URAIAN TUGAS PETUGAS SURVEILANS
1. Menyusun rencana kegiatann surveilans berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan kegiatan surveilans meliputi pengumpulan data penyakit, penyelidikan epidemiologi, penanganan KLB dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
3. Mengevaluasi hasil kegiatan surveilans secara keseluruhan.
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
Pengertian
Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan/intelligent untuk memata-matai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan. Menurut The Centers for Disease Control (CDC) Surveilans kesehatan masyarakat adalah “The on-going systematic Collection, analysis and interpretation of Health data essential to the planning, implementation, and evaluation of public health practice, closely integrated with the timely dissemination of these data to those who need to know. The final link of the surveillance chain is the application of these data to prevention and control.
Surveilans merupakan salah satu kegiatan di bidang kesehatan yang memberikan informasi awal mengenai kejadian suatu penyakit. Surveilan bisa diibaratkan ujung tombak, mata-mata ataupun spion untuk mengamati suatu fenomena. Dimana fenomena ini merupakan titian garis merah yang akan membuka suatu misteri kejadian untuk menentukan tindak lanjut yang akan diambil untuk memecahkan suatu permasalahan. Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari suveilans :
Menurut WHO dalam www.surveilan.org, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu di kembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.
Sedangkan menurut Last (2001), surveilan epemiologi adalah : Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. (www.surveilan.org)
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota, Propinsi dan Pusat.
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana terintegrasi dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar program, sehingga perlu dikembangkan subsistem surveilans epidemiologi kesehatan yang terdiri dari Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan(Kepmenkes) No. 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu, Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit di Puskesmas meliputi kolera, diare, diare berdarah, tifus perut klinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC paru, kusta PB, kusta MB,campak, difteri, batuk rejan, tetanus,AFP, hepatitis klinis, malaria klinis, malaria vivax, malaria falsifarum, malaria mix , demam berdarah dengue, demam dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan influenza.
Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular antara lain :
Hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner
Diabetes Melitus
Neoplasma
Penyakit paru obstruksi kronis
Gangguan mental
Masalah kesehatan akibat kecelakaan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan. Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku, meliputi:
Sarana air bersih
Tempat-tempat umum (TTU)
Pemukiman dan lingkungan perumahan
Limbah industri, rumah sakit
Vektor penyakit
Kesehatan dan keselamatan kerja
Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain, termasuk infeksi nasokomial
Perilaku merokok
Pola makan diet
Aktivitas fisik
Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu. Surveilan epidemiologi masalah kesehatan, meliputi:
SKPG (sistem kewaspadaan pangan dan gizi)
Kekurangan Gizi mikro (kekurangan yodium, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A)
Kekurangan Gizi makro (Gizi kurang, Gizi buruk)
Gizi lebih
Kesehatan ibu dan anak (termasuk kesehatan reproduksi)
Usia lanjut
Penyalahgunaan napza
Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetik dan alat kesehatan
Kualitas makanan dan bahan makanan tambahan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor resiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra. Survelans epidemiologi masalah matra, meliputi:
Kesehatan haji
Kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
Kesehatan matra laut dan udara
KLB penyakit dan keracunan
Manfaat Surveilans Puskesmas
Adapun manfaat Surveilans Epidemiologi adalah:
Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
Identifikasi factor risiko dan penyebab lainnya
Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa datang
Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas sasaran program pada tahap perencanaan
Kegiatan Pokok Surveilans Puskesmas
Pengumpulan data
Tabulasi dan analisis data
Penyebarluasan hasil dan informasi
Sumber data Surveilans Puskesmas
1. Laporan (catatan/registrasi) o Kematian
o Kesakitan o Laboratorium
o Kejadian Luar Biasa/Wabah o Kasus individu
o Laporan penelitian (eksperimen atau observasi)
2. Survei khusus terhadap penyakit tertentu atau screening 3. Laporan vector binatang (reservoir)
4. Data lingkungan (sanitasi, geografi termasuk curah hujan, ketinggian, dll) 5. Data penduduk (termasuk social budaya, komposisi umur, dll)
Pengumpulan dan Pengolahan Data. Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan
mengolah data STP Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan & register rawat inap di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tidak termasuk data dari unit pelayanan bukan
puskesmas dan kader kesehatan. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan untuk bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.
Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut. Unit surveilans Puskesmas melaksanakan
analisis bulanan terhadap penyakit potensial KLB di daerahnya dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dan grafik kecenderungan penyakit mingguan, kemudian menginformasikan hasilnya kepada Kepala Puskesmas, sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan dini penyakit potensial KLB di Puskesmas. Apabila ditemukan adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit potensial KLB tertentu, maka Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi dan menginformasikan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program. Puskesmas memanfaatkan hasilnya sebagai bahan profil tahunan, bahan perencanaan Puskesmas, informasi program dan sektor terkait serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Umpan Balik. Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi
laporan dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu di daerah kerjanya
Laporan. Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana formulir PWS KLB. Setiap bulan, Puskesmas mengirim data STP Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit dan variabelnya sebagaimana formulir STP.PUS. Pada data PWS penyakit potensial KLB dan data STP Puskesmas ini tidak termasuk data unit pelayanan kesehatan bukan puskesmas dan data kader kesehatan. Setiap minggu, Unit Pelayanan bukan Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dasar Hukum Surveilans
UU Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang KesehatanPP Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
PP Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan pemerintah propinsi sebagai daerah otonom
Permenkes Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1984 tentang jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah
Permenkes Nomor 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang pedoman penyelenggaraan sistem kewaspadaa dini kejadian luar biasa (KLB) Permenkes Nomor 356/Menkes/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kepmenkes Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 tentang persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga
Kepmenkes Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan Kepmenkes Nomor/1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi