• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR MEKAR ADIDANA TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR MEKAR ADIDANA TAHUN 2020"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

PELAKSANAAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE

PT. BPR MEKAR ADIDANA TAHUN 2020

I. PENDAHULUAN

Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) ini dibuat untuk

memenuhi kewajiban Bank dalam hal melaksanakan Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan POJK NO. 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank

Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SEOJK.03/2016

Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi bank Perkreditan Rakyat. Laporan ini berisi

tentang pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT. BPR. Mekar Adidana

yang tercemin dari governance system yang mencakup Governance Structure,

Governance Process dan Governance Output pada 9 (Sembilan ) factor yang

dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Implementasi good corporate governance, bertujuan untuk memberikan nilai lebih

bagi seluruh pemegang kepentingan (stakeholders). Penerapan atas prinsip-prinsip

good corporate governance memerlukan proses panjang dalam kegiatan

operasional dan manajemen perbankan

Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat pada umumnya disertai

dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha Bank yang mengakibatkan

peningkatan eksposur risiko Bank. Good Corporate Governance (GCG) pada industri

perbankan menjadi lebih penting untuk saat ini dan dimasa yang akan datang

mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan akan semakin

meningkat.

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan Stakeholders dan

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai etika

(code of conduct) yang berlaku secara umum dalam industri perbankan, Bank wajib

melaksanakan kegiatan usahanya dengan perdemonan pada prinsip-prinsip GCG.

(6)

A. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

1) Transparancy

(Keterbukaan)

:

Merupakan

keterbukaan

dalam

mengemukakan informasi yang material dan relevan, serta keterbukaan

dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

Transparansi harus mengandung unsure pengungkapan (disclosure) dan

penyediaan informasi secara tepat waktu memadai, jelas, akurat dan dapat

diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan

masyarakat. Transparansi diperlukan agar Bank menjalankan Bisnis secara

objektif, professional dan melindungi kepentingan konsumen (nasabah).

Pedoman Pokok Pelaksanaan Transparansi :

a. Mempunyai kebijakan untuk mengungkapkan berbagai informasi penting

yang diperlukan oleh pemangku kepentingan

b. Mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan perundang‐

undangan yang berlaku, antara lain meliputi tetapi tidak terbatas pada

hal‐hal yang bertalian dengan visi, misi, nilai‐nilai serta sasaran usaha dan

strategi, kondisi keuangan, susunan dan remunerasi Komisaris dan Direksi,

pemegang saham pengendali, struktur organisasi beserta pejabat

eksekutif, manajemen risiko, sistem pengawasan dan pengendalian

internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya dan

kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi Bank.

c. Mengambil inisiatif untuk mengungkapkan hal‐hal yang tidak hanya

disyaratkan oleh peraturan perundang‐undangan, tetapi juga hal‐hal lain

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham,

nasabah serta pemangku kepentingan lainnya.

d. Tidak mengurangi kewajiban melindungi informasi rahasia mengenai Bank

dan nasabah sesuai dengan peraturan perundang‐undangan serta

informasi yang dapat mempengaruhi daya saing Bank.

e. Informasi tersebut secara tertulis dan dikomunikasikan kepada pemangku

kepentingan

2) Accountability (Akuntabilitas) : Kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggung jawaban organ bank, sehingga pengelolaannya berjalan

secara efektif.

(7)

Akuntabilitas harus mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan

cara mempertanggungjawabkannya. BPR sebagai Lembaga Kepercayaan

harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan

akuntabel kepada stakeholder. Untuk itu BPR harus dikelola secara sehat,

terukur dan profesional dengan memperhatikan kepentingan pemegang

saham, nasabah dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas dalam

pengelolaan BPR merupakan prasyarat yang diperlukan dalam mencapai

kinerja BPR yang berkesinambungan. Pedoman Pokok Pelaksanaan

Akuntabilitas :

a. Menetapkan sasaran usaha jangka panjang dan target usaha jangka

pendek untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham

dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Dewan Komisaris dan Direksi menyampaikan laporan tahunan dan

pertanggungjawaban keuangan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) serta menjelaskan pokok‐pokok isinya kepada pemangku

kepentingan dan masyarakat pada umumnya.

c. Menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada

otoritas pengawas Bank dan kepada pemangku kepentingan lainnya

sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing‐masing

organ, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta seluruh jajaran

dibawahnya yang selaras dengan visi, misi, nilai‐nilai perusahaan, sasaran

usaha dan strategi Bank.

e. Memastikan bahwa masing‐masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi

serta seluruh jajaran pimpinan Bank harus membuat pertanggungjawaban

atas pelaksanaan tugasnya, secara periodik sesuai dengan ketentuan

internal Bank.

f. Meyakini bahwa masing‐masing Dewan Komisaris dan Direksi maupun

seluruh jajaran dibawahnya mempunyai kompetensi sesuai dengan

tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.

g. Memastikan adanya struktur, sistem dan standard operating procedure

(SOP) yang dapat menjamin bekerjanya mekanisme check and balance

dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan Bank.

h. Memiliki ukuran kinerja dan sistem remunerasi bagi masing‐masing anggota

Dewan Komisaris dan Direksi maupun seluruh jajaran dibawahnya

(8)

berdasarkan ukuran‐ukuran yang disepakati dan konsisten dengan visi, misi,

nilai‐nilai perusahaan, sasaran usaha dan strategi Bank serta memiliki sistem

penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).

i.

Memiliki sistem pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan

Bank.

j. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, masing‐masing insan

Bank harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah

disepakati.

3) Responsibility (Tanggungjawab) : Kesesuaian pengelolaan bank dengan

peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan

bank yang sehat.

Responsibilitas harus mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan

perundang‐ undangan dan ketentuan internal Bank serta tanggungjawab

Bank terhadap PT BPR Mekar Adidana Laporan Penerapan Tata Kelola BPR

Mekar Adidana Tahun 2017 masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas

diperlukan agar dapat menjamin terpeliharanya kesinambungan usaha

dalam jangka panjang.

Pedoman Pokok Pelaksanaan Pertanggungjawaban :

a. Insan Bank berpegang pada prinsip kehati‐hatian dan menjamin

dilaksanakannya peraturan perundang‐undangan, anggaran dasar serta

peraturan internal Bank.

b. Menafsirkan secara baik ketentuan perundang‐undangan, anggaran

dasar dan peraturan internal Bank, tidak hanya dari perumusan kata‐kata

yang tercantum didalamnya, tetapi juga dari latar belakang yang

mendasari dikeluarkannya peraturan dan ketentuan tersebut.

c. Menghindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak

ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti

tersirat pada undang‐undang, regulasi, kontrak maupun pedoman

operasional bank.

d. Memelihara kelestarian alam melalui kebijakan perkreditan dan kebijakan

lain yang mendukung terpeliharanya sumber daya alam.

e. Bertindak sebagai warga korporasi yang baik melalui tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

(9)

4) Independency (Independensi) : Pengelolaan bank secara profesional, tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun.

Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan

objektivitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Terkait dengan

unsur independensi tersebut maka BPR harus senantiasa dikelola dengan baik

dan independen agar masing‐masing organ perusahaan beserta seluruh

jajaran dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi

oleh pihak manapun yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan

profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Pedoman Pokok Pelaksanaan Independensi :

a. Menghindari dominasi dari pihak manapun, tidak terpengaruh oleh

kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan segala

pengaruh atau tekanan sehingga pengambilan keputusan dapat

dilakukan secara obyektif.

b. Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar,

peraturan internal Bank dan peraturan perundang‐undangan, tidak saling

mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan

yang lain.

c. Melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan uraian tugas serta

standar operasi yang berlaku untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan.

5) Fairness (Kewajaran) : Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak

stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan

peraturan

perundangundangan yang berlaku

Kewajaran dan kesetaraan harus mengandung unsur perlakukan yang adil

dan kesempatan yang sama sesuai dengan proporsinya masing‐masing.

Dalam melaksanakan kegiatannya, BPR harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham, konsumen dan pemangku kepentingan

lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dari masing‐masing

pihak yang bersangkutan.

Pedoman Pokok Pelaksanaan Kewajaran & Kesetaraan :

a. Memberikan perlakuan yang wajar dan setara kepada pemangku

kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan

kepada Bank.

(10)

b. Memberikan kesempatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk

memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan

Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai prinsip

keterbukaan.

c.

Dalam penerimaan pegawai dan pengembangan karir pekerja serta

pelaksanaan tugas secara profesional, Bank tidak membedakan suku,

agama, ras, golongan, jenis kelamin (gender) dan kondisi fisik.

B. Tujuan Pelaksanaan GCG di PT. BPR Mekar Adidana

1) Memaksimalkan nilai BPR Mekar Adidana dengan cara menerapkan prinsip-

prinsip: keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness), agar memiliki daya saing yang kuat.

2) Meningkatkan kinerja BPR Mekar Adidana, melindungi kepentingan

stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku, serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada

industri perbankan.

3) Meningkatkan kinerja Bank dengan menerapkan GCG dalam segala

kegiatan Bank sejalan dengan visi, misi dan rencana strategi usaha yang telah

ditetapkan Bank.

4) Menjaga agar kegiatan operasional Bank mematuhi peraturan internal dan

eksternal Bank, serta perundangan yang berlaku.

5) Memperbaiki budaya kerja Bank.

6) Mengelola sumber daya Bank secara lebih baik.

7)

Mendorong dan mendukung pengembangan Bank.

Pihak-Pihak Yang Kepentingan Dengan Penerapan GCG.

Terselenggaranya pengelolaan BPR yang sehat dan berkualitas yang didasarkan

prinsip‐prinsip dasar Good Corporate Governance tentu akan menjadi tujuan bagi

setiap pengurus maupun pemegang saham. Tingkat keberhasilan dalam pengelolaan

usaha BPR akan melibatkan banyak pihak mulai dari Pegawai, Direksi, Dewan

Pengawas hingga masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan.

(11)

Oleh karena banyaknya pihak yang sangat berkepentingan dengan penerapan

Good Corporate Governance, maka pihak Manajemen BPR telah mengatur lebih

lanjut antara lain sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan Good Corporate Governancesecara umum termasuk

kebijakan Direksi yang menetapkan penerapan prinsip‐ prinsip tata kelola Bank

yang benar.

