• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam tema berbagai pekerjaan kelas IV sekolah dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam tema berbagai pekerjaan kelas IV sekolah dasar."

Copied!
304
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya model pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah dasar. Penelitian ini juga dilatarbelakangi adanya teori bahwa penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif.

Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan desain nonequivalent control group. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N Candirejo 1 dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan postest dilakukan dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Prosedur analisis penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis (normalitas dan homogenitas), dan uji hipotesis menggunakan independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 64,86; Standar Error of Mean = 2,389) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 75,77; Standar Error of Mean = 2,847). Perbedaan ini signifikan dengan perhitungan independent t-test menunjukkan tingkat/derajat singnifikansi 0,005 (≤0,05). Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif.

(2)

ABSTRACT

The background of the study was caused by the lack of learning model in improving the students’ achievement in elementary school. Besides, there was a theory that the implementation of reflective pedagogical paradigm learning model is adequate to improve the students’ achievement. The objective of this study was to know the differences of students’ achievement over Reflective Pedagogical Paradigm implementation.

The type of the research applied in this study was a quasi experimental which the design was nonequivalent control group. The population of the research was all the 4th grade students of SD N Candirejo 1. The sample of the research was divided into experimental group and control group. The experimental group was the 4th A and the control group was the 4th B. The collected data were obtained from the pretest and posttest that were done by 11 multiple choices that have been tested for the validity and reliability. The procedure of research analysis was the prerequisite test analysis (normality and homogeneity), and the hypothesis test was using independent t-test that was supported by Microsoft Excel andStatistical Product and Service Solutions (SPSS).

The study reports thatthe mean score of the posttest in the control group was lower (Mean = 64,86; Standart Error of Mean = 2,389) than the posttest score in the experimental group (Mean = 75,77; Standart Error of Mean = 2,847).There wassignificance with theindependent t-test shows thesignificant level 0,005 (≤ 0,05). It can be said that there was significant difference in the students’ achievement over the Reflective Pedagogical Paradigm implementation.

(3)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

DALAM TEMA BERBAGAI PEKERJAAN KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh : Hendri Setiawan NIM : 111134069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

DALAM TEMA BERBAGAI PEKERJAAN KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh : Hendri Setiawan NIM : 111134069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang berlimpah dalam setiap proses yang telah peneliti tempuh

2. Bapak Judaeni dan Ibu Maryanti yang selalu mendoakan dan memberi semangat

3. Kakak Anik Pratiwi dan Feri 4. Yang tercinta Astri Perwitasari

5. Teman-teman kelompok skripsi payung 6. PGSD kelas C 2011

7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011

(8)

MOTTO

Fa inna ma’al ‘usri yusra(n).

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyrah: 5)

Sesulit apa pun cobaan dan hambatan dalam berjuang pasti ada jalan keluarnya”

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skrispi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Maret 2017

Peneliti

Hendri Setiawan

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Hendri Setiawan

Nomor Mahasiswa : 111134069

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Relektif Dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar beserta perangkat yang diperlukan, dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpannya, mengalihkannya, dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 23 Maret 2017 Yang menyatakan

Hendri Setiawan

(11)

ABSTRAK

Setiawan, H. (2017). Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya model pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah dasar. Penelitian ini juga dilatarbelakangi adanya teori bahwa penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif.

Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan desain nonequivalent control group. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N Candirejo 1 dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan postest dilakukan dengan menggunakan 11 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Prosedur analisis penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis (normalitas dan homogenitas), dan uji hipotesis menggunakan independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).

Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah (Mean = 64,86; Standar Error of Mean = 2,389) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 75,77; Standar Error of Mean = 2,847). Perbedaan ini signifikan dengan perhitungan independent t-test menunjukkan tingkat/derajat singnifikansi 0,005 (≤0,05). Dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif.

Kata Kunci : Prestasi belajar, Paradigma Pedagogi Reflektif

(12)

ABSTRACT

Setiawan, H. (2017). The Differences of Students’ Achievement Over Reflective Pedagogical Paradigm Implementation in Various Themes of the 4th Grade in Elementary School. Yogyakarta.UniversitasSanata Dharma.

The background of the study was caused by the lack of learning model in improving the students’ achievement in elementary school. Besides, there was a theory that the implementation of reflective pedagogical paradigm learning model is adequate to improve the students’ achievement. The objective of this study was to know the differences of students’ achievement over Reflective Pedagogical Paradigm implementation.

The type of the research applied in this study was a quasi experimental which the design was nonequivalent control group. The population of the research was all the 4th grade students of SD N Candirejo 1. The sample of the research was divided into experimental group and control group. The experimental group was the 4th A and the control group was the 4th B. The collected data were obtained from the pretest and posttest that were done by 11 multiple choices that have been tested for the validity and reliability. The procedure of research analysis was the prerequisite test analysis (normality and homogeneity), and the hypothesis test was using independent t-test that was supported by Microsoft Excel andStatistical Product and Service Solutions

(SPSS).

The study reports that the mean score of the posttest in the control group was lower (Mean = 64,86; Standart Error of Mean = 2,389) than the posttest score in the experimental group (Mean = 75,77; StandartError of Mean = 2,847). There was significance with the independent t-test shows the significant level 0,005 (≤ 0,05). It can be said that there was significant difference in the students’ achievement over the Reflective Pedagogical Paradigm implementation.

