• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

TAHUN ANGGARAN 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan

Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah Daerah menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2007 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah bahwa dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. setiap entitas pelaporan wajib menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja. Pemerintah Kabupaten Magelang adalah entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Magelang disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013tentang Perubahan APBD Kabupaten Magelang Tahun Anggaran 2013.

Catatan Atas Laporan Keuangan menguraikan berbagai hal yang dianggap penting yang telah mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Neraca dan Laporan Arus Kas sehingga Catatan Atas Laporan Keuangan membantu pembacanya untuk dapat memahami kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan. Tujuan Catatan Atas Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi penjelasan pos-pos Laporan Keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.

1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan

Landasan hukum penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemeritahan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

(2)

2

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

11. Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang beserta perubahannya.

1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan

Sistematika catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan; 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan; 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan.

Bab II Ekonomi makro. kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD 2.1. Ekonomi makro

2.2. Kebijakan Keuangan

2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

3.2. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan Bab IV Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas akuntansi/ entitas pelaporan keuangan daerah

4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada

dalam standar akuntansi pemerintahan Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan

5.1. Rincian dan penjelasan masing-masing pos pelaporan keuangan 5.1.1. Pendapatan 5.1.2. Belanja 5.1.3. Pembiayaan 5.1.4. Aset 5.1.5. Kewajiban 5.1.6. Ekuitas dana

5.1.7. Komponen-komponen laporan arus kas

5.2. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasi dengan penerapan basis kas. untuk entitas akuntansi/ entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan Bab VII Penutup

(3)

3

BAB II

EKONOMI MAKRO KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN

TARGET KINERJA APBD

2.1. Ekonomi makro

Kondisi ekonomi Kabupaten Magelang pada tahun 2013 adalah sebagai berikut : laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 4.76%. naik bila dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar 4.51%. inflasi selama tahun 2013 sebesar 8,34%. laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Magelang tahun 2013 adalah sebesar 2.16%. Sementara dengan kegiatan pembangunan yang dikerjakan dari tahun ke tahun diharapkan kecenderungan pertumbuhan ekonominya meningkat. Adapun kontribusi masing-masing sektor pada PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013 adalah sebagai berikut: sektor pertanian menyumbangkan 27,71%. sektor pertambangan dan penggalian 2.59%. sektor industri pengolahan 18,53%. sektor listrik. gas. dan air minum sebesar 0.68%. sektor bangunan sebesar 8.72%. sektor perdagangan. restoran dan hotel sebesar 15,17%. sedangkan sektor pengangkutan dan komunikasi 4.99%. sektor keuangan. persewaan dan jasa perusahaan 2.51% sektor jasa-jasa 19,06%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Magelang menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku tahun 2013 (dalam juta rupiah) sebesar Rp10.865.309,85 juta yang terdiri dari sektor pertanian sebesar Rp3.011.089,92 juta. sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp282.477,03 juta. sektor industri pengolahan sebesar Rp2.014.210,06 juta. sektor listrik. gas. dan air minum sebesar Rp74.833,68 juta. sektor bangunan / konstruksi sebesar Rp948.375,62 juta. sektor perdagangan. restoran dan hotel sebesar Rp1.647.843,96 juta. sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp542.663,66 juta. sektor keuangan. persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp272.761,24 juta. sektor jasa-jasa sebesar Rp2.071.054,68 juta.

2.2. Kebijakan Keuangan

Dalam penatausahaan. pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan daerah tahun anggaran 2013 menggunakan landasan hukum Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Nota kesepakatan Pemerintah Kabupaten Magelang dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magelang tentang

sektor pertanian

sektor pertambangan dan penggalian

sektor industri pengolahan

sektor listrik, gas, dan air minum

(4)

4

Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Magelang tahun 2013 sebagai pedoman penyusunan Rancangan APBD tahun 2013.

Adapun penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Magelang tahun 2013 berdasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang tahun 2013 yang merupakan dokumen perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun anggaran 2013. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Magelang tahun 2013 dalam penyusunannya berpedoman pula pada Prioritas dan Plafon Anggaran yang merupakan hasil kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Magelang dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Magelang.

Arah Kebijakan Anggaran

Dalam sistem anggaran kinerja. arah kebijakan anggaran merupakan instrumen perencanaan anggaran. disamping juga sebagai dasar untuk penilaian kinerja keuangan daerah selama satu tahun anggaran.

Kebijakan Anggaran Pendapatan

Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan yang menjadi target daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan daerah. Dalam pengelolaan anggaran pendapatan daerah harus selalu memperhatikan pada prinsip bahwa upaya peningkatan pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat. Dalam APBD. pendapatan daerah merupakan elemen yang vital perannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan daerah maupun dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat. disamping perannya untuk menjaga kelangsungan fiskal daerah.

Kebijakan Anggaran Belanja

Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan anggaran berbasis kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan pengelolaan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan kewajiban daerah yang menjadi tanggung jawabnya. dengan memperhatikan bahwa peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran harus terukur. Dalam pelaksanaan anggaran tetap memperhatikan prinsip-prinsip penganggaran. antara lain transparansi dan akuntabilitas anggaran. disiplin anggaran. efisiensi dan efektifitas anggaran.

Kebijakan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali. baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

2.3. Indikator pencapaian target kinerja APBD

Dalam pelaksanaan anggaran ada indikator pencapaian target kinerja yang ditetapkan. yaitu:

Tabel Indikator pencapaian target kinerja

No Program Indikator Program

1 2 3

I Urusan Wajib a. Pendidikan

(5)

5

No Program Indikator Program

1 2 3

- Program Wajib Belajar Sembilan Tahun - APK SD/MI. SMP/MTs

- Program Pendidikan Menengah - APK SMA/MA/SMK

- Program Pendidikan Non Formal - Meningkatnya pemberantasan buta aksara - Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

- Meningkatny penetapan angka kredit jabatan guru

- Program Pendidikan Tinggi - Meningkatnya persentase penduduk yang menempuh pendidikan tinggi

- Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan - Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan Karang Taruna/LPP

- Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup

- Terlaksananya Pelatihan pemuda produktif bagi pemuda pengangguran

- Program Upaya Pncegahan Penyalahgunaan Narkoba

- Terlaksananya sosialisasi bahaya narkoba

b. Kesehatan

- Program Obat dan Perbekalan Kesehatan - Ketersediaan obat sesuai kebutuhan dalam jumlah yang memadai

- Program Upaya Kesehatan Masyarakat - Jumlah Polindes yang meningkat

- Program Pengembangan Obat Asli Indonesia - Meningkatnya prosentase pengembangan toga di masyarakat

- Program Perbaikan Gizi Masyarakat - Meningkatnya Distribusi Kapsul Yodium. Vitamin A. Tablet Fe

- Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

- Menurunnya jumlah kasus penyakit menular

- Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Kesehatan sesuai standar dan peraturan - Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin - Cakupan kujungan masyarakat miskin

- Program Pengadaan. Peningkatan. dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan Rumah Sakit

- Rehabilitasi puskesmas. RSU Muntilan. Gudang farmasi. incenerator.

- Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

- Kegiatan GSI berjalan lancar

- Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita dan Lansia

- Terfasilitasinya kegiatan posyandu

- Program Keluarga Berencana - Meningkatnya peserta KB

c. Pekerjaan Umum

- Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan - Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pedesaan

- Program Pembangunan Saluran Drainase - Terlaksananya pembangunan drainase gorong-gorong

- Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

- Terlaksananya pemeliharan rutin jalan dan jembatan kabupaten

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

- Terlaksananya pembangunan jalan kabupaten

- Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

- Pembangunan SPAM

- Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

- Terbangunnya pusat-pusat pertumbuhan

- Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi. rawa dan jaringan

- Terpenuhi dan tertatanya jaringan irigasi. rawa dan jaringan pengairan lainnya

(6)

6

No Program Indikator Program

1 2 3

- Program Pengembangan. Pengelolaan. dan konservasi Sungai. Danau dan Sumber Daya Air lainnya

- Terpeliharanya sungai dan sumber daya lainnya

- Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan

- Melakukan pengawasan dan penyusunan regulasi di bidang pertambangan

- Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan

- Terwujudnya penerapan zona tambang dan penertiban kegiatan penambangan - Program pembinaan dan pengembangan bidang

ketenagalistrikan

- Terlayaninya kebutuhan masyarakat di bidang ketenagalistrikan

d. Perencanaan Pembangunan

- Program Perencanaan Pembangunan Daerah - Tersusunnya renja. RPTK. RKPD dan RPJMD - Terlaksananya Forum SKPD

- Program Perencanaan Tata Ruang - Tersedianya pedoman teknis untuk perijinan pemanfaatan ruang

- Program Kerjasama Pembangunan - Terlaksananya Koordinasi dan fasilitasi kerjasama pembangunan antar wilayah

- Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi - Fasilitasi program perencanaan pembangunan ekonomi

e. Perhubungan

- Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

- Meningkatnya jumlah angkutan darat - Meningkatnya PAD dari sektor parkir - Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu lintas - Terlaksananya kegiatan pengendalian dan

pengamanan Lalu lintas - Program Pengembangan Sistem Manajemen

Transportasi

- Terlaksananya Pengembangan Sistem Manajemen Transportasi

f. Lingkungan Hidup

- Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

- Meningkatnya kinerja pengelolaan persampahan

- Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

- Terkendalinya tingkat pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

- Program Meningkatnya perlindungan dan konservasi SDA

- Program perlindungan dan konservasi SDA

- Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup

- Cakupan pengembangan data dan informasi lingkungan

g. Kependudukan dan Catatan Sipil

- Program penataan administrasi kependudukan - Meningkatnya kualitas administrasi kependudukan di Kab. Magelang - Program Peningkatan Kualitas Manajemen

Kependudukan

- Terselenggaranya tertib administrasi kependudukan

h. Sosial

- Program pemberdayaan fakir miskin . komunitas adapt (KAT) dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya

- Terwujudnya pemberdayaan fakir miskin . komunitas adapt (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya - Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan

sosial

(7)

7

No Program Indikator Program

1 2 3

- Program pembinaan penyandang cacat dan eks trauma

- Terbinanya para penyandang cacat

- Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial

- Terbinanya kelembagaan kesejahteraan sosial

i. Tenaga Kerja

- Program peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja

- Meningkatnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja

- Program peningkatan kesempatan kerja - Meningkatnya kesempatan kerja bagi angkatan kerja

- Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

- Meningkatnya perlindungan dan pengembangan lembaga

j. Koperasi dan usaha kecil menengah - Program Pengembangan Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

- Tumbuhnya kemandirian dan kewirausahaan UMKM di 360 UMKM

- Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

- Terwujudnya peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

- Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

- Meningkatnya investasi dan PMAD

- Program Peningkatan kapasitas IPTEK Sistem Produksi

- Meningkatnya kemampuan penerapan IPTEK pada sistem produksi

- Program pengembangan IKM - Meningkatnya daya saing produktivitas serta efisiensi

- Program Penataan Struktur Industri - Meningkatnya kualitas struktur industri - Program pengembangan sentra-sentra industri

potensial

- Terlaksananya pengembangan sentra-sentra industri potensial

k. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - Program Peningkatan Keamanan dan kenyamanan

lingkungan

- Meningkatnya prosentase kegiatan Linmas Desa

- Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

- Meningkatnya pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

- Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan - Meningkatnya nasionalisme di masyarakat - Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga

ketertiban dan keamanan

- Terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat

- Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT)

- Menurunnya tingkat penyalahgunaan NAPZA.MIRAS dan PEKAT lainnya

- Program Pendidikan Politik Masyarakat - Meningkatnya jumlah kegiatan pembinaan politik daerah

- Program Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

- Menurunnya tingkat gangguan Kamtrantibmas di masyarakat

l. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian

- Program Pelayanan Administrasi Perkantoran - Terciptanya standar waktu maksimum proses pelayanan adm perkantoran

- Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur - Sarana prasarana kantor memadai - Program Peningkatan Kerjasama antar pemerintah

daerah

(8)

8

No Program Indikator Program

1 2 3

- Program Peningkatan Disiplin Aparatur - Meningkatnya disiplin aparatur - Program Peningkatan Manajemen Kepegawaian - Tertatanya adm kepegawaian - Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

- Meningkatnya profesionalisme aparatur

- Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

- Tersusunnya laporan kinerja dan keuangan sesuai mekanisme

m. Pemberdayaan masyarakat dan desa

- Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

- Terwujudnya rencana pembangunan desa

- Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaaan

- Meningkatnya kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam membangun desa

- Program Peningkatan Peran perempuan di pedesaan - Lembaga perempuan berfungsi dan berperan aktif dlm pembangunan

- Program pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

- Berkembangnya pasar tradisional/pasar desa dan lembaga usaha ekonomi masyarakat.

Menguatkan kelembagaan masyarakat sbg wadah partisipasi masyarakat

n. Komunikasi dan informatika

- Program Peningkatan kualitas pelayanan informasi Publik

- Meningkatnya pelayanan dan pemanfaatan arsip

- Program Pengembangan Komunikasi. Informasi dan Media Massa

- Meningkatnya kualitas konten dan pengakses website www.magelangkab.go.id

- Program Pengembangan Komunikasi. Informasi dan Media Massa

- Terwujudnya kerjasama dengan insan pers dan stakeholder dalam bidang kehumasan. terdokumentasinya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada publik

- Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa - Terwujudnya kerjasama dengan insan pers dan stakeholder dalam bidang kehumasan. terdokumentasinya penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada publik

o. Kearsipan

- Program Penyelamatan dan pelestarisn dokumen/arsip daerah

- Meningkatnya kualitas sistem administrasi kearsipan

- Program Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Kearsipan

- Meningkatnya pemeliharaan dan pemantauan arsip

II. URUSAN PILIHAN

p. Pertanian

- Program Peningkatan produksi pertanian/perkebunan

- Tercapainya peningkatan produksi dan mutu produk hortikultura

- Program Peningkatan kesejahteraan petani - Tersedianya permodalan di tingkat petani / kelompok tani dan sarpras agropoliatan - Program Peningkatan Penerapan Teknologi

pertanian/perkebunan

(9)

9

No Program Indikator Program

1 2 3

- Program Peningkatan pemasaran hasil pertanian/perkebunan

- Terlaksananya perizinan ditingkat pengusaha.

- Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

- Sarana dan prasarana Kesehatan hewn memadai

- Program Peningkatan manajemen produksi budidaya Perikanan

- Terlaksananya pelatihan manejemen produksi budidaya Perikanan

- Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan

- Tersusunnya pedoman teknis pelaksanaan usaha sumber daya mineral

q. Pariwisata

- Program Pengembangan Destinasi pariwisata - Peningkatan kulitas sarana dan prasarana obyek wisata sehinnga semakin dikenal oleh wisatawan . semakin lama tingga dan meningkatnya jumlah kunjungan.

- Program Peningkatan Manajemen Kepariwisataan - Terlaksananya Kegiatan Peningkatan Manajemen Kepariwisataan

- Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata - Terfasilitasinya kegiatan Pengembangan Kemitraan Pariwisata

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Objek Wisata

- Tersedianya sarana dan prasarana objek wisata yang memadai

r. Perdagangan

- Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam negeri

- Terlaksananya efisiensi perdagangan dalam negeri

- Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

- Peningkatan terhadap perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan

- Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

- Terbinanya pedagang kaki lima dan asongan

- Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor - Meningkatnya pengembangan ekspor - Program Peningkatan Sarana Prasarana

Perdagangan

- Tersediaanya sarana dan prasarana Perdagangan yang memadai

(10)

10

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan

Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja APBD Kabupaten Magelang menurut urusan pemerintahan daerah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

a. PENDAPATAN

Realisasi Pencapaian Target Kinerja APBD Kabupaten Magelang Menurut Urusan Pemerintahan Daerah – Pendapatan

dalam rupiah

Kode Urusan Pemerintahan Daerah

Anggaran

setelah Perubahan Realisasi

Bertambah / (Berkurang) % 1 2 3 4 5=4-3 6 1 URUSAN WAJIB 1.399.276.892.704 ,00 1.418.939.199.520 ,00 19.662.306.816 ,00 101,41 1.01 Pendidikan -

1.01.01 Dinas pendidikan. Pemuda

dan Olah Raga -

1.02 KESEHATAN 48.841.192.250,00 46.498.957.011,00 (2.342.235.239,00) 95,20 1.02.01 Dinas Kesehatan 16.254.398.000,00 13.289.225.148,00 (2.965.172.852,00) 81,76 1.02.02 BPK RSU Muntilan 32.586.794.250,00 33.209.731.863,00 622.937.613,00 101,91 1.03 PEKERJAAN UMUM 1.324.310.120,00 1.744.124.275,00 419.814.155,00 131,70 1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum & ESDM 1.324.310.120,00 1.744.124.275,00 419.814.155,00 131,70 1.07 PERHUBUNGAN 2.077.499.000,00 2.051.995.960,00 (25.503.040,00) 98,77 1.07.01 Dinas Perhubungan 2.077.499.000,00 2.051.995.960,00 (25.503.040,00) 98,77 1.10. KEPENDUDUKAN DAN CAPIL 518.400.000,00 683.460.000,00 165.060.000,00 131,84 1.10.01 Dinas Dukcapil 518.400.000,00 683.460.000,00 165.060.000,00 131,84 1.14. KETENAGAKERJAAN 8.200.000,00 10.463.800,00 2.263.800,00 127,61

1.14.01 Dinas Tenaga Kerja. Sosial &

Transmigrasi 8.200.000,00 10.463.800,00 2.263.800,00 127,61

1.20.

OTONOMI DAERAH. PEMERINTAHAN UMUM. ADM. KEUANGAN DAERAH. PERANGKAT DAERAH. KEPEGAWAIAN DAN

PERSANDIAN 1.346.472.291.334,00 1.367.912.373.474,00 21.440.082.140,00 101,59 1.20.00 PPKD 1.263.997.117.225,00 1.254.989.608.429,00 (9.007.508.796,00) 99,29 1.20.03 Sekretariat Daerah (Setda) 36.500.000,00 46.299.000,00 9.799.000,00 126,85 1.20.05 DPPKAD 80.977.874.109,00 111.592.819.553,00 30.614.945.444,00 137,81 1.20.07 BPMPPT 282.800.000,00 300.957.500,00 18.157.500,00 106,42 1.20.08 Kecamatan Salaman 44.200.000,00 37.251.000,00 (6.949.000,00) 84,28 1.20.09 Kecamatan Borobudur 72.000.000,00 46.470.000,00 (25.530.000,00) 64.54 1.20.10 Kecamatan Ngluwar 26.200.000,00 22.846.000,00 (3.354.000,00) 87.20 1.20.11 Kecamatan Salam 80.500.000,00 32.367.000,00 (48.133.000,00) 40,21 1.20.12 Kecamatan Srumbung 64.235.000,00 35.910.000,00 (28.325.000,00) 55,90 1.20.13 Kecamatan Dukun 39.535.000,00 44.053.512,00 4.518.512,00 111,43 1.20.14 Kecamatan Sawangan 39.100.000,00 32.324.000,00 (6.776.000,00) 82,67 1.20.15 Kecamatan Muntilan 87.120.000,00 53.248.498,00 (33.871.502,00) 61,12 1.20.16 Kecamatan Mungkid 38.050.000,00 41.637.000,00 3.587.000,00 109,43 1.20.17 Kecamatan Mertoyudan 110.000.000,00 114.357.345,00 4.357.345,00 103,96 1.20.18 Kecamatan Tempuran 44.925.000,00 35.571.000,00 (9.354.000,00) 79,18 1.20.19 Kecamatan Kajoran 27.900.000,00 40.805.500,00 12.905.500,00 146,26 1.20.20 Kecamatan Kaliangkrik 44.783.000,00 30.846.700,00 (13.936.300,00) 68,88 1.20.21 Kecamatan Bandongan 66.100.000,00 43.661.280,00 (22.438.720,00) 66,05

(11)

11 Kode Urusan Pemerintahan

Daerah

Anggaran

setelah Perubahan Realisasi

Bertambah / (Berkurang) % 1 2 3 4 5=4-3 6 1.20.22 Kecamatan Candimulyo 38.850.000,00 37.030.000,00 (1.820.000,00) 95,32 1.20.23 Kecamatan Pakis 39.050.000,00 30.421.000,00 (8.629.000,00) 77,90 1.20.24 Kecamatan Ngablak 34.100.000,00 28.403.000,00 (5.697.000,00) 83,29 1.20.25 Kecamatan Grabag 66.050.000,00 64.815.257,00 (1.234.743,00) 98,13 1.20.26 Kecamatan Tegalrejo 29.580.000,00 33.061.300,00 3.481.300,00 111,77 1.20.27 Kecamatan Secang 63.739.000,00 61.834.600,00 (1.904.400,00) 97,01 1.20.28 Kecamatan Windusari 44.527.000,00 40.999.000,00 (3.528.000,00) 92,08 1.20.29 Kelurahan Muntilan 27.525.000,00 27.525.000,00 - 100,00 1.20.30 Kelurahan Mendut 10.450.000,00 10.450.000,00 - 100,00 1.20.31 Kelurahan Sawitan 12.285.000,00 9.605.000,00 (2.680.000,00) 78,18 1.20.32 Kelurahan Sumberrejo 11.696.000,00 11.696.000,00 - 100,00 1.20.33 Kelurahan Secang 15.500.000,00 15.500.000,00 - 100,00 1.25. KOMUNIKASI & INFORMATIKA 35.000.000,00 37.825.000,00 2.825.000,00 108,07

1.25.01 Dinas Komunikasi dan Informatika 35.000.000,00 37.825.000,00 2.825.000,00 108,07 2. URUSAN PILIHAN 9.196.500.000,00 9.304.060.823,00 107.560.823,00 101,17

2.01. PERTANIAN 296.500.000,00 294.990.900,00 (1.509.100,00) 99,49

2.01.01 Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Perkebunan dan Kehutanan 16.000.000,00 17.000.000,00 1.000.000,00 106,25 2.01.02 Dinas Peternakan & Perikanan 270.000.000,00 267.490.900,00 (2.509.100,00) 99,07

2.01.03 BPPKP 10.500.000,00 10.500.000,00 - 100,00

2.04. PARIWISATA 4.500.000.000,00 4.124.431.035,00 (375.568.965,00) 91,65 2.04.01 Dinas Pariwisata & Kebudayaan 4.500.000.000,00 4.124.431.035,00 (375.568.965,00) 91,65 2.06. PERDAGANGAN 4.400.000.000,00 4.884.638.888,00 484.638.888,00 111,01 2.06.01 Dinas Perdagangan & Pasar 4.400.000.000,00 4.884.638.888,00 484.638.888,00 111,01 JUMLAH 1.408.473.392.704,00 1.428.243.260.343,00 19.769.867.639,00 101,40

b. BELANJA

Realisasi Pencapaian Target Kinerja APBD Kabupaten Magelang Menurut Urusan Pemerintahan Daerah - Belanja

dalam rupiah

Kode Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran setelah Perubahan Realisasi (Rp) Bertambah / (Berkurang) % 1 2 3 4 5=4-3 6 1 URUSAN WAJIB 1.392.390.158.850,00 1.061.866.734.442,00 (330.523.424.408,00) 76,26 1.01. PENDIDIKAN 864.594.360.486,00 593.201.236.643,00 (271.393.123.843,00) 68,61

1.01.01 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga 864.594.360.486,00 593.201.236.643,00 (271.393.123.843,00) 68,61 1.02 KESEHATAN 154.838.646.385,00 144.869.921.565,00 (9.968.724.820,00) 93,56 1.02.01 Dinas Kesehatan 99.816.955.835,00 91.924.720.075,00 (7.892.235.760,00) 92,09 1.02.02 RSU Muntilan 55.021.690.550,00 52.945.201.490,00 (2.076.489.060,00) 96,23 1.03 PEKERJAAN UMUM 147.119.875.650,00 131.872.352.297,00 (15.247.523.353,00) 89,64

1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM 147.119.875.650,00 131.872.352.297,00 (15.247.523.353,00) 89,64 1.06 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 6.992.935.300,00 6.024.089.630,00 (968.845.670,00) 86,15 1.06.01 BAPPEDA 6.992.935.300,00 6.024.089.630,00 (968.845.670,00) 86,15 1.07 PERHUBUNGAN 7.341.263.370,00 6.550.402.148,00 (790.861.222,00) 89,23 1.07.01 Dinas Perhubungan 7.341.263.370,00 6.550.402.148,00 (790.861.222,00) 89,23

(12)

12 Kode Urusan Pemerintahan Daerah

Perubahan (Rp) Bertambah / (Berkurang) %

1 2 3 4 5=4-3 6

1.08 LINGKUNGAN HIDUP 5.599.142.000,00 5.161.232.109,00 (437.909.891,00) 92,18 1.08.01 Badan Lingkungan Hidup 5.599.142.000,00 5.161.232.109,00 (437.909.891,00) 92,18

1.10. KEPENDUDUKAN DAN CAPIL

5.396.763.900,00 4.688.239.771,00 (708.524.129,00) 86,87

1.10.01 Dinas Dukcapil 5.396.763.900,00 4.688.239.771,00 (708.524.129,00) 86,87 1.13. SOSIAL 4.742.554.400,00 4.205.847.659,00 (536.706.741,00) 88,68

1.13.01 Badan Penanggulangan Bencan Daerah

4.742.554.400,00 4.205.847.659,00 (536.706.741,00) 88,68

1.14. KETENAGAKERJAAN 12.901.024.922,00 11.881.992.124,00 (1.019.032.798,00) 92,10

1.14.01 Dinas Tenaga Kerja. Sosial & Transmigrasi

12.901.024.922,00 11.881.992.124,00 (1.019.032.798,00) 92,10

1.15. KOPERASI & UKM 5.786.528.750,00 5.311.250.471,00 (475.278.279,00) 91,79 1.15.01 Dinas Perinkop & UMKM 5.786.528.750,00 5.311.250.471,00 (475.278.279,00) 91,79

1.19. KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

3.200.224.900,00 2.671.410.156,00 (528.814.744,00) 83,48

1.19.01 Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik 3.200.224.900,00 2.671.410.156,00 (528.814.744,00) 83,48 1.20. OTONOMI DAERAH. PEMERINTAHAN UMUM. ADM. KEUANGAN DAERAH. PERANGKAT DAERAH. KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN 149.116.334.159,00 123.667.922.562,00 (25.448.411.597,00) 82,93 1.20.01 DPRD 10.373.752.000,00 10.000.427.463,00 (373.324.537,00) 96,40 1.20.02 KDH & WKDH 742.866.000,00 731.556.647,00 (11.309.353,00) 98,48 1.20.03 Sekretariat Daerah (Setda) 35.830.689.750,00 29.621.591.952,00 (6.209.097.798,00) 82,67 1.20.04 Sekretariat DPRD 20.870.095.350,00 13.694.221.281,00 (7.175.874.069,00) 65,62 1.20.05 DPPKAD 23.361.579.140,00 18.632.108.690,00 (4.729.470.450,00) 79,76 1.20.06 Inspektorat 4.542.767.924,00 4.359.514.106,00 (183.253.818,00) 95,97 1.20.07 BPPT 3.130.128.072,00 2.974.096.869,00 (156.031.203,00) 95,02 1.20.08 Kecamatan Salaman 1.534.234.000,00 1.445.023.610,00 (89.210.390,00) 94,19 1.20.09 Kecamatan Borobudur 1.558.380.000,00 1.442.027.860,00 (116.352.140,00) 92,53 1.20.10 Kecamatan Ngluwar 1.531.666.875,00 1.297.546.340,00 (234.120.535,00) 84,71 1.20.11 Kecamatan Salam 1.492.686.500,00 1.288.226.907,00 (204.459.593,00) 86,30 1.20.12 Kecamatan Srumbung 1.397.548.888,00 1.307.062.657,00 (90.486.231,00) 93,53 1.20.13 Kecamatan Dukun 1.529.260.125,00 1.407.669.364,00 (121.590.761,00) 92,05 1.20.14 Kecamatan Sawangan 1.407.400.000,00 1.281.112.914,00 (126.287.086,00) 91,03 1.20.15 Kecamatan Muntilan 1.635.734.000,00 1.473.195.310,00 (162.538.690,00) 90,06 1.20.16 Kecamatan Mungkid 1.368.109.100,00 1.171.602.038,00 (196.507.062,00) 85,64 1.20.17 Kecamatan Mertoyudan 1.922.440.000,00 1.529.251.558,00 (393.188.442,00) 79,55 1.20.18 Kecamatan Tempuran 1.375.391.000,00 1.162.525.118,00 (212.865.882,00) 84,52 1.20.19 Kecamatan Kajoran 1.673.536.634,00 1.528.058.302,00 (145.478.332,00) 91,31 1.20.20 Kecamatan Kaliangkrik 1.381.952.000,00 1.265.563.160,00 (116.388.840,00) 91,58 1.20.21 Kecamatan Bandongan 1.488.845.225,00 1.355.417.41300 (133.427.812,00) 91,04 1.20.22 Kecamatan Candimulyo 1.428.358.000,00 1.196.709.670,00 (231.648.330,00) 83,78 1.20.23 Kecamatan Pakis 1.430.945.400,00 1.333.703.648,00 (97.241.752,00) 93,20 1.20.24 Kecamatan Ngablak 1.539.236.000,00 1.306.430.109,00 (232.805.891,00) 84,88 1.20.25 Kecamatan Grabag 1.728.502.316,00 1.483.099.451,00 (245.402.865,00) 85,80 1.20.26 Kecamatan Tegalrejo 1.759.977.476,00 1.482.756.254,00 (277.221.222,00) 84,25 1.20.27 Kecamatan Secang 1.689.283.500,00 1.606.075.071,00 (83.208.429,00) 95,07

(13)

13 Kode Urusan Pemerintahan Daerah Anggaran setelah

Perubahan Realisasi (Rp) Bertambah / (Berkurang) % 1 2 3 4 5=4-3 6 1.20.28 Kecamatan Windusari 1.361.572.000,00 1.221.913.766,00 (139.658.234,00) 89,74 1.20.29 Kelurahan Muntilan 680.801.000,00 650.416.508,00 (30.384.492,00) 95,54 1.20.30 Kelurahan Mendut 603.048.400,00 590.732.192,00 (12.316.208,00) 97,96 1.20.31 Kelurahan Sawitan 649.725.290,00 607.203.215,00 (42.522.075,00) 93,46 1.20.32 Kelurahan Sumberrejo 771.534.308,00 703.211.938,00 (68.322.370,00) 91,14 1.20.33 Kelurahan Secang 645.007.600,00 622.922.63200 (22.084.968,00) 96,58 1.20.34 Badan Kepegawaian Daerah 5.944.677.686,00 5.095.395.144,00 (849.282.542,00) 85,71 1.20.35 SATPOL PP 8.734.602.600,00 6.799.553.405,00 (1.935.049.195,00) 77,85

1.22. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

17.207.591.400,00 15.982.592.549,00 (1.224.998.851,00) 92,88

1.22.01 Bapermas Perempuan & KB 17.207.591.400,00 15.982.592.549,00 (1.224.998.851,00) 92,88

1.25. KOMUNIKASI & INFORMATIKA

5.387.579.952,00 3.836.310.224,00 (1.551.269.728,00) 71,21

1.25.01 Dinas Komunikasi dan Informatika

5.387.579.952,00 3.836.310.224,00 (1.551.269.728,00) 71,21

1.26. PERPUSTAKAAN 2.165.333.276,00 1.942.909.534,00 (222.423.742,00) 89,73 1.26.01 Kantor Perpustakaan & Arsip 2.165.333.276,00 1.942.909.534,00 (222.423.742,00) 89,73 2. URUSAN PILIHAN 66.311.884.050,00 58.567.596.409,00 (7.744.287.641,00) 88,32 2.01. PERTANIAN 46.404.207.677,00 40.940.937.306,00 (5.463.270.371,00) 88,23

2.01.01

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan

20.072.392.536,00 16.434.048.455,00 (3.638.344.081,00) 81,87

2.01.02 Dinas Peternakan & Perikanan 10.655.886.841,00 10.038.136.862,00 (617.749.979,00) 94,20 2.01.03 BPPKP 15.675.928.300,00 14.468.751.989,00 (1.207.176.311,00) 92,30 2.04. PARIWISATA 8.543.961.973,00 7.503.504.686,00 (1.040.457.287,00) 87,82 2.04.01 Dinas Pariwisata & Kebudayaan 8.543.961.973,00 7.503.504.686,00 (1.040.457.287,00) 87,82 2.06. PERDAGANGAN 11.363.714.400,00 10.123.154.417,00 (1.240.559.983,00) 89,08 2.06.01 Dinas Perdagangan & Pasar 11.363.714.400,00 10.123.154.417,00 (1.240.559.983,00) 89,08

JUMLAH 1.458.702.042.900,00

1.120.435.305.851,00

(338.266.737.049,00) 76,81

(14)

14

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pemerintah Kabupaten Magelang telah menetapkan Peraturan Bupati Magelang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang yang terdiri atas prinsip-prinsip. dasar-dasar. konvensi-konvensi. aturan-aturan. dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah Kabupaten Magelang dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

4.1. Entitas akuntansi/ entitas pelaporan keuangan daerah

Entitas pelaporan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas pelaporan keuangan daerah (reporting entity) dalam laporan keuangan ini adalah Pemerintah Kabupaten Magelang yang terdiri atas 56 (lima puluh enam) Satuan Kerja Perangkat Daerah. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Dengan demikian laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Magelang merupakan laporan keuangan yang terkonsolidasi.

4.2. Prinsip Akuntansi Desentralisasi

Tanggung jawab pengelolaan keuangan daerah didelegasikan dari pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan kepada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai entitas akuntansi.

4.3. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Magelang adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam neraca. Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah atau bendahara penerimaan. serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah atau bendahara pengeluaran. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas daerah.

4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintahan

a. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan. baik langsung maupun tidak langsung. bagi kegiatan operasional pemerintah. berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan. kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan.

Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar. aset tetap dan aset lainnya. Aset diklasifikasikan ke

(15)

15

dalam aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Adapun aset lancar terdiri dari:

a.1. Aset Lancar

1) Kas dan Setara Kas

 Kas dan setara kas adalah alat pembayaran yang sah setiap saat dapat digunakan dan dinilai dalam mata uang rupiah;

 Kas di kas daerah adalah saldo kas pemerintah daerah yang berada di rekening kas daerah pada bank;

 Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sisa kas yang masih berada di bendahara pengeluaran per 31 Desember 2013;

 Kas di Bendahara Penerimaan adalah sisa kas yang masih berada di bendahara penerimaan per 31 Desember 2013.

2) Piutang/Tagihan ke Pihak Ketiga

Piutang merupakan hak atau klaim entitas pemerintah kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Piutang daerah diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan kerugian piutang tak tertagih bukan merupakan penghapusan piutang dan dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang. Umur piutang dihitung sejak timbulnya piutang sampai dengan akhir periode pelaporan.

3) Persediaan

Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.

Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan atau penguasaannya berpindah.

Persediaan dicatat sebesar:

 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

 Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

 Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya. apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/hibah.

4) Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksud untuk memperoleh manfaat ekonomi sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Investasi pemerintah dibagi atas 2 yaitu:

a) Investasi Jangka Pendek

Bentuk investasi yang dapat dicairkan sewaktu-waktu seperti deposito, surat berharga lainnya. Deposito adalah kas yang disimpan di bank yang pencairannya dibatasi pada jangka waktu tertentu.

b) Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi Jangka Panjang terdiri atas:

(1) Investasi permanen yaitu investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Penilaian Investasi Permanen Pemerintah daerah menggunakan Metode Ekuitas. Metode ini mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah. misalnya

(16)

16

adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.

(2) Investasi non permanen yaitu investasi jangka panjang yang tidak termasuk dalam investasi permanen. Metode Penilaian Investasi untuk investasi non permanen menyatakan bahwa penyajian investasi non permanen dana bergulir di neraca berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Penyajiannya dilaksanakan dengan mengurangkan perkiraan dana bergulir diragukan tertagih dari dana bergulir yang dicatat sebesar harga perolehan. ditambah dengan perguliran dana yang berasal dari pendapatan dana bergulir. Dana bergulir diragukan tertagih merupakan jumlah dana bergulir yang tidak dapat tertagih dan dana bergulir diragukan tertagih. Nilai bersih yang dapat direalisasikan dinilai sebesar nilai kas yang dipegang unit pengelola ditambah jumlah yang dapat tertagih.

Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah. maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan atau nilai wajar investasi jika harga perolehannya tidak ada.

5) Aset Tetap

a) Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama asset pemerintah. dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca;

b) Aset tetap diakui pada saat diterima dan hak kepemilikan berpindah;

c) Aset tetap dicatat sebesar harga perolehan. Apabila harga perolehan tidak diketahui maka aset tetap dinilai sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

6) Aset Lainnya

a) Aset lainnya ialah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar. investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya meliputi tagihan piutang angsuran, tagihan tuntutan ganti rugi, kemitraan dengan pihak ketiga, aset tak berwujud dan aset lain-lain.

b) Tagihan Piutang Angsuran merupakan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah daerah kepada pegawai pemerintah daerah yang masih akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari dua belas bulan.

c) Tagihan tuntutan ganti rugi merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya. Pelunasan tuntutan tersebut di atas dilaksanakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.

d) Kemitraan dengan pihak ketiga adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.

e) Aset tak berwujud merupakan aset yang tidak berwujud tetapi mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan biaya perolehan asetnya dapat diukur secara andal. seperti sistem informasi/ aplikasi dan dokumen perencanaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.

f) Aset lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam tagihan piutang angsuran, tagihan tuntutan ganti rugi, kemitraan dengan pihak ketiga dan aset tak berwujud. Aset lain- lain dapat berupa aset Pemerintah Daerah yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional Pemerintah Daerah.

(17)

17 a.2. Aset Non Lancar

Aset non lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang. dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.

Aset non lancar meliputi:  Investasi jangka panjang  Aset tetap

 Dana cadangan  Aset lainnya Pengakuan Aset

 Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal;

 Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Pengukuran Aset. adalah sebagai berikut:  Kas dicatat sebesar nilai nominal

 Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan  Piutang dicatat sebesar nilai nominal

 Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut.  Aset tetap dicatat sebesar nilai perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan

menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap dari hasil pengadaan baru atas peralatan/ mesin adalah sama atau lebih dari Rp. 250.000.00 ( dua ratus lima puluh ribu rupiah) per unit. Pengadaan baru aset tetap tanah, gedung dan bangunan dan jalan/irigasi/jaringan dan aset tetap lainnya tidak memperhatikan besar kecilnya pengeluaran merupakan aset tetap.

Aset tetap peralatan /mesin dan aset tetap lainnya yang nilainya tidak memenuhi nilai satuan minimum kapitalisasi aset tidak dicatat dalam neraca tetapi dicatat dalam buku inventaris barang.

Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap dari pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang diperkirakan meningkatkan kinerja aset tetap dan memperpanjang masa manfaat aset tetap untuk gedung dan bangunan serta jalan/irigasi/jaringan adalah yang sama dengan atau lebih dari Rp. 10.000.000.00 per unit.

Pengakuan aset tetap yang bukan berasal dari belanja modal dilakukan berdasarkan usulan unit kerja setelah melalui penelitian/klarifikasi dan mendapat persetujuan dari Bidang Pengelolaan Aset pada Dinas Pendapatan Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah.

b. Hutang

Hutang adalah hutang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. Hutang umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggung jawab untuk bertindak di masa lalu. Hutang muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat , lembaga keuangan, entitas pemerintah lain atau lembaga internasional. Hutang pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya. Pengukuran hutang dicatat sebesar nominal. Hutang dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

(18)

18

1) Hutang jangka pendek yaitu hutang yang diharapkan dibayar kembali/jatuh tempo dalam waktu satu periode akuntansi. meliputi bagian lancar hutang jangka panjang. hutang kepada pihak ketiga. hutang bunga dan hutang perhitungan pihak ketiga.

2) Hutang jangka panjang merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi.

c. Ekuitas Dana

Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos ekuitas dana terdiri dari tiga kelompok. yaitu:

1) Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari SILPA. Pendapatan yang Ditangguhkan. Cadangan Piutang. Cadangan Persediaan. dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek. Ekuitas dana lancar diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana yang berupa sisa perhitungan anggaran cadangan piutang. cadangan persediaan dan dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek.

2) Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana investasi diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana yang berupa investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya dan dana yang disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang.

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan perundang-undangan. Akun ini merupakan akun lawan dari dana cadangan. Ekuitas dana cadangan diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah dana cadangan yang ditransfer dalam periode berjalan.

d. Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum daerah atau bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanankan berdasarkan azas bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan diakui dalam periode berjalan berdasarkan asas bruto dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah netto (setelah dikompensasi dengan pengeluaran) pada akhir periode akuntansi. Pengukuran pendapatan menggunakan uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang diterima dan atau akan diterima.

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. Koreksi atas pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. Koreksi atas pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar pada periode ditemukannya koreksi atas pengembalian tersebut.

e. Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening Bendahara Pengeluaran/Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran atau Rekening Kas Umum

(19)

19

Daerah. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya. koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan lain-lain.

f. Transfer

Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari entitas pelaporan Pemerintah Kabupaten Magelang dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil. Transfer diakui pada saat terjadinya pengeluaran sebesar kas yang dikeluarkan. Transfer diukur dengan menggunakan nilai mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang.

g. Akuntansi Pembiayaan

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,. baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan berasal dari pinjaman dan hasil investasi. Pengeluaran pembiayaan digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Pembiayaan diakui selama periode berjalan dan akhir periode akuntansi. Pengakuan pembiayaan dalam periode berjalan pada saat kas diterima dari sumber pembiayaan yang berupa pengeluaran daerah. Pengakuan pembiayaan pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah selisih pendapatan dan belanja yang dialokasikan atau ditutup setelah diperhitungkan dengan elemen-elemen pembiayaan yang telah diakui dalam periode berjalan.

(20)

20

BAB V

PENJELASAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN POS – POS NERACA 1. ASET LANCAR

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp.445.777.616.925,23 Rp316.899.167.514,40 Aset Lancar meliputi Kas dan Setara Kas. Investasi Jangka Pendek. Piutang dan Persediaan. Rincian aset lancar per 31 Desember 2013 dan per 31 Desember 2012 dapat diuraikan sebagai berikut:

Aset Lancar 2013 2012

Kas 272.687.418.596,00 182.375.889.739.111,00

Investasi Jangka Pendek 145.000.000.000,00 115.000.000.000.00

Piutang 5.999.525.444,38 4.004.144.753,05 Persediaan 22.090.672.884,85 15.519.133.650,35 Jumlah 445.777.616.925,23 316.899.167.514,40 a. Kas 31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp272.687.418.596,00 Rp182.375.889.111,00

No. Kas dan Setara kas 2013 2012

1. Kas di Kas daerah 267.505.321.611,00 179.007.970.463,00

2. Kas di Bendahara Penerimaan 188.166.153,00 249.354.269,00

3. Kas di Bendahara Pengeluaran 2.244.810.674,00 1.496.829.143,00

4. Kas di Badan Layanan umum

Daerah 2.749.120.158,00 1.621.735.236,00

Jumlah 272.687.418.596,00 182.375.889.111,00

Adalah saldo kas yang berada di Kasda. Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan dan kas di bendahara badan Layanan Umum Daerah.

1) Kas di Kas Daerah

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp267.505.321.611,00 Rp179.007.970.463,00 Adalah saldo kas yang ada pada Bendaharawan Umum Daerah/ Pemegang Kas Daerah per 31 Desember 2013. Rincian saldo kas di Kas Daerah adalah sebagai berikut:

1. Rekening Giro PT Bank Jateng (BPD Jateng), dengan rincian sebagai berikut:

(21)

21

Uraian No. Rekening 2013 (Rp) 2012(Rp)

1. Kas di

RKUD

1-005-02340-1 127.505.321.611,00 78.965.360.463,00

Jumlah 127.505.321.611,00 78.965.360.463,00

Rekening giro diatas masih ditambah sebesar Rp11.843 yang merupakan pajak rekening giro Kecamatan Kaliangkrik yang terambil oleh Bank Jateng dari rekening giro Pemerintah Kabupaten Magelang.

2. Deposito. merupakan dana yang disimpan dalam rangka manajemen kas dengan rincian sebagai berikut:

dalam rupiah

No. Uraian No. Rekening/ No.

Bilyet Tanggal Tanam Nilai

1 2 3 4 5

1 Saldo Deposito

Bank Jateng 082667 7 Januari 2012 40.000.000.000,00

2 Saldo Deposito

Bank Jateng 082668 7 Januari 2012 10.000.000.000,00

3 Saldo Deposito

Bank Jateng 082913 7 Sept 2012 20.000.000.000,00

4 Saldo Deposito

Bank Jateng 082914 7 Sept 2012

20.000.000.000,00 5 Saldo Deposito

Bank Jateng 083093 13 April 2013 30.000.000.000,00

6 Saldo Deposito BTN 00081-01-40-000324-6 4 April 2011 5.000.000.000,00 7 Saldo Deposito BTN 00081-01-40-000341-6 16 Januari 2012 5.000.000.000,00 8 Saldo Deposito BTN 00081-01-40-000377-5 22 Agustus 2013 10.000.000.000,00

Saldo per 31 Desember 2013 140.000.000.000,00

Berdasarkan perjanjian penanaman deposito antara PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Magelang dan Pemerintah Kabupaten Magelang yang dibuat pada tanggal 04 April 2012 disebutkan bahwa deposito diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) setiap bulannya sehingga apabila telah jatuh tempo deposito tidak dicairkan maka akan secara otomatis diperpanjang dengan jangka waktu yang sama dan suku bunga sesuai ketentuan yang berlaku. Demikian pula dengan perjanjian deposito antara bank BTN dengan Pemerintah Kabupaten Magelang.