2. Direksi

Direksi mempunyai tanggungjawab dalam pelaksanaan tata kelola Bank yang

sehat serta memastikan bahwa prinsip dasar GCG telah berjalan dengan baik

sesuai dengan ketentuan perundang‐undangan yang berlaku. Untuk memastikan

bahwa prinsip‐prinsip dasar GCG telah berjalan dengan baik, Direksi dapat

memantau secara langsung melalui hasil pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern

(SKAI/SPI) maupun melalui mekanisme pengawasan yang ditetapkan Direksi.

3. Audit Intern (AI)

Audit Intern (AI) harus mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam

meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan GCG melalui pemeriksaan dan

pengawasan pasif secara berkesinambungan guna memastikan bahwa Good

Corporate Governance telah dilaksanakan dengan baik oleh semua organ dalam

organisasi BPR dan telah sesuai dengan peraturan dan perundang‐undangan yang

berlaku.

4. Pejabat dan Pegawai BPR

Setiap jajaran dalam organisasi wajib memahami dan melaksanakan prinsip‐prinsip

Good Corporate Governance secara menyeluruh di masing‐ masing unit kerja

dalam organisasi. Pelaksanaan GCG yang efektif akan mendorong pegawai untuk

melaksanakan prinsip‐prinsip GCG secara benar dan menyeluruh di dalam

pelaksanana tugasnya.

5. Pihak-pihak Ekstern

Pihak eksternal yang berkepentingan dengan pelaksanaan GCG antara lain Bank

Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),

Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Akuntan Publik, maupun

pihak‐pihak lain tentu sangat berharap agar prinsip dasar GCG dapat diterapkan

secara benar dan bertanggungjawab sehingga mampu mewujudkan kondisi bank

yang sehat.

(12)

II. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

A. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS DAN

DIREKSI

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung jawab Dewan Pengawas dan Direksi,

terdiri dari :

a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris

dan Direksi telah lengkap sesuai kententuan :

1. Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang, dan jumlah Direksi 2 orang.

2. Dewan Komisaris dengan komposisi sebagai berikut :

No

Nama

Dewan

Komisaris

Jabatan

1

Dion Ardante Yunkins

Komisaris Utama

2

Amin Widjaja

Komisaris

3. Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dengan komposisi sebagai berikut :

N

o

Nama Dewan

Komisaris

Jabatan

1

Vinsensius Setiawan

Direktur utama

2

Elisabeth Tumiyati

Direktur

4. Setiap anggota dewan Komisaris dan Direksi telah lulus Uji Kemampuan

dan Kepatutan (Fit and Proper test), dan telah diangkat melalui RUPS

termasuk perpanjangan jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS

sebelum berakhir masa jabatannya.

5. Sesama anggota Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki hubungan

keuangan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga yang

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

b. Tugas dan Tanggungjawab Dewan Komisaris dan Direksi

1. Tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris

(13)

Dewan

Komisaris

telah

mempetanggungjawabkan

tugas

pengawasan yang dilakukan kepada para Pemegang Saham dan

bertanggung jawab langsung kepada pelaksanaan RUPS

Dewan Komisaris telah mengadakan dan memimpin rapat Dewan

Komisaris dengan anggota Direksi minimal 4 (empat kali dalam

masa satu tahun kerja.

Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas pengawasan terhadap

kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan bank serta

memberikan nasehat kepada Direksi.

Dewan

Komisaris

telah

melaksanakan

tugas

dan

tanggungjawabnya secara independen.

Dewan Komisaris memastikan terselengaranya pelaksanaan GCG

dalam setiap kegiatan usaha bank.

Dewan Komisaris berwenang untuk meminta Direksi menindaklanjuti

hasil temuan audit intern audit extern, hasil pengawasan Otoritas

Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya

antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen

hasil tindak lanjut temuan.

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan

kegiatan operasional bank, kecuali dalam hal ; penyediaan dana

kepada pihak terkait, memberikan persetujuan pada ranahnya

komisaris terutama yang berkaitan dengan penyimpangan-

penyimpangan dalam operasional dan kredit serta hal-hal lain yang

ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau peraturan

perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi

pengawasan.

Hasil Rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah dan

didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting

opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta

dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris

Melakukan rapat-rapat termasuk rapat gabungan dengan Direksi

untuk membahas atau merekomendasikan hal-hal yang

berhubungan dengan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam

menjalankan Perseroan

(14)

2. Tugas dan Tanggungjawab Direksi

Direksi melaksankan tugas dan tanggungjawabnya secara

independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat

mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

Sepanjang RUPS tidak menetapkan lain, Direksi memiliki

kewenangan untuk menetapkan Job Description (pembagian

tugas, wewenang, dan tanggungjawab setiap Direktur diaatara

para anggota Direksi namun keputusannya harus mendapat

persetujuan Komisaris

Direksi bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan

Bank.

Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan prinsip-prinsip

GCG.

Direksi telah menindaklanjuti temuan audit intern dan audit eksternal

dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain.

Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam

rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan

perkembangan terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung

pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya pada seluruh tingkatan

atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan

keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam

rangka pengembangan individu.

Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya

kepada Pemegang Saham melalui RUPS.

Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai

kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian.

