• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kinerja Mengajar Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah di SD Negeri Kemirirejo 1 Kota Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kinerja Mengajar Guru dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Kunjungan Kelas Kepala Sekolah di SD Negeri Kemirirejo 1 Kota Magelang"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian T eori

2.1.1. Kinerja Mengajar Guru

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU No.20/2003 tentang Sisdiknas).Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen). Sementara itu Purwanto (2010:32) menyatakan bahwa guru memiliki fungsi khusus mengelola pembelajaran di kelas. Dalamhal ini guru tidak hanya berfungsi sebagai pembelajar di kelas namun juga sebagai pendidik di masyarakat. Dari berbagai konsep dapat disimpulkan guru adalah pendidik profesional yang mengajar pada pendidikan formal bertugas merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi peserta didiknya.

(2)

tugasnya sesuai PermendiknasRepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dan Jabatan dan UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen bahwa profesionalitas berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(3)

Adapun ukuran kinerja menurut Mitchel and Larson (2008:343) dapat dilihat dari lima hal, yaitu:

a. Quality of work - kualitas hasil kerja.

b. Promptness - ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan c. Initiative - prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan. d. Capability - kemampuan menyelesaikan pekerjaan.

e. Communication - kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.

Standar kinerja perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.

Menurut Ivancevich (2007:118), patokan tersebut meliputi: (1) hasil, mengacu pada ukuran output utama organisasi; (2) efisiensi, mengacu pada penggunaan sumber daya langka oleh organisasi; (3) kepuasan, mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan atau anggotanya; dan (4) keadaptasian, mengacu pada ukuran tanggapan organisasi terhadap perubahan.

(4)

Kinerja mengajar guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja mengajar guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja mengajar guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Menurut Isjoni (2011:23) bahwa ukuran kinerja mengajar guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah, profesi yang diembannya dan rasa tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah mempertimbangkan metode yang akan digunakan, termasuk alat/media pembelajaran yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam pelaksanaan evaluasi.

(5)

Danim (2004:76) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.

2.1.2. Supervisi Kepala Sekolah

a. Pengertian Supervisi

Menurut Rochman (2011: 193-194), yang disadur oleh Maryono, (2011:17), Supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang berarti pengawas atau kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan supervisi disebut supervisor. Dalam arti marfologis, super = atas, lebih dan visi = lihat/ penglihatan, pandangan. Seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan/ pangkat/ jabatan posisi dan sebagainya. Contohnya kepala sekolah dan pengawas sekolah melihat dan mengamati perilaku guru di sekolah, hal ini dilakukan agar kepala sekolah atau pengawas sekolah dapat memberikan bimbingan kepada guru untuk melaksanakan tugasnya lebih optimal.

(6)

kelebihan dibanding dengan orang yang disupervisi, karena supervisor tentunya akan melihat dengan jeli kesalahan dan kekurangan terhadap apa yang dilakukan dan memberikan bimbingan agar yang disupervisi menunjukkan adanya peningkatan yang lebih baik.

Para ahli memberikan pengertian supervisi memiliki titik fokus yang berbeda, namun esensinya sama yaitu menuju pada perubahan yang lebih baik. Untuk memperluas pemahaman tentang supervisi penulis cantumkan beberapa definisi supervisi. Menurut Boardman (1953: 5), yang disadur oleh Sahertian (2008:17), Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Dengan demikian mereka dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinu serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.

(7)

Wiles yang direvisi oleh John T. Lovel, yang disadur oleh. Sahertian (2008: 18) dijelaskan bahwa supervisi pengajaran dianggap sebagai sistem tingkah laku formal, yang dipersiapkan oleh lembaga untuk mencapai interaksi dengan sistem perilaku mengajar dengan cara memelihara, mengubah dan memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar siswa. Uraian tentang supervisi pengajaran yang disebutkan di atas berfokus pada, perilaku supervisor dalam membantu guru-guru dengan tujuan akhir untuk mengangkat harapan belajar siswa.

Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. Tujuan akhir dari supervisi harus memberi pelayanan yang lebih baik kepada semua murid Supervisi menurut Taymaz (1982) yang dikutip oleh Yavuz (2010:695),

“Supervision can be defined as the process of supervising carried out by authorities to see whether the work conducted in the public sector or in institutions having a legal entity is performed in line with the existing laws or not”.

