi komputer tidak ber saing dengan pesaing. [MM1]

Pengguna 1. Linux tidak digunakan karena pengguna tidak menguasainya.

Rekanan 1. Koneksi inter net terputus atau lambat. [RM1]

2. Sistem int er net billing atau ser ver tidak ber fungsi. [RM2]

3. Komputer rusak karena tidak ada

st abilizer yang dapat menahan lonjakan listr ik secar a tiba-tiba.

Solusi umum per masalahan ter sebut dengan melibatkan fungsi r elaw an TIK di dalamnya adalah sebagaimana tampak pada tabel 3.4. Dengan memper hatikan solusi ter sebut dan sistem r elaw an TIK, pr ogr am yang dapat dilakukan oleh Relaw an TIK untuk War des adalah sebagai ber ikut :

(45)

a. Pengenalan per angkat TIK dan penggunaannya secar a baik dan benar .

b. Pengembangan model bisnis dan pemelihar aan aset TIK. 2. Program pendampingan War des, yang meliputi :

a. Penyampaian infor masi kebutuhan War des dan sar an pengembangan War des kepada Pemer intah, dan kepada Per usahaan ter kait non pengembang, seperti ISP (Int er net Ser vice Pr ovider), Bengkel, atau Per usahaan Manufaktur Platfor m TIK yang digunakan.

b. Pemanfaatan Knowladge Management Syst em atau situs w eb

Helpdesk, di mana Relaw an TIK ber fungsi sebagai penyampai pengetahuan dan help desk alter natif apabila War des mengalami masalah teknis.

Tabel 3.4. Solusi Per masalahan War des Memper hatikan Entitas

Kasus Sousi

[RM3] : [AD] Pengadaan perangkat pelindung perangkat keras komputer melalui per usahaan mitra

[PM1,PM2] : [I] Pelatihan dasar TIK bagi pengguna akhir disekitar War des

[RM1, RM2, RM4] : [M] 1. Member ikan alter natif penyedia layanan inter net 2. Menyediakan basis pengetahuan online agar

ter w ujud aktivitas ber bagi pengetahuan di antara

st akeholder s.

3. Menggunakan layanan relaw an TIK untuk mengatasi masalah perangkat lunak yang ber sifat sementar a sebelum ditangani oleh per usahaan. [MM1, MM2] : [I] Pendidikan dan pelatihan model bisnis dan pengelolaan

(46)

Dengan demikian, terdapat empat entitas yang mempengar uhi kiner ja War des dan CAP, yakni Pemer intah dan Per usahaan yang melaksanakan daur hidup aplikasi infor matika, masyar akat yang ter libat dalam pener apannya, ser ta Relaw an TIK yang melaksanakan evaluasi. Sebagai or ganisasi non pr ofit, r elaw an TIK tidak ter libat dalam pr oses pengadaan, tetapi membantu semua pihak dalam pemanfaatannya. Relaw an TIK juga tidak dapat dilibatkan dalam peker jaan yang ditentukan di dalam kontr ak pengadaan War des, seper ti pemasangan per angkat War des.

Gambar 3.7. Fungsi st akeholder s War des

Keter libatan Relaw an TIK dalam pemanfaatan War des ini sangat penting jika dikaitkan dengan manfaat yang dihar apkan dar i War des, yang meliputi:

1. Mengenal dan belajar tentang komputer dan inter net;

(47)

4. Menyambungkan silatur ahmi teman dan ker abat dar i ber bagai penjur u dunia;

5. Meningkatkan daya pemikir an dan kemampuan menelaah secar a kr itis;

Dar i manfaat War des ter sebut diketahui ada tiga jenjang keahlian yang har us dicapai oleh masyar akat infor masi, yakni:

1. Penguasaan teknologi, ter kait manfaat War des poin 1;

2. Penguasaan informasi dan komunikasi, ter kait manfaat War des poin 2 sampai 5; dan

3. Peningkatan tar af kehidupan dengan teknologi, infor masi, dan komunikasi, ter kait manfaat War des point 6.

Per luasan pengetahuan dan jejar ing sosial tidak akan dicapai oleh pengguna Wardes apabila mer eka tidak menguasai komputer dan inter net. Contohnya jika dikembalikan kepada masalah yang ter jadi di Gar ut, pengguna War des tidak akan mencapai tahap kedua apabila masih tidak dapat mengoper asikan Linux dan netbook yang mungkin digunakan di War des, dan War des belum mendapatkan dukungan teknis yang cepat baik dar i per usahaan yang mengadakan per angkat War des atau sambungan inter net. Demikian pula apabila pengguna War des tidak tahu bagaimana memper luas pengetahuan mer eka dan memanfaatkan jejar ing sosial, maka mer eka tidak akan dapat mencapai peningkatan tar ap kehidupan dengan War des.