3. Rekomendasi Dewan Komisaris

Rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sehubungan dengan

tugas dan tanggungjawab, antara lain sebagai berikut :

Persetujuan pengangkatan Direksi yang membawahkan Fungsi

(15)

Persetujuan Penunjukkan Fungsi Kepatuhan, Manajemen Risiko dan

APU-PPT.

Persetujuan Kenaikan Gaji Karyawan 2020

Persetujuan Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab

Direksi.

Persetujuan Surat Keputusan Pendelegasian Wewenang Direktur

Utama.

Persetujuan RBB tahun 2020

2. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern.

a) Fungsi Kepatuhan

Penunjukkan Direktur Utama dan Direktur telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Direktur dan pemantauan Risiko akan menetapkan langkah-langkah

kebijakan yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh

peraturan dan letentuan yang berlaku.

Direktur dan Audit Internal serta pemantauan risiko untuk pelaksanaannya,

telah berupaya untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan

dan ketentuan yang berlaku

melaksanakan kepatuhan terhadap sistem dan prosedur operasional (SOP),

peraturan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan maupun peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Fungsi Audit intern

Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara

memadai dan independen yang mencakup persiapan audit, penyusunan

program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit dan tindak lanjut

hasil audit.

Dalam melakukan pemeriksaan audit intern telah berpedoman pada Audit

Intern Berbasis Risiko (Risk Based Audit), seperti SOP Internal, Ketentuan dan

Pertauran Bank Indonesi, peraturan Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan-

peraturan yang terkait lainnya.

Audit Internal dalam melaksanakan pemeriksaannya berupa Audit Bulanan

(Rekap hasil Audit Harian, dan Mingguan), Audit tiga Bulanan, Audit

Semesteran, Audit Tahunan dan Audit Khusus yang sesuai dengan rencana

tahunan yang disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

(16)

Audit Internal menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur dengan

Tembusan ke Dewan Komisaris dan Komite Pemantuan Risiko.

Audit Interenal melaksanakan proses audit yang telah direncanakan secara

efektif dan efisien.

c) Fungsi Audit Ekstern

Dalam pelaksanaan audit Bank telah menunjuk kantor Akuntan Publik (KAP)

yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Penunjukkan KAP sesuai dengan persetujuan RUPS berdasarkan usulan

Dewan Komisaris

KAP telah menyampaikan hasil audit dan Managemen Letter telah

menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan secara tepat waktu

kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk

BPR telah menyampaikan hasil audit KAP dan Managemen Letter kepada

Otoritas Jasa Keuangan

d) Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern.

d.1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.

Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk melakukan penilaian

secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko serta

penerapan manajemen risiko di bank, dalam menjalankan kewajiban

tersebut Komisaris dapat dibantu oleh Audit Internal.

Dewan Komisaris melakukan peran aktif dalam pengawasan

penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Direksi,

antara lain dengan menyetujui dan mengevaluasi kebijakan

manajemen risiko, serta mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi

atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan mengevaluasi dan

memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi

yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

Diresksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko

pada seluruh jenjang organisasi dan peningkatan kompetensi SDM

antara lain melalui pelatihan dan/atau sosilaisasi mengenai

manajemen risiko.

d.2.

Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.

akan disusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis

(17)

secara keseluruhan, per jenis risiko dan per aktivitas fungsional

(kegiatan usaha) Bank.

PT. BPR Mekar Adidana akan menerapkan Kebijakan Manajemen Risiko

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta selalu melakukan

review atas setiap Kebijakan Risiko yang baru terbit.

d.3. Sistem pengendalian intern

BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh

Bank telah menyampaikan Laporan Profil Risiko ke Dewan Komisaris

setiap semester.

e) Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BPMK)

Bank tidak pernah melanggar BMPK, selama tahun 2020 tidak terjadi

pelampauan BMPK, karena Pemegang Saham telah melaksanakan

penambahan modal disetor pada bulan Juli 2018 sebesar Rp. 1 Milyar dan

dan Desember tahun 2019 sebesar RP. 3,6 Milyar sudah mendapatkan

persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),

BPR telah membuat ketentuan mengenai kebijakan, sistem dan prosedur

tertulis yang memadai terkait BMPK termasuk pemberian kredit kepada

pihak terkait, debitur grup dan/ atau debitur besar berikut monitoring dan

penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari

pedoman kebijakan perkreditan BPR BMPK

Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau

pemberian kredit besar telah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun peraturan

perundang-undangan.

Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Penyediaan dana Besar

diputuskan oleh Manajemen secara independen.

BPR telah menyampaikan secara berkala Laporan pemberian kredit

kepada pihak terkait kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan

tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti posisi Desember

(18)

No

Penyediaan Dana

debitur

Nominal (Jutaan Rp)

Jumlah

1

Kepada Pihak Terkait

0

0

2

Kepada Debitur Inti :

10

5.692

a. Individu

b. Group

0

0

f) Rencana Strategis Bank

f.1. Rencana jangka pendek tahun 2020 beberpa faktor penting yang

menjadi perhatian dalam pengembangan bisnis di tahun 2020 Potensi

stabilnya suku bunga dan inflasi.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi, bahkan terkoreksi 2.07% di akhir

tahun 2020, sangat berdampak pada perlambatan pertumbuhan

kredit.

Potensi meningkatnya kredit bermasalah.