Keywords: learning achievement,reflective pedagogical paradigm.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skrispi yang berjudul “ PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM TEMABERBAGAI PEKERJAAN KELAS IV SEKOLAH DASAR “ ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Drs. YB. Adimassana, M.A Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Th. Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan selama proses penyusuna skripsi ini

6. Para Dosen ahli yang telah memberikan konstribusi dalam penelitian ini. 7. Sahil, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SD N Candirejo 1 Borobudur

(14)

8. Titik Robiyatun, S.Pd.SD Selaku guru kelas IVA SD N Candirejo 1 Borobudur yang telah memberikan dukungan serta izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVA

9. Pardi, S.Pd.SD Selaku guru kelas IVB SD N Candirejo 1 Borobudur yang telah memberikan dukungan serta izin pada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IVB

10. Siswa kelas IV A dan IV B SD N Candirejo 1 Borobudur yang bersedia bekerjasama dalam penelitian ini

11. Kedua orang tua, Bapak Judaeni dan Ibu Maryanti yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti dalam segala kondisi

12. Kakak Anik Pratiwi dan Feri yang telah mendukung dan memberikan semangat kepada peneliti

13. Yang tercinta Astri Perwitasari yang selalu memberikan semangat, doa dan motivasi kepada peneliti

14. Kelompok bermain K3U Ichwan, Yoga, Andi, Roni, Danang, Mita, Ninik, Nurul, Alun, Ummy, dan Dista yang selalu memberikan semangat dan doa 15. Teman kolaboratif Fransisca Romana Eka Ratnasari, Anggun Nisa Dwi

Taurizky, Rita Arum Kusuma, dan Artya Yogi Pramana yang selalu memberikan bantuan, semangat dan doa

16. Teman- teman kelas C angkatan 2011 yang memberikan semangat dan dukungan untuk peneliti

17. Segenap pihak yang telah membantu, peneliti tidak dapat menyebutkan satu persatu

(15)

Peneliti mengharap adanya saran, masukan, maupun kritik demi perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 23 Maret 2017

Peneliti

Hendri Setiawan

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

(17)

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka... 8

a. Prestasi Belajar ... 8

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 9

1. Faktor Internal ... 9

2. Faktor Eksternal ... 10

c. Fungsi Prestasi Belajar ... 10

b. Paradigma Pedagogi Reflektif ... 12

a. Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif ... 14

b. Kekuatan dan Kelemahan PPR... 17

c. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)... 18

c. Kurikulum 2013 ... 20

a. Pengertian Kurikulum 2013 ... 20

b. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 22

c. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 ... 27

d. Pembelajaran Tematik ... 29

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 29

b. Landasan Pembelajaran Tematik ... 29

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 31

d. Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 34

(18)

C. Kerangka Berpikir ... 37

D. Hipotesis Penelitian... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Jenis Penelitian... 41

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel ... 46

D. Variabel Penelitian dan Data Penelitian... 47

1. Variabel Bebas ... 48

2. Variabel Terikat ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Dokumentasi ... 49

2. Wawancara ... 49

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 51

1. Tes ... 51

2. Non Tes ... 52

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 54

1. Uji Validitas Instrumen ... 54

a. Validitas Isi ... 55

b. Validitas Muka ... 59

c. Validitas Konstruk ... 60

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 66

3. Indeks Kesukaran (IK) ... 68

H. Teknik Analisis Data ... 70

(19)

1. Null Hypothesis ... 71

2. Mengorganisasi Data ... 72

a. Data Coding ... 72

b. Data Editing ... 72

c. Data Entry ... 73

d. Data Cleaning ... 73

3. Menentukan Taraf Signifikansi ... 73

4. Uji Prasyarat Analisis Skor Pretest dan Posttest ... 74

a. Uji Prasyarat Analisis Skor Pretest... 74

1) Uji Normalitas Skor Pretest... 74

2) Uji Homogentitas Skor Pretest ... 76

3) Uji Independent t-test Skor Pretest... 78

b. Uji Prasyarat Analisis Skor Posttest ... 79

1) Uji Normalitas Skor Posttest ... 79

2) Uji Homogenitas Skor Posttest ... 81

3) Uji Hipotesis Skor Posttest ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 85

A. Deskripsi Penelitian ... 85

B. Hasil Penelitian ... 88

1. Hasil Uji Prasyarat Skor Pretest... 92

a. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest ... 92

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 98 c. Hasil Uji Independent t-test Skor Pretest ...

xvi

(20)

2. Hasil Uji Prasyarat Skor Posttest ... 102

a. Hasil Uji Normalitas Skor Posttest ... 102

b. Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 109

c. Independent t-test ... 110

C. Pembahasan ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Keterbatasan Penelitian ... 120

C. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

LAMPIRAN... 124

(21)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 22

Tabel 2.2 Dampak Pengembangan Kurikulum 2013 ... 25

Tabel 2.3 Penyempurnaan Perumusan Kurikulum 2013... 26

Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data ... 44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ... 52

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ... 54

Tabel 3.4 Kriteria Hasil Validasi RPP ... 56

Tabel 3.5 Hasil Validasi RPP... 57

Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Pretest dan Posttest ... 59

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Uji Validitas Empiris... 61

Tabel 3.8 Perbandingan r Hitung dan r Tabel ... 64

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas... 65

Tabel 3.10 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 67

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 68

Tabel 3.12 Kategori Indeks Kesukaran Soal ... 69

Tabel 3.13 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal... 70

Tabel 4.1 Daftar Kegiatan saat Penelitian ... 87

Tabel 4.2 Diskripsi Hasil Pretest dan Posttest... 88

Tabel 4.3 Skor Pretest dan Posttest ... 90

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 93 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest

(22)

Kelompok Eksperimen ... 96 Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 99 Tabel 4.7 Hasil Uji Independent t-test ... 101 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Kontrol... 103 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen 106 Tabel 4.10 Hasil Uji Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest ... 110 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test ... 112 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test ... 112

(23)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Langkah-Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif ... 14 Gambar 2.2 Skema Penelitian yang Relevan ... 36 Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir ... 39 Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 42 Gambar 3.2 Rumus Korelasi ... 62 Gambar 3.3 Rumus Cronbach’s Alpha ... 66 Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran ... 69 Gambar 3.5 Rumus Kolmogorov Sminorv ... 75 Gambar 3.6 Rumus Lavene’s Test ... 77 Gambar 3.7 Rumus Kolmogorov Sminorv ... 80 Gambar 3.8 Rumus Independent t-test... 83 Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok

Kontrol dan Eksperimen ... 91 Gambar 4.2 Histogram Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 95 Gambar 4.3 P-P Plot Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 95 Gambar 4.4 Histogram Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 97 Gambar 4.5 P-P Plot Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 97 Gambar 4.6 Histogram Skor Posttest Kelompok Kontrol ... 105 Gambar 4.7 P-P Plot Skor Posttest Kelompok Kontrol ... 105 Gambar 4.8 Histogram Skor Posttest Kelompok Eksperimen... 107 Gambar 4.9 P-P Plot Skor Posttest Kelompok Eksperimen ... 108

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Permohonan Izin dan Bukti Telah Melakukan

Penelitian ... 124 Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ... 126 Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ... 189 Lampiran 4 Hasil Validasi RPP ... 223 Lampiran 5 Hasil Validasi Soal ... 235 Lampiran 6 Soal Validitas Konstruk ... 238 Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest ... 241 Lampiran 8 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest dan Posttest

Siswa Eksperimen ... 243 Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest dan Posttest

Siswa Kontrol ... 246 Lampiran 10 Hasil Wawancara ... 248 Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Muka ... 249 Lampiran 12 Hasil Refleksi Siswa ... 250 Lampiran 13 Keterangan Penilaian Conscience/Afektif... 254 Lampiran 14 Tabulasi Soal Validitas Konstruk ... 256 Lampiran 15 Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest

Eksperimen... 267 Lampiran 16 Tabulasi Data Mentah Pretest dan Posttest

Kontrol ... 269

(25)

Lampiran 17 Analisis skor Pretest dan Posttest kelompok kontrol dan Eksperimen ... 271 Lampiran 18 Foto-foto... 295

(26)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Model pembelajaran di sekolah khususnya SD masih belum terlaksana secara maksimal. Alasannya adalah tingkat antusias siswa masih kurang sehingga penggunaan model dan Rencana Pelaksanaan Pembelejaran (RPP) kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran di dalam kelas masih kurang dimanfaatkan oleh guru. Dalam hal ini model pembelajaran yang akan diterapkan adalah paradigma pedagogi reflektif (PPR). PPR adalah sebuah model pembelajaran yang lebih menekankan pada refleksi, guna menunjang hasil belajar yang diharapkan. Terdapat tiga tujuan dalam model pembelajaran PPR, yaitu competence, conscience, dan compassion. Competence adalah kemampuan untuk meningkatkan kompetensi antara siswa dengan didampingi oleh guru. Concscience adalah kemampuan untuk melatih kepekaan antara siswa dengan guru, dan compassion adalah kemampuan untuk menumbuhkan sikap tenggang rasa dengan sesama.

Penulis menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), dengan tujuan siswa bisa memahami dan mengikuti

(27)

pembelajaran sesusai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Model yang penulis gunakan sudah dipertimbangkan terlebih dahulu, karena penerapan PPR cukup efektif membantu pemahaman siswa dalam belajar. Pemahaman seorang siswa begitu penting guna menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Pemahaman merupakan kemampuan yang umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Poesprodjo (1987), pemahaman adalah bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam diri pada situasi atau dunia orang lain. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya di dalam orang lain. Proses pemahaman merupakan syarat mendasar suatu kegiatan belajar mengajar, apabila proses memahami saja masih rendah, maka akan mempengaruhi proses belajar mengajar.

(28)

membandingkan dua kelompok atau dua kelas, yaitu sebuah kelompok eksperimen dengan pengukuran yang berulang atau pemberlakuan kelompok kontrol yang tidak ekuivalen dengan kelompok eksperimen karena ketiadaan randomisasi. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik memiliki kesamaan dalam memberikan pengalaman yang bermakna. Ketiga model pembelajaran ini akan diterapkan di kelas IV dengan jumlah 2 kelas.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Candirejo 1 Magelang, yang merupakan SD inti di wilayah magelang. Lebih lanjut peneliti melakukan tahap wawancara dengan guru kelas IV terlebih dahulu. Melalui wawancara tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwa di kelas IV mengalami permasalahan prestasi belajar beberapa siswa yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Selanjutnya peneliti melakukan observasi langsung untuk mengetahui situasi dan proses belajar di dalam kelas.

(29)

bentuk aksi dan menerapkan dalam kehidupan berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh.

Melalui penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang dilakukan pada siswa kelas IV di SDN Candirejo, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menunjukkan perbedaan prestasi belajar dengan model pembelajaran yang digunakan sebelumnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Perbedaan Prestasi Belajar Siswa atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar.

B. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti tidak menjadi terlalu luas, maka perlu ditetapkan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah ini disesuaikan dengan kemampuan penulis, baik dari segi waktu, tenaga dan biaya. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Penelitian ini hanya permasalahan pada perbedaan peningkatan prestasi

belajar siswa atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013. Peneliti mengambil materi pembelajaran dengan tema 4 “Berbagai Pekerjaan” subtema 3 “Pekerjaan Orangtuaku”.

(30)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar pada siswa kelas IV SDN Candirejo 1 atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada tema “ Berbagai Pekerjaan?”

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Candirejo 1 atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada tema “ Berbagai Pekerjaan”.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengikuti proses pelajaran. Meningkatkan hasil belajar siswa agar sesusai dengan kriteria kelulusan minimal (KKM).

(31)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru utnuk menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Menambah pengetahuan bagi guru tentang strategi dan metode belajar mengajar pada pembelajaran tematik.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan memupuk rasa percaya diri pada siswa sehingga menjadi lebih berkembang. Penerapan model Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada pembelajaran tematik, siswa SD memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata kepada peneliti untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih tentang penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

F. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

(32)

pengembangan hidup sesuai dengan nilai-nilai kehidupan, aksi dan pengalaman. Dalam hal ini peserta didik diberikan pengalaman yang dibagi menjadi dua yaitu pengalaman langsung yang bersumber dari pengalaman peserta didik, dan pengalaman tidak langsung berupa melihat, membaca dan mendengar.

2) Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan belajar siswa yang telah diukur melalui tes dan penilaian.

3) Pembelajaran Tematik

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II ini akan dibahas berupa landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

A. Kajian Pustaka - Prestasi Belajar

.2 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hal-hal menyangkut pengetahuan yang berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Pendapat dikemukakan oleh Mulyasa (2013:189) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Seseorang yang memiliki prestasi belajar yang baik, maka mempunyai potensi hasil belajar yang baik. Selanjunya Arifin (2009:12) menjelaskan prestasi belajar merupakan suatu masalah yang besifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang retang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Sudjana (2004:23) menyatakan bahwa diantara ketiga ranah ini yakni kognitif, rafektif, dan psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah untuk mengetahui hasil pemahaman siswa. Hasil pengukuran belajar inilah yang akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan

(34)

pengajaran yang telah dicapai. Pengukuran hasil belajar harus mencakup karakteristik penilaian sebagai berikut:

1) Penilaian untuk domain sikap yang meliputi keimanan, akhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab.

2) Penilaian untuk domain pengetahuan memiliki pengetahuan factual dan konseptual, teknologi, seni, budaya dan wawasan kebangsaan.

3) Penilaian untuk domain keterampilan ini mencakup kemampuan berpikir efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret. 4) Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap

proses dan hasil belajar siswa.

.3 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Masalah yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) cara guru mengajar; (b) sarana dan prasarana sekolah; (c) lingkungan keluarga dan sosial; dan (d) sikap peserta didik. Winkel (1991:200) menyebutkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu itu faktor internal dan faktor eksternal. Berikut uraian faktor internal maupun faktor eksternal:

 Faktor Internal Belajar

(35)

masalah-masalah belajar yang dapat muncul berhubungan dengan karakteristik siswa, sikap, minat, motivasi dan rasa percaya diri pada siswa. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi proses belajar yang berakibat meningkat atau menurunnya hasil belajar. Untuk dapat memahami kesulitan proses belajar yang disebabkan faktor internal, hendaknya guru atau orang tua memahami dengan baik pemecahan masalah pada individu peserta didik.

 Faktor Eksternal Belajar

Proses belajar disamping ditentukan oleh faktor-faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, turut dipengaruhi juga oleh faktor-faktor eksternal. Faktor eksternal adalah kondisi yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa berasal dari luar. Faktor-faktor eksternal tersebut ialah faktor guru, lingkungan (keluarga dan sosial), sarana dan prasarana, dan kurikulum sekolah. Pada berbagai kegiatan pembelajaran lain kita dapat melihat berbagai contoh nyata, tidak sedikit siswa yang sebelumnya memiliki prestasi belajar yang rendah mampu merubah menjadi lebih baik. Karena guru mampu merencanakan kegiatan belajar dengan baik.

.4 Fungsi Prestasi Belajar

(36)

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas penegtahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inivasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator internal dan eksternal dari suatu instuti pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dalam dijadikan indikator tingkat pruduktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5) Pretasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

(37)

pembelajaran melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai. Di dalam prestasi belajar terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yakni faktor internal (faktor diri) dan faktor eksternal yang digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial . Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar ,fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

- Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR )

(38)

dari reflektif merupakan langkah pengalaman, refleksi, dan aksi menawarkan bermacam-macam cara dalam membentuk pribadi siswa. Melalui pola pikir tersebeut siswa diharapkan mampu merefleksikan secara keyakinan sendiri (Tim Redaksi Kanisius, 2008:40).

PPR merupakan model pembelajaran dengan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan sikap yang perlu di peroleh siswa selama proses pembelajaran dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sehingga siswa mampu merefleksikannya. PPR terdapat tiga indikator yaitu aspek 3C (competence, conscience, dan compassion). Competence merupakan kemampuan penguasaan kompetensi secara utuh yang disebut juga dengan kemampuan kognitif (Subagya, 2010). Berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal dalam proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh peserta didik cenderung ramai, senang mengobrol dengan teman, serta kurang mendengarkan pendidik dalam menerangkan materi ajar saat pembelajaran. Sehingga peserta didik cenderung tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas maka akibatnya prestasi belajar peserta didik kurang memuaskan. Penalaran eksplorasi, kreativitas, dan kemandirian sangat diperlukan untuk mencapai kualitas yang unggul.