(48)

di mana seseor ang mensyukur i apa yang dimilikinya dengan tidak mer ugikan or ang lain dan dapat melindungi dir inya dar i ber bagai ancaman. Hubungan jenjang keahlian dengan tahapan pembangunan kemampuan Acevendo (2005) adalah sebagaimana tampak pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Matr iks indikator keahlian masyar akat i nfor masi

Seseor ang dalam masyar akat infor masi dianggap buta teknologi apabila ia tidak mengetahui dan tidak mampu menggunakan teknologi yang dapat member i keuntungan kompetitif bagi dir inya. Untuk menjadi melek teknologi, ia har us menguasai minimalnya keahlian dasar TIK melalui pendidikan dan pelatihan. Ia dianggap cer das dalam penguasaan teknologi apabila penggunaan teknologi tidak membahayakan dir inya dan or ang lain. Kecer dasan ter sebut mulai dar i kemampuannya melindungi komputer dar i ker usakan yang disebabkan lonjakan listr ik hingga kemampuan membatasi akses kepada simpanan data di inter net.

(49)

menguasai keahlian melek infor masi melalui pendidikan dan pelatihan. Ia dianggap cer das infor masi dan komunikasi apabila mampu melindungi dir inya dar i infor masi dan komunikasi yang mer ugikan, baik infor masi itu datang kepada dir inya dar i or ang lain atau ber asal dar i dir inya untuk or ang lain. Misalnya ia tidak membuat infor masi tentang or ang lain tanpa data yang akur at yang akan mer ugikan dir inya dan or ang lain.

Dan seseor ang dalam masyar akat infor masi dianggap buta tar af kehidupan apabila ia tidak mengetahui atau tidak dapat menggunakan keahli an TIK, infor masi, dan komunkasinya untuk keuntungan kompetitif. Melek tar af kehidupan dapat dicapai melalui pelatihan bisnis ber basis TIK. Ia dianggap cer das tar af kehidupan apabila tidak melakukan bisnis ber basis TIK yang mer ugikan dir inya dan or ang lain.

3.7. Tinjauan Aktivitas Relawan TIK Indonesia

Banyak aktivitas r elaw an TIK di Indonesia yang dilakukan oleh anggota masyar akat dengan atau tanpa melalui lembaga sw adaya masyar akat. Bagian ini akan menyor oti aktivitas r elaw an TIK yang melaksanakan tindakan r elaw annya melalui Relaw an TIK Indonesia. Pemilihan or ganisasi Relaw an TIK Indonesia ini diper timbangkan dengan melihat str uktur kepengur usan or ganisasi Relaw an TIK Indonesia yang telah ter sebar di ber bagai pr ovinsi di Indonesia. Tinjauan ter hadap aktivitas r elaw an TIK di dalam or ganisasi ini ber dasar kan dokumen lapor an pengur us w ilayah Relaw an TIK Indonesia dalam r apat ker ja nasional Relaw an TIK Indonesia di Sur abaya tanggal 23 Mei 2013.

(50)

Indonesia w ilayah Aceh, Bali, Gor ontalo, Jakar ta, Jaw a Bar at, Jaw a Tengah, Jaw a Timur , Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur , Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utar a, Nusa Tenggar a Bar at, Sulaw esi Utar a, Sulaw esi Bar at, Sumater a Utar a, Sumater a Selatan. Data yang digunakan dar i lapor an meliputi aktivitas yang telah dilaksanakan r elaw an TIK, peser ta, dan lokasinya. Dua lapor an yang tidak digunakan adalah lapor an dar i w ilayah Gor ontalo kar ena ber kas tidak dapat dibuka, dan w ilayah Aceh kar ena tidak ber isi infor masi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Dikaitkan dengan lapisan layanan dar i infr astr uktur komunitas TIK, lapor an menujukan r elaw an TIK telah melaksanakan dua dar i empat layanan yang ada, yakni layanan pengembangan sumber daya manusia dan kolabor asi. Kolabor asi dilaksanakan oleh Relaw an TIK dalam pengembang sumber daya manusia yang dilakukannya. Dilapor kan r elaw an TIK per nah ber kolabor asi dengan or ganisasi laba dalam pr oyek Taman Digital, dengan or ganisasi nir laba non r elaw an TIK dalam pr oyek Saka Telematika, dan dengan or ganisasi nir laba r elaw an TIK lainnya dalam pr oyek Ger akan Desa Membangun.

Lapor an menyebutkan keter libatan Relaw an TIK Indonesia dalam Ger akan Desa Membangun yang di dalamnya ada kegiatan r ekayasa aplikasi mitr a desa, tetapi tidak dijelaskan secar a r i nci apa aktivitas atau per annya sehingga tidak ada indikasi Relaw an TIK Indonesia telah melaksanakan layanan pengembangan sumber daya TIK. Lapor an juga tidak menyebutkan dilaksanakannya layanan penyampaian infor masi di mana r elaw an TIK ber tindak sebagai br oker infor masi yang mencar ikan infor masi yang diinginkan masyar akat.

(51)

Selatan, Lampung, Nusa Tenggar a Bar at, dan Sumater a Selatan dilapor kan telah membentuk pengur us cabang di ber bagai kabupaten. Ar tinya sekitar 39 per sen dar i selur uh w ilayah dilapor kan telah menyediakan pengelola ker elaw anan TIK di tingkat kota / kabupaten, dan sebanyak 61 per sen tidak diketahui sudah atau belum melakukan usaha ter sebut. Keter sediaan pengelola baik di w ilayah atau cabang ini ikut menentukan keter sediaan basis r elaw an TIK di tengah masyar akat.

Basis r elaw an TIK mer upakan satuan r elaw an TIK ter kecil yang dapat ber kontribusi ter hadap penambahan jumlah populasi masyar akat infor masi pada wilayah geogr afis ter tentu. Di dalam str uktur organisasi Relaw an TIK Indonesia, satuan ter kecil ini ber nama komisar iat. Dar i lapor an diketahui hanya 11 per sen atau dua w ilayah saja yang ber hasi l membangun pengur us komisar iat di per gur uan tinggi atau univer sitas, yakni Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggar a Bar at. Jika dikaitkan dengan usaha membangun masyar akat Indonesia dan memper hatikan luasnya sebar an kota dan pedesaan di Indonesia, maka peningkatan jumlah basis r elaw an TIK ini penting untuk dilakukan oleh r elaw an TIK per intis.

(52)

pelatihan TIK bagi masyar akat. Dalam pembahasan ini tidak dapat ditunjukan apakah kemampuan w ilayah dipengar uhi oleh adanya r elaw an TIK seper ti itu kar ena tidak disebutkan dalam semua lapor an kompetensi r elaw an TIK yang menjadi pelatih untuk setiap jenis pelatihan yang diselenggar akannya.

Aktivitas pengembangan sumber daya manusia ekster nal dilakukan r elaw an TIK melalui ber agam pelatihan melek infor masi dan teknologi kepada masyar akat. Tempat yang dipilih r elaw an TIK menur ut lapor an meliputi sekolah, sekr etar iat or ganisasi massa, tempat ibadah, kantor pemer intahan, dan t elecent er. Aktivitas r elaw an TIK yang dilakukan di t elecent er dilapor kan ter jadi di wilayah Kalimantan Selatan, Lampung, Maluku Utar a, Nusa Tenggar a Bar at, Sulaw esi Utar a, dan Sumater a Utar a. Kegiatannya meliputi peningkatan kapasitas oper ator

t elecent er dan pelatihan melek TIK bagi masyar akat. Telecent er yang menjadi tempat atau digunakan oleh r elaw an TIK meliputi meliputi w ar ung inter net pedesaan, mobil communit y access point , dan mobil pusat layanan inter net kecamatan Walau hanya 33 per sen dar i selur uh w ilayah yang ada melaksanakan kegiatannya di t elecent er, hal ini sudah member ikan peluang keber hasilan t elecent er seper ti yang disampaikan Acevendo (2005). Kegiatan di t elecent er ini penting kar ena r elaw an TIK sebagai st akeholder s sekunder diper lukan sebagai pelatih dan pendamping bagi t elecent er sebagaimana dijelaskan dalam sub bab 3.4.

(53)

dibantu oleh r elaw an. Walau penelitian menyebutkan sekolah mer upakan tempat per ekr utan atau kader isasi r elaw an usia 16-24 tahun, namun tidak ada satupun dar i lapor an yang menyebutkan per ekr utan r elaw an TIK dilakukan saat kegiatan dilaksanakan r elaw an TIK di sekolah.

Mater i yang disampaikan r elaw an TIK kepada masyar akat didominasi oleh aplikasi inter net. Hal ini w ajar kar ena sekitar 61 per sen dar i w ilayah yang ada dilapor kan telah member ikan mater i inter net sehat kepada masyar akat. Tabel 3.5 menunjukan jumlah w ilayah yang menyelenggar akan mater i keahlian TIK yang dikategor ikan ber dasar kan keahli an dasar TIK yang akan dijelaskan pada sub bab 5.2. Wilayah yang lapor annya tidak menyebutkan secar a spesifik latihan TIK nya tidak ditambahkan ke dalam tabel ter sebut.

Tabel 3.5. Mater i TIK bagi Masyar akat

Kategor i Mater i Jumlah Wilayah

Penyelenggar a

Komputer 4

Aplikasi Desktop 8

Jar ingan Komputer 7

Aplikasi Inter net 15

(54)

diper lukan masyar akat infor masi. Adapun keahlian TIK kategor i komputer dan jar ingan komputer diper lukan oleh r elaw an TIK dalam aktivitas pemasangan dan pemelihar aan sebagaimana akan dijelaskan dalam sub bab 5.2. Lebih tepat kalau keahlian ini diber ikan untuk calon r elaw an TIK kelompok pengembang yang ter libat dalam pemasangan per angkat TIK untuk masyar akat.

(55)

4. KERANGKA KERJA PEMENUHAN INFORMASI

4.1. Tahapan Pr oses

Kemampuan menggunakan TIK tidak akan membaw a kepada manfaat infor masi apabila tidak diikuti dengan melek infor masi. Dan seseor ang tidak dianggap melek infor masi apabila ia tidak dapat menjalankan pr oses pemenuhan infor masi. Dengan memper hatikan cir i or ang yang melek infor masi (Rab, 2007), keahlian melek infor masi (Eisenber g dan Ber kow itz, 1990) dan aktivitas SI (O’brian dan Mar akas, 2005) yang ter sebut dalam pembahasan tentang masyar akat infor masi sebelumnya, dibuatlah tahapan pr oses pemenuhan infor masi yang skemanya tampak pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Skema tahapan pr oses pemenuhan infor masi

(56)

Tabel 4.1. Tahap Pr oses Pemenuhan Infor masi

(57)
(58)

Keahlian melek infor masi level “str ategi menemukan infor masi” dan level “menggunakan infor masi” dibutuhkan dalam tahap “per ancangan pr oduksi infor masi”. Pada tahap ini, pihak yang memenuhi infor masi menentukan ur utan aktivitas pr oduksi infor masi, ser ta w aktu, tempat, teknik, dan sumber daya SI untuk setiap aktivitas ter sebut. Total w aktu aktivitas tidak boleh melampaui tenggat w aktu pemenuhan infor masi.

Keahlian melek infor masi level “sintesis” diper lukan dalam tahap “implementasi”. Pada tahap ini, selur uh aktivitas dilaksanakan melaui pr oses pr oduksi sesuai dengan r ancangan. Dengan memper hatikan Kar valics (2007), Gudauskas (2011), dan Rab (2007), r incian aktivitas pr oduksi infor masi adalah sebagaimana tampak pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Rincian aktivitas pr oduksi infor masi

(59)

ditemukan dan dipilih kemudian disusun dan disimpan dalam media penyimpanan data.

Setelah pencar i an data selesai , aktivitas selanjutnya adalah pemr osesan data. Aktivitas ini mer upakan sintesis atau penyusunan infor masi dengan mengkombinasikan data yang ter kumpul sedemikian r upa sehingga menjadi data bar u yang ber ar ti dan ber guna bagi penggunanya. Infor masi yang dihasilkan kemudian disampaikan kepada pengguna dalam for mat dokumen yang dikehendakinya

Keahlian melek infor masi level “evaluasi” diper lukan dalam tahap “evaluasi” dan tahap “pemelihar aan”. Infor masi yang telah dihasilkan dievaluasi untuk memastikan telah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan dan dapat diter ima oleh pengguna. Apabila telah memenuhi har apan pengguna, infor masi yang ter susun dan ter simpan kemudian dipelihar a agar tidak hilang selama kebutuhan akan infor masi itu ada, dan diper bahar ui saat munculnya kebutuhan bar u.

Gambar 4.4. Tr anfor masi data dan infor masi

(60)

seseor ang. Kar enanya setelah infor masi ditemukan, jika per lu dipr oses kembali untuk membuat nilai atau menjadi infor masi bagi pengguna yang menemukannya (Rab, 2007). Demikianlah daur pemr osesan data di mana dar i data dapat kembali menjadi data, dan dalam per putar an ter sebut or ang mengambil data yang ber nilai sebagai infor masi.

Adapun aktivitas kendali kiner ja selur uh aktivitas dalam pr oses pemenuhan infor masi, dilaksanakan oleh semua pihak yang ber kepentingan, ter utama pengguna infor masi. Masukan bagi pengukur an kiner ja adalah keluar an dar i setiap aktivitas. Hasil penilaian kiner ja ini menjadi penentu apakah aktivitas selanjutnya dapat dijalankan atau aktivitas yang sudah ber jalan per lu diulang. Komunikasi di dalam masyar akat infor masi umumnya melalui media komunikasi digital dengan atau tanpa w aktu jeda.

4.2. Per angkat Teknologi

Apabila kepemilikan infor masi menjadi kekuat an pendor ong bagi per ubahan dan pembangunan dalam masyar akat infor masi (Kar valics, 2007), ser ta menjadi penentu keber hasilan or ang atau bisnis (Fenner , 2002), maka pr oses pemenuhan infor masi ini akan senantiasa ada setiap har i dalam masyar akat infor masi. Dan apabila TIK menjanjikan keuntungan kompetitif (Gudauskas, 2011), maka per angkat TIK ini akan digunakan oleh masyar akat infor masi dalam pr oses pemenuhan infor masi. Oleh kar enanya diper lukan keahlian teknis penggunaan per angkat pada setiap level melek infor masi (Rab, 2007; Andr etta, 2005).

(61)

Gambar 4.5. Kolabor asi ber basis TIK dalam masyar akat infor masi

Per angkat lunak sistem dan aplikasi memfungsikan komputer dan jar ingannya (baik kabel atau nir kabel) sehingga dapat mendukung selur uh aktivitas dalam pr oses pemenuhan infor masi. Kombinasi per angkat lunak, komputer , dan jar ingan memungkinkan ter jadinya pengiriman data, infor masi, dan pengetahuan di antar a pengguna secar a: 1. Offline menggunakan aplikasi pr esentasi semisal Libr eOffice Impr ess, atau media penyimpanan digital semisal flash disk dan CD (compact disk) / DVD (digit al ver sat ile disk) ROM (r ead-only memor y).

2. Online menggunakan layanan cetak dan ber bagi penyimpanan digital dalam LAN atau inter net, ataupun menggunakan aplikasi

(62)

teks, suar a, gambar , dan video. Oleh kar enanya ber bagai jenis per angkat masukan dan keluar an mungkin digunakan dalam pr oses ter sebut, seper ti layar monitor , act ive speaker, mikr ofon, pr int er, scanner, dan kamer a.

Gambar 4.6. Unit sistem komputer dengan per ipher al-nya

(Mayer s, 2007)

Sumber daya TI ter sebut ter sedia dalam masyar akat infor masi sebagai aset pr ibadi yang tidak dibagi, aset pr ibadi yang dibagikan untuk mendapatkan insentif uang atau insentif lainnya, dan aset umum yang dikelola oleh pemer intah. Aset ter sebut ada yang menetap seper ti PLIK (Pusat Layanan Inter net Kecamatan) dan ada juga yang ber ger ak dengan menggunakan kendar aan seper ti Mobil PLIK.

(63)

Internet

Gambar 4.7. Ker ja kolabor atif dalam masyar akat melek infor masi

Tahapan pr oses pemenuhan infor masi mungkin akan sama antar a satu kasus dengan kasus lainnya, namun sumber daya yang digunakan akan ber beda sesuai dengan konteks infor masi yang dibutuhkannya. Oleh kar enanya har us didefinisikan dengan jelas kapan, di mana, bagaimana dan kenapa aktivitas masukan, pr oses, keluar an, dan kendalinya dilakukan, ser ta sumber daya apa yang digunakan.

(64)

4.3. Identifikasi Per angkat Lunak

Dengan menggunakan pendekatan aktivitas SI, teknologi yang digunakan dalam pr oses pemenuhan infor masi dibagi menjadi empat kategor i sebagaimana tampak pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kategor i Teknologi

Kode Kategori Deskripsi

K.1 Penyampaian Menyampaikan data dan infor masi kepada or ang yang membutuhkannya

K.2 Pencar ian Menemukan ber kas digital, data atau infor masi

K.3 Penyimpanan Menyimpan media penyimpanan digital dan memanipulasinya

K.4 Pengolahan Mengolah data menjadi infor masi sesuai dengan kebutuhan

Kategor i ter sebut digunakan pada setiap aktivitas pemenuhan infor masi sebagaimana tampak pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Aplikasi dalam Aktivitas Pemenuhan Infor masi

Kode Aktivitas Kategori

A.1.1 Komunikasi di antar a or ang yang ber kepentingan K.1 A.1.2 Pembuatan dokumen spesifikasi kebutuhan

infor masi

K.4

A.1.3 Penyampaian dokumen spesifikasi kebutuhan infor masi

(65)

Tabel 4.3. Lanjutan

Kode Aktivitas Kategori

A.2.1.1 Pembuatan skema ur utan aktivitas K.4 A.2.1.2 Pembuatan Gantt Char t K.4 A.2.1.3 Pembuatan tabel sumber daya SI K.4 A.2.2 Penyampaian dokumen r ancangan K.1

A.3.1.1 Pencar ian data K.2

A.3.1.2 Penyimpanan data K.3

A.3.2 Pemr osesan data K.4

A.3.3 Penyampaian infor masi K.1 A.4.1 Pemer iksaan kesesuaian infor masi dengan

spesifikasi kebutuhan

K.1

A.4.2 Pemer iksaan kepuasan pengguna K.1 A.4.3 Penyampaian hasil evaluasi K.1

A.5.1 Pembuatan dokumentasi K.4

A.5.2 Penyimpanan dokumentasi K.3

Ber ikut ini adalah contoh aplikasi tidak ber bayar yang masuk dalam empat kategor i aplikasi ter sebut:

1. Audacity, mer upakan aplikasi pengolahan suar a sebagai penunjang dalam pr oduksi infor masi ber basis audio-video. Aplikasinya dapat diunduh gr atis di halaman w eb http:/ / audacity.sour cefor ge.net/

Gambar

Gambar 2.1. Model sistem informasi
Gambar 2.3. Susunan Infrastruktur TI dan layanan SI
Tabel 1.1. Contoh Perspektif dalam Difusi TIK
Gambar 3.5. Infrastruktur Komunitas TIK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga banyak sekali anak-anak yang makan makanan yang gizinya tidak seimbang, padahal bagi anak-anak, gizi yang seimbang merupakan faktor yang sangat penting bagi

Pembangunan ekonomi meliputi banyak aspek, karena untuk mencapai kondisi hidup yang lebih manusiawi, masyarakat tidak hanya hidup dari hal-hal yang bersifat ekonomi

Penelitian ini bertujuan: (a) menemukan bentuk tuturan yang bernilai peribahasa, (b) mengidentifikasikan konteks yang melatarbelakangi munculnya peribahasa, (c) mengkaji

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT.X dapat disimpulkan bahwa analisis cost-volume-profit sebagai alat bantu manajemen dalam menghasilkan laba optimal..

Tablet hisap merupakan bentuk sediaan yang cocok untuk ekstrak daun kemangi karena mempunyai rasa aromatik yang enak sehingga menutupi rasa ekstrak daun kemangi yang

Kembang Arum, dimana pada saat bahan baku sudah dikirimkan oleh Pemasok, maka Bagian Gudang akan menerima bahan baku sesuai dengan pesanan yang dilakukan oleh Bagian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor penentu tingkat dan perbedaan upah gender pada auditor pemerintah dan perusahaan.. Disamping itu juga menganalisis

Batasan masalah dalam penelitian ini mengenai penilaian konsumen mengenai kepribadian merek berdasarkan QSR, pengelompokan dan profil konsumen serta perbedaan cara pandang