Persaingan pasar perbankan yang semakin ketat.

Memperhatikan hal tersebut, dampak pandemi covid 19 sangat terasa

pada perkembangan bisnis di tahun 2020. Bahkan pengembangan usaha

yang akan dijadikan strategi PT. BPR Mekar Adidana jangka pendek masih

difokuskan pada peningkatan penanganan kredit bermasalah yang

semakin meningkat dan pemberian kredit kepada debitur baru dilakukan

dengan sangat hati-hati, dibarengi strategi untuk menimalkan risiko dan

disertai infrastruktur yang kuat sehingga mendukung ekspansi bisnis dan

meningkatnya efisiensi melalui inisiatif yang diarahkan pada :

Melanjutkan pertumbuhan penyaluran kredit dengan fokus kepada

segmen UMKM, secara selektif ditujukan pada sektor produktif. Target

pertumbuhan sebesar 5.00% dan rasio LDR sebesar 76.19%,

peningkatan ekspansi ini dalam rangka meningkatkan peran

intermediasi yang diemban PT. BPR Mekar Adidana.

Pertumbuhan DPK difokuskan pada dana pihak ketiga terutama

deposito berjangka dan tabungan bunga yang kompetitif dengan

target pertumbuhan deposito sebesar Rp 974 juta ( atau 5.00 %) dan

tabungan sebesar Rp 141 juta (atau 10.00%) dari proyeksi tahun 2019.

Menyelaraskan pengembangan teknologi khsusnya sistem IT yang

berbasis SAK ETAP untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan

(19)

Memperkuat

kemampuan

SDM dengan

penekanan

pada

peningkatan profesionalisme, produktivitas dan integritas SDM.

Memperbaiki rasio pendapatan dan biaya (BOPO)

Penyempurnaan pengawasan risiko kredit kredit dan berkonsentrasi

pada penagihan dan perbaikan struktur (collection and recovery).

Implementasi GCG untuk kepentingan intern agar memudahkan

dalam mempersiapkan RUPS.

Pelaksanaan program perubahan yang penting secara bertahap dan

berkesinambungan.

f.2. Rencana jangka menengah tahun 2020

1) Finansial

Mencapai rata-rata ROA di Posisi 0.16 %.

Pertumbuhan kredit untuk mendorong percepatan peningkatan

LDR.

Meningkatkan ratio antara pendapatan dan biaya di atas batas

normatif

2) Customer

Akan meningkatkan pelayanan kepada nasabah, membangun

perilaku dan budaya pelayanan

Menjadi Bank yang di percaya oleh masyarakat dengan

membentuk citra positif dan menjadi kebanggan bagi nasabah

dengan menggunakan jasa layanan PT. BPR Mekar Adidana.

3) Karyawan

Peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai motivasi dan

kompensasi kinerja.

Meningkatnya profesionalisme SDM PT. BPR Mekar Adidana melalui

pendidikan, training/pelatihan.

g) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank.

1. BPR telah menyusun SOP tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan

SOP Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

2. Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang di

dukung oleh sistem informasi manajeamen yang memadai sesuai

ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk

menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini dan utuh.

(20)

3. BPR menyusun laporan keuangan publikasikan setiap triwulan dengan

materi paling sedikit memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan

pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

4. BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat

informasi umum, laporan keuangan, seluruh aspek transparansi dan

informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

5. Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan

laporan pengaduan dan tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian

pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu.

B. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI.

Salah satu anggota Dewan komisaris (Dion Ardante Yunkins) memiliki saham sebesar

1.52%. Anggota Direksi PT. BPR Mekar Adidana tidak memiliki saham pada PT. BPR

Mekar Adidana maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya.

C. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

KOMISARIS DAN DIREKSI

a. Hubungan Keuangan

Komisaris Utama PT. BPR Mekar Adidana, memiliki hubungan keuangan dengan

Pemegang Saham Pengendali, sedangkan Komisaris Independen tidak memiliki

hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali Bank.

Seluruh anggota Direksi PT. BPR Mekar Adidana tidak memiliki hubungan

keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau

pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali bank.

b. Hubungan Keluarga

Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda

sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau

Direksi.

D. PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Paket / kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan komisaris dan Direksi meliputi

remunerasi dalam bentuk non natura (gaji, penghasilan tetap lainnya, antara lain

tantiem dan bentuk remunerasi lainnya) selama tahun 2020 sebesar Rp 598 juta

sedangkan fasilitas lain dalam bentuk natura (fasilitas tidak tetap lainnya termasuk

(21)

tunjangan untuk perumahan, transportasi, kesehatan dan fasilitas lainnya) selama

tahun 2020 terl1hat pada tabel berikut ini :

Jenis Remunerasi dan

Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun

Dewan Komisaris

Direksi

Orang

Nominal

Orang

Nominal

Remunerasi dalam bentuk

non natura (gaji , bonus

dan penghasilan tetap

lainnya dll

2

Rp 175.5

Juta

2

Rp 422.5 juta

Fasilitas lain dalam bentuk

natura (fas. Tidak tetap

lainnya al, perumahan,

transportasi, kesehatan, dll)

Nihil

Nihil

Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam

satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan sebagai berikut :

Jumlah Renumerasi per Orang dalam 1

tahun*)

Jumlah

Direksi

Komisaris

Jumlah

Di atas Rp 2 miliar

-

-

Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar

-

-

Di atas Rp 500 juta s.d 1 miliar

-

-

Rp 500 juta ke bawah

-

-

E. SHARE OPTION

Tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota dewan Komisaris, Direksi dan

Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi

saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan

Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank dan yang telah diputuskan dalam Rapat

Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Bank.

F. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH

a. rasio gaji Komisaris tertinggi dan terendah

= 0.58 : 1

b. rasio gajji Direksi yang tertinggi dan terendah

= 0,44 : 1

(22)

G. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS

a. Rapat Dewan Komisaris telah diatur dengan ketentuan internal Dewan Komisaris

Tentang Pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi.

b. Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang

dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

H. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (internal Fraud)

Penyimpangan / kecurangan Internal Bank yang dilakukan oleh para pegawai Bank,

baik yang berkaitan dengan simpanan dana masyarakat atau penyalahgunaan kredit

di BPR Mekar Adidana selama tahun 2020 adalah tidak ada/ Tidak pernah terjadi.

I. PERMASALAHAN HUKUM

Permasalahan hukum secara perdata yang dihadapi oleh PT. BPR Mekar Adidana,

selama tahun 2020, yang berkaitan dengan penyalahgunaan kredit oleh debitur

adalah sebagai berikut :

- PT. BPR Mekar Adidana, telah melakukan upaya hukum debitur atas nama Yusuf

Atjeng Suganda, karena debitur telah wan prestasi sejak bulan Oktober 2016 maka

pihak bank melakukan upaya hukum dengan melakukan permohonan sita jaminan

dikuatkan dengan penetapan sita oleh Pengadilan Negeri kelas 1A Bandung

dengan nomor penetapan sita 40/Pdt/Eks/2017/HT/PN.BDG tanggal 28 September

2018.

Pada tanggal 28 Septemeber 2018 telah dilakukan lelang untuk yang ketiga

kalinya atas jaminan, namun belum ada peminat.

Dan pada tanggal 29 Oktober 2019 dilakukan lelang untuk yang ke empat kali nya

tetapi tetap belum ada peminat.

Hingga saat ini pihak Bank masih melakukan pendekatan kepada Debitur dan

negosiasi agar Debitur mau segera menjual asset jaminan sebagai upaya

penyelesaian kreditnya. Jaminan hingga saat ini masih dikuasai oleh Debitur.

- Debitur atas nama Kusna Sunardi, pihak Pengadilan Negeri Baleendah Bandung

telah melakukan mediasi pada tanggal 2 Agustus 2017 setelah adanya mediasi,

debitur melakukan pembayaran total Rp. 92.000.000,00 (Sembilan puluh dua juta

rupiah).

Sampai saat ini debitur masih berjanji akan menjual sendiri jaminan secara sukarela,

namun belum juga terealisasi.

(23)

Pada tanggal 11 Oktober 2019, BPR Mekar Adidana mengajukan permohonan

lelang ke KPKNL, tetapi dibatalkan karena dokumen lelang berupa penialaian

agunan dari Kantor Jasa Penilaian Properti (KJPP) Fuadah, Rudi dan Rekan

menerangkan bahwa tujuan penilaian untuk Penjaminan Utang, seharusnya untuk

Lelang.

Sampai saat ini Debitur masih berjanji akan menyelesaikan tunggakannya dan

berupaya menjual sendiri jaminan secara sukarela namun belum terealisasi.

Pada tanggal 13 Agustus 2020 Debitur melakukan pembayaran sejumlah Rp.

5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) dan pada tanggal 5 Februari 2021 pun Debitur

melakukan pembayaran sejumlah Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).

-

Debitur atas nama Rohani.

Pihak Bank sudah mengupayakan melalui mediasi dan negosiasi dengan Debitur,

agar Debitur dapat segera menyelesaikan tunggakan kreditnya. Dan sudah ada

komitmen dari Debitur untuk menjual assetnya, sebagai upaya untuk penyelesaian

kreditnya. Dan menurut informasi yang didapat dari Debitur bahwa sudah ada

beberapa calon pembeli yang survey/meninjau lokasi jaminan yang akan dijual.

Namun hingga saat ini masih belum ada kesepakatan. Dan asset tersebut sudah

dipasarkan juga melalui beberapa agent property. Dari pihak Bank sudah

memberikan waktu kepada Debitur untuk menjual sendiri assetnya tersebut, dan

apabila dalam jangka waktu yang sudah disepakati tersebut Debitur masih belum

berhasil menjual assetnya maka Debitur harus segera menyerahkan jaminannya

secara sukarela kepada pihak Bank.

-

Debitur atas nama Yudianto Wiguna

Antara Debitur dan pihak Bank telah dilakukan mediasi, dan sudah melakukan

penagihan secara intens kepada Debitur. Dan dari informasi Debitur bahwa saat ini

Debitur masih berupaya untuk menjual assetnya, yang mana asset tersebut

merupakan jaminan Bank. Upaya penjualan asset ini pun melalui beberapa agent

property. Sudah ada beberapa calon pembeli yang survey/meninjau lokasi, akan

tetapi hingga saat ini masih belum ada kesepakatan.