2) Kas di Bendahara Pengeluaran

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp. 2.244.810.674,00 Rp 1.496.829.143,00 Adalah saldo kas yang masih ada di Bendahara Pengeluaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah per 31 Desember 2013 sebesar Rp2.244.810.674,00 dengan rincian sisa UP sebesar Rp4.583.927,00 Sisa Belanja sebesar Rp2.097.537.637,00 Jasa Giro sebesar Rp0,00 Pajak yang belum disetorkan ke kas negara sebesar Rp129.401.525,00 dan titipan bendahara/utang pihak ketiga sebesar Rp13.297.585,00 Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

(22)

22

(dalam rupiah)

SKPD Sisa UP Sisa Belanja Pajak yang belum disetor

Utang Pihak

Ketiga Kas Bendahara pengeluaran

Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga - 120.000 77.422.007 77.542.007

Dinas Kesehatan 260.752.760 59.500 6.100 260.818.360

Dinas Pekerjaan Umum

dan ESDM 55.000 4.082.408 4.137.408 BAPPEDA - 978.486 978.486 Dinas Dukcapil 200 200 PPKD 1.813.629.919 414.193 1.814.044.112 Sekretariat Daerah (Setda) 36.921.198 36.921.198 DPPKAD - 5.343.034 5.343.034 Kecamatan Sawangan 6.803 6.803 Kecamatan Kajoran 302.631 302.631 Kecamatan Kaliangkrik 13.508 13.508 Kecamatan Grabag 4.577.124- 4.577.124 Kecamatan Secang 100 100 Kelurahan Muntilan 475.000 475.000 Kelurahan Secang 8.400 8.400 SATPOL PP - 9.800.000 60.000 9.860.000

Bapermas Perempuan &

KB 12.510.000 604.444 13.114.444

BPPKP 669.958 669.958

Dinas Pariwisata &

Kebudayaan 4.647.953 4.647.953

Dinas Perdagangan &

Pasar 11.350.000 11.350.000

4.583.927 2.097.537.637 129.391.525 13.297.585 2.244.810.674

Kas dibendahara pengeluaran PPKD sebesar Rp1.814.044.112,00 merupakan sisa belanja tidak langsung PPKD sebesar Rp1.813.629.919,00 yang berada di penerima hibah yaitu pada belanja bantuan sosial kepada masyarakat sebesar Rp6.000.000,00, pada belanja hibah untuk KPU sebesar Rp1.680.132.219,00 dan PanWas sebesar Rp127.497.700,00 serta berupa titipan bendahara sebesar Rp414.193,00

3) Kas di Bendahara Penerimaan

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp188.166.153,00 Rp249.354.269,00 Adalah saldo kas yang masih ada di Bendahara Penerimaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun 2013 berupa pendapatan yang belum disetorkan ke kas daerah per 31 Desember 2013 sebesar Rp188.166.153,00 dengan rincian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No. SKPD Kas Bendahara Penerimaan

1 Dinas Kesehatan 23.600.438,00

2 Dinas Perhubungan 4.000.500,00

3 Nakersostrans 520.000,00

4 Dinas Perinkop UKM 8.528.840,00

5 Kecamatan Borobudur 103.000,00

6 Kecamatan Muntilan 350.000,00

7 Kecamatan Kajoran 1.815.500,00

(23)

23

No. SKPD Kas Bendahara Penerimaan

9 Dinas Pariwisata & Kebudayaan 138.720.370,00

10 Dinas Perdagangan & Pasar 10.502.505,00

Jumlah 188.166.153,00

4) Kas di BLUD

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp2.749.120.158,00 Rp1.621.735.236,00 Adalah saldo kas yang masih ada di BLUD tahun 2013 sebesar Rp2.749.120.158,00,00. adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

No. Uraian Jumlah Total

1 Kas di Bendahara

Penerimaan 30.185.207,00

Kas di Bendahara Penerimaan BLUD

30.185.207,00

3 Utang Pajak BLUD 102.000,00

4 Sisa Belanja Kas di Bendahara Pengeluaran BLUD

102.000,00

5 Kas di Rekening BLU 2.718.832.951,00

2.749.120.158,00

b. Investasi Jangka Pendek

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp145.000.000.000,00 Rp115.000.000.000,00

Merupakan deposito yang jangka waktunya tiga bulan atau lebih. adapun rinciannya adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No. Bank No. Bilyet Tanggal Tanam Jangka Waktu Nominal

1. Bank Jateng 082665 7 Januari 2012 6 bulan 40.000.000.000,00

2. Bank Jateng 082666 7 Januari 2012 6 bulan 40.000.000.000,00

3. Saldo Deposito BTN 0081-01-40-000353-9 29 Agustus 2012 6 bulan 10.000.000.000,00 4. Saldo Deposito BTN 0081-01-40-000354-7 29 Agustus 2012 6 bulan 10.000.000.000,00 5. Saldo Deposito BRI 0251-01-002313-40-0 29 Agustus 2012 6 bulan 5.000.000.000,00 6. Saldo Deposito BNI 0481983 30 Agustus 2012 3 bulan 5.000.000.000,00 7. Saldo Deposito BNI 0497408 30 Sept 2013 3 bulan 10.000.000.000,00 8. Saldo Deposito BNI 0499651 14 November 2013 3 bulan 20.000.000.000,00 9. Saldo Deposito Mandiri 136-02-0439386-9 6 Desember 2013 3 bulan 5.000.000.000,00 Jumlah 145.000.000.000,00

(24)

24 c. Piutang

31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rp5.999.525.444,38 Rp4.004.144.753,05 Merupakan Piutang pajak. retribusi dan piutang lainnya. dengan rincian sebagai berikut: (dalam rupiah) Uraian 2013 2012 Piutang Pajak 28.102.414,50 21.438.624.50 Piutang Retribusi 480.517.249,60 755.107.408.40 Piutang Lainnya 5.490.905.780,28 3.227.598.720.15 Jumlah 5.999.525.444,38 4.004.144.753.05

Piutang lainnya sebesar Rp5.490.905.780,28 merupakan piutang BLUD. Adapun rincian Piutang per SKPD adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

No. Satuan Kerja Uraian Nilai (NRV)

2013 2012

1 DPPKAD Pajak Mineral Bukan Logam 0.00 0.00

Pajak Restoran 5.074.161,50 5.074.161.50

Pajak Hiburan 857.003,00 0.00

Pajak Air Tanah Pajak Hotel 325.000,00 784.000,00 0,00 512.000.00 Pajak Parkir 382.500,00 404.400.00 Pajak Reklame 16.597.250,00 13.621.563.00 Pajak warung makan 4.082.500,00 1.826.500.00 2 RSU Muntilan Rawat Inap 533.612.438,90 273.416.121.00

Piutang Askeskin 0,00 0.00

Piutang Askes Sosial 459.690.744,00 0.00 Piutang Jamkesmas 4.492.639.047,38 3.227.598.720.15 Piutang Jamkes Lainnya 4.963.550,00 0,00 3 Dinas Perdagangan dan

Pasar

Piutang Retribusi 403.250.944,60 404.197.887.40 Piutang Retribusi( tagihan 0,00 0.00 sewa kios dibelakang metro)

4 Dinas Perhubungan Tunggakan ruko terminal 71.092.945,00 64.068.820.00

Tunggakan Retribusi parkir 6.173.360,00 13.424.580.00

Jumlah 5.999.525.444,38 4.004.144.753,05

Rincian piutang di atas merupakan akumulasi saldo piutang sampai dengan tahun 2013. Pemerintah Kabupaten Magelang telah menyusun Peraturan Bupati Magelang Nomor 34 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Magelang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang yang diantaranya mengatur tentang kebijakan akuntansi piutang. Piutang daerah diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value) setelah memperhitungkan nilai penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan kerugian piutang tak tertagih bukan merupakan penghapusan piutang dan dibentuk sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih berdasarkan daftar umur piutang. Umur piutang dihitung sejak timbulnya piutang sampai dengan akhir periode pelaporan. Untuk menentukan besarnya penyisihan pada tiap akhir tahun. SKPD yang memiliki piutang melakukan penatausahaan piutang menurut umur (aging schedule) sebagai dasar perhitungan. Nilai tagihan piutang tahun 2013 adalah sebagai berikut:

(25)

25 No Jenis Piutang Penambahan Tahun 2013 Pengurangan Tahun 2013

Nilai tagihan per 31 Desember 2013 Nilai tagihan per

31 Desember 2012

1 2 3 4 5 6=3+4-5

1. RSU Muntilan

Retribusi Rawat Inap

a. Piutang Pasien Umum Thn 2013 0,00 808.719.436,00 465.329.075,00 343.390.361,00

b.. Piutang Pasien Umum Thn 2012

218.980.572.00 0,00 2.781.225,00 216.199.347,00

c. Piutang Pasien Umum Thn 2011

77.765.070.00 0,00 0,00 77.765.070.00

d. Pasien Rawat Inap 2006

2.177.025.00 0,00 0,00

2.177.025.00

e. Piutang Rawat Inap 2007

1.757.875.00 0,00 0,00

1.757.875.00

f. Piutang Rawat Inap 2005

56.349.625.00 0,00 0,00

56.349.625.00 Piutang Askes

a. Piutang Askes Miskin

759.500.00 0,00 759.500.00 0.00

b.Piutang Askes Sosial

16.085.443.00 459.690.744,00

16.085.443.00 459.690.744,00 Piutang Jamkesmas

a. Piutang Jamkesmas Tahun 2013 0,00 4.492.639.047,38 0,00 4.492.639.047,38

b. Piutang Jamkesmas Tahun 2012

3.227.598.720.15 3.227.598.720.15 0,00

Piutang Jamkes Lainnya

a. Piutang Jamsostek 97.861.090,00 92.897.540,00 4.963.550,00

2. Dinas Perhubungan

Piutang Retribusi tunggakan ruko terminal

91.471.900.00 44.068.475,00 35.268.350,00 100.272.025,00

Tunggakan Retribusi parkir

13.424.580.00 6.173.360,00 13.424.580,00 6.173.360,00

3. DPPKAD

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

110.846.500.00 110.846.500.00 Pajak Restoran 10.148.323.00 10.148.323.00 Pajak Reklame 25.954.688.00 4.264.125,00 1.288.438,00 28.930.375,00 Pajak Hiburan - 857.003,00 857.003,00 Pajak Hotel 512.000,00 784.000,00 512.000,00 784.000,00

Pajak Air Tanah 0,00 325.000,00 0,00 325.000,00

Pajak Parkir 404.400.00 382.500,00 404.400.00 382.500,00

Pajak warung makan

1.826.500.00 4.082.500,00 1.826.500.00 4.082.500,00

4. Dinas Perdagangan dan Pasar

Piutang Retribusi

474.510.120.00 346.626.037,00 323.841.438,00 497.294.719,00

Tunggakan Retribusi parkir

414.815.000.00 131.019.000,00 283.796.000,00 4.745.387.841 6.266.473.317,38 4.313.036.209,15 6.698.824.949,38

Penambahan Saldo piutang Dinas Perdagangan dan Pasar tahun 2013 sebesar Rp346.626.037,00 merupakan penjumlahan dari koreksi saldo tahun 2012 sebesar Rp16.366.891,00 dan piutang baru tahun 2013 sebesar Rp330.259.146,00.

d. Persediaan

31 Desember 2013 31 Desember 2012

Rp22.090.672.884,85 Rp15.519.133.650,35 Merupakan persediaan barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Nilai

(26)

26

persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012 sebesar Rp22.090.672.884,85 dan Rp15.519.133.650.35 dengan rincian sebagai berikut:

(dalam rupiah) 2013 2012 ATK 269.032.991,90 255.030.424.00 Cetakan 2.006.525.144,95 1.674.450.705.24 Alat Kebersihan 37.749.185.00 39.213.625.00 Leges 243.500.00 0.00 Benda Pos 2.757.000.00 2.221.500.00 Alat Listrik 27.535.650.00 30.449.018.00 Obat 11.210.390.231.00 12.920.382.838.00

Alat dan Bahan Lab 874.654.332.00 379.739.390.00

Alat Peraga & OR 0.00 28.281.000.00

Suku Cadang Kendaraan 2.085.000.00 13.954.100.00

Plat Uji 0.00 98.574.000.00

BBM dan Gas 96.500.00 850.000.00

Isi tabung pemadam 10.988.000.00 9.432.000.00

Bahan Makanan Pasien 7.144.350.00 2.896.500.00

Bahan makanan ternak 145.400.00 0.00

Bahan Praktek 0.00 251.250.00

Barang yg akan diserahkan ke

masyarakat 7.641.325.600.00 63.407.300.00

Jumlah 22.090.672.884,85 15.519.133.650,35

Adapun persediaan per SKPD sebagai berikut:

No. SKPD Rincian Persediaan

1. Disdikpora Jumlah : 46.438.800,.00

ATK Cetakan Alat

Kebersihan

Benda Pos Alat Listrik

34.060.100,00 330.000,00 4.926.450,00 2.055.000,00 3.572.500,00

Obat Alat dan Bahan Lab

BBM dan Gas Isi tabung pemadam

134.250,00 34.000,00 96.500,00 1.230.000,00

2. Dinas Kesehatan Jumlah : 8.786.692.421.93

ATK Cetakan Alat

Kebersihan

Benda Pos Alat Listrik

21.050.750.00 24.910.800.00 4.253.000.00 162.000.00 7990.100.00

Obat Alat dan Bahan Lab

8.425.739.140.93 302.586.631.00

3. BPK RSU Muntilan Jumlah : 2.655.449.729.07

ATK Cetakan Alat

Kebersihan

Leges Alat Listrik

Gambar

Tabel Indikator pencapaian target kinerja
Tabel  rincian  mutasi  aset  tetap  Kabupaten  Magelang  tahun  2013  berdasarkan kegiatan mutasi(tambah/kurang) aset tetap adalah sbb:
Tabel  daftar  rincian  mutasi  aset  tetap  daerah  Tahun  2013  pada  53  (lima  puluh tiga) SKPD Kabupaten Magelang adalah sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan skor BJWAT pre dan post yang cukup signifikan pada kelompok kontrol disibabkan karena proses perawatan luka yang sudah standart dan penggunaan modern dressing

2009.Kajian Penggunaan Obat Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Non Hemodialisa di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2000-2001: Pola

Aplikasi ini memiliki kemampuan untuk memindai semua lagu dalam perpustakaan musik pengguna untuk menemukan lirik yang sesuai, serta dapat digunakan sebagai

Setiap perusahaan atau organisasi pasti selalu berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara maksimal, untuk mencapai tujuan utama tersebut dibutuhkan

Surat Pemberitahuan (SPT) dengan menggunakan media komputer (e-SPT) adalah SPT beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik

Menurut IAI (2018), laporan posisi keuangan minimal harus mencakup aset tetap, properti investasi, aset tidak tetap, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi dengan

Laporan posisi keuangan mencakup penyajian jumlah pos-pos, yaitu aset tetap, properti investasi, aset tidak berwujud, aset keuangan, investasi yang dicatat

mengkonfirmasikan keakurasian identitas pemberi sumbangan, besaran sumbangan, dan bentuk sumbangan (kas atau bentuk lainnya). Konfirmasi harus dikirimkan secara