• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

4 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Air Limbah Domestik

Air limbah domestik menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan pemukiman yang berwujud cair. Pada umumnya mengandung bahan atau zat membahayakan. Sesuai dengan zat yang terkandung di dalam air limbah, maka limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan gangguan kesehatan dan lingkungan hidup antara lain limbah sebagai media penyebaran berbagai penyakit (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001).

Sumber air limbah dari kegiatan rumah tangga seperti dari urine, kegiatan mandi, mencuci peralatan rumah tangga, mencuci pakaian serta kegiatan dapur lainnya. Idealnya sebelum air limbah dibuang ke saluran air harus diolah terlebih dahulu dalam tangki peresapan. Prinsip dasarnya adalah bahwa air limbah yang dilepas ke lingkungan sudah tidak berbahaya lagi bagi kesehatan lingkungan. Air Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan sebagainya.

2.1.2. Pengolahan Air Limbah Domestik

Prinsip pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan.Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel campur, membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun agar konsentrasi yang ada menjadi rendah.

(2)

Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung dari tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah untuk mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah.

Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan kualitas airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai peruntukkannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar adalah secara biologis, ini adalah cara alternatif pengolahan limbah, karena disamping efektif, tidak menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Cara ini telah diterapkan di IPAL Semanggi, penanganan limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme pada lingkungan tercemar atau dalam suatu alat pengolahan limbah. Lingkungan secara alami mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme diperlukan dalam penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan organik yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat didegradasi menjadi CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi

tersebut terdapat kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme.

2.1.3. Karakteristik Air Limbah Domestik

Karakteristik limbah cair dapat diketahui menurut sifat dan karakteristik fisika, kimia, dan biologi. Studi karkteristik limbah perlu dilakukan agar dapat dipahami sifat-sifat tersebut dan sejauh mana tingkat pencemaran dapat ditimbulkan limbah terhadap lingkungan (Ginting, Perdana. 2007)

Dalam menentukan karakteristik limbah maka ada tiga jenis sifat yang harus diketahui yaitu:

1. Sifat Fisik a. Padatan

Dalam limbah ditemukan zat padat yang secara umum diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar yaitu padatan terlarut dan padatan tersuspensi.

(3)

Padatan tersuspensi terdiri dari partikel koloid dan partikel biasa. Jenis partikel dapat dibedakan berdasarkan diameternya. Jenis padatan terlarut maupun tersuspensi dapat bersifat organis dan anorganis tergantung dari mana sumber limbah. Disamping kedua jenis padatan ini ada padatan terendap karena mempunyai diameter yang lebih besar dan dalam keadaan tenang dalam beberapa waktu akan mengendap sendiri karena beratnya. Zat padat tersuspensi yang mengandung zat-zat organik pada umumnya terdiri dari protein, ganggang dan bakteri.

b. Kekeruhan

Sifat keruh air dapat dilihat dengan mata secara langsung karena ada partikel koloid yang terdiri dari tanah liat, sisa bahan-bahan, protein dan ganggang yang terdapat dalam limbah, kekeruhan merupakan sifat optis larutan. Sifat keruh membuat hilang nilai estetikanya.

c. Bau

Sifat bau limbah disebabkan karena zat-zat organik yang telah berurai dalam limbah mengeluarkan gas-gas seperti sulfida atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak yang disebabkan adanya campuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari pembusukan protein yang dikandung limbah. Timbulnya bau yang diakibatkan limbah merupakan suatu indikator bahwa terjadi proses alamiah.

d. Suhu

Limbah yang mempunyai suhu panas akan mengganggu pertumbuhan biota tertentu. Suhu yang dikeluarkan suatu limbah cair harus merupakan suhur alami. Suhu berfungsi memperlihatkan aktivitas kimiawi dan biologis. Pada suhu tinggi pengentalan cairan berkurang dan mengurangi sedimentasi. Tingkat zat oksidasi lebih besar dari pada suhu tinggi dan pembusukan jarang terjadi pada suhu rendah.

(4)

e. Warna

Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi, mangan, humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna berkaitan dengan kekeruhan dan dengan menghilangkan kekeruhan kelihatan warna nyata. Demikian pula warna dapat disebabkan oleh zat-zat terlarut dan zat tersuspensi. Warna menimbulkan pemandangan yang jelek dalam air limbah meskipun warna tidak menimbulkan racun.

2. Sifat kimia

a. Biological Oxygen Demand (BOD)

Pemeriksaan BOD dalam limbah didasarkan atas reaksi oksidasi zat-zat organis dengan oksigen dalam air dimana proses tersebut dapat berlangsung karena ada sejumlah bakteri. Diperhitungkan selama dua hari reaksi lebih dari sebagian reaksi telah tercapai. BOD adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan semua zat-zat organik yang terlarut maupun sebagian tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana. Nilai ini hanya merupakan jumlah bahan organik yang dikonsumsi bakteri. Penguraian zat-zat organik ini terjadi secara alami. Dengan habisnya oksigen terkonsumsi membuat biota lainnya yang membutuhkan oksigen menjadi kekurangan dan akibatnya biota yang memerlukan oksigen ini tidak dapat hidup. Semakin tinggi angka BOD semakin sulit bagi makhluk air yang membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup.

b. Chemical Oxygen Demand (COD )

Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk lain pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. Metode ini lebih singkat waktunya dibandingkan dengan analisis BOD. Pengukuran ini menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak dipecah secara biokimia. Adanya racun atau logam tertentu dalam limbah pertumbuhan bakteri akan terhalang dan pengukuran BOD menjadi tidak realistis. Untuk mengatasinya lebih tepat menggunakan analisis COD.

(5)

COD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat anorganis dan organis sebagaimana pada BOD. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat organik. Semakin dekat nilai BOD terhadap COD menunjukkan bahwa semakin sedikit bahan anorganik yang dapat dioksidasi dengan bahan kimia. Pada limbah yang mengandung logam-logam pemeriksaan terhadap BOD tidak member manfaat karena tidak ada bahan organik dioksida. Hal ini bisa jadi karena logam merupakan racun bagi bakteri. Pemeriksaan COD lebih cepat tetapi tidak mampu mengukur limbah yang dioksidasi secara biologis. Nilai-nilai COD selalu lebih tinggi dari nilai BOD.

c. Keasaman Air (pH)

Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air buangan yang mempunyai pH tinggi atau rendah menjadikan air steril sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan untuk keperluan biota tertentu. Demikian juga makhluk-makhluk lain tidak dapat hidup seperti ikan. Air yang mempunyai pH rendah membuat air korosif terhadap bahan-bahan kontruksi besi dengan kontak air. Limbah atau air buangan rumah tangga mempunyai pH < 7 atau bersifat asam. Adapun pH yang baik untuk air minum maupun air limbah adalah netral (7).

d. Alkalinitas

Tinggi rendahnya alkalinitas air ditentukan air senyawa karbonat, garam-garam hidroksida, kalsium, magnesium, dan natrium dalam air. Tingginya kandungan zat-zat tersebut mengakibatkan kesadahan dalam air. Semakin tinggi kesadahan suatu air semakin sulit air berbuih. Untuk menurunkan kesadahan air dilakukan pelunakan air. Pengukuran alkalinitas air adalah pengukuran kandungan ion CaCO, ion, Mg bikarbonat dan lain-lain.

(6)

e. Lemak dan Minyak

Kandungan lemak dan minyak yang terkandung dalam limbah bersumber dari instalasi yang mengolah bahan baku mengandung minyak. Lemak dan minyak merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan bakteri. Limbah ini membuat lapisan pada permukaan air sehingga membentuk selaput.

f. Oksigen Terlarut (DO)

Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD. Semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Keadaan oksigen terlarut dalam air dapat menunjukkan tanda-tanda kehidupan ikan dan biota dalam perairan. Kemampuan air untuk mengadakan pemulihan secara alami banyak tergantung pada tersedianya oksigen terlarut. Angka oksigen yang tinggi menunjukkan keadaan semakin baik. Pada temperatur dan tekanan udara alami kandungan oksigen dalam air alami bisa mencapai 8 mg/lt. Aerator salah satu alat yang berfungsi meningkatkan kandungan oksigen dalam air. Lumut dan sejenis ganggang menjadi sumber oksigen karena proses fotosintesis melalui bantuan sinar matahari. Semakin banyak ganggang semakin besar kandungan oksigennya.

g. Klorida

Klorida merupakan zat terlarut dan tidak menyerap. Sebagai klor bebas berfungsi desinfektan tetapi dalam bentuk ion yang bersenyawa dengan ion natrium menyebaban air menjadi asin dan dapat merusak pipa-pipa instalasi.

h. Phospat

Kandungan phospat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya yang dikenal dengan eutrophikasi. Ini terdapat pada ketel uap yang berfungsi untuk mencegah tigginya kadar phospat sehingga tumbuh-tumbuhan dalam air berkurang jenisnya pada gilirannya tidak merangsang pertumbuhan tanaman air. Kesuburan tanaman ini akan menghalangi

(7)

kelancaran arus air. Pada danau suburnya tumbuh-tumbuhan air akan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut.

3. Sifat Biologis

Mikroorganisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dalam semua bentuk air limbah, biasanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/ml. Kebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan proses-proses kehidupan (tumbuh, metabolisme, dan reproduksi).

Secara tradisional mikroorganisme dibedakan menjadi binatang dan tumbuhan. Namun, keduanya sulit dibedakan. Oleh karena itu, Mikroorganisme kemudian dimasukkan kedalam ketegori protista, Status yang sama dengan binatang ataupun tumbuhan. Virus diklasifikasikan secara terpisah. (Ginting, Perdana. 2007)

2.1.4. Baku Mutu Air Limbah

Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan khususnya sungai haruslah memenuhi standar baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik adalah batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu usaha dan/kegiatan. Sesuai dengan lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik,seperti tabel 2.1:

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH - 6-9

BOD mg/l 100

TSS mg/l 100

Minyak dan Lemak mg/l 10

(8)

Dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 di tegaskan bahwa baku mutu tersebut berlaku bagi:

a. Semua Kawasan Pemukiman (Real Estate), Kawasan Perkantoran, Kawasan Perniagaan, Dan Apartemen,

b. Rumah Makan (Restauran) Yang Luas Bangunannya Lebih Dari 1000 Meter Persegi,

c. Asrama Yang Berpenghuni 100 (Seratus) Orang Atau Lebih.

Baku mutu air limbah domestik daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dan apabila baku mutu air limbah domestik daerah belum ditetapkan, maka berlaku baku mutu air limbah domestik secara nasional.

Tabel 2.2 Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Industri Dan Kegiatan Usaha Lainnya Yang Belum Ada Baku Mutunya

NO PARAMETER SATUAN

GOLONGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

I II FISIKA 1 Suhu °C 38 38 2 TDS mg/L 2000 4000 3 TSS mg/L 100 200 KIMIA 1 pH 6,0-9,0

2 Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10

3 Mangan terlarut(Mn) mg/L 2 5 4 Barium (Ba) mg/L 2 3 5 Tembaga (Cu) mg/L 2 3 6 Seng (Zn) mg/L 5 10 7 Khrom heksavalen(Cr') mg/L 0,1 0,5 8 Khrom total (Cr) mg/L 0,5 1 9 Kadmium (Cd) mg/L 0,05 0,10 10 Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,005

(9)

NO PARAMETER SATUAN

GOLONGAN BAKU MUTU AIR LIMBAH

I II 11 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1 12 Timah (Sn) mg/L 2 3 13 Arsen(As) mg/L 0,1 0,5 14 Selenium (Se) mg/L 0,05 0,5 15 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5 16 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6 17 Sianida (CN) mg/L 0,05 0,5 18 Sulfida (H S) mg/L 0,05 0,1 19 Flourida (F) mg/L 2 3

20 Klorin bebas (CI) mg/L 1 2

21 Amoniak bebas (NH-N) mg/L 1 5 22 Nitrat (NO-N) mg/L 20 30 23 Nitrit (NO-N) mg/L 1 3 24 BOD mg/L 50 100 25 COD mg/L 100 250 26 MBAS mg/L 5 10 27 Fenol mg/L 0,5 1 28 Minyak nabati mg/L 5 10 29 Minyak mineral mg/L 10 50 30 Radioaktifitas - -

Sumber:Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 10 Tahun 2004

2.1.5. Aerasi

Aerasi pada prinsipnya yaitu melarutkan udara ke dalam air. Proses aerasi terjadi di alam sekitar, air yang mengalir dari mata air di pegunungan melewati batu– batuan membuatnya terpecah menjadi titik yang lebih kecil, ukuran titik air yang lebih kecil ini mempermudah bercampurnya oksigen dari udara dengan air, proses alami inilah yang membuat air gunung lebih segar diminum dibandingkan dengan air tanah di perkotaan, selain lebih segar proses aerasi telah terbukti efektif dalam mengurangi konsentrasi dari bahan–bahan kimia yang menyebabkan bau seperti telur busuk.

(10)

Aerasi dapat pula melepaskan CO2 terlarut dari air sehingga mengurangi

korosifitasnya. Juga dapat digunakan untuk mengoksidasi Besi (Fe) dan Mangan (Mn) terlarut. Proses alami ini dapat mengalami masalah Fe dan Mn. Fe dan Mn dengan oksidasi dapat berubah menjadi bentuk yang tidak larut (partikel – partikel). Diharapkan dengan sistem aerasi ini limbah domestik dapat teratasi sehingga tidak membahayakan lingkungan sekitar saat dilepas ke badan sungai.

2.1.6. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL )

Limbah domestik yang berasal dari berbagai kegiatan rumah tangga berdampak bagi lingkungan abiotik dan biotik, yang kemudian berdampak pada masyarakat yaitu tercemarnya air tanah dan timbulnya berbagai macam penyakit, maka dari itu air limbah domestik perlu diolah dengan baik. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terkait dengan fasilitas prasarana permukiman sehingga tidak terpisahkan dengan manusia, hunian dan lingkungan. IPAL berfungsi untuk mengendalikan serta mengolah limbah domestik, air limbah domestik dialirkan melalui saluran interceptor dan diolah kemudian dibuang ke sungai dalam keadaan yang sudah memenuhi kriteria. Dengan adanya IPAL diharapkan sungai terbebas dari pencemaran air limbah khususnya limbah domestik.

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap yaitu:

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

(11)

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah

neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,

stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah

coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,

membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.

Air limbah domestik kota Surakarta telah diolah di IPAL–IPAL, diantaranya adalah IPAL Semanggi Surakarta. Diolahnya air limbah domestik dalam IPAL diharapkan dapat mengurangi pencemaran khususnya air dan tanah. Prinsip kerja IPAL adalah mengalirkan air limbah masuk ke dalam rangkaian IPAL yang kemudian dibuang ke badan air atau sungai. Usaha ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pengolahan air limbah domestik menjadi air yang tidak

(12)

mencemari atau sekurang – kurangnya tidak membahayakan lingkungan yang dapat berdampak kepada masyarakat luas. IPAL Semanggi antara lain memiliki beberapa tahap, antara lain:

1. Grit Chamber

2. Bak Ekualisasi 3. Bak Aerasi 4. Bak Sedimentasi 5. Bak Pengering Lumpur

Gambar tahap pengolahan IPAL Semanggi Surakarta berupa gambar desain dan gambar survei dapat dilihat pada Gambar 4.1-4.15. Diharapkan melalui tahap– tahap tersebut menjadikan air limbah domestik menjadi air yang aman dan tidak membahayakan lingkungan.

2.1.7. Waktu Tinggal atau Hydrolic Retention Time (HRT)

Waktu tinggal adalah berapa lama limbah akan menginap didalam sistem pengolahan. lebih lama limbah menginap maka proses pengolahan lebih baik tetapi konstruksi menjadi besar. Sebaliknya bila terlalu cepat maka hanya lewat saja hingga tidak terjadi proses pengolahan.

Dengan rumus pada persamaan 2.1 sebagai berikut:

HRT =

...(2.1)

Menurut Ir. Nusa Idaman Said M. Eng parameter perencanaan waktu tinggal pada IPAL adalah sebagai berikut:

1. Bak pengendap awal = 3-5 Jam

2. Biofilter anaerob = 6-8 Jam

3. Biofilter aerob = 6-8 Jam

(13)

2.2 Dasar Teori

Unit pengolahan air limbah yang digunakan di IPAL Semanggi Surakarta yaitu:

2.2.1 Grit Chamber

Air yang masuk dari jaringan air limbah domestik mengalir secara gravitasi menuju ke unit grit chamber. Bangunan ini berfungsi untuk menangkap pasir endapan dari interceptor, pasir yang kasar akan mengendap secara gravitasi terlebih dahulu pada pasir halus akan mengendap di ujung grit chamber.

Grit Chamber terdiri dari:

1. Bar screen yang berfungsi untuk menyaring ampas, Sampah yang mengapung. Supaya aliran air tidak menghambat, maka pembersihan secara rutin harus dilakukan secara manual untuk mengambil sampah yang menyangkut disaringan dengan garuk bambu.

2. Pompa lumpur yang berfungsi untuk menguras lumpur yang terendapkan 3. Pintu air

4. V notch yang berfungsi untuk mengatur limpasan air menuju bak ekualisasi

2.2.2 Bak Ekualisasi

Bak Ekualisasi berguna untuk meratakan fluktuasi debit harian, terutama pada jam-jam puncak, untuk dapat dipompa secara kontinu ke bak aerasi. Pompa di bak ekualisasi berjumlah 6 buah pompa dan 1 pompa by pass yang dialirkan menuju bak aerasi secara kontinyu 24 jam.