(39)

yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah peserta didik kurang teliti dalam mengerjakan soal, kurang disiplin, dan kurangnya kerapian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik.

Compassion adalah aspek psikomotor yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai rasa bagi sesama (Subagya, 2010). Berkaitan dengan compassion, peserta didik kurang berminat untuk mengambil bagian ketika bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok, peserta didik kurang peduli dalam menolong teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, dan peserta didik kurang peduli dalam memelihara lingkungan sekitarnya. Tujuan pada aspek ini mengajak peserta didik menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai, sehingga membentuk peserta didik menjadi pemimpin pelayanan.

a. Langkah-Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif

Berikut ini adalah dinamika model pembelajaran PPR menurut Subagyo (2010:65).

KONTEKS

EVALUASI PENGALAMAN

AKSI REFLEKSI

(40)

Berdasarkan gambar 2.1 penjelasan langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah sebagai berikut:

1) Konteks

Konteks untuk menumbuhkembangkan nilai kemanusiaan yang disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi pelajaran. Guru sebagai fasilitator melakukan penyesuaian antara materi dan metode pembelajaran di dalam kelas. Guru juga perlu memyemangati mereka agar memliki nilai seperti persaudaraan, solidaritas, tanggungjawab dan sosial budaya.

2) Pengalaman

(41)

3) Refleksi

Refleksi adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalankan. Istilah refleksi dipakai dalam arti menyimak kembali bahan studi tertentu, pengalaman, ide, atau reaksi spontan supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Jadi refleksi adalah suatu proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi. Melalui refleksi siswa meyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa dapat membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung.

4) Aksi

Melalui pengalaman dan refleksi siswa diajak untuk mendalami nilai dan mencari makna hidup dengan sebuah aksi. Aksi merupakan sikap atau perbuatan secara langsung yang ingin dilakukan siswa dengan keyakinannya sendiri. Kegiatan aksi dipakai untuk menunjuk pertumbuhan batin seseorang berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Dengan membangun niat dan sikap atas keyakinannya sendiri siswa membentuk pribadinya dan nilai-nilai yang direfleksikannya. 5) Evaluasi

(42)

evaluasi atas perkembangan kepribadian siswa. Evaluasi pembelajaran sangat baik digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan mengetahui kekurangan tersebut maka guru dapat mengambil langkah untuk memperbaikinya.

b. Kekuatan dan Kelemahan PPR

Model Paradigma Pedagogi Reflektif juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Menurut Tim Redaksi Kanisius (2008:57) PPR memiliki tiga kelebihan yaitu (1) murah meriah, dapat diterapkan dalam semua bidang studi tanpa menambah sarana dan prasarana; (2) PPR dapat diterapkan pada semua kurikulum: KTSP, Kurikulum 2013, KBK, bahkan pada kurikulum mana pun; (3) cepat kelihatan hasilnya, terlihat jelas siswa akrab satu sama lain, solider, dan saling menghargai. Secara ringkas kelebihan-kelebihan merapkan PPR di sekolah adalah tidak menghambat kurikulum baru, mengajarkan dan melatih nilai-nilai kemanusiaan, dan menjadikan sekolah lebih unggul.

(43)

tidak memilih milih siswa dalam pendampingan di dalam kelas, dan (2) pendidik tidak mudah menjalankan metode PPR karena butuh dukungan penuh dari jajaran sekolah.

Melalui uraian tersebut, Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dan dapat digunakan untuk pijakan hidup. Tujuan dari PPR dibagi menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi siswa. Bagi pendidik diharapkan guru semakin dapat memahami dan mendampingi perkembangan peserta didik selama proses belajar mengajar. Bagi siswa diharapkan menjadi manusia secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan, dan religius. Pelaksanaan model pembelajaran PPR pun memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan PPR adalah dapat diterapkan di semua kurikulum dengan menerapkan semangat berbadi dalam proses pembelajaran. Kelemahan PPR adalah kesulitan dalam memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap siswa. c. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

(44)

membentuk pribadi, dengan memberi siswa pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan dan merefleksikan pengalaman tersebut (Tim Redaksi Kanisius, 2008:60). Menurut Tim PPR Kanisius (2010:24), tujuan PPR merupakan pembentukan pribadi manusia secara penuh dan lebih mendalam. Proses pembentukan yang menuntut keunggulan untuk mencapai bakat dan kemampuannya. Pembentukan karakter pribadi diharapkan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya akan berkomitmen memperjuangkan kehidupan bersama berdasarkan nilai kemanusiaan. PPR menekankan refleksi sebagai unsur pokok yang harus ada di dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

(45)

kognitifnya saja, tetapi juga perilaku dan psikomotoriknya juga berkembang secara baik.

- Kurikulum 2013

.2 Pengertian Kurikulum 2013

Pemerintah melalui kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengganti kurikulum baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2006 yang diberi nama kurikulum 2013. Muzamiroh (2013) berpendapat bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006. Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang berbasis saintifik dengan lima langkah pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran dalam kurikulum sebelumnya menggunakan tiga langkah. Dalam kurikulum sebelumnya, (KTSP), ada tiga langkah dalam metode pembelajarannya, yaitu elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi. Sedangkan dalam Kurikulum 2013 ada lima langkah, yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.

(46)

adalah pengintegrasian kurikulum yang ahsilnya disebut sebagai kurikulum terpadu. Mneurut Frazee dan Rudnitski (1995), kurikulum terpadu (integrated curriculum) pada dasarnya mengintegrasikan sejumlah disiplin (mata pelajaran) melalui keterkaitan di antara tujuan, isi, ketrampilan, dan sikap. Tujuan dari kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 mencakup beberapa ranah sebagai berikut :

1) Ranah sikap : agar peserta didik tahu secara langsung mengapa hal tersebut bisa terjadi.

2) Ranah keterampilan : agar peserta didik tahu bagaimana melakukan melalui tindakan, bukan hanya sekedar teori.

3) Ranah pengetahuan : agar peserta didik tahu apa yang akan dipelajari lebih luas dan lebih lanjut.

4) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(47)

kreatif, berwawasan luas, mampu mengaplikasikan materi dengan kehidupan sehari-hari, dan memotivasi siswa.

.3 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, tidak terlepas dari perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. Hal ini menutut perlunya perbaikan sistem pendidikan yaitu penyempurnaan kurikulum. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan pada kurikulum memiliki tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan kurikulum sebelumnya supaya sesuai dengan perkembangan global.

Elemen perubahan kurikulum 2013 menurut Abdul Madjid (2014:35) meliputi: 1) standar kompetensi lulusan; 2) standar proses; 3) standar isi; dan 4) standar penilain. Adapun penjelasan lebih terperinci berupa tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen Deskripsi

SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.

(48)

Elemen Deskripsi SD Mata Pelajaran

(isi)

mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan alam, sosial, dan budaya.

b. Pembelajaran dlaksanakan dengan pendekatan sains.

c. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6.

d. Jumlah jam bertaambah 4 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran.

Proses

Pembelajaran

Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

Tematik dan terpadu.

(49)

Elemen Deskripsi SD

Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan), yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).

Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.

Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

Ekstrakurikuler

a. Pramuka (wajib) b. UKS

c. PMR

d. Bahasa Inggris Sumber: Pembelajaran Tematik Terpadu

(50)

Tabel 2.2 Dampak Pengembangan Kurikulum 2013

1. Lebih bergairah dalam mengajar 2. Lebih mudah dalam memenuhi

ketentuan 24jam per minggu 3. Manajemen

2. Meningkatkan daya saing

3. Berkembangnya peradaban bangsa

(51)

Berdasarkan pemaparan tentang pengembangan kurikulum yaitu kurikulum 2013 dapat dijelaskan bahwa sesungguhnya kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Berikut tabel yang menjelaskan hal tersebut:

Tabel 2.3 Penyempurnaan Perumusan Kurikulum No. KBK 2004/KTSP 2006 Kurikulum 2013 1. Standar Kompetensi

Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisah antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk ketrampilan, dan

pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkonstribusi terhadap dari kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata

(52)

pelajaran terpisah Sumber: Kemendikbud, 2013

Dari penjelasan tabel-tabel di atas menunjukkan bahwa kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum KBK (2004) dan KTSP (2006). Penyempurnaan kurikulum 2013 mempunyai beberapa perbedaan dengan kurikulum KBK (2004) dan KTSP (2006). Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013 berdasarkan pada kebutuhan siswa, sedang kurikulum KBK dan KTSP diturunkan dari Standar Isi. Selain itu, perbedaan yang tedapat pada Kurikulum 2013 yaitu mata pelajaran terintregrasi dengan mata pelajaran lainnya, sedangkan KBK dan KTSP mata pelajaran masih terpisah- pisah.

.4 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013

(53)

pendidikan nasional; (5) kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan; (6) guru berperan sebagai fasilitator.

Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan. Menurut Kurniasih dan Sani (2014:40) kekurangan tersebut yaitu: (1) guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas; (2) banyak guru belum siap dengan Kurikulum 2013; (3) kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik; (4) kurangnya ketrampilan guru untuk merancang RPP; (5) guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik; (6) terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik.

(54)

- Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman berharga pada siswa (Depdiknas, 2006:5). Trianto (2009:84) juga mengutarakan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Pada hakekatnya pembelajaran tematik merupakan bagian dari pembelajaran terpadu.

Selanjutnya, Mulyasa (2013:170) berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan menyuguhkan proses pembelajaran berdasarkan tema untuk dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran menggunakan tema untuk mengaitkan materi beberapa mata pelajaran. Tema sendiri adalah pokok pikiran atau gagasan yang menjadi pokok pembicaraan.

b. Landasan Pembelajaran Tematik

(55)

psikologis, dan landasan yuridis. Landasan filosofis ini dipengaruhi oleh 3 aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme menekankan proses pembelajaran pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana alamiah, dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran konstruktivisme menekankan pada pengalaman langsung dalam proses pembelajaran. Aliran humanisme memandang peserta didik dari keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

(56)

dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b).

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Adapun karakteristik dari pembelajaran tematik menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2006:4) adalah (1) berpusat pada peserta didik dan guru menjadi fasilitator; (2) memberikan pengalaman langsung dan nyata sebagai dasar pemahaman hal-hal abstrak; (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; (5) bersifat fleksibel.

(57)

d. Kelebihan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Menurut Trianto (2009:88-89) pembelajaran tematik memiliki kelebihan, yaitu (1) waktu yang tersedia banyak, sehingga materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran; (2) hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami.; (3) pendidik dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan belajar keberbagai aspek kehidupan; (4) pendidikan bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang; (5) peserta didik bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, dari pada hasil belajar.

Selain memiliki kelebihan, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan. Menurut Trianto (2009:90-91), keterbatasan dari pembelajaran tematik dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan oleh guru. Guru harus melakukan penilaian secara menyeluruh, sehingga guru dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi berasal dari guru yang berbeda. Keterbatasan dari pembelajaran tematik lainnya adalah guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mencari informasi dari berbagai hal. Jika tidak memiliki wawasan yang luas maka pembelajaran tematik sulit terwujud.

(58)

tema untuk mengaitkan berberapa mata pelajaran. Pembelajaran tematik diharapkan dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Pada pembelajaran tematik guru dituntut untuk memiliki wawasan yang luas dan mencari banyak informasi dari berbagai hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Pembelajaran tematik memiliki kelebihan, yaitu waktu yang tersedia banyak dan tidak dibatasi, pembelajaran dapat diajarkan secara logis dan alami. Keterbatasan pembelajaran tematik adalah guru harus melakukan penilaian secara menyeluruh, sehingga guru dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain apabila materi berasal dari guru lain, selain itu guru harus memiliki wawasan yang luas.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan tentang penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik sudah pernah dilakukan oleh banyak pihak. Peneliti menuliskan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat menunjang dalam penelitian ini. Ketiga penelitian tersebut yaitu penelitian milik Aspraningrum, Emawati, dan Johan.

(59)

menggunakan model pembelajaran tematik berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas, dengan mengambil sampel siswa kelas IIA SD Kanisius Demangan Baru. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek 3C peserta didik kelas 2A SD Kanisius Demangan Baru mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran.

(60)

relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini meneliti tentang prestasi belajaar siswa dengan menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Johan (2011) dengan judul penelitian mengenai “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan 3C (Competence, Conscience, dan Compassion) Peserta Didik Kelas III”. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran tematik berpola PPR. Berdasarkan hasil penelitan diketahui bahwa competence, conscience, dan compassion peserta didik mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran tematik. Pada pra penelitian skor competence peserta didik pada mata pelajaran Matermatika sebesar 78,97 sedangkan pada akhir siklus I sebesar 79,35 dan pada siklus II menjadi 90,9. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada pra penelitian sebesar 76,03 pada siklus I yaitu 81,3 dan pada siklus II sebesar 98. Conscience, dan compassion pun mengalami peningkatan yaitu pada akhir siklus I skor conscience sebesar 78,7 dan pada akhir siklus I sebesar 75,7 dan pada akhir siklus II menjadi 90. Hal ini membuktikan bahwa dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran temati dapat meningkatkan 3C (competence, conscience, dan compassion) sehingga dapat peningkatkan prestasi belajar siswa.

(61)

Paradigma Pedagogi Reflektif yang dapat meningkatkan 3C sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Literatur map dari penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Pendekatan Paradigma dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan

Competence,

Pedagogi Reflektif Pada Siswa kelas V

Tematik untuk Meningkatkan 3C Conscience, dan

Compassion (3C)

Competence, Conscience, dan

Peserta Didik Kelas II Compassion Peserta

Aspraningrum (2011) Emawati (2012) Didik Kelas III Johan (2011)

Perbedaan Prestasi Belajar Siswa atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

(PPR) dalam Tema Berbagai Pekerjaan Kelas IV Sekolah Dasar

(62)

Gambar 2.2 menjelaskan tentang penelitian penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik dan prestasi belajar siswa. Hasil dari ketiga penelitian menunjukkan keberhasilan penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.

Selain persamaan dalam penerapan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terdapat perbedaan yang membedakan ketiga penelitian yang dilakukan peneliti lain dengan penelitian peneliti. Ketiga penelitian tersebut mengggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK), sedangkan peneliti menggunakan metode eksperimental. Berdasarkan keberhasilan penggunaan pendekatan PPR peneliti kemudian ingin melakukan penelitian menggunakan penerapan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

(63)

siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Melalui dinamika pola pikir dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan mendapat informasi karena diberi tahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendiri (bukan karena patuh kepada). Melalui aksi siswa berbuat dari kemauannya sendiri.

Pengalaman yang diberikan dalam model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pengalaman persaudaraan yang disampaikan berdasarkan kerja sama kelompok. Tujuannya menumbuhkembangkan persaudaraan, solaidaritas antarteman dan saling menghargai yang merupakan aspek-aspek kekristianian/kemanusiaan. Langkah tersebut dipilih karena PPR berdasarkan kerjasama kelompok lebih mudah dipahami guru-guru, lebih mudah dilaksanakan dan lebih cepat tampak hasilnya. Pengembangan pelaksanaan PPR terletak pada dasar dan tujuannya. Landasannya antara lain adalah materi pembelajaran yang tujuannya adalah kekristianian/kemanusiaan yang lebih luas dari pada sekedar persaudaraan.

(64)

ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan sesama dan lingkungan, sehingga peserta didik memiliki motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang dialaminya dan pada akhirya peserta didik mampu mengembangkan prestasi belajar.

Diagram dari uraian tersebut adalah sebagai berikut : Kelas

Kontrol Eksperimen

Tidak diberi penerapan PPR

Diberi penerapan PPR

Hasil Prestasi Belajar : 1. Hasil kurang

memuaskan 2. Siswa kurang

aktif

3. Siswa kurang bekerjasama dalam kelompok

Hasil Prestasi Belajar 1. Prestasi belajar lebih

meningkat

2. Siswa menjadi aktif 3. Siswa mampu

bekerjasama

Gambar 2.3. Diagram Kerangka Berpikir

(65)

penerapan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan uji signifikan pada prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam tema “Berbagai Pekerjaan”

Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rata-rata skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen (Ho: µ1 = µ2).

(66)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, jadwal pengambilan data, variabel, populasi dan sampel, insrtumen penelitian, uji validitas reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu quasi experimental. Quasi experimental merupakan percobaan atau eksperimen yang memiliki perlakuan dan pengukuran namun tidak menggunakan penempatan secara acak. Pemilihan jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Penelitian dilakukan secara berkelompok dan individu antara kelas kontrol dan eksperimen. Kelompok pada penelitian ini tidak memungkinkan dilakukan pemilihan secara acak (random). Menurut Widi (2010:76) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan perlakuan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Desain penelitian yang akan diterapkan adalah dengan menggunakan nonequivalent pretest-posttest control-group design. Nonequivalent pretest-posttest control-group design merupakan desain eksperimen yang memiliki dua kelompok, di mana kelompok pertama mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok kedua

(67)

merupakan pengendali (control). Untuk melihat perbedaan menggunakan perbandingan hasil observasi pada kelompok pertama dengan hasil observasi pada kelompok kedua.

Creswell (2012: 242), mengungkapkan bahwa nonequivalent pretest- posttest control-group design merupakan desain penelitian yang membandingkan dua kelompok, masing-masing kelompok tersebut sama- sama diberikan pretest dan posttest. Desain penelitian Nonequivalent Control Group Design dipilih bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen setelah diberikan pretest dan posttest. Desain penelitian nonequivalent control-group design digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2 O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014: 116) Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol

(68)

O1 dan O3 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal pretest untuk melihat kemampuan awal siswa. O2 dan O4 kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi soal posttest untuk melihat kemampuan akhir siswa. Pemberian posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, hanya saja sebelum diberikan posttest kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dari kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua kelas yang akan diteliti yaitu kelas eksperimen dan kelas control. Kelas eksperimen diambil dari kelas IVA dan kelas control dari kelas IVB. Masing-masing kelas akan diberi treatment yang berbeda-beda. Pretest akan dikerjakan masing–masing kelas untuk melihat kemampuan awal siswa, yang diberikan sebelum treatment.

Tahap penelitian ini kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan menggunakan menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Kelas control tidak diberi treatment apapun tetapi tetap melakukan pembelajaran seperti biasa dengan metode lain. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama seperti waktu pretest untuk mengetahui perbedaan dari pembelajaran dengan mengerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

(69)

pengambilan data disesuaikan dengan jadwal pelajaran sekolah. Pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan secara bergantian. Hal ini dikarenakan sistem mengajarnya satu hari penuh karena sudah menggunakan kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013.

Pengambilan data dilakukan pada hari Senin, 13 Oktober 2014 sampai dengan Selasa, 4 November 2014. Pertemuan pertama pada tanggal 13 Oktober 2014 selama 1 jam pelajaran digunakan untuk pretest secara bersamaan pada kelas eksperimen dan kontrol. Pertemuan II-IV, peneliti mulai mengajar menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran ceramah untuk kelas kontrol. Minggu pertama peneliti mengajar pada kelas kontrol dan minggu kedua peneliti mengajar pada kelas eksperimen. Waktu pengambilan data dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

(70)

T

(71)

kelompok waktu pertemuan adalah 5 kali pertemuan atau 22 jam pelajaran, 18 jam pelajaran untuk penelitian dan 4 jam pelajaran untuk pretest dan posttest. Setiap pertemuan terdiri dari 6 jam pelajaran atau selama 210 menit, 1 jam pelajaran selama 35 menit.

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 yang terbagi dalam beberapa tema. Dalam penelitian ini tema yang digunakan adalah tema 4 (Berbagai Pekerjaan) terbagi dalam enam subtema. Subtem tersebut terbagi dalam enam pembelajaran. Materi pembelajaran yang diambil adalah subtema 3 “Pekerjaan Orang Tuaku”. Materi kelas eksperimen yaitu pembelajaran 2, 3, dan 4. Materi untuk kelas kontrol juga sama dengan kelas eksperimen yaitu pembelajaran 2, 3, dan 4. Soal untuk pretest dan posttest dibuat sama untuk kelompok kontrol dan eksperimen, baik jumlahnya maupun bentuk soalnya.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD N Candirejo 1 Borobudur Magelang Jawa Tengah. Jumlah keseluruhan siswa kelas IV berjumlah 44 siswa, dengan pembagian 22 siswa kelas IVA dan 22 siswa kelas IVB. Nawawi (2004:4), mengemukakan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala atau peristiwa yang terjadi sebagai sumber.

Gambar

Gambar 2.1 Langkah-langkah Paradigma Pedagogi Reflektif
Tabel 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Tabel 2.2 Dampak Pengembangan Kurikulum 2013
Tabel 2.3 Penyempurnaan Perumusan Kurikulum
+7

Referensi

Dokumen terkait

compassion siswa kelas XB SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran Ekonomi, khususnya pada materi fungsi

Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sudah diperkenalkan dan diterapkan oleh Yayasan Kanisius hampir tiga tahun, tepatnya pada awal ajaran baru

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI UANG DAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION (3C) SISWA

Dengan melihat skor rata-rata posttest kedua kelompok dan hasil uji t-test sebesar 0,036 ≤ 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada penerapan perangkat pembelajaran matematika menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion peserta didik kelas I SD Kanisius Gayam melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan Padigma Pedagogi Reflektif PPR dan melihat keefektifan pembelajaran Paradigma Pedagogi