1
1
Informasi Epidemiologi
Upaya Penanggulangan HIV-AIDS
Dalam Sistem Kesehatan
Sutjipto
PKMK FK UGM
Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216
3
EPIDEMIOLOGY
(Definisi )
1. Ilmu yang mempelajari kejadian, penyebaran
dan determinan atau faktor-2 penentu status
kesehatan dan penyakit pada kelompok dan
populasi manusia (J.H. Abramson )
2. Studi tentang penyebaran dan determinan
dari kesehatan hubungannya dengan status
kesehatan atau kejadian penyakit pada
populasi tertentu dan penerapan hasil studi
untuk mengendalikan masalah kesehatan
(Dictionary of epidemiology)
Faktor determinan :
- Host
- Agent
- Environment
Penyebaran Penyakit
- Orang
3
5
Epidemiologi penting ?
- Penting, karena penyakit pada manusia
tidak tersebar dan terbagi begitu saja
secara acak tetapi ada faktor penyebab.
6
7
Bagaimana caranya ?
Faktor penyebab ini dapat diidentifikasi
melalui pengamatan secara sistematik
dan terus menerus menurut faktor
determinan dan distribusi penyakit dan
masalah kesehatan.
SURVEILANS
Surveilans (WHO)
• surveilans adalah proses pengumpulan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data
secara sistematik dan terus menerus
serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat
5
9
Surveilans
(Kepmenkes RI No. 1116,
2003)
• surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
10
11
• Surveilans adalah sistem pengumpulan
informasi yang diperlukan untuk advokasi,
mendisain, merencanakan dan mengevaluasi
kegiatan kesehatan masyarakat
• Surveilans harus berperan untuk mengetahui
besarnya masalah dan menyediakan informasi
yang dapat dipercaya, tepat waktu dan tepat
guna untuk melakukan tindakan
Fungsi Surveilans
• Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan merupakan subsistem
dari SIKNAS, yang mempunyai
fungsi strategis sebagai intelijen dan
mampu berkontribusi dalam
7
13
Informasi
• Data yang telah dikumpulkan, diolah, di
analisis, di interpretasi sehingga dapat
dipergunakan dalam prose pengambilan
keputusan.
• Relevan, cepat dan tepat.
14
15
Surveilans HIV-AIDS
Tujuan Umum :
• Tujuan surveilans HIV/AIDS adalah untuk
memperoleh gambaran epidemiologi
tentang infeksi HIV/AIDS di Indonesia
untuk keperluan perencanaan,
9
17
Tujuan Khusus :
• Mengetahui prevalensi infeksi HIV/AIDS pada kelompok sub populasi tertentu yaitu pada kelompok berperilaku risiko tinggi dan perilaku risiko rendah
• Memantau kecenderungan infeksi HIV/AIDS berdasarkan waktu, tempat dan orang.
• Penyebaran Infeksi HIV/AIDS pada kelompok–kelompok sub populasi tertentu
• Memantau dampak program.
• Menyediakan data untuk proyeksi kasus HIV / AIDS di Indonesia.
• Menggunakan data prevalensi untuk keperluan advokasi.
• Menyediakan informasi untuk perencanaan pelayanan kesehatan.
18
Manfaat Surveilans HIV/AIDS
• Melakukan pengamatan dini yaitu Sistem
Kewaspadaan Dini (SKD) HIV/AIDS di
Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan
lainnya dalam rangka mencegah Kejadian Luar
Biasa (KLB) HIV/AIDS.
19
Surveilans HIV/AIDS(
Menurut KPAN)
• Surveilans HIV : Kementerian Kesehatan menetapkan surveilans
HIV dilakukan sekali setahun terhadap WPS
Surveilans HIV perlu diperluas ke semua populasi kunci misal pada ibu hamil pada area geografis tertentu sesuai dengan tingkat epidemi.
• Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP) : STBP telah
dilakukan pada beberapa provinsi prioritas.
STBP perlu dilakukan secara konsisten pada semua provinsi prioritas
• Survei PMS : Kegiatan ini dapat diintegrasikan ke dalam STBP
• Survei resistensi ARV
• Estimasi jumlah ODHA
• Estimasi jumlah populasi kunci
• Surveilans HIV atau sero-surveilans HIV adalah
upaya pengumpulan data tentang infeksi HIV
yang dilakukan secara berkala.
• Surveilans HIV adalah langkah yang ditempuh
untuk mengetahui prevalensi di kalangan
tertentu pada kurun waktu tertentu
• Siapa sasaran Surveilans HIV : ibu hamil,
pengguna narkoba, penderita IMS ?
• Pada tempat dimana sampel darah diambil utk
pemeriksaan rutin untuk tujuan lain
11
21
STBP
• Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan surveilans yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1996 dan secara berkala dilakukan di tahun 2002, 2004, 2007 dan 2009.
• STBP 2011 dilaksanakan di 22 kab/kota pada 11 provinsi yaitu Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua
22
Tujuan STBP :
• menentukan kecenderungan prevalensi Gonorrhea, Klamidia, Sifilis, dan HIV di antara populasi paling berisiko,
• menentukan kecenderungan tingkat pengetahuan ,persepsi dan perilaku tentang penularan dan pencegahan HIV pada populasi paling berisiko , • mengukur cakupan intervensi program
23
Fungsi STBP
• Bagian dari Sistem Surveilans HIV
• Mengetahui trend prevalensi HIV dan IMS pada populasi paling berisiko
• Memantau cakupan intervensi program
pengendalian HIV dan IMS pada populasi paling berisiko
• Mengetahui trend tingkat pengetahuan, persepsi dan perilaku tentang penularan dan pencegahan HIV pada populasi paling berisiko
Survei PMS
13
25
PMS dan HIV
• PMS merupakan ko-faktor penularan HIV
• Penderita PMS lebih rentan terhadap HIV
• Penderita PMS serta HIV akan lebih
mudah menularkan ke orang lain
• Pengidap HIV menjadi rentan terhadap
berbagai penyakit termasuk PMS
• Pengidap HIV yang juga PMS akan lebih
cepat menjadi AIDS
26 • Tantangan utama setiap jenis surveilans HIV terdiri dari
masalah etika, organisasi dan atau pendanaan. • Masalah etika utama sehubungan dengan surveilans
HIV berkisar mengenai penggunaan metoda unlinked anonymous atau blinded,
• Kurangnya pengertian di antara pembuat kebijakan mengenai pentingnya surveilans sebagai alat
perencanaan dan evaluasi
27
Informasi Strategis HIV-AIDS
di Indonesia
Kasus HIV dan AIDS
15
29
Kasus HIV Menurut Golongan Umur
Th. 2010 – 2014 (s/d September)
30
31
Kasus HIV Menurut Faktor Risiko
Th. 2010 – 2014 (s/d September)
17
33 Proporsi Kumulatif AIDS Yang Dilaporkan Menurut Gol
Umur Th. 1987 – 2014 (s/d September)
34 Proporsi Kumulatif AIDS Yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
35 Kumulatif AIDS Yang Dilaporkan Menurut Jenis Pekerjaan
Th. 1987 – 2014 (s/d September)
19
37 10 Provinsi yang Melaporkan Kumulatif AIDS Terbanyak
Th. 1987 – 2014 (s/d September)
38 10 Provinsi dengan Prevalence AIDS (per 100.000
39
Case Fatalty Rate AIDS Yang Dilaporkan
Th. 2000 – 2014 (s/d September)
PROGRAM PENGENDALIAN HIV &
AIDS
SEKTOR KESEHATAN
1. Peningkatan Pengetahuan dan Pemahaman Masyarakat 2. Pengendalian PMS
3. Pengurangan Dampak Buruk 4. Layanan Konseling dan Testing HIV
5. Pengamanan Darah Donor dan Produk Darah 6. Kolaborasi TB-HIV
7. Pencegahan Infeksi HIV dari Ibu ke Anaknya 8. Program Kewaspadaan Universal
9. Perawatan dan Pengobatan AIDS 10. Pelayanan Kefarmasian
11. Diagnostik Penunjang
12. Program Dukungan Gizi bagi ODHA
13. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut yang berkaitan dengan HIV & AIDS 14. Penguatan Informasi Strategis
21
41
Isu Strategis terkait Surveilans HIV-AIDS
• Apakah data dan informasi HIV-AIDS valid, dimana masalahnya
• Apakah pelayanan HIV-AIDS sudah menjangkau semua populasi berisiko
• Apakah program kolaborasi TB-HIV sudah optimal • Apakah proses perencanaan dan proses pengambilan
keputusan sudah memanfaatkan data surveilans HIV-AIDS
• Apakah unlinked anonymous berdampak negatif dalam
pengendalian HIV-AIDS
• Stigma tentang HIV/AIDS di masyarakat, bagaimana menguranginya?