2.2.3 Bak Aerasi

Pada bak aerasi, udara dialirkan dengan tujuan untuk menyampurkan dan menyirkulasikan seluruh isi bak. Selain itu, udara yang dialirkan juga berfungsi sebagai suplai oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme.penyaluran udara blower aerator yang ditempatkan didasar bak. Adanya perputaran rotor tersebut menyebabkan terjadinya pergerakan aliran sehingga kontak dengan udara lebih cepat, menyebabkan pencampuran sempurna antara air dan udara. Rotor mempunyai fungsi untuk menjaga kontinuitas dari aliran sehingga isi saluran tetap dalam keadaan tersuspensi. Udara yang dialirkan merupakan oksigen murni, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan proses yang akan terjadi.

(14)

Di dalam Saluran aerasi berlangsung proses fisis maupun biologis, dimana sebagian kecil bahan organik langsung mengalami oksidasi kimia, tetapi bagian terbesar harus distabilkan oleh aktivitas mikroorganisme yang sudah dibentuk dalam sistem.

Di dalam bak aerasi terdapat bola-bola biofilter yang ditempatkan dibak aerasi tapi dengan cara dikurung pada kotak-kotak kawat. Ini dilakukan supaya bola-bola biofilter tetap pada posisinya masing-masing. Jika dilepaskan begitu saja tidak dapat bekerja maksimal, karena bisa jadi bola tersebut mengapung mengikuti arah air. Material organik dalam air limbah diharapkan dapat melekat pada biofilter,sehingga terjadi pertumbuhan biologis yang melekat (menempel) pada biofilter guna mengasimilasi material organik tersebut. Air yang selesai di bak aerasi dialirkan menuju bak sedimentasi dengan gravitasi dan flok yang mengendap didasar bak aerasi akan dipompa menuju bak pengering lumpur.

2.2.4 Bak Sedimentasi

Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang berbentuk pada unit aerasi dengan gaya berat flok itu sendiri. Bak Sedimentasi terdiri dari:

1. Saluran Pembuang Lumpur 2. Ruang Pengendali Aliran Masuk 3. Pintu Outfall

2.2.5 Bak Pengering Lumpur

Bangunan ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam lumpur atau sebagai alat pengering lumpur yang dihasilkan dari bak sedimentasi.

Di IPAL Semanggi juga dilengkapi peralatan mechanical dan electrical, antara lain:

Mechanical:

1. 4 buah Pompa Limbah 2. 2 buah Pompa Transfer 3. 2 buah Pompa Lumpur

(15)

4. 6 buah Aerator 5. Pipa-pipa 6. Valve-valve

7. Rangka Penahan pompa dan cover manhole

8. Pintu-pintu air limbah

Electrical:

1. Main Distribusi Central Panel (MDP), Panel-panel control pompa 2. Kabel-kabel

3. Karakteristik Listrik 4. 1 buah Generator Set

Alat – alat tersebut digunakan untuk menunjang proses pengolahan air limbah di IPAL Semanggi agar proses pengolahan limbah dapat berjalan lebih maksimal.

Gambar

Tabel  2.2  Baku  Mutu  Air  Limbah  Bagi  Kegiatan  Industri  Dan  Kegiatan  Usaha  Lainnya Yang Belum Ada Baku Mutunya

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat telah dilakukan di aula Kantor Desa.Sungai Bunggur Kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 16 Juli 2020 dengan pertemuan

Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam pembangunan di Desa Batu Lidung belum dilaksanakan dengan baik bila dilihat berdasarkan tugas pokok dan

Sehingga bisa menentukan rencana strategis yang benar- benar efektif, melaksanakannya dan dapat dengan cepat melihat perubahan yang terjadi secara tepat

Pada tanggal 23 November 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp 150.000.000.000. Pada tanggal 23 Juni 2011

Kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui 3 langkah:..

Sedangkan metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Wawancara; yaitu percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak

Hasil Logical Framework Analysis (LFA) Bertolak dari hasil penelitian dan LFA untuk ternak itik petelur di Desa Kamayahan Kecamatan Amuntai Utara Kabupaten Hulu

DAFTAR KEGIATAN-KEGIATAN YANG BELUM DISELESAIKAN SAMPAI AKHIR TAHUN DAN DIANGGARKAN KEMBALI DALAM TAHUN ANGGARAN BERIKUTNYA. TAHUN ANGGARAN 2015 1 2 REALISASI TAHUN 2013 REALISASI