Sudah disarankan kepada Debitur untuk menyerahkan jaminannya secara sukarela

kepada pihak Bank.

-

Debitur atas nama Endi Rusyandi

Antara Debitur dan pihak Bank telah dilakukan mediasi, dan sudah melakukan

penagihan secara intens kepada Debitur. Dan dari informasi Debitur bahwa saat ini

Debitur masih berupaya untuk menjual assetnya, yang mana asset tersebut

(24)

merupakan jaminan Bank. Upaya penjualan asset ini pun melalui beberapa agent

property. Sudah ada beberapa calon pembeli yang survey/meninjau lokasi, akan

tetapi hingga saat ini masih belum ada kesepakatan.

Sudah disarankan kepada Debitur untuk menyerahkan jaminannya secara sukarela

kepada pihak Bank.

J. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN

a. Tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan, bank mampu

menghindari transaksi yang mengandung potensi benturan kepentingan.

b. Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota

Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan

atau mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki

benturan kepentingan tersebut.

K. PEMBERIAN DANA UNTUK KEPENTINGAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK

Selama tahun 2020 Tidak terdapat pemberian dana untuk kepentingan sosial dan

politik kepada pihak-pihak tertentu yang dilakukan oleh PT BPR Mekar Adidana.

III. KESIMPULAN UMUM HASIL SELF ASSESMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE.

Berdasarkan hasil Self Assessment pelaksanaan GCG PT. BPR Mekar Adidana periode

Desember 2020, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

a. Nilai Komposisi GCG sebesar 1,92 dengan prediksi Baik

b. Peringkat masing-masing per faktor adalah :

No

Aspek yang Dinilai

Bobot

Peringkat Nilai

1

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

22.22%

1.68

0.37

2

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris

16.67.%

1.71

0.29

3

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau fungsi Komite

0.00%

0.00

-

4

Penanganan Benturan Kepentingan

11.11.%

2.00

0.22

5

Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

11.11%

2.08

0.23

6

Penerapan Fungsi Audit Intern

11.11%

2.63

0.29

7

Penerapan Fungsi Audit Ekstern

2.78%

1.10

0.03

8

Penerapan Manajemen Risiko termasuk sistem pengendalian

Intern

0.00%

0.00

-

9

Batas maksimum Pemberian Kredit

8.33%

2.00

0.17

10

Rencana Bisnis

8.33%

2.00

0.17

11

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan,serta

pelaporan internal

8.33%

1.80

0.15

Nilai Komposit

100.00%

1.55

1.92

(25)

c.

Kekuatan Pelaksanaan GCG

Dengan disusunnya SOP GCG PT. BPR Mekar Adidana, tata kelola Bank akan berjalan

baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan adanya pedoman bagi Dewan Komisaris dan Direksi, serta Direksi dapat

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif.

Dewan Komisaris telah melaksanakan program kerja dan rapat secara efektif dan

efisien yang dapat menjadi acuan bagi keputusan Dewan Komisaris.

Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR Mekar Adidana

sudah kami sampaikan secara online melalui website : https://account.box.com/login.

Demikian Laporan ini disampaikan, agar maklum. Terima kasih.

Ditetapkan di Bandung : 12 April 2021

PT. BPR Mekar Adidana

( Vinsensius Setiawan )

(Elisabeth Tumiyati)

Dion Ardante Yunkins

Direktur Utama

Direktur

Komisaris Utama

(26)

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )

Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR

Nama BPR

PT.BPR MEKAR ADIDANA

Alamat BPR

Jalan Raya Lembang No. 292 Lembang Kab Bandung Barat

Posisi Laporan

31 Desember 2020

Modal Inti BPR

Rp5.668.120.638

Total Aset BPR

Rp24.258.285.076

(27)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

v

Jumlah anggota direksi telah sesuai dengan ketentuan pojk, posisi Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan telah mendapatkan persetujuan dari OJK pada bulan Juni 2018

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Direksi berada di kota Bandung dan Kabupaten Bandung

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). v

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan diluar aktivitas operasional BPR

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

v

Anggota Direksi tidak terdapat hubungan dengan Direksi lainnya dan Dewan Komisaris

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

v

Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya. v

Direksi telah lulus fit and proper test, diangkat dan ditetapkan melalui RUPS

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 5 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 7

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 6 1.17

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 50% 0.58 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan

wewenang tanpa batas. v

Direksi dalam membuat dan menetapkan kebijakan serta pengambilan keputusan tidak bisa diintervensi oleh pemilik atau pihak lain tanggungjawab memberikan surat kuasa khusus sesuai batasannya tetapi sesuai dengan POJK

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. v

Temuan audit intern, audit ekstern serta OJK maupun otoritas lainnya selalu ditindak lanjuti

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan

Komisaris. v

Direksi menyediakan data dan informasi yang akurat, lengkap dan terkini sesuai dengan kebutuhan Dewan Komisaris.

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis selalu dimusyarahkan mufakat dan apabila terjadi beda pendapat selalu dibuat kesepatan dan dilengkapi dengan berita acara atau dicatat dalam notulen rapat

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Direksi tidak menggunakan produk jasa BPR untuk kepentingan pribadi

(28)

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

v

Anggota direksi cukup membudayakan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi karyawan dengan melakukan sosialisasi maupun pelatihan baik secara intern maupun ekstern

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

v

Anggota direksi mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara baik.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

v

Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja seuai dengan POJK .