(8)

b. Pengertian Kepala Sekolah

Kepala Sekolah adalah merupakan pemimpin pendidikan di tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat sehingga mampu membawa peserta didik sukses dalam mencapai cita-cita di sekolah. Kepala Sekolah menurut Depdiknas (2006:1) dijelaskan bahwa Kepala Sekolah adalah Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Yayasan yang memenuhi persyaratan tertentu dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dengan senantiasa meningkatkan kemampuan, pengabdian dan kreatifitasnya, agar dapat melaksanakan tugas secara profesional. Sedangkan Menurut Wahyudi, (2009: 63), Kepala Sekolah merupakan jabatan karier yang diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai guru.

(9)

Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah bisa berperan sebagai administrator dan sebagai supervisor.

Hal ini seirama dengan pendapat Futunwa, (1980) yang dikutip oleh Malik, 2011(Vol 3, No,2)

“was of the opinion that the principal is an administrative head, a manager, a supervisor, an instructional leader, and a curriculum innovator”.

Pendapat tersebut diatas telah menempatkan posisi kepala sekolah adalah sebagai kepala administrasi, seorang manajer, supervisor, pemimpin instruksional dan inovator kurikulum.

Berdasarkan kajian diatas, jabatan kepala sekolah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin sekolah dan profesional dalam bidang pendidikan, sehingga tujuan lembaga pendidikan dapat tercapai.

c. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki tugas mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan staf. Salah satu bagian pokok dalam supervisi tersebut adalah mensupervisi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, karena pembelajaran adalah kegiatan inti dari pendidikan di sekolah. Sergiovani dan Sttrrat (1993) yang dikutip oleh Mulyasa (2011: 252) menyatakan bahwa:

(10)

schools; and to make the school a more effective learning community”.

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.

(11)

sekolah harus menjalankan kepengawasan melekat karena ia adalah pemimpin lembaga yang paling bawah dalam lingkungan Dinas Pendidikan. Dan ia pun harus menjalankan tugas dan berfungsi sebagai pengawasan fungsional, karena kepala sekolah juga sebagai pengawas atau supervisor yang membantu tugas pengawas sekolah, khususnya dalam bidang supervisi akademik.

(12)

media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan. Dalam pelaksanaan supervisi/pengawasan akademik oleh pengawas sekolah dijelaskan oleh Sudjana (2008:108) bahwa kegiatan supervisi akademik dilakukan melalui pemantauan, penilaian dan pembimbingan terhadap tugas pokok guru yakni merencanakan, melaksanakan dan menilai kemajuan belajar peserta didik. Kegiatan pemantauan, penilaian dan pembimbingan tersebut juga dilakukan oleh kepala sekolah, karena kepala sekolah adalah sebagai supervisor dalam peningkatan mutu pembelajaran.

(13)

Lebih lanjut dijelaskan oleh Hadist (2010: 62) bahwa layanan supervisi oleh kepala sekolah memiliki kontribusi yang signifikan terhadap profesionalisme dan kepuasan kerja guru. Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan profesionalisme guru, menurut Jabar (1992) dalam Hadist (2010: 62) mengemukakan ada lima pola pendekatan, yaitu: (1) peningkatan disiplin kerja; (2) peningkatan kualitas kerja; (3) peningkatan disiplin belajar; (4) peningkatan mutu proses belajar mengajar; dan (5) peningkatan supervisi.

d. Tujuan Supervisi

(14)

meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosis kesulitan belajar, dan seterusnya. 5) membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif, dan kegotong-royongan. 6) memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya. 7) membina guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat. 8) mengembangkan sikap kesetiakawanan dan ketemansejawatan dan seluruh tenaga pendidikan.

Tujuan supervisi tersebut diatas sesuai dengan fungsi utama kepala sekolah yang dikemukakan oleh Oredein (2004) yang dikutip oleh Malik, (2011 Vol 3, No 2)

“submitted that the major function of a principal in a system is to stimulate teachers and to provide consultation and administrative services to the teachers needed”.

Dimana bahwa fungsi utama kepala sekolah adalah untuk merangsang guru dan untuk memberikan layanan konsultasi dan administrasi kepada guru.

(15)

e. Sasaran Supervisi

Supervisi sebagai pemberdayaan berusaha membangkitkan kesadaran guru menjadi seorang pembuat keputusan profesional penting ketika menjalankan tugasnya. Ia seorang pengajar yang profesional yang mengharuskan dirinya bertindak membuat keputusan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah atas pertimbangan rasional demi kebaikan peserta didiknya.

(16)

bidang administrasi dapat terkelola dengan baik, dan lembaga pendidikan tersebut terpelihara dan dirancang dengan baik. Jika ada salah satu yang lemah maka penyelenggaraan pendidikan akan pincang dan sulit untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan.

f. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah merupakan aktivitas yang sangat penting yang harus dilakukan oleh kepala sekolah, oleh karena itu bahwa kepala sekolah adalah sebagai supervisor akan melakukan supervisi kepada bawahannya untuk melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan disiplin kerja guru.

(17)

pembelajaran,8) kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran, 9) demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik,10, aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi, 11) Humoris, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.

g. Fungsi Supervisor

Supervisor adalah orang yang melakukan kegiatan supervisi. Supervisor dapat dilakukan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah, karena ia memiliki tanggung jawab tentang mutu program pendidikan di sekolahnya. Seorang supervisor mempunyai fungsi dan peran yang strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(18)

dikembangkan oleh guru yang lain. 2) The Evaluation Proses, yaitu membantu guru untuk dapat memahami peserta didik bermasalah yang perlu mendapat bantuan dalam memecahkan masalah belajarnya. Membantu guru dapat memahami kekuatan dan kelemahan peserta didiknya dalam mengikuti pembelajaran dari gurunya. Fungsi kedua ini merupakan kunci dalam memahami kelebihan setiap guru. 3) The Teaching function, yaitu menyediakan informasi baru yang relevan dengan tugas dan kebutuhan baru yang harus dilaksanakan guru kemudian menyampaikan dalam pembinaan. Hal ini sangat penting, supaya guru mengetahui apa yang terjadi dengan dunia pendidikan di masa kini yang berpengaruh terhadap pembelajaran. Dengan informasi baru guru akan dapat menyikapi bagaimana semestinya dia melaksanakan tugasnya.

(19)

Berdasarkan uraian tersebut diatas dengan memahami berbagai pendapat tentang definisi supervisi , maka penulis simpulkan bahwa Supervisi Akademik Kepala Sekolah adalah usaha dengan sengaja dan direncanakan oleh kepala sekolah untuk memantau, menilai dan membimbing guru dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu: menyusun silabus, memilih dan menggunakan metode pembelajaran, menyusun RPP, menggunakan media dan fasilitas pembelajaran, untuk mencapai tujuan.

h. Karakteristik Supervisi

(20)

umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan. 8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah.

i. Faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya

supervisi

(21)

keahlian kepala sekolah itu sendiri. Di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.

j. Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran

(22)

menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing. 6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

k. Teknik-teknik Supervisi

Menurut Purwanto (2010:120-122), secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tehnik perseorangan dan teknik kelompok.

1) Teknik perseorangan yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

a) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation) Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang sesuai. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.

(23)

untuk melihat/mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids, cara mengajar dengan metode tertentu, seperti misalnya sosiodrama, problem solving, diskusi panel, fish bowl, metode penemuan (discovery), dan sebagainya.

c) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa. Misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya.

(24)

Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengelolaan kelas 4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran 5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar 6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.

2) Teknik kelompok adalah supervisi yang dilakukan secara kelompok. beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings) Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk didalam perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.

b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions) Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan untuk mengadakan pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar.

(25)

Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktikkan oleh guru-guru.

Menurut Bafadal (2009:49), teknik supervisi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual meliputi: 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antarkelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi: 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staf, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi profesional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas belajar, 13) pertemuan guru.

(26)

dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini hanya indikator: kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin di luar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti.

2.2. Penelit ian yang Terkait

Acuan berupa teori penelitian terdahulu yang melalui hasil berbagai penelitian diperlukan sebagai langkah awal dalam sebuah langkah penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai data pendukung. Menurut peneliti salah satu data pendukung yang perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan kejadian yang sedang diteliti, dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan kinerja mengajar guru kerja melalui supervisi akademik kepala sekolah. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, sebagian besar menyatakan bahwa variabel terikat yaitu disiplin dapat dipengaruhi oleh berbagai komponen atau variabel yang lain. Untuk lebih mudah dipahami hasil kajian penelitian terdahulu penulis sajikan sebagai berikut.

(27)

(1) Pelaksanaan supervisi dilakukan secara terjadwal sebanyak dua kali selama satu semester melalui teknik observasi kelas dengan mempersiapkan lembar observasi penilaian serta menghimbau guru untuk mempersiapkan perangkat mengajar; (2) Persepsi guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah mendapat tanggapan yang positif. Dengan persepsi dari berbagai faktor yang diterima guru, mempengaruhi kinerja pada proses pembelajaran; (3) Hambatan yang dialami kepala sekolah ini diperoleh dari guru dan dari kepala sekolah sendiri yaitu guru masih belum siap untuk disupervisi dan jadwal kepala sekolah yang padat.

(28)

mengikutsertakan guru dalam pelatihan, penataran dan seminar pendidikan. (3) Faktor pendukung pelaksanaan supervisi pengajaran adalah kepala sekolah dapat mengetahui perkembangan guru serta keberhasilan mengajarnya, dari hal tersebut akan terlihat guru yang berprestasi dan harus dilakukan pembinaan bagi guru yang belum maksimal dalam mengajar. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan supervisi pengajaran adalah sangat terkendala pada waktu karena banyaknya kesibukan kepala sekolah baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

(29)

pelaksanaan supervisi klinis yaitu berasal dari guru dan kepala sekolah. Faktor-faktor yang mendukung kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis meliputi (1) pendidikan dan pelatihan, (2) seminar, diskusi maupun lokakarya tentang supervisi klinis, (3) pertemuan-pertemuan rutin dalam MKKS, (4) studi banding ke daerah yang sudah melaksanakan supervisi klinis.

4. Penelitian oleh Regina (2013) dengan judul Supervisory Functions of Secondary School Principals and Factors Competing With These Functions. hasil penelitian menunjukkan bahwa inti dari kegiatan pengawasan adalah untuk mempertahankan standar yang diperlukan pendidikan dan meningkatkan pertumbuhan profesional guru. Penelitian ini ditujukan untuk membantu kepala sekolah untuk memandu terhadap faktor-faktor yang bersaing dengan fungsi pengawasan mereka. Meskipun masalah politik, ekonomi dan sosial dapat mempengaruhi pengawasan yang efektif oleh kepala sekolah, namun banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan pengawasan perhatian khusus.

(30)

nasional. Pendapat ini mengharuskan berkenaan dengan konsep pengawasan dan inspeksi, tantangan inspeksi sekolah dan pengawasan dan strategi disodorkan untuk meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan agar menjadi pendidikan dasar yang efektif di Nigeria. Disimpulkan bahwa pengawasan/pemeriksaan harus diambil mempertimbangkan untuk mengajar dan belajar yang efektif. Rekomendasi dibuat untuk memastikan pengawasan dan pemeriksaan yang efektif di tingkat pendidikan dasar di Nigeria.

Berdasarkan beberapa contoh hasil penelitian terdahulu, maka dapat digambarkan beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Persamaan dengan penelitian penulis adalah adanya variabel yang sama dalam penelitian tersebut yang mempengaruhi variabel lainnya.

Sementara itu, dilihat dari metode penelitian yang digunakan pada penelitian terdahulu memiliki kesamaan, yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik penelitian tindakan sekolah.

(31)

terdapat dalam tesis ini dengan penelitian terdahulu akan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sehingga dapat memberikan manfaat kepada lembaga untuk peningkatan sesuai dengan pokok masalahnya.

Sebagai upaya untuk memberikan suatu justifikasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian, maka diperlukan suatu teori yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Hal ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk memecahkan masalah dalam penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Oleh karena itu penulis akan mengungkapkan teori-teori yang berhubungan dengan supervisi kunjungan kelas kepala sekolah dan kinerja mengajar guru.

2.3. Kerangka Pemikiran

Hubungan supervisi akademik kepala sekolah dengan

kinerja mengajar guru dalam proses pembelajaran

(32)

Kepala sekolah sebagai supervisor akademik, harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja mengajar guru. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan tindakan preventif agar para guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi.

Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi maka sumber daya manusia di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkat, terutama para generasi muda, dengan demikian bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan akan sangat mudah tercipta.

(33)

bergantung pada kemampuan supervisi kepala sekolah. Selanjutnya kegiatan supervisi yang baik diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama dalam proses pembelajaran yang efektif dengan perbaikan-perbaikan atas masalah yang ditemukan dalam kegiatan supervisi.

2.4. Hipotesis

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukan bahwa variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemahaman peraturan perpajakan, kesadaran membayar pajak dan kualitas pelayanan

Islam telah mengetengahkan konsep “insan kamil” (manusia sempurna) sebagai pemimpin yang berwibawa yang hanya dapat dizahirkan oleh para nabi dan rasul.

Base Scenario (Scenario 1) assesses cur- rent waste management system involving 13 depots, 20 containers, and 58 permanent poll- ing stations.Table 1 presents waste manage-

Dalam melakukan bisnis tidak mungkin pelaku bisnis terlepas dari hukum karena hukum sangat berperan mengatur bisnis agar bisnis bisa berjalan dengan lancar,

3.Secara rekursif mencetak seluruh data pada subpohon kanan..

Hasil wawancara dengan siswa pada akhir siklus II diperoleh keterangan bahwa dengan penerapan STAD membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar, siswa merasa

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kuat tekan beton melalui Pengujian Palu Beton ( Schmidt Hammer Test ) pada balok, kolom dan plat serta Pengujian Beton

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya faktor – faktor yang dapat mempengaruhi turnover intention. Karena pada perkembangan bisnis yang dinamis ini