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 12 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 8 2.25

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 40% 0.90 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya

kepada pemegang saham melalui RUPS. v Direksi telah mepertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab melalui RUPS. 16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai

mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v

Direksi telah membuat kebijakan strategi terkait dengan kepegawaian (grading) dan KPI, dan disosialisakan kepada seluruh pegawai

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi. v

Hasil rapat direksi selalu dituangkan dalam risalah rapat Direksi

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

Direksi cukup perhatian untuk meningkatan kompetensi bagi dirinya maupun karyawan dengan pelatihan berkelanjutan

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v

Direksi telah menyampaikan laporan penerapan tata kelola kepada OJK dan ke Asosiasi maupun media massa.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

1 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 5 2

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 1.68

(29)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah

anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang. v

Jumlah Dewan Komisaris sudah sesuai dengan POJK 4/POJK 03/2015 yakni 2 (dua) orang

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui

jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v Jumlah Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota direksi. 3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji

Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

v

Anggota Dewan Komisaris telah lulus fit and proper test dan sudah diangkat melalui RUPS

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

Salah satu Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama dengan kantor pusat BPR

5) BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan

Komisaris merupakan Komisaris Independen.

v

BPR telah memliki komisaris independen, jumlahnya dan legalitasnya telah sesuai dengan POJK 4/POJK 03/2015

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. v

Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja sesuai POJK 4/POJK 03/2015, walaupun belum sepenuhnya dilaksanakan

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

v

Dewan Komisaris tidak merangkap sebagai anggota Dewan Komisaris pada BPR lain

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

v

Salah satu Dewan Komisaris merangkap sebagai pemilik, tetapi dewan komisaris tidak ada hubungan dengan Direksi

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

v

Komisaris independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, direksi maupun Pemegang Saham, sesuai dengan POJK 4/POJK 03/2015 masih dalam proses pengajuan ke OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

7 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 11

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 9 1.22

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 50% 0.61 No Kriteria/Indikator Skala Penerapan Keterangan SB B CB KB TB 1 2 3 4 5

2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

v

Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung jawab direksi bahkan terkadang memberikan arahan

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan

kebijakan strategis BPR. v

Dewan Komisaris telah memberikan pengarahan, pemenatauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

v

Dewan Komisaris tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan operasional kecuali dalam pemberian kredit kepada pihak terkait

(30)

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

v

Dewan Komisaris memastikan untuk menindaklanjuti temuan audit intern dan eskstern.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Dewan Komisaris selalu menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

v

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan secara musyawarah mufakat, dan telah dibuat notulen rapat

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan produk dan jasa layanan BPR yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan

yang memerlukan tindak lanjut Direksi. v

Dewan Komisaris cukup optimal dalam melakukan pemantuan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi yang mebawahkan fungsi kepatuhan, disebabkan direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan belum ada.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 8 9 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 8 2.25

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 40% 0.90

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan kedalam risaah rapat dan didokumensikan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 1 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 1.71

Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2

(31)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan

SB B CB KB TB

1 2 3 4 5

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

BPR tidak membentuk Komite Audit, Komite Pemantauan Risiko sebab Modal Inti dibawah Rp 50 M tetapi tugas dan tanggung jawab Komite tersebut diabmil alih oleh Anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 1 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 50% 0.00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan

fungsi audit intern. BPR tidak membentuk Komite Audit, Komite Pemantauan Risiko sebab Modal Inti dibawah Rp 50 M tetapi tugas dan tanggung jawab Komite tersebut diabmil alih oleh Anggota Dewan Komisaris.

3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

BPR tidak membentuk Komite Audit, Komite Pemantauan Risiko sebab Modal Inti dibawah Rp 50 M tetapi tugas dan tanggung jawab Komite tersebut diabmil alih oleh Anggota Dewan Komisaris.

4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

BPR tidak membentuk Komite Audit, Komite Pemantauan Risiko sebab Modal Inti dibawah Rp 50 M tetapi tugas dan tanggung jawab Komite tersebut diabmil alih oleh Anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 3 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 40% 0.00

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

BPR tidak membentuk Komite Audit, Komite Pemantauan Risiko sebab Modal Inti dibawah Rp 50 M tetapi tugas dan tanggung jawab Komite tersebut diabmil alih oleh Anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5 Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan

0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan

(S): 1 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata

Kelola (S): 10% 0.00

Penjumlahan S + P + H 0.00

Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3

Referensi

Dokumen terkait

Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tangung jawabnya dengan baik, yaitu melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan usaha BPR,

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan Stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai etika (code

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel etika bisnis, pedoman perilaku dan kebijakan GCG secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi GCG pada

Sesuai POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, setiap anggota Direksi dilarang untuk rangkap jabatan pada Bank dan/atau perusahaan

Agar tata kelola dapat berjalan dengan baik, Bank telah membuat kebijakan dan prosedur yang lengkap dan selalu dilakukan proses pengkinian serta disesuaikan

Laporan Pelaksanaan dan Pokok – Pokok Hasil Audit Intern ini dibuat untuk memenuhi kewajiban Bank dalam hal melaksanakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

a. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan

Secara umum Direksi PT. BPR Pusaka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya telah sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa